Disusun Oleh :
Ditya Novanda Sari
A1162028
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Ditya Novanda Sari
A1162028
Mengetahui,
Tim Penguji :
ii
KATA PENGANTAR
Berkat dan Rahmat – Nya sehingga Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah
Semarang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
Rumah Sakit.
1. Bapak Muzaroh Sarwanto, S. Si., Apt selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah
2. Ibu Novi Raharjiyanti, S. Farm., Apt selaku Kepala Pelayanan Farmasi Rumah
3. Ibu Enggar Budi S, S. Farm., Apt selaku Kepala Gudang Farmasi Rumah
Nusaputera Semarang.
iii
5. Ibu Sri Suwarni, M.Sc., Apt selaku Dosen pembimbing dalam Pelaksanaan
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil
selama kami menjalani Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi rekan –
Kefarmasian.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
2. Penerimaan, Penyimpanan, dan Distribusi Sediaan Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan ................................................................................ 56
3. Pelayanan Resep di Instalasi Rawat Jalan .......................................... 58
4. Pelayanan Resep di Instalasi Rawat Inap ............................................ 69
5. Prosedur Penyerahan Obat ................................................................. 72
6. Dispensing Obat Berdasarkan Permintaan Dokter ............................... 72
7. Administrasi dan Pengelolaan Dokumen ............................................. 73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 77
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu
farmasi klinik.
1
kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan
Analis Farmasi.
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta
2
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1. Secara Umum
profesional.
kerja sesungguhnya.
2. Secara Khusus
3
BAB II
Tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi dari rumah sakit adalah :
4
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
kesehatan.
5
atau lembaga teknis daerah diselenggarakan berdasarkan
bidang perumahsakitan.
b. Berdasarkan bentuknya
atau kontainer.
bangunan.
6
c. Berdasarkan jenis pelayanan
penyakit.
7
minimal 2 TTK, 1 apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh
8
dibantu oleh minimal 2 TTK, 1 orang apoteker di ruang ICU
9
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap aatau
penunjang.
rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit
10
perbatasan, atau kepulauan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Struktur Organisasi
11
tingkatan dan juga memiliki tugas masing–masing dan mereka
dengan kefarmasian :
a. Instalasi Farmasi
farmasi.
12
yang ada di rumah sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga
bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapat diadakan sekali
dalam satu bulan. Rapat Komite atau Tim Farmasi dan Terapi
Antimikroba (PPRA).
di bawah koordinasi komite medik. SMF ini terdiri dari dokter umum,
dokter gigi dan dokter spesialis dari semua disiplin yang ada di
13
Rumah Sakit. Komite Medik adalah wadah non struktural yang
diperlukan.
14
a. Tugas Komite Farmasi dan Terapi
15
ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus
obat.
rasional.
dan lain-lain.
16
penggunaannya. Obat yang termasuk dalam daftar formularium
obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite Farmasi dan
pelayanan medik
17
f. Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium
rumah sakit.
menguntungkan penderita.
pasien.
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
suatu departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit dibawah
18
pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker
Habis Pakai
optimal;
berlaku;
19
(6) Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
kefarmasian;
memungkinkan);
dapat digunakan;
Obat;
20
(4) Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik
kesehatan lain;
21
c. Melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan obat
safety).
menyeluruh.
22
sediaan farmasi akan memberikan efek negatif terhadap rumah
a. Pemilihan
23
b. Perencanaan
tersedia.
sebelumnya.
antara keduanya.
c. Pengadaan
24
kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan
lebih hemat.
elektronik.
25
d. Penerimaan
waktu kedatangan.
e. Penyimpanan
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) serta
26
penyalahgunaan dan pencurian, pengelolaan obat emergency
harus menjamin:
(1) Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergency
kebutuhan lain
f. Pendistribusian
dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
27
2. Sistem resep perorangan (individual prescribing)
4. Sistem kombinasi
dan bahan medis habis pakai bagi pasien rawat inap dengan
28
g. Pemusnahan dan penarikan
29
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
h. Pengendalian
moving);
i. Administrasi
30
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan
2. Administrasi keuangan
3. Administrasi penghapusan
31
11. Pelayanan Farmasi Klinik
(1) nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan
pasien;
32
Persyaratan klinis meliputi:
c. Rekonsiliasi Obat
error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu rumah sakit
33
ke rumah sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien
sebaliknya.
e. Konseling
Apoteker.
