Disusun Oleh :
Kelompok V
Dosen Pengampuh :
Nurhayati Marada, SKM., M.Kes
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyusunan Anggaran Program Kesehatan” tepat waktu.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
B. Fungsi Penganggaran..............................................................................3
BAB II PENUTUP..........................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan
barang investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
negara, karena itu negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat
(“Health for All”), sehingga ada kebutuhan untuk melembagakan pelayanan
kesehatan universal, ada dua isu mendasar untuk mewujudkan tujuan
pelayanan kesehatan dengan cakupan universal, yaitu bagaimana cara
membiayai pelayanan kesehatan untuk semua warga, dan bagaimana
mengalokasikan dana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan
dengan efektif, efisien, dan adil.
Salah satu subsistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan
kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud
oleh WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau
pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak
terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir
akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin
langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem
pembiayaan kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem
pembiayaan kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang
dikenal dengan nama ekonomi kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan juga adanya upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyrakat yang setinggi-tingginya, peranan masyarakat
juga sangat diperlukan dalam hal ini karena dengan peran tersebut upaya-
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan tersebut dapat terlaksana
dengan baik. Upaya- upaya seperti promotif, preventif, kuratif dan
1
rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan juga
harus terus di terapakan dalam hal ini agar derajat kesehatan masyarakat
dapat terus terjaga dan meningkat. Selain upaya-upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat tersebut diperlukan juga adanya managemen
ulang terhadap sistem pembiyayaan kesehatan dan penyusunan program
anggaran kesehatan agar subsistem dalam sistem kesehatan nasional dapat
terlaksana dengan baik.
B. Rumusan Masalah
G. Apa definisi dari Penyusunan Anggaran?
H. Apa fungsi dari Penganggaran?
I. Apa tujuan dari Penyusunan Anggaran?
J. Apa manfaat dari Penyusunan Anggaran?
K. Apakah definisi anggaran program kesehatan?
L. Bagaimanakah tahapan penyusunan anggaran program kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari Penyusunan Anggaran
2. Untuk memahami fungsi dari Penganggaran
3. Untuk memahami tujuan dari Penyusunan Anggaran?
4. Untuk memahami manfaat dari Penyusunan Anggaran?
5. Untuk memhami definisi anggaran program kesehatan?
6. Untuk memahami tahapan penyusunan anggaran program kesehatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Anggaran sebagai alat menggerakkan
4. Anggaran sebagai alat pengendalian
Apabila dilihat dari beberapa fungsi yang telah disebutkan, fungsi
paling utama dari anggaran ada dua, yakni sebagai alat perencanaan dan
sebagai alat pengendalian.
C. Tujuan Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan alat yang efektif dan efesiensi untuk
merencanakan, mengawasi dan mengendalikan progam kegiatan perusaan,
demikian pula untuk rumah sakit dan puskesmas. Dengan perencanaan
anggaran akan dapat dicapai penggunaan yang efisien dari tenaga dan alat
serta obat yang pemborosan dapat dihindarkan atau setidak-tidaknya dapat
diminimalkan dan dikendalikan.
1. Agar manager/pimpinan organisasi bersedia melakukan perencanaan
dengan seksama bagi kepentingan organisasinya.
2. Mengembangkan koordinasi dan kooperatif dalam organisasi.
3. Meningkatkan kepedulian anggota organisasi terhadap perannya
dalam organisasi.
4. Mengkomunikasikan goals dan objektif, tipe, dan tingkat pelayanan
yang dapat diberikan, sumber daya yang dibutuhkan dan pendapatan
yang mungkin dihasilkan dari suatu program tertentu.
5. Mengendalikan keuangan organisasi. Dengan telah disusunnya
anggaran, anggota organisasi dapat mengetahui dengan pasti berapa
besar sumber daya yang akan mereka konsumsi, khususnya ketika
anggaran saat ini dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya,
sehingga pengelolaan program dapat disesuaikan.
D. Manfaat Penyusunan Anggaran
Manfaat anggaran bagi manajemen adalah membantu dalam hal :
1. Perencanaan
2. Koordinasi
3. Pengawasan dan pengendalian
4
Pada bidang perencanaan membantu dalam hal :
a. Meneliti, mempelajari masalah yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan dilakukan – penyempurnaan rencana.
b. Dengan telah diketahuinya biaya suatu rencana, maka pimpinan
organisasi dapat mengambil keputusan apakah rencana yang
disusun tersebut dapat dilaksanakan atau tidak.
c. Mengarahkan seluruh tenaga di rumah sakit dan puskesmas
dalam menentukan arah /kegiatan yang paling menentukan –
membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya.
d. Dengan dilakukannya perencanaan anggaran, akan dapat
diketahui besarnya biaya yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan.
Berdasarkan informasi tersebut pengalokasikan sumber daya
yang dimiliki organisasi dapat lebih terarah sesuai denga
kebutuhan masing-masing kegiatan.
e. Menunjang kebijaksanaan rumah sakit dan puskesmas –
membantu proses pengambilan keputusan
f. Dengan telah diketahuinya biaya suatu rencana, maka pimpinan
organisasi dapat mengambil keputusan apakah rencana yang
disusun tersebut dapat dilaksanakan atau tidak.
g. Dengan dilakukannya perencanaan anggaran, maka akan dapat
diketahui besarnya biaya yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan.
Berdasarkan informasi tersebut pengalokasian sumber daya
yang dimiliki orgnasasi dapat lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kegiatan.
h. Membantu proses pengambilan keputusan dalam pengendalian
untuk menghindari overspending, underspending dan salah
sasaran dalam pengalokasian anggaran.
i. Mengakibatkan pemakaian alat fisik secara lebih efektif dan
dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran, penyusunan
rencana dapat lebih realisasi dan tidak berlebihan.
5
Pada bidang koordinasi membantu dalam hal :
a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan
organisasi.
b. Menempatkan penggunaan modal pada saluran yang
menguntungkan dalam arti seimbang dengan program
organisasi.
c. Pelaksanaan suatu rencana yang di dalamnya terasuk pula
anggarannya, hanya mungkin dilakukan apabila rencana tersebut
telah memperoleh persetujuan. Persetujuan ini sanagat penting
artinya karena terkait dengan dana yang akan diperoleh untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan telah diperolehnya
dana untuk melaksanakan kegiatan, maka hal ini identik dengan
pendelegasian wewenang (delegation of authority). Dengan
demikian anggaran terutama pada tahap pelaksanannya,
berperan besar dalam memperjelas pendelegasian wewenang
dalam suatu organisasi.
Pada bidang pengawasan membantu dalam hal :
a. Membantu pemantauan dan pengawasan.
b. Anggaran yang tersusun secara rinci dan jelas dapat
dipergunakan untuk membantu pemantauan.
c. Pengawasan (monitoring) serta (controlling), maka
penyimpangan akan segera terdeteksi setiap kali ditemukan
pemakaian anggaran yang tidak semestinya.
d. Mencegah secara umum pemborosan-pemborosan.
E. Definisi Anggaran Program Kesehatan
Definisi Anggaran Kesehatan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan di awali dengan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat-
Bappenas yang mengadakan Pertemuan Pembahasan Definisi Anggaran
Kesehatan Sesuai UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada (04/06)
di Bappenas. Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas dan Biro
Perencanaan dan Anggaran, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang
6
Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan
7
kabupaten, harus dipikirkuntuk diturunkan sampai dengan tingkat
pelayanan, yaitu puskesmas dan RS;
5. Tata cara alokasi anggaran kesehatan perlu diatur dengan PP tentang
pembiayaan kesehatan. Dengan ditetapkannya PP, maka upaya
pemenuhan alokasi anggaran Pemerintah sebesar 5% dapat segera
dilakukan. Penyusunan PP sedapat mungkin melibatkan seluruh
stakeholder terkait dalam Tim Sinkronisasi/Harmonisasi lintas sektor.
Sebagai tindak lanjutnya yaitu dibentuk Tim Kecil yang terdiri dari
Dir. KGM Bappenas, Dir. Otda Bappenas, Dir. Pengembangan Wilayah
Bappenas, Dir. Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Dir.
Penyusunan APBN Kemenkeu, Kepala Pusat Kebijakan Belanja Negara
Kemenkeu, Dir. Anggaran I Kemenkeu, Dir. Dana Perimbangan
Kemenkeu, Kepala Biro Perencanaan & Anggaran Kemenkes, Kepala Biro
Keuangan Kemenkes, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes,
Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kemenkes, Staf Ahli Menkes Bidang
Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dengan tugas Tim Kecil antara
lain untuk Mendefinisikan alokasi anggaran kesehatan Pemerintah dan
memberikan masukan utama dalam penyusunan PP Pembiayaan Kesehatan.
Anggaran kesehatan nasional menggunakan dana Alokasi Khusus,
selanjutnya disebut DAK, adalah dana perimbangan dan bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional
1. Anggaran tersebut digunakan rata-rata digunakan untuk pengadaan
infrastruktur kesehatan, dan obat dan perbekalan kesehatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pada
pelayanan kesehatan primer. Pengadaan infrastruktur kesehatan,
meliputi:
a. Pembangunan Puskesmas;
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan;
c. Pembangunan Pos Kesehatan Desa;
8
d. Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;
e. Pengadaan Kendaraan roda dua untuk Bidan Desa.
9
UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan
10
UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah. Yang kemudian disempurnakan melalui penerbitan
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti
dari UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Keuangan Negara dan Keuangan
Daerah sebagai pengganti UU No.25 Tahun 1999.
Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa:
“Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.”
Pasal 162 UU No.32/2004 menyebutkan bahwa DAK dialokasikan
dalam APBN untuk daerah tertentu dalam rangka pendanaan
desentralisasi untuk (1) membiayai kegiatan khusus yang ditentukan
Pemerintah Pusat atas dasar prioritas nasional dan (2) membiayai
kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu
Dalam menjalankan Kebijakan DAK, langkah kebijakan yang
dijalankan oleh pemerintah dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu (i)
penetapan program dan kegiatan, (ii) penghitungan alokasi DAK, (iii)
arah kegiatan dan penggunaan DAK, dan (iv) administrasi pengelolaan
DAK. Pada tulisan ini, penulis hanya akan mencoba membahas proses
penetapan program dan kegiatan serta perhitungan alokasi DAK
11
F. Tahapan Penyusunan anggaran Program Kesehatan
1. Penyusunan Anggaran Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Teknik Perencanaan dan Penggunaan Anggaran
12
Anggaran biaya Lobby, advokasi Kebutuhan mendesak
tambahan dan negosiasi darurat dan
kejadian luar
biasa
Program kompensasi Jumlah penduduk Untuk jaminan dan
pengurangan subsidi miskin untuk kesehatan
BBM
Biaya lain (sisa dana Tergantung dari Kebutuhan mendesak
anggaran taun lalu, kondisi kapasitas aset darurat dan
hutang, penjualan dan financial kejadian luar
obligasi) daerah biasa
Dana perusahaan Tergantung proposal Untuk pelayanan
swasta (memberikan langsung/tidak
keuntungan normsl langsung
ekonomi)
Dana LSM Tergantung proposal Untuk pelayanan
(memberikan langsung/tidak
keuntungan sosial) langsung
Dana kemanusiaan Tergantung sosio Untuk pelayanan
kemasyarakatan langsung
14
c. Penghitungan Alokasi DAK
Pasal 54 PP Nomor 55 Tahun 2005 mengatur bahwa
perhitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:
1) Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan
2) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.
3) Penentuan daerah tertentu menurut pasal 54 Peraturan
Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tersebut harus memenuhi
kriteria umum, kriteria khusu dan kriteria teknis
sebagaimana sudah diatur didalam Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah.
2. Kriteria yang harus dipenuhi dalam penyusunan
a. Kriteria Umum
Menurut Pasal 33 PP No. 55 Tahun 2005, Kriteria umum
dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah
yang tercermin dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi
belanja Pegawai Negeri Sipil. Dalam bentuk formula, kriteria
umumtersebut dapat ditunjukkan pada beberapa persamaan di
bawah ini:
Dimana :
b. Kriteria Khusus
Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan, dan karakteristik daerah.
1. Aturan perundangan-undangan, untuk daerah yang
termasuk dalam pengaturan otonomi khusus atau termasuk
dalam 199 kabupaten tertinggal diprioritaskan
mendapatkan alokasi DAK 16
2. Karakteristik Daerah, daerah yang diperioritaskan
mendapatkan alokasi DAK dilihat dari karakteristik daerah
yang meliputi :
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penganggaran (budgeting) dapat didefiniskan sebagai proses melalui
mana rencana organisasi diwujudkan dalam bentuk nilai mata uang (rupiah).
Ekspresi kuantitatif rencana organisasi ini merupakan produk akhir proses
perencanaan dan cukup membutuhkan penanganan khusus pada sebagian
besar organisasi pelayanan kesehatan. Definisi anggaran kesehatan dapat
diatur dalam Anggaran Kesehatan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Anggaran kesehatan nasional menggunakan dana alokasi
Khusus, selanjutnya disebut DAK.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKAP4403-M1.pdf
https://books.google.co.id/books?
id=n2yEDwAAQBAJ&pg=PA97&dq=penyusunan+anggaran+program+kesehata
n&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2
ahUKEwj3kd3vzbGCAxUBzzgGHeIqAw4Q6AF6BAgOEAM#v=onepage&q=pe
nyusunan%20anggaran%20program%20kesehatan&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=zyYlEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=penyusunan+anggaran+program
+kesehatan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=
X&ved=2ahUKEwjy5Lzm7bGCAxW9TGwGHRD9C0UQ6AF6BAgMEAM#v=
onepage&q=penyusunan%20anggaran%20program%20kesehatan&f=false
20