Disusun oleh :
A1172119
SEMARANG
2020
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh :
Fithria Nur Annisa
A1172119
Mengetahui,
Ketua STIFERA
Tim Penguji :
Ketua Anggota
ii
KATA PENGANTAR
Berkat dan Rahmat – Nya sehingga Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit
Selama pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Enggar Budi A., S.Farm., Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah
3. Ibu Novi Raharjiyanti, S.Farm., Apt., selaku Kepala Gudang Farmasi Rumah
4. Bapak Yithro Serang, M.Farm., Apt., selaku Kepala Sekolah Tinggi Ilmu
5. Ibu Ayu Ina Solichah, S.Farm., selaku Dosen pembimbing dalam pelaksanaan
iii
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil yang
peroleh selama kami menjalani Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
Kefarmasian.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2018a).
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan sarana
kesehatan lainnya .
keperawatan dan kebidanan, rawat jalan dan rawat inap (KEMENKES RI, 2019).
Pelayanan farmasi di rumah sakit dijalankan oleh suatu unit di rumah sakit
yang disebut dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Kegiatan yang
Teknis Kefarmasian.
2016 yaitu :
Nusaputera Semarang untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa
selama PKL mahasiswa dapat mengetahui kegiatan pengelolaan obat yang ada di
Rumah Sakit. Praktik Kerja Lapangan ini sangat besar manfaatnya bagi
2
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan teoritis yang didapatkan dari
perguruan tinggi secara langsung. Melalui Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan
B. TUJUAN PKL
Muhammadiyah Semarang
3
4
BAB II
SEMARANG
1. Rumah Sakit
kepada masyarakat.
kemampuan pelayanannya.
miskin.
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
5
r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital
by laws).
6
2) Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan
7
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit
dan fungsi Rumah Sakit. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas
kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis,
Organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah
fungsi :
2015).
kepada pemimpin Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang
8
mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi
Farmasi Terapi harus dapat membina hubungan kerja dengan komite lain
obat.
secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk Rumah Sakit
besar rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Komite/Tim Farmasi dan
Terapi dapat mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit
9
b. Fungsi dan Ruang Lingkup KFT (Komite Farmasi dan Terapi)
atau menolak produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh
obat.
rasional.
10
2) Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi,
lain.
KFT (Komite Farmasi dan Terapi) untuk digunakan di Rumah Sakit dan
yang berisi daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk
efektivitas, kualitas, biaya, dan dapat dikelola oleh sumber daya dan
disepakati staf medis, disusun oleh komite Farmasi dan Terapi Rumah
Sakit. Harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberian obat, dan
Sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan
11
kebutuhan Rumah Sakit penyusunan dan revisi formularium Rumah Sakit
Fungsional.
Rumah Sakit.
penderita.
3) Mutu terjamin.
12
4) Praktis dalam penyiapan dan pengangkutan.
pasien.
Narkotik adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
Psikotropik adalah zat atau bahan baku obat, baik alamiah maupun sintetis
diketahui bahwa :
13
melakukan pendaftaran melalui Badan Pengawasan Obat dan
b. Penyaluran
b) Bentuk sediaan.
c) Kekuatan.
d) Kemasan.
e) Jumlah
f) Tanggal kadaluarsa.
g) Nomer batch
14
c. Penyimpanan
berikut:
berbeda.
4) Diletakkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
d. Pemusnahan
15
dokter praktek perorangan harus melaksanakan berita acara
b) Tempat pemusnahan.
praktik perorangan.
dimusnahkan.
2) Cara pemusnahan
16
3) Pencatatan dan Pelaporan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit suatu departemen atau unit atau bagian
disuatu Rumah Sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh
17
2) Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.
risiko.
Pelayanan Kefarmasian.
Habis Pakai.
18
5) Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Rumah Sakit.
kefarmasian.
memungkinkan).
Pakai.
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat
digunakan.
19
c. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi :
Obat.
keluarga pasien.
Pakai.
lain.
stabil
20
h. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga
Rumah Sakit.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi
a. Pemilihan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
terapi.
3) Pola penyakit.
6) Mutu.
21
7) Harga.
8) Ketersediaan dipasaran.
b. Perencanaan Kebutuhan
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
b) Penetapan prioritas.
c) Sisa persediaan.
f) Rencana pengembangan
c. Pengadaan
22
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan
Farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain:
Sheet (MSDS)
23
a) kriteria umum dan kriteria mutu Obat.
b) Persyaratan pemasok
d. Penerimaan
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
24
sumbangan/dropping/hibah. Seluruh kegiatan penerimaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan cara
maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
e. Penyimpanan
peringatan khusus.
25
b) Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan
terpisah yaitu :
keselamatan.
bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
26
Medis Habis Pakai yang disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai
penamaan yang mirip LASA (Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
a) Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan
lain
f. Pendistribusian
27
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
unit pelayanan.
ruangan.
28
3) Sistem Unit Dosis
dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali
inap.
4) Sistem Kombinasi
dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus
29
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
2) Telah kadaluwarsa
30
h. Pengendalian
Habis Pakai.
Bahan Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus
moving);
i. Administrasi
31
Kegiatan administrasi terdiri dari :
yang berlaku.
d) Dokumentasi farmasi.
c) Laporan tahunan.
2) Administrasi Keuangan
32
merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya,
3) Administrasi Penghapusan
berlaku.
terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk
33
Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya
Interaksi Obat
34
pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh
Obat pasien.
jika diperlukan;
Dikehendaki (ROTD);
menggunakan Obat;
35
pengobatan alternatif yang mungkin digunakan oleh pasien
c. Rekonsiliasi
Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar
digunakan pasien;
instruksi dokter.
1) Pengumpulan data
36
terjadinya reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan
proses rekonsiliasi.
2) Komparasi
kurang dari 24 jam. Hal lain yang harus dilakukan oleh Apoteker
adalah :
37
a) Menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja
pengganti; dan
rekonsilliasi Obat
3) Komunikasi
yang diberikan.
38
3) Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
1) Menjawab pertanyaan;
6) Melakukan penelitian.
39
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PIO :
2) Tempat; dan
3) Perlengkapan
e. Konseling
safety).
pasien;
40
5) Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
1) Kriteria Pasien:
down/off);
41
2) Sarana dan Peralatan :
f. Visite
kondisi pasien serta memeriksa terapi obat dan rekam medik atau
sumber lain.
42
Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan
(ROTD).
4) Pemantauan
5) Tindak lanjut
2) Kerahasiaan informasi
43
Obat adalah rekasi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan
kerja farmakologi.
dikehendaki.
dikehendaki.
dikehendaki (ESO)
44
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) :
obat.
tertentu
1) Indikator peresepan,
2) Indikator pelayanan,
3) Indikator fasilitas.
obat.
yang dibutuhkan.
45
d) Menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
46
saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian
dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau
47
B. PROFIL RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
nilai-nilai Islami.
2. Sejarah
48
warga Muhammadiyah Kota Semarang mendirikan sebuah rumah sakit
Berkat kerja keras semua direksi dan staf karyawan, rumah sakit
49
d. Pada tahun 2012, memperoleh sertifikat ISO 9001:2008.
fisik (KEMENKES RI, 2016). Adapun jajaran Direksi yang saat ini sedang
adalah: dr. Sri Mulyani, SpA. M.Kes, dr. Asdiyati, H. Heri Poerbantoro, SE
Akt MM. Semoga Allah SWT meridhoi perjuangan dan usaha pimpinan
Muhammadiyah tersebut.
50
3. Struktur Organisasi
a. Direktur Utama
2) Bagian PSDI dan umum terdiri dari : Sub bagian personalia, Sub
usaha
51
MPKU
KOTA SEMARANG
Direktur Utama
SMF
Bagian Keuangan Bagian
Bidang Bidang Bagian Bagian SDI &
& akutansi Marketing &
pelayanan keperawatan Kerohanian Umum
Humas
medis
Sub Bagian Yan. Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Sie Pelayanan Sie keperawatan
Rohani Pasien Personalia Keuangan Marketing
Medis rawat inap
Sub Bagian Bina Sub BagianDiklat Sub Bagian Sub Bagian
Sie Keperawatan Islami Pegawai Akutansi Humas & PKRS
rawat jalan &
unit khusus Sub Bagian Sub BagianYan Sub Bagian
INSTALASI
Rumah Tangga Asuransi Pengembangan
usaha
INSTALASI
52
Sedangkan untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit dikepalai oleh
53
Direktur Pelayanan Medis
Pelaksana Pelaksana Farmasi Rawat Jalan Farmasi Rawat Inap Pelayanan BPJS
Pelaksana
Farmasi Gudang Pengada-an
54
4. Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
a. Tenaga Medis: terdiri dari dokter spesialis dan sub spesialis, baik
perawat dan bidan yang ada di setiap poli untuk pelayanan rawat
dan lainnya.
kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan
Menteri.
