PUSKESMAS
OLEH :
Kelompok IV B 14A
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Komunitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Simpulan....................................................................................................42
3.2 Saran..........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
1
tentang puskesmas untuk lebih memahami tentang konsep tentang
puskesmas.
PEMBAHASA
1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan,
kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali, menjaga atau memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya. Tujuannya untuk Tercapainya perubahan
prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku sehat, serta berperan sdalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
2. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor
yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di
samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan prilaku. Bahaya
potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dan
bersifat fisik, kimia dan biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan
“Paradigma Sehat” yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat
promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan
oleh para staf puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat
berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan
masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan. Kegiatan
peningkatan kesehatan lingkungan memiliki tujuan utama agar
terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang
dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat
keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Adapun tujuan khusus
kesehatan lingkungan, meliputi :
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor
lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukimam.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sasaran sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan makanan,
perusahaan dan tempat-tempat umum.
6. Kegiatan
Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan Puskesmas meliputi :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent
infeksi atau toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau
reservoir yang ditukarkan atau di transmisikan kepada penjamu yang
rentan.
Kejadian luar biasa adalah kejadian kesakitan atau kematian yang
menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan atau
ketakutan dikalangan masyarakat, atau menurut pengamatan
epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang brrarti dari kejadian
kesakitan atau kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (Undang-
undang no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular).
Penangulangan kejadian luar biasa penyakit menular (P2M)
dengan upaya-upaya :
Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita,
membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan
dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan.
Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya
: abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur
yang tercemar pada KLB diare dsb.
Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan dan logistik.
Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular
tidak menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan dan imunisasi.
Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal beberapa cara
penularan penyakit menular yaitu :
1. Penularan secara kontak
2. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan
minuman yang tercemar
3. Penularan melalui vektor
4. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato
Surveilans epidemiologi Penyakit Menular adalah suatu kegiatan
pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan atau kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secara sistematik, terus menerus dengan tujuan
untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan
sistem kewaspadaan dini. Program Pemberantasan Penyakit Menular :
1. Program imunisasi
2. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
3. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
4. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan
penanggulangan pneumonia
5. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
6. Program rabies
7. Program surveilans
8. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
Tujuan Khusus
1. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah
dan memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah
reproduksi.
2. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas
dan kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari : obat, alat,
perawatan, tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi
dengan tepat.
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi
yang berkualitas.
4. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif.
5. Kehamilan dan persalianan yang direncanakan dan aman.
6. Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang
tidak dikehendaki.
7. Pelayanan infertilitas
8. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi
hormon di usia lanjut.
Tujuan Umum
Agar terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi
penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa
setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu
dan jarak kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam
lingkungan yang kondusif dan sehat, dengan asuhan antenatal
yang ade kuat dengan gizi dan persiapan menyusui yang baik.
Tujuan Khususnya :
1. Memberikan pelayanan kebidanan dasar kepada ibu hamil
termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru
lahir.
2. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan
kebidanan dan neonatal serta m,erujuk ke fasilitasa rujukan
primer sesuai kebutuhan.
3. Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan
penanganan kedaruratan kebidanan neonatal
4. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
5. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta
masyarakat dalam upaya KIA
6. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh
bayi baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan,
menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif,
mencegah interaksi serta tata laksana neonatal sakit
7. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita
dan anak pra sekolah yang meliputi perawatan bayi baru
lahir, pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian imunisasi dan
upaya perbaikan gizi
8. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi
tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah
yang meliputi perkembangan motorik, kemampuan berbicara
dan kognitif serta sosialisasi dan kemandiriran anak
9. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra
rujukan dan tindak lanjutnya.
10
1. Pra remaja ( 7-9 tahun )
2. Remaja ( 10-19 tahun )
3. Dewasa muda ( 20-21 tahun )
Tujuan umum
Meningkatkan derajat peserta didik, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
Tujuan khusus
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsisp hidup sehat serta berpartisipasi aktif di
dalam usaha peningkatan kesehatan sekolah, perguruan
agama, rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh
buruk, penyalah gunaan narkotika dan bahan berbahaya,
alkohol, rokok dan sebagainya.
3. Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi
peserta didik sekolah dan diluar sekolah.
4. Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di sekolah.
11
Tujuan umum
Yaitu untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat remaja
sebagai unsur kesehatan keluarga guna membina kesehatan diri
dan lingkunganya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri,
prestasi dan peran aktif nya dalam pembangunan nasional.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang perkembangan
biologik yang terjadi pada dirinya
2. Menurunnya angka kehamilan dikalangan remaja
3. Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat kehamilan
remaja
4. Menurunnya angka kejadian penyakit akibat hubungan
seksual di kalangan remaja
5. Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan masyarakat
dalam upaya pembinaan kesehatan remaja
Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE
kepada pasangan usia subur dan keluarganya.
2. Memberikan pertolongan pertama penanganan efek samping
dan kegagalan metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas
rujukan primer sesuai dengan kebutuhan.
3. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan
metode kontrasepsi.
4. Menigkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan.
5. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta
masyarakat dalam upaya KB.
6. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon
pasangan usia subur serta anggota keluarga yang lain dalam
rangka meningkatkan kualitas kesehatan fungsi
reproduksinya.
Tujuan Umum
Masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat.
Tujuan Khususnya :
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku
gizi yang baik dan benar sesuai dengan gizi seimbang.
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi
warga dari berbagai institusi pemerintah dan swasta.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi
puskesmas lain dalam merencanakan, melaksankan,
membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi
masyarakat.
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi
keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah
kelainan gizi.
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan
masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan
gizi.
Tujuan Umum
Pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna
jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga
hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatannya sendiri terutama melalui peningkatan kesehatan
dasar dan pencegahan penyakit.
2. Meningkatkan kesehatan pengguna jasa pelayanan dan
komunikasi yang dilayani oleh puskesmas.
3. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan.
4. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja
puskesmas.
Tujuan Umum
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatnya
partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-
sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut
masyarakat yang optimal.
Tujuan Khusus
Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat
dalam kemampuan pemeliharaan diri di bidang kesehatan gigi dan
mulut dalam mencari pertolongan sedini mungkin.
1. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan,
keluarga dan komunikasinya.
2. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang
berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap
perawatan.
3. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita masyarakat terutama pada kelompok masyarakat
yang rawan.
20
dirujuk jika pasien tidak memiliki salah satu gejala dari Pre-
Eklamsia Berat.
2. Rujukan dengan kasus DBD: sebelum dirujuk pada fasilitas lain,
pasien harus memenuhi kriteria untuk dirujuk, seperti tidak
adanya perbaikan kondisi setelah pemberian terapi cairan 15
ml/kgBB/Jam serta ditemukan adanya tanda-tanda shock seperti
Nadi yang tetap tinggi, TD mulai menurun, dan produksi urin
berkurang, atau faskes tidak mampu untuk melakukan
pemeriksaan darah serial berulang setiap 6 jam atau melakukan
pengawasan ketat pada pasien. Pantau ketat kondisi pasien,
monitoring tanda vitasl, rujukan tidak perlu jika pengawasan baik.
Segera rujuk jika ditemukan tanda-tanda syok perdarahan, nadi
meningkat, TD menurun, urin berkurang, kejang , penkes,
hemel,segera stabilisasi dan merujuk agar tidak sampai pada fase
irreversible.
3. Rujukan dengan kasus Diabetes Melitus : Sebelum dirujuk pada
fasilitas kesehatan lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria
untuk dirujuk seperti adanya kerusakan target organ atau
komplikasi dari diabetes seperti KAD, nefropati, neuropati,
retinopati, cardiomyopati atau DM tipe 1 atau 2 dengan insulin
dependent atau Diabetes Gestasional. DM tipe 2 tanpa komplikasi
dapat dirujuk apabila setelah pemberian 2 obat dan diet sehat
pasien tidak mengalami perbaikan selama 2-3 bulan.
4. Rujukan dengan kasus Hipertensi: Sebelum dirujuk pada fasilitas
kesehatan lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria seperti
pasien memiliki hipertensi non esensial atau pasien tidak
mencapai target tekanan darah setelah 2-3 bulan pengobatan.
Rujukan diberikan apabila target tidak tercapai setelah pemberian
obat selama 2-3 bulan atau pasien memiliki hipertensi non
esensia.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak
yang terlibat yaitu pihak yang merujuk, dalam hal ini Puskesmas dan pihak
21
yang menerima rujukan yaitu Rumah sakit, dengan rincian beberapa
prosedur sebagai berikut:
b. Prosedur Administratif :
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.
2) Membuat rekam medis pasien.
3) Menjelaskan/memberikan Informed Consernt
(persetujuan/penolakan rujukan)
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama
dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang
bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
5) Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan
pasien.
6) Menyiapkan sarana transportasi.
7) Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan
menggunakan sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi
pasien.
8) Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan
ke tempat rujukan yang dituju.
9) Fasilitas pelayanan kesehatan perujuk membuat laporan
b. Prosedur Administratif :
1) Rumah Sakit yang merawat pasien berkewajiban memberi
surat balasan rujukan (format terlampir) untuk setiap pasien
rujukan yang pernah diterimanya kepada Puskesmas yang
mengirim pasien yang bersangkutan.
2) Surat balasan rujukan dapat melalui keluarga pasien yang
bersangkutan dan untuk memastikan informasi balik
tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan
menghubungi melalui sarana komunikasi yang
memungkinkan seperti telepon, handphone, faksimili dan
sebagainya.
3) Bagi Rumah Sakit, wajib mengisi laporan Triwulan
b. Prosedur Administratif :
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi
tersebut di buku register pasien rujukan, kemudian
menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan dan
memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.
4. Prosedur Operasional rujukan lintas batas
a. MOU antara Rumah Sakit dengan Pemerintah Kabupaten atau
Pemerintah Provinsi (Bagi yang belum memiliki Bapel atau
UPT Jamkes)
b. MOU antara Rumah Sakit dengan Pemerintah Kabupaten atau
Pemerintah Provinsi dan MOU antara Rumah Sakit dengan
Badan Penyelenggara Jaminan (Bagi yang telah memiliki
Bapel / UPT Jamkes)
c. Surat Rujukan dikeluarkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan
(Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit) berasal dari wilayah terdekat dengan tempat tinggal
pasien.
d. Untuk Kasus Gawat Darurat, tidak perlu surat rujukan.
Prosedur Administratif :
1) Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang
diagnostik lainnya secara cermat dan jelas termasuk
nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang
diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan,
identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas
pengirim.
2) Mencacat informasi yang diperlukan di buku register
yang telah ditentukan masing-masing intansinya.
3) Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainya ke alamat tujuan dan lembar kedua disimpan
sebagai arsip.
b) Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang
diagnostik lainnya
Prosedur Klinis :
1) Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang
diagnostik lainnya sesuai dengan kondisi pasien/bahan
yang diterima dengan memperhatikan aspek : sterilisasi,
kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien,
orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.
2) Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut
layak untuk diperiksa sesuai dengan permintaan yang
diinginkan.
3) Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan
penunjang diagnostik lainnya dengan mutu standar dan
sesuai dengan jenis dan cara pemeriksaan yang diminta
oleh pengirim.
Prosedur Administratif :
1) Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang
diagnostik lainnya yang diterima secara cermat dan jelas
termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta
identitas pengirim.
2) Apabila specimen yang diterima tidak layak, maka
spesimen tersebut dikembalikan.
3) Mencacat informasi yang diperlukan di buku
register/arsip yang telah ditentukan masing-masing
instansinya.
4) Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.
5) Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis
dengan format standar masing-masing sarana kepada
pimpinan institusi pengirim.
c) Prosedur standar mengirim balasan rujukan hasil
pemeriksaan spesimen dan Penunjang diagnostik lainnya.
Prosedur Klinis :
1) Memastikan bahwa permintaan pemeriksaan yang tertera
di surat rujukan spesimen/ Penunjang diagnostik lainnya
yang diterima, telah dilakukan sesuai dengan mutu
standar dan lengkap
2) Memastikan bahwa hasil pemeriksaan bisa
dipertanggung jawabkan.
3) Melakukan pengecekan kembali (double check) bahwa
tidak ada tertukar dan keraguan diantara beberapa
spesimen.
Prosedur Administratif :
1) Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip.
2) Mengisi format laporan hasil pemeriksaan sesuai
ketentuan masingmasing instansi.
3) Memastikan bahwa hasil pemeriksaan tersebut terjaga
kerahasiaannya dan sampai kepada yang berhak untuk
membacanya.
4) Mengirimkan segera laporan hasil pemeriksaan kepada
alamat pengirim, dan memastikan laporan tersebut
diterima pihak pengirim dengan konfirmasi melalui
sarana komunikasi yang memungkinkan.
30
Sasaran peserta program keluarga harapan (PKH) yang belummenjadi
peserta jamkesmas dijamin dalam jamkesmas dan dapat menggunakan kartu
PKH pada saat mengakses pelayanan kesehatan dengan mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan.
Bukan hanya JAMKESMAS atau PKH serta yang lainnya, tetapi
semakin banyaknya kapasitas penduduk yang meningkat pesat, maka
pemerintah membentuk suatu program kesehatan yaitu BPJS dan JKN.
Program ini merupakan suatu program yang di pakai oleh masyarakat kota
maupun perdesaan, masyarakat kaya maupun miskin, semua warga yang
berbeda suku dan adat istiadat pun pemerintah memberikan program
jaminan kesehatan ini untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.
Program BPJS telah perkembang pesat di lingkungan masyarakat, mulai
dari perusahaan maupun mereka yang mendaftarkan diri untuk mengikuti
program ini.
31
dirujuk, maka langsung dicatat pada buku register rujukan
pasien.
d. Setelah menerima surat rujukan balasan maka dicatat tanggal
rujukan balik diterima pada buku register rujukan pasien
(kolom balasan rujukan).
e. Pada setiap akhir bulan, semua pasien rujukan (asal rujukan, di
rujuk dan rujukan balasan) dijumlahkan dan dicatat pada baris
terakhir format buku register rujukan pasien dan dilaporkan
sesuai dengan ketentuan.
f. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kegiatan
Pelayanan rujukan yang telah dilaksanakan di unit pelayanan
kesehatannya.
g. Pimpinan unit pelayanan kesehatan ini menyusun laporan
pelaksanaan sistem rujukan, dan kegiatan rujukan pasien.
h. Laporan ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua.
(Rangkap pertama dari laporan ini dikirimkan ke Dinas
Kesehatan setempat untuk bahan penilaian dari pelaksanaan
sistem rujukan). Rangkap kedua dari laporan ini disimpan
sebagai arsip oleh unit pelayanan kesehatan tersebut.
2. Pelaporan
Secara rutin sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah
sakit melaporkan kasus rujukan menggunakan format sebagai berikut :
1. P 001
Merupakan laporan rujukan PPK I yg mencakup berbagai
kegiatan Rujukan Pasien, Rujukan Spesimen/Penunjang
Diagnostik lainnya
2. Format laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan rekapan rujukan PPK I yg mencakup berbagai
kegiatan Rujukan Pasien, Rujukan Spesimen/Penunjang
Diagnostik lainnya
Frekuensi, Periode Laporan dan Format yang digunakan
dijelaskan sebagai berikut :
1) P 001
Laporan rujukan Puskesmas yang menggunakan format P
001 dibuat setiap bulan oleh masing-masing Puskesmas
berdasarkan registrasi pasien rujukan, rujukan
spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan pengetahuan.
Laporan ini dikirim ke Dinas Kesehatan Kab/Kota paling
lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
2) K 001
Merupakan laporan rekapan setiap bulan oleh masing-masing
Dinas Kesehatan Kabupaten/kota berdasarkan laporan
Puskesmas pasien rujukan, rujukan spesimen/penunjang
diagnostik lainnya. Laporan ini dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi setiap triwulan paling lambat minggu pertama
triwulan berikutnya.
3) R 001Tabel
Laporan kegiatan rujukan pasien yang mengunakan formulir
R 001 dibuat setiap triwulan oleh masing-masing Rumah
Sakit berdasarkan kompilasi pencatatan harian /register
pasien rujukan setiap bulan. Laporan ini disampaikan paling
lambat tanggal 5 bulan pertama triwulan berikutnya dan
dilaporkan jadi satu dengan data kegiatan pelayanan rawat
inap rumah sakit.
2. Sejarah CHN
a. Early Home care Nursing (Before mid-1800s)
b. District Nursing (Mid-1800s to 1900)
c. Visiting nurse William Rathbone (Inggris)
d. Public Health Nursing (1900 to 1970)
e. Robert Koch’s TB program
f. Community Health Nursing (1970 to the present)
A. Tujuan
1. Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan khususnya masalah keperawatan kesehatan
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang kesehatan.
b. Meningkatnya penemuan dini kasus-kasus prioritas.
c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di
Puskesmas.
d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas yang mendapatkan
tindak lanjut keperawatan di rumah.
e. Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan
kesehatan/keperawatan kesehatan masyarakat.
f. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus.
g. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat.
B. Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun
upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang
diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary
prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).
C. Sasaran
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
akibat factor ketidak tahuan, ketidak mauan maupun ketidakmampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah
yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama :
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas
serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Sasaran terdiri
dari :
a. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (a.l TB
Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degeneratif.
b. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko
tinggi (high risk group), dengan prioritas :
Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum
mempunyai kartu sehat.
Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai
masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan.
c. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang
terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi :
Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu
institusi antara lain Posyandu, Kelompok Balita,
Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok
penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu
institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan,
panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
d. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah
kesehatan, diprioritaskan :
1. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa)
yang mempunyai :
Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan
daerah lain
Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain
2. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular
(malaria, diare, demam berdarah, dll)
3. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana
atau akibat lainnya
40
4. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit
antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan
5. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan
transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
41
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.Kesehatan dasar Basic six atau 6 Program pokok puskesmas yaitu
:Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan Pemberantasan
Penyakit, Kesehatan keluarga dan Reproduksi, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan. Sistem rujukan layanan
kesehatan primer dimulai dari Puskemas yang melakukan tindakan
pengiriman pasien yang dilaksanakan sesuai dengan indikasi medis untuk
perawatan dan pengobatan lebih lanjut kesarana pelayanan yang lebih
lengkap/kompeten yaitu Rumah sakit. JAMKESMAS adalah bentuk belanja
bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar terjadi subsidi silang
dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi
mahasiswa keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA