DISUSUN OLEH :
Disahkan di
Jember, November 2019
Oleh :
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Program Studi Profesi Apoteker Dosen Pembimbing
Lidya Ameliana. S.Si., M.Farm., Apt. Mochammad Amrun H, S.Si., M.Farm., Apt.
NIP. 198004052005012005 NIP. 197801262001121004
PRAKATA
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
PRAKATA...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii
RINGKASAN.....................................................................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3. Tujuan.............................................................................................................2
1.4. Manfaat..........................................................................................................3
BAB 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN.............................................................................4
2.1. Sejarah dan Perkembangan Saintifikasi Jamu.................................................4
2.2. Sejarah B2P2TOOT Tawangmangu..................................................................5
2.3. STRUKTUR KELEMBAGAAN.............................................................................7
BAB 3. HASIL TERKINI SAINTIFIKASI JAMU.........................................................................8
3.1. Penjelasan secara Umum................................................................................8
3.2. Hasil Terkini Saintifikasi Jamu.........................................................................9
BAB 4. PERATURAN MENGENAI SAINTIFIKASI JAMU.......................................................24
4.1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.3 Tahun 2010.......................................24
4.2. Peraturan Pendukung Saintifikasi Jamu.......................................................26
BAB 5. PERAN APOTEKER DALAM SAINTIFIKASI JAMU....................................................32
BAB 6. METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SAINTIFIKASI JAMU.......................35
6.1. Metode Studi Klinik Keamanan Jamu............................................................35
6.2. Penatalaksanaan Riset Saintifikasi Jamu.......................................................40
BAB 7. PUSTAKA RUJUKAN SAINTIFIKASI JAMU...............................................................43
7.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/MENKES/
PER/I/2010...........................................................................................................43
7.2. Materi Medika Indonesia..............................................................................43
7.3. Farmakope Herbal Indonesia........................................................................44
7.4. Vadekumekum Tanaman Obat......................................................................45
7.5. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia......................................................45
BAB 8. MODEL STANDAR KLINIK DAN APOTEK SAINTIFIKASI JAMU.................................47
8.1. Desain Klinik Jamu........................................................................................47
8.2. Sarana dan prasarana...................................................................................52
8.3. Sumber Daya Manusia (SDM)........................................................................52
8.4. Persyaratan Sumber Daya Manusia..............................................................53
8.5. Alur Pelayanan Pengobatan pada Apotek dan Klinik Saintifikasi Jamu..........53
BAB 9. STRATEGI PENDIRIAN KLINIK DAN GRIYA SAINTIFIKASI JAMU..............................55
9.1. Persyaratan Pendirian Klinik Jamu Tipe A dan Tipe B....................................56
9.2. Strategi Pengembangan Klinik Saintifikasi Jamu...........................................57
9.3. Analisis SWOT...............................................................................................57
9.4. Aspek Pasar...................................................................................................59
9.5. Analisis Keuangan.........................................................................................60
BAB 10.DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................62
DAFTAR GAMBAR
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah :
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan jamu di B2P2TOOT?
2. Apa saja produk – produk saintifikasi jamu di B2P2TOOT?
3. Apa saja ketentuan umum dan peraturan perundang-undangan terkait
saintifikasi jamu?
4. Bagaimana peran apoteker dalam saintifikasi jamu?
5. Bagaimana metode penelitian saintifikasi jamu?
6. Apa saja pustaka rujukan pada saintifikasi jamu?
7. Bagaimana model standar klinik dan apotek saintifikasi jamu?
8. Bagaimana strategi pendirian klinik dan apotek saintifikasi jamu?
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Departemen Kesehatan pada tanggal 28 April 1978. Evolusi sebagai suatu organisasi ini
terjadi karena Kemenkes RI Nomor 149 Tahun 1978. Transformasi pertama sebagai
lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memberi semangat baru dalam
mengelola tanaman obat dan mencari potensi tanaman obat sebagai bahan jamu yang
digunakan untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Setelah munculnya Permenkes RI Nomor 491 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja B2P2TOOT, BPTO bertransformasi menjadi B2P2TOOT seperti pada Gambar 2.2.
Guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, transformasi kedua ini
memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan
tanaman obat dan obat tradisional (B2P2TOOT, 2016a).
Gambar 2. B2P2TOOT Tawangmangu (B2P2TOOT, 2016a)
Dalam Permenkes 003 Tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu, disebutkan untuk :
1. Upaya terobosan dalam rangka mempercepat penelitian di sisi hilir, yakni pengujian
terkait manfaat dan keamanan jamu untuk upaya promotif, preventif, kuratif,
paliatif, dan rehabilitatif, dengan membentuk jejaring dokter yang mampu
melaksanakan penelitian berbasis pelayanan.
2. Hasil-hasil penelitian tentang jamu yang sudah ada sangat diperlukan dalam
memberikan bukti ilmiah yang kokoh agar jamu dapat diterima di pelayanan
kesehatan formal.
b. Patofisiologi
Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan atau pembesaran dari pembuluh darah di
usus besar bagian akhir (rektum), serta dubur atau anus. Wasir atau hemoroid adalah
pembengkakan atau pembesaran dari pembuluh darah di usus besar bagian akhir
(rektum), serta dubur atau anus. Penyebab wasir adalah sembelit atau diare yang
berlangsung lama, kurang minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak
duduk dan sering mengangkat beban yang berat. Wasir juga bisa terjadi pada wanita
hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan
juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis
(Nugroho, 2014).
c. Farmakologi
Daun ungu sudah cukup dikenal masyarakat sebagai bahan penyembuh wasir atau
ambeien. Tanaman ini memiliki efek laksatif karena mengandung lendir yang
bermanfaat melunakkan kotoran sehingga mencegah terjadinya sembelit. Daun ungu
mengandung pektin untuk mengembangkan saluran cerna, sehingga mempermudah
buang air besar dan tak menimbulkan luka atau peradangan (Redaksi Intisari, 1999).
Penggunaan daun duduk dalam pengobatan hemoroid juga telah lama digunakan.
Simplisia ini memiliki efek sebagai antipiretik, antiinflamasi, diuretik, dan parasitisid.
Kandungan flavonoid rutin pada daun duduk bersifat memperkuat dinding pembuluh
darah kapiler. Sifat inilah yang bisa melengkapi kemampuan daun duduk dalam
pengobatan wasir yang membuat pembuluh darah di rektum menjadi kuat (Kalyani et
al., 2011).
Daun iler memiliki efek antibakteri secara bakteriostatik. Hal ini diperngaruhi oleh
kandungannya yaitu alkaloid, etil salisilat, metil eugenol, timol, karvakrol, dan mineral.
Selain itu, tanaman ini juga terbukti dapat mempercepat proses penyembuhan luka
pada kelinci. Kombinasi rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan herba meniran
dalam ramuan jamu dimanfaatkan sebagai analgetic antiinflamation
immunomodulator (AAI) yang berkhasiat sebagai ramuan kebugaran (B2P2TOOT,
2017).