Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASURANSI KESEHATAN

ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL


DOSEN PENGAMPU : Dr.Muh.Ryman Napirah,S.KM.,M.Kes.M.AP

Kelompok 3 :

Wafiq Azizah (020) Nuraini (186)


Sara S. Palamba (060) Rizkha Putri Aulia (207)
Hartati (121) Desak Diah Pusparani (243)
Puput Purnama Sari (122) Mohammad Ilham (272)

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Palu , 2 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi Komersial ................................................................ 5
B. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan asuransi
Kesehatan komersial .................................................................................. 6
C. Jenis-jenis asuransi Kesehatan komersial ................................................ 8
D. Perbedaan asuransi Kesehatan komersial dan asuransi social .............. 9
E. Tantangan dan hambatan yang dihadapi asuransi Kesehatan komersial
di Indonesia.................................................................................................. 10
F. Asuransi Kesehatan Komersial di India ................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara harus menjamin agar
semua penduduknya dapat hidup sehat dan produktif. Kesehatan setiap warga
negara harus dijamin oleh sebuah sistem yang memungkinkan semua penduduk
terbebas dari beban biaya pengobatan yang mahal. Seperti yang dikatakan oleh
Tandon (2016) dalam kuliah umum “Penyelenggaraan Universal Health Coverage
di Beberapa Negara Berkembang” mengatakan bahwa, semua orang harus
dipastikan menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus
mengalami financial hardship. Menurut WHO (2005) menyatakan bahwa Universal
Health Coverage merupakan sistem kesehatan di mana setiap warga memiliki akses
terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang
bermutu dengan biaya yang terjangkau. Indonesia merupakan salah satu negara
yang sedang dalam masa transisi menuju sistem pelayanan Universal Health
Coverage, terdapat asuransi kesehatan untuk meringankan beban tanggungan
terhadap kesehatan, sehingga masyarakat tidak mengalami financial hardship.
Definisi asuransi meurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun
1992, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menegaskan bahwa asuransi
kesehatan komersil sulit berkembang karena program BPJS Kesehatan wajib
dilaksanakan bagi warga negara (Sutardi, 2014). Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

1
(Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) AAJI menambahkan, premi asuransi akan turun
karena adanya BPJS kesehatan (Manajemen Pembiayaan Kesehatan, 2014).
Beberapa perusahaan asuransi juga berkomentar di media, antara lain Direktur
Equity Life Indonesia, BPJS kesehatan wajib dimiliki semua perusahaan di
Indonesia. Karena itu, banyak perusahaan yang menjadi asuransi komersial
(Handriansyah, 2015). Pada tahun 2014, Direktur Asuransi Sinar Mas mengatakan
target asuransi komersial masih jauh dari yang diharapkan karena klien korporasi
masih menunggu dan melihat manfaat antara program BPJS dan asuransi
komersial. Jadi, mereka masih menunggu kontrak hingga akhir tahun ini (Nababan,
2014).
Terdapat dua Asuransi Kesehatan di Indonesia, yaitu Asuransi Sosial dan
Asuransi Komersial (Salihin, 2010). Asuransi Sosial merupakan asuransi yang
menyediakan jaminan sosial bagi masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah dan
dikelola oleh badan hukum yang telah ditentukan pemerintah. Asuransi sosial
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh karena
kepesertaan asuransi sosial bersifat wajib. Sedangkan asuransi komersial
merupakan asuransi kesehatan yang kepesertaannya bersifat sukarela dengan
membayar sejumlah premi yang besarnya sesuai keinginan individu pemilik
asuransi berdasarkan tingkatan yang ditetapkan oleh provider (perusahaan asuransi
umum).
Menurut Thabrany (2014)Asuransi kesehatan komersial (Shasta) di Indonesia
telah ada sejak tahun 1970, namun perkembangannya sangat lambat sampai tahun
1992 karena landasan hukum yang tidak jelas. Pada saat itu, asuransi kesehatan
dijual sebagai produk tumpangan (rider) oleh perusahaan asuransi kerugian.
Sedangkan perusahaan asuransi jiwa tidak jelas dapat menjual atau tidak produk
tersebut. Dengan dikeluarkannya UU Nomor 2 tahun 1992 tentang asuransi, maka
baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa boleh menjual produk asuransi
kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan asuransi adalah
pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Basuki & Iskandar, 2013). Perkembangan

2
asuransi kesehatan di Indonesia mengalami percepatan saat diterbitkannya PP
Nomor 14 tahun 1993 tentang Jamsostek, didalamnya dijelaskan pihak perusahaan
diberikan pilihan untuk ikut atau tidak program PT Jamsostek. Ternyata banyak
perusahaan yang lebih memilih membeli asuransi kesehatan dari swasta
dibandingkan dari PT Jamsostek (Thabrany, 2014) .
Asuransi komersial berbasis pada kepesertaan sukarela dan baisanya dikelola
oleh badan swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan (profitable bussiness).
Pada asuransi komersial pihak asuransi sebagai pedangang yang menawarkan paket
asuransi kepada pembeli jika paket yang di tawarkan sesuai dengan apa yang
diperlukan masyarakat maka paket tersebut akan dibeli dalam jumlah yang besar
sehingga pihak pedang akan memperoleh keuntungan yang besar pula namun
sebaliknya jika paket tersebut tidak di minati masyarakat maka dengan sendrinya
tidak laku dan nantinya akan menyebabkan kerugan pada pihak pedangang/asuransi
Perusahaan asuransi kesehatan komersial dapat memenuhi keinginan
perorangan yang beragam. Konsekuensinya, perusahaan akan merancang berbagai
produk yang sesuai dengan permintaan masyarakat. Asuransi kesehatan dalam hal
ini mencakup produk asuransi kesehatan sosial maupun komersial (Thabrany,
2001). Manfaat menjadi anggota asuransi kesehatan komersial biasanya adalah
memanfaatkan layanan obat dan gigi yang dipatenkan dengan biaya tambahan. Di
Jerman, warga negara yang pendapatan bulanannya adalah EUR 3.375 diminta
untuk bergabung dengan asuransi sosial, sedangkan warga lain yang memiliki
pendapatan lebih dapat memilih asuransi komersial (Ridic G et al. 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asuransi Kesehatan Komersial ?
2. Faktor apa saja yang berhubungan dengan kepemilikan asuransi kesehatan
komersial ?
3. Apa saja jenis jenis asuransi Kesehatan komersial ?
4. Bagaimana perbedaan asuransi komersial dengan asuaransi social ?

3
5. Apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh asuransi Kesehatan
komersial di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Asuransi Kesehatan Komersial
2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang berhubungan dengan kepemilikan
asuransi kesehatan komersial
3. Untuk mengetahui Apa saja jenis jenis asuransi Kesehatan komersial ?
4. Untuk mengetahui Bagaimana perbedaan asuransi komersial dengan asuaransi
social
5. Untuk mengetahui Apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh
asuransi Kesehatan komersial di Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi Komersial
Asuransi komersial adalah jenis asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan
asuransi kepada individu atau organisasi sebagai bentuk perlindungan atas risiko
keuangan yang mungkin terjadi akibat kerusakan, kehilangan, atau cedera pada
properti, karyawan, atau kegiatan bisnis. Asuransi komersial biasanya mencakup
berbagai jenis produk asuransi seperti asuransi kebakaran, asuransi kendaraan,
asuransi kesehatan karyawan, dan asuransi tanggung jawab hukum. ( Salihin, 2010)
Asuransi komersial/sukarela yaitu perjanjian asuransi yang bersifat sukarela
diselenggarakan atas kehendak pribadi dengan maksud untuk melindungi dirinya
dari kemungkinan terjadi kerugian karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.
Asuransi komersial lebih ditujukan untuk kepentingan risiko pribadi tertanggung
terhadap risiko kerugian yang dihadapi Hal ini diharapkan agar apabila terjadi
kerugian tertanggung secara ekonomis akan memperoleh ganti rugi dari pe-
nanggung. Jadi lebih tertuju kepada kepentingan ekonomi.
Asuransi komersial berbasis kepada kepesertaan sukarela dan biasanya
dikelola oleh badan usaha swasta yang bertujuan untuk mecari keuntungan
(profitable business). Pada asuransi komersial, pihak asuransi bertindak sebagai
pedagang yang menawarkan paket asuransi kepada masyarakat sebagai calon
pembeli. Jika paket yang ditawarkan sesuai dengan apa yang diperlukan
masyarakat, maka paket tersebut akan dibeli dalam jumlah besar sehingga pihak
pedagang akan memperoleh laba yang besar pula. Namun sebaliknya, jika paket
tersebut tidak diminati masyarakat, maka dengan sendirinya tidak akan laku dan
nantinya akan menyebabkan kerugian bagi pihaka suransi/pedagang.
Inilah yang membedakan system asuransi komersial dengan system asuransi
sosial yang berbasis regulasi. Asuransi komersial nmerespon demand (perminttan)
masyarakat, sedangkan asuransi sosial merespon need (kebutuhan) masyarakat.

5
Tujuan utama dari penyelenggaran asuransi komersial ini adalah untuk memenuhi
permintaan perorangan yang berbedabeda.
B. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kepemilikan Asuransi Kesehatan
Komersial
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh kepada risiko kesehatan yang juga akan
beperngaruh pada demand terhadap asuransi kesehatan. Angka kesakitan
wanita lebih tinggi daripada laki-laki tetapi angka harapan hidup perempuan
lebih tinggi daripada laki-laki.
2. Usia
Usia juga akan berpengaruh kepada risiko kesehatan yang juga berpengaruh
kepada demand terhadap asuransi kesehatan. Seseorang yang berusia tua akan
lebih sering sakit dibandingkan dengan yang muda, sehingga risiko sakitnya
akan berbeda sehingga akan mempengaruh dalam penentuan premi yang akan
berpengaruh pada demand akan asuransi Kesehatan.
3. Pendidikan
Pendidikan akan berpengaruh pada persepsi seseorang terhadap risiko sakit.
Seseorang yang pendidikannya lebih tinggi cenderung untuk meningkatkan
kesedarannya terhadap kesehatan dan konsekuensinya menggunakan pelayanan
Kesehatan. Pendidikan juga berhubungan dengan gaya hidup dan kelas sosial
dalam menentukan pola konsumsi konsumen. Disamping itu, tingkat
pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi tingkat utilisasi pelayanan
kesehatan. Biasanya orang dengan tingkat pendidikan formal lebih tinggi akan
mempunyai tingkat pengetahuan akan informasi tentang pelayanan kesehatan
yang lebih baik dan pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan seseorang
tingkat pendidikan juga akan menggambarkan tingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat itu sendiri.

6
4. Pekerjaan
Pekerjaan akan berpengaruh pada faktor risiko kesehatan. Setiap pekerjaan
akan mempunyai faktor risiko yang berbeda. Pekerjaan akan berpengaruh pada
premi yang akan dikenakan pada pembeli sehingga akan mempengaruhi
demand terhadap asuransi. Variabel ini dapat mengukur kesanggupan
seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh pelayanan Kesehatan.
5. Penghasilan
Seseorang yang mempunyai kemampuan dan kemauan membayar premi juga
akan berhubungan dengan demand seseorang terhadap asuransi kesehatan
komersial. Besarnya pendapatan atau penghasilan seseorang dapat
mempengaruhi demand terhadap asuransi, dimana dengan semakin
meningkatnya pendapatan seseorang maka kemampuan membayar premi akan
semakin besar.
6. Kemungkinan Jatuh Sakit
Risiko sakit yang timbul dari masalah kesehatan adalah ketidaknyamanan fisik
dan mental, pengeluaran biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas atau
pendapatan karena tidak bisa bekerja. Angka kesakitan suatu wilayah akan
menentukan premi asuransi yang akan dikenakan pada calon peserta. Seseorang
akan membutuhkan asuransi kesehatan kalau orang tersebut menyadari bahwa
ia mempunyai risiko untuk jatuh sakit dan akan mengalami kerugian finansial
akibat dari sakit tersebut. Kemungkinan terjadinya jatuh sakit sangat bervariasi
antar setiap individu atau kelompok. Seseorang dengan risiko jatuh sakit yang
cukup sering secara teoritis akan lebih membutuhkan asuransi dibandingkan
dengan orang yang jarang sakit.
7. Promosi
Penawaran dari pihak asuransi disertai dengan janji pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan
seseorang akan membeli asuransi. Dan selera seseorang untuk mengikuti

7
program asuransi kesehatan sangat dipengaruhi oleh paket santunan, promosi
dan pengalam peserta dalam berasuransi.
C. Jenis - Jenis Asuransi Kesehatan Komersial
1. Asuransi Kesehatan Individu
Asuransi ini ditujukan untuk individu atau keluarga yang ingin mendapatkan
perlindungan kesehatan pribadi. Jangkauan perlindungan kesehatan dan
manfaat tergantung pada polis yang dipilih.
2. Asuransi Kesehatan Kelompok
Asuransi ini ditujukan untuk kelompok seperti perusahaan atau organisasi, yang
memberikan perlindungan kesehatan bagi anggota kelompok tersebut. Asuransi
kesehatan kelompok sering kali lebih murah dibandingkan asuransi kesehatan
individu karena dilakukan dengan skala yang lebih besar.
3. Asuransi Kesehatan Prabayar
Asuransi kesehatan prabayar memungkinkan seseorang membayar premi untuk
penggunaan kesehatan di masa depan. Seorang pemegang polis biasanya
memiliki batas waktu tertentu untuk menghabiskan uang yang telah
dibayarkannya sebelum uang tersebut hangus.
4. Asuransi Kesehatan dengan Pembayaran Tunai
Asuransi ini memberikan jaminan pembayaran tunai dalam hal tertentu seperti
rawat inap atau operasi. Asuransi kesehatan dengan pembayaran tunai juga
memberikan perlindungan dalam hal pemegang polis mengalami kecelakaan
yang memerlukan biaya pengobatan yang besar.
5. Asuransi Kesehatan Berjangka
Asuransi kesehatan berjangka memberikan perlindungan kesehatan selama
jangka waktu tertentu. Polis biasanya ditawarkan dalam jangka waktu 1 hingga
5 tahun dan pemegang polis membayar premi setiap tahun.

8
D. Perbedaan Asuransi Komersial dan Asuransi Sosial
1. Asuransi Komersial
a) Kepersertaan bersifat sukarela
Peserta asuransi komersial masuknya secara sukarela karena ingin
terlindungi.
b) Profit
Asuransi komersial prinsipnya menggunakan sistem balik modal dengan
mencari keuntungan bagi perusahaan. Dana asuransi pada perusahaan
asuransi komersial (swasta) dipakai untuk pengembangan perusahaan.
c) Manfaat sesuai premi
Manfaat asuransi komersial sesuai dengan premi yang dibayarkan. Pada
asuransi komersial tidak semua manfaat ditanggung. Premi yang dihitung
juga disesuaikan dengan prevalensi sakit, usia, jenis penyakit, jenis kelamin
dan sebagainya. Jadi semakin sakit atau semakin tua karena banyak risiko
penyakit, maka makin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
premi.
2. Asuransi Sosial
a) Kepesertaan wajib
Kepersertaan bersifat wajib untuk semua penduduk (bersifat universal
coverage). Pasal 1 angka 3 Undang-undang nomor 40/2004 tentang SJSN
yang menyatakan bahwa asuransi sosial adalah suatu mekanisme
pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna
memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa
pesertadan anggota keluarganya.
b) Non-profit
Dana yang masuk, uangnya harus berputar untuk kepentingan peserta lagi
dan semuanya dikelola oleh pemerintah.
c) Manfaat komprehensif

9
Hampir semua layanan kesehatan dapat dicover contohnya Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) meng-cover berbagai jenis seperti penyakit
kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).
E. Tantangan dan Hambatan yang dihadapi oleh Asuransi Kesehatan Komersial
di Indonesia
1. Rendahnya penetrasi asuransi kesehatan di Indonesia
Tingkat penetrasi asuransi kesehatan di Indonesia masih sangat rendah.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah polis asuransi
kesehatan yang terjual di Indonesia hanya sekitar 5 juta pada tahun 2020. Ini
mengindikasikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami
pentingnya memiliki asuransi kesehatan.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi Kesehatan
Sementara itu, kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya memiliki
asuransi kesehatan masih rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kurangnya kesadaran tersebut diantaranya adalah minimnya edukasi dan
informasi mengenai manfaat dari asuransi kesehatan, serta persepsi yang salah
mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli polis asuransi
kesehatan.
3. Tingginya biaya klaim
Biaya klaim yang tinggi menjadi salah satu hambatan bagi perusahaan asuransi
kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pelayanan
kesehatan di Indonesia, sehingga asuransi kesehatan harus membayar biaya
klaim yang tinggi untuk memberikan manfaat pada pemegang polis.
4. Persaingan pasar yang ketat
Persaingan pasar yang ketat menjadi salah satu tantangan bagi perusahaan
asuransi kesehatan di Indonesia. Saat ini, sudah banyak perusahaan asuransi
kesehatan yang beroperasi di Indonesia, sehingga membuat persaingan semakin
ketat. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan asuransi kesehatan harus

10
mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
memberikan pelayanan yang baik.
5. Regulasi yang kompleks
Regulasi yang kompleks juga menjadi tantangan bagi perusahaan asuransi
kesehatan di Indonesia. Beberapa peraturan dan aturan yang harus diikuti oleh
perusahaan asuransi kesehatan di Indonesia cukup rumit dan memakan waktu,
sehingga bisa mempengaruhi kecepatan dalam memberikan pelayanan kepada
pemegang polis.
F. Asuransi Keseshatan Komersial di India
Kumpulan asuransi kesehatan komersial di India diatur oleh Otoritas
Pengaturan dan Pengembangan Asuransi India (IRDAI). Sampai diperkenalkannya
skema asuransi kesehatan sukarela yang ditawarkan melalui polis Mediclaim pada
tahun 1986, hanya ada dua bentuk asuransi kesehatan di India, ESIS dan Asuransi
Kesehatan Pemerintah Pusat, keduanya merupakan skema wajib pemerintah yang
hanya tersedia untuk bagian populasi tertentu. Dengan dibukanya sektor ini
menjadi badan usaha swasta pada tahun 2000, jumlah perusahaan asuransi telah
meningkat dari 4 perusahaan asuransi umum dan 1 perusahaan asuransi jiwa
(semuanya dimiliki publik) menjadi 24 asuransi jiwa, 27 asuransi umum dan 7
perusahaan asuransi kesehatan mandiri (Sen , Pickett, & Burns, 2014; IRDAI 2019)
Melihat angka bisnis untuk industri asuransi kesehatan menunjukkan
bahwa premi asuransi kesehatan (termasuk bisnis pemerintah) yang dikumpulkan
oleh perusahaan asuransi ini tumbuh dalam kisaran 21-25% dari tahun ke tahun
antara 2015-16 dan 2018-19, dengan berdiri sendiri asuransi mencatat tingkat
pertumbuhan tahunan tertinggi di kisaran 36-41% pada periode yang sama.
Sementara pangsa asuransi umum sektor publik mengalami tren penurunan selama
periode yang sama, mereka masih memegang saham mayoritas pada 2018-19
dengan 53% dari total premi yang dikumpulkan selama tahun tersebu.
Meskipun peningkatan jumlah asuransi kesehatan di pasar dan tingkat
pertumbuhan tahun-ke-tahun lebih dari 20% dalam premi asuransi kesehatan,

11
industri asuransi kesehatan di India dipandang sebagai sebagian besar tidak diatur
atau diatur secara tidak efektif dengan hasil yang tidak diinginkan. pelanggan (NITI
Aayog, 2019; Malhotra, Patnaik, Roy, & Shah, 2018; Ashraf & Mor 2020). Di sisa
bagian ini, kami meninjau bukti yang tersedia saat ini yang dapat berbicara dengan
kinerja asuransi kesehatan sukarela komersial di India. Di sini, istilah 'kinerja' telah
digunakan untuk mengartikan hasil langsung yang diperoleh pelanggan dari
pembelian produk asuransi kesehatan. Dengan demikian, aksesibilitas, kualitas dan
efisiensi telah digunakan sebagai metrik yang luas untuk menilai kinerja (Roberts,
Hsiao, Berman, & Reich, 2004)
Pada kualitas produk dan layanan, Malhotra et al. (2018) menggunakan
keluhan konsumen untuk menilai seberapa puas konsumen asuransi kesehatan di
India. Analisis mereka menunjukkan bahwa tingkat keluhan konsumen4 di India
lebih tinggi daripada yurisdiksi lain seperti Kanada, Australia, Inggris Raya, dan
California di mana sistem hukum common law mirip dengan India. Mereka
selanjutnya menemukan bahwa sebagian besar klaim yang disengketakan tetap
diatur dalam kontrak dan oleh karena itu perusahaan asuransi tidak memiliki alasan
yang sah untuk menolak klaim tersebut. Jenis keluhan lain oleh konsumen asuransi
kesehatan termasuk tidak adanya informasi penting dari dokumen polis seperti
jaringan rumah sakit yang tercakup dalam polis asuransi, penggunaan istilah teknis
yang didefinisikan secara samar, dan perbedaan antara produk yang diiklankan dan
produk sebenarnya.
Di India, penggunaan produk asuransi sebagai instrumen keuangan untuk
melindungi dari peristiwa kehidupan yang tidak pasti masih menemukan
tempatnya. Kurangnya kesadaran asuransi kesehatan, keakraban dengan asuransi
kesehatan, dan kebutuhan yang dirasakan untuk cakupan tersebut pada bagian
populasi telah diidentifikasi sebagai beberapa masalah sisi permintaan yang
bertindak sebagai hambatan untuk membeli produk asuransi kesehatan (Sen et al. ,
2018). Namun, pengalaman pelanggan dengan industri asuransi kesehatan telah

12
menyebabkan ketidakpercayaan, yang juga memiliki peran kunci dalam
pendaftaran, harapan, dan penggunaan asuransi (Ahlin, Nichter, & Pillai, 2016).
Kesalahpahaman tentang manfaat (perawatan, batasan, pertanggungan)
yang menjadi hak seseorang berdasarkan kontrak asuransi kesehatan, kapan dan di
mana dapat digunakan, dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara harapan
pelanggan dan apa yang sebenarnya disampaikan melalui kontrak. Meskipun hal
ini dapat membingungkan pelanggan untuk memahaminya, kurangnya penyediaan
informasi penting oleh agen/perantara asuransi di pihak mereka (yang bekerja
untuk komisi berbasis premi) dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan dan
pengalaman yang tidak menyenangkan. Kesalahpahaman seperti itu juga dapat
berdampak pada perilaku pencarian kesehatan, di mana tertanggung mencari
perawatan yang jauh lebih mahal daripada yang mampu mereka beli tanpa
menyadari bahwa kontrak asuransi menawarkan pertanggungan yang terbatas
(Ahlin et al., 2016).
Pemrosesan klaim adalah bidang perhatian lain di mana fungsi asuransi
kesehatan sebagai mekanisme perlindungan risiko keuangan muncul. Pengalaman
pelanggan dalam pengajuan dan penggantian klaim mereka memainkan peran
kunci dalam cara mereka memandang asuransi. Namun, Malhotra et al. (2018)
menemukan bahwa pelanggan sering mengeluh tentang penolakan klaim yang sah
oleh perusahaan asuransi. Selain itu, pengalaman denial of claim seperti ini juga
pernah diliput oleh media, terakhir di masa pandemi saat ini

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asuransi komersial adalah jenis asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan
asuransi kepada individu atau organisasi sebagai bentuk perlindungan atas
risiko keuangan yang mungkin terjadi akibat kerusakan, kehilangan, atau
cedera pada properti, karyawan, atau kegiatan bisnis. Asuransi komersial
biasanya mencakup berbagai jenis produk asuransi seperti asuransi kebakaran,
asuransi kendaraan, asuransi kesehatan karyawan, dan asuransi tanggung jawab
hukum.
2. Adapun factor – factor yang berhubungan dengan kepemilikan asuransi
Kesehatan komersial yaitu jenis kelamin, usia, Pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, kemungkinan jatuh sakit dan promosi.
3. Adapun jenis-jenis asuransi Kesehatan komersial yang tersedia di pasaran yaitu
asuransi Kesehatan individu, asuransi Kesehatan kelompok, asuransi
Kesehatan prabayar, asuransi Kesehatan dengan pembayaran tunai, dan
asuransi Kesehatan berjangka.
4. Adapun perbedaan asuransi komersial dan asuransi social yaitu pertama
kepesertaan asuransi komersialbersifat sukarela sedangkan asuransi social
bersifat wajib, yang kedua asuransi komersial bersifat profit sedangkan asuransi
social bersifat non-profit, yang terakhir asuransi komersial manfaatnya sesuai
premi sedangkan asuransi social manfaatnya komprehensif.
5. Adapun tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh asuransi Kesehatan
komersial di Indonesia yaitu rendahnya penetrasi asuransi Kesehatan di
Indonesia, kurangnya kesadaram masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya asuransi Kesehatan, tingginya biaya klaim, persaingan yang
ketat, dan regulasi yang kompleks.

14
B. Saran
1. Asuransi sebagai sebuah bisnis perasuransian komersial yang sedang
berkembang saat ini di tengah kehidupan masyarakat, dengan berbagai
pengaturan yang berlaku, belum menarik perhatian mayarakat sebagaimana
halnya di negara-negara maju, sehingga perlu kesadaran masyarakat terhadap
manfaat asuransi disisi lain perlu peningkatan bonafitas perusahaan asuransi
sebagai penjamin apabila terjadi resiko dari tertanggung
2. Pentingnya memperhatikan manfaat dan risiko dari setiap jenis asuransi
kesehatan dan komersial sebelum memilih polis asuransi yang tepat.
3. Peran penting pemerintah dalam mengatur dan memfasilitasi pengembangan
sistem asuransi kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat.
4. Peningkatan literasi keuangan dan pengetahuan masyarakat tentang asuransi
kesehatan dan komersial dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan
partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan asuransi.
5. Penggunaan teknologi dan inovasi dapat membantu mempercepat dan
mempermudah proses klaim dan manajemen risiko pada layanan asuransi
kesehatan dan komersial.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sari, K. (2018). Perkembangan asuransi kesehatan swasta di Indonesia 2012-2016.


Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia , 2 (2).
Hennigusnia (2021). Tinjauan Konstitusional Terhadap Sistem Jaminan Sosial
Nasional Dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jurnal ketenagakerjaan, 16
(2). Hal 103 – 120
Sudarsono, A., & Damayanti, E. (2021). The Challenges of the Commercial Health
Insurance Industry in Indonesia. Journal of Applied Management (JAM), 19(1),
125-132.
Wahyuni, N. A., & Wirawan, A. R. (2022). Asuransi Kesehatan Komersial: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Prasad, S., & Ghosh, I. (2020). Commercial Health Insurance in India–Status and
Challenges.
Zaraswati, C., Sumarwan, U., & Wijayanto, H. (2017). Marketing Strategy Of
Commercial Health Insurance Company. Indonesian Journal of Business and
Entrepreneurship (IJBE), 3(1), 1-1.

16

Anda mungkin juga menyukai