Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PERORGANISASIAN PELAYANAN


KESEHATAN PUSKESMAS ( POSYANDU DAN KELAS IBU HAMIL)

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah manajemen mutu
pelayanan dan kepemimpinan
Dosen Pengampu :
Wiwin Mintarsih P, SSi.T.,M.Kes

Di Susun oleh :
Kelompok 3
Ai siska Rosmiati P20624519002 Heliza Siti Nur M P20624519011

Rahmalia Salsadilla P20624519026 Silva Sifanani’ma P20624519032

Angelica Fortuna P20624519004 Rifa Nur A. R P20624519027

Nisa Firdaus P20624519021 Syifa Haidar.R


P20624519034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik,
hidayah, serta inayah-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Perencanaan Dan Perorganisasian Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Posyandu Dan Kelas Ibu Hamil” ini untuk memenuhi tugas manajemen mutu
pelayanan dan kepemimpinan dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini, kami  kelompok 3 mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata perkuliahan, yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan
makalah ini.
Kami sebagai penyusun  menyadari makalah ini masih belum sempurna,
baik dari isi maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami  kelompok 3
meminta maaf jika makalah kami masih banyak kekurangannya  apabila ada kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan
terima kasih.

Tasikmalaya, Agustus 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
1. Tujuan Umum.................................................................................
2. Tujuan Khusus................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebijakan Perencanaan dan Pengorganisasian Puskesmas..................
B. Pedoman profesi, DInas Kesehatan dan Puskesmas.............................
C. Standar-standar Perencanaan dan Pengorganisasian Puskesmas..........
D. SOP Perencanaan dan Pengorganisasian Puskesmas............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen
di dalamnya berfungsi secara maksimal. Suatu organisasi yang baik
terdapat fungsi-fungsi manajemen secara tepat dan benar. Masing-masing
fungsi saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud yang nyata.
Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus
dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari
usaha-usaha yang telah dilakukan. Suatu organisasi akan mencapai tujuan
dengan baik apabila mampu merencanakan program-program secara
matang dengan memperhitungkan masa yang akan datang dan
melaksanakan rencana yang telah dibuat.
Hatmoko (2006) mengemukakan bahwa manajemen yang baik
dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan dalam organisasi, baik organisasi
besar maupun kecil, baik organisasi pemerintah atau swasta, dan baik yang
diterapkan dalam pekerjaan umum, hiburan, kesenian, ataupun dalam
pelayanan kesehatan dalam rumah sakit maupun Puskesmas. Puskesmas
bertujuan sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan menggerakan pembangunan kecamatan yang
berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat dan
keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat serta
lingkungannya, namun baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan oleh

5
Puskesmas tergantung pada bagaimana pengelolaan manajemen
didalamnya terutama dalam proses manajemen pelayanan kesehatan.
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dan
terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Melalui program pelayanan puskesmas, diharapkan akan
tercapai masyarakat yang mandiri menuju sehat sesuai dengan visi
Departemen Kesehatan. Program puskesmas terdiri dari program
kesehatan dasar yaitu Program Promosi Kesehatan, Program Kesehatan
Ibu dan Anak, Program keluarga Berencana, Program Pemberantasan
Penyakit Menular, Program Peningkatan Gizi, Program Kesehatan
Lingkungan, Program Pengobatan, dan program kesehatan pengembangan
yaitu Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, program Laboratorium,
Program Kesehatan Sekolah, Program Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Program Kesehatan Jiwa, dan Program Kesehatan Gigi (Gilang Harianto,
2013).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan
Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir,mitos,penyakit menular dan akte kelahiran
(Depkes, 2009:1)

6
Pada dasarnya pelaksanaan kelas ibu hamil dan senam hamil
merupakan bentuk intervensi yang dilakukan petugas kesehatan dengan
buku KIA yang menjadi referensi utamanya, kelas ibu hamil dan senam
hamil dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pendekatan belajar orang
dewasa (BOD), metode yang digunakan pendekatan belajar orang dewasa
adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktik, curah pendapat,
penugasan, stimulasi diharapkan mampu mengoptimalisasi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan dan
perawatan bayi baru lahir (Dinkes, 2009 :12)
B. Rumusan Masalah
a. Bagimana Kebijakan Perencanaan dan Pengorganisasian Puskesmas?
b. Bagaimana Pedoman profesi, DInas Kesehatan dan Puskesmas?
c. Bagaimana Standar-standar Perencanaan dan Pengorganisasian
Puskesmas?
d. Bagaimana SOP Perencanaan dan Pengorganisasian Puskesmas?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Kebidanan Komunitas
dengan pembuatan makalah berjudul “Perencanaan Dan
Perorganisasian Pelayanan Kesehatan Puskesmas (Posyandu dan Kelas
Ibu Hamil”
b. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Kebijakan Perencanaan dan Pengorganisasian
Puskesmas
2. Untuk Mengetahui Pedoman profesi, DInas Kesehatan dan
Puskesmas
3. Untuk Mengetahui Standar-standar Perencanaan dan
Pengorganisasian Puskesmas
4. Untuk Mengetahui SOP Perencanaan dan Pengorganisasian
Puskesmas

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN

LANDASAN HUKUM POSYANDU

1. UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 dan UU no 23 tahun 1992 tentang


kesehatan
2. Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
3. Peraturan pemerintah no 25 tahun 2001 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom
4. Peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
5. Surat Edaran Mandagri nomor 441/3/1116 SJ tahun 2001 tentang
Revitalisasi Posyandu
6. Undang-undang no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
7. Keputusan menteri kesehatan RI no 1457 tahun 2003 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
8. Undang-undang no 32 tahun 2003 tentang pemerintahan daerah
9. Undang-undang no 33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan
antara pusat dan pemerintah daerah
10. Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2003 tentang organisasi
perangkat daerah
11. Keputusan Menteri kesehatan RI nomor 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
12. Keputusan menteri kesehatan RI nomor 131 tahun 2004 tentang sistem
kesehatan nasional
13. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional
14. PP no 7 tahun 2005 tentang RPJMN

Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil (KIH) yang diatur dalam


Permenkes No. 97 Tahun 2014 bertujuan untuk meningkatkan

8
pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, keluarga berencana, perawatan bayi baru lahir dan
senam hamil

BAB VII PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 46

(1) Dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat


kesehatan ibu yang optimal diperlukan peran serta masyarakat baik
secara perseorangan maupun terorganisasi.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa : a. program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi; b. penyelenggaraan kelas ibu hamil; c. kemitraan bidan
dan dukun; dan d. rumah tunggu kelahiran.

(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikembangkan dalam bentuk lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat.

Pasal 48

(1) Penyelenggaraan kelas ibu hamil sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 46 ayat (2) huruf b bertujuan untuk meningkatan pengetahuan
dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, keluarga berencana, perawatan bayi baru lahir dan senam hamil.

(2) Penyelenggaraan kelas ibu hamil sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilakukan melalui penyediaan sarana untuk belajar kelompok bagi
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka, dan penyelenggaraannya harus
dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan masa hamil (antenatal)
dan diikuti oleh seluruh ibu hamil, pasangan dan atau keluarga.

(3) Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa fasilitas
pelayanan kesehatan, posyandu, balai desa dan rumah penduduk.

9
B. PEDOMAN KELAS IBU HAMIL DAN PELAYANAN POSYANDU
DI PUSKESMAS
1. Kelas Ibu Hamil
a. Definisi
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam
kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran. Dewasa ini penyuluhan
kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyakdilakukan
melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada
waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini
bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki
kelemahan antara lain:
1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah
kesehatan yang dialami saat konsultasi
2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu
yang diberikankepada ibu hanyalah pengetahuan yang
dimiliki oleh petugas saja
3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau
pembinaansecara lintas sektor dan lintas program
4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak
berkesinambungan.Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
di atas, direncanakan metodepembelajaran kelas ibu hamil.
Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasanmateri Buku
KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti
diskusi dantukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan
petugas kesehatan. Kegiatan kelompokbelajar ini diberi nama
KELAS IBU HAMIL
b. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

10
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:
1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai
dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan,persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakitmenular
seksual dan akte kelahiran.
2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada
persiapan petugassebelum penyajian materi.
3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan
penjelasan mengenaitopik tertentu.
4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola
penyajian materiterstruktur dengan baik.
5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
pada saatpembahasan materi dilaksanakan.
6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu
hamil dalammemberikan penyajian materi sehingga dapat
meningkatkan kualitas sistimpembelajaran

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan


yang telah mendapat pelatihan fasiltator Kelas Ibu hamil atau
melalui on the job training.

Beberapa tahapan yang dilakukan pelaksanakan kelas ibu hamil


:

1) Pelatihan bagi pelatih (TOT)


2) Pelatihan bagi fasilitator
3) Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama dan Tokoh
Masyarakat
4) Persiapan pelaksanaan Kelas ibu hamil
5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
c. Sasaran Kelas Ibu Hamil
1) Peserta Kelas Ibu Hamil :

11
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 4 s/d 36 minggu, karena pada umur kehamilan
ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran,
efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10
orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali
pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang
penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau
materi yang lainnya.
2. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Revitalisasi Posyandu sejalan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bahwa keaktifan
Posyandu merupakan salah satu kriteria untuk mencapai Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Untuk memantapkan upaya dimaksud dan
dalam rangka pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu
yang memerlukan peran serta pemerintah daerah dan lintas sektor,
maka ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun
2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di
Pos Pelayanan Terpadu.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program
pembinaan Posyandu, petugas Puskesmas dan stakeholder lainnya
berkewajiban untuk meningkatkan pemahamannya tentang
Posyandu. Untuk itu diperlukan buku pedoman yang dapat
dijadikan acuan dalam memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya

12
Posyandu. Diterbitkannya buku Pedoman Pengelolaan Posyandu
ini adalah untuk memenuhi maksud tersebut.
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Utama
Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
1) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil
mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai
status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian
tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu
oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk
ke Puskesmas.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain
sebagai berikut: Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu
 Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan
gizi
 Perawatan payudara dan pemberian ASI
 Peragaan pola makan ibu hamil
 Peragaan perawatan bayi baru lahir

13
e) Senam ibu hamil
2) Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
menyusui mencakup:
a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca
persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
eksklusif dan gizi.
b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah
200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan
1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul
pertama).
c) Perawatan payudara.
d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum,
pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus
uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas
kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
3) Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan
memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, 27
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu anak balita
sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain
sesama balita dengan pengawasan orangtua di bawah
bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana
permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup:
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status pertumbuhan
c) Penyuluhan dan konseling

14
d) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini
tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.

Keluarga Berencana ( KB )

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader


adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan
suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh


petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis


pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat 28
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi
vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil
Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya
tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis
merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke
Puskesmas atau Poskesdes.

Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan


penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

15
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih
lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan

3. Penyelenggaraan Posyandu
a. Waktu Penyelenggaraan
b. Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang
dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan,
hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
c. Tempat Penyelenggaraan
d. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga,
halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun,
salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau
tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
e. Penyelenggaraan Kegiatan Kegiatan rutin Posyandu
diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5
(lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang
dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim
5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah
serta para penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut.
f. Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana
g. Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak
pihak. Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak
dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.
1) Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat.

16
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.
c) Mempersiapkan sarana Posyandu.
d) Melakukan pembagian tugas antar kader.
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya.
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan. Langkah
Kegiatan Pelaksana Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader Ketiga Pengisian KMS
Kader Keempat Penyuluhan Kader Kelima Pelayanan
Kesehatan Kader atau kader bersama petugas
kesehatan

Pada hari buka Posyandu, antara lain:

a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.


b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke Posyandu.
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS
dan mengisi buku register Posyandu.
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan
serta memberikan PMT.
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama
petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:

a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu:


ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan
anak balita.

17
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang
jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku
KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka
Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat
badannya Naik.
c) Melakukan tindak lanjut terhadap
 Sasaran yang tidak datang.
 Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar
berkunjung ke Posyandu saat hari buka .
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
2) Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan
di Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan
lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada
setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka
lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai
berikut:
a) Membimbing kader dalam penyelenggaraan
Posyandu.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan
Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai
dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas,
pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas
Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan.
Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih
dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut

18
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai
dengan kewenangannya.
c) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling
kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas.
d) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan
hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana
kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Posyandu.
e) Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum
terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta
melakukan rujukan ke Puskesmas apabila
dibutuhkan.
C. STANDAR-STANDAR PELAYANAN PUSKESMAS
1. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
a. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan
 Sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat)
strata pertama.\
 Unit pelaksana teknis menyelenggarakan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota.

Sebagai organisasi publik, puskesmas diharapkan mampu


memberikan pelayanan Sebagai organisasi publik, puskesmas
diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu kepada masyarakat. Untuk menjamin terlaksananya
pelayanan kesehatan yang bermutu setiap puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal.

b. Hak Puskesmas

19
1) Membuat peraturan-peraturan yang berlaku sesuai dengan
kondisi atau keadaan yang ada di puskesmas tersebut
2) Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan
puskesmas.
3) Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi
yang diberikan dokter kepadanya.
4) Mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
5) Mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan
kepada pasien.
2) Kewajiban Puskesmas
1) Mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah.
2) Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan
golongan dan status pasien.
3) Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan
kelas perawatan (Duty of Care).
4) Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan
(Quality of Care).
5) Menyediakan sarana dan alat-alat medik sesuai dengan standar
yang berlaku.
6) Menjaga agar semua sarana dan alat-alat senantiasa dalam
keadaan siap pakai.
7) Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana,
prasarana, alat-alat dan tenaga yang diperlukan.
8) Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut
mendapatkan perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari
pasien atau keluarganya.
9) Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang
bekerja di puskesmas tersebut.
10) Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medik,
penunjang medik, maupun non medik.

20
11) Mematuhi kode etik puskesmas
3) Standar Pelayanan Minimal
a. Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-
batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan,
indikator dan nilai (benchmark).
b. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal
c. Standar Pelayanan Minimal juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan layanan Umum terhadap masyarakat
4) Fungsi Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
1) Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada
masyarakat secara merata.
2) Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus
dicapai pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada
masyarakat.
3) Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang
kesehatan.
4) Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD
bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan
monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.
5) Tujuan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
1) Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
2) Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3) Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi
anggaran yang dibutuhkan.
4) Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan
layanannya.

21
5) Mendorong terwujudnya checks and balances.
6) Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bertujuan untuk


menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator
kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional tahunan, cara
perhitungan, rumus, pembilangan, penyebut, standar, satuan
pencapaian kinerja, dan sumber data.

6) Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas


Di dalam menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Konsensus
2) Sederhana
3) Nyata
4) Terukur
5) Terbuka
6) Terjangkau
7) Akuntabel
8) Bertahap
D. SOP
SOP POSYANDU
PELAYANAN POSYANDU/
POSBINDU

No. Dokumen :

No Revisi :
SOP
Tanggal terbit :

Halaman :

UPT Kepala
PUSKESMAS Puskesmas

1. Pengertian Pelayanan Posyandu adalah dalah kegiatan kesehatan

22
dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pelaksanaan pelayanan Posyandu

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Selabatu nomor 44


tahun Tahun 2017 tentang penge.lolaan dan
pelaksanaan Posyandu/ Posbindu

4. Referensi Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Depkes RI,


2006

5. Prosedur 1. Petugas melakukan koordinasi dengan kader Posyandu


sehari sebelum pelaksanaan posyandu.
2. Petugas meminta kader Posyandu untuk memberitahukan
sasaran tentang jadwal pelaksanaan posyandu.
3. Petugas menyiapkan peralatan pemeriksaan kegiatan
Posyandu sebelum berangkat Ke posyandu.
4. Petugas membimbing kader dalam pelaksanaan Posyandu
dengan mengecek kelengkapan administrasi pada masing-
masing meja di sistem 5 meja dan memantau kegiatan
pengukuran berat badan dan tinggi badan serta LILA pada
ibu hamil.
5. Petugas melakukan pemeriksaan ( deteksi dini dan tanda
bahaya umu pada ibu hamil bayi, balita).
6. Petugas menyelenggarakan penyuluhan dan konseling
pada pengunjung Posyandu.
7. Petugas bersama kader melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjutnya.

23
Petugas melakukan koordinasi
dengan kader Posyandu
kader Posyandu untuk
memberitahukan sasaran
tentang jadwal pelaksanaan
posyandu

Petugas membimbing
Petugas menyiapkan
kader dalam
peralatan pemeriksaan
pelaksanaan Posyandu
kegiatan Posyandu

6. Diagram Alir
Petugas
Petugas melakukan
menyelenggarakan
pemeriksaan
penyuluhan dan
konseling

Petugas bersama kader melengkapi


pencatatan dan membahas hasil

kegiatan

7. Unit terkait Promkes, KIA, Gizi, Kesling, Lansia

SOP Kelas Ibu Hamil


PERTEMUAN KELAS IBU HAMIL

No. Dokumen :

No Revisi :
SOP
Tanggal terbit :

Halaman :

UPT
Kepala
PUSKESM
Puskesmas
AS

1. Kelas ibu hamil adalah Kelas Ibu Hamil ini merupakan


Pengertia sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
n hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompokyang

24
bertujuan untuk peningkatkan pengetahuan
dan keterampilani ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan.

2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku


ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh
dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, KB pasca salin, perawatan bayi
baru lahir, mitos kepercayaan adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

3. Keputusan Kepala Puskesmas Kretek No. ……


Kebijakan Pertemuan Kelas Ibu
Hamil

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Referensi 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

5. Langkah 1. Petugas menyampaikan tujuan


- langkah 2. Petugas menyampaiakan cara pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Petugas melakukan Pembagian kelompok
4. Petugas memandu jalanya diskus.
5. materi kelas ibu hamil bisa dengan lembar balik pedoman
kelas ibu hamil bisa mengunakan KMS ibu hamil
6. Pertemuan 1 membahas kehamilan dan perawatan
kehamilan
7. Pertemuan ke 2 membahas persalinan dan perawatan
nifas
8. Pertemuan ke 3 membahas perawatan bayi, Mitos,
penyakit menular, akte kelahiran
9. Petugas menyampaikan kegiatan setelah kelas ibu hamil
10. Senam hamil
11. Aktifitas ibu hamil

25
12. Petugas menyampaiakan kontra indikasi senam hamil
13. Petugas memimpin aktifitas ibu hamil dan kelas ibu hamil
14. Menanyakan keluhan setelah senam hamil
15. Melakukan tindak lanjut bila ada keluhan
16. Petugas menyampaikan jadwal kelas ibu hamil bulan
depan

6. Unit 1. Penanggungjawab kegiatan


terkait 2. Pelaksana kegiatan
3. Sasaran kegiatan
4. Lintas program
5. Lintas sektor

7. Tanggal
Yang Isi
Rekaman No mulai di
diubah Perubahan
historis berlakukan
perubaha
n

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dan
terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-
batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib
daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai (benchmark). Standar
Pelayanan Minimal juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan layanan Umum terhadap
masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program pembinaan
Posyandu, petugas Puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban untuk
meningkatkan pemahamannya tentang Posyandu. Kelas ibu hamil
merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,
dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru
lahir,mitos,penyakit menular dan akte kelahiran
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimatnya. Dari segi isi juga perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kepada pembaca makalah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M, Dkk, Evaluasi Kesehatan Dasar Basic Six Program Pokok Puskesmas
Tombiano Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo Una-Una, Universitas
Muhammadiyah Palu

Buku Pedoman Pelaksanaa Kelas Ibu Hamil Tahun 2011

https://id.scribd.com/document/492832607/DOKUMEN-SPM

Margitha, M, Dkk, Manajemen Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Belang


Kabupaten Minahasa Tenggara, Diakses Pada Kamis 01 September 2022
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/73808-ID-Manajemen-
Pelayanan-Kesehatan-Di-Puskesm.Pdf

Standar Pelayanan Posyandu


https://barongtongkokpkm.kutaibaratkab.go.id/index.php/standar-
pelayanan-posyandu/

28

Anda mungkin juga menyukai