55
Di Instalasi Farmasi RS Roemani Muhammadiyah Semarang
56
57
BAB III
A. KEGIATAN PKL
bimbingan materi oleh Pembimbing Lapangan, dan mengikuti kegiatan doa pagi
kegiatan di Instalasi Farmasi tersebut. Kegiatan PKL berlangsung pada hari Senin
sampai hari Sabtu dengan pembagian tugas berdasarkan depo farmasi yang
tempati dan dilakukan secara bergilir agar mahasiswa dapat memahami dan
meliputi :
Pakai.
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
B. PEMBAHASAN
Pakai
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali
yaitu semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang beredar
58
di rumah sakit merupakan tanggung jawab instalasi farmasi, sehingga tidak
ada pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
a. Pemilihan
disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi, pola penyakit, mutu, harga dan
b. Perencanaan
59
Kepala Instalasi Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi membuat RAB
(Rencana Anggaran Biaya) yang dibuat pada dua bulan menjelang akhir
obat yang akan dibeli dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Daftar
yang dilihat dari satu tahun sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, dan tepat pasien.
c. Pengadaan
Data perencanaan yang telah dibuat dalam satu bulan dikoreksi Kepala
60
Instalasi Farmasi kemudian diserahkan kepada Tim pengadaan farmasi
hari Senin dan Kamis kecuali ada kebutuhan cito dan life saving dapat
d. Penerimaan
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
dan terarsip secara rapi agar mudah saat dibutuhkan penelusuran data.
kondisi fisik barang yang diterima jika rusak dapat langsung melakukan
diberikan kepada distributor, jika prekusor yang diberikan warna putih dan
pink.
61
Selanjutnya setelah proses penerimaan barang sesuai maka
nomor SIK petugas. Faktur yang diberikan PBF berupa copyan faktur,
e. Penyimpanan
Setiap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis Pakai
yang masuk dan keluar selalu dilakukan pencatatan pada kartu stok.
FIFO (First In First Out)dan FEFO (First Expired First Out). Obat-obat
yang termasuk kelompok obat LASA (Look A Like Sound A Like) diberi
62
Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika didalam lemari yang
tidak mudah dipindahkan dan memiliki dua pintu serta memiliki kunci
ganda, kunci dipisah antara kunci luar dan dalam, masing-masing kunci
f. Pendistribusian
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai ke semua unit
memudahkan penelusuran.
Pakai
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Badan Pengawas Obat
63
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall). Rumah Sakit mempunyai
h. Pengendalian
dengan cara stok opname setiap 1 bulan sekali. Dan disesuaikan stok
stok fisik dan stok komputer. Stok Opname dilakukan setiap akhir bulan.
setiap barang, dan buku operan untuk stok Narkotik dan Psikotropik yang
di lakukan setiap shift agar kesesuaian stok terjaga. Kartu stok pada
tanggal, jumlah sediaan yang masuk atau keluar, asal sediaan atau tujuan
ketidaksesuaian stok.
Operasional Procedur) yang telah dibuat agar obat yang diberikan kepada
pasien rawat jalan, umum dan asuransi tepat dan rasional. Pemberian obat
Benar dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu, Benar Indikasi, Benar
resep yang tertulis dalam resep e-prescribing maupun resep secara manual
64
oleh dokter di instalasi rawat jalan. Dilakukannya e-prescribing bertujuan
Roemani Muhammadiyah dibagi menjadi 2 shift yakni pagi dari jam 07.00 –
14.00 dan siang dimulai dari jam 14.00 – 21.00 namun ada hari tertentu seperti
hari Kamis dan Jumat pelayanan rawat jalan dilakukan selama 24 jam
dilanjutkan shift malam dimulai dari jam 21.00 – 07.00 dikarenakan adanya
mendapatkan obat.
