Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PUSKESMAS

Dosen Pengampu : Yufi Aris Lestari S.Kep.,Ns.,M.Kes

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas 1

Disusun Oleh:

Kelompok 1

- Ayu Sekar Putri Islami 0120006


- Dimas Andika Putra 0120010
- Elsa Dwi Cahyaningrum 0120016
- Ika Ernawati 0120017
- Lutvita Dewi Widyawati 0120019
- Nabilatus Salzabela 0120024
- Nur Halimatus Sya’diah 0120028
- Sodikin 0120031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekain
banyak nikamt Allah SWT. Yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dari pembuatan
makalah ini kami membahas mengenai konsep puskesmas

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya dari Tuhan, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harap kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Mojokerto, 4 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1Definisi.........................................................................................................................................3
2.2 Sejarah dan Perkembangan..........................................................................................................3
2.3 Kedudukan puskesmas dalam sistem pelayanan..........................................................................8
2.4 Kebijakan – kebijakan pemerintah terkait dengan puskesmas.....................................................9
2.5 Tujuan, sasaran dan program – program puskesmas..................................................................10
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai tempat
untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya pelayanan
untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).

Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung


pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000). Puskesmas
adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat
ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.

Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara


menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan masih
rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas
Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana
dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah
penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja keadaan
transportasi diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa.

Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmas pembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan
hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
(Depkes RI, 2004).

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar 33%
penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju
adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan
Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
umur,"pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas
kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.

1
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat
tidakmemanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi (2008)
menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan
hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada
hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap
pemanfaatan pelayanan.

Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan bahwa


aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif
kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan atau
pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian puskesmas ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangan puskesmas ?
3. Bagaimana kedudukan psukesmas dalam sistem pelayanan kesehatan ?
4. Bagaimana kebijakan kebijakan pemerintah terkait dengan puskesmas ?
5. Bagaimana tujuan, sasaran dan program program puskesmas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian puskesmas
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya dan perkembangan puskesmas
3. Untuk mengetahui kedudukan psukesmas dalam sistem pelayanan kesehatan
4. Untuk mengetahui kebijakan kebijakan pemerintah terkait dengan puskesmas
5. Untuk mengetahui tujuan, sasaran dan program program puskesmas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi
Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Tahun 2014,
dinyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.

Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah
suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)


adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-
usaha kesehatan pokok.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi


mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi


kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan sebagai


suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok.

3
2.2 Sejarah dan Perkembangan
Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat dan lebih dikenal di Indonesia dengan
nama Puskesmas, adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT.
Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota, tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas
Kesehatan Pembangunan Kesehatan. Maksudnya adalah sebagai penyelenggara upaya
kesehatan seperti melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus
penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Sementara pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas.

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan


Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan
adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu
itu.

Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di
Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan
mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka
pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Kemudian pada September 1959, wabah malaria masuk ke Malang. Dengan tekad di dada,
malaria ditargetkan terberantas pada tahun 1970.

Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan Kabupaten
di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun 1969. Perihal
diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatian yang
dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum
konsep Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat
maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), yang
tersebar di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri sendiri-sendiri tidak saling
berhubungan dan langsung melaporkan kegiatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan,
umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang Mantri (perawat) senior yang pendidikannya
bisa Pembantu Perawat atau Perawat.

Sejalan dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia tahun 1969, maka mulailah
dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang Dokter Wilayah
(Dokwil) yang membawahi beberapa Kecamatan, sedang di tingkat kabupaten ada Dokter
Kabupaten (Dukabu) yang membawahi Dokwil. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) yang meliputi
pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan
(promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Masalah-masalah kesehatan yang ditemukan juga sedemikian banyak, antara lain:


Penyakit-penyakit menular (Cacar, Malaria, TBC) masih merajalela dengan incidence dan
prevalence yang tinggi. Status gizi terutama pada golongan rawan anak-anak di bawah lima
tahun dan ibu hamil atau menyusui masih belum memuaskan. Air minum yang sehat,
4
pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang sangat tidak memadai. Hal tersebut erat
kaitannya dengan kemiskinan yang dicerminkan oleh rendahnya tingkat pendidikan,
penghasilan perkapita, produksi perkapita dan konsumsi perkapita (termasuk konsumsi dalam
bidang sanitasi, gizi dan pelayanan kesehatan).

Selain hal tersebut masalah ketenagaan, khususnya dokter, perawat gigi, nutrisionis,
jumlahnya juga masih terbatas. Disadari bahwa tanpa partisipasi masyarakat secara memadai,
tidaklah mungkin keinginan atau tuntutan (demand) masyarakat yang semakin meningkat di
bidang kesehatan. Untuk itu pada tahun 1976 dikembangkanlah konsep Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsep dari Puskesmas. PKMD adalah bagian
integral dari Pembangunan Desa secara keseluruhan. Usaha-usaha PKMD jika dilihat dari
kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari
kepentingan Pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan baik oleh Pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider”
dengan peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD
akan menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan, kesehatan lingkungan,
perbaikan taraf gizi, pengembangan kesadaran untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan,
pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana,
Imunisasi, Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Sekolah dan lain sebagainya
sesuai dengan kebutuhan setempat.

Dengan adanya pelaksanaan PKMD, banyak contoh-contoh di desa dimana masyarakat


secara bergotong-royong mengatasi problema kesehatan, seperti : pembuatan kakus (WC),
pemasangan pipa bambu untuk mendatangkan air bersih, taman gizi, pertolongan pertama
pada kecelakaan, pengobatan ringan, mengenal dan melaporkan adanya penyakit menular,
penyuluhan dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan sebagainya.

Pembangunan Kesehatan di Indonesia telah mengacu kepada Undang-undang Kesehatan,


Sistem Kesehatan Nasional (SKN) & Rencana Pokok Program Pembangunan Bidang
Kesehatan (RP3JPK). Sistem Kesehatan nasional telah ditetapkan untuk digunakan sebagai
sumbangan bagi peningkatan penyelenggaraan pembangunaan Nasional dan sebagai
pedoman bagi penyelenggaraan upaya kesehatan di seluruh Indonesia dalam menjalankan
tugas-tugas pembangunan di bidang kesehatan. Sedangkan RP3JPK merupakan pedoman
bagi penyusunan rencana lima tahunan dan juga rencana tahunan di bidang kesehatan baik
dalam bentuk program-program dan proyek pembangunan maupun dalam bentuk kegiatan
rutin.

Selanjutnya dalam rangka mengoperasionalkan kebijakan Pemerintah Pusat (Departemen


Kesehatan) di Kabupaten, maka berdirilah Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten yang
bertugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan penertiban upaya
kesehatan di Kabupaten serta Kecamatan. Segala urusan yang dilimpahkan oleh Pemerintah
Pusat kepada pejabat-pejabatnya di daerah tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat
baik mengenai perencanaan, pelaksanaan maupun pembiayaan. Adapun hubungan fungsional
5
antara Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
meliputi :

1) Pengarahan perencanaan program desentralisasi


2) Penyelenggaraan administrasi kepegawaian
3) Pengawasan yang menyeluruh
4) Hubungan teknis kesehatan.

Keberhasilan Program Kesehatan secara nyata dapat dilihat dari semakin meningkatnya
kualitas upaya Pelayanan Rujukan yang diketahui dari meningkatnya strata/score Puskesmas
dan RSUD dimana Untuk Puskesmas yang terakriditasi secara penuh dan RSUD type B.

Peran serta segenap masyarakat dan kerja sama lintas sektoral dan PKK dalam upaya
pembangunan Kesehatan cukup besar. Terbukti dengan semakin memasyarakatnya Posyandu
dan tercapainya target-target program Kesehatan khususnya Imunisasi/UCI, Kesejahteraan
Ibu dan Anak (KIA), Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Pembinaan Kesehatan
Lingkungan (PKL), Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga (UPGK), Upaya Kesehatan Rujukan, Penyuluhan Obat Generik, dan lain-lain.
Keberhasilan program pembangunan Kesehatan merupakan “hasil upaya terobosan”
sebagaimana tercermin dalam ungkapan “Gerakan Utama” yaitu :

1. Gemas Immunisasi (Gerakan Masal Immunisasi)

Memanfaatkan semua potensi sarana sektoral/lintas program dan lintas sektoral serta
masyarakat yang ada untuk mencapai target Imunisasi/UCI.

2. Gerakan Momentum.

Memanfaatkan hari-hari besar Nasional / Instansi / Organisasi untuk pencapaian target


program Kesehatan terutama UCI, KIA dan Kesehatan Lingkungan pada hari ABRI,
Bhayangkara, HKN, HKS, HUT Korpri, Bulan Bhakti LKMD, hari Ibu dll.

3. Gerakan Catat Lapor.

Meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan kegiatan program Kesehatan yang


dilaksanakan Kandepkes, dinkesda, RSUD, Gudang farmasi dan Puskesmas, dengan
komputerisasi serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan analisa data dan visualisasi
data.

4. Gerakan Penghijauan Puskesmas.

Untuk meningkatkan keberhasilan Program Kesehatan / Strata Puskesmas menjadi strata


maju (hijau).

5. Gerakan Taat.

Mentaati semua pedoman dan petunjuk program kesehatan / prioritasnya, yang diberikan
tingkat atas (Pusat/Tingkat I/ Tingkat II).

6
6. Gerakan Waskat Program.

Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program secara ketat dengan feed back report /
supervisi oleh atasan langsung masing-masing program.

7. Gerakan Porselinisasi Puskesmas.

Meningkatkan kualitas kebersihan ruang Pelayanan Kesehatan (ruang pengobatan, ruang


KIA, KB, Kamar Kecil, ruang tunggu dan sebagainya). Dimaksudkan agar supaya kebersihan
dan sterilitas ruang relatif lebih terjamin.

8. Shock Therapi dan Kasih Sayang.

Memberikan penghargaan dan petunjuk agar supaya potensi yang ada pada masing-
masing petugas kesehatan dapat lebih ditingkatkan lagi.

9. Gerakan Cinta Segitiga Emas.


a. Cinta Imunisasi.
b. Cinta Ibu dan Anak
c. Cinta JPKM / Dana Sehat / Pos Obat Desa.

10. Gerakan Puskesmas Jaya (Jalan Raya).

Meningkatkan fungsi Puskesmas di sepanjang jalan yang rawan kecelakaan, dengan


pelayanan gawat darurat selama 24 jam dan fasilitas khusus Ambulance jalan raya.

11. Gerakan Puskesmas Bersih Hatinya.

Gerakan Puskesmas Bersih, Sehat, Indah dan Nyaman dimaksudkan agar secara fisik dan
non fisik, kualitas sarana dan prasarana Puskesmas (Fisik) dan kualitas manusianya (Non
Fisik) sesuai dengan yang dimaksudkan di dalam nama gerakan yaitu senantiasa bersih
hatinya.

12. Gerakan Puskesmas Wisata.

Meningkatkan kualitas Puskesmas di daerah wisata sedemikian rupa sehingga dapat


mengantisipasi berbagai masalah Kesehatan yang timbul, yang pada gilirannya dapat
memberikan pelayanan Kesehatan yang baik pada wisatawan.

13. Gerakan Desa Sehat.

Meningkatkan keberhasilan program Kesehatan dengan peran nyata LKMD melalui desa
percontohan Kesehatan di setiap wilayah kerja Puskesmas.

14. Gerakan Senyum Puskesmas.

Yaitu gerakan dimana petugas Puskesmas baik Dokter maupun karyawan lain, diharapkan
lebih ramah, baik hati, atensi (perhatian) pada pasien dan memperhatikan etika Kedokteran

7
maupun etika Keperawatan, Kebidanan serta memperhatikan norma agama dan adat istiadat
setempat.

15. Gadis Cantik.

Gerakan anti Gondok Endemis, cegah keterbelakangan mental dan kretin dengan jalan
pemasyarakatan garam beriodium dan kapsul beriodium.

Di Indonesia pernah terjadi Krisis Moneter 1997 yang memberikan dampak negative
kepada masyarakat, khususnya keluarga miskin. Banyak diantara mereka yang kehilangan
pekerjaan, sehingga daya beli merosot tajam, tidak mampu berobat ke Puskesmas dan banyak
pula yang tidak mampu mendapatkan pelayanan keluarga berencana. Apabila hal tersebut
didiamkan berlarut-larut, maka tidak mustahil masa depan generasi mendatang akan sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu, untuk meminimkan dampak negatif krisis tersebut,
pemerintah telah meluncurkan program “JPS-BK” ( Jaring Pengaman Sosial Bidang
Kesehatan ). Dalam kaitan menunjang pengentasan kemiskinan dilaksanakan pula pemberian
“Kartu Sehat ” bagi penduduk tidak mampu untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara
Cuma-Cuma.

Pada periode 2001 sampai sekarang salah satu peristiwa penting yang terjadi pada periode
ini adalah diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah. Adanya Undang-Undang tersebut membawa implikasi dimana pola
sentralistik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pembiayaan berubah menjadi pola
desentralisasi, yaitu pemberian kewenangan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan di
daerah dengan pendekatan lokal spesifik yaitu lebih memperhatikan dan memanfaatkan
potensi yang dimiliki sehingga Pemerintah Daerah harus dapat menyelesaikan sendiri
permasalahan di daerah.

Sesuai dengan pergeseran paradigma di bidang kesehatan dan sejalan dengan penerapan
desentralisasi sekaligus untuk menghadapi berbagai tantangan yang terkait dengan era
globalisasi dan informasi yang menuntut transparansi dan akuntabilitas. Puskesmas Ideal
dibangun sebagai “salah satu terobosan” di bidang pengembangan fungsi dan institusi
Puskesmas yang mempunyai tujuan akhir pada keterjangkauan pelayanan di seluruh lapisan
masyarakat. Kualitas pelayanan diharapkan bermutu serta berorientasi kepada kepuasan
pelanggan atau masyarakat pengguna

Indikator untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan dapat ditandai dengan


atau oleh meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan. Sarana/prasarana tersebut antara lain
: Rumah Sakit Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak serta Puskesmas
Pembantu maupun Pos Kesehatan Desa (PKD) dan capaian Indikator SPM ( Standar
Pelayanan Minimal ) yang telah ditentukan.

2.3 Kedudukan puskesmas dalam sistem pelayanan


Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:

8
 Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana


pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

 Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit


Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah
kerjanya.

 Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

 Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata


pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek
dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas
di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di
wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.

2.4 Kebijakan – kebijakan pemerintah terkait dengan puskesmas


Reformasi puskesmas yang merupakan langkah desentralisasi bidang kesehatan dan
tertuang dalam SK Menkes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
merupakan bagian dari reformasi kesehatan (health sector reform), yang mencantumkan 3
(tiga) fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang terdiri
dari pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Strategi pemerintah pusat (Depkes) dalam mendukung reformasi puskesmas lebih


diarahkan pada upaya peningkatan fungsi dan azas, fasilitasi, penyusunan pedoman umum,
standar, kriteria dan prosedur, membantu Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,
melakukan lisensi, sertifikasi dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan dalam rangka
menjaga mutu. Kebijakan dan strategi pemerintah provinsi (Dinkes provinsi) dalam
mendukung reformasi puskesmas dilakukan melalui menjaga keberlangsungan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, meningkatkan akses, meningkatkan mutu layanan

9
kesehatan dasar, menyiapkan tenaga kesehatan yang kompeten serta menyelenggarakan
capacity building dalam rangka menjaga keberlangsungan program-program reformasi
puskesmas. Kebijakan dan strategi pemerintah kabupaten/kota (Dinkes Kabupaten/Kota)
meliputi penataan struktur organisasi, pelatihan/pemantapan manajemen, penguatan sistem
informasi dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan, penyediaan dana operasional
puskesmas termasuk dana pemeliharaan, melakukan pembinaan ke puskesmas dan
mengupayakan keberadaan KKK di wilayah kerja puskesmas. Reformasi puskesmas
dilakukan melalui reformasi SDM kesehatan, pembiayaan, upaya kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan reformasi manajemen kesehatan

Kebijakan
   Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  dilakukan dengan memperhatikan
sasaran promosi kesehatan yaitu rumah tangga, sekolah dan dan tempat-tempat umum
 Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan baik rumah tangga, sekolah dan tempat-tempat
umum
 Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PSM) di bidang kesehatan Untuk mewujudkan
kemandirian
 Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam Jamkesda
 Komitmen global mengenai Eradikasi polio (ERAPO), reduksi campak dan Eliminasi
Tetanus Neonatorum (ETN)
 Strategi DOTs untuk  TB Paru dan Kusta melalui Eliminasi
 Penatalaksanaan dan pengobatan standar
 Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)\
 Pemantapan survailens epidemiologi melalui kajian data Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS), pemetaan lingkungan dan kewaspadaan dini karena penyakit menular tidak
mengenal batas administrasi wilayah
 Peningkatan kualitas pelayan kesehatan dasar
 Pemenuhan kebutuhan dana operasional program Puskesmas
 Perlindungan petugas kesehatan dan konsumen dalam pelayanan kesehatan
Ø  Pelayanan kesehatan keluarga
Ø  Perbaikan gizi masyarakat
Ø  Peningkatan pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin
Ø  Pengendalian, pengelolaan  dan pengawasan obat, makanan dan zat aditif
2.5 Tujuan, sasaran dan program – program puskesmas
1. Memberikan pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
4. Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

10
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
o Sasaran

Sasaran Kesehatan Masyarakat. Sasaran Kesehatan masyarakat adalah individu,


keluarga, kelompok khusus baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan.

o Program-program puskesmas

Program Puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan ke tiga fungsi Puskesmas di


atas, program tersebut dikelompokan menjadi :

1) Upaya Kesehatan Dasar

Upaya kesehatan wajib Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian


besar masyarakat serta mernpunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan
kesehatan nasional dan intemasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan
kematian. Upaya kesehatan dasar tersebut adalah :

 Upaya Promosi Kesehatan


 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
 Sosialisasi Program Kesehatan
 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
 Upaya Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Surveilens Epidemiologi
 Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS
(Infeksi Menular Seksual), Rabies
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB.
 ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
 Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
 Upaya Perbaikan Gizi
 Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
 Upaya Pengobatan.
 Rawat Jalan Poli Umum
 Rawat Jalan Poli Gigi
 Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
 Unit Gawat Darurat (UGD)
 Puskesmas Keliling (Puskel)
 Kesehatan Lingkungan
 Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air
minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah.
 Survey Jentik Nyamuk
 Pencatatan dan Pelaporan

11
 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
2) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok di
Puskesmas yang telah ada yang termasuk upaya kesehatan pengembangan yaitu :

 Upaya Kesehatan Sekolah: pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil.


 Upaya Kesehatan Olah Raga: senam kesegaran jasamani.
 Upaya Kesehatan Kerja
 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
 Upaya Kesehatan Jiwa: pendataan kasus, rujukan kasus.
 Upaya Kesehatan Lanjut Usia
 Upaya Pengobatan Tradisional
 Upaya Kesehatan Mata

Tugas Puskesmas: Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan
kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunankesehatan disuatu
wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan
berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan
termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan
pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan
puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan
yang ada serta kemampuan puskesmas

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).

Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh


yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi puskesmas, karena
puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan program-program yang ada
di Puskesmas. Sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.

13
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes, T. W. (2014). VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, TATA NILAI DI PUSKESMAS. 14 november 2014.

https://pkmcompreng.tubankab.go.id/page/sejarah

http://puskesmasjumo.temanggungkab.go.id/home/halaman/271/tugas-pokok-dan-fungsi

https://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/11/kedudukan-puskesmas/

http://pkm-kamoning.sampangkab.go.id/tugas-pokok-dan-fungsi/

https://dinkes.purbalinggakab.go.id/kebijakan/

Dinkes, T. W. (2014). VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, TATA NILAI DI PUSKESMAS. 14 november 2014.

Fitridhadila, Y. (2017). Puskesmas. 13 Juni 2017.

Budiarto, W. R. (2008). ANALISIS KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG


REFORMASI PUSKESMAS DALAM DESENTRALISASI. artikel,1

14

Anda mungkin juga menyukai