Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS M RAMDAN
diajukan sebagai salah satu syarat tugas praktik belajar lapangan III
dengan dosen pembimbing Yayat H, S.Kep., Ners., M.Kep

disusun oleh :
Anggota Kelompok 3
Nabhan miftah Aziza 102021033

Chandra Gustian Pratama 102021024

Raifal Esa Ramadhan 102021005

Della Nurmalasari 102021011

Siti Nurlia Utami 102021014

Tresna Gumiwang 102021028

Anisa Hanum Salsabila 102021017

Shifa Jamilatu Sholihah 102021025

Shafitri Anggraeni 102021035

Zahira Nazillah 102021001

Putri Dilla Mutmainah 102021020

Dewi Asriyani 102021045

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS `AISYIYAH BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Laporan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Moch Ramdan
ini dapat tersusun hingga selesai. Salawat dan salam tercurah kepada baginda
besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang telah diutus ke
permukaan bumi ini untuk menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke
puncak peradaban.

Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih Kepada Bapak Yayat
Hidayat, S.Kep.,Ners.,M.Kep yang telah membimbing kelompok 3 untuk
menyusun Laporan ini. Selain itu, pembuatan Laporan ini juga bertujuan untuk
memenuhi tugas Praktek belajar lapangan III. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan dalam Laporan
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari bapa / ibu demi kesempuraan laporan ini.

Bandung, 30 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional


yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya,
maka wilayah kerja dari puskesmas meliputi satu kecamatan atau
sebagian. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati
(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu
sistem (Peraturan Menteri Kesehetan Republik Indonesia, 2014).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya
kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi
serta kebijakan pemerintah daerah setempat.

1
2

Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat


menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan disertai dengan upaya
penunjang yang diperlukan (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerja dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan
2. Puskesmas kawasan pedesaan
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Puskesmas berdasakan kemampuan penyelenggaraan di kategorikan
menjadi :
1. puskesmas non rawat inap
2. Puskesmas rawat inap

B. Tujuan Puskesmas

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)


yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Tujuan puskesmas mengacu
pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima
Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
Tujuan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
puskesmas tertera dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
nomor 75 tahun 2014 Pasal 2, yang mana tujuan puskesmas adalah;
Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; Untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan
3

bermutu; Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan


sehat; Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

C. Fungsi Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai


fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi
sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan
(motivator,fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya
mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor
pertimbangan utama.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat atau keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan mengambil keputusan untuk pemecahannya dengan
benar (Subekti, 2009)
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service) adalah
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service), yang
sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat serta mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Azwar,
1996).

D. Visi Puskesmas

Visi puskesmas menurut depkes yaitu:


4

Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
berkualitas,menyeluruh,mudah di akses,dan terjangkau.

E. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh


Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014):
4. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Paskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya
terhadap Tingkungan dan perilaku masyarakat
5. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap
keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melatih peningkatan
pengetahuan dalam kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat.
6. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
7. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

F. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara


lain:

1. Sistem kesehatan nasional


5

Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah


sebagai sarana pelayanan kesehatan strata perinas yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem kesehatan kabupaten/kota

Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota


adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tagas pembangunan
kesehatan kabupaten kota di wilayah kerjanya

3. Sistem pemerintahan daerah

Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah


sebagai unit. pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
merupakan unit struktunal pemerintah daerah kabupaten/kota bidang
kesehatan di tingkat kocamatan.

4. Antar sarata pelayanan kesehatan strata pertama

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan


kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poli
klinik dan balai kesehatan. masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara
Berbagai sarana pelayanan. kesehatan strata pertama ini adalah sebagai
mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti posyandu,
polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan paskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis dan. bersumber daya
masyarakat adalah sebagai pembina. (Mubarak, 2014)

G. Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian


sebagian dari kecamatan Faktor kepadatan penduduk, luas daerah
6

geografis, dan keadaan infrastuktur lamqanya merupakan bahan


pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan peningkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah keria puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran
tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi (Mubarak,
2014).

H. Struktur Organisasi

Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban


tugas masing-masing Puskesmas Penyusunan struktur organisasi
puskesmas. satu kabupaten Auta diilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
puskesmas sebagai berikut

1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di


tingakta kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan
mengawasi kegiatan puskesmas
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta
perbaikan. Gizi
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja serta kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga,
dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan kepada masyarakat
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmastan.
7

I. Tata Kerja Puskesmas

meliputi:

1. Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan


kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan
fasilitas.

2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas.

3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh


lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis,
pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.

4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan


8

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai
pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai
kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai
kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai
balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit bidan di desa/komunitas

5. Dengan Lintas Sektor

Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah


menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat
hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang
ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari
berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.

6. Dengan Masyarakat
9

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan


kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia
usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam
menyelenggarakan pembangunan Kesehatan

J. Program Kesehatan Wajib

Program kesehatan wajib yang diselenggarakan dipuskesmas yaitu

1. Promosi kesehatan (promkes)


a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Sosialisasi program kesehatan
c. Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)
2. Pencegahan penyakit menular (P2M)
a. Survei lens Epidemiologi
b. Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA,
Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies
3. Program pengobatan :
a. Rawat Jalan Poli Umum
b. Rawat Jalan Poli Gigi
c. Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
d. Unit Gawat Darurat (UGD)
e. Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan ibu dan anak (KIA)
a. ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga
Berencana),
b. Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya peningkatan gizi
10

a. Penimbangan, pelacakan gizi buruk, penyuluhan gizi


6. Kesehatan lingkungan
a. Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-
JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-
tempat umum), Institusi pemerintah
b. Survey Jentik Nyamuk
7. Pencatatan dan pelaporan
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

K. Program Pengembangan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan


upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas

Program pengembangan ini biasanya dilaksanakan


sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan
material puskesmas dalam melakukan pelayanan, meliputi;
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
BAB II

DATA PUSKESMAS

A. PROFILE PUSKESMAS

1. Jati Diri

Puskesmas Moch Ramdan adalah Salah satu puskesmas di Kota Bandung


melayani pemeriksaan kesehatan, rujukan, surat kesehatan dll. Puskesmas ini
melayani berbagai program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up),
pembuatan surat keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan,
jahit luka, cabut gigi, periksan tensi, tes hamil, periksa anak, tes golongan
darah, asam urat, kolesterol dan lainnya.
Puskesmas juga melayani pembuatan rujukan bagi pasien BPJS ke rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
Pelayanan Puskesmas M Ramdan juga baik dengan tenaga kesehatan yang
baik, mulai dari perawat, dokter, alat kesehatan dan obatnya. Puskesmas ini
dapat menjadi salah satu pilihan warga masyarakat Kota Bandung untuk
memenuhi kebutuhan terkait kesehatan.
Jam buka / jam kerja:
Senin: 7:30 AM - 2:30 PM, Selasa: 7:30 AM - 2:30 PM, Rabu: 7:30 AM -
2:30 PM, Kamis: 7:30 AM - 2:30 PM, Jumat: 7:30 AM - 2:30 PM, Sabtu: 7:30
AM - 2:30 PM, Minggu: tutup.
Puskesmas Moch ramdan terletak di Jl. Moch. Ramdan No.108, Ciateul,
Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat 40252, Indonesia

11
12

2. Struktur Organisasi Puskesmas


13

3. Visi Misi Motto

Visi : TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL.


NYAMAN. SEJAHTERA DAN AGAMIS
Misi : Membangun masyarakat yang humanis, agamis, dan berdaya saing
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani efektif, efisien. dan
bersih Membangun perekonomian yang mandiri, kokoh, dan berkeadilan.
Mewufudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan
ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan. Mengembangkan
pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif, dan terintegrasi.
Motto : IDAMAN (Ikhlas dalam Pelayanan)

4. Geografi

a. Wilayah kerja (Desa/kelurahan/kecamatan)


Puskesmas M. Ramdan, terletak di JI. M. Ramdan No. 108, Kelurahan
Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dengan
luas lahan yang dipergunakan adalah + 949 m2. Puskesmas M. Ramdan
memiliki 3 wilayah kerja di Kecamatan Regol yaitu Kelurahan Ciseureuh,
Kelurahan Cigereleng, dan Kelurahan Ciateul.
Batas wilayah Puskesmas M. Ramdan adalah sebagaimana yang di
tunjukan pada gambar yaitu :
Sebelah Utar : Kelurahan Pungkur
Sebelah Barat : Kelurahan Karasak dan Kelurahan Nyengseret
Sebelah Selatan : Kelurahan Wates
Sebelah Timur : Kelurahan Balong Gede, Ancol dan Pasirluyu
14

b. Peta wilayah
Gambar 2.1 Peta wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ramdan
15

5. Program Kerja

a. Program wajib
a) Upaya Promosi Kesehatan
1) Promosi Kesehatan Dalam Gedung
i. Cakupan komunikasi interpersonal dan Konsultasi (KIP/K)
Cakupan Penyuluhan Kelompok Oleh Petugas Di Dalam Gedung
Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Jumlah penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung
selama tahun 2022 sebanyak 96 kali penyuluhan, yang dilaksanakan di
Puskesams M Ramdan. Penyuluhan ini dilakukan di depan pasien
sebelum pasien mendapatkan pemeriksaan oleh dokter.
Cakupan Institusi Kesehatan Ber Phbs Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Jumlah puskesmas yang ada di wilayah kelurahan Ciateul
sebanyak 1 puskesmas dan telah diperiksa serta memenuhi persyaratan
keschatan sesuai dengan indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).

2) Promosi Kesehatan Luar Gedung


i. Cakupan Pengkajian Dan Pembinaan Phbs
Di Tatanan Rumah Tangga Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa jumlah rumah tanga yang
ada di wilayah Puskesmas M Ramdan sejumlah 7736, dengan jumlah
rumah tanga yang diperiksa berjumlah 1269. Berdasarkan hasil
kesepakatan bersana dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung mala
tahun 2022 Rumah Tangga yang diperiksa dan dibina adalah rumah
tangga yang memiliki bayi dan balita saja dalam upaya pencesahan
penyebaran virus covid-19. Jumlah rumah tanga sang melaksanakan
10 indikator PHBS berjumlah 891 (70,2%). Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk berperilalu hidup bersit. dan sehat perlu dilakukan
berbazai upaya untuk meningkatkan cakupan tersebut. Salah satunya
16

dengan rencana pelaksanaan kegiatan Keluarga Sehat dan penyuluhan


tentng PHBS Rumah Tangga kepada rumah tangga yang belum
berPBHS.

ii. Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan


kelompok oleh petugas di masyarakat
Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan Kelompok Oleh
Petugas di Masyarakat Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa ada 272 kegiatan penyuluhan
luar gedung yang dilakukan di wilayah Puskesmas M Ramdan selama
pandemi terbatasnya ruang untuk melakukan penyuluhan luar gedung
perlu dilakukan peningkatan kegiatan penyuluhan luar gedung di
wilayah kerja Puskesmas M. Ramdan.
iii. Cakupan pembinaan UKBM melalui persentase (%) posyandu
Purnama dan Mandiri
Cakupan Pembinaan Ukbm Melalui Prosentase (%) Posyandu Purnama Dan
Mandiri Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Pada tahun 2022 posyandu yang ada di wilayah keria Puskesmas
M Ramdan Tahun sebanyak 35 posyandu, dengan jumlah posyandu
purnama sebanyak 20 posyandu dan posyandu mandiri sebanyak 4
posyandu. Perlu dilakukan upaya meningkatkan strata posyandu
dengan menguatkan kerjasama dengan lintas sektor dan pokjanal
posyandu tingkat kecamatan bersama PKP (pendamping kader
posyandu).
iv. Cakupan pembinaan pemberdayaan masyarakat dilihat melalui
persentase (%) RW Siaga Aktif
Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Dilihat Melalui Persentase
(%) Rw Siaga Aktif Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas, dijelaskan bahwa jumlah RW yang berada di
wilayah keria Puskesmas M Ramdan terdapat 29 W dengan Jumlah
RW Saga sebanyak 29 RW (100%). Selama masa pandemic dibentuk
17

pula RW Siaga Covid-19 yang didalamnya terdapat kegiatan upaya-


upaya yang dapat mencegah dan memutus Penyebaran covid-19.
Kesulitan keberadaan dan kesinambungan pemangku kepentingan dan
kesadaran masyarakat untuk manfaatkan wadah yang ada.
v. Cakupan Pemberbedayaan Individu/Keluarga Melalui Kunjungan
Rumah
Cakupan Pemberbedayaan Individu/Keluarga Melalui Kunjungan Rumah
Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Cakupan pemberdayaan individu dan keluarga melalui
kunjungan rumah masih belum memenuhi target. Untuk itu perl
dilakukan upaya dalam meningkatkan cakupan dengan melibatkan
kader kesehatan dan lintas sektor terkait.
b) Kesehatan Lingkungan
i. Cakupan Pengawasan Rumah Sehat
Cakupan Pengawasan Rumah Sehat Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di wilayah Kera
Pusiesmas M. Ramdan dari 1 122, rumah yang diperiksa sebanyak 709
rumah atau 63,19% rumah yang sehat. Diantara kelurahan yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas M. Ramdan kelurahan cieeureuh yang masil
banyak terdapat rumah yang belun memenuhi syarat leschatan
dikarenalkan faltor ekonomi sebarian besar penduduknya berprofesi
sebagai buruh karena itu perl adanya kesadaran masyarakat mengenai
rumah schat dan dilkarenakan peran serta lintas sektor dalam
menuntaskan masalah rumah sehat.
ii. Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB)
Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih (Sab) Di Puskesmas M Ramdan
Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari sarana yang
diperiksa sebanyak 1110 terdapat 1023 (92, 16%) air bersih yang
memenuhi syarat. Mash ada 7,84% yang belum memenuhi syarat
karena kondisi sarana yang dibangun dekat dengan selokan, sungai
18

ataupun pesawahan jadi dimungkinkan ada resapan atau


terkontaminasi sehingga air tidak memenuhi syarat.
iii. Cakupan Pengawasan Jamban
Cakupan Pengawasan Jamban Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Pari jumlah jamban yang diperiksa di wilayah Puskesmas M
Ramdan sebanyak 1090 sarana dan yang dinyatakan memenuhi syarat
sebanyak 592 (54,31%), masth banyak masyarakat yang belum sadar
akan pentingnya jamban sehat dan sudah nyaman dengan kondisi yang
ada sekarang sehingga masyarakat membuang be sungai atau ke
selokan. Upaya mempercepat pembangunan jamban yang sehat harus
ada koordinasi dan komitmen yang kuat dari lintas sektor, kesadaran
masyarakat juga sangat diperlukan untuk hidup sehat.
iv. Cakupan Pengawasan Spal (Sarana Pembuangan Air
Limbah)
Cakupan Pengawasan Jamban Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari jumlah SPAL yang diperiksa sebanyak 1090 sarana dan
Yang telah memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas sebanyak
984 (90,27%. Masih terdapat sarana, yang belum memenuhi syarat
dikarenakan saluran air yang tidak dipelihara dengan baik schingsa
terjadi penyumbatan atau genangan.
v. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (Ttu) Di Puskesmas M Ramdan
Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa dari 107 jumlah tempat
umum yang diperiksa, ditemukan 99 tempat umum yang memenuhi
syarat kebersihannya (92,5%). Perlunya pengawasan dan pembinaan
secara berkesinambungan dalam upaya mewujudkan TTU yang sehat.
vi. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (Tpm)
Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (Tpm) Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
19

Dari tabel diatas dapat dianalisis dari 26 jumlah TPM yang ada
dan yang diperiksa sebanyak 11 TPM yang dinyatakan memenuhi.
Syarat Keschatan sebanyak 4 TTU (36,36%). Dengan meningkatrya.
Jumlah TPM yang ada di wilyah puskesmas maka diperlukan
pendekatan, pembinan dan pengawasan yang terus menerus sehingga
diharapkan banyak TPM yang memenuhi syarat.
vii. Cakupan Pengawasan Industri
Cakupan Pengawasan Industri Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah industri yang
diawasi sebanyak 4 industri dari jumlah industri yang ada yaitu 6
industri. Mash rendahnya kesadaran dan terbukanya industri untuk
diperiksa.
viii. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi
Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah
penderita.Penyakit berbasis lingkungan yang mendapatkan konseling
oleh petugas pusiesmas sebanvak 214 orang dart jumlah total penderta
Denyakit yang berjumlah 2345 orang. Tidak semua penderta
mendapat konseling karena keadaan sekarans yang lagi pandemi covid
19 dan kcengganan pasien untuk dikonseling dengan alasan waktu dan
kesibukan pasien.
ix. Iinpeksi sanitasi sarana pembangunan sampah
Inpeksi Sanitasi Sarana Pembangunan Sampah Di Puskesmas M Ramdan
Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sarana pembuangan
sampah yang diperiksa sebanyak 1111 dan yang memenuhi syarat
sebesar 706 (63,54%). Mash banyak masyarakat yang membuang atau
menyimpan sampah dengan menggunakan keresek yang disimpan di
pagar.
x. Cakupan Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida
20

Cakupan Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida Di Puskesmas M


Ramdan Tahun 2022
Di wilayah kerja Puskesmas M Ramdan tidak ada tempat
pengelolaan pestisida. Persentase Kelurahan Yang Melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
xi. Presentasi Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
Presentasi Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasi
Masyarakat Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Seluruh kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Ramdan sudah
melaksanakan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat dan yang
memenuhi syarat sebesar 100%.
c) Upaya KIA dan KB
1) Kesehatan Ibu
i. Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4
Cakupan Kunjungan Ibu Hmil K4 Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa cakupan kunjungan ību
hamil K4 mencapai 97,7%. Beberapa faktor penghambat yang ada di
lapangan adalah masih kurangnya kesadaran bumil, pendataan sasaran
yang berubah-ubah, mobilitas penduduk yang tinggi, belum
optimalnya pelaporan dari BPS dan masih banyaknya ibu hamil yang
pulang kampung. Keberadaan posyandu sebagai
upaya pelayanan keschatan di luar gedung merupakan upaya
pendekatan kepada masyarakat untuk keterjangkauan layanan
kesehatan masih perlu ditingkatkan pembinaannya. Sistem pencatatan
dan pelaporan terpadu akan dapat meningkatkan jumlah cakupan ini.
ii. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
wilayah Puskesmas M Raman sebanyak 84,6%. Meningkatnya
21

kesadaran ibu bersalin untuk memanfaatkan tenaga kesehatan yang


ada, tidak adanya paraji merupakan faktor pendorong dalam program
ini. Faktor penghambat yang ada di lapangan adalah banyaknya ibu
hamil yang bersalin di kampung halaman, kurang koordinasi dan
pencatatan pelaporan yang belum baik merupakan faktor penghambat
dalam hal ini
iii. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Di Puskesmas M Ramdan
Tahun 2022
Dari tabel diatas dianalisis bahwa cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani belum mencapai target. Beberapa faktor
yang dapat mendorong adalah meningkatnya keasadaran bumil
tentang kesehatannya. Untuk itu perlu ditingkatkan kegiatan bidang
kesehatan dengan memperbanyak informasi kesehatan, sarana
kesehatan yang terjangkau, meningkatkan kepedulian pihak keluarga
terhadap kesehatan bumil. Beberapa faktor penghambat yang ada di
lapangan yaitu mash rendahnya kesadaran masyarakat, kurang
berperanannya RW siaga yang sudah terbentuk, kurangnya peranan
pemangku kepentingan.
iv. Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan Pelayanan Nifas Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu
Tilas cukup baik. Hal yang merupakan faltor pendorons adalah.
Meraga kesehatan ferlatin, meningkatnya akses infomnast Keschatan.
Adapun faltor persehambat yang ada dilapansan adalat rendahnya
kesadaran bumil untuk memeriksakan kehamilannya, penentuan target
sasaran yang tinggi, sistem pencatatan dan pelaporan yang kurang
baik
2) Kesehatan anak
i. Cakupan Kunjungan Neonatus (KNI)
Cakupan Kunjungan Neonatus (KNI) Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
22

Cakupan kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas M


Raman belum mencapai target. Beberapa faktor penyebab adalah
kurangnya kesadaran bumil, mash banyaknya bumil yang pulang
kampung, mobilitas penduduk yang tinggi, rendahnya kesadaran
masyarakat, sistem pencatatan dan pelaporan belum maksimal. Faktor
pendorong adalah akses informasi sudah baik dan akses terhadap
layanan yang mudah. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah
meningkatkan penyebaran informasi, pelatihan bumil, pemberdayaan
kader kesehatan dan pembinaan sarana Aesehatan swasta yang
melayani bumil agar rutin melaporkan selruh kegiatannya dengan
lengkap ke puskesmas.
ii. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN
LENGKAP)
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap Di Puskesma M Ramdan Tahun
2022
Faktor pendorong adalah meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan, akses informasi semakin terbuka. Faktor
penghambat yang ada di lapangan antara lain data sasaran kurang
akurat, banyak ibu yang memeriksakan bayi di luar wilayah kerja,
sistem pelaporan yang belum terkoordinasi dengan baik, peran BPS
belum optimal.
iii. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Yang merupakan faktor pendorong adalah meningkatnya
kesadaran masyarakat, akses informasi terbuka, keterjangkauan
layanan keschatan, sarana prasarana kesehatan lengkap. Beberapa
faktor penghambat yang ada di lapangan adalah kurangnya kesadaran
masyarakat, sasaran kurang akurat.
iv. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan Kunjungan Bayi Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
23

Yang merupakan faktor pendorong adalah akses informasi yang


semakin terbuka, keterjangkauan layanan. Faktor penghambat yang
ada di lapangan adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan sarana kesehatan yang ada, faktor ibu bekerja, peran
BPS belum optimal, data sasaran kurang akurat, banyak ibu
memeriksakan bayi di luar wilayah kerja, sistem pelaporan mash
belum terpadu.
v. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Cakupan Pelayanan Anak Balita Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Dari tabel diatas dianalisis tentang faktor pendorong adalah
meningkatnya akses informasi, meningkatnya kesadaran masyarakat.
Faktor penghambat yang ada di lapangan adalah peran BPS belum
optimal, pemeriksaan balita di sarana keschatan yang berada di luar
wilayah keria, sistem pelaporan kurang terpadu.
3) Keluarga Berencana
i. Cakupan Peserta KB Aktif
Cakupan Peserta KB Aktif Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Cakupan Peserta KB Aktif di wilayah Puskesmas M Ramdan
sebanyak 31,5%. Beberapa faktor penyebab antara lain kesadaran
masyarakat mash rendah, data sasaran kurang akurat, koordinasi lintas
sektor belum berjalan dengan baik.
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
i. Cakupan Keluarga Sadar Gizi
Cakupan Keluarga Sadar Gizi Di Puskesmas M Ramdan 2022
Jumlah keluarga yang standar gizi sebanyak 1349 dan keluarga
sadar gizi sebanyak 97,1%.
ii. Cakupan Balita Ditimbang (D/S)
Cakupan Balita Ditimbang Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Pencapaian partisipasi masyarakat (D/S) sudah mencapai target
dikarenakan kesadaran masyarakat untuk mengetahui kesehatan
24

bayinya sudah mulai meningkat sehingga masyarakat sudah


merasakan manfaat adanya posyandu.
iii. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Bayi (6 - 11
Bulan)
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Bayi Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Pencapaian target Vit A bagi bayi (6-11 Bulan) sudah mencapai
target, dikarenakan kader melakukan sweeping kepada sasaran yang
belum mendapat Vit A Biru. Sehingga semua sasaran bayi mendapat
Vitamin A biru sesuai umurnya.
iv. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita
(12 - 59 Bulan)
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita (12 - 59 Bulan) Di
Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Pemeriksaan Vitamin A pada balita sudah mencapai target. Ibu
dan balita di wilayah kerja Puskesmas M. Ramdan sudah menyadari
pentingnya Vitamin A untuk balitanya, shingga mereka antusias
mendapatkan Vitamin A.
v. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Ibu Nifas
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Ibu Nifas Dipuskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Beberapa hal yang meniadi faktor penghambat bagi ibu nifas
yang tidak mendapat vitamin A adalah kesadaran masyarakat tentang
pentingnya vitamin A bagi ibu nifas masih kurang, banyak ibu
melahirkan di kampung halamannya dan baru kembali setelah masa
nifasnya berakhir.
vi. Cakupan Distribusi Tablet Fe 9o Tablet Pada Ibu Hamil
Cakupan Distribusi Tablet Fe 9o Tablet Pada Ibu Hamil Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Pemberian tablet tambah darah 90 tablet (Fe3) kepada ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas M. Ramdan sudah mencapai target. Ibu
25

hamil di wilayah kerja sudah menyadari pentingnya tablet tambah


darah bagi kehamilan.
vii. Cakupan Distribusi Mp-Asi Baduta Gakin
Cakupan Distribusi Mp-Asi Baduta Gakin Di Puskesmas M Ramdan Tahun
2022
Alokasi pendanaan MP -ASI Baduta Gakin pada tahun 2022
sebanyak 40 anak.
viii. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Puskesmas M Ramdan
Tahun 2022
Pada tahun 2022 ada 2 balita gizi buruk (BB/U) dan Kurus
sekali berat badan.
ix. Cakupan ASI Ekslusif
Cakupan Asi Eksklusif Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Cakupan ASI Ekslusif sudah mencapai target.
5) Upaya Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular
pelayanan imunisasi dasar
i. Cakupan BCG
Cakupan BCG Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Beberapa faktor yang masih merupakan faktor penghambat vang
ada di lapangana dalah data sasaran bayi yang kurang lengkap dan
karang akurat, mash rendahnya kesadaran maryarakat tentang
pentingnya imunisasi, peran sarana kesehatan swasta belum optimal,
mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pelaporan belum berjalan
dengan baik. Perlu peningkatan pemahaman
ii. Cakupan DPTHB 1
Cakupan DPTHB 1 Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Beberapa faktor yang mash merupakan faktor penghambat yang
ada di lapangan adalah data sasaran bayi yang kurang lengkap dan
kurang akurat, masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi, peran sarana kesehatan swasta belum optimal,
26

mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pelaporan belum berialan


dengan baik. Perlu peningkatan pemahaman melalui penyuluhan
kesehatan tentang pentingnya imunisasi, peningkatan peranan kader
dan sweeping balita.
iii. Cakupan DPT HB 3
Cakupan DPT HB 3 Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Beberapa faktor yang mash merupakan faktor penghambat sang
ada di lapangana dalah data sasaran bayi yang kurang lengkap dan
karang akurat, mash rendannya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi, peran sarana kesehatan swasta belum optimal,
mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pelaporan belum berjalan
dengan baik. Perlu peningkatan pemahaman melalui penyuluhan
kesehatan tentang pentingnya imunisasi, peningkatan peranan kader
dan sweeping balita.
iv. Cakupan Polio 4
Cakupan Polio 4 Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Beberapa faktor yang mash merupakan faktor penghambat yang
ada di lapangan adalah data sasaran bayi yang kurang lengkap dan
kurang akurat, mash rendahnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi, peran sarana kesehatan swasta belum optimal,
mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pelaporan belum berjalan
dengan baik. Perlu peningkatan pemahaman melalui penyuluhan
kesehatan tentang pentingnya imunisasi, peningkatan peranan kader
dan sweeping balita.
v. Cakupan Kampanye Campak Rubella
Cakupan Kampanye Campak Rubella Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Beberapa faktor yang masih merupakan faktor penghambat jans
ada dilapangan adalah data sasaran bayi yang kurang lengkap dan
kurang akurat, masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi, peran sarana kesehatan swasta belum optimal,
mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pelaporan belum berjalan
27

dengan baik. Perlu peningkatan pemahaman melalui penyuluhan


Keschatan tentang pentingnya imunisasi, peningkatan peranan kader
dan sweeping balita.
6) pelayanan imunisasi lanjutan
i. Cakupan BIAS DT
Cakupan BIAS TD Di Puskesma M Ramdan Tahun 2022
Masih perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi merupakan faktor penghambat yang ada di
lapangan. Peningkatan pemahaman in dapat diselesaikan dengan
penguluhan kesehatan di sekolah, sarana kesehatan, media sosial, dan
memerlukan peranan dari pemangku kepentingan
ii. Cakupan BIAS TD
Cakupan BIAS TD Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Masih perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi merupakan faktor penghambat yang ada di
lapangan. Peningkatan pemahaman in dapat diselesaikan dengan
penguluhan kesehatan di sekolah, sarana kesehatan, media sosial, dan
memerlukan peranan dari pemangku kepentingan.
iii. Cakupan Kampaye Campak Rubella
Cakupan Kampaye Campak Rubella Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Masih perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi merupakan faktor penghambat yang ada di
lapangan. Peningkatan pemahaman in dapat diselesaikan dengan
penyuluhan kesehatan di sekolah, sarana kesehatan, media sosial, dan
memerlukan peranan dari pemangku kepentingan.
iv. Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT 2+
v. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini
Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini Di Puskesmas M Ramdan Tahun 2022
Sistem pencatatan dan pelaporan melalui sms ke SKDR pusat
setiap minggu sangat efektif untuk mengetahui ketepatan dan
kelengkapan laporan sistem kewaspadaan dini. Pemantauan dinas
28

kesehatan kota setiap minggu dapat mempertahankan ketepatan dan


kelengkapan laporan.
vi. Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit
Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit Di Puskesmas M Ramdan Tahun
2022
Keberadaan dan komunikasi yang canggih serta koordinasi
antara petugas dan kader secara cepat merupakan faltor pendorong
terhadap pelaporan kasus yang terjadi. Perlunga perantauan secara
berkesinambungan dari pihak Dinkes Kota dalam pelaksanaannya.
vii. Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa ( KLB )
Cakupan Pengendalian Kejadia Luar Biasa ( KLB ) Di Puskesmas M
Ramdan Tahun 2022
Dengan adanya kasus KLB di wilayah kerja puskesmas maka
perlu ditingkatkan kembali koordinasi dengan lintas program dan
lintas sektor serta masyarakat untuk mencegah KLB
berulang.Diperlukan peran serta dari masyarakat dalam penanganan
kasus berpotensi KLB, perlunya disosialisasikan kepada masyarakat
tentang kegiatan surveilans berbasis masyarakat untuk mencegah
KLB.
3) Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Blasa (KLB)
i. Cakupan Penemuan Penderita Phenomonia Balita

Masih perlunya peningkatan kesadaran masyarakat untuk


memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada dalam penemuan
kasus pneumonia pada balita. Dan diperlukan juga peningkatan
pengetahuan petugas dalam penatalaksanaan dan deteksi dini kasus
pneumonia, selain itu untuk meningkatkan cakupan penemuan
pneumonia diperlukan juga pelaporan kasus pneumonia dari jejaring
puskesmas seperti dokter praktek swasta, klinik swasta dan rumah
sakit diwilayah kerja puskesmas.
ii. Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif
29

Faktor penghambat yang ada dilapangan adalah masih


kurangnya kesadarabn masyarakat pentingnya pengobatan 1B,
peranan kader mash kurang, stigma penyakit, pelaporan dan
pencatatan dari sarkesta belum berjalan dengan baik, penjaringan
Suspek kurang berjalan dengan baik. Penyuluhan secara terus
Tonerus, meningkatkan peran serta kader dan keterlibatan lintas sektor
baik sekolah maupun aparat kewilyahan merupakan solusi dalam
masalah ini.
iii. Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA Positif

Kesadaran pasien untuk berobat, perlunya pelibatan pihak


keluarga dan masyarakat serta menurunkan stigma yang ada di
masyarakat merupakan solusi dari masalah ini. Penanganan kasus
TBC tidak hanya melibatkan pihak masyarakat dan puskesmas saja,
tetapi perlu melibatkan pihak pemangku kepentingan dalam
memberikan kebijakan pengawasan pasien maupun pengawasan obat.
iv. Cakupan Penderita DBD Yang Ditangani

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit DBD dan


kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat menyebabkan peningkatan
kasus DBD pada tahun 2022. Solusi dalam masala ini adalah
mengaltilkan gerakan 1 rumah 1 jumantik dan Pemberantasan sarang
nyamuk dengan cara 3M plus, pensuluhan. decara berkssinambunzan,
sistem pelaporan terpadu dengan pelibatan keriasama lintas sektor
maupun pemangku kepentingan akan dapat mengatasi masalah ini.
v. Cakupan Penemuan Penderita Diare

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit diare dan


kurang aktifnya kader dalam melaporkan kasus dare diwilayahnya
menyebabkan penanganan kasus dare tidak berjalan dengan baik.
Solusi dalam masalah in adalah refreshing kader dengan pelibatan
kerjasama lintas sektor maupun pemangku kepentingan akan dapat
mengatasi masala ini. Serta diperlukan juga pelaporan kasus dare dari
30

jejaring puskesmas seperti klinik swata, dokter praktek swasta, dan


rumah sakit diwilayah kerja puskesmas untuk meningkatkan cakupan
penemuan kasus diare.
4) Upaya Pengobatan
i. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan

Faktor pendorong untuk peningkatan rawat jalan antara lain


keterjangkauan akses layanan, promosi layanan kesehatan,
Letersediaan sarana dan prasarana, meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap layanan yang ada. Yang merupakan faktor
penghambat yang ada di lapangan antara lain keterbatasan
kemampuan tenaga medis dalam penanganan schingga teriadi
pembatasan jumlah kunjungan rawat jalan. Solusinya adalah
peningkatan penyuluhan keschatan sebagai peranan utama fungsi
puskesmas dalam upaya peningkatan kesehatan baik perorangan
maupun masyarakat.
ii. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi

Faktor penghambat yang ada di lapangan antara lain


keterbatasan kemampuan tenaga medis dan pandemi covid-19
schingga pelayanan tindakan gigi g belum bisa dilaksanakan dalam
penanganan sehingga terjadi pembatasan jumlah kunjungan rawat
jalan. Solusinya adalah peningkatan penyuluhan kesehatan sebagai
peranan utama fungsi puskesmas dalam upaya Deningkatan kesehatan
baik perorangan maupun masyarakat.
iii. Cakupan Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas

Faktor pendorong untuk peningkatan cakupan pemeriksaan


laboratorium adalah promosi layanan kesehatan, ketersediaan sarana
dan prasarana, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
layanan yang ada dan peningkatan kompetensi tenaga medis tehadap
layanan. Yang merupakan faktor penghambat antara lain keterbatasan
penyediaan alat dan bahan habis pakai. Solusinya adalah
31

kesinambungan dalam penyediaan alat dan bahan habis pakai


termasuk pada baya pemeliharaan alat untuk menjaga kualitas mutu
pemeriksaan.
iv. Cakupan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang
Dirujuk

Peningkatan kompetensi tenaga medis dalam mendeteksi


penyakit merupakan faktor pendorong. Perlunya pembinaan dan
update ilmu bagi tenaga keschatan sangat diperlukan untuk
Deningkatan kualitas layanan. Permasalahan yang terjadi, kurang
adanya kordinasi antara petugas lab, balai pengobatan dan
Pendartaran, sehinzga data yang dibutuhkan tidak tersedia. Solusi
untuk permasalahan tersebut, dibutuhkan kordinasi antar tenaga
reschatan supaya data rujukan dapat diketahui.
v. Cakupan Asuhan Keperawatan Individu Pada Pasien
Rawat Inap

b. Upaya Kesehatan Pengembangan


a) Upaya Kesehatan Sekolah
1) Cakupan Sekolah (SD/MI/sederajat) yang melaksanakan Penjaringan
Kesehatan

Peranan pihak sekolah, keterlibatan lintas sektor merupakan takitor


pendorong yang menentukan keberhasilan pelaksanaan di lapangan.
Faktor penghambat yang ada di lapangan adalah tugas angkap petugas
dan mash rendahnya kesadaran pihak sekolah lentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan.

b) Upaya Kesehatan Olah Raga


1) Cakupan Pembinaan Kelompok Olah Raga

Adanya tugas rangkap petugas merupakan faktor penghambat


dalam pembinaan dan pemantauan kelompok olahraga yang ada di
32

wilayah kerja. Solusinya pemerataan beban kineria antar petugas,


penambahan tenaga, dan peningkatan.

c) Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat


1) Cakupan Keluarga Dibina (Keluarga Rawan)

Adanya tugas rangkap petugas dan koordinasi petugas di lapangan


baik kegiatan maupun pencatatan dan pelaporannya masih menjadi
faktor penshambat yang ada di lapangan. Solusinya Peningkatan
koordinasi antar petugas.

2) Cakupan Keluarga Rawan Selesai Dibina

Adanya tugas rangkap petugas dan koordinasi petugas di lapangan


baik kegiatan maupun pencatatan dan pelaporannya mash menjadi
faktor penghambat yang ada di lapangan. Solusinya peningkatan
koordinasi antar petugas.

3) Cakupan Keluarga Mandiri III

Cakupan Keluarga Mandiri III di wilayah Puskesmas M Ramdan


sebanyak 62 orang (100%).

d) Upaya Kesehatan Kerja


1) Cakupan Pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Adanya tugas rangkap petugas dan koordinasi petugas di lapangan


baik kegiatan maupun pencatatan dan pelaporannya masih menjadi
faktor penghambat yang ada di lapangan. Solusinga peningkatan
koordinasi antar petugas.

2) Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit


Akibat Hubungan Kerja (PAHK)

Masih belum baiknya sistem pencatatan dan pelaporan serta


kurangnya koordinasi petugas masih merupakan faktor penghambat
yang ada di lapangan. Solusinga perbaikan koordinasi antar petugas.
33

e) Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


1) Cakupan PembinaanUpaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

Faktor pendorong tercapainya Cakupan Pembinaan Upaya


Kesehatan Gigi Masyarakat adalah karena adanya peran serta tenaga
kesehatan dengan kader yang memotivasi masyarakat untuk datang ke
posyandu untuk mendapat pembinaan kesehatan gigi dan mulut dan
besarnya keingintahuan masyarakat tentang pengetahuan gigi dan
mulut.

2) Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Taman Kanak-


kanak (TK)

Faktor penghambat Pembinaan Kesehatan Gigi dan mulut di


Taman Kanak-kanak adalah kurang terjalinnya komunikasi yang baik
antara pihak sekolah dengan pihak Puskesmas (tenaga Keschatan),
dikarenakan kurangnya koordinasi antar lintas sektor. Dan juga
kurangnya kesadaran akan pentingnya keschatan gigi dan mulut.
Solusinya adalah dengan dilakukan penyuluhan tentang Reschatan gigi
dan mulut antar lintas sektor agar timbulya Kesadaran akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut. Koordinasi

3) Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di SD/MI

Pembinaan kesehatan gigi dan mulut kepada siswa sekolah dasar


belum dilaksanakan karena jumlah tenaga dokter yang kurang.

4) Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa TK

Yang menjadi faktor pendorong tercapainya Pembinaan Kesehatan


Gigi dan Mulut di SD/MI adalah terjalinnya komunikasi dan koordinasi
yang baik antar tenaga kesehatan dengan pihak sekolah juga lintas
sektor, dan tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut.
34

Faktor penghambat tercapainya cakupan Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut Siswa TK adalah karena belum selurut TK yang ada
diwilayah Puskesmas bersedia dilakukan pemeriksaan, dan juga karena
pada saat pemeriksaan adanya giswa/siswi yang tidak hadir dan tidak
mau dilakukan pemeriksaan. Solusinga adanya koordinasi lintas sektor
untut kesehatan gigi dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan Dinas
Pendidikan.

5) Cakupan Pemeriksaan Gigi Dan Mulut Siswa Sd

Faktor penghambat tidak tercapainya cakupan Pemeriksaan


Kesehatan Gigi dan Mulut siswa SD / MI karena tidak seluruh kelas
(siswa) yang diperiksa.

6) Cakupan Penanganan Siswa TK Yang Membutuhkan Perawatan


Kesehatan Gigi

Yang menjadi faktor pendorong tercapainya Pembinaan. Kesehatan


Gigi dan Mulut di TK adalah belum terjalinnya komunikasi dan
koordinasi yang baik antar tenaga keschatan dengan pihak sekolah juga
lintas sektor, dan tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan gig
dan mulut.

7) Cakupan Penanganan Siswa SD/MI yang Membutuhkan Perawatan


Kesehatan Gigi

Faktor penghambat tercapainya cakupan penanganan Siswa SD/MI


yang membutuhkan Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah karena
kurangnya kesadaran siswa yang telah dirujuk untuk mendapatkan
perawatan, dan kurangnya kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut.

Solusinya adalah perlunya dilakukan penyuluhan secara rutin


schingga diharapkan dapat meningkatkan késadaran dan keinginan
untuk meniaga kesehatan gigi dan mulut.

f) Upaya Kesehatan Jiwa


35

1) Cakupan Deteksi Dini Gangguan Keschatan Jiwa

Mash rendahnya cakupan deteksi dini gangguan jiwa dengan


kesenjangan 10,87% disebabkan mash kurangnya kesadaran masyarakat
untuk memanfaatkan layanan kesehatan yang ada, kurangnya kerjasama
lintas program dan lintas sektor, kurangnya promosi layanan, tidak
tersedianya obat-obatan, kurangnya akses informasi mengenai
gangguan jiwa. Peningkatan promosi layanan dan peningkatan
kerjasama lintas program dan lintas sektor merupakan jalan solusi
terhadap penemuan kasus gangguan jiwa ini.

2) Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi Gangguan Kesehatan Jiwa

Penanganan pasien terdeteksi gangguan keschatan jiva diwilayah


Keia puskesmas sudah fertangani 100 %. Dalam penanganan pasien
Wlakukan dengan memberikan konseling, kunjungan rumah dan
rujukan jika diperlukan.

g) Upaya Kesehatan Indera


1) Indra Penglihatan
i. Cakupan kegiatan skrining kelainan/ gangguan refraksi
pada anak sekolah

Kerjasama lintas sektor baik dari pihak sekolah,


puskesmas maupun R$ rujukan merupakan faktor pendorong
keberhasilan program ini.

ii. Cakupan Penanganan Kasus Kelainan Refraksi

Kompetensi petugas dalam mengenali dan menangani


kasus Kelinan refraksi merupakan faktor penghambat yang ada
di lapangan. Perlunya update pengetahuan, kerjasama lintas
sektor, Keijasama penanganan ruiukan penanganan kelainan
fraks Sampai saat ini belum terlaksana dengan baik. Solusinya
36

peningkatan kompetensi petugas, kerjasama lintas sektor yang


baik merupakan solusi dalam masalah ini.

iii. Cakupan Skrining Katarak

Peningkatan kemampuan petugas maupun tenaga medis


dalam penemuan dan pemeriksaan katarak meniadi faktor
pendorong peningkatan cakupan skrining katarak yang ada di
lapangan.

iv. Cakupan Penanganan Penyakit Katarak

Peningkatan kemampuan petugas maupun tenaga medis


dalam penemuan dan pemeriksaan katarak serta peranan rumah
sakit rujukan dan kemudahan pembiayaan menjadi faktor
pendorong peningkatan cakupan skrining katarak yang ada di
lapangan.

v. Cakupan Rujukan Gangguan Penglihatan Pada Kasus


Diabetes Melitus Ke RS

Peningkatan kemampuan petugas maupun tenaga medis


dalam penemuan dan pemeriksaan gangguan penglihatan pada
kasus diabetes serta peranan rumah sakit rujukan dan
kemudahan transportasi pasien ke RS menjadi faktor pendorong
peningkatan cakupan rujukan yang ada di lapangan.

h) Indra Pendengaran
i. Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan Kasus
Gangguan

Pendengaran di SD/ MI

Faktor pendorong tercapainya Kegiatan Penjaringan


Penemuan Kasus Gangsuan Pendengaran di SD/MI Puskesmas
M Ramdan adalah keriasama lintas sektor baik antara pihak
37

sekolah, Pluskesmas, dan pemangku kepentingan. Beberapa hal


yang masih menjadi faktor penghambat adalah pengelolaan
tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan di dalam gedung
dan di luar gedung, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum
berjalan dengan bailk.

ii. Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang


ditangani

Peningkatan kemampuan petugas maupun tenaga medis


dalam penemuan dan pemeriksaan pendengaran menjadi faktor
pendorong peningkatan cakupan skrining kasus gangguan
pendengaran yang ada di lapangan. Bebrapa solusi supaya
kegiatan in dapat berjalan dengan baik adalah peningkatan
kompetensi petugas, pencatatan dan pelaporan yang baik
disamping kerja sama lintas sektor.

i) Upaya Kesehatan Lanjut Usia


i. Cakupan Kesehatan Usia Lanjut

Belum semua pasien usia lanjut mendapatkan layanan


keschatan. Jarak yang jauh, kondisi tubuh, tidak adanya keluarga
yang mengantar menjadi faktor penghambat untuk mendapatkan
layanan kesehatan. Perlunya penanaman kesadaran bagi pihak
keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam menjaga kesehatan
bagi keluarga yang berusia lanjut untuk tetap melakukan
pemeriksaan secara berkala. Perlu pembinaan dari petugas
kesehatan secara terus menerus untuk menanamkan kesadaran
untuk masyarakat.

ii. Cakupan Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut pada


Kelompok Usia Laniut

Meningkatnya jumlah penyakit degeneratif pada usia


lanjut menyebabkan masyarakat berusaha mencari pengobatan.
38

Beberapa laktor pendorong dari kegiatan in yaitu mulai


terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat usia lanjut untuk
tetap menjaga kesehatannya. Apalagi bila di puskesmas sudah
terbentuk Wadah pembinaan seperti prolanis. Ketergantungan
masyarakat Akan kehadiran petugas keschatan menyebabkan
kegiatan tidak berjalan dengan semestinya. Perlunya pembinaan
secara terus Inenerus dari petugas keschatan merupakan solusi
agar kegiatan ini dapar berjalan dengan baik. Namun
dikarenakan masih pandemi Covid-19 kelompok usia lanjut
belum melakukan pembinaan.

j) Upaya Kesehatan Tradisional


i. Cakupan Pembinaan Upaya Keschatan Tradisional
(Kestrad)

Pembinaan oleh puskesmas sudah dilaksanakan secara


berkala kepada penyehat tradisional.

ii. Cakupan Pengobat Tradisional Terdaftar/ Berifin

Penyehat tradisional yang ada di wilayah kerja Puskesmas


M Ramdan berjumlah 4 dan telah dibina semua.

iii. Cakupan Pembinaan Kelompok Taman Obat Keluarga

(TOGA)

6. Sumber Daya Manusia

Tabel 2.1 Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Ramdan

kelurahan
No Jenis Tenaga kesehatan Ciateu Total
Ciseureuh Cigereleng l
1 2 3 4 5 6
A Tenaga kesehatan
39

1 dokter umum 6 7 1 13
2 Dokter Spesialis 0 1 0 1
3 Dokter Gigi 2 11 2 15
4 Dokter Gigi Spesialis 1 1 1 3
5 Bidan praktek 2 0 1 3
6 Pengobatan tradisional 0 0 0 0

1 klinik rontgen/radioligi 0 1 0 1
2 klinik CT scan 0 0 0 0
3 Rumah Bersalin (RB) 0 0 0 0
4 Klinik Pratama 1 1 0 2
B
5 Klinik Utama 0 0 1 1
6 Laboratorium 0 1 0 1
7 Apotik 1 4 2 7
8 Salon Kecantikan 0 0 0 0
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Sarana Kesehatan Yang Memiliki
Izin Praktek di wilayah UPTD Puskesmas M. Ramdan Tahun 2022,
tercatat tenaga kesehatan mencapai 30 orang dan jumlah sarana kesehatan
mencapai 12 buah yang tersebar di 3 kelurahan yaitu Cisereuh, Cigereleng,
dan Ciateul.

7. Sarana prasarana

a. Sarana
Tabel 2.2 Jumlah dan kondisi bangunan UPTD Puskesmas
M.Ramdan di wilayah kerja UPTD Puskesmas M.RAmdan tahun
2022

UPT Puskesmas M.ramdan


N luas
Uraian Jumlah Rusak
o bangunan Baik
Ringan Sedang Berat
1 pendaftaran 1 1x3.2 √
2 Ruangan Rekam medis 1 3.7x3.6 √
40

3 Ruangan Tunggu 1 4x20 √


4 Ruangan Pelayanan BP 1 11.5x6 √
5 Ruangan UGD 1 2.85x2.9 √
6 Ruangan Pelayanan KIA 1 7.6x7.25 √
7 Ruangan MTBS 1 3.3x4 √
8 Ruangan Poli gigi 1 5x5.4 √
9 Ruangan Pelayan Lansia 1 4.4x4.9 √
10 Ruangan Konseling 1 2.8x4.9 √
11 Ruangan Lab 1 3.5x5 √
12 Ruangan DOTS 1 3.2x3.9 √
13 Ruangan Farmasi 1 1.9x3.7 √
14 Gudang Obat 1 3.2x3.9 √
Ruangan Penyimpanan
15 Vaksin 1 4x5 √
16 Aula 1 11.5x6 √
17 Ruangan Tata Usaha 1 5x5.4 √
18 Ruangan PJ Puskesmas 1 4x5 √
19 Ruangan UKM 1 5x8.5 √
20 Ruangan Staf 1 5x8.5 √
21 Mushola 1 5x3.3 √
22 Gudang 1 4.5x 3.5 √
23 Dapur 1 2x3.5 √
24 Toilet 5 2x1.5 √
25 Parkir 1 25x16.6 √

UPT Puskesmas M.ramdan


No Uraian Jumlah Rusak
Baik
Ringan Sedang Berat
1. Kendaraan Ambulan 1 √
2. Kendaraan Bermotor Roda 1 √
41

Dua
b. Prasarana
Tabel. 2.3 jumlah dan kondisi peralatan Kesehatan UPTD
Puskesmas M.Ramdan

UPTD Puskesmas M. Ramdan Posyandu


N Jenis Peralatan Yang Yang
O Kesehatan Yang Ada Ada Tidak Rusa Yang Ada Ada Tidak Rusa
Lengkap Lengkap k Lengkap Lengkap k
Pengukur Tinggi
1. Badan Bumil 1 12
2. Timbangan Dacin 32
3. KB Kit 1
4. Thermos 1
5 Timbangan Kit 2
Timbangan Bayi
6. baru Lahir 1
Timbangan Bayi
7. Kodok 2
8. Tensimeter 4
9. Vaccine Carier 10
10. Stetoskop Monokuler 6
11. Freezer 1
12. PHN Kit 1 1
13. Sterilisator 1 rak 1
14. sterilisator 2 rak 2
Cold Pack putih
15. Orange 4
Cold Pack Putih
16. Kecil 35
17. Cold Pack Putih 2
42

Besar
18. UKGS Kit 1
19. Set Mikroskop 1
Pengukur Tinggi
20. Badan Bayi 1
Set Pemeriksaan
21. Hematologi/ Darah 1
Set Pemeriksaan
22. Urine 1
23. Wireless 1
24. Radio Casette 1
25. Slide Proyektor 2
Tempat Tidur
26. Pemeriksaan Pasien 3
27. Ginekologi Bed 1
Timbangan Orang/
28. Dewasa 2 20
Peralatan kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas M. Ramdan
cukup. Kendala yang ada selama ini adalah belum mencukupinya
anggaran di Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk pemeliharaan alat
kesehatan sehingga alat ukur yang ada belum seluruhnya dapat
dikalibrasi. Menurut standar ISO 9001: 2011, kalibrasi merupakan
salah satu hal yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan alat sehingga
penggunaan alat ukur dapat lebih akurat. Berikut jumlah dan jenis alat
kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas M. Ramdan.
Tabel 2.4 Jumlah dan kondisi perlengkapan mebeuler UPTD Puskesmas
M.Ramdan

UPT Puskesmas M.ramdan


No Jenis Barang Rusak
Jumlah Baik
Ringan Sedang Berat
43

1. meja kerja 19 18 1
2. meja komputer 2 2
3. lemari kaca 3 3
4. lemari sorok 1 1
5. lemari besi 5 5
6. lemari kayu 8 8
7. filing besi / metal 2 2
8. filing kayu 1 1
9. rak besi/metal 4 4
10. kursi biasa 4 4
11. kursi lipat 20 19 1
12 kursi putar 5 5
13 kursi tamu/sofa 2 2
14 kursi kayu 4 3
15 bangku tunggu 14 12 1 1
16 tempat tidur 4 4
17 Gynecolog bed 1 1
Tabel 2.5 Jumlah dan kondisi perlengkapan administrasi kantor UPTD
Puskesmas M.Ramdan

UPT Puskesmas M.ramdan


No Jenis Barang Rusak
Jumlah Baik
Ringan Sedang Berat
1 Mesin ketik manual 2 1 1
Papan Nama
2 instansi 1 1
Mesin Hitung
3 manual 3 3
4 papan pengumuman 1 1
5 White Board 4 4
6 Komputer 15 13 1 1
7 Printer 7 5 2
44

8 Laptop 2 2
9 kamera digital 1 1
Tabel 2.6 Jumlah dan kondisi peralatan lainnya UPTD Puskesmas M.Ramdan

UPTD Puskesmas M.ramdan


N
Jenis Barang Rusak
o Jumlah Baik
Ringan Sedang Berat
1 Dispenser 1 1
2 Komppor Gas 1 1
3 Tabung Gas 1 1
4 Kipas Angin 4 4
radio tape
5 karaoke 1 1
6 Televisi 1 1
Peraltan pendukung yang sudah ada selama ini telah mencakupi dan masih
dapat berfungsi.
BAB III

45

Anda mungkin juga menyukai