Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PUSKESMAS

Mata kuliah:
KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dosen Pengampu:
Ns. Andi Nuraina, SKM., M.KL

Di susun oleh
Sri pinasti yasin
Yeyen Ibrahim
Puput Hulopi
Nurdinda Daola
Nuzlia Gaib
Alnuju Suleman

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Puskemas” dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
2. Ns Andi Nuraina, SKM.,KL selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengajaran kepada kami.
3. Teman-teman kelompok 5 yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara
langsung maupun tidak langsung juga telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan dan perbaikan untuk masa mendatang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gorontalo, 10 november 2023

Kelompok 5

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000). Puskesmas
adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat
ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan masih
rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas
Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana
dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah
penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja keadaan
transportasi diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmas pembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan
hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
(Depkes RI, 2004).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar 33%
penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju
adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan
Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur,
3
pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan,
kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat tidak
memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi (2008) menyebutkan
bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk
menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada hubungan antara biaya
berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan bahwa
aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif
kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan atau
pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1.2. Tujuan penulisan


a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui defenisi puskesmas
2. Untuk mengetahui fungsi puskesmas
3. Untuk mengetahui visi puskesmas
4. Untuk mengetahui misi puskesmas
5. Untuk mengetahui strategi puskesmas
6. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas
7. Untuk megetahui peran puskesmas
8. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas
9. Untuk mengetahui fasilitas penunjang
10. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
11. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Puskesmas
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu
dalam usaha-usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)
1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan sebagai
suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan

5
secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam
usaha-usaha kesehatan pokok.
B. Tujuan Puskesmas
Menurut Hatmoko (2006) Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengggarakan puskemas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setingg- tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Depkes RI. 1999).
Selain itu puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang
merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan utamanya memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit, dalam Effendi (1998)
C. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan

6
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas (Mubarak, 2014).

D. Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat”
menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

2.4. Misi Puskesmas


7
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014) :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
E. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014) antara
lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
F. Jenis Puskesmas
Terdapat dua jenis puskesmas menurut ( Departemen Kesehatan RI, 2001) yaitu
puskesmas perawatan dan puskesmas non perawatan.
1. Puskesmas Perawatan (Rawat Inap)
Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang berdasarkan surat Keputusan
Bupati atau Walikota menjalankan fungsi perawatan dan untuk menjalankan fungsinya
diberikan tambahan ruangan dan fasilitas rawat inap yang sekaligus merupakan pusat
rujukan antara (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Puskesmas Perawatan (Rawat Inap) be rfungsi sebagai pusat rujukan pasien yang
gawat darurat sebelum dibawa ke rumah sakit. Tindakan operatif terbatas seperi
kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang bersifat gawat

8
darurat. Puskesmas perawatan sebagai puskesmas rawat inap tingkat pertama
memberikan pelayanan kesehatan

yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dengan tinggal


diruang rawat inap puskesmas (Kepmenkes nomor 28/MENKES/SK/IX/2008).
2. Puskesmas Non Perawatan
Jenis Puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan kesehatan rawat jalan
(Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Telkom, 2012).
Kegiatan di pelayanan kesehatan rawat jalan yakni observasi, diagnosis, pengobatan, dan
atau pelayanan kesehatan lainya tanpa dirawat inap (Permenkes, no.429, 2010).
G. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat
bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan
manajemen dari tiap – tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara
lain sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.

2. Upaya Keluarga berencana (KB)


a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja sebagai
penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –cara
penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.

3. Upaya Perbaikan Gizi


a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
9
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

4. Upaya Kesehatan lingkungan


a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan informasi riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah , dan
kelompok – kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat
kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan kesehatan.
8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
10
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat

BAB III
JURNAL ATAU ARTIKEL
Judul Penelitian:
Kinerja pegawai di pusat kesehatan masyarkat kota (PUSKESMAS) kota palu

11
Latar Belakang:
Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dapat menghambat pembangunan dan
perkembangan ekonomi nasional. Kualitas sumber daya manusia sangat erat kaitanyya
dengan kinerja. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanankan program selalu
diarahkan untuk mencapai tujuannya. Salah satu faktor yang menjadi kriteria yang mencapai
kelancaran tujuan suau organisasi atau instansi adalah mengidentifikasi dan mengukur kinerja
pegawainya. Pegawai merupakan aset utama yang ada dalam sebuah organisasi yang
mempunyai peran strategis di dalam suatu organisasi yakni sebagai perencana, pemikir, dan
juga sebagai pengendali kegiatan organisasi.\

Tujuan Penelitian:
Mengetahui kinerja pegawai di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) kota palu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja pegawai dengan menggunakan teori Agus
Dharma (2004) yang terdiri dari 3 aspek, yaitu kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, dan
ketepatan waktu. Dengan mengetahui kinerja pegawai,diharapkan dapat ditemukan solusi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puslesmas kota palu
kepada masyarakat.

Metode Penelitian:
Menggunakan metode penelitian Deksriptif Kualitatif
Sumber data yang digunakan: Data Primer dan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,wawancara, dan dokumentasi.
Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu peneliti secara sengaja memilih
orang-orang yang dipandang memahami masalah yang diteliti. Informan dalam penelitian ini
berjumlah 5 orang.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik pengumpulan data,
penyajian data, kondensasi data, dan penarikan kesimpulan.

Analisi Data:
Teknik analisis data yang digunakan yaitu:
1. Pengumpulan data
2. Penyajian data
3. Kondensasi data
12
4. Penarikan kesimpulan

Hasil Penelitian
Dilihat dari tiga indikator penilaian kinerja pegawai, yang belum tercapai adalah pada
indikator kualitas pekerjaan, dimana masi ada pasien yang belum merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan dan masih kurang ramah saat melayani pasien yangdatang saat
melakukan pemeriksaan kesehatan. Sementara kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu
sudah berjaan denga baik.

Faktor pendukung
Faktor pendukung yang dapat memengaruhi kinerja pegawai antara lain:
1. Sumber daya manusia: kualitas sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan
kinerja. Faktor faktor seperti keahlian, motivasi, dan komitmen pegawai dapat
memengaruhi kinerja mereka
2. Umpan balik: umpan baklik yang diberikan kepada pegawai dapat digunakan untuk
mengukur kemajuan kinerja, standar kerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan
balik yang dilakukan. evaluasi terhadap kinerja dapat dilakukan untuk melakukan
perbaikan kinerja.
3. Alat atau sarana: alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat digunakan untuk
membantu menyesuaikan tujuan dengan sukses.ketersediaan alat atau sarana yang
memadai dapat mendukung kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.

Kesimpulan
Berdasarkan yang dilakukan terhadap kinerja pegawai di pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) kota palu, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai dalam hal kuantitas
pekerjaan dan ketepatan waktu sudah berjalan dengan baik. Namun, kualitas pekerjaan
maish perlu ditingkatkan karena masih ada pasien yang merasa kurang puas dengan
pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor pendukung seperti sumber daya manusia, umpan
balik, dan ketersediaan alat atau sarana dapat memengaruhi kinerja pegawai.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan gambaran yang komprehensif
mengenai kinerja pegawai dipusat kesehatan masyarakat (puskesmasa) kota palu, dan
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
13
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk perbaikan sistem dan
proses kerja guna meningkatkan kepuasan pasien dan kinerja pegawai di puskesmas
tersebut.

14
BAB 1V
PENUTUP

Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

15
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Bidan di Desa Kabupaten Muaro Jambi,
Tesis KMPK-UGM
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 2. (Jakarta : PT. Binapura
Aksara,1980).
Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi. Yogyakarta:
Sigma Alpha.
Departemen Kesehatan R.I., 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat Gizi
DepKes R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Depkes RI. 1987. Peran Serta Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan dan
Pelatihan Masyarakat.
Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Rumah
Sakit. Khusus dan Swasta, Dit.Jen.Yanmedik.
DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.
Elfiatri M, V., Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2008) Analisis Spasial Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Sebagai Faktor Risiko Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2007. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah
Mada.
Entjang Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.
Nurcahyani ; Dewi, Y., 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
pengobatan di puskesmas. (Working Paper series No.04, Oktober 2008, first draft).
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003-2007. Jakarta : BPS.
Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai