PENDAHULUAN
1
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan dan pemerataan kesehatan di
wilayah kerjanya melalui pelayanan kesehatan.2
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayananpromotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
dengan tutup usia, sehingga nantinya tercapai maksud dan tujuan dari SKN yaitu
pembangunan kesehatan. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan ialah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap individu, agar dapat
mewujudkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia. Indonesia sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum. Salah satu usaha
pelaksanaannya adalah dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang lebihluas dan
merata bagi seluruh masyarakat.
Dinas kesehatan (DINKES) Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu
instansi pemerintah daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pembangunan pada bidang kesehatan dengan unit kerja pelayanan kesehatan langsung
yaitu puskesmas, pustu, polindes dan poskesdes. Sarana Pelayanan Kesehatan
Rujukan di Kabupaten Aceh Besar yaitu 1 Unit RSUD. Pada tahun 2015 jumlah
sarana pelayanan dasar adalah Jumlah puskesmas Perawatan 24 Unit dan Puskesmas
Non Perawatan 4 Unit, sedangkan jumlah pustu 71 unit, poskesdes 245 unit dan juga
Polindes 89 unit. Puskesmas sebagai suatu sarana pelaksana fungsi teknis pelayanan
kesehatan dan melaksanakan seluruh kegiatan program kesehatan masyarakat seperti
upaya promotif, preventif dan kuratif menjadikan pus kesmas sebagai ujung tombak
dari pembangunan dalam bidang kesehatan. Maka berdasarkan laporan diatas
sebelumnya, maka penulis tertarik menuliskan makalah yang berjudul Pelayananan
Puskesmas di Pukesmas Baitussalam Aceh Besar.
2
1.2 LatarBelakang
Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya harus berorientasi kepada
masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu
tugasnya adalah ditempatkan di Puskesmas.Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Merupakan bentuk dari pertanggungjawaban dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Senior (KKS) pada Puskesmas dan melengkapi tugas Kepaniteraan
Klinik Senior pada Laboratorium Ilmu Kedokteran Keluarga, Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Komunitas.
2. Melatih diri untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan juga pengalaman
sebagai bekal bila kelak menjadi dokter keluarga atau dokter yang bertugas di
tingkat kecamatan yaitu di Puskesmas.
3. Mengetahui secara aktual dan lebih jelas mengenai kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.2
b. MISI
1. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumberdaya mmanusia
puskesmas Baitussalam.
5
2. Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas baitussalam
3. Melayani masyarakat secara terpadu untuk mendorong masyarakat hidup
bersih dan sehat secara mandiri.
4. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor.
MOTTO
“ Sehati dalam melayani”
6
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
7
sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa.Konsep berdasarkan wilayah
kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang lalu,
dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan
dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan
nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter
disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita
III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar
30.000 jiwa.
Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-daerah
tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan
untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah
satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut dengan nama
puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas Pembina.
Dan puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut
puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak
itu puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
8
Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75 tahun 2014 dibagi menjadi 3
(tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas.Walaupun secara umum memiliki
kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari masing-
masingkategoripuskesmas.
1) Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan.Sebagai unsur pimpinan, Kepala Puskesmas mempunyai
tugas pokok dan fungsi untuk memimpin, mengawasi dan mengoordinasi
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan
jabatan fungsional.
2) Unit Tata Usaha
Unit Tata Usaha adalah unit yang bertanggungjawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:
- Data dan informasi
- Perencanaan dan penilaian
- Keuangan
- Umum dan kepegawaian
3) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas adalah unit yang
berfungsi dalam upaya kesehatan masyarakat (termasuk pembinaan terhadap
UKBM/Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan upaya kesehatan
perorangan, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional.Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap
daerah.Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VI
9
2.9 AZAS PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan puskesmas berdasarkan Kepmenkes RI No. 128 Tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas adalah:
1) Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah.Dalam arti puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
10
d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan diluar
gedung puskesmas lainnya pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas
pertanggung-jawaban wilayah.
2) Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat.Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakatperlu dihimpun
melalui pembentukan badan penyantunan puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanaka oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain:
a) Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita
(BKB).
b) Upaya pengobatan: posyandu, pos obat (POD).
c) Upaya kesehatan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(kadarzi).
d) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren).
e) Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
f) Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu lansia, pantiwreda.
g) Upaya kesehatankerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
h) Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa
masyarakat (TPKJM)
i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),
pembinaan pengobatan tradisional (battra)
11
j) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.
3) Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan.Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
Ada dua keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
a) Keterpaduanlintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab
puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
- Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
- Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, keseehatan gigi.
- Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
dan promosi kesehatan.
b) Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sector adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sector terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sector antara
lain:
- Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
12
- Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sector kesehatan dengan
camat, lurah/kepaladesa, pendidikan, agama, pertanian.
- Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepaladesa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PKLB.
- Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, koperasi.
- Upaya pembiayaan dan jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepaladesa, tenagakerja, koperasi,
dunia usaha.
- Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenagakerja, dunia usaha.
4) Azaz Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertical dalam artian tar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal
maupun vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya
13
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk kembali ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam,yaitu:
- Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.
- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga sah ahli untuk
penyidikan kejadian luar biasa, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
14
- Rujukan operasional yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
15
BAB III
DEMOGRAFI DAN KEADAAN UMUM PUSKESMAS BAITUSSALAM
SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT
3.1 Demografi
16
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Baitussalam
Dalam menjalankan program upaya pelayanan kesehatan susunan organisasi
Puskesmas Baitussalam terdiri dari:
a. Unsur pimpinan yaitu Kepala Puskesmas
b. Unsur pembantu yaitu Urusan Tata Usaha
c. Unsur pelaksana, dilaksanakan oleh 6 program kegiatan pokok puskesmas dan
6 program pengembangan.
Jumlah tenaga pelaksana yang ada hingga tahun 2019 sebanyak 66 orang
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Data jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas Baitussalam Tahun 2019
No. T e n a g a K e s e h a t a n T o t a l
1 . Ka. Puskesmas 1
2 . D o k t e r U m u m 3
3 . D o k t e r g i g i 1
4 . P e r a w a t 1 1
5 . P e r a w a t g i g i 4
6 . B i d a n 3 4
7 . Penyuluh Kesmas 2
8 . T e n a g a g i z i 1
9 . P e k a r y a K e s 2
10. F a r m a s i 1
11. S a n i t a r i a n 3
12. A d m i n k e s 2
13. E p i d k e s 1
14. S t a f f R e k a m M e d i s 1
15. S o p i r 1
16. C l e a n i n g S e r v i c e 1
J u m l a h 6 8
17
3.3 Kegiatan di Puskesmas Baitussalam
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan juga upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan lingkungan.
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
d. Pelayanan gizi, dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one day care)
d. Home care; dan/atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
3.4 PelaksanaanPelayananKesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat,
yang keduanya jika ditinjau berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sesuai dengan tenaga dan juga fasilitas yang
ada di Puskesmas Baitussalam, adapun usaha kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Baitussalam adalah:
18
1. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan membantu individu atau kelompok masyarakat
untuk merubah perilaku agar mencapai tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Pelaksanaan program promosi kesehatan berupa sosialisasi program puskesmas
penyuluhan, pembagian poster, leaflet, brosur dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan
dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pasien
di kamar periksa dokter dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
posyandu, kelompok arisan PKK dan juga pertemuan LKMD, atau secara tidak
langsung dengan memberikan contoh yang positif dari pimpinan dan petugas
kesehatan di puskesmas, tersedianya media penyuluhanseperti poster di ruang tunggu
dan pada dinding puskesmas, membagikan brosur atau selebaran tentang kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja.
Penyuluhan yang dilakukan bersamaan dengan kegitan lain di antaranya
Posyandu, UKS, Imunisasi dan lain-lain baik di dalam gedung maupun di luar
gedung. Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
setiap program. Setiap petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat memiliki tugas penyuluhan.
19
3. Penyehatan lingkungan pemukiman
4. Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida
5. Pengawasan pengelolaan sampah
6. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum (TPU) dan tempat pembuatan
penjualan makanan dan minuman (TP2M).
Semua kegiatan tersebut diatas sebagian besar dijalankan melalui edukasi
secara langsung kepada masyarakat yang berobat ke Puskesmas Baitussalam.
20
a) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan
dan pelayanan kesehatan Trimester I, dimana usia kehamilan 1-12
minggu, meliputi identitas / Biodata, riwayat kehamilan, riwayat
kebidanan, riwayat kesehatan, riwayat ekonomi, pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.
21
puskesmas ( termasuk bidan desa / polindes dan kunjungan rumah ),
termasuk pemberian vitamin A 2 kali dan persiapan KB pasca
persalianan, dengan ketentuan :
1. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari.
2. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu ( 8-14 hari ) setelah
persalinan.
3. Kunjungan Nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu ( 35 – 42 hari )
setelah persalinan.
22
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan
penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu
(D/K), Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S),
kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S). Pemantauan
status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan
bulanan posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN tersebut.
Indikator yang dipakai adalah N/D ( Jumalah anak yang berat badannya
naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %).
Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan M/D dan D/S
setiap bulan pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pemantauan
status gizi dilaporkan setiap bulan dengan pergunakan format laporan yang
telah ada. Balita yang datang dan ditimbang (D/S).
5. Imunisasi
23
a. Penularan langsung dari manusia ke manusia (Mis: Tuberkulosis, penyakit
kelamin).
b. Penularan tidak langsung, baik dengan perantara benda kotor (Mis: kolera,
disentri) atau dengan perantara serangga atau gigitan bintang (Mis: Malaria,
demam berdarah dengue, rabies, filariasis)
Unit P3M melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan di atas,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibatnya.
3. Kegiatan pengobatan penyakit
4. Pendataan jumlah penderita dan melaporkan kejadian luar biasa (KLB) ke
Dinkes.
5. Pencarian jumlah dari penderita penyakit menular.
Untuk mengantisipasi masalah di atas upaya pencegahan yang dilakukan
meliputi:
1. Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibat-
akibatnya.
2. Memberikan pelayanan pengobatan bagi penderita penyakit menular.
3. Memberikan imunisasi atau kekebalan terhadap bayi, anak, ibu hamil.
7. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pengobatan
yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit/gejalanya, di
lakukan oleh tenaga kesehatan. Bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas di
arahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnose) penyakit dan pengobatan yang
sederhana. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Baitussalam sebagian besar adalah
pasien berobat jalan. Pasien berobat tersebut dilakukan pemeriksaan dan pemberian
obat-obatan selama tiga hari. Selain itu, Puskesmas Baitussalam memiliki Instalasi
Gawat Darurat dengan petugas yang cukup berpengalaman.
8. Upaya Kesehatan Jiwa
24
Tujuannya untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi – tingginya
dalam masyarakat.
Kegiatan :
- Mengenali penderita yang memerlukan bantuan psychiatrik
- Memberikan pertolongan psychiatric pertama
- Merencanakan pengobatannya
- Mengurus pengirimannya (bila perlu)
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa.
- Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh
25
2. Upaya Kesehatan Olahraga
Terdapat beberapa tujuan dari upaya kesehatan olahraga, seperti pencegahan
penyakit, pemeliharaan kesehatan, pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi, dan
pengobatan akibat cedera latihan. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka upaya
kesehatan olahraga adalah pemeriksaan kesehatan berkala dan penentuan takaran
latihan.
26
Upaya kesehatan usia lanjut yaitu upaya kesehatan paripurna di bidang
kesehatan para usia lanjut. Yang termasuk pasien geriartri ialah:
- Pasien dengan usia 45 – 70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi
patologik
- Pasien dengan usia lebih dari 70 tahun walaupun dengan hanya satu kondisi.
Upaya kesehatan paripurna usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatan
peningkatan dan pemulihan Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas
secara khusus ialah:
- Penyuluhan
- Deteksi dan diagnosa dini
- Proteksi dan tindakan khusus
- Pemulihan
27
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DOKTER MUDA
DI PUSKESMAS BAITUSSALAM
4.1 JenisKegiatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dokter Muda selama berada di stase
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Baitussalam, antara lain:
- Poliklinik Umum
- Poli PTM
- Polianak /MTBS
- Unit Gawatdarurat
28
4.1.2 Poli Anak (MTBS)
Poli anak/MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) memberikan pelayanan
kesehatan bagi balita dan anak. Pelaksanaan kegiatan di Poli MTBS dilaksanakan
setiap hari Senin – Sabtu pada pukul 08.30 – 13.30 WIB. Kegiatan yang dilakukan
antara lain adalah anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, penulisan resep dan
memberikan edukasi terhadap pasien di bawah bimbingan dr. Astuti Marisa.
29
mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu
secara individu atau pun kelompok dengan menyampaian pesan. Kegiatan
penyuluhan ini di lakukan dokter muda setiap hari Jumat, pukul 10.00 WIB – selesai.
30
DAFTAR PUSTAKA
2. Depkes RI, 2009, Kebijakan Dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010)
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.
31