Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PERENCANA DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI

“Rencana Tahunan Pembangunan Program Kesehatan Reproduksi”

Dosen Pengampu:
Dr. Yessy Markolinda, S. Si., M. Repro

Disusun Oleh
Kelompok 5:
Ghefira Vania Saldha 2011211052
Sindy Claudia 2011211013
Fadilla Rahmi Arianti 2011211045
Chi Chi Fitriani 2011212039
Auliya Ul-Humami 2011213020

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Perencanaan
dan Evaluasi Program Kesehatan Reproduksi yang berjudul “Rencana Tahunan
Pembangunan Program Kesehatan Reproduksi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro pada mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi
Program Kesehatan Reproduksi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang “Rencana Tahunan Pembangunan Program Kesehatan
Reproduksi” bagi kami dan juga bagi para pembaca nantinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 23 Mei 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................4
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................6
2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan (RPJMBK)..........................6
2.2 Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan ........................................................................7
2.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan .....................................................................11
2.4 Kerangka Regulasi..........................................................................................................14
2.5 Kerangka Kelembagaan ...................................................................................................15
2.6 Kerangka Pendanaan .......................................................................................................15
2.7 Rencana Tahunan Pembangunan Kesehatan (RTPK) .......................................................16
2.8 Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 ...................17
2.9 Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2019 ......................................................17
2.10 Rencana Kinerja Tahunan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan Tahun 2016 ..........................................................................................................18
2.11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah .....................................................................23
2.12 RPJMN 2020-2024 Bidang Kesehatan Reproduksi ........................................................25
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................32
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................32
3.2 Saran ...............................................................................................................................32
DAFTAR ISI ............................................................................................................................33

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional secara khusus telah digariskan dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Jika tujuan yang dimandatkan oleh Konstitusi ini disarikan, akan tampak bahwa mandat
yang diberikan Negara pada pemangku kepentingan, khususnya penyelenggara negara dan
pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), adalah untuk memuliakan manusia
dan kehidupan bermasyarakat mulai dari lingkup terkecil hingga ke lingkup global.
RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya
berpedoman pada RPJPN, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum,
program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Perencanaan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat berdasarkan RPJMN 2020-2024
mengarah kepada Proyek Prioritas Strategis (major project) bidang Kesehatan yaitu penurunan
kematian ibu dan stunting, dan Kegiatan prioritas yang terdiri dari 5 yaitu Peningkatan kesehatan
ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi, Percepatan perbaikan gizi masyarakat, Peningkatan
pengendalian penyakit, Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Penguatan
sistem kesehatan & pengawasan obat dan makanan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan (PPJMBK)
b. Bagaimana kondisi umum, potensi dan permasalahan
c. Bagaimana arah kebijakan dan strategi pembangunan
d. Bagaimana kerangka regulasi
e. Bagaimana kerangka kelembagaan

4
f. Bagaimana kerangka pendanaan
g. Apa Rencana Tahunan Pembangunan Kesehatan (RTPK)
h. Apa Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016
i. Apa kegiatan direktorat kesehatan keluarga tahun 2016
j. Apa rencana kinerja tahunan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
tahun 2016.
k. Apa Rencana Pembangunan Jangka Menengah
l. Bagaimana RPJMN 2020-2024 Bidang Kesehatan Reproduksi

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan
(PPJMBK)
b. Untuk mengetahui kondisi umum, potensi dan permasalahan
c. Untuk mengetahui arah kebijakan dan strategi pembangunan
d. Untuk mengetahui kerangka regulasi
e. Untuk mengetahui kerangka kelembagaan
f. Untuk mengetahui kerangka pendanaan
g. Untuk mengetahui Rencana Tahunan Pembangunan Kesehatan (RTPK)
h. Untuk mengetahui Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun
2016
i. Untuk mengetahui kegiatan direktorat kesehatan keluarga tahun 2016
j. Untuk mengetahui rencana kinerja tahunan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan tahun 2016.
k. Untuk mengetahui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
l. Untuk mengetahui RPJMN 2020-2024 Bidang Kesehatan Reproduksi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan (RPJMBK)


Dalam upaya menjamin keberhasilan dan kesinambungan pembangunan kesehatan
telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun
2005-2025 sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang nasional
(RPJP-N) tahun 2005-2025 dan tentu saja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-
2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai
wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs)
atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana target-target dari 17 SDGs beserta
indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda pembangunan
Indonesia ke depan. Pada agenda ke 3 Pembangunan Nasional yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
2. Sektor kesehatan harus fokus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Perencanaan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat berdasarkan RPJMN 2020-
2024 mengarah kepada Proyek Prioritas Strategis (major project) bidang Kesehatan yaitu :
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, dan KB dan kesehatan reproduksi
2. Percepatan perbaikan gizi.
3. Peningkatan pengendalian penyakit.
4. Pembudayaan perilaku hidup sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat.
5. Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.

6
Kegiatan pada RPJMN 2020-2024 yang terkait dengan Program Kesehatan
Masyarakat berfokus pada penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, penurunan
prevalensi stunting dan wasting pada balita yang kemudian diikuti dengan indikator-
indikator pendukung. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 yang
tengah disusun juga memuat indikator yang selaras dan mendukung indikator RPJMN
2020-2024.
Pada Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
2020-2024 sebelumnya Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat terutama mendukung
major project dan kegiatan prioritas Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan
reproduksi, Percepatan perbaikan gizi masyarakat dan Pembudayaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas). Pada RAP Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat 2020-2024
(revisi), Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat ikut mendorong 5 Kegiatan Prioritas
melalui transformasi layanan primer.

2.2 Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan

1. Kondisi Umum

Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 346 kematian per 100.000
Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2010 (Sensus Penduduk 2010) menjadi 305 kematian
per 100.000 KH pada tahun 2015 (SUPAS2015). Angka Kematian Bayi (AKB) juga
menurun dari 32 kematian per 1.000 KH pada tahun 2012 menjadi 24 kematian per 1.000
KH pada tahun 2017 (SDKI 2017). Prevalensi stunting pada Balita dari 37,2% turun
menjadi 30,8% di tahun 2018 (Riskesdas 2018), 27,7% pada tahun 2019 (SSGBI 2019),
dan 24,4% pada tahun 2021 (SSGI, 2021). Sementara prevalensi wasting menurun dari
12,1% pada tahun 2013 menjadi 10,2% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018), 7,4% di tahun
2019 (SSGI, 2019) dan 7,1% di tahun 2021 (SSGI, 2021). Demikian pula prevalensi gemuk
pada Balita yang mengalami penurunan dari 11,8% menjadi 8% (Riskesdas 2018).
Pada tahun 2022, laboratorium kesehatan masyarakat terdapat di 10.134
puskesmas, 233 Labkesda/BLK, 4 Lab BBLK, 10 Lab B/BTKL-PP, 2.878 Lab di RS, 1.056
Lab klinik swasta, 30 Lab B/BKPM, UTD, Lab Prof Sri Oemiyati, Lokalitbang,
laboratorium yang berkaitan dengan faktor risiko B/B Veteriner, BBLitVet, BBRVP

7
Salatiga dan sebagainya. Keberadaan laboratorium kesehatan masyarakat tersebut
sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan ketahanan kesehatan melalui pemeriksaan
diagnostik penyakit dan faktor risiko yang berdampak pada masyarakat, sehingga
diperlukan penguatan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat serta adanya
kemitraan, koordinasi dan jejaring antar laboratorium dalam satu informasi yang terpadu
dan teringerasi untuk menghasilkan suatu kebijakan untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Penguatan GERMAS melalui revitalisasi UKBM menjadi sangat penting dalam
meningkatkan capaian UKM dan mengembalikan fungsi kesehatan masyarakat pada sistem
pelayanan kesehatan primer, utamanya puskesmas. Capaian terakhir (tahun 2021) Kab.kota
menerapkan kebijakan Germas sebanyak 45% dari target 35%.