Tata ruang dari Instalasi farmasi rawat jalan yaitu terdiri atas tempat
racik, penyiapan obat dan rak-rak obat tergabung dalam satu ruangan. Bagian
bawah rak obat paten BPJS terdapat lemari Narkotik yang terbuat dari kayu
yang berbeda. Seperti yang disebutkan dalam Permenkes No. 3 Tahun 2015
prekursor farmasi yaitu ada pasal 25 ayat (1) yang berbunyi tempat
gudang ruangan atau almari khusus”, serta pasal 26 yang berisi penjabaran
65
dari pasal 25 ayat (1) dimana lemari penyimpanan khusus narkotika,
berbeda.
Kunci lemari Narkotik selalu di bawa oleh kepala tim yang pada saat
itu bertugas yang telah mendapat kewenangan. Tata letak perbekalan farmasi
telah dipisah berdasarkan jenis yaitu obat generik, paten, obat BPJS, injeksi,
sirup dan sediaan setengah padat serta sediaan topikal memiliki tempat
khusus yaitu pada suhu 2-8°C disimpan pada lemari pendingin. Di Instalasi
terdapat 2 lemari pendingin yang salah satunya adalah lemari pendingin untuk
untuk memantau suhu lemari pendingin agar tetap stabil pada kisaran 2-8 °C.
Monitoring suhu dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan
siang hari. Di sisi samping lemari pendingin ditempel daftar obat yang
66
Permintaan obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan ke Gudang Farmasi
dilakukan berdasarkan penggunaan per hari sehingga jumlah dan jenis obat
yang dibutuhkan setiap harinya berbeda tergantung dari jumlah obat yang
membedakan mana yg fast moving dan slow moving agar tidak terjadi
obat ternyata ada stok obat yang habis, ketua tim langsung menghubungi
secara otomatis akan dimutasi dari gudang. Obat Narkotik petugas Gudang
Farmasi yang mengantar obat tersebut ke Instalasi Farmasi Rawat Jalan dan
meminta tanda tangan kepala tim di lembar amprah. Hal ini dilakukan untuk
alfabetis.
yang ada selama pelayanan farmasi berlangsung di rawat jalan dan proses
skrining resep masih dilakukan oleh pihak TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian).
67
a) Penerimaan Resep
pasien umum, BPJS, dan asuransi lain, resep diterima oleh petugas
harga obat kepada pasien umum, bila pasien setuju dengan harga
tersebut maka obat segera disiapkan tetapi jika pasien tidak setuju
resep atau obat boleh tidak diambil. Petugas Instalasi Farmasi Rawat
b) Skrining Resep
lahir, alamat), tanda buka R/, tanda tangan atau paraf dokter.
68
2) Pertimbangan farmasetis, meliputi : bentuk sediaan, dosis,
c) Penyiapan Resep
d) Penyerahan Obat
69
disiapkan, kesesuaian retriksi BPJS yang berlaku pada resep,
meliputi nama pasien, tanggal lahir pasien, dan alamat pasien jika
diberikan buku yang berisi terapi obat apa saja yang diperoleh serta
mutu yaitu resep racikan tidak lebih dari 60 menit dan resep non
tunggu pelayanan untuk jenis resep obat jadi adalah < 30 menit dan
70
Resep diterima
Konfirmasikan ke dokter
bila ada ketidakjelasan
Beri harga
71
Resep diterima
Konfirmasikan ke dokter
bila ada ketidakjelasan
72
74
BAB IV
A. KESIMPULAN
72 Tahun 2016).
First Out) dan FIFO (First In First Out) dengan memisahkan obat-obat yang
B. SARAN
yakni :
3. Perlu adanya gudang khusus untuk penempatan cairan infus dan arsip
75
DAFTAR PUSTAKA
76
Lampiran 1. Buku Defecta Gudang Farmasi
77
Lampiran 2. Surat Pesanan
Lampiran 3. Faktur
78
Lampiran 4. Form Pemantauan Suhu Barang Datang
79
Lampiran 6. Penyimpanan Obat Berdasarkan Sistem FIFO
80
Lampiran 8. Form Retur Obat
81
Lampiran 9. Penyimpanan Obat High Alert
82
Lampiran 10. Penyimpanan Obat Prekusor
83
Lampiran 12. Penyimpanan Obat Berdasarkan Suhu, Bentuk dan Jenis Obat
84
85
86
Lampiran 13. Rak Karantina
87
Lampiran 15. Form Telaah Resep
88
Lampiran 17. Alat Pemantau Suhu dan Kelembaban
89
Lampiran 19. Form Serah Terima Pemesanan Barang Ruangan
90