SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guana Menyusun Tugas Akhir
************
DISUSUN OLEH:
NIM. 01021255
MAJALENGKA
2023
BIODATA PENULIS
NIM : 0102155
TELP : 081263666687
RIWAYAT PENDIDIKAN :
TAHUN 2018-2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui
Mengetahui
Dekan Farmasi Universitas YPIB Majalengka
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
Terwujudnya Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada
Bonjol.
iii
4. Bapak Apt.,H. Ahmad Azrul Zurianto., M.Farm selaku pembimbing
Skripsi ini.
6. Kedua Orang tua, beserta keluarga besar yang telah memberi semangat,
kasih sayang, do’a serta dukungan penuh baik secara moral maupun
materil.
Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut akan selalu mendapat
ridho dan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak agar Skripsi ini dapat menjadi lebih
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BIODATA PENULIS..............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
v
1.7.2 Waktu Penelitian................................................................................6
1.8 Hipotesa.....................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Madu..........................................................................................................8
2.2 Tonikum..................................................................................................23
2.3 Kafein......................................................................................................26
vi
2.4 Mencit (Mus musculus L.).......................................................................29
BAB III..................................................................................................................36
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................36
3.1.1 Populasi............................................................................................36
3.1.2 Sampel..............................................................................................36
vii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengobatan secara tradisional sampai saat ini masih tetap digunakan dan
dipercaya oleh masyarakat salah satunya adalah madu. Sejak jaman dulu madu
sudah digunakan untuk pengobatan seperti luka, demam, panas dalam dan
Madu hitam berasal dari lebah hutan yang menghisap sari pohon
mahoni. Dari sisi rasa dan tekstur, madu hitam memiliki campuran rasa pahit
manis dengan warna lebih pekat dibandingkan madu lain. Madu hitam juga
(asli) adalah suatu zat kental manis yang dibuat oleh lebah dengan jalan
biasa walaupun kadarnya kecil, sehingga bisa digunakan sebagai tonik alami.
Madu memiliki 40% fruktosa dan 30% glukosa. Sementara gula mengandung
1
2
faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya jenis bunga (Nayik,
G.A. dan Nanda, 2015). Faktor eksternal seperti musim (Saxena, S.,
menggunakan dua obat, yaitu: Madu dan Al-Qur’an. Madu adalah obat untuk
segala jenis penyakit, sedangkan Al-Qur’an adalah obat untuk penyakit yang
ada dalam jiwa. Allah berfirman dalam Q.S An-Nahl (16:68) yang berbunyi :
manusia”(Ihsan, 2011)
Tonikum adalah suatu obat yang dapat menambah tenaga atau energi
Sejauh ini penggunaan madu sebagai tonikum atau penguat tenaga didasarkan
madu kuning dan madu putih pada mencit putih jantan (Mus musculus L.,)
untuk melakukan pengujian efek tonik dari madu hitam dan madu coklat
coklat pada hewan uji mencit (Mus musculus) putih jantan Galur
2) Madu hitam dan madu coklat yang berasal dari Kota Jayapura, Papua.
3) Uji madu meliputi, warna, rasa, aroma, pH dan kadar air (SNI)
sebagai berikut:
Rotarod.
4
coklat pada mencit putih jantan (Mus musculus) Galur Wistar dengan
metode Rotarod.
Cycling Test.
sebagai berikut :
coklat pada mencit putih jantan yang diuji dengan metode Rotarod ?
dengan madu coklat pada mencit putih jantan yang diuji menggunakan
metode Rotarod?
Nasional Indonesia?
coklat pada mencit putih jantan yang diuji dengan metode Rotarod.
5
dengan madu coklat pada mencit putih jantan (Mus musculus) Galur
coklat.
efek tonikum
2022 2023
NO Mar Mei Sep
Waktu Penelitian
Feb s/d s/d s/d Desc Jan Feb Marc
Apr Agt Oct
1 Pengajuan judul
skripsi
2 Penelusuran
Pustaka
3 Penyusunan
proposal
4 Seminar proposal
5 Penelitian
6 Analisa dan
pengumpulan
data
7 Penyusunan
skripsi
8 Sidang skripsi
7
1.8 Hipotesa
Hipotesa dalam penelitian ini antaranya adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Madu
dihasilkan oleh lebah madu, dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau
bagian lain dari tanaman (extra floral nectar) atau ekskresi serangga
dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu
terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng serta beberapa
2001).
8
9
1. Kekentalan (Viskositas)
2. Kepadatan (Densitas)
4. Tegangan permukaan
2007)
5. Suhu
10
2011)
6. Warna
(Suranto, 2007)
7. Aroma
dan ikatan eter. Jika penyimpanan madu tidak baik, maka aroma
8. Rasa
9. Sifat Mengkristal
pada madu adalah 15-18 derajat celsius. Adanya inti kristal pada
2011)
pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu.
Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu
ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah.
Selain itu kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat
misalnya madu dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air,
madu dari tanaman akasia dan apel akan berwarna kuning terang,
sedangkan madu dari tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain
itu, madu yang disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama maka
Cita rasa madu ditentukan oleh zat yang terdapat dalam madu
dan aroma madu yang paling enak adalah ketika madu baru dipanen
madu sedikit demi sedikit akan menguap. Hal ini disebabkan senyawa
itu, untuk menjaga kualitas madu cara memanen dan menyimpan madu
kini telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung
terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu berkisar lebih dari 75%.
mineral baik yang bersifat esensial maupun non esensial. Daftar mineral
yang terkandung dalam madu dapat dilihat pada (Tabel II) (Sihombing,
1997).
Esensial Non-essensial
(ppm) (ppm)
Khlorin (CI) 52
Magnesium (Mg) 19
Natrium (Na) 18
Silikon (Si) 9
Sulfur (S) 58
(Sihombing, 1997)
riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam askorbat (C), asam pantotenat dan
B1 (thiamin) mg 0,004-0,006
B2 (riboflavin) mg 0,002-0,06
B6 (piridoksin) mg 0,008-0,32
Vitamin C IU 2,2-2,4
16
(Suranto, 2007)
Sedangkan asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat,
nutrisinya yang lengkap dan merupakan penghasil energi yang unik bagi
manusia. Madu sebagai sumber energi dan nutrisi dibuktikan dengan jumlah
17
dengan 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 25 buah pisang, 40 buah jeruk, 4
dalam pencernaan lebah ketika masih berupa nektar (Sarwono, 2003). Selain
itu jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah
dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi
mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan kulit pohon. Setelah
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim invertase yang
sampai tujuh hari, lebah menutup sel dengan malam yang mematangkan
asam amino bebas dan senyawa volatil (Baroni, Maria, V., 2006). Madu
dipengaruhi oleh kadar abu yang terdapat pada madu. Kadar abu untuk
Laksmiwatu, 2013). Kandungan lain yang terdapat pada madu yakni 80-85%
karbohidrat (glukosa dan fruktosa), 15-17% air, 0,1-04% protein, 0,2% abu,
sejumlah kecil asam amino, enzim, vitamin dan zat-zat lain (Buba, Fatimah,
beberapa hal yakni oleh nektar bunga yang telah dikumpulkan dan
madu.
pada madu. Kandungan mineral dalam madu diantaranya Al, Cr, Ni, V, Co,
Ca, Mg, K, Na, Zn, Fe, Cu dan Mn (Conti, M. E., Finoia, M. G., Fontana, L.,
Mele, G., Botre, F., dan Lavicoli, I., 2014). Madu mengandung sejumlah
asam, yaitu asam amino sebesar 0,05–0,1% dan asam organik sebesar 0,17–
6,1. Persentase komposisi minor madu adalah asam sekitar 0,57%, protein
sekitar 0,266%, nitrogen sekitar 0,043%, asam amino sekitar 0,1%, mineral
sekitar 0,17%, dan beberapa komponen lain, seperti koloid, flavonoid yang
sekitar 2,1% dari seluruh komposisi madu (National Honey Board, 2007).
19
daya tahan tubuh, dan stamina.Madu cepat berdifusi melalui darah, dankarena
oksidasi glukosa yang menghasilkan H2O2 dan sifat osmolaritas yang tinggi
madu juga memiliki sifat higroskopis yaitu menarik air dari lingkungan
yang bersifat basah karena cairan dan nantinya akan ditarik oleh madu (Adji,
2008).
dihasilkan oleh lebah dari nektar atau sari bunga atau cairan yang berasal dari
senyawa tertentu oleh lebah kemudian disimpan pada sarang yang berbentuk
heksagonal (Al Fady, 2015). Madu merupakan salah satu bahan pangan yang
20
memiliki rasa manis dan kental yang berwarna emas sampai coklat gelap
dengan kandungan gula yang tinggi serta lemak rendah (Wulansari, 2018).
infeksi lain akibat luka bakar maupun luka lainnya. Efektivitas dalam
peroksida dari glukosa. Enzim ini akan aktif apabila madu diencerkan.
1) Pengganti gula madu coklat hutan bisa dijadikan untuk pengganti gula
pada madu hutan. Campuran susu dan madu coklat hutan ini dapat
2) Mudah dicerna Madu coklat hutan mudah dicerna oleh perut yang paling
sensitif sekalipun karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi
vitamin dan mineral. Jenis vitamin dan mineral dan kuantitas mereka
senyawa fitokimia seperti asam organik, vitamin, dan enzim yang dapat
bunga pada madu hutan. Madu yang lebih gelap lebih tinggi dalam
fitokimia pada madu hutan salah satunya adalah polifenol dapat bertindak
pada bakteri gram positif, baik yang bersifat bakteriostatik maupun efek
darimana madu itu berasal. Konsentrasi gula yang tinggi pada madu hutan
Madu coklat hutan adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah
madu dari berbagai sumber nektar. Madu coklat hutan tersusun atas 17,1%
air; 82,4% karbohidrat total; 0,5% protein; asam amino; vitamin dan mineral
(Al fady, 2015). Madu coklat hutan mengandung banyak mineral seperti
(B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin,
asam folat, dan vitamin K. Enzim yang penting dalam madu hutan adalah
2.2 Tonikum
Tonikum adalah campuran bahan yang dapat memperkuat tubuh atau
tambahan tenaga atau energi psada tubuh. Kata tonik berasal dari Bahasa
tubuh maka semakin besar pula kemampuan untuk melenting kembali dari
tonikum. Efek tonik ini terjadi karena efek stimulant yang dilakukan terhadap
Efek tonikum disebut efek tonik, yaitu efek yang memacu dan
tonus otot. Efek tonik ini terjadi karena efek stimulan yang dilakukan
terhadap sistem saraf pusat. Efek tonik ini dapat digolongkan ke dalam
1986).
24
bertahan diatas silinder yang berputar. Bila mencit jatuh, mencit akan
rotarod diatur pada kecepatan yang relatif lambat (10 rpm, 2,8 m/menit di
2015).
Uji coba 1 (T1): letakkan hewan coba di atas batang rota. Cobalah untuk
memastikan terlebih dahulu hewan coba dapat berjalan pada batang rota
untuk menjaga keseimbangan mereka. Pada permulaan uji coba, batang rota
posisi hewan coba telah masuk pada jalur masing-masing. Setelah semua
hewan coba "siap" (yaitu periksa apakah mereka mampu untuk berjalan
maju selama beberapa detik dalam kecepatan 4 rpm), maka tekanlah tombol
start. Batang rota akan berputar dengan percepatan dari 4-40 rpm dalam 300
tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara
2. Kelelahan umum, adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua
Gejala-gejala kelelahan
2.3 Kafein
Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang terutama terdapat
dalam teh (1- 4,8 persen), kopi (1-1,5 persen), dan biji kola (2,7-3,6 persen).
Selain dari alam, kafein juga diperoleh sebagai hasil tambahan pada proses
mengurangi kadar kafein dalam kopi dan juga dapat dibuat secara semi-
sintetik dari teobromin atau secara sintetik dari urea atau dimetilurea.
ketiga senyawa turunan metil xantin tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
E., 1986)
sebagai berikut:
R1 R2 R3 Senyawa
syaraf pusat, stimulan otot jantung, meningkatkan aliran darah melalui arteri
koroner, relaksasi otot polos bronki dan aktif sebagai diuretika, dengan
tingkatan yang berbeda. Daya kerja sebagai stimulan sistem syaraf pusat dari
Efek stimulant pada pusat pernapasan Kafein > teofilin > teobromin
Keterangan:
= : sama dengan
: lebih dari
Kafein bekerja pada sistem syaraf pusat, otot termasuk otot jantung dan
ginjal. Pengaruh pada sistem syaraf pusat terutama pada pusat-pusat yang
terjaga atau bangun. Kafein meningkatkan kinerja dan hasil kerja otot,
napas. Daya kerja sebagai diuretika dari kafein didapat dengan beberapa
cara seperti meningkatkan aliran darah dalam ginjal dan kecepatan filtrasi
nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel saraf saat tertambat pada
sel tersebut. Seperti adenosin, molekul kafein juga tertambat pada reseptor
yang sama, tetapi memiliki efek yang berlainan. Kafein tidak memperlambat
penyaluran darah ke kulit dan organ dalam serta mengeluarkan glukosa dari
jantung, dan pernapasan. Efek lain kafein adalah mengendurkan otot halus,
laboratorium yang biasa disebut tikus putih, hewan ini dapat berkembang biak
secara cepat dan dalam jumlah yang cukup besar. Mencit termasuk hewan
memiliki karakteristik lebih aktif pada malam hari daripada siang hari
Indikator Karakteristik
Hb 13-16/ 100 ml
digunakan untuk tujuan penelitian medis (60-80%) karena murah dan mudah
hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat
Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan anatomi yang jelas berbeda
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus L.
(Akbar, 2010).
dengan berat lahir antara 0,5 - 1,5 g (Akbar, 2010). Mencit sering digunakan
32
kebuntingan relatif singkat dan mempunyai anak yang banyak serta terdapat
(Akbar, 2010)
wheel running, treadmill running), yaitu merupakan tes yang sederhana dan
mudah untuk dilakukan. Metode uji rotarod ialah mencit diletakkan di atas
silinder yang dapat diatur kecepatan putarannya dan di bawah silinder tersebut
mencit bertahan diatas silinder yang berputar. Bila mencit jatuh, mencit akan
diatur pada kecepatan yang relatif lambat (10 rpm, 2,8 m/menit di
33
rendah agar tidak melukai, mencit secara alami mencoba tetap berada di
silinder yang berputar, atau rotarod dan menghindari jatuh ke tanah. Lamanya
waktu yang diberikan hewan tertentu pada rotarod ini adalah ukuran
Research oleh Abernethy (2015) adalah sebagai berikut: Hewan coba terlebih
hewan coba dengan perangkat dan protokol uji yang akan dilakukan. Pada dua
hari pertama, hewan coba diberi 10 kali percobaan pada batang rota dengan
intertrial interval 30 detik (ITI). Kemudian, pada tiga hari selanjutnya secara
perangkat rotarod.
Pada hari ke-4, dilakukan uji coba secara aktual pada hewan coba.
Menuliskan nomor pada ekor hewan coba dengan tinta tidak beracun sebelum
rotarod.
Hidupkan perangkat rotarod. Tahap uji : terdiri dari tiga percobaan yang
untuk menjalankan uji coba pada hewan berikutnya secara berurutan dalam
satu percobaan sebelum berpindah ke uji coba selanjutnya. Tidak ada periode
pelatihan sebelum tahap uji coba. Atur perangkat rotarod ke mode percepatan
dari 4-40 rpm dalam 300 detik atau 5 menit. Tekan saat tombol start menyala.
Batang rota akan melaju dari 4 sampai 40 rpm, mengikuti lampiran waktu
Uji coba 1 (T1): letakkan hewan coba di atas batang rota. Cobalah untuk
memastikan terlebih dahulu hewan coba dapat berjalan pada batang rota untuk
menjaga keseimbangan mereka. Pada permulaan uji coba, batang rota diberi
hewan coba telah masuk pada jalur masing-masing. Setelah semua hewan
coba "siap" (yaitu periksa apakah mereka mampu untuk berjalan maju selama
beberapa detik dalam kecepatan 4 rpm), maka tekanlah tombol start. Batang
rota akan berputar dengan percepatan dari 4-40 rpm dalam 300 detik atau 5
menit. Jika hewan coba hanya menempel pada batang (putaran pasif penuh),
maka hentikan penghitung waktu untuk hewan coba tersebut dan catat
latensinya. Dalam hal ini, putaran pasif secara penuh dianggap sebagai
35
kegagalan dalam performa seperti jatuh. Lepaskan hewan coba dan tempatkan
kembali ke kandangnya. Buat juga catatan rotasi pasif pada lembaran data.
Setelah semua hewan coba jatuh dari batang rota atau waktu uji coba
telah berlalu, maka hentikan pecepatan rotarod dan kembalikan hewan coba ke
bersihkan rotarod dengan larutan etanol 70% dan biarkan hingga kering.
Ulangi prosedur untuk uji coba berikutnya seperti tahapan sebelumnya. Beri
intertrial interval (ITI) selama 15 menit antar uji coba secara berturut-turut
(misalnya T1 – ITI - T2 – ITI - T3). Pada akhir uji coba 3 (T3), timbanglah
setiap hewan coba dan catat bobot tubuh pada lembar data. Catat setiap
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebuah gugus atau sejumlah anggota himpunan
yang dipilih dengan cara tertentu agar mewakili populasi (Sudibyo dan
Surahman., 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah madu coklat dan
36
37
(n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
t = Jumlah Perlakuan
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (8-1) ≥ 15
n ≥ (15 / 7) + 1
n ≥ 3,1 = 3
a. Variabel Bebas
b. Variabel Terikat
mencit.
c. Variabel Kontrol
(Sugiono., 2012).
a) Kontrol Positif
b) Kontrol Negatif
adalah aquadest.
39
X1
X2
X3
Z1 Y
Z2
Z3
K+
K-
menguji perbandingan efek tonikum madu hitam dengan madu coklat pada
Analisis data
Pembahasan
41
sebagai berikut:
6 Beaker Glass
7 Batang Pengaduk
8 Stopwatch
9. Pipet Tetes
10. Oven
11. Stik pH
coklat dan madu hitam yang diambil dari daerah asal penelitian yaitu
air, serta uji kualitatif meliputi uji organolepstis, dan uji stabilitas.
1) Uji pH
Okoronkwo, 2013).
50 mg x 0,0026
= 0,13 mg
= 0,26 mg
20-30 g
ekor.
positif
negative
f. Kelompok 3:
g. Kelompok 4:
data.
c. Setelah semua hewan coba jatuh dari batang rota atau waktu
sebelumnya.
Pada akhir uji coba 3 (T3), timbanglah setiap hewan coba dan
yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh dari hasil
yang sudah jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi. Adapun
sumber data yang diperoleh penulis yaitu data yang di dapatkan dari
dan madu hitam sebagai tonikum pada mencit putih jantan (Mus
muscullus).
ditabulasikan.
2) Analisa Data
data harus terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama. Oleh
0,05 (sig > 0,05). Apabila data yang diperoleh terdistribusi normal
normal dan tidak homogen nilai siginifikan lebih kecil dari 0,05 (sig
< 0,05) maka uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji non
(Besral,2010).
(Besral, 2010). Kemudian dilakukan uji statistic Post Hoc atau uji
beda antar perlakuan, bila nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat
50
dan apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan
BAB IV
tonikum pada mencit putih jantan (Mus muscullus), adapun hasil penelitian
sebaggai berikut.
diantaranya uji pH, kadar air, organoleptis. Berikut adalah table hasil
Hasil uji kuantitatif madu hitam dan madu coklat meliputi uji pH
NO pH Sampel pH Keterangan
Standar
1 3.4 – 6,1 X1 5 Memenuhi syarat
2 3,4 – 6.1 Z1 5 Memenuhi syarat
52
Hasil uji kualitatif madu hitam dan madu coklat meliputi uji organoleptis dapat
Uji
Sampel Organoleptik
coklat
hitam
53
tonikum madu hitam dengan madu coklat pada mencit jantan dengan metode
Ke- (detik)
X1 3
Rata-rata
X2 3
Rata-rata
X3 3
Rata-rata
Z1 3
Rata-rata
55
Z2 3
Rata-rata
Z3 3
Rata-rata
K+ 3
Eata-rata
K- 3
Rata-rata
56
Keterangan :
X1 : Madu Coklat dosis 0,2 ml/20grBB
X2 : Madu Coklat dosis 0,4 ml/20grBB
X3 : Madu Coklat dosis 0,6 ml/20grBB
Z1 : Madu Hitam dosis 0,2 ml/20grBB
Z2 : Madu Hitam dosis 0,4 ml/20grBB
Z3 : Madu Hitam dosis 0,6 ml/20grBB
K + : Kafein
K - : Aquadest
4.3 Pembahasan
madu yang paling baik sebagai tonikum terhadap mencit putih jantan (Mus
musculus ). Dalam penelitian ini terdiri dari delapan kelompok yang terbagi atas
positif diberikan kafein, serta kelompok perlakuan diberikan 3 dosis yaitu 0,2
ml/20gBB 0,4 ml/20gBB dan 0,6 ml/20gBB pada jenis madu hitam dan 3 dosis
yaitu 0,2 0,4 0,6 ml/20gBB pada jenis madu coklat. Hewan uji yang digunakan
yaitu mencit putih jantan (Mus musculus) karena memiliki siklus hidup relatif
pendek, banyaknya jumlah anak per kelahiran, mudah ditangani, serta kondisi
hormonal pada mencit jantan lebih stabil. Setelah diberikan perlakuan terhadap
menguji ketahanan fisik hewan uji, dalam penelitian ini digunakan metode
kontrol saraf pusat melalui pengamatan pada gerak yang dilakukan oleh hewan
dilakukan pengujian kualitas kedua sampel yang akan di ujikan yaitu dilakukan
uji kuantitatif meliputi uji pH dan kadar air, kemudian uji kulitatif yaitu uji
organoleptis pada sampel. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 yaitu
berikut yaitu bila dilihat dari nilai pH madu hitam memiliki pH sebesar 5, madu
hitam 5. Tingkat keasaman larutan dapat ditentukan dengan nilai pH, dimana
semakin tinggi tingkat keasaman madu maka semakin kecil pH madu. Madu
bersifat asam dengan pH berkisar antara 3,4 – 6,1, dari kedua sampel tersebut
madu dapat memenuhi standar. Asam organik sangat menentukan citarasa, aroma
dan daya tahan madu terhadap mikroorganisma (Sihombing, 2005). Hasil analisis
laboratorium menunjukkan bahwa nilai pH kedua jenis madu tersebut rendah dan
bersifat asam. Tingkat pH yang rendah pada madu dapat mencegah pertumbuhan
berbagai macam bakteri karena bakteri dapat berkembang pada pH netral atau
Kadar air dalam madu menentukan kualitas madu, apabila kadar airnya
tinggi maka kualitas madu menjadi rendah. Kadar air madu dipengaruhi oleh
iklim, dan penanganan paska panen (Gairola et al. 2013). Standar Nasional
Indonesia (SNI 3545, 2013) menyebutkan bahwa kadar air madu yang baik
(maksimal 22%). Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 di atas diperoleh kadar air
yaitu madu coklat 4,1%, madu hitam 2,7%. Tingginya kadar air madu tidak
disebabkan karena pada saat panen belum semua madu tertutup lilin. Pada
umumnya pemanenan madu dari jenis lebah A.dorsata yang biasa dilakukan
madu yang sudah tertutup dan belum tertutup. Rendah atau tingginya kadar air
madu sangat berpengaruh terhadap fermentasi, dimana semakin rendah kadar air
madu akan menentukan keawetan madu dari kerusakan. Madu yang mempunyai
kadar air yang tinggi akan mudah terfermentasi oleh sel khamir atau yeast dari
dengan mengamati bentuk, warna, rasa, dan bau dari sediaan madu hitam dan
madu coklat. Adapun hasil uji organoleptis secara visual dapat dilihat pada tabel
yaitu berwarnahitam dan coklat. Warna madu tidak menentukan kualitas madu,
59
hal ini karena warna madu sangat dipengaruhi oleh sumber pakan lebah madu
sebagai penghasil nektar (Wibowo et al. 2016). Warna madu bervariasi dengan
gradasi warna dari warna coklat hingga warna hitam. Menurut Suranto (2007),
warna madu dipengaruhi oleh sumber nektar, usia madu, dan proses
penyimpanan. Madu yang telah lama disimpan akan memiliki warna yang
semakin gelap. Berdasarkan data hasil tabel 4.3 pada parameter rasa di peroleh
hasil yaitu pada madu hitam memiliki manis asam sedikit pahit dan madu coklat
memiliki rasa manis yang cukup. Umumnya rasa pahit pada madu juga dapat
bersumber dari kandungan propolis didalam madu yang mana propolis tersebut
didapatkan lebah dari tanaman yang mengandung resin dan pollen seperti
kaliandra ataupun mahoni. Selain itu rasa pahit juga mengindikasikan adanya
senyawa fenolat seperti tanin dan flavonoid. Penelitian sebelumnya pada madu
Algeria menemukan tingginya kandungan fenolat, flavonoid, dan tanin total pada
madu pahit dibandingkan madu manis yang juga mengindikasikan khasiat yang
baik bagi kesehatan (Otmani etal. 2019). Perbedaan rasa madu ditentukan oleh
ditentukan oleh rasio karbohidrat yang terkandung dalam nektar tanaman yang
menjadi sumber madu. Rasa madu bisa berubah bila disimpan pada kondisi yang
tidak cocok dan suhu yang tinggi (Suranto, 2007). Selanjutnya hasil pengujian
organoleptis dengan parameter aroma dan bentuk kedua sampel memiliki aroma
frekuensi durasi kemampuan berputar dibatang rotarod hewan uji terendah yaitu
pada kontrol negatif, pada kontrol negatif bahan uji yang diberikan adalah
aquadest yang digunakan hanya sebagai pembanding dan tidak memiliki zat aktif
yang dapat berperan sebagai tonikum sehingga tidak terlalu memberikan efek
sebagai tonikum pada hewan uji. Selanjutnya pada kelompok kontrol positif yang
lebih baik dari semua kelompok karena kafein merupakan senyawa yang dapat
memberikan efek dengan cara menghambat aktivitas adenosine. Salah satu fungsi
adenosine adalah dapat menimbulkan rasa letih dan mengantuk, oleh karena itu
kedua sampel dengan 3 dosis yang berbeda jika dilihat dari nilai rata-rata
berturut –turut pada sampel madu hitam menunjukkan nilai rata-rata selisih
waktu tertinggi yaitu (52,8 detik), kemudian urutan kedua yaitu madu kuning
sebesar (40,2 detik) dan terakhir pada madu putih yaitu sebesar (28 detik). Secara
BAB V
5.1 Kesimpulan
1) Dari kedua jenis madu yaitu madu coklat dan madu hitam memiliki
5.2 Saran
1) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji kualitatif madu sebagai
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat lain dari madu
Sumbawa
DAFTAR PUSTAKA
Adji, D., dkk. (2007). Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70%, Inframerah,
25(1).
listrik, kadar abu, natrium dan kalium pada madau bermerk di pasaran
Babarinde, G.O., Babarinde, S.A., Adegbola, D.C Dan Ajayeoba, S. . (2011). Efect of
62
63
Baskharaa, A. . (2008). khasiat dan keajaiban madu untuk kesehatan dan kecantikan.
SMILE BOOKS.
Diponegoro Semarang.
Conti, M. E., Finoia, M. G., Fontana, L., Mele, G., Botre, F., dan Lavicoli, I. (2014).
Hardinge, M.G dan Shrysock, H. (2003). Mencapai Hidup Prima dan Bugar jilid I.
Penerbit ITB.
National Honey Board. (2007). Learn About the Versatility of Honey. NBH.
Nayik, G.A. dan Nanda, V. (2015). Physico-chemical, enzymatic, mineral and colour
Guajava L) Terhadap Kadar Gula Darah Dan Histologi Pancreas Mencit (Mus
Rostita. (2007). Berkat Madu: Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas. PT Mizan Pustaka.
Press.
Sudibyo dan Surahman. (2014). Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi. Trans
Indo Media.
Syahrin, A. (2006). Kesan ekstrak etanol androgrpahis Panicula (burm. F.) Nees ke
Wahyuni, A.S., dan Kusumawati, F., 2008. (2008). Efek Tonik Ekstrak Air Biji Cola
(cola nitida Schott & Endl.) Pada Mencit Jantan,. Penelitian Sains & Teknologi,
9(2), 137--140.
Yahya. G. (2003). Pangan dan Ilmu Gizi Untuk Kesehatan. Pt. Rajagarfindo Persada.