2. Potensi

1) Pandemi COVID-19 telah menyadarkan seluruh pemangku kepentingan bahwa


kesehatan merupakan isu prioritas dan memberikan dampak besar pada sistem
ketahanan nasional. Hal ini mengarahkan kebijakan penguatan ketahanan (resiliensi)
sistem kesehatan. Presiden Republik Indonesia memberikan arahan kepada
Kementerian Kesehatan terkait tiga hal, yaitu:
a. Percepatan pelaksanaan vaksinasi untuk mewujudkan herd immunity;
b. Penanganan pandemi secara lebih baik dan berkelanjutan; dan
c. Transformasi sektor kesehatan.
2) Pandemi COVID-19 juga menjadi momentum bagi sektor Kesehatan melakukan
transformasi Kesehatan dan Program Kesehatan Masyarakat. Masyarakat sudah
terbiasa dan mudah untuk berubah, dan bahkan akan selalu menuntut perubahan jika
dirasakan perlu untuk perbaikan kualitas layanan umum. Kebutuhan penggunaan
teknologi digital yang semakin luas untuk berbagai sektor layanan, termasuk
kesehatan. Target perluasan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan mencapai 98% dari populasi dengan target cakupan perluasan Penerima
Bantuan Iuran (PBI) mencapai 112,9 juta jiwa pada 2024.

8
3. Permasalahan
a. Biaya kesehatan yang terus meningkat, namun belum optimal dalam mendukung
pencapaian program Kesehatan masyarakat
b. Pemenuhan akses ke pelayanan kesehatan
c. Adanya kebutuhan peningkatan deteksi dini dan surveilans, serta penguatan respons
terhadap situasi krisis;
d. Pengeluaran kesehatan yang masih berfokus pada upaya kuratif;
e. Terdapat beragam skema pembiayaan kesehatan yang perlu diharmonisasikan;
f. Kekurangan jumlah dan pemerataan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang
berkualitas;
g. Perencanaan kebutuhan dan pemetaan jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan
belum terintegrasi dengan penyediaan dan pemenuhannya;
h. Pemanfaatan teknologi digital yang masih terbatas; dan
i. Keterbatasan layanan laboratorium kesehatan masyarakat yang memenuhi standar
dalam upaya promotif dan preventif.

9
A. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan
sebagai berikut:

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menetapkan 2 sasaran strategis untuk


mendukung sasaran kementerian kesehatan yaitu :
1. Menguatnya promotif preventif di FKTP melalui UKBM dan pendekatan keluarga.
10
2. Menguatnya tata kelola manajemen kesehatan masyarakat dan kolaborasi publik-
swasta

2.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dalam Menyusun Rencana Aksi Program


Kesehatan Masyarakat 2022 – 2024 mengacu kepada kebijakan nasional dalam RPJMN 2020-
2024, dan Renstra Kementerian Kesehatan 2020 -2024 (revisi).

a. Arah Kebijakan Nasional dalam RPJMN


Perencanaan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dalam RPJMN 2020-
2024 mengarah kepada Prioritas Nasional (PN) ke 3 yaitu “Meningkatkan Sumber Daya
Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing”. PN ini diturunkan ke dalam Proyek Prioritas
Strategis (major project) bidang Kesehatan yaitu penurunan kematian ibu dan stunting.
Dan Kegiatan prioritas yang terdiri dari 5 yaitu Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan
kesehatan reproduksi, Percepatan perbaikan gizi masyarakat, Peningkatan pengendalian
penyakit, Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Penguatan sistem
kesehatan & pengawasan obat dan makanan.

b. Arah kebijakan Kementerian Kesehatan


Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 dalam Peraturan Menteri
Kesehatan 13 Tahun 2022 telah menetapkan arah kebijakan dan strategi Kementerian
Kesehatan. Arah kebijakan ditetapkan untuk “Menguatkan sistem kesehatan dengan
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta,
dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care),
melalui penyediaan pelayanan kesehatan primer dan sekunder yang berkualitas, sistem
ketahanan kesehatan yang tangguh, SDM kesehatan yang kompeten, sistem pembiayaan
kesehatan yang efektif, serta penyelenggaraan kesehatan dengan tata kelola pemerintahan
yang baik, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi”. Arah kebijakan ini lalu
dirumuskan dalam melalui 6 pilar transformasi Kesehatan, yaitu:
1) Transformasi pelayanan kesehatan primer menuju penguatan dan peningkatan
pelayanan yang lebih berkualitas.

11
2) Transformasi pelayanan kesehatan rujukan dalam rangka penyediaan layanan rujukan
yang lebih berkualitas.
3) Transformasi menuju ke sistem ketahanan kesehatan yang tangguh.
4) Transformasi pembiayaan kesehatan dilakukan untuk menuju pembiayaan kesehatan
yang lebih terintegrasi untuk mewujudkan ketersediaan, kecukupan, keberlanjutan,
keadilan serta efektivitas dan efisiensi pada penyelenggaraan pembiayaan.
5) Transformasi SDM kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan
yang kompeten, merata serta berkeadilan.
6) Transformasi teknologi kesehatan menuju pada digitalisasi kesehatan dan pemanfaatan
teknologi yang lebih luas pada sektor kesehatan

c. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2022-2024, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
menetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :
1) Arah Kebijakan: “Menguatkan sistem kesehatan dengan meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, dengan penekanan pada
penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)”.
2) Strategi: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat memiliki peran di dalam 6 pilar
transformasi Kesehatan. dengan penekanan terutama pada transformasi layanan primer
yang dilaksanakan melalui:

a) Penguatan pelayanan kesehatan primer pada upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat dengan mengutamakan promotif dan preventif. Penguatan
pelayanan kesehatan primer merupakan upaya untuk
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat, pembudayaan Germas, dan penggerakan lintas sektor, dengan rincian
strategi yang meliputi:
 Penguatan dan perluasan upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat, termasuk
untuk peningkatan peran aktif dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

12
 Pengendalian penyakit berbasis masyarakat melalui UKBM, pendekatan keluarga
dan pelibatan swasta. UKBM merupakan salah satu bentuk implementasi
pemberdayaan masyarakat yang dapat diukur dari tingkat keaktifan posyandu.
 Memperluas Health in all Policies (HiAP) untuk mendorong lebih banyak strategi
lintas sektor dalam menangani determinan sosial yang luas dari bidang kesehatan
di antara sektor kehidupan lainnya.
 Penguatan sistem surveilans gizi secara nasional, pendampingan bagi daerah
untuk dapat memberikan intervensi gizi secara berkelanjutan serta penyiapan
respons untuk permasalahan gizi yang menjadi perhatian secara nasional.
 Penguatan deteksi dini penyakit berdasarkan faktor risiko sesuai dengan
kelompok usia, yang pada RPJMN disebutkan bahwa perluasan skrining di
layanan kesehatan primer difokuskan pada kasus stunting, wasting dan kematian
ibu.
 Pemenuhan sarana, prasarana, obat, BMHP, dan alat kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat primer. Peran Direktorat Jenderal Kesehatan adalah
melakukan koordinasi dengan unit terkait yang ada di lingkup Kementerian
Kesehatan dan Lintas Kementerian.
 Perluasan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan primer melalui pembangunan
puskesmas, sehingga diharapkan pada 2024, seluruh kecamatan di Indonesia telah
memiliki puskesmas yang dilakukan dengan memperkuat koordinasi dengan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
 Pemenuhan sarana prasarana puskesmas, termasuk obat, BMHP dan alat
Kesehatan sebagai bagian dari komitmen untuk penyediaan 40 jenis obat esensial
di puskesmas seluruh Indonesia yang di lakukan dengan memperkuat koordinasi
dengan Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan.
b) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer yang komprehensif melalui
penguatan tata kelola manajemen pelayanan dan kolaborasi publik-swasta, yang
mencakup:
 Penguatan tata kelola manajemen puskesmas.
 Penguatan pelayanan esensial sesuai standar, termasuk untuk daerah terpencil dan
sangat terpencil.

13
 Penguatan tata laksana rujukan termasuk rujuk balik.
 Standardisasi mutu FKTP swasta, melalui penyediaan NSPK, akreditasi dan
upaya pendampingan yang berkelanjutan.
 Peningkatan partisipasi publik dan swasta pada penyelenggaraan pelayanan
kesehatan primer.

2.4 Kerangka Regulasi


1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah
2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 18 Tahun
2014 tentang Kesehatan Jiwa.
3. Rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi.
4. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sentra Penapisan dan Pengembangan
Penyehatan Tradisional.
5. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan Penyakit Akibat
Kerja.
6. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemberian ASI Eksklusif dari Pendonor
ASI.
7. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Kesehatan Olahraga.
8. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Kesehatan Kerja.
9. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Jiwa untuk
Kepentingan Pekerjaan dan Jabatan Tertentu.
10. Regulasi yang mendukung pelaksanaan Balai Kesehatan Masyarakat
11. Regulasi yang mendukung Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Pencegahan
Penyalahgunaan Napza.
12. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan
Lansia 2020-2024.
13. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Laboratorium Kesehatan.
14. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Laboratorium Kesehatan Klasifikasi Balai Kesehatan Masyarakat.

14
2.5 Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan untuk melaksanakan tugas pokok tersebut agar dapat berjalan
dengan efektif dan efesien dengan melakukan pengorganisasian yang dirumuskan yakni
membentuk Tim Pelaksana Tugas sebagaimana telah ditetapkan dalam SK Kepala Biro
Perencanaan dan Anggaran Nomor : HK.02.03/1/1421/2022 tentang Perubahan Kesatu Atas
SK Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Nomor : HK.02.03/1/1360/2022 tentang Tim
Pelaksana Tugas Di Lingkungan Biro Perencanaan dan Anggaran dengan susunan sebagai
berikut :
a. Tim Kerja Perencanaan 1;
b. Tim Kerja Perencanaan 2;
c. Tim Kerja Anggaran 1;
d. Tim Kerja Anggaran 2;
e. Tim Kerja Monitoring dan Evaluasi 1;
f. Tim Kerja Monitoring dan Evaluasi 2;
g. Tim Kerja Program Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan; Tim Kerja Program
Dana Alokasi Khusus Non Fisik dan Transfer Lainnya Bidang Kesehatan;
h. Tim Kerja Pinjaman dan Hibah;
i. Tim Kerja Sinkronisasi Perencanaan Antar Kementerian/Lembaga/ Daerah, Rencana Aksi
Nasional, serta Penguatan Tatakelola Program Kesehatan; dan
j. Tim Kerja Digitalisasi Perencanaan dan Penganggaran.

2.6 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan Rencana Aksi Kegiatan Biro Perencanaan dan Anggaran Tahun
2020-2024 berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 sebagai berikut :

15
2.7 Rencana Tahunan Pembangunan Kesehatan (RTPK)

RKT merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau target kinerja
berupa output dan atau outcome yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu
tahuntertentu. RKT menuntut konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan proses
danketentuan dalam Renja dan Renstra sehingga diperlukan kompetensi, profesionalisme,
dandisiplin pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan
kegiatannya.Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja
InstansiPemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
ReformasiBirokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja
danPelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa dokumen
RKTadalah tolok ukur untuk mencapai akuntabilitas kinerja instansi, pertanggungjawaban
pencapaian visi, misi, dan tujuan dari Kementerian Kesehatan

16
2.8 Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016,


merupakangambaran kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga dalam mencapai
tujuan/sasaranstrategisnya di Tahun 2016. Direktorat Kesehatan Keluarga sebagai salah satu
unit esselon 2 di Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan merupakan bagian dari
KementerianKesehatan juga memiliki kewajiban untuk mencapai sasaran pembangunan
kesehatan.Penyusunan RKT 2016 ini sebagai sarana untuk mengkomunikasikan kegiatan yang
akandilakukan oleh Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas pokok dan
fungsiinstitusi sepanjang tahun 2016. RKT ini diharapkan akan bermanfaat dalam didalam
pengambilan kebijakan agar kebijakan yang muncul dapat tetap focus dan selaras dengan
pencapaian di akhir tahun 2016 dan sebagai bahan monitoring dan evaluasi kegiatanDirektorat
Kesehatan Keluarga tahun 2016.

2.9 Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2019


Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat
Kesehatan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunana norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan keluarga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat
Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan
anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan
lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak
prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut
usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
c) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan maternal
dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan
keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;

17
d) Fasilitasi pengelolaan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak
prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut
usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
e) Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
f) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
g) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan
anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan
lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
h) Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

2.10 Rencana Kinerja Tahunan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi


Kesehatan Tahun 2016
Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari upaya pencapaian indikator
kinerja kegiatan yang dapat terukur dan merupakan hasil yang akan dicapai dalam
jangka waktu satu tahun anggaran. Pada Tahun 2016 Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat menetapkan Rencana Kinerja Tahun 2016 yang
merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kesehatan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan yaitu :
Indikator Output Target Komponen/Tahapan
Jumlah Kebijakan Kebijakan Publik 3 Penggalangan Komitmen
public yang Berwawasan Sektoral dan Daerah
berwawasan Kesehatan yang
Kesehatan dikeluarkan oleh
lintas sector
Pengembangan Strategi Advokasi

18
Pelaksanaan Advokasi
Kebijakan Publik
Berwawasan Kesehatan
Pemantapan Advokasi
Pada Daerah yang telah di
Advokasi
Tema dalam 10 Pengembangan Strategi Kampanye
Komunikasi, Kesehatan
Informasi dan
Edukasi kepada
Masyarakat.
Implementasi Kampanye
Kesehatan

Pelaksanaan 34 Penyusunan Profil Promosi


Kegiatan dan Kesehatan
Pembinaan
Penyusunan Laporan
Tahunan
Monitoring dan Evaluasi
Penggalangan Dukungan
Sektoral dalam pemenuhan
formasi jabfung di daerah
Penggalangan Komitmen
dalam pemenuhan formasi
jabfung PKM di Kabupaten
Perencanaan 34 Koordinasi Perencanaan
program dan dengan Dinas Kesehatan
anggaran Kab./Kota
Konsultasi ke Pusat

19
Penyusunan RKAKL Dekon
ke Pusat
Peningkatan 12 Pelatihan Petugas
kapasitas SDM Puskesmas
Orientasi Bidan/Perawat
Orientasi Kader
TOT Pelatihan Advokasi
Pelatihan Advokasi
Akreditas Kurmod Pelatihan
Media
TOT Pelatihan Media
TOT Pelatihan Komunikasi
Perubahan Perilaku dalam
Pemberdayaan Masyarakat
TOT Pelatihan Kemitraan
Orientasi Pusat dalam
penguatan TP UKS propinsi
Pengelolaan 12 Penggalangan Dukungan
Kepegawaian Sektoral (BKN, Menpan)
dalam pemenuhan formasi
jabfung di daerah
Penggalangan Komitmen
dalam pemenuhan formasi
jabfung PKM di Provinsi
Persentase Kab/Kota Kab/Kota yang 50% Pemanfaatan Kebijakan PHBS
yang memiliki memiliki kebijakan
kebijakan PHBS PHBS
Pelaksanaan Advokasi
Kebijakan PHBS

20
Pembinaan Teknis pada
Daerah yang telah
diadvokasi
Monitoring pelaksanaan
advokasi sampai keluar
kebijakan PHBS
Jumlah Model 10 Pengembangan Model
Intervensi Promosi Intervensi Promosi
Kesehatan Kesehatan
Implementasi Model Intervensi
% desa yang Dana Desa 20% Pemetaan Regulasi Dana Desa
memanfaatkan dana
desa minimal 10
persen untuk Upaya
Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat
(UKBM)
Koordinasi dengan Lintas
Sektor/Lintas Program
Sosialisasi Kebijakan Dana
Desa ke Pemerintah
Daerah
Penggalangan Komitmen
Sektoral
Monitoring Pelaksanaan
Kebijakan Penggunaan
Dana Desa
Jumlah kelompok 34 Pendekatan kepada
kerja Pengambil Keputusan di
operasional UKBM derah

21
atau forum
peduli kesehatan
Penyusunan Pembentukan
Pokjanal/Forum Peduli
Kesehatan
Pembinaan Teknis pada
Pokjanal/Forum Peduli
Kesehatan yang telah
terbentuk
Pemantauan dan Evaluasi
Proses Pembentukan
Pokjanal/Forum Peduli
Kesehatan
Jumlah dunia usaha umlah Mitra (Dunia 8 Penggalangan komitmen
yang memanfaatkan Usaha/Swasta/INGO Dunia Usaha/Swasta/INGO
CSR-nya untuk dan pihak dan pihak lainnya
program kesehatan lainnya) yang
mendukung
program kesehatan
Penyusunan kerjasama
dengan Dunia
Usaha/Swasta/INGO dan
pihak lainnyauntuk
mendukung program
kesehatan
Pelaksanaan kerjasama
dengan Dunia
Usaha/Swasta/INGO dan
pihak lainnya
Pembinaan teknis kepada
Dunia Usaha/Swasta/INGO

22
dan pihak lainnya yang
sudah bekerjasama
Pemantauan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan
kerjasama dengan Dunia
Usaha/Swasta/INGO dan
pihak lainnya untuk
mendukung kesehatan
Jumlah organisasi Mitra (Organisasi 6 Penggalangan organisasi
kemasyarakatan Kemasyarakatan) kemasyarakatan potensial
yang yang
memanfaatkan mendukung program
sumber dayanya kesehatan
untuk mendukung
kesehatan
Penyusunan kerjasama
dengan organisasi
kemasyarakatan untuk
mendukung program
kesehatan
Pelaksanaan kerjasama
dengan organisasi
masyarakat
Pembinaan teknis kepada
Organisasi Kemasyarakatan
yang sudah bekerjasama

2.11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) merupakan


penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman

23
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) dan memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional).
RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja
Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Daerah dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan
mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP), memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
RPJM Daerah dilengkapi dengan matriks indikasi program yang merinci tujuan
beserta indikator dan targetnya, sasaran beserta indikator dan targetnya, kebijakan, dan
program untuk masing-masing misi.

24
2.12 RPJMN 2020-2024 Bidang Kesehatan Reproduksi

25
26
27
28
29
30
31
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-
2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai
wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals
(SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana target-target dari 17 SDGs
beserta indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda
pembangunan Indonesia ke depan.

3.2 Saran

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam pembuatan


makalah kami. Oleh karena itu, untuk menjadikan makalah yang kami susun ini menjadi
lebih baik, kami memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga apa yang kami tulis bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terimakasih

32
DAFTAR ISI

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2022. Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat
Tahun 2020-2025. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2020 Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat Dalam
RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2020. Rencana Aksi Program 2020-2024. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments/ef5bb48f4aaae60ebb724caf1c5
34a24.pdf diakses pada tanggal 22 Mei 2023 Pukul 21.25 WIB.
Kementerian Kesehatan Repunlik Indonesia, Rencana Kerja Tahunan, Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

33

Anda mungkin juga menyukai