34
Pemberian konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan
f. Visite
35
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
36
pencampuran sediaan suntik, penyiapan nutrisi parenteral dan
yang sempit atau atas usulan dari Apoteker kepada dokter. PKOD
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis,
psikotropika adalah zat atau bahan baku atau obat, baik alamiah
37
(BPOM). Industri farmasi yang memproduksi narkotika, PBF atau
b. Penyaluran
dari :
(2) Kekuatan.
(3) Kemasan.
(4) Jumlah.
c. Penyimpanan
(1) Terbuat dari bahan yang kuat. Tidak mudah dipindahkan dan
38
(2) Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk
(3) Lemari khusus yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat,
(4) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum,
d. Pemusnahan
tindak pidana.
39
(3) Nama penanggung jawab fasilitas produksi atau fasilitas
(4) Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain
persediaan awal dan akhir bulan, jumlah yang diterima, jumlah yang
diserahkan.
40
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
a. Hak pasien.
keselamatan pasien.
41
b. Memimpin dan mendukung staf.
insiden.
42
mempetahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak terkait
Semarang
a. Visi
b. Misi
43
c. Motto
44
Rumah Sakit Roemani kelas VIP. Dengan demikian lengkaplah
ruangan yang ada di Rumah Sakit ini mulai dari kelas ekonomi
45
Kesehatan RI.Dr. H. Adyatma, M. Ph berupa Patakan Nugraha
pelayanan kesehatan.
Semarang
Semarang
1) Direktur Utama
- Bagian SDI dan umum terdiri dari sub bagian personalia, sub
46
- Bagian marketing dan humas terdiri dari sub bagian
pengembangan usaha.
47
Struktur Organisasi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
48
b. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
49
Struktur Instalasi Farmasi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
50
4. Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang
a. Tenaga Medis
dokter gigi, dokter kulit, dokter mata, dokter saraf, dokter THT
b. Tenaga Kefarmasian
untuk pelayanan rawat jalan, rawat inap yang dibagi dalam 3 waktu
kerja.
51
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap aatau rawat jalan
dan dibantu oleh TTK)” tetapi jumlah paoteker belum sesuai dengan
c. Tenaga Keperawatan
ada di setiap poli untuk pelayanan rawat jalan dan ada di ruangan
informasi, dll.
5. Fasilitas Pelayanan
a. Rawat Jalan
(1) Klinik Umum : KIA atau KB, Gigi dan Mulut, Psikologi,
Kelamin, Psikiaktri.
Negeri
b. Rawat Inap
52
(2) Ruang Ayub 2 dewasa, bedah
c. Gedung Yusuf
(1) Kecantikan
(2) Bekam
53
BAB III
A. Kegiatan PKL
3. Pelayanan resep baik rawat jalan maupun rawat inap dan non resep.
B. Pembahasan
Kesehatan
dan Terapi (PFT) dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Obat
54
agar jenis dan jumlahnya sesuai sehingga merupakan produk atau
setiap bulan pada hari Selasa. Pada hari-hari biasa juga dilakukan
55
Contoh buku defecta pada Lampiran 2. Pada saat pengadaan obat-
Perbekalan Kesehatan
harga yang tertera dalam faktur dengan kondisi fisik yang diterima.
Faktur yang diberikan PBF berupa copyan faktur, faktur asli diberikan
56
diberikan kepada distributor, jika prekusor yang diberikan warna putih
dan penamaan mirip atau LASA (Look Alike Sound Alike) tidak
pada lemari yang tidak mudah dipindahkan dan memiliki dua pintu dan
memiliki kunci ganda, kunci dipisah antara kunci luar dan dalam,
57
farmasi menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan daftar
pasien ditulis secara tertulis dalam resep oleh dokter dan resep
dalam 2 shift yaitu shift pagi dan siang. Shift pagi pukul 07.00-14.00
58
WIB, sedangkan shift siang pukul 14.00- 21.00 WIB. Ruang farmasi
inap.
Tata ruang dari Instalasi farmasi rawat jalan yaitu terdiri atas
tempat racik, penyiapan obat dan rak-rak obat tergabung dalam satu
pekursor farmasi yaitu ada pasal 25 ayat (1) yang berbunyi “ tempat
berbeda.
pada saat itu bertugas yang telah mendapat kewenangan. Tata letak
perbekalan farmasi telah dipisah antara satu dengan yang lain yaitu
59
obat generik, paten, obat bpjs, injeksi, bentuk sediaan cair dan
lemari pendingin agar tetap stabil pada kisaran 2-8 °C. Di bagian
kapital, warna dan ukuran huruf yang berbeda, maka petugas akan
60
lebih berhati-hati dengan obat norum tetapi petugas perlu mengeja
lemari es dan diberi stiker HIGH ALERT. Jarak antar satu rak obat
dengan rak yang lain sekitar 1 meter, hanya mampu dilewati dua
obat.
penyiapan obat ternyata ada stok obat yang habis, ketua tim
61
inhealth atau BPJS berdasarkan obat paten atau generik,
jaga di rawat jalan dan proses skrining resep masih dilakukan oleh
a. Penerimaan Resep
lain dan resep racikan. Jika resep umum nomor antrian H, jika
Jika pasien setuju dengan total harga obat maka obat diserahkan
62
penulis resep terlebih dahulu. Print nota obat akan muncul di
b. Skrining Resep
lahir, alamat), tanda buka R/, tanda tangan atau paraf dokter.
c. Penyiapan Obat
untuk kerja cepat dan tepat obat. Kemudian ada petugas yang
63
Jika resep racikan akan dilakukan perhitungan ulang oleh
petugas yang berbeda, jika sudah benar resep akan diracik lalu
d. Penyerahan Obat
64
pelayanan farmasi rawat jalan adalah obat racikan lebih dari 40
pelayanan untuk jenis resep obat jadi adalah < 30 menit dan untuk
65
Sedangkan untuk pasien BPJS, harus memastikan bahwa
obat yang akan ditebus oleh pasien terdapat dalam Fornas. Jika
66
Gambar 1. Alur Pelayanan Resep Pasien Reguler di Rawat Jalan
Resep diterima
Konfirmasikan ke dokter
bila ada ketidakjelasan
Beri harga
67
Gambar 2. Alur Pelayanan Resep Pasien BPJS di Farmasi Rawat Jalan
Resep diterima
68
4. Pelayanan Resep di Instalasi Rawat Inap
yaitu waktu kerja pagi, waktu kerja siang dan waktu kerja malam. Pagi
07.00.
bagian farmasi rawat inap bila obat-obat High Alert, narkotik atau
(ODDD) yaitu obat disiapkan hanya untuk satu hari, sehingga pasien
terjadi.
Alur pelayanan resep rawat inap yaitu form resep rawat inap
69
rawat inap. Setelah resep masuk ke SIM RS rawat inap dilakukan
disiapkan dicek lagi oleh petugas lainnya. Ketika sudah benar alat
ke ruangan.
70
Gambar 3. Alur Pelayanan Pasien di Rawat Inap
Diberi harga
Obat disiapkan
71
5. Prosedur Penyerahan Obat
kapsul, salep dan tetes telinga. Sediaan biasanya dibuat kapsul jika
72
dengan sengaja membelinya di apotek. Pembuatan tetes telinga harus
sering dilakukan.
pada akhir bulan untuk rawat inap dan rawat jalan. Untuk bagian
sakit.
pencatatan yang jelas. Pada saat obat diantar dari disitributor perlu
menerima. Ketika di rawat jalan atau rawat inap untuk mengambil obat
73
mendekati expired biasanya ditarik dan diteletakkan di rak karantina.
Pada rawat jalan dan rawat inap ketika stock opname menemukan
nama obat, jumlah barang, no batchnya sesuai ataua tidak. Jika obat-
stock opname itu akan diakumulasi berapa kerugian rumah sakit dari
dibendel menjadi satu, setelah satu bulan akan dijadikan dalam kardus
dan diberi tanggal dan bulan. Pengarsipan resep dibedakan jenis resp
BPJS dan resep umum. Pengarsipan faktur juga dilakukan setiap hari.
tahun.
74
BAB IV
A. Kesimpulan
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) dengan sangat
memperhatikan obat yang termasuk Hight Alert dan LASA (Look Alike
75
B. Saran
yakni :
76
DAFTAR PUSTAKA
77