Dosen Pengampu:
Dr. Yessy Markolinda, S. Si., M. Repro
Disusun Oleh
Kelompok 6:
Afifah Salsabila 2011211047
Angela Fortuna Sekarini 2011212059
Elza Dwi Ariana 2011212026
Fayza Afrionita 2011212031
Hafifah Sry Clara 2011211054
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Perencanaan
dan Evaluasi Program Kesehatan Reproduksi yang berjudul “Perencanaan Progam
Kesehatan Reproduksi Tingkat Puskesmas” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro pada mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi
Program Kesehatan Reproduksi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang “Perencanaan Progam Kesehatan Reproduksi Tingkat
Puskesmas” bagi kami dan juga bagi para pembaca nantinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang meliputi Upaya Kesehatan Esensial dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya Kesehatan Essensial meliputi Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,
dan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular. Sedangkan Upaya Kesehatan
Pengembangan mencakup upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan
yang ditemukan di masyarakat setempat, serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah proses penyusunan rencana kegiatan tingkat
Puskesmas untuk tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah
atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. PTP Terpadu adalah suatu
pendekatan perencanaan tingkat Puskesmas yang mana komponen perencanaan terpadu dari IMP
dipakai sebagai dasar analisa semua program kesehatan dasar Puskesmas dan penentuan kampung
prioritas serta penentuan kegiatan terpilih untuk dimasukkan ke dalam Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) Puskesmas.
1.3 Tujuan
4
1. Untuk mengetahui rencana perencanaan tingkat puskesmas terpadu
2. Untuk mengetahui tujuan perencanaan tingkat puskesmas terpadu
3. Untuk mengetahui manfaat perencanaan tingkat puskesmas terpadu
4. Untuk mengetahui fungsi perencanaan tingkat puskesmas terpadu
5. Untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan perencanaan tingkat puskesmas terpadu
6. Untuk mengetahui tahapan dan mekanisme tingkat puskesmas
7. Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas
8. Untuk mengetahui perencanaan program KB tingkat puskesmas
9. Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang berurutan dan harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien. Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) adalah proses penyusunan rencana kegiatan tingkat Puskesmas untuk tahun
yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. PTP Terpadu adalah suatu pendekatan perencanaan
tingkat Puskesmas yang mana komponen perencanaan terpadu dari IMP dipakai sebagai dasar
analisa semua program kesehatan dasar Puskesmas dan penentuan kampung prioritas serta
penentuan kegiatan terpilih untuk dimasukkan ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Puskesmas.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sehingga melaksanakan tugas dan fungsinya dengan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan. Kebijakan itu
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6
Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas
merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, dilaksanakan dalam rangka
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan secara bermutu. Rangkaian kerja ini harus selalu
dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerja
dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action(P-D-C-A)”.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik Upaya Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan maupun
Upaya Kesehatan Penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar
Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam proses manajemen program di Puskesmas, perencanaan yang baik merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan program. PTP merupakan alat bantu Puskesmas
untuk melakukan rangkaian kegiatan manajemen puskesmas agar dilaksanakan secara
sistematik dan terukur. Perencanaan di sini berarti kegiatan perencanaan tingkat Puskesmas.
Pelaksanaan pengendalian adalah rangkaian kegiatan mulai dari pengorganisasian,
penyelenggaraan, pemantauan (termasuk pemantauan wilayah setempat (PWS) dengan data dari
SP2TP dalam forum Lokakarya Mini Puskesmas). Sedangkan pengawasan pertanggungjawaban
adalah kegiatan pengawasan internal dan eksternal serta akuntabilitas petugas.
7
2.3 Manfaat Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu
1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
2. Secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
4. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada.
Untuk tingkat Kabupaten, dokumentasi hasil PTP Terpadu dapat digunakan sebagai alat bantu
monitoring penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan di tingkat Puskesmas, serta untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan Puskesmas yang perlu didukung oleh kabupaten maupun
provinsi.
8
2.6 Tahapan dan Mekanisme Tingkat Puskesmas
Perencanaan tingkat Puskesmas adalah proses yang melibatkan penyusunan rencana
kegiatan dan strategi untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas.
Mekanisme perencanaan tingkat Puskesmas melibatkan beberapa tahapan, sebagai berikut:
1. Analisis Situasi: Tahap ini melibatkan pengumpulan dan analisis data yang relevan tentang
kondisi kesehatan masyarakat, sumber daya yang tersedia, dan masalah kesehatan yang
dominan di wilayah Puskesmas. Analisis ini meliputi data demografi, profil penyakit, tingkat
aksesibilitas pelayanan kesehatan, dan faktor-faktor sosial ekonomi.
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran: Pada tahap ini, tujuan umum dan tujuan spesifik ditetapkan
untuk menangani masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. Tujuan ini harus spesifik,
terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu (SMART). Sasaran juga ditetapkan
untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut.
4. Perumusan Strategi dan Kebijakan: Setelah penetapan tujuan dan sasaran, strategi dan
kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi dapat melibatkan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kebijakan yang dihasilkan harus
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kebutuhan masyarakat, dan prioritas
kesehatan.
5. Penyusunan Rencana Kerja: Rencana kerja yang terinci disusun berdasarkan tujuan, sasaran,
strategi, dan kebijakan yang telah ditetapkan. Rencana kerja harus mencakup kegiatan yang
spesifik, waktu pelaksanaan, sumber daya yang dibutuhkan, serta indikator pencapaian dan
evaluasi.
Salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan remaja adalah dengan
pembentukan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). PKPR adalah pelayanan
kesehaan yang ditujukan dan dapat di jangkau oleh remaja serta berkesan menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai, menjaga rahasia, peka akan kebutuhan
terkait dengan kesehatan remaja, serta efektif, efisien dan komprehensif dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
10
a) Data digunakan sebagi bahan advokasi dan sosialisasi. Data menggambarkan remaja
di wilayah Kabupaten/Kota, masalah yang dihadapi remaja berkaitan dengan
perilaku dan kesehatan, pelayanan yang tersedia dan diberikan untuk menghadapai
masalah tersebut.
b) Data dapat diperoleh dari data sekunder yang telah tersedia dari berbagai sumber
(Universitas, BPS, Profil Kesehatan, Profil Dinas Kesehatan, LSM, dan lain-lain)
atau melakukan survei sederhana dengan menggunakan alat bantu kuesioner,
misalnya kuesioner tentang perilaku kesehatan remaja dan kuesioner kajian kegiatan
PKPR tingkat Kabupaten/Kota.
2) Pelatihan bagi Petugas Puskesmas PKPR
a) Menggunakan pedoman penyelenggaraan pelatihan bagi petugas puskesmas PKPR
b) Materi pembelajaran yang diberikan:
• Materi Dasar
1. Strategi Kesehatan Remaja
2. Peran Rumah Sakit dalam PKPR
• Materi Inti
1. Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas
2. Jejaring Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
3. Tumbuh Kembang Remaja
4. Kesehatan Reproduksi Remaja
5. Pengenalan Konsep Gender
6. Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi
7. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS)
8. Penyalahgunaan NAPZA
9. Komunikasi dan Konseling
10. Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS)
• Materi Penunjang
1. Dinamika Kelompok/Building Learning Commitment
2. Rencana Tindak Lanjut
3) Persiapan Prasarana dan Sarana di Puskesmas
11
a) Prasarana terdiri dari bangunan puskesmas yang mudah dijangkau oleh remaja baik
dari sekolah maupun kelompok remaja yang lain, mempunyai komputer dengan
sarana internet, alat komunikasi seperti komunikasi HP dan telpon.
b) Sarana meliputi ruangan untuk pelayanan terhadap remaja (pemeriksaan,
konsultasi, konseling, dan pengobatan) yang dapat menjamin kerahasiaan
c) Sarana konseling dan penyuluhan meliputi: film, CD, buku lembar balik, leaflet,
panthom anatomi organ reproduksi perempuan/laki-laki dan lain-lain.
4) Sosialisasi PKPR di Tingkat Puskesmas
Sosialisasikan maksud dan tujuan PKPR bagi seluruh petugas puskesmas yang melayani
kunjungan umum remaja yaitu Ruang KIA, Ruang Gigi, Ruang Balai Pengobatan, Gizi
untuk melakukan konseling sederhana masalah kesehatan remaja. Sosialisasi digunakan
minimal 1 (satu) kali atau lebih sesuai kebutuhan.
5) Sosialisasi PKPR di Tingkat Kecamatan
Sosialisasikan maksud dan tujuan PKPR untuk lintas sektoral tingkat
kecamatan. Lintas sektor yang terkait dengan program PKPR, antara lain: Tim
Pembina UKS, LSM, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang bertanggung jawab
dan berdedikasi terhadap peningkatan kualitas kesehatan remaja. Sosialisasi
dilaksanakan 1 kali atau lebih sesuai kebutuhan.
B. Pelaksanaan Pelayanan
Menu pelayanan dalam program PKPR adalah :
1) Pemeriksaan Kesehatan
a. Dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara umum
b. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya bila perlu.
c. Pemeriksaan kesehatan dapat dilaksanakan antara lain :
• Di puskesmas di setiap ruangan pemeriksaan gigi, KIA, KB, BP bagi setiap
remaja yang datang ke ruangan tersebut dilakukan pemeriksaan dan anamnesa
lengkap
• Di rumah tinggal/atau di tempat-tempat lain yang dipakai tempat berkumpul
anak remaja.
• Di sekolah saat penjaringan anak sekolah oleh kader dan petugas puskesmas.
2) Pengobatan
12
• Semua penyakit yang ditemukan diobati sesuai dengan penyakitnya
• Pengobatan dilaksanakan di puskesmas
• Apabila diperlukan rujukan, dapat dirujuk ke Rumah Sakit
3) Konseling
• merupakan kegiatan pembinaan kepada remaja yang mempunyai kasus
kesehatan reproduksi remaja atau kasus yang memerlukan dialog. Tempat
konseling dapat dilaksanakan di puskesmas, sekolah atau tempat pelayanan
khusus konseling kesehatan remaja.
• Pelaksana adalah petugas baik medis maupun non medis dan kader kesehatan
yang telah dilatih.
4) Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan remaja dilaksanakan pada setiap kesempatan,
misalnya: pada saat penerimaan murid baru di sekolah, atau pada saat
seminar remaja.
13
2) Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan kelanjutan dari program kesehatan peduli
remaja. Evaluasi dilaksanakan dari semua tahapan baik tahapan persiapan maupun tahap
pelayanan.
14
e) Puskesmas melaksanakan rujukan klinik medik ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi sesuai dengan kebutuhan klien
2. Puskesmas dengan layanan minimal, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Puskesmas dengan layanan konseling dan sudah dapat memberi pelayanan remaja
secara tersendiri/terpisah
b) Puskesmas dengan klinik kesehatan reproduksi (termasuk IMS, HIV-AIDS) yang
lengkap, sehingga mendukung pelaksanaan rujukan internal
c) Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya di tingkat sekolah lanjutan
d) Puskesmas mengembangkan inovasi kegiatan dengan memanfaatkan sarana komunikasi atau
teknologi yang ada
B. Data jumlah stok dan jenis alokon yang tersedia di fasilitas pelayanan KB (kondom,
pil, obat suntik KB, IUD, Implan). Ketersediaan masing-masing alokon menurut
jenisnya tetapi secara umum di Puskesmas stok minimal 3 bulan dan maksimal 24
bulan.
15
1. Data sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi (obgyn bed, IUD Kit, implan
removal kit, VTP kit, alat sterilisasi, KIE kit, media informasi dan bahan habis
pakai) sesuai dengan kewenangan pelayanan fasilitas.
2. Data ketenagaan:
• Jumlah tenaga kesehatan yang melayani KB dan pembagian tugas pokok dan
fungsinya.
• Jumlah tenaga kesehatan yang sudah mendapat pelatihan teknis maupun
manajemen KB:
a) Pelatihan Keterampilan Manajemen Pelayanan KB (Analisis Situasi,
Supervisi Fasilitatif, Audit Medik Pelayanan KB, Kajian Mandiri), dan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB.
b) Pelatihan teknis/klinis: KIP/Konseling KB dengan menggunakan ABPK-
KB, Pelatihan Contraceptive Technology Update / CTU (meliputi
Pelatihan Pemasangan dan Pencabutan IUD, Pelatihan Pemasangan dan
Pencabutan Implan), Pelatihan Vasektomi, pelatihan KB Pasca Persalinan,
pelatihan pemasangan implan satu batang, orientasi kontrasepsi darurat.
3. Data jaringan pelayanan Puskesmas: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling
dan bidan desa. Data jejaring fasilitas pelayanan kesehatan: klinik, RS, apotik,
laboratorium dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Data tentang kinerja dan kualitas pelayanan KB tahun sebelumnya terdiri dari:
• Persentase peserta KB baru permetode kontrasepsi
• Persentase peserta KB aktif permetode kontrasepsi
• Persentase KB Pasca Persalinan permetode kontrasepsi
• Persentase kasus efek samping permetode
• Persentase kasus komplikasi permetode
• Persentase kasus kegagalan permetode
• Persentase kasus drop-out permetode
Semua data tersebut akan dianalisis sehingga menghasilkan suatu informasi yang
dapat menjadi dasar dan membantu untuk menyusun perencanaan dalam pengelolaan
program pelayanan KB dan berkoordinasi dengan PPLKB. Hasil perencanaan yang
dihasilkan kemudian didiskusikan pada saat mini lokakarya Puskesmas dengan Rencana
16
Usulan Kegiatan yang kemudian diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan SKPD
KB.
Perencanaan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi dilakukan per metode kontrasepsi,
bekerjasama dengan SKPD KB setempat. Perkiraan pemakaian kontrasepsi dalam 1 tahun
sebagai berikut:
a. IUD = 1 biji x PPM PB IUD
b. Implan = 1 set x PPM PB Implant
c. Pil = 13 cycle x PPM PA Pil
d. Suntikan = 4 vial x PPM PA Suntik
e. Kondom = 6 lusin x PPM PA Kondom
Puskesmas bersama PLKB/PPLKB saat minilokakarya dapat menghitung kebutuhan
alokon Puskesmas untuk 1 tahun kedepan pada triwulan pertama tahun berjalan, data tersebut
diteruskan ke SKPD KB Kab/kota setempat dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan
Kab/kota. Terkait dengan permintaan alokon untuk stok di Puskesmas, maka stok minimal
yang diminta ke SKPD KB melalui PLKB adalah untuk masing-masing metode kontrasepsi
minimal 3 bulan dan maksimal 6 bulan. Puskesmas juga merencanakan dan mengusulkan
kebutuhan dan pengembangan SDM sesuai dengan kompetensinya yang diteruskan kepada
Dinas Kesehatan Kab/kota.
Melansir website resmi Puskesmas Setia Budi, salah satu program layanan catin adalah tes
kesehatan.Tes kesehatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit yang bisa menurun. Beberapa
contoh penyakit yang bisa menurun ke anak diantaranya hemofilia, thalasemia, HIV/AIDS, dan lain
sebagainya.Para calon pengantin juga perlu diperiksa apakah memiliki penyakit menular
seksual.Sebab, penyakit-penyakit tersebut bisa berdampak pada kehidupan calon pengantin serta
anak-anaknya kelak.
2. Skrining thalassemia
Salah satu penyakit yang saat ini menjadi sorotan adalah penyakit thalasemia yang bisa
menurun.Penyakit thalasemia adalah kelainan darah yang terjadi berupa kurangnya kadar
17
Hemoglobin (Hb) yang normal pada sel darah merah. Gejala thalasemia bisa seperti seseorang yang
alami anemia seperti cepat lelah, mudah mengantuk, dan lunglai.Bila tak segera diatasi, thalasemia
bisa alami komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, hati alami gangguan, hingga
berujung fatal sebabkan kematian.Biasanya pengidap thalasemia memerlukan perawatan seumur
hidup.
4. Kelas catin
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga melaksanakan tugas dan fungsinya dengan mengacu pada
kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan.
Kebijakan itu tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tujuan dari perencanaan kesehatan
reproduksi tingkat puskesmas adalah untuk meningkatkan kemampuan manajemen
Puskesmas dalam rangka mengelola kegiatan-kegiatan dalam upaya peningkatan fungsi
Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan di
wilayah kerjanya. Perencanaan tingkat puskesmas untuk program kesehatan reproduksi terdiri
dari perencanaan kesehatan reproduksi remaja, kesehatan reproduksi calon pengantin, dan
perencanaan program KB.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna seperti
kesalahan dalam pengetikan, pengutipan yang tidak benar, materi yang kurang sesuai, dan
sebagainya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan pembaca sekalian. Terima kasih.
19
DAFTAR ISI
Laihad, F., Sari, J. F. K., Woelandaroe, R. D., Khanal, S., & Setiawan, B. (2015). Buku Panduan
Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu. Kolaborasi Masyarakat Dan Pelayanan Untuk
Kesejahteraan Kemitraan Pemerintahan Australia-Indonesia (KOMPAK), 1–68.
https://batukarinfo.com/system/files/Buku Panduan Perencanaan Tingkat Puskesmas
Terpadu.pdf
Afrianti, N., Tahlil, T. and Mudatsir (2017) ‘Analisis Implementasi Program Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja ( PKPR )’, Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(2), p. 11. Available at:
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/10544/8319.
Anisah, S. N. (2020) ‘Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas’, Journal of Public
Health Research and Development (HIGEIA), 4(4), pp. 846–854.
http://dinkes.sidoarjokab.go.id/wp-content/uploads/2020/03/PEDOMAN-RUK-
PUSKESMAS_opt.pdf
20