Anda di halaman 1dari 10

RESUME PEMBEKALAN PKPA PSPPA STFI BANDUNG

MANAJERIAL APOTEK KIMIA FARMA


Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Adapun manajerial di apotek yang meliputi :

1. Aspek Manajerial
a) Manajemen Inventory
Manajemen inventory yang meliputi:
 Perencanaan : Bertujuan agar tidak terjadi over stock atau under stock
dan perencanaan dilakukan berdasarkan pola penyakit, pola
konsumsi,budaya masyarakat, kemampuan masyarakat
 Pengadaan : Pengadaan di KF berdasarkan hierarki PBF dan
pengadaan di KF berdasarkan sistem rutin dan non rutin
 Penerimaan : Penerimaan berdasarkan kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan & harga yg tertera dalam surat
pesanan dgn kondisi fisik yg diterima
 Penyimpanan : Penyimpanan berdasarkan FIFO, FEFO, kategori
tertentu dll. Dan pencatatan pada kartu stok manual dan POS.
 Pemusnahan dan penarikan : Membuat berita acara dan pemusnahan,
penarikan dilakukan sesuai permenkes
 Pengendalian : Pengendalian dengan melihhat buku defekta, kartu
stok, uji petik, stock opname setiap 3 bulan, label exp
 Pencatatan dan pelaporan : Yang meliputi SIPNAP, LIPH, BSK dan
laporan pembelian
b) Manajemen SDM
Recruitment → Training → Coaching → Reward and Punishment
c) Manajemen Finansial
2. Laporan Laba Rugi (Redata)
Redata adalah laporan yang menunjukan realisasi kinerja unit usaha (Apotek)
dalam waktu tertentu, yang meliputi Sales, HPP, Margin, Biaya dan Laba,
dibandingkan dengan target dan kinerja periode sebelumnya. Komponen redata
meliputi:
1. AP Bulan Laporan adalah target bulan berjalan yang telah ditentukan dan
disepakati
2. AP Bulan s/d adalah target sampai dengan bulan berjalan contoh redata Maret.
Jadi AP s/d yang dimaksud AP bulan januari sampai Maret
3. Real s/d Bulan Lalu adalah realisasi laporan sampai dengan bulan lalu. Contoh
redatamaret jadi Real s/d bulan lalu adalah realisasi Januari dan Februari
4. Real bulan laporan adalah realisasi laporan bulan berjalan
5. Real s/d bulan laporan adalah target sampai dengan bulan berjalan contoh
redata Maret. Jadi real s/d bulan laporan yang dimaksud Realisasi bulan
januari sampai Maret
6. Growth adalah pertumbuhan dibandingkan dengan AP atau dengan tahun lalu
3. Harga Pokok Penjualan
HPP adalah biaya yang muncul dari barang yang dijual dalam kegiatan bisnis
(biaya yg dikeluarkan u/ memperoleh barang dagang). HPP pada umumnya ada
pada perusahaan dagang karena kegiatan utamanya adalah memperjual belikan
barang dagangan. Komponen HPP meliputi
a. Persediaan awal barang dagangan
b. Persediaan akhir barang dagangan
c. Pembelian
Rumus menghitung HPP
HPP = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir
Persentase HPP = (HPP : Penjualan) x 100%
Persediaan Barang = Persediaan awal + Pembelian bersih
Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi HPP meliputi :
a. Pembelian
b. Persediaan
c. Penjualan
4. Menentukan Harga Jual Apotek (HJA)
Harga jual apotek menggunakan metode Cost-plus Pricing Method dengan cara
menentukan faktor harga jual. Cara menghitungnya meliputi :
HJA = HNA + PPn + Margin
Contoh kasus :
HNA Vosedon tablet dari PBF BSp Rp 250.000 (100 tab/box) exclude (belum
termasuk ) PPN. Margin yang diinginkan sebesar 20%. berapa HJA Vosedon??

maka HJA nya harga per tab Rp 2.500 (Rp 250.000/100)


HJA = HNA + PPn + Margin
= 2.500 + (2.500 x 11%) + Margin
= 2.500 + 275 + Margin
= 2.775 + (2.775 x 20%)
= 2775 + 555
= 3.330 /tab atau 333.000/box
untuk PBF yang include (sudah termasuk) pajak, makan HJA menjadi HNA +
Margin
5. Pengembangan Bisnis
Pengembangan bisnis Kimia Farma dengan menggunakan aplikasi Kimia Farma
untuk memudahkan.

KEWIRAUSAHAAN
SARANA KEFARMASIAN
Entrepreneur adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri untuk masyarakat,
membantu memenuhi kebutuhan masyarakat, memperluas lapangan kerja yang dalm
menjalankan fungsi2 tsb slltunduk terhadap hukum/aturan linkungannya. Adapun ciri-ciri
entepreuner meliputi :
1. Memiliki sikap mental postif, wawasan, kreativitas, inovasi, ide, motivasi yang kuat
2. Tekun berproses unt mendapatkan laba yang digunakan untuk pertumbuhan usaha
(orientasi pada laba)
3. Berjiwa melayani dan selalu ingin memberikan yang terbaik (orientasi pada
konsumen)
4. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan
5. Cepat tanggap dan gerak cepat
6. Berjiwa social,dermawan
A. Transformasi Apotek :

1. Apotek menjadi RETAIL MODERN atau DRUG STORE

2. Apotek menjadi bagian dari SISTEM PELAYANAN KESEHATAN berada dalam


Instalasi Farmasi klinik/RS

3. Apotek menjadi Apotek Jejaring BPJS (layanan PRB dan Kronis)

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

(Permenkes 35/2014 dan 73/2016 Mutu & Safety Patient)

1. PELAYANAN FARMASI KLINIS


• Pengkajian Resep Permenkes 35/2014 Dan 73/2016, Fornas
• Dispensing
• Pio, Pasien Menandatangani Bukti Telah Menerima Obat
• Konseling
• Pto
• Meso
2. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI & SUMBER DAYA
• Pengkajian Resep Adm Kmk 02.02/Menkes/524/2015
• Perencanaan
• Pengadaan
• Penerimaan
• Penyimpanan
• Pemusnahan
• Pengendalian
• Pencatatan. Pelaporan & Pendokumentasian
B. Usaha yang sukses dibangun dengan cara :
1. Mengikuti perkembangan dan Memenuhi Peraturan Perundang-undangan
2. Sistem Manajemen yg Efektif
3. Sistem Operasional yg Efisien
4. Fokus Terhadap Pelanggan
5. Differensiasi
C. Peran Apoteker menghadapi JKN
1. Farmasi Komunitas harus mampu beradaptasi
2. Pola omzet telah bergeser
3. Apotek memerlukan diferensiasi usaha
4. Diperlukan dukungan organisasi profesi dan organisasi institusi
Contoh Diferensiasi :
Apa yang membuat apotek berbeda dari pesaing ?
1. LAYANAN PELANGGAN
• Drive Thru
• Resep elektronik
• Pemesanan Obat melalui email
• Delivery Service
• VARIASI PRODUK
• Format Produk Layanan terhadap Pasien (Anak-anak, Dewasa, Pria dan
Wanita)
2. LAYANAN FARMASI
• Praktek Profesi Apoteker dan TTK Farmasi
• Pelayanan Informasi Obat Resep / Swamedikasi / OTC
• KOMPETENSI dlm FARMAKOTERAPI
• Pelayanan khusus terhadap penderita penyakit kronis

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN


PELAYANAN DI APOTEK
Standar Pelayanan Kefarmasian meliputi :
1. Rumah Sakit (Diatur dalam PMK No 72 Tahun 2016)
2. Puskesmas (Diatur dalam PMK No 74 Tahun 2016)
3. Klinik (Diatur dalam PMK No 34 Tahun 2021)
4. Apotek (Diatur dalam PMK No 73 Tahun 2016)
Pelayanan Farmasi Klinis meliputi :

Rumah Sakit Puskesmas Klinik Apotek


 Pengkajian & Pelayanan  Pengkajian Resep,  Pengkajian dan Pelayanan  Pengkajian Resep
Resep Penyerahan  Resep  Dispensing
 Dispensing Sediaan Steril  Obat dan Pemberian  Pelayanan Informasi Obat  Pelayanan
 Pelayanan Informasi Obat Informasi (PIO) Informasi Obat
(PIO)  Obat  Konseling (PIO)
 Konseling  Pelayanan Informasi  Pemantauan Terapi Obat  Konseling
 Visite Obat (PIO) (PTO)  Pelayanan
 Monitoring Efek  Konseling  Monitoring Efek Samping Kefarmasian di
Samping Obat (MESO)  Ronde/Visite pasien Obat  Rumah (Home
 Penelusuran Riwayat (khusus  (MESO)/farmakovigilans Pharmacy Care)
Penggunaan Obat  Puskesmas Rawat Inap)  Evaluasi Penggunaan  Monitoring Efek
 Rekonsiliasi Obat  Pemantauan dan Obat (EPO) Samping Obat
 Evaluasi Penggunaan Pelaporan Efek  Pelayanan Kefarmasian di  (MESO)
Obat (EPO)  Samping Obat  rumah (Home Pharmacy  Pemantauan
 Pemantauan Kadar Obat  Pemantauan Terapi Care) Terapi Obat
dalam Darah (PKOD) Obat (PTO) (PTO)
 Pemantauan Terapi Obat  Evaluasi Penggunaan
(PTO) Obat
Pelayanan Farmasi Klinis di Apotek
1. Pengkajian Resep
Pengkajian resep adalah proses yang dilakukan oleh apoteker untuk
mengevaluasi resep yang diberikan oleh dokter sebelum menyediakan obat kepada
pasien. Tujuan dari pengkajian resep adalah untuk memastikan keamanan, dan
kesesuaian obat bagi pasien. Ada 3 tahapan yang meliputi :
a. Administrasi, yang meliputi identitas penulis resep (dokter, apoteker);
Identitas pasien ; Tanggal penulisan resep
b. Farmasetik, yang meliputi bentuk dan Kekuatan Sediaan; Stabilitas;
Inkompabilitas
c. Farmasi Klinik, yang meliputi interaksi Obat; Efek samping; Indikasi
Kontraindikasi; Duplikasi; Polifarmasi
2. Dispensing Obat
Dispensing obat adalah proses dimana apoteker atau petugas farmasi
mempersiapkan, menyerahkan dan memberikan informasi obat kepada pasien
sesuai dengan resep. Proses dispensing obat dilakukan untuk memastikan bahwa
pasien menerima obat yang benar, aman, dan sesuai dengan kebutuhan medisnya.
3. PIO
Pemberian Informasi Obat (PIO) adalah pemberian informasi yang bertujuan untuk
menjelaskan penggunaan obat dalam mengobati suatu penyakit tertentu.
4. Konseling
Konseling adalah proses komunikasi antara apoteker dan pasien yang bertujuan
untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan efek yang tidak diinginkan
sehingga terapi menjadi efektif.
Adapun kriteria pasien PIO dan Konseling :
 Pediatrik, Geriatrik, Ibu Hamil dan Menyusui
 Polifarmasi
 Pasien dengan penyakit kronis/terapi jangka panjang
 Kortikosteroid tappering off/down
 Indeks terapi sempit
 Tingkat kepatuhan rendah
5. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
PTO merupakan proses yang memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi obat
yang efektif, sesuai dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalisir efek samping. Langkah-langkahnya meliputi :
 Memilih pasien yang akan dilakukan PTO
 Mengambil Data: Riwayat Penyakit, pengobatan, alergi dll
 Identifikasi: Masalah Masalah terkait obat (interaksi, kepatuhan, dll.)
 Assesment : Pemberian rekomendasi
 Dokumentasi
6. Home Pharmacy Care
Home pharmacy care adalah layanan farmasi yang disediakan di rumah atau
lingkungan pasien untuk memberikan dukungan dan perawatan farmasi yang lebih
personal. Terutama bagi mereka yang mungkin memiliki keterbatasan dalam
mengakses apotek atau perlu perawatan khusus di lingkungan rumah.
7. Swamedikasi
Swamedikasi adalah kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi
penyakit dengan atau tanpa dukungan petugas kesehatan.
Penggolongan Obat
1. Obat Bebas dan Bebas Terbatas yaitu obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter
2. Obat Keras, OOT, Prekursor dan Psikotropika yaitu jenis obat-obatan yang hanya
bisa diperoleh dengan resep dokter
 Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
 Obat-obat Tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan syaraf
pusat selain narkotika dan psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis
terapi dapat menyebabkan ketergentungan dan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Terdiri dari obat atau bahan obat yang
mengandung tramadol, triheksifenidil, klorpromazin, amitriptilin,
haloperidol, dan/atau dekstrometorfan.
 Prekursor adalah zat/bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industry
farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine norephedrine atau
phenylpropanolamine, ergotamine, ergometrine, atau potassium
permanganate.
3. Obat Narkotika yaitu jenis obat-obatan yang hanya bisa diperoleh dengan resep asli
dokter
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.

EVALUASI MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN


Evaluasi mutu di Apotek dilakukan terhadap :
1. Mutu Manajemen
Metode evaluasinya meliputi :
a. Audit
adalah usaha untuk menyempurnakan kualiatas pelayanan dengan pengukuran
kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang
berkaitan dengan standar yang dikehendaki.
Contohnya : Audit sediaan farmasi, alkes, BMHP, dan audit kesesuaian SOP.
b. Revieuw
adalah tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian tanpa
dibandandingkan dengan standar.
Contohnya : pengkajian terhadap obat fast/slow moving, perbandingan harga
obat
c. Observasi
Dilakukan oleh apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap seluruh proses
pengelolaan sediaan farmasi.
Contohnya : observasi terhadap penyimpanan obat, proses transaksi dengan
distributor ketertiban dokumentasi
2. Mutu Pelayanan Farmasi Klinik
Metode evaluasinya meliputi :
a. Audit SOP Pelayanan
Audit SOP Pelayanan bertujuan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
pelayanan yang dilakukan di apotek sesuai dengan standar peleayanan
kefarmasian dan peraturan yang berlaku.
b. Reviuw
 Review dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap
pelayanan farmasi klinik dan seluruh sumber daya yang digunakan.
Contoh: review terhadap kejadian medication error
 Dokumentas Pelayanan Kefarmasian (Patient Medication Record,
dokumentasi konsultasi)
Dokumentasi pelayanan kefarmasian bertujuan untuk memantau
penggunaan obat, sebagai arsip dan bukti pelayanan sehingga dapat
ditelusuri kembali jika terdapat kekeliruan di masa mendatang
c. Survey
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakankuesioner. Survei
dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap mutu
pelayanan dengan menggunakan angket/kuesioner atau wawancara langsung
Contoh: Tingkat kepuasan pasien
Adapun Lima dimensi penilaian yaitu Zithmal& parasuraman:
1. Berwujud (Tangibles) : sarana dan fasilitas fisik yang dapat langsung
dirasakan oleh pasien.
2. Kehandalan (Reliability) : pelayanan seperti yang dijanjikan dan akurat atau
tidak ada kesalahan.
3. Ketanggapan (Responsiveness) : pelayanan cepat dan tepat.
4. Jaminan/Kepastian (Assurance) : kepercayaan dan kebenaran atas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Empati (Emphaty) : membina hubungan, perhatian, dan memahami
kebutuhan pasien.
Kepuasan Pasien & Stakeholder lain meliput :
1. Kemudahan
2. Availability obat
3. Delivery Time
4. Responsiveness dll
5. Kerapian karyawan
6. Keramahan karyawan
7. Harga
8. Pelayanan lain dll
d. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Observasi dilakukan oleh berdasarkan
hasil monitoring terhadap seluruh proses pelayanan farmasi klinik.
Contoh : observasi pelaksanaan SPO pelayanan

3. Indikator Evaluasi Mutu


a. Pelayanan farmasi klinik diusahakan zero deffect dari medication error;
b. Standar Prosedur Operasional (SPO): untuk menjamin mutu pelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan;
c. Lama waktu pelayanan Resep antara 15-30 menit;
d. Keluaran Pelayanan Kefarmasian secara klinik berupa kesembuhan penyakit pasien,
pengurangan atau hilangnya, gejala penyakit, pencegahan terhadap penyakit
atau gejala, memperlambat perkembangan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai