Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN KESEHATAN


SIKLUS PELAPORAN KEUANGAN KESEHATAN
DOSEN PENGAMPU : Dr.Muh.Ryman Napirah,S.KM.,M.Kes.M.AP

KELOMPOK 3 :

➢ Wafiq Azizah (020)


➢ Sara S. Palamba (060)
➢ Hartati (121)
➢ Puput Purnama Sari (122)
➢ Nuraini (186)
➢ Rizkha Putri Aulia (207)
➢ Desak Diah Pusparani (243)
➢ Mohammad Ilham (272)

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus
Pelaporan Keuangan Kesehatan” dengan tepat waktu sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis menjelaskan tentang kemitraan khususnya
dalam bidang kesehatan.

Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan termakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes.,
M.AP selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Kesehatan. Tanpa dukungan
dan bantuan dari semua pihak makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya bersifat membangun
dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang

2 Maret, 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 7
C. Tujuan ............................................................................................................... 7
BAB II .......................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8
A. Definisi Organisasi Kesehatan ........................................................................ 8
B. Siklus Pelaporan Keuangan Kesehatan ....................................................... 16
C. Tujuan dan Manfaat pelaporan keuangan Kesehatan ............................... 17
D. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pelaporan Keuangan Kesehatan ................ 20
BAB III ....................................................................................................................... 22
PENUTUP .................................................................................................................. 22
A. KESIMPULAN............................................................................................... 22
B. SARAN ............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan organisasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan organisasi
dalam melakukan penyelerasan, eksekusi, perbaikan, perbaikan dan pembelajaran
secara berkesinambungan, sehingga selalu mampu menunjukkan kinerja yang tinggi
dalam jangka panjang. Salah satu tantangan di dalam mengukur tingkat kesehatan
organisasi adalah objektivitas alat ukur. Data kesehatan organisasi umumnya bersifat
abstrak (soft measures)—seperti kepemimpinan, keahlian, koordinasi, dan
kemampuan berinovasi, yang pengukurannya seringkali berdasarkan opini dan
dugaan. Keller dan Price (2011) di dalam bukunya, Beyond Performance,
menerjemahkan soft measures ini ke dalam sembilan dimensi kesehatan organisasi
yang lebih terukur. Mereka menyatakan bahwa organisasi yang sehat—yaitu
organisasi yang memiliki nilai yang baik untuk sembilan dimensi kesehatan
organisasi—memiliki peluang yang lebih besar untuk berkinerja lebih baik
dibandingkan organisasi lain di bidangnya dalam jangka panjang.

Pada tahun 2013, konsultan bertaraf international, McKinsey, melakukan


survei kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan berdasarkan teori dari Keller
dan Price (2011). Secara umum, Kementerian Keuangan memperoleh skor praktik
kesehatan organisasi sebesar 68, yang menunjukkan bahwa 68 persen pegawai
berpendapat Kementerian Keuangan telah melakukan praktik-praktik yang
mendukung kesehatan organisasinya.

Sesuai dengan blueprint Transformasi Kelembagaan sebagaimana yang


diamanatkan oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014,
Kementerian Keuangan mencanangkan 4 (empat) destination statement di tahun
2025, yaitu peningkatan rasio pajak berdasarkan model OECD menjadi 19 persen
terhadap PDB, peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95 persen,
opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah dari
Badan Pemeriksa Keuangan, dan peningkatan kepuasan pengguna layanan Kemenkeu
menjadi 4,2 (skala 5). Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran tersebut,
dibutuhkan dukungan organisasi yang sehat dan berkinerja tinggi.

Pertanggungjawaban keuangan negara yang berkualitas tentunya sangat


diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Oleh karenanya, perlu untuk
menerjemahkan apa yang menjadi kriteria laporan keuangan pemerintah yang
berkualitas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, terdapat 4 (empat) kriteria atau prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki. Keempat kriteria tersebut yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
dapat dipahami. Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.

Karaterisitik Informasi yang relevan dalam Laporan Keuangan, apabila


memiliki manfaat umpan balik (feedback value) yang memungkinkan pengguna
untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu, memiliki
manfaat prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna untuk
memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa
kini, dan disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan, serta lengkap mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang
ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat
dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

Laporan keuangan dikatakan andal apabila informasi dalam laporan keuangan


bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap
fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Karaterisitik Informasi yang andal, apabila
penyajian jujur, dapat diverifikasi (verifiability) informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda,
netralitas yang diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan
pihak tertentu.

Laporan keuangan pemerintah memiliki manfaat sebagai media transparansi,


media akuntabilitas publik, sarana informasi, serta sarana evaluasi kinerja. Sebagai
media transparansi, laporan keuangan pemerintah berguna untuk memberikan
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada publik berdasarkan pertimbangan
bahwa publik memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
maupun ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sebagai sarana evaluasi kinerja, laporan keuangan pemerintah berguna untuk


mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk
mencapai kinerja yang direncanakan diantaranya berupa: (1) menentukan biaya
program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan
perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja
periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja unit yang lain; (2) mengevaluasi
tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi
tertentu di dalam pemerintahan; (3) mengevaluasi hasil (outcome) suatu program,
aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target; (4)
mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi organisasi Kesehatan
2. Bagaimana siklus pelaporan keuangan Kesehatan
3. Apa tujuan dan manfaat pelaporan keuangan Kesehatan
4. Kesalahan-kesalahan dalam pelaporan keuangan Kesehatan
C. Tujuan
1. untuk mengetahui definisi organisasi Kesehatan
2. untuk mengetahui siklus atau alur pelaporan keuangan Kesehatan
3. untuk mengetahui tujuan dan manfaat pelaporan keuangan Kesehatan
4. untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pelaporan keuangan kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Organisasi Kesehatan


Organisasi Kesehatan adalah lembaga atau institusi yang berbadan hukum
yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan layanan Kesehatan maupun
memproduksi obat, diantaranya :

a. Rumah sakit, bagian integral dari suatu organisasi social dan Kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan Kesehatan paripurna, kuratif, dan
preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya
guna menjangkau keluarganya dirumah, serta pelayanan rawat jalan.
b. Puskesmas, organisasi kesehatan fungsional yang memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja- nya
dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar dan melaksanakan pembinaan peran
serta masyarakat dan upaya pengembangan kesehatan dalam wilayah
kerjatertentu.
c. Poliklinik / praktek dokter bersama, lembaga atau organisasi yang terdiri dari
beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dan membuka praktik pelayanan
kesehatan dalam satu atap, termasuk pelayanan pemberian obat, pelayanan
konsultasi kesehatan, dan pelayanan pemeriksaan kesehatan.
d. Praktek dokter perseorangan, jenis pelayanan kesehatan yang terdiri dari
seorang dokter didampingi beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dalam
pembukaan praktek layanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara luas, yang meliputi: konsultasi
kesehatan, pemeriksaan kesehatan, pemberian obat, dan pemberian rujukan
kelanjutan tindakan medis bagi pasien yang memerlukan.
e. Apotek, bentuk layanan kesehatan masyarakat yang memberikan layanan
berupa penjualan obat
a. Organisasi Kesehatan Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia adalah salah satu badan PBB (Perserikatan


Bangsa Bangsa) yang bertindak sebagai sebagai koordinator Kesehatan umum
internasional dan bermarkas di Jenewa Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7
April 1948. Direktur Jenderal sekarang adalah Margaret Chan (menjabat mulai 8
November 2006). WHO mewarisi banyak mandat dan persediaan dari organisasi
sebelumnya, Organisasi Kesehatan, yang merupakan agensi dari LBB (Liga
Bangsa-Bangsa). Konstitusi WHO menyatakan bahwa tujuan didirikannya WHO
"adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling
memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya
penyakit menular yang sudah menyebar luas.

WHO adalah salah satu badan-badan asli milik PBB, konstitusinya pertama
kali muncul pada Hari Kesehatan Dunia yang pertama (7 April 1948) ketika
diratifikasi oleh anggota ke-26 PBB. Jawarharlal Nehru, seorang pejuang
kebebasan utama dari India, telah menyuarakan pendapatnya untuk memulai
WHO. Aktivitas WHO, juga sisa kegiatan Organisasi Kesehatan LBB (Liga
Bangsa-bangsa), diatur oleh sebuah Komisi Interim seperti ditentukan dalam
sebuah Konferensi Kesehatan Internasional pada musim panas 1946. Pergantian
dilakukan melalui suatu Resolusi Majelis Umum PBB. Pelayanan epidemiologi
Office International d'Hygiène Publique Prancis dimasukkan dalam Komisi
Interim WHO pada 1 Januari 1947.

• Struktur Organisasi WHO


1. Majelis Kesehatan Dunia (The World Health Assembly)

WHO di perintah oleh 191 negara-negara anggota melalui World Health


Assembly. majelis kesehatan tersusun dari perwakilan dari Negara anggota WHO.
Majelis kesehatan dunia mengambil keputusan tertinggi untuk WHO. Biasanya
majelis kesehatan dunia bertemu di Geneva pada bulan Mei setiap tahunnya, dan
dihadiri oleh delegasi-delegasi dari 191 negara-negara anggota tersebut. Tugas
utama majelis kesehatan dunia adalah untuk menentukan kebijakan organisasi
majelis kesehatan memilih direktur jenderal, mengawasi kebijakan- keuangan dari
organisasi dan meninjau serta menyetujui program keuangan yang di susun oleh
WHO.

Demikian juga mempertimbangkan laporan dari Executive Board (Badan


eksekutif), dimana memerintahkan dengan hormat terhadap masalah dimana aksi,
pelajaran, pemeriksaan, atau laporan yang lebih jauh yang mungkin akan di
butuhkan. Salah satu fungsi dari majelis kesehatan dunia, seperti tercantum dalam
artikel 18 konstitusi WHO adalah sebagai berikut : 1. Mendukung dan memimpin
penelitian di bidang kesehatan oleh personel WHO melalui lembaga resmi atau
tidak resmi dari para anggota dengan persetujuan dari pemerintahnya. 2.
Melakukan tindakan-tindakan yang di anggap perlu untuk melaksanakan tujuan
organisasi.

1) Dewan Eksekutif (The Executive Board)

Dewan eksekutif terdiri dari 32 anggota yang secara teknis memenuhi


persyaratan di bidang kesehatan. Anggota dipilih untuk masa dinas selama 3
tahun. Dewan eksekutif bertemu sedikitnya dua kali dalam setahun. Rapat dewan
utama, dimana agen untuk majelis kesehatan yang akan di setujui dan resolusi
untuk dikedepankan di majelis kesehatan di adopsi, di adakan pada bulan Januari,
dengan rapat kedua yang lebih pendek pada bulan Mei., segera setelah majelis
kesehatan mengatasi masalah administrasi. Fungsi utama dewan ini adalah untuk
memberi pengaruh kepada keputusan dan kebijakan kebijakan dari majelis
kesehatan, untuk memberi saran, dan juga memfasilitasi kerjanya. Salah satu
fungsi dari Dewan Eksekutif adalah:

1) Mengambil angkah-langkah darurat sesuai dengan fungsi dan sumber


keuangan WHO sehubungan dengan keperluan tindakan yang segera,
2) Secara khusus dapat memberikan wewenang kepada direktur jenderal
untuk mengambil langkah yang perlu untuk menghentikan penyebaran
wabah penyakit.
3) Melaksanakan studi dan penelitian yang lebih lanjut yang di perlukan.
2) Sekretariat (The Secretariat)

WHO memiliki staf yang berjumlah kurang lebih 3800 orang petugas
kesehatan dan ahli khusus atau umum di bidang kesehatan. Mereka bekerja di
markas besar dan kantor regional. Fungsi dari sekretariat WHO, antara lain :

1. Memberikan dukungan ke majelis kesehatan dunia, dewan eksekutif dan


kantor regional.
2. Memberikan rangsangan berpikir global dan tindakan secara menyeluruh
untuk mewujudkan dan mengajukan ide
3. Memeriksa, menganalisa, mengumpulkan dan menyebarkan informasi
yang valid di bidang kesehatan dan masing-masing yang berhubungan
dengannya.
4. Mengidentifikasikan, menggeneralisasikan dan mentransfer teknologi
tepat guna.
5. Membantu kelompok-kelompok, penasihat global.
6. Menghadapi perencanaan global, manajemen pengawasan dan evaluasi.
7. Menjalankan program-program global dan internasional global.
8. Membantu perkembangan transformasi sumber-sumber kesehatan secara
internasional.
9. Menyiapkan program-program usulan anggota untuk di serahkan kepada
dewan eksekutif dan majelis kesehatan dunia.
10. Mengadakan kerja sama dengan sistem PBB dan organisasi-organisasi non
pemerintahan tertentu, para anggota staf tidak di perkenankan untuk
menerima perintah yang berasal dari wewenang diluar WHO.
Seperti tercantum dalam pasal 31 konstitusi WHO, sekretariat WHO di
ketuai oleh direktur jenderal, yang ditunjuk oleh majelis kesehatan dunia atas
nominasi dari dewan eksekutif dan dipilih oleh Negara-Negara anggota untuk
masa jabatan lima tahun. Direktur jenderal adalah pelaksana kekuasaan dewan
eksekutif. Pusat-Pusat Kerja sama WHO Relasi antara institusi-institusi
nasional dengan WHO di rancang sebagai WHO Collaboration Centers (pusat
kerja sama organisasi kesehatan dunia) yang mengupayakan mobilitas
sumber-sumber daya yang penting untuk mendukung kepentingan
pembangunan kesehatan nasional. Dan untuk aktivitas-aktivitas WHO.
Keanggotaan WHO terdiri dari 193 negara anggota dan staf dari berbagai
kenegaraan berjumlah 4500 orang sebagai agen khusus, WHO adalah bagian
dari PBB, tetapi bukan dibawah sistem PBB, mereka dapat memperoleh
keanggotaan mereka dengan menerima konstitusi. Sementara bagi Negara-
Negara non anggota PBB dapat di akui ke anggotaannya melalui mayoritas
suara dari majelis kesehatan dunia. Hampir setiap Negara di dunia merupakan
anggota PBB da WHO, tapi terdapat perbedaan seperti halnya Swiss yang
merupakan anggota WHO, tapi bukan anggota PBB.

b. Organisasi Kesehatan Indonesia

Tingkat Pusat Organisasi kesehatan tingkat pusat adalah Departemen


Kesehatan (Depkes) yang terdiri dari unsur sekretaris jenderal, inspektorat
jenderal, direktorat jenderal, badan Litbang, Pusdiklat termasuk unit pelaksana
teknis, unit organik (rumah sakit) dan proyek pembangunan sektor kesehatan
dengan perincian sebagai berikut:

a. Sekretaris Jenderal dan proyek pembangunan dalam lingkungannya


b. Inspektorat Jenderal dan proyek pembangunan dalam lingkungannya
c. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan termasuk RS umum, Rumah
Sakit Jiwa, Rumah sakit Mata, RS paru-paru, RS ketergantungan obat,
RS kusta, Balai Laboratorium Kesehatan, Balai Kesehatan
Lingkungan dan proyek pembangunan dalam lingkungannya.
d. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat termasuk balai
pengobatan penyakit paru-paru dan proyek pembangunan dan
lingkungannya.
e. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
termasuk kantor kesehatan pelabuhan, rumah sakit karantina dan
proyek pembangunan dalam lingkungannya.
f. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan termasuk pusat
pemeriksaan obat dan makanan, balai pemeriksaan obat dan makanan
serta proyek pembangunan dalam lingkungannya.
g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan termasuk Badan
Penelitian tanaman obat dan proyek pembangunan dalam
lingkungannya
h. Pusat Pendidikan dan Latihan termasuk sekolah, akademi, balai latihan
kesehatan masyarakat dan unit pelaksana teknis lainnya serta proyek
c. Organisasi Kesehatan di Provinsi

Di wilayah Provinsi Daerah Tingkat I terdapat Organisasi Kesehatan


Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah.

• Organisasi Kesehatan Pemerintah

Pusat Organisasi Kesehatan pemerintah pusat yang ada di Provinsi/Dati I


adalah Unit Dinas Kesehatan Provinsi. Pelaksana Teknis (UPT) Depke
(pusat) di Provinsi. Menurut Sistem Kesehatan nasional (SKN) Kantor
wilayah Depkes Provinsi tugas utamanya adalah membina dan mengatur
pelaksanaan asas dekonsentrasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut
diperlukan suatu organisasi yang berfungsi: Membina intervensi
perorangan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Membina
lingkungan sosial budaya, fisik dan biologik. Dalam fungsi ini termasuk
pembinaan kegiatan lintas sectoral. Membina dan mengatur masalah obat,
makanan dan alat Kesehatan. Menyusun suatu program, rencana
pelaksanaan dan mengadakan evaluasi pelaksanaan. Mengatur fungsi
upaya kesehatan penunjang yang dapat ditampung dalam tata usaha
dengan pemusatan kepada kegiatan pengelolaan ketenagaan, administrasi
umum, pendidikan dan latihan serta perizinan. Melaksanakan sistem
rujukan. intervensi kepada kelompok risiko tinggi yang berbeda sesuai
dengan kebutuhannya.

Entitas nirlaba atau dapat disebut juga organisasi nonprofit adalah


organisasi atau badan yang tidak menjadikan keuntungan sebagai motif
utamanya dalam melayani masyaraka atau disebut juga sebagai korporasi
yang tidak membagikan keuntungannya sedikitpun para anggota, karyawan
serta eksekutifnya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan
para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut.

d. Organisasi Kesehatan Pemerintah Daerah

Diberi nama Dinas Kesehatan Kota. Untuk keperluan ini kantor wilayah
dibantu Unit Pelaksana Teknik (UPT) Pusat. Bertugas melaksanakan tugas pokok
dan fungsi departemen kesehatan pada tingkat provinsi dalam rangka pembinaan
usaha kesehatan yang telah diserahkan pada daerah otonom, swasta, perseorangan
atau badan hukum lain di wilayah provinsi daerah Tingkat I.

Dinkes Daerah TK I tugas utamanya adalah membina pelaksanaan asas


desentralisasi dan menunjang pelayanan tingkat kabupaten/Kotamadya. Untuk
melaksanakan tugas tersebut diperlukan suatu organisasi yang berfungsi:
Membina pelaksanaan asas desentralisasi yang meliputi baik intervensi terhadap
perorangan, kelompok risiko tinggi dan masalah lingkungan. Melaksanakan asas
pembantuan yang meliputi intervensi terhadap kelompok risiko tinggi dan
masalah lingkungan. Didalamnya termasuk pelaksanaan pemberian bantuan
kepada daerah untuk penanggulangan wabah. Melaksanakan sistem rujukan.
Dinkes Dati I dibantu oleh UPT Dati I, seperti RS provinsi, unit pendidikan dan
latihan dan sebagainya. Menanggung fungsi penunjang dalam bentuk tata usaha
yang perlu dan dipusatkan kepada beberapa segi yaitu untuk menunjang
pembiayaan, logistik, pengadaan sarana fisik, pengelolaan ketenagaan,
pengelolaan informasi dan perencanaan serta administrasi umum.

• Pengertian Kesehatan Organisasi Menurut Para Ahli

Definisi kesehatan organisasi dari beberapa ahli akan memberikan informasi


secara komprehensif. Para pakar kesehatan organisasi tersebut antara lain:

1. Hammel (2010) Organisasi yang sehat memiliki 3 (tiga) kapasitas inti:


Kemampuan untuk memperbaharui diri, Kemampuan untu menyelaraskan
diri dengan tujuan
Kemampuan untuk mengeksekusi.
2. Keller and Price (2011) Kesehatan Organisasi adalah kemampuan
organisasi untuk:
Melakukan penyelarasan internal, yaitu memiliki tujuan bersama yang
didukung oleh budaya dan iklim kerja serta memiliki arti yang mendalam
bagi para pegawainya. Mengeksekusi strategi, yaitu memiliki kemampuan,
proses manajemen dan motivasi yang baik untuk melaksanakan
programnya dengan sempurna dan Memperbaharui diri, yaitu secara
efektif memahami, berinteraksi, membentuk dan beradaptasi dengan
lingkungan eksternalnya.
3. Patrick Lencioni (2012) Kesehatan organisasi adalah tentang bagaimana
fungsi organisasi dapat berjalan secara efektif dengan cara membangun
tim kepemimpinan yang kohesif, membangun kejelasan diantara para
pemimpin, mengkomunikasikan mengenai kejelasan organisasi kepada
semua orang yang ada di dalam organisasi, serta meletakkan kejelasan
organisasi pada tempat yang tepat dengan maksud memperkuat kejelasan
organisasi yang telah ditetapkan.

B. Siklus Pelaporan Keuangan Kesehatan


Siklus akuntansi adalah proses penyediaan laporan keuangan organisasi untuk
periode tertentu. Tahapannya adalah: pencatatan, pengikhisaran dan pelaporan.
Elemen laporan keuangan organisasi kesehatan meliputi:

1. Elemen laporan posisi keuangan (neraca) kesehatan, merupakan laporan yang


memberikan gambaran utuh tentang entitas pada titik waktu, komponennya:
aktiva kewajiban ekuitas.
2. Elemen laporan laba rugi/surplus/devisit kesehatan merupakan laporan yang
menggambarkan kinerja keuangan entitas dalam satu periode akuntansi,
komponen-nya pendapatan, biaya, surplus, defisit.
3. Elemen laporan arus kas kesehatan merupakan laporan yang menggambarkan
perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi, komponennya arus kas
dari aktivitas operasi, investasi & pembiayaan.

a. Unsur-unsur Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 45 (revisi 2011), laporan


keuangan entitas nirlaba meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
2. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset
neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam
posisi keuangan.
3. Laporan Arus Kas

Penyajian laporan arus kas harus digolongkan ke dalam 3 kategori yaitu sebagai
berikut:

• Aktivitas Operasi
Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas
yang terjadi pada perkiraan yang terkait denggan operasional lembaga.
• Aktivitas Investasi
Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan
transaksi berupa penciptaan atau pelunasan keajiban utang lembaga
dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit lembaga.
• Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah
dari laporan-laporan di atas.

Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap
perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.

C. Tujuan dan Manfaat pelaporan keuangan Kesehatan


Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Kesehatan sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan
kepada stakeholder, mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan di Dinas Kesehatan selama satu periode pelaporan. Penyusunan
Laporan Keuangan ini juga merupakan wujud pelaksanaan kewajiban dalam
melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada satu periode
pelaporan dalam rangka:

1. Akuntabilitas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan, dalam


mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodic
2. Membantu para pengguna laporan keuangan, untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan yang dilaksanakan Dinas KesehatanKabupaten Bantul selama satu
periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan
dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana yang dikelola
Dinas Kesehatan untuk kepentingan masyarakat
3. Transparansi dalam memberikan informasi keuangan kepada seluruh
masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pengelolaan sumber daya dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan

Adapun tujuan penyusunan Laporan Keuangan Dinas KesehatanTahun 2021


adalah:

1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan


untuk membiayai seluruh pengeluaran pada Dinas Kesehatan
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber
daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan Dinas Kesehatan sebagai entitas akuntansi serta
hasil-hasil yang telah dicapai
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana Dinas Kesehatan sebagai
entitas akuntansi mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya
5. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Dinas
Kesehatan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan Keuangan Dinas Kesehatandiselenggarakan berdasarkan peraturan


perudang- undangan yang mengatur keuangan pemerintah, yaitu:

• Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian


yang mengatur keuangan Negara
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
• Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
• Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya
• Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
D. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pelaporan Keuangan Kesehatan
Dalam siklus pelaporan keuangan kesehatan, ada beberapa kesalahan-
kesalahan yang mungkin saja terjadi, seperti :

1. Kesalahan pencatatan
Kesalahan pencatatan sering terjadi di lapangan. Ketidaktelitian menjadi
penyebab utama. Misalnya, pasien membayar tunai, namun keliru menjadi
pembayaran kredit. Hal ini berdampak pada jumlah hutang dan kas.
2. Kesalahan perhitungan harga pokok penjualan
Perhitungan HPP sering terjadi di unit farmasi sering terjadi kesalahan.
Kesalahan biasanya terjadi di perhitungan harga dari PBF dengan atau
tanpa pajak serta penentuan HNA yang kemudian berpengaruh pada HPP.
3. Kesalahan perhitungan persediaan barang
Di setiap akhir periode, faskes melakukan perhitungan persediaan barang
baik barang habis pakai di poli atau unit lainnya dan stok fisik di unit
farmasi. Perhitungan persediaan barang secara fisik mengacu pada laporan
persediaan sebelumnya. Kesalahan perhitungan di akhir periode dapat
berdampak pada neraca.

Faktor pemicu munculnya kesalahan di atas:

Kesalahan manusia atau human error, ketidakjujuran suatu pihak, dan


kesalahan input dan interpretasi angka. Dalam proses bisnis faskes terdapat
beberapa siklus transaksi sebagai acuan pembuatan laporan keuangan rumah sakit
yang perlu dipahami oleh setiap karyawan.

Siklus transaksi di rumah sakit:


• Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan kepada pasien dan
penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain.
• Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dan
pelunasan utang dan kewajibannya.
• Siklus pelayanan -- terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit.
menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
• Siklus keuangan -- terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund
(dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid lainnya)
dan sumber dana jangka panjang.
• Siklus pelaporan keuangan -- memperoleh data operasi dan akuntansi dari
siklus di atas dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi.

Membuat laporan keuangan rumah sakit atau jenis faskes lainnya hendaklah
akurat dan rinci. Jika tidak, akan berakibat fatal bagi proses bisnis rumah sakit
yang hanya disebabkan salah pencatatan atau ketidakpahaman terhadap siklus
transaksi. Dengan menggunakan sistem informasi manajemen Anda tinggal input
angka di kolom yang tersedia di dalam sistem. Pembuatan laporan juga dilakukan
secara otomatis dengan memasukkan filter sesuai kebutuhan. Misalnya,
berdasarkan karyawan yang bertugas, shift, dokter yang bertugas, atau unit
terkait. Dengan demikian, kesalahan pencatatan juga dapat diminimalisir dan
laporan keuangan akan akurat.

Laporan keuangan Dinas Kesehatan kabupaten lima puluh kota disusun


sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan DPA/DPPA tahun anggaran
2021, sehingga diharapkan terwujud transparasasi dan akuntabilitas pengelolaan
anggaran disatuan kerja. Laporan keuangan yang disusun meliputi laporan
realisasi anggaran, neraca, laporan operasional dan laporan perubahan aquitas dan
catatan atas laporan keuangan. Laporan realisasi anggaran menyajikan infirmasi
tentang anggaran dan realisasi atas pendapatan dan belanja serta menunjukkan
ketercapaian target yang telah disepakati antara legislative dan eksekutif.
Sedangkan neraca yang merupakan laporan yang menggambarkan posisi
keuangan (asset, kewajiban dan equitas dana) per tanggal laporan.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Organisasi pelayanan Kesehatan adalah lembaga atau institusi yang
berbadan hukum yang kegiatan operasionalnya adalah memberikan
layanan Kesehatan maupun memproduksi obat.
2. Siklus keuangan Kesehatan akuntansi adalah proses penyediaan laporan
keuangan organisasi untuk periode tertentu. Tahapannya adalah :
pencatatan, pengikhisaran, dan pelaporan.
3. Manfaat laporan keuangan Kesehatan untuk menyediakan informasi yang
relevan kepada stakeholder mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan di Dinas Kesehatan selama satu periode
pelaporan
4. Adapun kesalahan-kesalahan dalam pelaporan keuangan Kesehatan,
diantaranya yaitu : kesalahan pencatatan, kesalahan perhitungan harga
pokok penjualan, kesalahan perhitungan persediaan barang.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hetty Ismainar, Muhammad Dedi Widodo, Leon Candra. 2021. Organisasi
Manajemen Kesehatan. Penerbit Widana. Bandung, Jawa Barat

Entitas Nirlaba Pada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). No 45. Hal
317-327

Erniati. 2019. KEMENKEU RI DITJEN PERBENDAHARAAN. Poso, Sulawesi


Tengah

Regini dkk. 2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan
Keuangan

Truthmedis healthech solution. 2021. https://trutsmedis.com/blog/laporan-keuangan-


faskes-dengan-his-trutsmedis/

Yudi Pramadi. 2016. Laporan Survei Kesehatan Organisasi Kementrian Keuangan


Tahun 2015. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai