PENYUSUN DOKUMEN:
TIM KONSULTAN
WJP CONSULTATION NETWORK TM
PIHAK PEMRAKARSA:
PT. SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS Tbk
SURABAYA
2014
DAFTAR TABEL
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Dokumen Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Pendirian Rumah Sakit Siloam Hospitals Surabaya yang
baru sebagai pengganti Rumah Sakit Siloam Hospitals Surabaya yang ada
saat ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusunan dokumen ini bertujuan agar dapat membantu
memberikan keputusan kelayakan dalam pendirian RS Siloam Hospitals
Surabaya sebagai pengganti RS Siloam Hospitals Surabaya yang lama.
Diharapkan dengan melakukan studi kelayakan (feasibility study) pihak
pemangku kepentingan mempunyai landasan pertimbangan dalam
pendirian Rumah Sakit Siloam Hospitals Surabaya.
Akhir kata, semoga Dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study) ini
dapat digunakan sebagai dasar dan acuan dalam pendirian Rumah Sakit
Siloam Hospitals Surabaya serta operasionalisasinya hingga 10 tahun
mendatang.
Tim Penyusun
1. 1 Landasan Hukum
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit khususnya
pasal 1 (1), menyebutkan bahwa “rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat”. Sesuai
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 pada pasal 3 beberapa tujuan
penyelenggaraan rumah sakit adalah: 1) memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit serta 2) meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit.
1. 2 Tujuan
Tujuan utama penyusunan studi kelayakan rumah sakit adalah
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan izin pendirian dan izin
operasional rumah sakit, serta memberikan gambaran proyeksi proyek
pendirian dan pengembangan rumah sakit , sehingga hasil studi ini dapat
1. 4. 3 Analisis Dokumen
Analisis dokumen dilakukan melalui pengkajian data, dengan
pembandingan antara hasil dengan standar normatif yang dilakukan untuk:
(a) analisis kelayakan lokasi dan bangunan, (b) analisis kelayakan usaha, (c )
analisis kelayakan pasar, (d) skenario pendirian, dan (f) analisis kelayakan
keuangan. Analisis tersebut mengacu pada beberapa peraturan perundangan
terkait penyelenggaraan rumah sakit antara lain:
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk di Kota Surabaya (berdasarkan jenis Kelamin dan
Kelompok Usia) Hasil Survei Tahun 2010
Jumlah Penduduk
Kelompok Usia (berdasarkan jenis kelamin) Total %
No
(tahun) Laki- Perem- Penduduk Penduduk
% %
laki puan
1. Balita (0 – 4) 111.524 7,58 105.659 6,98 217.183 7,27
2. Anak (5 – 14) 218.336 14,84 207.682 13,71 426.018 14,27
3. Remaja (15 –19) 105.915 7,20 117.883 7,78 223.798 7,49
4. Dewasa Muda
(20 – 34) 510.617 34,70 535.663 35,36 1.046.280 35,04
5. Paruh Baya (35 -
59) 439.175 29,85 445.697 29,42 884.872 29,63
6. Lanjut Usia (60
keatas) 85.831 5,83 102.124 6,74 187.955 6,29
Tabel 3.3 Data Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun
2012
No Jenis 2010 %
1 Infeksi akut Lain Pernafasan Atas 650.217 44,31
2 Peny. Pada Sist Otot dan Jaringan Pengikat 190.341 12,97
3 Penyakit Kulit Infeksi 139.422 9,50
4 Penyakit Darah Tinggi 38.079 2,60
5 Peny. Rongga Mulut, Kel.Ludah, Rahang 177.378 12,09
6 Penyakit Mata dan Adneksa 35.920 2,45
Batasan jumlah rumah sakit di dalam suatu daerah tidak diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Undang-undang
tentang Rumah Sakit pasal 6 disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah bertanggung jawab untuk menyediakan Rumah Sakit berdasarkan
kebutuhan masyarakat . Dalam penjelasan pasal 6 ayat (1 ) huruf a disebutkan
bahwa penyediaan Rumah Sakit didasarkan pada perhitungan rasio tempat
tidur dan jumlah penduduk.
Tabel berikut menggambarkan sarana rumah sakit di Kota Surabaya.
Tabel 3.13 Nama Rumah Sakit (Umum, Khusus dan Bersalin) di Kota
Surabaya Berdasarkan Status Kepemilikan dan Kelas Tahun 2012
Jumlah
No Nama Rumah Sakit Milik Kelas
TT
Rumah Sakit Umum
1 RSUD dr. Soetomo Pem. Pusat A 1493
2 RS Siloam Hospitals Surabaya Swasta C 160
3 RS Surabaya Internasional Swasta B 201
4 RS Surabaya Medical Service Swasta D 50
5 RSAU Dr.Soemitro TNI AU D/IV 24
6 RS Gotong Royong Swasta D 52
7 RS Darmo Swasta B 177
8 RS Spesialis Husada Utama Swasta B 235
9 RSU Dr.Soewandhie Pem.Kota C 140
10 RSU Karang Tembok Pem.Kota C 100
11 RSU Haji Pem.Prop B+ 226
Dari tabel diatas diketahui sarana rumah sakit di Kota Surabaya hingga
tahun 2013 sudah tersedia sebanyak 6.724 TT. Berdasarkan kondisi saat ini
kemungkinan akan ada tambahan jumlah tempat tidur kurang lebih 300 TT,
karena adanya beberapa rumah sakit yang sudah mendapatkan izin pendirian
tetapi belum beroperasional. Sehingga kemungkinan jumlah tempat tidur
yang tersedia di Kota Surabaya saat ini adalah 7.024 TT. Bila merujuk standar
bahan kesehatan dunia (WHO) rasio ideal adalah 200-400 tempat tidur (TT)
per 100.000 jiwa penduduk mengindikasikan bahwa pemenuhan sarana
kesehatan rujukan khususnya rumah sakit umum di Kota Surabaya masih
perlu ditambah. Berdasarkan perhitungan rasio jumlah TT dan jumlah
penduduk, bila di Kota Surabaya terdapat 3.193.636 jiwa penduduk dan Bila
diambil angka tengahnya yaitu 300 TT per 100.000 penduduk maka di kota
Surabaya harus tersedia kapasitas TT sekitar 9.581 TT, sehingga masih
terdapat kekurangan 2.557 TT. Hal ini menjadi suatu peluang bagi rumah sakit
Siloam Hospitals Surabaya untuk mendirikan dan atau mengembangkan
rumah sakit umum di wilayah Surabaya. Jumlah penduduk Kota Surabaya
terus meningkat setiap tahunnya dan hal ini berdampak pada peningkatan
kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rumah sakit.
Jumlah rumah sakit di sekitar RS Siloam Hospitals Surabaya cukup
banyak baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, diantaranya adalah
RSUD Dr. Soetomo, RSU Haji, RS Spesialis Husada Utama, RS St. Visncestius
A. Paulo, RS Bedah, RS Orthopedi dan Traumatologi, RS Khusus Jiwa menur,
RS Khusus Gigi dan Mulut FKG Unair, RS Pura Raharja, dan RS Lombok 22.
RSUD Dr. Soetomo merupakan rumah sakit rujukan untuk Indosesia bagian
Timur. Hal ini mengakibatkan persaingan yang tinggi antar rumah sakit untuk
menarik pelanggan atau pasien. Agar RS Siloam Hospitals Surabaya mampu
3.7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jumlah penduduk yang tinggi di Surabaya Timur menggambarkan
peningkatan kebutuhan pelayanan rumah sakit dan sangat
potensial untuk pendirian dan atau pengembangan rumah sakit
Siloam Hospitals Surabaya. Tetapi jumlah rumah sakit di sekitar RS
Siloam Hospitals Surabaya cukup banyak baik rumah sakit
pemerintah maupun swasta, diantaranya adalah RSUD Dr. Soetomo
yang merupakan rumah sakit rujukan untuk Indosesia bagian
Timur. Hal ini mengakibatkan persaingan yang tinggi antar rumah
sakit untuk menarik pelanggan atau pasien. Agar RS Siloam
Hospitals Surabaya mampu bersaing maka harus menerapkan
strategi yang menarik dan atau mempunyai pelayanan unggulan
yang berbeda sehingga menjadi pilihan masyarakat.
2. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya pada
tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding tahun 2011.
3. Peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor jasa di Kota Surabaya
terjadi pada hampir seluruh sub sektor Jasa
4. Angka morbiditas kota Surabaya menunjukkan tren peningkatan
dan khususnya di wilayah pendirian RS Siloam relatif tinggi.
5. Angka mortalitas kota Surabaya menunjukkan tren penurunan,
namun mortalitas terbanyak di Surabaya wilayah timur dan selatan.
6. Berdasarkan perhitungan rasio jumlah tempat tidur (TT) dan
jumlah penduduk Surabaya pemenuhan sarana kesehatan rujukan
khususnya rumah sakit umum di Kota Surabaya masih perlu
ditambah.
7. Pemrakarsa RS Siloam Hospitals Surabaya sudah mempelajari seluruh
aspek kebijakan yang ada dalam pendirian suatu rumah sakit dan
berkomitmen untuk memenuhi seluruh ketentuan dan atau peraturan
3.7.2 Kendala
Pertumbuhan fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit saat
saat ini terpusat di wilayah Surabaya Timur. Tetapi jumlah rumah sakit di
sekitar RS Siloam Hospitals Surabaya cukup banyak baik rumah sakit
pemerintah maupun swasta, diantaranya adalah RSUD Dr. Soetomo yang
merupakan rumah sakit rujukan untuk Indosesia bagian Timur. Hal ini
mengakibatkan persaingan yang tinggi antar rumah sakit untuk menarik
pelanggan atau pasien. Agar RS Siloam Hospitals Surabaya mampu bersaing
maka harus menerapkan strategi yang menarik dan atau mempunyai
pelayanan unggulan yang berbeda sehingga menjadi pilihan masyarakat
dalam mencari pelayanan kesehatan.
Tabel 4.1 Daftar Standar Pelayanan Rumah Rakit Umum Kelas B dan
Ketersediaan Pelayanan di RS Siloam Hospitals Surabaya
RS SILOAM
STANDAR
JENIS PELAYANAN HOSPITALS KET
KELAS B
SURABAYA
1 2 3 4
A. Pelayanan Medik Umum
1. Pelayanan medik dasar + Tersedia
2. Pelayanan medik gigi mulut + Tersedia
3. Pelayanan KIA/KB + Tersedia
B. Pelayanan Gawat Darurat
STANDAR
SUMBER DAYA MANUSIA KET
KELAS B
1 2 3
A. Pelayanan medik dasar
1. Dokter umum Min 12 tenaga tetap
2. Dokter Gigi Min 3 tenaga tetap
B. 4 pelayanan medik spesilias dasar,
1. Penyakit Dalam Min 3
2. Kesehatan Anak Min 3 Min. 4 tenaga
3. Bedah Min 3 tetap dari 12 tenaga
4. Obstetri & Ginekologi Min 3
C. Pelayanan Medik Spesialis Lain
1. Mata, Min 1
2. Telinga Hidung Tenggorokan Min 1
3. Syaraf Min 1 Min 8 dari 12
4. Jantung dan Pembuluh Darah Min 1 pelayanan spesialis
5. Kulit dan Kelamin Min 1
6. Kedokteran Jiwa Min 1 Min 8 tenaga tetap
dari 12 tenaga
7. Paru Min 1
8. Orthopedi Min 1
9. Urologi Min 1
10. Bedah Syaraf Min 1
11. Bedah Plastik Min 1
12. Kedokteran Forensik Min 1
D. Pelayanan Medik Subspesialis
1. Bedah Min 1
Bedah Digestif
Bedah kepala dan leher
Bedah hemorhoid
Bedah anak minimal ada 2 dari 4
Bedah Thorax Kardio Vaskuler Pelayanan
2. Penyakit Dalam Min 1 Subspesialis Dasar
Klinik ginjal Min 2 tenaga tetap
Klinik Oncology dari 4 tenaga
3. Kesehatan Anak Min 1
Klinik Syaraf Anak
Klinik Tumbu Kembang Bayi dan anak
Klinik laktasi
RUANGAN DI STANDAR
NO JUMLAH KET
IGD PERALATAN
1 2 3 4
A RUANG PENERIMAAN
1. Ruang Meja, kursi, lemari
Administrasi berkas/arsip,
dan pendaftaran intercom/telepon
safety box
dan peralatan kantor
lainnya
2. Ruang Tunggu Kursi, Meja,
Pengantar Pasien Televisi
Alat Pengkondisi
Udara (AC / Air
Condition)
3. Ruang Rekam Meja, kursi
Medis filing cabinet/lemari
arsip
komputer
4. Ruang Persiapan Area terbuka dengan/
Bencana Massal tanpa penutup,
fasilitas air bersih dan
drainasE
a. Kit Pemeriksaan
B RUANG TRIASE Min 2
Sederhana
b. Brankar
ada
Penerimaan Pasien
Rasio
c. Pembuatan rekam
ada cross
medik khusus
sectional
d. Label (pada saat
ada
korban massal)
C RUANG TINDAKAN
1 Ruang Resusitasi Nasopharingeal tube Min 1 setiap no
Oropharingeal tube Min 1 setiap no
Laringoscope set Anak Min 1 setiap no
Laringoscope set Min 1 setiap no
Dewasa
Nasotrakheal tube Min 1 setiap no
Orotracheal Min 1 setiap no
Suction Min 1 setiap no
Tracheostomi set Min 1 setiap no
Bag Valve Mask Min 1 setiap no
(Dewasa/Anak)
Kanul Oksigen Min 1 setiap no
Oksigen mask (D/A) Min 1
Chest Tube Min 1
RUANGAN DI
NO JENIS PERALATAN JUMLAH KET
IGD
1 2 3 4 5
1 Hall Patient Stretcher 10
Wheel Chair 8
2 Triage Patient Examination Bed 2
Examination Lamp 2
Basic Diagnostic Kit 2
Diagnostic Set 2
Universal Bandage Scissors, 18 cm 3
Medicine Cabinet 2
3 Ruang Patient Examination Bed 3
Pemeriksaan Halogen Examination Lamp 3
Basic Diagnostic Kit 3
Diagnostic Set 3
Automatic Tourniquet 3
Eye Magnet 3
Infusion Stand 3
Basic Instrument Set 3
Anasthesia Aparatus 3
Defibrilator 3
Large Suture Intsr. Set 1
Bandage Instrument Set 1
Sterile Tray Wiremesh 1
Instrument Trolley 3
Emergency Trolley 1
Mayo Stand 1
Kidney Bowl 9
Korentang 1
Tromol 1
Mangkok Alkohol (stainless) 9
Portable Steam Sterilizer 16 ltr 1
tensimeter air raksa 5
Timbangan bayi 1
Timbangan badan 1
nebulizer 2
Pulse Oximetri 1
Lampu Tindakan 2
Head lamp 1
Suction pump 1
Pasien monitor 1
Tabel 4.6 Daftar Pengadaan Jenis dan Jumlah Peralatan Medis dan Non
Medis di Instalasi rawat Jalan RS Siloam Hospitals Surabaya
RUANGAN DI
NO JENIS PERALATAN JUMLAH KET
IRJA
1 2 3 4 5
1 MCU ECG 1
Tensi air raksa 3
Timbangan badan 1
Timbangan digital 1
Treadmill 1
- Control 1
2 OPD Audiometer 1
Auto refkeratometer 1
Defibrilator 1
ECG 1
Alat ECG 1
Bleacing 1
EEG 1
Vidio scope(Retroscope) 1
RUANGAN DI
NO JENIS PERALATAN JUMLAH KET
IRNA
1 2 3 4 5
1 Ruang Basic Diagnostic Kit 10
Perawatan Kelas Diagnostic Set 10
(Kapasitas Comfort Bed Kelas 3 + Mattress 110
tempat tidur) Comfort Bed Kelas 2 + Isolasi (4
engkol) 55
Comfort Bed Kelas 1 + Mattress (4
engkol) 97
Comfort Bed Kelas VIP (4 engkol) 52
Instalasi Rawat Intensif atau lebih dikenal dengan Intensive Care Unit
(ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, menyediakan
pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam, dengan
staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
Tabel 4.23 Daftar Standar Peralatan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) di
Rumah Rakit Umum Kelas B
STANDAR PERALATAN
NO RUANGAN
KELAS B
1 2 3
1. Ruang Administrasi Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
a. Loket Permintaan Darah intercom/telepon, safety box
b. Loket Pengambilan Darah
c. Loket Pembayaran
2. Ruang Tunggu Kursi, Meja, Televisi & Alat
Pengkondisi Udara (AC / Air
Condition)
3. Ruang Penyimpanan Darah Kulkas/ lemari pendingin
0
yaitu maksimal 7 . Rumah sakit harus menyediakan toilet khusus yang
memiliki luasan cukup untuk bergeraknya kursi roda.
O
ialah pada 22 ~ 26 C dengan tekanan seimbang.
4.5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan
sebagai berikut;
1. Pihak pemrakarsa pendirian RS Siloam Hospitals Surabaya
menyatakan sanggup dan berkomitmen untuk memenuhi standar
kebutuhan sumber daya manusia, peralatan medis dan non medis,
sarana dan prasarana, administrasi dan manajemen sesuai
ketentuan perundang-undangan yang diberlakukan.
2. RS Siloam Hospitals Surabaya wajib menggunakan standar sarana
rasio tempat tidur dengan luas lahan dan luas bangunan yang
diterbitkan Kementerian Kesehatan RI dalam merancang layout
bangunan rumah sakit umum kelas B.
3. Pihak PT. Siloam International Hospitals Tbk. dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan di RS Siloam Hospitals
Surabaya berkomitmen memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4.5.2 Kendala
Hal yang terpenting dalam asumsi dan proyeksi jumlah pasien adalah
besar persentase masyarakat yang masuk rumah sakit (MRS). Dalam studi
kelayakan ini digunakan asumsi 5 – 10% masyarakat Kota Surabaya yang
sakit. Berdasarkan asumsi bahwa BOR awal yaitu 0,35 atau 35% dengan
kenaikan setiap tahunnya sebesar 5%, rata-rata hari rawat atau Average Length
of Stay (ALOS) adalah 4 hari serta angka rawat inap diasumsikan sebesar 8%
dari rawat jalan. Maka proyeksi jumlah pasien rawat inap sampai tahun
kesepuluh dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5. 2 Proyeksi Jumlah Pasien Rawat Jalan Seluruh Poli RS Siloam Sampai
Tahun Ke-10
Tahun Jumlah Pasien per tahun
Pertama 700,500
Kedua 756,540
Ketiga 817,063
Keempat 882,428
Kelima 953,022
Keenam 1,029,264
Ketujuh 1,111,605
Kedelapan 1,200,533
Kesembilan 1,296,576
Kesepuluh 1,400,302
Dengan BOR awal 36% dan ALOS 5 hari dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 345 TT, maka dalam tahun pertama dapat diproyeksikan jumlah
pasien per hari sebanyak 74 pasien sehingga dalam 1 tahun (365 hari) pasien
rawat inap berjumlah 8.815 pasien. Jumlah tersebut diperoleh dari rumus:
Tabel 5. 3 Proyeksi Jumlah Hari Rawat Pasien RS Siloam Pada Tahun Ke-1
Menurut Kelas Kamar
Jumlah Hari Rawat Pasien
Kelas Jumlah TT %
pada tahun ke-1
Kelas III 104 30% 13.666
Kelas II 51 15% 6.701
Kelas I 93 27% 12.220
VIP 62 18% 8.147
VVIP 16 5% 2.102
ICU/NICU 19 6% 2.497
Jumlah 345 100% 45.333
Tabel 5. 7 Jumlah TT untuk Ruangan OK, VK, ICU, NICU, Ruang Isolasi
dan Recovery Room
Jumlah TT Jumlah
No. Ruangan Total TT
per ruang ruang
1 Kamar Operasi (OK) 1 4 4
2 Kamar bersalin (VK) 1 3 3
3 Kamar intensif (ICU) 1 17 17
4 Kamar intensif neonatus (NICU) 1 12
5 Ruang Isolasi 1 2 2
6 Recovery room 3 1 3
TOTAL 40
Total kebutuhan SDM yaitu sebanyak 536 orang karyawan (tabel 5.12).
Dari total kebutuhan tersebut dibutuhkan tenaga medis baik dokter umum
maupun spesialis sebanyak 42 orang, tenaga keperawatan sebanyak 397 orang
dan tenaga kebidanan sebanyak 10 orang.
Berikut ini merupakan total dari proyeksi pendapatan dari seluruh unit
pelayanan yang ada di RS selama periode 10 tahun.
A. Beban Langsung
Beban langsung meliputi antara lain:
a. Beban rawat inap
b. Beban rawat jalan
c. Beban IGD
d. Beban laboratorium
e. Beban apotek
f. Beban radiologi
g. Beban pendapatan OK dan
h. Beban pendapatan lain-lain.
159
No. Beban Langsung Tahun – 1 Tahun – 2 Tahun – 3 Tahun – 4 Tahun – 5
18 Beban Klinik Syaraf Anak 1.014.300.000 1.095.444.000 1.183.079.520 1.405.498.470 1.517.938.347
19 Beban Klinik THT 1.984.500.000 2.143.260.000 2.314.720.800 2.749.888.310 2.969.879.375
20 Beban Klinik Mata 1.984.500.000 2.143.260.000 2.314.720.800 2.749.888.310 2.969.879.375
21 Beban Klinik Kulit dan 1.984.500.000 2.143.260.000 2.314.720.800 2.749.888.310 2.969.879.375
Kelamin
22 Beban Klinik Paru 1.014.300.000 1.095.444.000 1.183.079.520 1.405.498.470 1.517.938.347
23 Beban Klinik Urologi 1.014.300.000 1.095.444.000 1.183.079.520 1.405.498.470 1.517.938.347
24 Beban Klinik Psikologi 579.600.000 625.968.000 676.045.440 803.141.983 867.393.341
25 Beban Klinik Educ. Diabetic & 579.600.000 625.968.000 676.045.440 803.141.983 867.393.341
Perawatan Luka
26 Beban Klinik Gizi 579.600.000 625.968.000 676.045.440 803.141.983 867.393.341
27 Beban Klinik Jantung 1.984.500.000 2.143.260.000 2.314.720.800 2.749.888.310 2.969.879.375
28 Beban Klinik Tumbuh 1.134.000.000 1.224.720.000 1.322.697.600 1.571.364.749 1.697.073.929
Kembang Anak
29 Beban Klinik Laktasi 1.134.000.000 1.224.720.000 1.322.697.600 1.571.364.749 1.697.073.929
30 Beban Klinik Anestesi 1.014.300.000 1.095.444.000 1.183.079.520 1.405.498.470 1.517.938.347
31 Beban Klinik Akupuntur 579.600.000 625.968.000 676.045.440 803.141.983 867.393.341
32 Beban Klinik Bedah Mulut 396.900.000 428.652.000 462.944.160 549.977.662 593.975.875
33 Beban Klinik Orthodontia 308.700.000 333.396.000 360.067.680 427.760.404 461.981.236
34 Beban Klinik Konservasi Gigi 308.700.000 308.700.000 308.700.000 339.570.000 339.570.000
35 Beban Klinik Psikiatri dan 1.014.300.000 1.014.300.000 1.014.300.000 1.115.730.000 1.115.730.000
Kesh. Jiwa
160
No. Beban Langsung Tahun – 1 Tahun – 2 Tahun – 3 Tahun – 4 Tahun – 5
36 Beban Klinik Nyeri 579.600.000 579.600.000 579.600.000 637.560.000 637.560.000
37 Beban Klinik Interventional 941.850.000 1.017.198.000 1.098.573.840 1.305.105.722 1.409.514.180
Radiology
38 Beban Klinik Rehab Medik 1.984.500.000 2.143.260.000 2.546.192.880 2.749.888.310 3.266.867.313
39 Beban Klinik Gigi 1.984.500.000 2.143.260.000 2.546.192.880 2.749.888.310 3.266.867.313
40 Beban Radiologi 71.469.441.368 77.266.008.781 91.714.894.106 99.091.024.771 117.676.021.179
41 Beban Laboratorium 72.623.328.979 80.712.528.341 95.879.334.780 103.528.763.412 122.953.484.411
42 Beban OK 6.445.789.551 7.415.783.011 9.031.364.309 9.905.367.307 11.838.218.897
43 Beban Apotik 146.779.600.000 174.468.536.000 207.164.100.000 245.774.636.701 291.358.244.696
44 Beban Visite Dokter 437.299.200 473.740.800 561.200.640 601.286.400 705.509.376
45 Beban Langsung Lain-Lain 13.756.464.638 15.448.874.359 18.339.440.133 20.587.435.135 24.492.656.625
TOTAL BEBAN 420.386.581.197 473.206.183.535 561.778.036.467 632.119.681.129 751.903.604.634
LANGSUNG
161
Tabel 5. 16 Proyeksi Beban Langsung RS Tahun-6 hingga Tahun-10
162
No. Beban Langsung Tahun – 6 Tahun – 7 Tahun – 8 Tahun – 9 Tahun – 10
163
No. Beban Langsung Tahun – 6 Tahun – 7 Tahun – 8 Tahun – 9 Tahun – 10
Kesh. Jiwa
36 Beban Klinik Nyeri 701.316.000 701.316.000 771.447.600 771.447.600 848.592.360
37 Beban Klinik Interventional 1.674.502.845 1.808.463.073 2.148.454.131 2.320.330.461 2.756.552.588
Radiology
38 Beban Klinik Rehab Medik 3.528.216.698 4.191.521.437 4.526.843.152 5.377.889.664 5.808.120.838
39 Beban Klinik Gigi 3.528.216.698 4.191.521.437 4.526.843.152 5.377.889.664 5.808.120.838
40 Beban Radiologi 127.977.818.343 152.022.719.035 164.139.937.617 194.916.550.293 210.485.562.444
41 Beban Laboratorium 133.635.012.189 158.744.179.504 171.401.248.444 203.546.895.701 219.722.092.952
42 Beban OK 16.305.116.329 20.071.991.736 22.876.558.139 27.585.175.738 30.970.872.472
43 Beban Apotik 361.081.863.047 428.713.831.095 508.485.818.942 602.568.027.517 713.527.852.643
44 Beban Visite Dokter 764.301.824 905.403.699 970.075.392 1.138.221.793 1.209.360.655
45 Beban Langsung Lain-Lain 28.198.431.226 33.362.268.344 37.629.014.558 44.439.779.697 50.154.439.271
164
Tabel 5. 17 Proyeksi Beban Tidak Langsung RS periode Tahun-1 hingga Tahun-5
165
No. Beban Tidak Langsung Tahun – 6 Tahun – 7 Tahun – 8 Tahun – 9 Tahun – 10
166
Dari Tabel 5.15, Tabel 5.16, Tabel 5.17 dan tabel 5.18 menunjukkan
proyeksi biaya beban di RS selama periode 10 tahun. Biaya beban tersebut
terdiri dari biaya beban langsung dan biaya beban tak langsung.
Penjelasan dari kedua tabel di atas akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Beban IGD
Beban IGD diasumsikan sebesar 80% dari total pendapatan IGD per
tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk pendapatan IGD
pada tahun pertama sebesar Rp 2.622.000.000,- dan akan mengalami
kenaikan tiap tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi
sebesar Rp 7.673.919.293,-
167
5. Beban Klinik Bedah Plastik
Beban Klinik Bedah Plastik diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah Plastik pada tahun pertama sebesar
Rp 3.165.750.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 9.265.335.622,-
6. Beban Klinik Bedah Anak
Beban Klinik Bedah Anak diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah Anak pada tahun pertama sebesar Rp
2.126.250.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 6.222.986.612,-
7. Beban Klinik Bedah Digestif
Beban Klinik Bedah Digestif diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah Digestif pada tahun pertama sebesar
Rp 2.126.250.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 6.222.986.612,-
8. Beban Klinik Bedah TKV
Beban Klinik Bedah TKV diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah TKV pada tahun pertama sebesar Rp
2.126.250.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 6.222.986.612,-
9. Beban Klinik Bedah Hemorrhoid
Beban Klinik Bedah Hemorrhoid diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah Hemorrhoid pada tahun pertama
sebesar Rp 2.126.250.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya
sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 6.222.986.612,-
168
10. Beban Klinik Bedah Tulang
Beban Klinik Bedah Tulang diasumsikan sebesar 75% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Bedah Tulang pada tahun pertama sebesar
Rp 2.126.250.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 6.222.986.612,-
11. Beban Klinik Onkologi
Beban Klinik Onkologi diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
pendapatan Klinik Bedah Onkologi pada tahun pertama sebesar Rp
4.895.100.000,-. dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 14.326.698.066,-
12. Beban Klinik Infertility
Beban Klinik Infertility diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
pendapatan Klinik Infertility pada tahun pertama sebesar Rp
4.895.100.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 14.326.698.066,-
13. Beban Klinik Ginjal
Beban Klinik Ginjal diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
pendapatan Klinik Ginjal pada tahun pertama sebesar Rp
4.895.100.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 14.326.698.066,-
14. Beban Klinik Penyakit Dalam
Beban Klinik Penyakit Dalam diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Penyakit Dalam pada tahun pertama sebesar
Rp 9.790.200.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 28.653.396.132,-.
169
15. Beban Klinik Obgyn
Beban Klinik Obgyn diasumsikan sebesar 75% dari total pendapatan
poli per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
pendapatan Klinik Obgyn pada tahun pertama sebesar Rp
9.016.875.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 26.390.072.854,-.
170
dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai tahun kesepuluh
sehingga menjadi sebesar Rp 5.808.120.838,-.
171
24. Beban Klinik Psikologi
Beban Klinik Psikologi diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
Klinik Psikologi per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Psikologi pada tahun pertama sebesar Rp
579.600.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 1.696.340.054,-.
172
akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai tahun kesepuluh
sehingga menjadi sebesar Rp 3.318.926.193,-.
29. Beban Klinik Laktasi
Beban Klinik Laktasi diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
Klinik Laktasi per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Laktasi pada tahun pertama sebesar Rp
1.134.000.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 3.318.926.193,-.
30. Beban Klinik Anestesi
Beban Klinik Anestesi diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
Klinik Anestesi per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban
untuk pendapatan Klinik Anestesi pada tahun pertama sebesar Rp
1.014.300.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 2.968.595.095,-.
31. Beban Klinik Akupuntur
Beban Klinik Akupuntur diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan Klinik Akupuntur per tahun. Dari tabel di atas bahwa
proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Akupuntur pada tahun
pertama sebesar Rp 579.600.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
1.696.340.054,-.
32. Beban Klinik Bedah Mulut
Beban Klinik Bedah Mulut diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan Klinik Bedah Mulut per tahun. Dari tabel di atas bahwa
proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Bedah Mulut pada tahun
pertama sebesar Rp 396.900.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
1.161.624.168,-.
33. Beban Klinik Orthodontia
Beban Klinik Orthodontia diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan Klinik Orthodontia per tahun. Dari tabel di atas bahwa
173
proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Orthodontia pada tahun
pertama sebesar Rp 308.700.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
903.485.464,-.
34. Beban Klinik Konservasi Gigi
Beban Klinik Konservasi Gigi diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan Klinik Konservasi Gigi per tahun. Dari tabel di atas bahwa
proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Konservasi Gigi pada tahun
pertama sebesar Rp 308.700.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
451.967.670,-.
35. Beban Klinik Psikiatri dan Kesehatan Jiwa
Beban Klinik Psikiatri dan Kesehatan Jiwa diasumsikan sebesar 70%
dari total pendapatan Klinik Psikiatri dan Kesehatan Jiwa per tahun.
Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk pendapatan Klinik
Psikiatri dan Kesehatan Jiwa pada tahun pertama sebesar Rp
1.014.300.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai
tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp 1.485.036.630,-.
36. Beban Klinik Nyeri
Beban Klinik Nyeri diasumsikan sebesar 70% dari total pendapatan
Klinik Nyeri per tahun. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
pendapatan Klinik Nyeri pada tahun pertama sebesar Rp 579.600.000,-
dan akan mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai tahun kesepuluh
sehingga menjadi sebesar Rp 848.592.360,-.
37. Beban Klinik Interventional Radiology
Beban Klinik Interventional Radiology diasumsikan sebesar 65% dari
total pendapatan Klinik Interventional Radiology per tahun. Dari tabel
di atas bahwa proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Interventional
Radiology pada tahun pertama sebesar Rp 579.600.000,- dan akan
mengalami kenaikan tiap tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga
menjadi sebesar Rp 2.756.552.588,-.
174
38. Beban Klinik Rehab Medik
Beban Klinik Rehab Medik diasumsikan sebesar 70% dari total
pendapatan Klinik Rehab Medik per tahun. Dari tabel di atas bahwa
proyeksi beban untuk pendapatan Klinik Rehab Medik pada tahun
pertama sebesar Rp 1.984.500.000,- dan akan mengalami kenaikan tiap
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
5.808.120.838,-.
175
tahunnya sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp.
30.970.872.472,-.
176
beban gaji. Dari tabel di atas bahwa proyeksi beban untuk
kesejahteraan karyawan pada tahun pertama sebesar Rp 1.245.000.000,-
dan akan mengalami kenaikan 10% tiap tahun sampai tahun
kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp. 1.931.403.629,-.
177
10% tiap tahun sampai tahun kesepuluh sehingga menjadi sebesar Rp
23.303.185.587,-.
178
Perincian bangunan RS Siloam Hospital Surabaya, yaitu
sebagai berikut:
a. Untuk gedung rumah sakit yang didirikan diasumsikan
menggunakan harga satuan bangunan sebesar Rp
5.500.000,- per m2 bangunan (harga termasuk mechanical
engineering dan electricity) sehingga total kebutuhan biaya
pembangunan gedung sekitar Rp 252,268,500,000,-
b. Pemasangan Lift sebanyak 6 unit membutuhkan biaya
sekitar Rp 6.000.000.000,-.
c. Untuk pembuatan Saluran pipa, IPAL biaya yang
dibutuhkan Rp 1.000.000.000,-.
d. Pembelian Generator Listrik sebanyak 5 unit sebesar Rp
6.000.000.000,-
3. Peralatan Medis, Penunjang Medis dan Inventaris
Kebutuhan anggaran selain untuk pembangunan gedung
adalah: a) peralatan medis dan peralatan penunjang medis, dan
b) peralatan invetaris (kantor). Berikut penjelasan dan rincian
anggarannya.
a. Peralatan Medis dan Penunjang Medis
Peralatan yang dipakai di RS Siloam Hospitals Surabaya
terdiri dari peralatan medis dan penunjang medis. Peralatan
medis dan penunjang medis yang dimaksud secara umum
adalah peralatan untuk pelayanan poli rawat jalan, rawat
inap, laboratorium, radiologi dan kamar operasi. Kebutuhan
biaya investasi peralatan medis dan penunjang medis yang
dimasukkan dalam perhitungan, sebesar 100% dari total
kebutuhan yaitu Rp 99.760.320.814,-.
b. Inventaris
Kebutuhan biaya pembelian barang inventaris yang
diperlukan untuk pendirian RS Siloam Hospitals Surabaya
diestimasikan kebutuhannya 30% dari biaya kebutuhan
179
peralatan medis dan penunjang medis, sehingga kebutuhan
biayanya sebesar Rp 29.928.096.244,-
4. Kendaraan
Kendaraan dalam estimasi perhitungan biaya pembangunan RS
Siloam Hospitals Surabaya sebesar Rp 3.210.000.000,- yang
terdiri dari 1 buah ambulance emergency, 1 buah ambulance
transport, 1 buah ambulance jenazah, 2 buah kendaraan roda 4
dan 4 buah kendaraan roda 2.
5. Persiapan Manajemen RS (Biaya Konsultan Manajemen,
Perancang Arsitektur, Sipil dan Pengawas Pembangunan)
Biaya manajemen dalam estimasi perhitungan biaya
pembangunan RS Siloam Hospitals Surabaya diestimasikan
kebutuhannya sebesar Rp 7.060.262.655,-.
6. Biaya pra Operasi Rumah Sakit (Gaji Pegawai Tahun Pertama)
Biaya pra operasi dalam estimasi perhitungan biaya
pembangunan RS Siloam Hospitals Surabaya untuk kebutuhan
gaji tenaga medis dan tenaga non medis selama tahun pertama
setelah operasionalisasi gedung rawat inap baru. Dalam satu
tahun tersebut diestimasikan kebutuhan gaji sebesar Rp
24.900.000.000,-.
180
awal di tahun kedua. Sehingga mulai tahun kedua sudah mempunyai
saldo kas awal. Demikian halnya sampai dengan tahun kesepuluh akan
mempunyai saldo kas awal.
Penerimaan diperoleh dari total pendapatan rumah sakit setelah
pembangunan gedung dan rumah sakit mulai beroperasi. Pada tahun pra
operasional penerimaan berasal dari biaya estimasi proyek pembangunan
RS Siloam Hospitals Surabaya. Jika terdapat saldo kas awal dan
penerimaan maka apabila dijumlahkan keduanya akan menjadi jumlah
kas yang tesedia. Pengeluaran untuk pembangunan RS Siloam Hospitals
Surabaya diestimasikan mulai dari tahun pra operasional sampai pada
tahun kelima. Karena pada selang waktu ini merupakan tahap
pembangunan dan tahap operasional rumah sakit yang memerlukan
pengeluaran untuk membeli berbagai peralatan dan perlengkapan yang
harus dipenuhi oleh rumah sakit. Berikut ini adalah tabel yang
menggambarkan proyeksi arus kas pendirian RS Siloam Hospitals
Surabaya selama 10 tahun kedepan:
181
Tabel 5. 19 Proyeksi Arus Kas RS Siloam Hospitals Surabaya Selama Periode 10 Tahun Terakhir
10
659.244.922.898 2.106.486.449.401 2.765.731.372.299 1.843.824.129.952 921.907.242.347 921.907.242.347
182
Saat tahap pra operasional merupakan tahap pembangunan fisik
gedung rumah sakit tidak mempunyai saldo kas awal namun terdapat
penerimaan sebesar Rp 484.804.702.370,- sebagai biaya yang diperlukan
dalam pembangunan fisik rumah sakit. Penerimaan tersebut sekaligus
menjadi pengeluaran untuk pembangunan fisik gedung rumah sakit
sebesar Rp 484.804.702.370,- sehingga terdapat saldo kas akhir pada tahun
ke nol defisit sebesar Rp 484.804.702.370,-. Pada tahun pertama terdapat
penerimaan dari total pendapatan rumah sakit sebesar Rp
577.771.514.784,- yang ditambah dengan saldo kas awal tahun pertama
defisit sebesar Rp 484.804.702.370,- sehingga uang kas yang tersedia pada
tahun pertama menjadi sebesar Rp 92.966.812.414,-.
Pengeluaran untuk biaya operasional dan beban biaya tidak
langsung untuk tahun pertama operasional sebesar Rp 520.428.269.520,
sehingga masih mengalami defisit sebesar Rp 427.461.457.106. Nilai ini
selanjutnya menjadi saldo kas akhir tahun pertama dan digunakan
sebagai saldo kas awal tahun kedua. Demikian seterusnya sampai pada
tahun kesepuluh dengan saldo kas akhir sebesar Rp 921.907.242.347.
183
bersifat “flat”, maka estimasi laba operasi sebelum penyusutan amortisasi
dan pajak kena pajak sebesar 28%. Estimasi biaya yang kena pajak
diperoleh dari laba operasi sebelum penyusutan amortisasi dan pajak per
tahunnya dikalikan 28%. Perhitungan laba setelah pajak penghasilan
diperoleh dari pengurangan laba sebelum pajak penghasilan dengan
estimasi pajak penghasilan. Untuk lebih memudahkan berikut ringkasan
rumus penghitungan laba dan beban pajak:
Laba Operasi Sebelum Penyusutan Amortisasi dan Pajak = Laba Kotor – Total Biaya
Beban Tidak Langsung
Laba Sebelum Pajak Penghasilan = Laba Oprs. Sblm Penystn Amrt. & Pajak – Total
Beban Biaya Penyusutan & Amort
Estimasi PPh pasal 25 = Laba Oprs. Sblm Penystn Amrt. & Pajak x 28%
Laba Setelah PPh = Laba Sebelum Pajak Penghasilan - Estimasi PPh pasal 25
184
Proyeksi laba kotor RS Siloam Hospitals Surabaya pada tahun pertama
sebesar Rp 157.384.933.587,- dan akan mengalami kenaikan sampai tahun
kesepuluh hingga sebesar Rp 552.940.743.602,-. Laba operasi sebelum
penyusutan, amortisasi dan pajak pada tahun pertama mendapat surplus
sebesar Rp 81.918.921.806,- dan mengalami kenaikan sampai tahun
kesepuluh hingga mencapai sebesar Rp 375.231.884.927,-.
Untuk tahun pertama laba sebelum pajak penghasilan RS Siloam
Hospitals Surabaya mendapat surplus sebesar Rp 41.317.143.394,- dan RS
Siloam Hospitals Surabaya akan memperoleh laba sebelum pajak
penghasilan hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 361.209.789.927,-.
Demikian halnya dengan laba setelah pajak penghasilan atau yang disebut
laba bersih, pada tahun pertama surplus sebesar Rp 16.741.466.852,- dan
pada tahun kesepuluh akan meningkat menjadi sebesar Rp
248.640.224.449,-.
185
nilai PV kas bersihnya. PV kas bersih diperoleh melalui perhitungan nilai
cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.
Hasil analisis didapatkan bahwa nilai NPV atau keuntungan pada
sepuluh tahun pertama apabila “diuangkan” pada nilai rupiah saat ini
adalah sebesar Rp 1.524.783.790.084,- dan IRR sebesar 27,16%. Dari nilai
NPV tersebut dapat disimpulkan hasil penilaian pendirian RS Siloam
Hospitals Surabaya dari aspek keuangan adalah layak karena nilai NPV
yang positif dan nilai IRR lebih tinggi dari bunga bank saat ini (13-15%).
5.15.1 Kesimpulan
1. Skenario pengembangan RS Siloam Hospitals Surabaya di rawat inap
akan mengoperasikan 345 TT dengan diproyeksikan;
a. BOR pada tahun pertama sebesar 36%
b. ALOS RS Siloam Hospitals Surabaya diproyeksikan tidak lebih dari
5 hari
c. peningkatan kapasitas produksi diproyeksikan naik 8% per
tahunnya.
2. Proyeksi proporsi jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium adalah 60% berasal dari pasien rawat inap, 100% dari
pasien MCU, 40% berasal dari pasien poli spesialis, 10% dari pasien
klinik gigi dan 30% berasal dari pasien IGD.
3. Proyeksi proporsi jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
radiologi adalah 40% berasal dari pasien rawat inap, 50% dari pasien
MCU, 25% berasal dari pasien poli spesialis, 5% dari pasien klinik
gigi dan 30% berasal dari pasien IGD.
4. Proyeksi pendapatan telah memperhitungkan seluruh jenis
pelayanan yang dikembangkan di RS RS Siloam Hospitals Surabaya
186
5. Proyeksi beban telah memperhitungkan beban langsung dan beban
tidak langsung yang ditanggung oleh RS Siloam Hospitals Surabaya.
6. Analisis kebutuhan investasi RS Siloam Hospitals Surabaya
dilakukan berdasarkan kebutuhan investasi berikut: bangunan
gedung, peralatan medis dan penunjang medis serta inventaris,
persiapan manajemen RS (konsultan, arsitek, pelatihan SDM, dan
lainnya), biaya pra operasional rumah sakit (gaji pegawai tahun
pertama).
7. Analisis proyeksi laba rugi menunjukkan tren pertumbuhan yang
positif.
8. Analisis rasio memberikan gambaran nilai Investment Return Rate
(IRR) didapatkan nilai sebesar 27,16% dan NPV positif sebesar Rp
1.524.783.790.084,- sehingga proyek pendirian dan pengembangan RS
Siloam Hospitals Surabaya layak untuk dilaksanakan.
9. Break Event Point (BEP) akan tercapai dalam kurun waktu 6 tahun
5.15.2 Kendala
Kendala yang akan dihadapi RS Siloam Hospitals agar perencanaan
10 tahun ke depan dapat terlaksana dengan baik (tercapai IRR 27,16%)
adalah RS Siloam Hospitals Surabaya harus menggunakan proyeksi ini
sebagai acuan dalam menjalankan bisnis rumah sakit. RS Siloam Hospitals
juga harus mencapai target dalam pelayanan pasien sesuai dengan asumsi
dan proyeksi jumlah pasien, jumlah tindakan, dan besaran pendapatan
yang sudah diperhitungkan. Manajemen RS Siloam Hospitals Surabaya
juga harus patuh dan komitmen dalam mengendalikan keuangan
sehingga rumah sakit mampu mencapai rasio keuangan yang sehat
187
BAB 6
KESIMPULAN
6. 1 Kesimpulan
Berdasar hasil analisis dan kajian (studi) kelayakan yang dilakukan
meliputi analisis kelayakan kebutuhan pelayanan rumah sakit, kebutuhan
sumber daya manusia, fasilitas peralatan medis dan non medis, sarana
prasarana, administrasi dan manajemen, aspek keuangan, dan kendala
dalam pendirian Siloam Hospitals Surabaya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Jumlah penduduk yang tinggi di Surabaya Timur
menggambarkan peningkatan kebutuhan pelayanan rumah
sakit dan sangat potensial untuk pendirian dan atau
pengembangan rumah sakit Siloam Hospitals Surabaya. Tetapi
jumlah rumah sakit di sekitar RS Siloam Hospitals Surabaya
cukup banyak baik rumah sakit pemerintah maupun swasta,
diantaranya adalah RSUD Dr. Soetomo yang merupakan
rumah sakit rujukan untuk Indosesia bagian Timur. Hal ini
mengakibatkan persaingan yang tinggi antar rumah sakit
untuk menarik pelanggan atau pasien. Agar RS Siloam
Hospitals Surabaya mampu bersaing maka harus menerapkan
strategi yang menarik dan atau mempunyai pelayanan
unggulan yang berbeda sehingga menjadi pilihan masyarakat.
2. Berdasarkan perhitungan rasio jumlah tempat tidur (TT) dan
jumlah penduduk Surabaya pemenuhan sarana kesehatan
188
rujukan khususnya rumah sakit umum di Kota Surabaya masih
kekurangan 2.557 TT.
3. Pemrakarsa, PT. Siloam International Hospitals Tbk. sudah
mempelajari seluruh aspek kebijakan yang ada dalam
pendirian suatu rumah sakit dan berkomitmen untuk
memenuhi standar kebutuhan sumber daya manusia, peralatan
medis dan non medis, sarana prasarana, administrasi dan
manajemen sesuai ketentuan dan atau peraturan yang
diberlakukan
4. PT. Siloam International Hospitals Tbk. dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan di RS Siloam Hospitals
Surabaya berkomitmen memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan menerapkan standard
Good Corporate Governance (GCG) yang berlandaskan pada
praktik-praktik yang baik dan sejalan dengan Visi, Misi dan
Nilai-nilai Perseroan.
5. Skenario pengembangan RS Siloam Hospitals Surabaya di
rawat inap akan mengoperasikan 345 TT dengan BOR pada
tahun pertama diproyeksikan sebesar 36% dan ALOS RS
Siloam Hospitals Surabaya diproyeksikan tidak lebih dari 5
hari serta peningkatan kapasitas produksi diproyeksikan naik
8% per tahunnya.
6. Proyeksi proporsi jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium adalah 60% berasal dari pasien rawat inap, 100%
dari pasien MCU, 40% berasal dari pasien poli spesialis, 10%
dari pasien klinik gigi dan 30% berasal dari pasien IGD.
7. Proyeksi proporsi jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
radiologi adalah 40% berasal dari pasien rawat inap, 50% dari
pasien MCU, 25% berasal dari pasien poli spesialis, 5% dari
pasien klinik gigi dan 30% berasal dari pasien IGD.
189
8. Proyeksi pendapatan telah memperhitungkan seluruh jenis
pelayanan yang dikembangkan di RS Siloam
9. Proyeksi beban telah memperhitungkan beban langsung dan
beban tidak langsung yang ditanggung oleh RS Siloam.
10. nalisis kebutuhan investasi RS Siloam dilakukan berdasarkan
kebutuhan investasi berikut: bangunan gedung, peralatan
medis dan penunjang medis serta inventaris, persiapan
manajemen RS (konsultan, arsitek, pelatihan SDM, dan
lainnya), biaya pra operasional rumah sakit (gaji pegawai tahun
pertama).
11. Analisis proyeksi laba rugi menunjukkan tren pertumbuhan
yang positif.
12. Analisis rasio memberikan gambaran nilai Investment Return
Rate (IRR) sebesar 27,16% dan NPV positif sebesar Rp
1.524.783.790.084,- sehingga proyek pendirian dan
pengembangan RS Siloam Hospitals Surabaya layak untuk
dilaksanakan.
13. Break Event Point (BEP) akan tercapai dalam kurun waktu 6
tahun
6. 2 Kendala
Berdasarkan hasil analisis dan kajian (studi) kelayakan serta
kesimpulan di atas, terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan
serta diantisipasi agar pendirian dan pengembangan RS Siloam Hospitals
Surabaya tidak mengalami kendala dan atau hambatan. Kendala yang
akan dihadapi dan perlu diantisipasi adalah:
1. Jumlah penduduk yang tinggi di Surabaya Timur
menggambarkan peningkatan kebutuhan pelayanan rumah
sakit dan sangat potensial untuk pendirian dan atau
pengembangan rumah sakit Siloam Hospitals Surabaya. Tetapi
jumlah rumah sakit di sekitar RS Siloam Hospitals Surabaya
cukup banyak baik rumah sakit pemerintah maupun swasta,
190
diantaranya adalah RSUD Dr. Soetomo yang merupakan rumah
sakit rujukan untuk Indosesia bagian Timur. Hal ini
mengakibatkan persaingan yang tinggi antar rumah sakit untuk
menarik pelanggan atau pasien. Agar RS Siloam Hospitals
Surabaya mampu bersaing maka harus menerapkan strategi
yang menarik dan atau mempunyai pelayanan unggulan yang
berbeda sehingga menjadi pilihan masyarakat
2. RS. Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah sakit umum
dengan klasifikasi Kelas B wajib menyediakan pelayanan
kesehatan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
termasuk menjamin ketersediaan sumber daya manusia sesuai
yang persyaratan dan klasifikasinya untuk pemberian
pelayanan kesehatan. Sementara di pihak lain ada
kecenderungan peningkatan pendirian rumah sakit dan atau
pengembangan pelayanan rumah sakit serta keterbatasan
jumlah dan kompetensi SDM, sehingga terjadi persaingan
dalam perekrutan SDM sesuai kebutuhan rumah sakit. Rumah
sakit harus melakukan pengelolaan SDM dengan baik agar
tidak terjadi turn over SDM yang tinggi karena akan
mengganggu proses pelayanan kesehatan dan bisa menjadi
kendala yang sangat serius untuk keberlangsungan pelayanan
rumah sakit.
3. Kebutuhan anggaran harus dipersiapkan dengan baik untuk
memenuhi persyaratan pendirian dan pengembangan rumah
sakit sesuai peraturan-perundang-undangan yang berlaku.
4. Persyaratan khusus tentang sarana bangunan rumah sakit harus
diperhitungkan dan dipatuhi dalam melakukan perencanaan
gedung dan arsitekturnya.
5. Kecepatan perubahan teknologi peralatan medis canggih harus
diupayakan untuk diikuti dalam rangka memberikan pelayanan
yang profesional dan bermutu.
191
6. Tingginya biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan
medis diagnostik yang canggih dan berteknologi terkini.
7. Agar perencanaan pendirian dan pengembangan RS Siloam
Hospitals Surabaya 10 tahun ke depan dapat terlaksana dengan
baik dan tercapai IRR 27,16%, maka RS Siloam Hospitals
Surabaya harus menggunakan proyeksi ini sebagai acuan dalam
menjalankan bisnis rumah sakit dan harus mencapai target
dalam pelayanan pasien sesuai dengan asumsi dan proyeksi
jumlah pasien, jumlah tindakan, dan besaran pendapatan yang
sudah diperhitungkan. Manajemen RS Siloam Hospitals
Surabaya juga harus patuh dan komitmen dalam
mengendalikan keuangan sehingga rumah sakit mampu
mencapai rasio keuangan yang sehat
6. 3 Tingkat Kelayakan
6.1 Rekomendasi
192
Berdasarkan hasil analisis dan kajian (studi) kelayakan yang
dilakukan meliputi analisis kelayakan kebutuhan pelayanan rumah sakit,
kebutuhan sumber daya manusia, fasilitas peralatan medis dan non
medis, sarana prasarana, administrasi dan manajemen, aspek keuangan,
dan kendala dalam pendirian Siloam Hospitals Surabaya agar RS Siloam
Hospitals Surabaya dapat mencapai nilai Investment Return Rate (IRR)
sebesar 27,16%, maka rekomendasi untuk RS Siloam Hospitals Surabaya
adalah sebagai berikut;
1. RS Siloam Hospitals Surabaya menggunakan proyeksi ini sebagai
acuan dalam menjalankan bisnis rumah sakit agar dapat mencapai
tingkat IRR sebesar 27,16%.
2. RS Siloam Hospitals Surabaya harus mencapai target dalam
pelayanan pasien sesuai dengan asumsi dan proyeksi jumlah
pasien, jumlah tindakan, dan besaran pendapatan yang sudah
diperhitungkan.
3. RS Siloam Hospitals Surabaya mampu bersaing maka harus
menerapkan strategi yang menarik dan atau mempunyai pelayanan
unggulan yang berbeda sehingga tetap menjadi pilihan
masyarakat.
4. RS Siloam Hospitals Surabaya harus segera membuat jejaring
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lokasi
rumah sakit untuk menjaring pasien yang membutuhkan
pelayanan rujukan.
5. RS. Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah sakit umum dengan
klasifikasi Kelas B wajib menyediakan pelayanan kesehatan yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan termasuk menjamin
ketersediaan sumber daya manusia sesuai yang persyaratan dan
klasifikasinya untuk pemberian pelayanan kesehatan.
6. RS Siloam Hospitals harus melakukan pengelolaan SDM dengan
baik agar tidak terjadi turn over SDM yang tinggi karena akan
193
mengganggu proses pelayanan kesehatan dan bisa menjadi kendala
yang sangat serius untuk keberlangsungan pelayanan rumah sakit
7. Kebutuhan anggaran harus dipersiapkan dengan baik untuk
memenuhi persyaratan pendirian dan pengembangan rumah sakit
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mengantisipasi dan mengupayakan perubahan teknologi peralatan
medis canggih dalam rangka memberikan pelayanan yang
profesional dan bermutu.
194
195
LAMPIRAN :
196
15. Ruang Mekanik;
16. Ruang Dapur;
17. Laundry;
18. Kamar Jenazah;
19. Taman;
20. Pengolahan Sampah; dan
21. Pelataran parkir yang mencukupi.
197
Floor) maka perletakan IGD harus berada pada lantai dasar
(Ground Floor) atau area yang memiliki akses langsung.
5. IGD disarankan untuk memiliki Area yang dapat digunakan
untuk penanganan korban bencana massal (Mass Disaster
Cassualities Preparedness Area).
6. Ambulans/kendaraan yang membawa pasien harus dapat
sampai di depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan
hujan (catatan: untuk lantai IGD yang tidak sama tinggi dengan
jalan ambulans harus membuat ramp) dan memiliki sistem
sirkulasi yang memungkinkan ambulan bergerak 1 arah (One Way
Drive / Pass Thru Patient System).
7. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst. Bedah
Sentral.
8. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit Rawat
Inap Intensif (ICU (Intensive Care Unit)/ ICCU (Intensive Cardiac
Care Unit)/ HCU (High Care Unit)).
9. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit
Kebidanan.
10. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst.
Laboratorium.
11. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Instalasi
Radiologi.
12. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan BDRS
(Bank Darah Rumah Sakit) atau UTDRS (Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit) 24 jam.
13. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan
memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal /
bencana.
14. Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung
lebih dari 2 ambulans (sesuai dengan beban RS)
15. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien
198
dapat lancar dan tidak ada “cross infection” , dapat menampung
korban bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah
dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat
kepala jaga.
16. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
17. Area dekontaminasi ditempatkan di depan/diluar IGD atau
terpisah dengan IGD.
18. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.
19. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.
20. Apotik 24 jam tersedia dekat IGD.
21. Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter dan perawat)
199
NO RUANGAN DI IGD FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
1 2 3
proses pengobatan dan
tindakan medis serta
dokumentasi hasil pelayanan
4. Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan Min. 3 m2/ pasien
Bencana Massal penanganan pasien korban bencana
bencana massal.
C RUANG TINDAKAN
1 Ruang Resusitasi Ruangan yang dipergunakan Min. 36 m2
untuk melakukan tindakan
penyelamatan penderita gawat
darurat akibat gangguan ABC.
2 Ruang Tindakan Ruang untuk melakukan Min. 7,2 m2/ meja
Bedah tindakan bedah ringan pada tindakan
pasien.
3 Ruang Tindakan Ruang untuk melakukan Min. 7,2 m2/ meja
Medik tindakan non bedah pada tindakan
pasien.
4 Ruang Tindakan Ruang untuk melakukan bisa bergabung
bayi dan anak tindakan pada pasien bayi dan
anak
5 Ruang Tindakan Ruang untuk melakukan bisa bergabung
Kebidanan tindakan kebidanan
6 Ruang Operasi Ruang untuk melakukan Bisa bergabung
tindakan operasi emergency dan dapat diakses
dalam 24 jam
200
NO RUANGAN DI IGD FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
1 2 3
jenis pemeriksaan tertentu.
3 Bank Darah (BDRS) +/-
4 Ruang Sterilisasi Workbench
1 sink/ 2 sink lengkap dengan
instalasi air bersih & air
buangan
Lemari instrumen sebagai
penyimpanan instrumen yang
belum disterilkan dan berada
dalam tromol/pak.
Autoclave Minimal 1
5 Gas Medis : N2O Tabung Gas ada
Sentral ada
6 Ruang Farmasi/ Ruang tempat menyimpan Minimal 3 m2
Obat obat untuk keperluan pasien
gawat darurat.
7 Ruang Linen Steril Tempat penyimpanan bahan- Minimal 4 m2
bahan linen steril.
8 Ruang Alat Medis Ruangan tempat penyimpanan Minimal 8 m2
peralatan medik yang setiap
saat diperlukan. Peralatan
yang disimpan diruangan ini
harus dalam kondisi siap
pakai dan dalam kondisi yang
sudah disterilisa
201
NO RUANGAN DI IGD FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
1 2 3
instalasinya, diantaranya
pembuatan program kerja dan
pembinaan.
202
5. Klinik anak tidak diletakkan berdekatan dengan Klinik Paru,
sebaiknya Klinik Anak dekat dengan Klinik Kebidanan.
6. Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipisahkan.
7. Pada tiap ruangan harus ada wastafel (air mengalir).
8. Letak klinik jauh dari ruang incenerator, IPAL dan bengkel ME.
9. Memperhatikan aspek gender dalam persyaratan fasilitas
pelayanan rawat jalan.
Tabel berikut menggambarkan fungsi dan kebutuhan sarana atau
bangunan di Instalasi Rawat Jalan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit
umum Kelas B.
203
NO RUANGAN DI IRJA FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
dengan pasien ruang harus
mempunyai
panjang > 4m)
6 Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan 12~24 m2/ poli
Bedah Umum tindakan pembedahan kecil/
ringan.
7 Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan 12~25 m2/ poli
Bedah Tulang tindakan ringan pada tulang.
8 Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan 24 m2/ poli
Kebidanan dan tindakan atau diagnostic
Penyakit Kandungan kebidanan dan penyakit
kandungan terhadap pasien.
9 Klinik Mata Ruang tempat konsultasi, Pada ruang periksa
a. 1 Ruang Tindakan penyelidikan, pemeriksaan, mata, salah satu
b. 3 ruang konsultasi dan pengobatan pasien sisi ruang harus
/periksa penyakit mata. mem punyai
panjang >4m
204
3. Sarana di Instalasi Rawat Inap
205
dan Kelas III
14. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :
a. Pasien yang menderita penyakit menular.
b. Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti
penyakit tumor, ganggrein, diabetes, dsb).
c. Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam
ruangan)
15. Nurse station harus terletak di pusat blok yang dilayani agar
perawat dapat mengawasi pesiennya secara efektif, maksimum
melayani 25 tempat tidur.
206
RUANGAN DI
NO FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
IRNA
1 2 3 4
pernyataan keluarga pasien apabila
diperlukan tindakan operasi.
6. R. Dokter Jaga Ruang kerja dan kamar jaga dokter. Sesuai kebutuhan
7. Ruang Ruang tempat melaksanakan kegiatan Sesuai kebutuhan
pendidikan / pendidikan/diskusi
diskusi
8. Ruang Perawat Ruang istirahat perawat Sesuai kebutuhan
9. Ruang kepala Ruang tempat kepala ruangan Sesuai kebutuhan
instalasi rawat melakukan manajemen asuhan dan
inap pelayanan keperawatan diantaranya
pembuatan program kerja dan
pembinaan.
10. Ruang Loker Ruang ganti pakaian bagi petugas Sesuai kebutuhan
instalasi rawat inap.
11. Ruang Linen Tempat penyimpanan bahan-bahan Min. 4 m2
Bersih linen steril/ bersih.
12. Ruang Linen Ruangan untuk menyimpan bahan- Min. 4 m2
Kotor bahan linen kotor yang telah
digunakan di r. perawatan sebelum
dibawa ke r. cuci (;Laundry).
13. Gudang Kotor Fasilitas untuk membuang kotoran 4-6 m2
(Spoolhoek/Dirty bekas pelayanan pasien khususnya
Utility). yang berupa cairan. Spoolhoek berupa
bak/ kloset yang dilengkapi dengan
leher angsa (water seal).
KM/WC KM/WC @ KM/WC
14. (pasien, petugas, pria/wanita luas
pengunjung) 2 m2 – 3 m 2
15. Dapur Kecil Sebagai tempat untuk menyiapkan Sesuai kebutuhan
(Pantry) makanan dan minuman bagi petugas
di Ruang Rawat Inap RS.
16 Gudang Bersih Ruangan tempat penyimpanan alat- Sesuai kebutuhan
alat medis dan bahan-bahan habis
pakai yang diperlukan.
17 Janitor/ Ruang Ruang untuk menyimpan alat-alat Min. 4-6 m2
Petugas kebersihan/cleaning service. Pada
Kebersihan ruang ini terdapat area basah.
18 High Care Unit Ruang perawatan yang diletakkan Min. 9 m2 /tt
(HCU) didepan atau bersebelahan dengan
nurse station, untuk pasien dalam
kondisi stabil yang memerlukan
pelayanan keperawatan lebih intensif
dibandingkan ruang perawatan biasa.
19 Ruang Perawatan Ruang perawatan untuk pasien yang Min. 12 m2/TT
Isolasi berpotensi menular, mengeluarkan
bau dan pasien yang gaduh gelisah.
207
4. Sarana di Instalasi Rawat Intensif
208
pecah, flexi glass) untuk mengurangi kontaminasi terhadap
perawat.
9. Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik.
10. Tersedia aliran Gas Medis (O2, udara bertekanan dan suction).
11. Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar, terdapat penyedot asap
bila terjadi kebakaran.
12. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila
letak instalasi ICU tidak pada lantai dasar.
13. Ruang ICU/ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar baik
dari dalam/dari luar).
14. Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan
dinding tidak boleh berbentuk sudut/ harus melengkung agar
memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu
dan kotoran.
RUANGAN DI LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
ICU RUANGAN
1 2 3 4
1. Loker (Ruang Tempat ganti pakaian, meletakkan Sesuai
ganti). sepatu/alas kaki sebelum masuk kebutuhan
daerah rawat pasien dan sebaliknya
setelah keluar dari daerah rawat
pasien, yang diperuntukan bagi
petuga. Disediakan juga ruang ganti
pengunjung
2. Ruang Perawat Ruang istirahat perawat. Sesuai
kebutuhan
3. Ruang Kepala Ruang kerja dan istirahat kepala Sesuai
Perawat perawat. kebutuhan
4. R. Dokter Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian : Sesuai
209
RUANGAN DI LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
ICU RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang kerja kebutuhan
2. Ruang istirahat/ kamar jaga.
5. Daerah rawat Pasien ICU :
Daerah rawat Ruang tempat tidur berfungsi untuk Min. 12 m2
pasien non isolasi merawat pasien lebih dari 24 jam, /TT
dalam keadaan yang membutuhkan
pemantauan khusus dan terus
menerus
Daerah rawat Kamar yang mempunyai kekhususan Ruang isolasi
pasien isolasi teknis sebagai ruang perawatan min. 16 m2
intensif yang memiliki batas fisik /TT (belum
modular per pasien, dinding serta termasuk
bukaan pintu dan jendela dengan ruang antara)
ruangan ICU lainnya, dan harus
memiliki ruang antara
6. Sentral Ruang untuk melakukan perencanaan, 4-16 m2
monitoring/nurse pengorganisasian, asuhan dan (dengan
station. pelayanan keperawatan selama 24 jam memperhatika
(pre dan post conference, pengaturan n sirkulasi
jadwal), dokumentasi s/d evaluasi tempat tidur
pasien. Pos perawat harus terletak di pasien
pusat blok yang dilayani agar perawat didepannya)
dpt mengawasi pasiennya secara
efektif. (Disarankan ruang ini
menggunakan pembatas fisik tembus
pandang untuk mengurangi
kontaminasi terhadap perawat)
7. Gudang alat Ruang penyimpanan alat medik yang Sesuai
medik setiap saat diperlukan. Peralatan yang kebutuhan
disimpan diruangan ini harus dalam
kondisi siap pakai dan dalam kondisi
yang sudah disterilisasi.
210
RUANGAN DI LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
ICU RUANGAN
1 2 3 4
medik internal pasien di instalasi ICU.
Ruang ini berada pada bagian depan
instalasi ICU dengan dilengkapi loket
atau Counter.
12 Janitor/ Ruang Ruangan tempat penyimpanan 4-6 m2
cleaning service barang- barang dan peralatan untuk
kebersihan ruangan. Pada ruangan ini
terdapat area basah
13 Toilet (petugas, KM/WC Sesuai
pengunjung) kebutuhan
14 R. Penyimpanan R. Tempat menyimpan tabung-tabung 4 – 8 m2
Silinder Gas Medik gas medis cadangan
15 R. Parkir Brankar Tempat parkir brankar selama tidak 2-6 m2
ada kegiatan pembedahan atau
selama tidak diperlukan.
211
Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang
plester, pantri petugas. Ruang Tunggu Pasien (;holding)/ ruang
transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan
perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.
c. Zona 3, Tingkat Risiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium
Filter) Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri
dari ruang persiapan (preparation), peralatan/instrument steril,
ruang induksi, area scrub up, ruang pemulihan (recovery),
ruang resusitasi neonates, ruang linen, ruang pelaporan bedah,
ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan
peralatan anastesi, implant orthopedi dan emergensi serta
koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.
d. Zona 4, Tingkat Risiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter,
Medium Filter, Hepa Filter) Zona ini adalah ruang operasi,
dengan tekanan udara positif.
e. Area Nuklei Steril, Area ini terletak dibawah area aliran udara
kebawah (laminair air flow) dimana pembedahan dilakukan.
4. Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh setidaknya 1 ruang scrub
station.
5. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan
kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
6. Persyaratan ruang operasi :
a. Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama
operasi.
b. Pergantian udara yang dianjurkan sekitar 18-25 kali/jam.
c. Tekanan udara yang positif di dalam kamar pembedahan,
dengan demikian akan mencegah terjadinya infeksi ‘airborne’.
0
d. Sistem AC Sentral, suhu kamar operasi yang ideal 26 – 28 C
yang harus terjaga kestabilannya dan harus menggunakan
filter absolut untuk menjaring mikroorganisme.
e. Kelembaban ruang yang dianjurkan 70% (jika menggunakan
212
bahan anaestesi yang mudah terbakar, maka kelembaban
maksimum 50%).
f. Penerangan alam menggunakan jendela mati, yang diletakkan
dengan ketinggian diatas 2 m.
g. Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan vinyl yang
rata atau teras sehingga debu dari kotoran-kotoran tidak
tertumpuk, mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
h. Pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan
dinding harus melengkung agar mudah dibersihkan dan tidak
menjadi tempat sarang abu dan kotoran.
i. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak
menghasilkan debu/kotoran lain.
j. Pintu harus yang mudah dibuka dengan sikut, untuk
mencegah terjadinya nosokomial, disarankan menggunakan
pintu geser dengan sistem membuka dan menutup otomatis.
k. Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi
yang menghadap pada sisi dinding tempat ahli bedah
mencuci tangan.
Sesuai ketentuan yang berlaku maka Instalasi Bedah rumah sakit
umum kelas B wajib memenuhi standar kebutuhan sarana bangunan
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
RUANGAN
LUAS
NO DI INSTALASI FUNGSI RUANGAN
RUANGAN
BEDAH
1 2 3 4
1 R. Pendaftaran Ruang untuk menyelenggarakan 3~5 m2/
kegiatan administrasi khususnya petugas (min.9
pelayanan bedah. Ruang ini m2)
dilengkapi loket pendaftaran.
2 Ruang Tunggu Ruang untuk pengantar pasien
menunggu selama pasien menjalani
proses bedah.
213
RUANGAN
LUAS
NO DI INSTALASI FUNGSI RUANGAN
RUANGAN
BEDAH
1 2 3 4
3 Ruang transfer Ruang tempat mengganti brankar Sesuai
(Ganti Brankar) pasien dengan brankar instalasi kebutuhan
bedah
4 Ruang persiapan Ruang yang digunakan untuk Min. 9 m2
(Preparation room) mempersiapkan pasien sebelum
memasuki kamar bedah.
Kegiatan dalam ruang ini yaitu :
a. Penggantian pakaian penderita,
b. Membersihkan/mencukur
bagian tubuh yg perlu dicukur,
c. Melepas semua perhiasan dan
menyerahkan ke keluarga pasien
5 Ruang Ruang yang digunakan untuk Min. 9 m2
Induksi/anaestesi persiapan anaestesi/pembiusan.
(;Induction room) Kegiatan yang dilakukan di kamar
Ket : Apabila ini adalah sebagai berikut :
luasan area a. Mengukur tekanan darah pasien,
instalasi bedah RS b. Pemasangan infus,
tidak c. Memberikan kesempatan kepada
memungkinkan, pasien untuk menenangkan diri,
kegiatan anastesi d. Memberikan penjelasan kepada
dapat di laksanakan pasien mengenai tindakan yang
di Ruang Operasi akan dilaksanakan,
6 Ruang untuk cuci Ruang untuk cuci tangan dokter ahli Min. 3 m2
tangan (scrub bedah, asisten dan semua petugas
station) yang akan mengikuti kegiatan
dalam kamar bedah.
7 Ruang bedah Ruang untuk melakukan kegiatan Min. 42 m2
umum pembedahan umum/general. Kamar
operasi umum dapat dipakai untuk
pembedahan umum dan spesialistik
termasuk untuk ENT, Urology,
Ginekolog, Opthtamologi
8 Ruang bedah Ruang pembedahan yang Min. 50 m2
besar (mayor) digunakan untuk tindakan
pembedahan yang membutuhkan
peralatan besar dan memerlukan
tempat banyak, termasuk
diantaranya untuk bedah Neuro,
bedah orthopedi dan bedah jantung.
Ruang Kateterisasi Jantung (;Cathlab)
R. Tindakan Ruang untuk melakukan tindakan Min. 36 m2
Kateterisasi kateterisasi jantung.
Jantung
Ruang Monitor Ruang tempat memonitor kinerja Sesuai
(Ruang Kontrol) mesin C-arm cathlab dan ruang kebutuhan
214
RUANGAN
LUAS
NO DI INSTALASI FUNGSI RUANGAN
RUANGAN
BEDAH
1 2 3 4
tindakan kateterisasi jantung.
Ruang Mesin Ruang tempat meletakkan mesin- Sesuai
mesin cathlab ( generator, system kebutuhan
control, cooling unit)
Ruang Ruang tempat meletakkan/ Sesuai
Perlengkapan menyimpan perlengkapan katerisasi. kebutuhan
(Equipment Room)
10 Ruang Resusitasi Ruangan yang dipergunakan untuk Sesuai
Neonatus menempatkan bayi baru lahir kebutuhan
melalui operasi caesar, untuk
dilakukan tindakan resusitasi
terhadap bayi
11 Ruang Ruang pemulihan pasien pasca Min. 7,2 m2/
Pemulihan/ operasi yang memerlukan tempat tidur
PACU (;Post perawatan kualitas tinggi dan
Anesthetic Care pemantauan terus menerus.
Unit) Kapasitas ruangan ini harus
menampung tt 1,5 x jumlah ruang
bedah.
12 Ruang Pasca Ruang untuk perawatan singkat Sesuai
Bedah One Day pasca bedah kebutuhan
Care
Ket : boleh ada/tdk,
13 Gudang Steril Ruang tempat penyimpanan Sesuai
(clean utility) instrumen yang telah disterilkan. kebutuhan
Instumen berada dalam Tromol
tertutup dan disimpan di dalam
lemari instrument.
Bahan-bahan lain seperti linen, kasa
steril dan kapas yang telah
disterilkan juga dapat disimpan di
ruangan ini.
Ruang Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi Sesuai
14 (TSU = Theatre instrumen dan barang lain yang kebutuhan
Sterilization Unit) diperlukan untuk pembedahan. Di
Ket : boleh ada/tdk kamar sterilisasi harus terdapat
lemari instrumen untuk menyimpan
instrumen yang belum disterilkan.
15 Ruang ganti Ruang untuk ganti pakaian, Sesuai
pakaian/ loker sebelum petugas masuk ke area r. kebutuhan
bedah. Pada kamar ganti sebaiknya
disediakan lemari pakaian/loker
dengan kunci dipegang oleh setiap
petugas.
16 Depo Farmasi Ruang/ tempat menyimpan obat- Sesuai
obatan untuk keperluan pasien. kebutuhan
215
RUANGAN
LUAS
NO DI INSTALASI FUNGSI RUANGAN
RUANGAN
BEDAH
1 2 3 4
17 Ruang dokter Ruang tempat istirahat dokter Sesuai
dilengkapi dengan KM/WC. kebutuhan
18 Ruang perawat Ruang untuk istirahat perawat/ Sesuai
petugas lainnya setelah melakukan kebutuhan
kegiatan pembedahan atau tugas
jaga. Ruang jaga harus berada di
bagian depan shg mempermudah
semua pihak yang memerlukan
pelayanan bedah.
19 Ruang Diskusi Ruang untuk diskusi para operator Sesuai
Medis kamar operasi sebelum melakukan kebutuhan
tindakan pembedahan.
20 Gudang Kotor Ruang tempat penyimpanan Sesuai
(Dirty Utility). sementara barang dan bahan setelah kebutuhan
digunakan untuk keperluan operasi
sebelum dimusnahkan ke
insenerator, atau dicuci di londri
dan disterilkan di CSSD.
21 Spoolhoek Fasilitas untuk membuang kotoran 4-6 m2
bekas pelayanan pasien khususnya
yang berupa cairan. Spoolhoek
berupa bak/ kloset yang dilengkapi
dengan leher angsa (water seal).
22 KM/WC kamar mandi dan WC Sesuai
(petugas, kebutuhan
pengunjung)
23 Parkir brankar Tempat parkir brankar selama tidak Sesuai
ada kegiatan pembedahan atau kebutuhan
selama tidak diperlukan.
216
3. Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk
memudahkan ibu melihat bayinya, tapi sebaiknya dilakukan
dengan sistem rawat gabung.
4. Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia
pengatur kelembaban udara untuk kenyamanan termal.
5. Memiliki sistem proteksi dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran.
6. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila
letak instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak pada
lantai dasar.
7. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan
kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
8. Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan kebidanan dan
penyakit kandungan ditempatkan pada wadah khusus berwarna
kuning bertuliskan limbah padat medis infeksius kemudian
dimusnahkan di incenerator.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. R. Administrasi dan Ruang untuk menyelenggarakan 3~5 m2/
pendaftaran kegiatan administrasi khususnya petugas
pelayanan pasien di ruang
kebidanan dan kandungan. Ruang
ini berada pada bagian depan
instalasi/r. kebidanan & kandungan
dengan dilengkapi loket, meja kerja,
lemari berkas/arsip dan telepon/
217
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
interkom. Kegiatan administrasi
meliputi :
a. Pendataan pasien.
b. Penandatanganan surat
pernyataan keluarga pasien (jika
diperlukan tindakan operasi).
c. Pembayaran (Kasir).
2. Ruang Tunggu Ruang untuk pengantar pasien 1~1,5 m2/
Pengantar Pasien menunggu selama pasien menjalani orang
proses persalinan/ tindakah bedah.
3. Ruang untuk cuci Ruang untuk cuci tangan semua Min. 3 m2
tangan (scrub station) petugas yang akan mengikuti
kegiatan persalinan/tindakan
kebidanan dan penyakit kandungan.
5. Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan bersalin Min. 7,2 m2/
Bersalin dengan dengan komplikasi yang diawasi tempat tidur
Komplikasi (pre- secara intensif.
eclamsy labour)
6. Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan bersalin Min. 7,2 m2/
Bersalin Tanpa tanpa komplikasi. tempat tidur
Komplikasi/ Kala II-
III (labour)
(Minimal 2 tempat
tidur, harus
mempunyai 1
KM/WC)
7. Ruang Bersalin Ruang sebagai tempat dimana Min. 12 m2/
Tanpa Komplikasi pasien melahirkan bayinya tanpa tempat tidur
(delivery) komplikasi termasuk kegiatan- bersalin
(memiliki area kegiatan untuk tindakan saat
membersihkan/ persalinan.
memandikan bayi)
Ruang Bersalin Ruang sebagai tempat dimana Min. 12 m2/
8. dengan Komplikasi pasien melahirkan bayinya dengan tempat tidur
(memiliki area komplikasi termasuk kegiatan- bersalin
membersihkan/ kegiatan untuk tindakan saat
memandikan bayi) persalinan.
9. Ruang Bersalin Privat Ruang tempat dimana pasien mulai Min. 20 m2/
(labour, delivery, persiapan melahirkan sampai tempat tidur
recovery, post dengan pemulihan.
partum/ LDRP)
(jika diperlukan)
10. Ruang Tindakan Ruang tempat melakukan tindakan Min. 12 m2/
kebidanan dan penyakit kandungan tempat tidur
12. Ruang Pemulihan Ruang pemulihan pasien pasca Min. 7,2 m2/
(Recovery) melahirkan yang memerlukan tempat tidur
perawatan kualitas tinggi dan
218
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
pemantauan terus menerus.
13. Ruang Bayi Normal Ruang tempat bayi setelah Sesuai
(termasuk dilahirkan kebutuhan
didalamnya ruang
mandi bayi)
14. Ruang Bayi Patologis Ruang tempat bayi yang infeksius Sesuai
(termasuk atau mengalami cacat bawaan atau kebutuhan
didalamnya ruang kelainan patologis lainnya
mandi bayi)
15. Ruang Rawat Intensif Ruang tempat bayi yang Sesuai
Bayi memerlukan perawatan intensif. kebutuhan
Neonatal(;NICU)
16. Ruang Perinatologi : Ruang tempat bayi yang Sesuai
High Care memerlukan perawatan tingkat kebutuhan
tinggi
17. Ruang Laktasi Ruang untuk inisiasi ASI dini Sesuai
(menyusui) kebutuhan
18. Ruang Perawatan Ruang untuk perawatan pasien Min. 7,2 m2/
(Post Partum) melahirkan dan juga pasien penyakit tempat tidur
kandungan yang tidak memaparkan
penyakit ke pasien lain, dilengkapi
dengan toilet.
19. Ruang Perawatan Ruang untuk perawatan isolasi Min. 12 m2/
Isolasi (Minimal 1 pasien penyakit kandungan yang tempat tidur
ruang/tempat tidur) memaparkan penyakit ke pasien
lain, dilengkapi dengan toilet.
20. Gudang Steril (;clean Ruang tempat penyimpanan Sesuai
utility) instrumen yang telah disterilkan. kebutuhan
Instumen berada dalam Tromol
tertutup dan disimpan di dalam
lemari instrument.
Bahan lain seperti linen, kasa steril
dan kapas yang telah disterilkan
juga dapat disimpan di ruangan ini.
21. Ruang Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi Min. 6 m2
instrumen dan barang lain yang .
diperlukan untuk kegiatan di ruang
kebidanan dan penyakit kandungan.
219
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
kebidanan & kandungan.
23. Ruang Penyimpanan Ruang/ tempat menyimpan linen Minimal 3
Linen bersih m2
24. Ruang dokter Ruang tempat kerja dan istirahat Sesuai
dokter dilengkapi dengan KM/WC. kebutuhan
25. Ruang perawat/ Ruang untuk istirahat perawat/ Sesuai
Petugas petugas lainnya setelah kebutuhan
melaksanakan kegiatan pelayanan
atau tugas jaga. Kamar jaga harus
berada di bagian depan sehingga
mempermudah semua pihak yang
memerlukan pelayanan pasien.
26. Ruang Diskusi Medis uang untuk diskusi medis para Sesuai
petugas inst. kebidanan & kebutuhan
kandungan.
27. Pantri Ruang untuk menyiapkan makanan Sesuai
bagi pasien dan para petugas kebutuhan
instalasi kebidanan dan kandungan.
28. Gudang Kotor Fasilitas untuk membuang kotoran 4-6 m2
(Spoolhoek/Dirty bekas pelayanan pasien khususnya
Utility). yang berupa cairan. Spoolhoek
berupa bak atau kloset yang
dilengkapi dengan leher angsa
(water seal).
29. KM/WC (petugas, Kamar mandi / WC Sesuai
pasien, pengunjung) kebutuhan
30. Janitor Ruang tempat penyimpanan Minimal 3
peralatan kebersihan/cleaning m2
service.
31. Parkir Brankar Tempat untuk parkir brankar selama Minimal 2
tidak ada kegiatan pelayanan pasien m2
atau selama tidak diperlukan
220
persyaratan khusus yang ditetapkan sebagai berikut;
1. Lokasi mudah dicapai oleh pasien, disarankan letaknya dekat
dengan
a. instalasi rawat jalan/ poliklinik dan rawat inap.
b. Ruang tunggu dapat dicapai dari koridor umum dan dekat
pada loket pendaftaran, pembayaran dan administrasi.
2. Disarankan akses masuk untuk pasien terpisah dari akses
masuk staf.
3. Disarankan menggunakan sistem sirkulasi udara/ ventilasi
udara alami.
4. Apabila ada ramp (tanjakan landai), maka harus diperhatikan
penempatan ramp, lebar dan arah bukaan pintu dan lebar pintu
untuk para pemakai kursi roda serta derajat kemiringan ramp
0
yaitu maksimal 7 .
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Loket Pendaftaran Ruangan tempat pasien melakukan 3~5 m2/
dan Pendataan pendaftaran, pendataan awal dan petugas
ulang untuk segera mendapat
suatu tindakan.
2. Ruang Ruang kerja para Petugas Instalasi 3~5 m2/
Administrasi, RM yaitu melaksanakan kegiatan petugas
Keuangan dan administrasi, keuangan dan
221
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
Personalia personalia di unit Pelayanan
Rehabilitasi Medik
3. Ruang Tunggu Ruangan pasien & pengantar 1~1,5 m2/
Pasien & Pengantar pasien menunggu diberikannya orang
Pasien pelayanan RM
4. Ruang Ruangan tempat Dokter 25
Pemeriksaan/ melakukan pemeriksaan (seperti:
Penilaian Dokter anamesa, pemeriksaan dan
asesmen fisik), diagnosis maupun
prognosis terhadap pasiennya &
tempat pasien melakukan
konsultasi medis dengan Dokter
5. RUANG TERAPI Ruang tempat melaksanakan 12~25 m2
PSIKOLOGI kegiatan terapi psikologi bagi
pasien.
6. FISIOTERAPI
1. Ruang Ruang untuk memberikan
Fisioterapi Pasif pelayanan berupa suatu intervensi
radiasi/ gelombang elektromagnet
dan traksi, maupun latihan
manipulasi yang diberikan pada
pasien yang bersifat individu.
2. Ruang Ruang tempat pasien melakukan Min. 50 m2
Fisioterapi Aktif kegiatan senam (misalnya senam
b. Ruang Senam stroke, senam jantung, senam
(Gymnasium) diabetes, senam pernafasan, senam
asma, senam osteoporosis, dll.
c. Ruang Ruangan yang didalamnya Min. 25
Hidroterapi terdapat satu (atau lebih) kolam m2/kolam 4-
(Dilengkapi renang / bak rendam hidroterapi 12 m2 (untuk
ruang ganti yang dilengkapi dengan fasilitas ruang ganti
pakaian, penghangat air (Water Heater pakaian)
KM/WC, Swimming Pool) dan pemutar arus
terpisah ( Whirpool System) bila ada.
antara pasien
wanita & pria
TERAPI OKUPASI
7. Ruang Terapi Ruang tempat terapis okupasi @ jenis
Okupasi melakukan terapi kepada pasien okupasi 6-30
m2
Ruang Sensori Ruangan tempat Terapis Okupasi Sesuai
Integrasi (SI) Anak. melakukan terapi secara kbutuhan
(umumnya) kelompok kepada
pasien anak untuk merangsang
panca-indera serta gerak motorik
halus dan kasar.
Ruang Relaksasi / Ruangan tempat Terapis Okupasi Sesuai
222
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
Perangsangan melakukan terapi perangsangan kebutuhan
Audio- Visual audio- visual (umumnya pada
anak) dalam suatu ruangan
tertutup yang dilengkapi dengan
sarana audio-visual maupun
benda-benda bercahaya. Ruangan
ini juga merupakan ruangan
relaksasi bagi pasien.
Daerah Okupasi
Terapi Terbuka/
Taman Terapetik
Ket : Boleh
ada/tidak
8 TERAPI WICARA
Ruang Terapi Ruang tempat terapis wicara 12-30 m2
Wicara melakukan terapi kepada pasien
/Vokasional
Ruang Terapi Ruangan tempat Terapis Wicara Min. 3 m2/
Wicara melakukan pengujian kemampuan ruang pasien
Audiometer. pendengaran kepada pasiennya Min. 4 m2 /
secara individual (dengan operator ruang
Audiometer sebagai asisten operator
terapis). Terdiri dari 2 ruang :
ruang operator & ruang pasien.
9 RUANG ORTHOTIK DAN PROSTETIK/ OP
Loker Petugas Ruang ganti pakaian dan @ 4-12 m2
Bengkel OP menyimpan barang-barang milik
petugas.
Bengkel Halus Ruang tempat menghaluskan, Min. 9 m2
merangkai, menyetel barang yang
akan diserahkan kepada pasien.
Bengkel Kasar Ruang tempat pengolahan bahan Min. 36 m2
baku menjadi protese.
Ruang Jahit/Kulit Ruang tempat mempola, Min. 12 m2
membuat, menjahit dan merakit
selubung OP dari kulit, termasuk
membuat sepatu untuk kaki palsu.
Ruang Bionik Ruang tempat melakukan Min. 9 m2
(Biologi Elektronik) perakitan serta penyetelan
komponen elektronik yang akan
ditambahkan pada barang OP.
Ruang Ruang tempat menyimpan Sesuai
Penyimpanan sementara barang OP yang sudah kebutuhan
Barang Jadi jadi.
Gudang Bahan Ruang tempat pasien mengepas Sesuai
Baku barang OP yang telah jadi. kebutuhan
223
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
10 RUANG PSM Ruang tempat petugas PSM Min. 4 m2/
bekerja sebelum dan sesudah orang (luas
melaksanakan tugas di luar RS. disesuaikan
Pada ruangan ini dapat juga dengan
dilakukan pendaftaran pasien jumlah
pelayanan sosio medik diluar RS petugas
(;home care service) PSM)
224
2. Harus disediakan penanganan mengenai pengelolaan limbah
khusus sitotoksis dan obat berbahaya untuk menjamin
keamanan petugas, pasien dan pengunjung.
3. Harus disediakan tempat penyimpanan untuk obat-obatan
khusus seperti Ruang untuk obat yang termolabil, narkotika
dan obat psikotropika serta obat/ bahan berbahaya.
4. Gudang penyimpanan tabung gas medis (Oksigen dan
Nitrogen) Rumah Sakit diletakkan pada gudang tersendiri (di
luar bangunan Instalasi Farmasi).
5. Tersedia ruang khusus yang memadai dan aman untuk
menyimpan dokumen dan arsip resep.
6. Mengingat luasnya area RS kelas B, maka untuk memudahkan
pengunjung RS mendapatkan pelayanan kefarmasian,
disarankan memiliki apotek-apotek satelit dengan fasilitas yang
sama dengan apotek utama.
Tabel berikut menggambarkan kebutuhan sarana / bangunan yang
harus dimiliki oleh rumah sakit umum Kelas B sesuai ketentuan yang
ditetapkan agar pelayanan farmasi dapat dilaksanakan dengan optimal.
225
NO RUANGAN FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
1 2 3 4
6 Ruang Ruang untuk melaksanakan Sesuai
Administrasi kegiatan administrasi kefarmasian kebutuhan
(Penerimaan RS, meliputi kegiatan pencatatan
dan Distribusi keluar masuknya obat, penerimaan
Obat) dan distribusi obat.
226
NO RUANGAN FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
1 2 3 4
jadi kebutuhan
Gudang Ruang tempat penyimpanan bahan Sesuai
Perbekalan perbekalan. kebutuhan
Ruang Ruang kerja dan istirahat Apoteker. Sesuai
Apoteker kebutuhan
Ruang Loker Tempat ganti pakaian, sebelum Sesuai
Petugas melaksanakan tugas medik yang kebutuhan
diperuntukan khusus bagi staf
medis.
Ruang Tunggu Ruang tempat pasien dan 1~1,5 m2/
pengantarnya menunggu menerima orang (min. 36
pelayanan dari konter apotek. m2)
227
licin dan kedap air setinggi 1,5 m dari lantai (misalnya dari
bahan keramik atau porselen).
9. Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan
terhadap bahan kimia dan getaran serta tidak mudah retak.
10. Akses masuk petugas dengan pasien/pengunjung disarankan
terpisah.
11. Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel)
untuk cuci tangan dan tempat cuci alat
12. Harus mempunyai instalasi pengolahan limbah khusus.
Tabel berikut menggambarkan fungsi dan kebutuhan sarana di
Instalasi Laboratorium. sesuai ketentuan yang berlaku sebagaimana
tercantum dalam table berikut.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Administrasi Ruangan untuk staf 3~5 m2/
dan Rekam Medis melaksanakan tugas petugas
(Terdapat loket administrasi, pendaftaran,
pendaftaran, loket pembayaran dan pengambilan
pembayaran, dan hasil serta ruangan untuk
loket pengambilan penyimpanan sementara berkas
hasil) film pasien yang sudah
dievaluasi.
2. Ruang Tunggu Ruangan pasien & pengantar 1~1,5 m2/
Pasien & Pengantar pasien menunggu diberikannya orang (min. 25
Pasien pelayanan lab. m2)
3. Ruang Ruang tempat pengambilan Sesuai
Pengambilan/ sample darah, pengumpulan Kebutuhan
Penerimaan Bahan/ sample urin, feses. Ruangan ini
Sample dilengkapi dengan toilet untuk
pengambilan sampel urin dan
feses
4. Ruang Konsultasi Ruang tempat konsultasi pasien
dengan dokter spesialis Patologi Sesuai
klinik. Kebutuhan
5. Laboratorium Sero Ruang pemeriksaan/ analilsis Sesuai
Imunologi sero imunologi Kebutuha
6. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ analilsis Sesuai
228
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
Kimia Klinik kimia klinik. Kebutuhan
dan jenis alat
yang diper
gunakan
7. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ analilsis Sesuai
Hematologi hematologi dan hemostasis, dll Kebutuhan
dan jenis alat
yang
dipergunakan
8. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ analilsis Sesuai
Mikrobiologi mikrobiologi Kebutuhan
dan jenis alat
yang
dipergunakan
9. Laboratorium Ruang pemeriksaan/ analilsis Sesuai
Urinalis urin Kebutuhan
Ket : Lab.ini dapat dan jenis alat
digabungkan dengan yang
lab. Lain. dipergunakan
10. Ruang Ruang tempat penyimpanan bio Sesuai
Penyimpanan Bio material Kebutuhan
Material dan jenis alat
yang
dipergunakan
11. Ruang Sputum/ Ruang tempat pengambilan Sesuai
Dahak specimen dahak Kebutuhan
dan jenis alat
yang
dipergunakan
12. Gudang Regensia Ruang tempat penyimpanan Sesuai
dan Bahan Habis regensia bersih dan bahan habis Kebutuhan
Pakai pakai. dan jenis alat
yang
dipergunakan
13. Ruang Cuci Ruang tempat pencucian Sesuai
Peralatan regensia bekas pakai. Kebutuhan
14. Ruang Diskusi dan Ruang tempat diskusi dan Sesuai
Istirahat Personil. istirahat personil/ petugas lab. Kebutuhan
15. Ruang Kepala Ruang tempat kepala Sesuai
Laboratorium laboratorium bekerja dan Kebutuhan
melakukan kegiatan
perencanaan dan manajemen.
16. Ruang Petugas Ruang tempat istirahat petugas Sesuai
Laboratorium laboratorium. Kebutuhan
17. Ruang Ganti/ Ruang tempat ganti pakaian Sesuai
Loker petugas laboratorium. Kebutuhan
18. Dapur Kecil Sebagai tempat untuk Sesuai
229
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
(;Pantry) menyiapkan makanan dan Kebutuhan
minuman bagi mereka yang ada
di Instalasi CSSD dan sebagai
tempat istirahat petugas.
19. KM/WC pasien KM/WC dan pengambilan Sesuai
sample urin Kebutuhan
20. KM/WC petugas KM/WC khusus untuk petugas @ KM/WC
pria/wanita
luas 2 m2 – 3
m2
O
lingkungan ialah pada 22 ~ 26 C dengan tekanan seimbang.
230
yang dibutuhkan oleh Instalasi radiologi di Rumah sakit Umum Kelas B.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruangan Tunggu Ruangan pasien & pengantar 1~1,5 m2/
Pasien & Pengantar pasien menunggu diberikannya orang
Pasien pelayanan medik.
2. Ruang Ruangan untuk staf 3~5 m2/
Administrasi dan melaksanakan tugas administrasi petugas
Rekam Medis. dan personalia dan ruangan
untuk penyimpanan sementara
berkas film pasien yang sudah
dievaluasi.
3. Loket Pendaftaran, Ruang tempat pasien melakukan 3~5 m2/
pembayaran dan pendaftaran, tempat pembayaran petugas
pengambilan hasil dan sebagai tempat mengambil
hasil pemeriksaan
4. Ruang Konsultasi Ruangan tempat membaca film Sesuai
Dokter hasil diagnosa pasien dan tempat Kebutuhan
pasien konsultasi medis dengan
Dokter spesialis radiologi.
5. Ruang ahli fisika Ruangan kerja dan penyimpanan
medis alat ahli fisika medis Sesuai
Kebutuhan
6. Ruang
Pemeriksaan
a. General Ruang tempat melaksanakan Min. 12 m2
kegiatan diagnostik umum
b. Tomografi Ruang tempat melaksanakan Min. 12 m2
kegiatan diagnostik tomografi
(jaringan lunak)
c. Fluoroskopi Ruang tempat melaksanakan Min. 12 m2
kegiatan diagnostik fluoroskopi
d. Ultra SonoGrafi Ruang tempat melaksanakan Min. 9
(USG) kegiatan diagnostik jaringan m2/bed unit
lunak menggunakan USG
e. Angiografi Ruang tempat melaksanakan Min. 12 m2
kegiatan diagnostik angiografi
f. CT-Scan Ruang tempat melaksanakan Min. 9
kegiatan komputer tomografi m2/bed unit
Ruang-ruang
Penunjang (Pada
tiap-tiap ruang
pemeriksaan diatas
231
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
kecuali USG)
Ruang operator/ Ruang tempat mengendalikan/ Min. 4 m2
panel kontrol mengkontrol pesawat X-Ray
Ruang Mesin Ruang tempat meletakkan Min. 4 m2
transformator/genetaor/CPU
Ruang ganti pasien Ruang tempat pasien berganti Min. 4 m2
pakaian dan menyimpan barang
milik pribadi.
KM/WC pasien KM/WC
7. Kamar gelap (Bila Ruang tempat memproses film, Sesuai
tidak terdiri dari 2 area; daerah basah Kebutuhan
menggunakan AFP dan daerah kering.
(Automatic Film
Processor) digital
ataupun AFP
kering)
8. Ruang Jaga Ruang tempat istirahat Sesuai
Radiografer radiografer cito Kebutuhan
232
50–70%
3. Stop kontak pada ruang penyimpanan darah dilengkapi dengan
Catu Daya Pengganti Khusus (CDPK/UPS)
4. Memiliki sistem pembuangan air yang baik.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Administrasi Ruang ini digunakan untuk 3~5 m2/
a. Loket menyelenggarakan kegiatan : petugas (min.
Permintaan a. Pendataan persediaan darah, 30 m2)
Darah permintaan dan pengambilan
b. Loket darah untuk pasien.
Pengambilan b. Loket tempat pengisian
Darah formulir permintaan darah oleh
c. Loket keluarga pasien.
Pembayaran c. Loket tempat pengambilan
darah
d. Loket tempat pembayaran.
2. Ruang Tunggu Ruang di mana keluarga pasien/
pendonor menunggu. Ruang ini 1~1,5 m2/
perlu disediakan tempat duduk orang (min.
dengan jumlah yang sesuai 30 m2)
aktivitas pelayanan.
3. Ruang Ruang tempat meletakkan lemari
Penyimpanan pendingin untuk penyimpanan Tergantung
Darah (Blood Bank kantong darah. Kebutuhan
Room)
4. Ruang Pemriksaan Ruang tempat pemeriksaan uji Sesuai
uji cocok serasi cocok serasi kebutuhan
(crossmatch)
5. Ruang Kepala dan Ruang tempat kepala dan staf Min. 1,5 m2/
Staf BDRS BDRS/UTDRS bekerja dan petugas
melakukan kegiatan perencanaan
dan manajemen.
6. Gudang Ruang tempat penyimpanan Tergantung
perlengkapan dan perbekalan kebutuhan
BDRS/ UTDRS
7. KM/WC petugas KM/WC @ KM/WC
233
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
pria/wanita
luas 2 – 3 m2
8. KM/WC keluarga KM/WC @ KM/WC
pasien pria/wanita
luas 2– 3 m2
234
18. Harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Penerimaan Penerimaan dan penimbangan + 16 m2
dan Penimbangan bahan makanan.
Bahan Makanan
2. Ruang Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan Min. 6 m2
Bahan Makanan Basah basah yang harus dimasukkan
kedalam lemari pendingin.
3. Ruang Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan Min. 9 m2
Bahan Makanan kering.
Kering
4. Ruang/Area Ruang tempat mempersiapkan Min. 18 m2
Persiapan bahan makanan, misalkan
menyiangi, memotong-motong,
area pencucian bahan makanan
5. Ruang Pengolahan, Ruang tempat mengolah bahan Min. 18 m2
memasak dan peng makanan.
hangatan Makanan
6. Ruang Pembagian/ Ruang menyajikan/
Penyajian Makanan mempersiapkan makanan matang Min. 9 m2
pada plato (piring pasien) yang
akan dikirimkan dengan troli gizi
7. Ruang menyajikan/ Min. 4 m2
Dapur Susu/ Laktasi mempersiapkan susu ke dalam
Bayi botol susu.
8. Ruang Cuci Ruang cuci plato serta @ min. 9 m2
perlengkapan makan dan minum
lainnya
9. Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan troli gizi Min. 6 m2
Troli Gizi sebelum dibersihkan
10. Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan Min. 9 m2
Peralatan Dapur perlengkapan dapur bersih
11. Ruang Ganti Alat Ruang petugas dapur Min. 6 m2
Pelindung Diri (APD) mengenakan APD (Sarung
dan loker. tangan, celemek, sepatu, tutup
kepala, masker, dll)
235
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
12. Ruang Administrasi Ruang para Petugas 3~5 m2/
melaksanakan kegiatan teknis petugas (min.
medis gizi klinik serta 6 m2)
administrasi, keuangan dan
personalia pada instalasi dapur.
13. Ruang Kepala Ruang tempat kepala lnstalasi Min. 6 m2
Instalasi Gizi bekerja dan melakukan kegiatan
perencanaan dan manajemen.
14. Ruang Pertemuan Ruang tempat Min. 9 m2
Gizi Klinik diskusi/pertemuan
15. Janitor Ruang penyimpanan Min. 3 m2
perlengkapan kebersihan
16. Ruang Pengaturan/ Ruang untuk pengendalian dan 3 m2 (sesuai
Manifold Uap pendistribusian uap kebutuhan)
17. Ruang Panel Listrik Ruang sentral pengendalian 3 m2 (sesuai
listrik kebutuhan)
18. Ruang Pengaturan/ Ruang untuk pengaturan 4 m2
Manifold Gas Elpiji pemakaian gas elpiji (tergantung
kebutuhan)
19. Ruang Penyimpanan Untuk menyimpan tabung gas 3 m2
Tabung Gas Elpiji elpiji
20. Gudang Alat Untuk memyimpan alat makan Min. 16 m2
21. Ruang PKL Untuk kegiatan pendidikan dan + 32 m2
pelatihan mahasiswa
22. Ruang Petugas Jaga Untuk pelaksanaan pengawasan + 12 m2
Dapur produksi makanan
23. Ruang Nutrisionis Tempat nutrisionis + 10 m2
24. KM/WC petugas Kamar madi / WC @ KM/WC
pria/wanita
luas 2 – 3 m2
236
2. Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan
beberapa instalasi lain yaitu instalasi gawat darurat, Instalasi
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Bedah Sentral, dan Instalasi ICU/ICCU.
3. Area tertutup, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan.
4. Area yang merupakan jalur jenazah disarankan berdinding
keramik, lantai kedap air, tidak berpori, mudah dibersihkan.
5. Akses masuk-keluar jenazah menggunakan daun pintu ganda/
double.
6. Disediakan garasi ambulan koroner/mobil jenazah.
7. Disarankan disediakan lahan parkir khusus untuk pengunjung
rumah duka, jumlah disesuaikan dengan kebutuhan.
Sarana bangunan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
pemulasaraan jenazah dan forensik sebagaimana dimaksud tercantum
dalam tabel berikut.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Ruang para Petugas melaksanakan 3~5 m2/
Administrasi kegiatan administrasi, keuangan petugas (min. 6
dan personalia. m2)
2. Ruang Tunggu Ruangan keluarga jenazah 1~1,5 m2/ org
Keluarga Jenazah menunggu (min. 12 m2)
3. Ruang Duka Ruang tempat menyemayamkan Min. 45 m2/
(dilengkapi toilet) jenazah sementara sebelum dibawa ruang duka
Ket : Min. 3 ruang pulang. Dilengkapi dengan ruang
duka hias, ruang tidur penunggu
keluarga.
Gudang Ruang penyimpanan perlengkapan Min. 9 m2
4. perlengkapan yang diperlukan pada ruang duka.
Ruang Duka
5. Ruang Ruang tempat memandikan/
Dekontaminasi dekontaminasi serta pemulasaraan Min. 18 m2
dan Pemulasaraan jenazah (pengkafanan untuk
237
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
Jenazah jenazah muslim/ pembalseman &
pemulasa raan lainnya untuk
jenazah non-muslim) .
6. Laboratorium Ruang tempat dokter forensik
Otopsi melakukan kegiatan otopsi jenazah Min. 24 m2
7. Ruang Pendingin Ruang Pendingin Jenazah 1 lemari
Jenazah pendingin min.
21 m2
8. Ruang Ganti Ruang Ganti pakaian petugas Sesuai
Pakaian APD sebelum dan sesudah melakukan Kebutuhan
(dilengkapi kegiatan otopsi.
dengan toilet)
9. Ruang Ka. Ruang tempat kepala Instalasi Min. 6 m2
Instalasi bekerja dan melakukan kegiatan
Pemulasaraan perencanaan dan manajemen.
Jenazah
10. Ruang Jemur Alat Ruang pengeringan/ jemur alat- 12 m2
alat/ perabot yang telah
digunakan.
11. Gudang instalasi Ruang penyimpanan alat-alat serta Min. 9 m2
forensik perabot yang diperlukan pada
instalasi pemulasaraan jenazah.
12. KM/WC petugas/ KM/WC @ KM/WC
pengunjung pria/wanita
luas 2 – 3 m2
238
Instalasi Pencucian Linen) dan terpisah dari sirkulasi pasien.
2. Sirkulasi udara/ventilasi pada bangunan instalasi CSSD dibuat
sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasi dari tempat
penampungan bahan dan instrumen kotor ke tempat penyimpanan
bahan dan instrumen bersih/steril.
3. Persyaratan ruang dekontaminasi adalah sebagai berikut :
a. Tekanan udara pada ruang dekontaminasi adalah harus
negatif supaya udara dalam ruangan tidak mengkotaminasi
udara pada ruangan lainnya, pengantian udara 10 kali per
jam (Air Change Hour-ACH : 10 times)
b. Suhu dan kelembaban ruangan yang direkomendasikan
adalah
0 0
1) suhu 18 C – 22 C,
0 0
adalah : suhu 18 C – 22 C, Kelembaban udara : 35% -75%.
239
8. Dinding menggunakan bahan yang tidak berpori.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Melaksanakan kegiatan 8-25 m2
Administrasi, Loket Adminstrasi dan pencatatan,
Penerimaan & penerimaan, penyortiran
Pencatatan barang/bahan/ linen yang akan
disterilkan.
2. Ruang Ruang tempat perendaman, Min. 30 m2
Dekontaminasi pencucian dan pengeringan
instrumen atau linen bekas pakai.
3. Ruang Pengemasan Ruang tempat melaksanakan Min. 9 m2
Alat kegiatan membungkus, mengemas
dan menampung alat-alat yang
akan disterilisasi.
4. Ruang Prosesing / Ruang tempat melaksanakan Min. 16 m2
Produksi kegiatan pemeriksaan linen, dilipat
dan dikemas untuk persiapan
sterilisasi dan persiapan bahan
seperti kassa, kapas, cotton swabs,
dll.
5. Ruang Sterilisasi Ruang tempat melaksanakan Sesuai
kegiatan sterilisasi instrumen, linen kebutuhan
dan bahan perbekalan baru.
6. Gudang Steril Ruang tempat penyimpanan 12-25 m2
Instrumen, linen dan bahan
perbekalan baru yang telah
disterilisasi.
7. Gudang Ruang tempat penyimpanan (depo) 4-16 m2
Barang/Linen/ sementara barang, linen dan bahan
Bahan Perbekalan perbekalan baru sebelum
Baru disterilisasi
8. Ruang Ruang tempat mendekontaminasi Min. 6 m2
Dekontaminasi kereta/troli untuk mengangkut
Kereta/Troli : barang- barang dari dan ke CSSD.
a. Area Cuci
240
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
b. Area
Pengeringan
9. Ruang pencucian Ruang tempat pencucian Min. 6 m2
perlengkapan perlengkapan penunjang yang
tidak perlu disterilkan.
10. Ruang Distribusi Ruang tempat pengaturan 9-25 m2
Instrumen dan instrumen dan barang- yang sudah
Barang Steril steril untuk didistribusikan ke ICU,
Instalasi Bedah, Ruang Isolasi, dll
11. Ruang Kepala Ruang tempat kepala instalasi Min. 6 m2
Instalasi CSSD CSSD bekerja dan melakukan
kegiatan perencanaan dan
manajemen.
12. Ruang Ganti Tempat mengganti/mengenakan Min. 9 m2
Petugas (Loker) pakaian instalasi CSSD (dilengkapi
toilet)
13. Ruang Staf/ Ruang tempat istirahat staf/ Min. 9-16 m2
Petugas petugas CSSD.
14. Dapur Kecil Sebagai tempat untuk menyiapkan Min. 6 m2
(Pantry) makanan dan minuman bagi
mereka yang ada di Instalasi CSSD
dan sebagai tempat istirahat
petugas.
15. KM/WC petugas KM/WC @ KM/WC
pria/wanita
luas 2–3 m2
0
ramah terhadap lingkungan. Suhu air panas mencapai 70 C dalam
0
waktu 25 menit (/95 C dalam waktu 10 menit) untuk pencucian
pada mesin cuci.
2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan
241
saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang
dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda.
3. Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) khusus laundry sebelum dialirkan
ke IPAL RS.
4. Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruang-ruang administrasi
perkantoran) dibuatkan akses ke ruang pencucian tanpa melalui
ruang dekontaminasi.
5. Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen
kotor.
6. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
3
mengandung 6 x 10 spora spesies Bacillus per inci persegi.
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1. Ruang Administrasi Pelaksanaan kegiatan 3~5 m2/
dan Pencatatan administrasi, keuangan dan petugas
personalia. (min. 9 m2)
2. Ruang Kepala Londri Ruang kerja dan melakukan 9-12 m2
kegiatan perencanaan dan
manajemen.
3. Ruang Penerimaan Ruang tempat penerimaan linen Min. 12 m2
dan Sortir kotor dari unit-unit di RS
kemudian disortir.
4. Ruang Ruang tempat melaksanakan Min. 20 m2
Dekontaminasi/ dekontaminasi linen, meliputi
perendamani Linen urutan kegiatan pembilasan
awal, perendaman dan
pembilasan akhir.
5. Ruang Cuci dan Ruang tempat mencuci dan
Pengeringan Linen mengeringkan linen Min. 16 m2
6. Ruang Setrika dan Ruang tempat penyetrikaan dan Min. 30 m2
Lipat Linen melipat linen.
242
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
7. Ruang Perbaikan Ruang tempat memperbaiki/ Min. 8 m2
Linen menjahit linen setelah dicuci
dan keringkan.
8. Ruang Penyimpanan Ruang tempat penyimpanan Min. 20 m2
Linen linen bersih setelah dicuci,
setrika dan dilipat.
9. Ruang Dekontaminasi Ruang tempat melaksanakan Min. 6 m2
Troli dekontaminasi dan pengeringan
troli.
10. Ruang Penyimpanan Ruang tempat penyimpanan Min. 8 m2
Troli troli bersih setelah
didekontaminasi & dikeringkan.
11. Gudang Bahan Kimia Tempat menyimpan bahan- Min. 8 m2
bahan kimia seperti deterjen dll
12. KM/WC petugas KM/WC @ KM/WC
pria/wanita
luas 2 – 3 m2
243
5. Area Penampungan sementara limbah padat non-medis harus
dijaga kebersihan dan kerapihannya.
6. Bagi rumah sakit yang pemusnahan limbah padat medisnya di
luar rumah sakit, harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :
a. Menyediakan tempat penampungan sementara limbah
padat medis dan limbah tersebut harus setiap hari
diangkut dan dibuang keluar rumah sakit.
b. Bila pengangkutan dan pembuangan limbah padat medis
dilakukan lebih dari 1 hari maka pewadahan dan area
penampungan sementaranya harus tertutup/ terisolasi.
Waktu toleransi limbah padat medis dengan kondisi
tersebut maksimal 3 hari.
c. Area penampungan sementara limbah padat medis harus
senantiasa dijaga kebersihan dan kerapihannya.
KEBUTUHAN
NO FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Kerja dan Ruang para Petugas 3~5 m2/
Arsip melaksanakan kegiatan petugas
dokumentasi hasil pemantauan (min. 6 m2)
dan ruang simpan arsip
2. Ruang Laboratorium Ruang tempat pemeriksaan 1~1,5 m2/
Kesehatan kesehatan lingkungan rumah orang
Lingkungan sakit (min. 12 m2)
3. Area Pengolahan Air Area tempat mengolah air limbah Sesuai
Limbah kebutuhan
4. Area Incenerator Area tempat pembakaran limbah Sesuai
padat medis. kebutuhan
5. Area TPS Area penampungan sementara Sesuai
limbah padat non-medis kebutuhan
6. KM/WC petugas KM/WC @ KM/WC
pria/wanita
244
KEBUTUHAN
NO FUNGSI RUANGAN LUAS RUANGAN
RUANGAN
1 2 3 4
luas 2 – 3 m2
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
1. Ruang Kepala IPSRS Ruang tempat kepala Instalasi Min. 8 m2
bekerja dan melakukan kegiatan
perencanaan dan manajemen.
2. Ruang Administrasi Ruang tempat pencatatan masuk 3~5 m2/
(pencatatan) dan dan keluar peralatan/ perabot petugas (min.
Ruang Kerja Staf rusak dan ruang tempat staf 12 m2)
bekerja.
3. Ruang Rapat/ Ruang tempat melaksanakan Min. 9 m2
Pertemuan Teknis diskusi/ pertemuan teknis.
4. Ruang Studio Ruang tempat menggambar dan Min. 9 m2
245
KEBUTUHAN LUAS
NO FUNGSI RUANGAN
RUANGAN RUANGAN
1 2 3 4
Gambar dan Arsip menyimpan arsip-arsip teknis.
Teknis
5. Bengkel/ Workshop Ruang tempat memperbaiki Min. 9 m2
Bangunan/Kayu kerusakan sarana, prasarana dan
peralatan yang terbuat dari kayu.
6. Bengkel/ Workshop Ruang tempat memperbaiki Min. 9 m2
metal/ logam kerusakan sarana, prasarana dan
peralatan yang terbuat dari metal/
logam.
7. Bengkel/Workshop Ruang tempat memperbaiki Min. 16 m2
Peralatan Medik kerusakan peralatan medik, yaitu
(Optik,Elektromedik, peralatan optik, elektromedik, dan
Mekanik) mesin mekanik.
8. Bengkel/ Workshop Ruang tempat memperbaiki Min. 16 m2
penunjang medik. kerusakan sarana, prasarana dan
peralatan penunjang medik.
9. Ruang Panel Listrik Ruang tempat pengaturan Min. 8 m2
distribusi listrik RS untuk kegiatan
di IPSRS.
10. Gudang spare part Ruang penyimpanan suku cadang Min. 9 m2
(sparepart).
11. Gudang Ruang penyimpanan sarana, Min. 9 m2
prasarana dan peralatan yang
sudah tidak terpakai, telah
diperbaiki (belum diserahkan
kembali) atau yang akan
diperbaiki.
12. KM/WC petugas/ KM/WC @ KM/WC
pengunjung pria/wanita
luas 2 – 3 m2
246