Skripsi
DISUSUN OLEH :
NIM. 01021232
2022
BIODATA PENULIS
Nim : 01021232
Telp : 08996654054
Riwayat Pendidikan
i
ABSTRAK
Nurul Fatma Nelly, 2023 “Uji Aktivitas Antioksidan Seduhan Teh Biji Buah
Alpukat Biasa (Persea americana Mill) Dengan Biji
Buah Alpukat Mentega (Persea americana Mill)
Menggunakan Metode DPPH”. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi
Universitas YPIB Majalengka, dengan Pembimbing
Utama : Bambang Karsidin, M.Si dan Pembimbing
Serta apt. Subagja, M.Si,.
Aktivitas antioksidan dan nilai IC50 dari seduhan teh biji alpukat biasa
(Persea americana Mill) dan teh biji alpukat mentega (Persea americana Mill)
menjadi fokus penelitian ini pada variasi seduhan 70 dan 100 derajat celcius
selama 3 menit yang menunjukan aktivitas antioksidan dan nilai IC50 yang
paling baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer
untuk mengamati absorbansi dari masing-masing larutan uji dan kemudian
ditentukan nilai IC50nya.
Kata Kunci : Teh, Biji buah alpukat (Persea americana Mill), Antioksidan, dan
DPPH
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nim : 01021232
Tanggal :
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
SWT atas rahmat serta ridha-nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
biasa (Persea americana Mill) dengan biji buah alpukat mentega (Persea
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih atas segala
1. Yth. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan do’a
cirebon
bonjol cirebon
iv
6. Bapak Bambang Karsidin, M.Si, selaku pembimbing utama yang telah
ini.
ini.
Semoga allah swt memberikan imbalan yang berlipat ganda atas segala do’a dan
bantuan yang telah diberikan dalam proses penyusunan skripsi ini, sehingga
Penulis pun menyadari dengan segala kerendahan hati, bahwa masih terdapat
kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ iv
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8
vii
DAFAR TABEL
tampak.............................................................................................. 38
Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill).................................................................................................. 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Serbuk dan Sediaan Teh Biji Buah
Tabel 4.3 Hasil Uji pH Teh Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill)....... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Kadar Air Serbuk Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill)............................................................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Absorbansi, % Inhibisi, Nilai IC50 Teh Biji Buah Alpukat
Tabel 4.7 Hasil Absorbansi, % Inhibisi, Nilai IC50 Teh Biji Buah Alpukat
Tabel 4.8 Hasil Absorbansi, % Inhibisi, Nilai IC50 Teh Biji Buah
Tabel 4.9 Hasil Absorbansi, % Inhibisi, Nilai IC50 Teh Biji Buah
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi (ppm) dan % Inhibiasi
Gambar 4.2 Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi (ppm) dan % Inhibiasi
Gambar 4.3 Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi (ppm) dan % Inhibiasi
Gambar 4.3 Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi (ppm) dan % Inhibiasi
Gambar 4.4 Kurva Regresi Linier antara Konsentrasi (ppm) dan % Inhibiasi
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 Pengujian....................................................................................... 98
xi
BAB I
PENDAHULUAN
individu yang peduli dengan kesehatan dan gaya hidup mereka. Beberapa
bebas memiliki waktu paruh yang sangat pendek dan sangat reaktif.
ke dalam tubuh, menyerang sel sehat, dan sel tersebut dapat kehilangan
1
2
radikal bebas. Antioksidan alami dan antioksidan sintetik adalah dua jenis
2010).
dari bahan alam tersebut adalah teh. Jenis minuman non-alkohol bernama
teh terbuat dari daun teh yang melalui proses pengolahan tertentu.
kardiovaskuler (Surti, 2005). Teh tidak hanya dibuat dari daun teh, tetapi
juga dapat dibuat dari simplisia lain, seperti biji alpukat, pada produk teh
masa kini.
Malangngi et al., 2012) untuk mengobati diabetes, sariawan, dan sakit gigi
3
menunjukkan bahwa ekstrak daun dan biji alpukat memiliki sifat antivirus
pada biji dan kulit buah alpukat (Rodrguez-Carpena et al., 2011). Polifenol
al., 2012). Varietas biji bulat merah (alpukat biasa) dan varietas biji
analisis metabolit sekunder dan uji toksisitas yang dilakukan pada biji
alpukat mentega segar dan kering dari varietas hijau panjang. Alpukat
biasa dikenal juga dengan varietas merah bulat, memiliki ciri fisik sebagai
berikut: buah berukuran sedang dengan kasar dan mudah rusak, berwarna
merah saat matang, daging buah berserat, dan biji besar. Alpukat mentega
yang juga dikenal dengan varietas hijau panjang memiliki ciri fisik sebagai
berikut: biji besar, kulit halus, daging kuning mentega tebal, dan warna
Agar pokok masalah yang dibahas tidak terlalu luas, maka permasalahan
dan teh hijau dengan suhu 1000C dan 700C selama 3 menit.
sebagai berikut:
Mill)
alpukat biasa (Persea americana Mill) dengan teh biji alpukat mentega
3) Menentukan berapakah nilai IC50 pada seduhan teh biji alpukat biasa
americana Mill) ?
seduhan teh biji alpukat biasa (Persea americana Mill) dengan teh biji
americana Mill) ?
3) Berapakah nilai IC50 pada seduhan teh biji alpukat biasa (Persea
Mill) ?
Adapun tujuan yang dapat diambil dalam penelitian kali ini adalah sebagai
berikut :
antioksidan dari seduhan teh biji alpukat biasa (Persea americana Mill)
alpukat biasa (Persea americana Mill) dengan teh biji alpukat mentega
3) Untuk mengetahui berapakah nilai IC50 pada seduhan teh biji alpukat
biasa (Persea americana Mill) dengan teh biji alpukat mentega (Persea
americana Mill)
Manfaat dari penelitian yang telah dilakukan akan diuraikan sebagai berikut :
alpukat (Persea americana Mill) yang dapat dibuat menjadi teh dan
7
bebas.
Adapun waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1. Berikut ini :
PENYUSUNA
N PROPOSAL √
8
SEMINAR
PROPOSAL √
PENELITIAN √
PENYUSUNA
N SKRIPSI √
SIDANG
SKRIPSI √
1.8. Hipotesa
alpukat biasa (Persea americana Mill) dengan seduhan teh biji alpukat
biasa (Persea americana Mill) dengan seduhan teh biji alpukat mentega
9
10
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
resmi, sejak tahun 1920 hingga 1930, Indonesia meneliti dua puluh
Indonesia, 2006).
sifat ekologisnya:
atas permukaan laut. Buah dan daun ras ini berbau seperti adas.
dengan batang pendek dan kulit tipis halus. Rongga buah diisi
gram, dan kulitnya yang tebal, keras, mudah rusak, dan kasar
dua belas bulan setelah berbunga. Kulit biji melekat pada biji
Tengah dan Selatan pada ketinggian kurang dari 800 meter di atas
permukaan laut. Daun dari varietas ini tidak berbau seperti adas
bertangkai pendek, dan kulitnya licin tetapi agak keras dan tebal.
terbaik.
12
berserat, dan biji besar. Alpukat mentega yang juga dikenal dengan
varietas hijau panjang memiliki ciri fisik sebagai berikut: buah besar
dengan kulit halus, daging kuning mentega tebal saat matang, dan
okulasi. Akar tunggang dan akar rambut adalah dua jenis akar yang
antara dua mekar pada waktu yang berbeda. Menurut Hasti Mustopa
bagian tanaman yang digunakan, umur atau bagian panen, waktu panen,
2) Penyortiran basah
3) Pencucian Bahan
4) Pencacahan
5) Pengeringan
menjadi busuk atau rusak sehingga simplisia tidak mudah rusak dan
6) Penyortiran kering
bahan yang sudah dibersihkan dari kotoran hewan atau yang sudah rusak
2.3 Ekstraksi
1) Air
2) Ethanol
3) Eter
Sebagian besar zat simplisia tidak larut dalam cairan ini, tetapi
1) Metode Dingin
a. Maserasi
b. Perkolasi
2) Cara Panas
a. refluks
17
b. Soxhlet
c. Digesti
d. Infus
e. Dekok
f. Distilasi Uap
untuk berbagai penyakit. Teh pertama kali disajikan sebagai makanan penting
sosial pada tahun 589, pada awal dinasti Sui. Tanaman teh berasal dari
Assam, Burma, Cina, dan Chikiang, Cina, di sebelah timur. Geirgia dan
Pada tahun 1684, Dr. Andreas Cleyer membawa bibit tanaman teh ke
Indonesia untuk dijadikan tanaman hias. Ini menandai awal kemunculan teh
di sana. Kemudian, pada tahun 1694, disebutkan bahwa perdu teh muda dari
Cina tumbuh di Jakarta. Bibit teh dari Cina mulai ditanam di pulau Jawa
Indonesia pada tahun 1728. Pada tahun 1877, R.E. Kerk Hoven menanam teh
assam di kebun Gambang di Jawa Barat yang terletak di Sri Lanka (Ceylon).
Sejak itu, teh asam secara bertahap menggantikan teh Cina. 2009 (Siregar)
Setelah air putih, teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi
dan diduga memiliki banyak manfaat. Ada dua jenis teh: teh herbal dan teh
non-herbal. Teh yang dibuat tanpa herba berasal dari tanaman Camelia
yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh oolong. Menurut Wahyuningsih & Febriana
(2011), teh herbal biasanya dibuat dari akar, batang bunga, daun, biji, dan
19
kulit buah tanaman obat. Komponen-komponen ini mudah disiapkan dan larut
berbasis pengolahan:
1) Teh Hitam (Black Tea) adalah jenis teh yang melalui proses
yang sangat gelap dan aroma yang paling kuat. Jenis teh yang
seperti teh hijau saat diseduh, namun warna dan aromanya kurang
3) Teh Hijau (Green Tea) Berbeda dengan teh putih yang mengalami
4) Teh putih terbuat dari daun teh terbaru yang masih ditumbuhi bulu-
kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan
7 menit, 60 0C.
teh herbal memiliki khasiat yang berbeda. Tumbuhan herbal atau obat
sejumlah komponen yang disebut infus. Daun kering, biji, kayu, buah,
Nama yang lebih umum untuk teh herbal adalah tisane, dan
merupakan campuran herbal yang terbuat dari daun, biji, dan akar
buah-buahan, dan bunga. Karena teh herbal tidak berasal dari tanaman
kamelia sinensis yang digunakan untuk membuat teh, maka teh herbal
1) Pengamatan Organoleptis
rasa, bau, aroma, dan tekstur (Depkes RI, 2000). Jenis penelitian
2) Uji pH
pedoman SNI dan telah ditetapkan kadar air (%) sebagai syarat
mutu teh, kantong teh memiliki norma kadar air paling tinggi 10%.
protein, lemak, dan asam nukleat (Winarsi, 2007). Reaksi ini terjadi
tubuh.
disamakan dengan oksidan karena memiliki sifat yang serupa dan dapat
bebas dan antioksidan, atau stres oksidatif, terjadi ketika kadar radikal
2.6 Antioksidan
arti kimia. Dari sudut pandang biologis, antioksidan adalah zat yang
(Moussa, 2008).
kerjanya:
1) Antioksidan primer
2) Antioksidan sekunder
3) Antioksidan Tersier
akan berubah warna dari ungu tua menjadi kuning cerah, dan
IC50 suatu zat kurang dari 200 ppm, zat tersebut memiliki sifat
bebas sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 10 g/mL, kuat jika
28
nilai IC50 antara 10 dan 50 μg/mL, sedang jika nilai IC50 antara 50
dan 100 μg/mL, lemah jika nilai IC50 antara 100 dan 250 μg/mL.
bebas yang stabil dari gugus nitrit oksida adalah DPPH. Menurut
2001.
et al., 2008).
kecil.
dihitung.
persen.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Populasi
1) Sampel
2) Pengambilan sampel
1) Variabel Penelitian
31
32
dari mereka.
a. Variabel independen
bebas penelitian.
b. Variabel dependen
dependen penelitian.
c. Variabel kontrol
(asam askorbat).
2) Operasional Variabel
X1a
X1b
X2a Y
X2b
K+
Keterangan:
Celcius.
mengumpulkan data.
35
tabung reaksi, rak tabung reaksi, paket stick pH, pisau, timbangan
NaOH 10%, serbuk Mg, amil alcohol, Hcl, H 2SO4 pekat, serbuk
Cirebon.
tentang teh yaitu 2,4 gram sampel dalam 140 ml air atau aquadest.
antioksidannya.
1) Pemeriksaan Flavonoid
2) Evaluasi Tanin
2) Uji Organoleptik
2) Ukur pH
diperoleh harus bersifat asam (pH 6-7) dari uji pH yang dilakukan
hasil kadar air muncul, hasil yang diperoleh dicatat. Menurut SNI
4342-2014, mutu teh celup harus memiliki kadar air minimal 10%
sesuai standar.
masing 0,2 mlr, 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8 mlr, dan 10 ml dengan
40
(Molyneux, 2004).
(Molyneux, 2004).
larutan sampel:
Microsof excel.
Concentration) yaitu :
sudah diperoleh.
a) Data Primer
e. Nilai IC50
44
b) Data Skunder
Spektrofotometri UV-Vis.
dikumpulkan.
menggunakan rumus.
45
analisis ini.
dan Seduhan Teh Biji Buah Alpukat serta dievaluasi secara terpisah.
tinggi.
BAB IV
nilai IC50 dari biji alpukat biasa (Persea Americana Mill) dan biji alpukat
mentega (Persea Americana Mill) pada variasi seduhan 70 dan 100 derajat
celcius yang menunjukan aktivitas antioksidan dan nilai IC50 yang paling
46
47
biasa dan mentega, ditiriskan, dan dicuci dengan air mengalir. Irisan
sebagai berikut:
100 %
2000−190
susut pengeringan biji Alpukat Biasa= x100 % = 90,5 %
2000
2000−190
susut pengeringan biji Alpukat Mentega= x100%=90,5%
2000
meliputi:
americana Mill)
amil alkohol.
Terbentuk
kehitaman
amil alkohol.
Terbentuk
kehitaman
49
4.1.5 Hasil Evaluasi Mutu Teh Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill)
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Serbuk dan Sediaan Teh Biji
Sediaan
biasa.
Rasa Sepat
mentega.
Rasa Sepat
biasa.
Rasa Sepat.
50
Tekstur Cair.
mentega.
Rasa Sepat.
Tekstur Cair.
Tabel 4.3 Hasil Uji pH Teh Biji Buah Alpukat (Persea americana
Mill)
No Bahan Hasil
Tabel 4.4 Hasil Uji Kadar air Serbuk Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill)
No Bahan Hasil
51
4.1.6 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Seduhan Teh Biji Buah Alpukat
IC50 antara 50 dan 100 ppm. Aktivitas antioksidan sedang ketika nilai
IC50 antara 101 dan 150 ppm. Aktivitas antioksidan rendah ketika
nilai IC50 antara 151 dan 200 ppm. Data aktivitas antioksidan asam
askorbat pada 70 dan 100 derajat Celcius untuk teh biji alpukat biasa
dan pada 70 dan 100 derajat Celcius untuk teh biji alpukat mentega
Vitamin C
80
70
f(x) = 7.0875 x + 0.662999999999997
60 R² = 0.999580812143626
% Inhibisi
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Konsentrasi (ppm)
Alpukat Biasa 70 ⁰C
40
35 f(x) = 0.26919 x + 10.0574
30 R² = 0.898709803777814
% Inhibisi
25
20
15
10
5
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Konsentrasi (ppm)
teh biji buah alpukat biasa suhu 70⁰ yang didapat yaitu 0,9001 dan
30
20
10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Konsentrasi (ppm)
teh biji buah alpukat biasa suhu 100⁰C yang didapat yaitu 0,9732
Alpukat Mentega 70 ⁰C
30
25 f(x) = 0.266555 x + 1.6657
R² = 0.983504536285146
20
% Inhibisi
15
10
5
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Konsentrasi (ppm)
teh biji buah alpukat mentega suhu 70⁰C yang didapat yaitu 0,9835
56
25
20
15
10
5
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Konsentrasi (ppm)
57
teh biji buah alpukat mentega suhu 100⁰C yang didapat yaitu 0,9473
4.2 Pembahasan
seduhan teh dari biji alpukat biasa (Percea americana Mill) dan biji alpukat
dan nilai IC50 seduhan teh biji alpukat mentega (Persea americana Mill) dan
seduhan teh biji alpukat biasa (Persea americana Mill) pada variasi seduhan
70 dan 100 derajat Celcius selama tiga menit. . Seduhan teh biji alpukat
penelitian adalah tanaman biji alpukat marga Persea, dengan varietas merah
Biji buah alpukat yang digunakan adalah biji buah alpukat yang
masih segar yang berwarna coklat yang diperoleh dari kelurahan Kalitanjung
terdapat pada biji tersebut. Biji buah alpukat yang telah dibersihkan dirajang
lama dan tahan terhadap kerusakan. Selain itu, tujuan pengeringan adalah
serbuk simplisia memiliki luas permukaan yang kontak dengan pelarut lebih
besar, maka serbuk yang lebih halus akan lebih mudah diekstraksi karena
pelarut akan lebih mudah memecah dinding sel dan hasil ekstraksi akan
140 mililiter air sesuai dengan SNI 3836-2013 untuk teh. Setiap sampel
mengandung 2,4 gram bubuk teh yang diseduh selama tiga menit dengan
suhu berkisar antara 70 hingga 100 derajat Celcius sebelum disaring melalui
sekunder yang terdapat pada setiap sampel teh biji alpukat. Hal ini sesuai
varietas merah bulat dan biji alpukat mentega varietas hijau panjang
2012). Dalam analisis tanin dan flavonoid, teh biji alpukat biasa memiliki
konsentrasi tanin dan flavonoid yang lebih tinggi daripada teh biji alpukat
mentega. Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Liberty P.
penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 oleh Hani Asmorowati et al.
Uji organoleptis serbuk dan sediaan teh biji buah alpukat dilakukan
terhadap warna, bau, rasa dan tekstur. Warna yang dihasilkan pada serbuk
alpukat biasa yaitu coklat tua dan warna coklat muda pada serbuk alpukat
mentega dan bau yang dihasilkan yaitu bau khas dari masing-masing sampel
dengan rasa yang sama-sama sepat dan teksturnya berupa serbuk halus.
Sedangkan, warna yang dihasilkan pada sediaan tehnya yaitu warna orange
tua pada alpukat biasa dan orange muda pada alpukat mentega, bau dan rasa
yang dihasilkan juga sama pada sediaan serbuk dengan tekstur cair.
Uji pH sediaan teh biji buah alpukat dari masing-masing sampel dan
sediaan teh yaitu harus asam (pH 6-7) karena dapat mempengaruhi kualitas
rasa serbuk (SE & Lestari, 2016). Didapatkan hasil seduhan teh biji buah
alpukat biasa dan mentega pada suhu 70⁰C memiliki pH 6 dan seduhan teh
biji buah alpukat biasa dan mentega pada suhu 100⁰C memiliki pH 7. Hal
61
sediaan teh.
Uji kadar air serbuk biji buah alpukat dari masing-masing sampel
dilakukan untuk melihat kandungan air dari sampel dimana kadar air yang
berkembang biak sehingga terjadi perubahan pada sampel sediaan. Uji kadar
air pada teh maksimum sebesar 10%. Didapatkan hasil kadar air pada serbuk
biji buah alpukat biasa sebesar 8,76% dan kadar air pada.. serbuk biji buah
alpukat mentega sebesar 9,35%. Hal tersebut berarti bahwa kedua sampel
ini. Setelah penambahan teh biji alpukat mentega dan teh biji alpukat biasa
pada suhu seduh 70 dan 100 derajat, dilakukan uji absorbansi sisa DPPH.
etanol tanpa penambahan zat uji yaitu seduhan teh dari biji alpukat (Persea
62
DPPH.
semakin besar.
Perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning atau dari ungu
DPPH yang diperoleh. Angka yang dikenal sebagai nilai IC50 menunjukkan
Nilai antioksidan lebih tinggi ketika nilai IC50 lebih rendah. Persamaan
nm.
antioksidan vitamin C.
2008).
Sifat antioksidan teh biji alpukat biasa dan teh biji alpukat mentega
ppm, 80 ppm, dan 100 ppm. Masing-masing seri konsentrasi diambil 2 ml,
diinkubasi selama 30 menit di ruang gelap. Menurut Hartati (1996), hal ini
antara sampel yang akan diuji. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan
biji buah alpukat biasa pada suhu 70⁰C memiliki nilai IC50 sebesar 148,376
ppm sehingga dapat disimpulkan bahwa seduhan teh biji buah alpukat
biasa pada suhu 70⁰C memiliki aktivitas antioksidan yang sedang karena
(IC50 101-150 ppm), kemudian seduhan teh biji buah alpukat biasa pada
suhu 100⁰C memiliki nilai IC50 sebesar 94,756 ppm sehingga dapat
disimpulkan bahwa seduhan teh biji buah alpukat biasa pada suhu 100⁰C
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena (IC 50>50 ppm), sedangkan
pada seduhan teh biji buah alpukat mentega pada suhu 70⁰C memiliki nilai
IC50 sebesar 181,298 ppm sehingga dapat disimpulkan bahwa seduhan teh
biji buah alpukat mentega pada suhu 70⁰C memiliki aktivitas antioksidan
yang lemah karena (IC50 151-200 ppm) dan seduhan teh biji buah alpukat
mentega pada suhu 100⁰C memiliki nilai IC50 sebesar 145,588 ppm
sehingga dapat disimpulkan bahwa seduhan teh biji buah alpukat mentega
pada suhu 100⁰C memiliki aktivitas antioksidan yang sedang karena (IC 50
101-150 ppm).
Dari hasil yang didapatkan dapat kita lihat bahwa kedua sampel
teh biji buah alpukat biasa pada suhu 100⁰C dan aktivitas antioksidan
terendah yaitu pada seduhan teh biji buah alpukat mentega pada suhu
66
antioksidan flavonoid dan tanin, yang lebih banyak terdapat pada sampel
biji alpukat biasa. Dimana baik secara langsung maupun tidak langsung
senyawa flavonoid yang sangat kuat. Hal ini bisa jadi karena senyawa ini
al., 2000).
senyawa fenolik yang tumbuh seperti fenol, flavonoid, dan tanin. Proses
67
ekstraksi metabolit sekunder dalam suatu bahan dapat dipercepat saat suhu
dinaikkan. Karena jaringan tanaman dapat rusak oleh suhu tinggi, semakin
0⁰C sampai 100⁰C. Ibrahim dkk mengatakan bahwa laju ekstraksi juga
tahun 2015. Dengan bertambahnya waktu dan suhu ekstraksi, laju proses
akan meningkat. Penelitian Muhammad Fauzan dkk. dari tahun 2022 juga
karena memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat, artinya nilai IC50
terendah ditemukan pada 70⁰C. Selain itu, gugus hidroksil pada molekul
BAB V
5.1 Kesimpulan
americana Mill) dan biji alpukat biasa (Persea americana Mill) dengan
metode DPPH:
68
1) Seduhan biji alpukat mentega (Persea americana Mill) dan biji alpukat
biasa (Persea americana Mill) dalam teh dapat memberikan efek yang
2) Seduhan teh biji alpukat biasa pada suhu 100 derajat Celcius memiliki
kuat, sedangkan seduhan teh biji alpukat mentega pada suhu 70 derajat
3) Nilai IC50 dari seduhan teh biji alpukat biasa dan biji buah alpukat
mentega pada suhu 70⁰C dan 100⁰C secara berturut yaitu 148,376 ppm,
5.2 Saran
1) Sampel biji alpukat mentega dan sampel biji alpukat biasa harus diuji
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
100 µg 0 , 1 mg
Konsentrasi larutan induk/larutan stok adalah 100 ppm = =
mL mL
75
0 ,1 mg
x 100 mL=10 mg = 0,01 gram
mL
tanda batas).
Konsentrasi larutan seri yang dibuat adalah 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm
Konsentrasi 2 ppm
V1.C1 = V2.C2
10 mL .2 ppm 20 mL
V1 = = = 0,2 mL ( dipipet 0,2 mL larutan induk
100 ppm 100
Konsentrasi 4 ppm
V1.C1 = V2.C2
10 mL .4 ppm 40 mL
V1 = = = 0,4 mL ( dipipet 0,4 mL larutan induk
100 ppm 100
Konsentrasi 6 ppm
V1.C1 = V2.C2
76
10 mL .6 ppm 60 mL
V1 = = = 0,6 mL ( dipipet 0,6 mL larutan induk
100 ppm 100
Konsentrasi 8 ppm
V1.C1 = V2.C2
10 mL .8 ppm 80 mL
V1 = = = 0,8 mL ( dipipet 0,8 mL larutan induk
100 ppm 100
Konsentrasi 10 ppm
V1.C1 = V2.C2
LAMPIRAN 3
100 µg 0 , 1 mg
Konsentrasi larutan induk/larutan stok adalah 100 ppm = =
mL mL
0 ,1 mg
x 100 mL=10 mg = 0,01 gram
mL
etanol 70% kedalam labu takar 100 mL dan ditambahkan etanol 70%
LAMPIRAN 4
Perhitungan Pengenceran Larutan Sampel Teh Biji Buah Alpukat Biasa dan
Mentega
78
Seduhan teh dibuat dengan cara menimbang 2,4 gram dari masing-masing
2 , 4 gram 2.400 mg
= = 17. 142 ppm
140 mL 0 , 14 L
V1.C1 = V2.C2
Konsentrasi 20 ppm
V1.C1 = V2.C2
Konsentrasi 40 ppm
V1.C1 = V2.C2
Konsentrasi 60 ppm
V1.C1 = V2.C2
Konsentrasi 80 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1.C1 = V2.C2
LAMPIRAN 5
1. Vitamin C
0,182−0,156
2 ppm = X 100=14 , 29
0,182
0,182−0,118
4 ppm = X 100=29 , 67
0,182
0,182−0,103
6 ppm = X 100=43 , 41
0,182
0,182−0,078
8 ppm = X 100=57 ,14
0,182
0,182−0,052
10 ppm = X 100=71 , 43
0,182
IC 50 y = ax + b
50 = 7,0879x + 0,6593
50−0,6593
X=
7,0879 x
X = 6,961
0,860−0,725
20 ppm = X 100=15,697
0,860
0,860−0,708
40 ppm = X 100=17,674
0,860
81
0,860−0,610
60 ppm = X 100=29,069
0,860
0,860−0,565
80 ppm = X 100=34,302
0,860
0,860−0,565
100 ppm = X 100=34,302
0,860
IC 50 y = ax + b
50 = 0,2692x + 10,057
50−10,057
X=
0,2692
X = 148,376
0,840−0,640
20 ppm = X 100=23,809
0,840
0,840−0,611
40 ppm = X 100=27,261
0,840
0,840−0,510
60 ppm = X 100=39,285
0,840
0,840−0,457
80 ppm = X 100=45,595
0,840
0,840−412
100 ppm = X 100=50,952
0,840
IC 50 y = ax + b
50 = 0,3631x + 15,594
50−15,594
X=
0,3631
X = 94,756
82
0,846−0,792
20 ppm = X 100=6,382
0,846
0,846−0,745
40 ppm = X 100=11,938
0,846
0,846−0,685
60 ppm = X 100=19,030
0,846
0,846−0,644
80 ppm = X 100=23,877
0,846
0,846−0,617
100 ppm = X 100=27,068
0,846
IC 50 y = ax + b
50 = 0,2666x + 1,6657
50−1,6657
X=
0,2666
X = 181,298
0,841−0,711
20 ppm = X 100=15,457
0,841
0,841−0,658
40 ppm = X 100=21,759
0,841
0,841−0,597
60 ppm = X 100=29,013
0,841
0,841−0,548
80 ppm = X 100=34,839
0,841
0,841−0,543
100 ppm = X 100=35,434
0,841
IC 50 y = ax + b
83
50 = 0,2652x + 11,39
50−11, 39
X=
0,2652
X = 145,588
LAMPIRAN 6
1 Pengajuanjud
ul skripsi
2 Penelusuran
pustaka
3 Penyusunan
proposal
4 Seminar
proposal
84
5 Penelitian
6 Analisa dan
pengumpulan
data
7 Penyusunan
skripsi
8 Sidang
skripsi
LAMPIRAN 7
Proses Pembuatan Simplisia
Sortasi Kering
Pengeringan
LAMPIRAN 8
Skrining Fitokimia
LAMPIRAN 9
Pengujian
87
Waterbath Spektrofotometri