Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral daripelayanan
kesehatan.Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semulasebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearahkesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Pusat

Kesehatan

Masyarakat

adalah

satu

kesatuan

organisasi

fungsionil

yanglangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam


suatuwilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).
Di

Indonesia

Pusat

Kesehatan

Masyarakat

merupakan

tulang

punggung

pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).Puskesmas
adalahsalah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai
saat inipemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut

Depkes

RI

(2004a)

upaya

kesehatan

di

Indonesia

belum

terselenggarasecara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.Jumlah sarana dan


prasaranakesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia
sebanyak7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling
(Pusling) 6.392unit.Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata.Rasio
sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik
dibandingkandengan pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih
baikdibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmastelah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmaspembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat.Indonesiamasih
menghadapi

permasalahan

pemerataan

dan

keterjangkauan

pelayanan

kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas


danPuskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004a).
1

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar33%


penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yangdituju
adalah

praktik

dokter,

poliklinik

dan

rumah

sakit

swasta.

Rendahnya

pemanfaatanpelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor


diantaranyaadalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh,
perilakupetugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar
terhadappelayanan Puskesmas.
Menurut Wibowo (2010) stigma adalah ciri negatif yang menempel pada
pribadiseseorang karena pengaruh lingkungannya, Sedangkan stigma pelayanan
kesehatanadalah anggapan buruk/negatif yang diterima oleh individu terkait hal yang
berhubungandengan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.Sampai saat ini belum
ada penelitianyang meneliti tentang hubungan antara stigma dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat
tidakmemanfaatkan

pelayanan

bidan

didesa.Syafriadi,

Kusnanto

dan

Lazuardi

(2008)menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi


merupakanhambatan

untuk

menjangkau

sarana

kesehatan.Nurcahyani

(2000)

menyimpulkan adahubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama
waktu terhadappemanfaatan pelayanan.
Studi

kualitatif

Elemita

dan

Hasanbasri

(2006)

menyimpulkan

bahwa

pemakaianrawat inap di Puskesmas Sipayung Rengat menunjukan masyarakat lebih


banyak memilihperawatan di tempat lain. Bagi masyarakat Sipayung Rengat ada 4
alternatif perawatanyang dapat diambil di luar Puskesmas Sipayung Rengat yaitu
pelayanan di RSUDIndragiri Hulu, Rumah sakit di ibu kota provinsi, Puskesmas lain dan
perawatan melaluidokter dan praktek swasta. Masyarakat memilih Puskesmas Sipayung
Rengat sebagaitempat layanan karena merupakan salah satu sarana pelayanan yang
mudah dijangkau. Disamping memperhatikan faktor jarak dan transportasi juga ada
pertimbangan lain yaitusegera mendapatkan pertolongan. Puskesmas akan membuat
rujukan jika tidak dapatmenangani pasien dan memberikan layanan transportasi berupa
ambulan.

Berdasarkan

Profil

Kesehatan

Banyumas

dari

tahun

2004-2007,

empatPuskesmasyang memiliki angka pemanfaatan terendah adalah Puskesmas Lumbir,


Puskesmas IIWangon, Puskesmas Rawalo, dan Puskesmas II Tambak.
Berdasarkan

Profil

Kesehatan

Kabupaten

Banyumas

(2008)

Penduduk

yangmenggunakan sarana Pelayanan kesehatan Puskesmas pada tahun 2008 sejumlah


803.172orang atau sebesar 51,10 % dari Jumlah penduduk Kabupaten Banyumas.
Jumlahkunjungan tersebut menyebar di 39 Puskesmas, baik di Puskesmas rawat jalan
maupunrawat inap, akan tetapi jumlah tersebut belum menggambarkan kondisi yang
Sebenarnyamengingat dari sumber profil Puskesmas banyak Puskesmas yang tidak
menyampaikanjumlah kunjungannya, maka dari itu penelitian ini menggunakan
informasi yang penelitiperoleh dari Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas 2007.
Berdasarkan

Profil

Kesehatan

Kabupaten

Banyumas

(2007)

Banyumas

merupakansalah satu dari 29 kabupaten di Jawa tengah yang memiliki jumlah penduduk
1.571.614jiwa dengan kepadatan 1.184 /km2 terdiri dari 437.086 rumah tangga dengan
rata rata 3,6jiwa/rumah tangga. Dalam hal pelayanan kesehatan Kabupaten Banyumas
memiliki 39Puskesmas, 15 Rumah Sakit serta pelayanan kesehatan lain. Penduduk
yangmenggunakan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas tahun 2007 (kunjungan
baru)sejumlah 218.420 orang atau sebesar 14,07% dari jumlah penduduk kabupaten
Banyumas, dibanding tahun 2006 (21,96%) turun sebesar 7,89%. Jumlah
Kunjungantersebut menyebar di 39 Puskesmas, baik di Puskesmas rawat jalan maupun
rawat inap.Puskesmas dengan jumlah kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Purwokerto
Barat yaitusebanyak 43.669 orang, sedangkan Puskesmas dengan kunjungan terendah
adalahPuskesmas II Tambak yaitu sebesar 1.885 orang, kunjungan Puskesmas tersebut
terdiridari rawat jalan dan rawat inap, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti
FaktorfaktorPemanfaatan Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) II
TambakBanyumas

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian puskesmas ?
2. Apakah fungsi dari puskesmas ?
3. Bagaimanakah sejarah puskesmas ?
4. Dimanakah wilayah kerja puskesmas ?
5. Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja puskemas ?
6. Bagaimana sistem rujukan puskesmas ?
7. Bagaimana strafikasi puskesmas ?
8. Bagaimana perncanaan mikro puskesmas ?
9. Bagaimana lokakarya mini di puskesmas ?
10. Bagaimana suvervise puskesmas ?
11. Bagaimana sistem pencatatan dan pelayanan terpadu puskesmas ?
C. Tujuan penulis
1. Mengetahui pengertian puskesmas.
2. Mengetahui fungsi dari puskesmas.
3. Mengetahui sejarah puskesmas.
4. Mengetahui wilayah kerja puskesmas.
5. Mengetahui struktur organisasi dan tata kerja puskemas.
6. Mengetahui sistem rujukan puskesmas.
7. Mengetahui strafikasi puskesmas.
8. Mengetahui perencanaan mikro puskesmas.
9. Mengetahui lokakarya mini di puskesmas.
10. Mengetahui suvervise puskesmas.
11. Mengetahui sistem pencatatan dan pelayanan terpadu puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Puskesmas

Puskesmas

adalah

unit

pelaksana

teknis

dinas

kesehatan

kabupaten/kota

yangbertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah


kerja. Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya
perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan
dewasa ini, diantaranya:
a. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
b. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi
kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok
c. Departemen Kesehatan RI (1987)
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.
d. Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

B. Tujuan, Fungsi dan Peran Puskesmas


1. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung

tercapainya

tujuan

pembangunan

kesehatan

nasional,

yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
5

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010
2. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan

lintas sektor

termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.


b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
d. Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
e. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit

tanpa

mengabaikan

penyembuhan

penyakit

dan

pemulihan

kesehatan. Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :


Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan


program puskesmas
3. Peran Puskesmas
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik.Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan

di

Indonesia,

maka

puskesmas

kecualai

bertanggungjawab

dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam


menyelenggarakan pelyanan kedokteran.
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak
berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok
kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada
dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang
tersedia
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor
tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen
dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita
dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3
kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
7

a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada
kesempatan
d. Memasang IUD, cara cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain denngan
memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program
KIA
d. Melaksanakan program-program
e. Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada balita
dan ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,
untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
8

Mendapatkan riwayat penyakit


Mengadaan pemeriksaan fisik
Mengadaan pemeriksaan labolatorium
Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostic
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiaptiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten
diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Koordinator membantu
para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
Puskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru
berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
9

a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai


tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak balita,
usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
Penyuluhan kesehatan
Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian
antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
Pemakaian alat pelindung
Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
Kegiatan rujukan medis dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
Anak sekolah
Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih
mampu
d. Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
10

d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran


serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan
pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
Anamnesa
Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes saluran
air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
Pengobatan dan pemberiaan kacamata
Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan laboratorium
o Penerimaan pasien
o Pengambilan specimen
o Penanganan specimen
o Pelaksanaan specimen
o Penanganan sisa specimen
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Pengecekan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
o Pengambilan specimen
o Penanganan specimen
o Pengemasan specimen
o Pengiriman specimen
o Pengambilan hasil pemeriksaan
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
o Persiapan pasien
o Pengambilan specimen
o Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
o Melakukan tes skrining Hb
11

o Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas


o Memberikan penyuluhan
o Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
Data ketenagaan di puskesmas
Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral
dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan
lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan
media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan
kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali
dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang
terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan
tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat

12

C.

Sejarah Perkembangan Puskesmas


Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari
didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu
dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha
hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masinh berjalan sendiri-sendiri. Pada
pertemuan

Bandung

Plan

(1951)

dr.

J.

Leimena

mencetuskan

pemikiran

mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih
efektif dan efisien.
Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang
terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam
pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan
sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi
fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat
pada Master Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia
Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas
(tipe A, tipe B, tipe Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970
menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok. Perkembangan
selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan
program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok,
bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.
D.

Wilayah Kerja Puskesmas


Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW).Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya,

meskipun

masalah

tersebut
13

lokasinya

berkilo-kilo

meter

dari

puskesmas. Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit.Dengan demikian
puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat
datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan
dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai
pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah
suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal
adalah area dengan jari-jari 3 km.

E.

Struktur Organisasi dan Tata Kerja


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
1. Kepala puskesmas
2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan yang
menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota).
3. Unit tata usaha
4. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan :
a. Data dan informasi
b. Perencanaan dan penilaian
14

c. Keuangan
d. Umum dan kepegawaian
Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM
b. Upaya kesehatan perorangan
Jaringan pelayanan puskesmas :
a.
b.
c.

Unit puskesmas pembantu


Unit puskesmas keliling
Unit bidan di Desa/Komunitas

Tugas Struktur Organisasi Puskesmas


1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang
dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta
pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan
manula.
6. U nit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan
olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
15

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan


penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a. Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan medic
b. Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun Puskesmas dalam bidang
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan.

16

F.

Sistem Rujukan

a.

Pengertian
Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun
1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit
yang setingkat kemampuannya.

b.

Jalur Rujukan Kesehatan


Rujukan Pelayanan Medis :

Antara masyarakat dengan puskesmas


Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas
Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas pelayanan
lainnya.

c.

Rujukan Pelayanan Kesehatan :

Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral

lintas sektoral.
Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat

maupun

diteruskan ke Provinsi/Pusat.

G.

Strafikasi Puskesmas

1.

Pengertian
Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam rangka
perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi puskesmas dapat
dilaksanakan lebih terarah.

2.

Tujuan
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam rangka
mawas diri
b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang

17

c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas


sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut
3.

Pengelompokan Stratifikasi
Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3
a. Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
b. Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)
c. Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)

4.

Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :


a.
b.
c.
d.

Puskesmas tingkat kecamatan


Puskesmas tingkat Kelurahan ( puskesmas pembantu )
Unit-unit kesehatan lain
Pembinaan peran serta masyarakat

H.

Perencanaan Mikro

1.

Pengertian
Perencanaan micro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas
untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.

2.

Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang
dihadapi puskesmas sehingga meningkatkan fungsi puskesmas.

3.

Tujuan Khusus
a. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis.
b. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.

4.

Langkah dalam penyusunan


a. Identifikasi keadaan dan masalah
b. Penyusunan Rencana

5.

Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritas masalah yang disusun secara


sistematis.
a.
b.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )


Penulisan dokumen
Pendahuluan
Keadaan dan masalah
Tujuan dan sasaran
Pokok kegiatan dan pentahapan
18

Kebutuhan sumber daya


Pemantauan dan penilaian
Penutup

I.

Lokakarya Mini Puskesmas

1.

Definisi
Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya
kesehatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah disusun dari tiap-tiap upaya
kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksanaan kegiatannya.

2.

Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama dengan tim dan membina
kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

3.

Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.

4.

Terlaksananya kerjasama tim lintas program


Terlaksananya kerjasama lintas sektoran dalam rangka pembinaan PSM
Terlaksananya rapat kerja bulanan
Terlaksananya rapat kerja triwulan dan pembinaan kerjasama lintas Sektoral
Ruang lingkup

a.
b.
5.

Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota


Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim
Komponen

a.
b.
c.
d.

Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas


Penggalangan kerjasama lintas sektoral
Rapat kerja bulanan puskesmas
Rapat kerja triwulan lintas sektoral

J.

Supervise Puskesmas

1.

Pengertian
Upaya pengarahan dengan cara mendengar alasan dan keluhan-keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna
serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

2.

Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdayaguna.
19

3.

Tujuan Khusus
Terselenggaranya
pedoman
a.
b.
c.
d.

program

upaya

kesehatan

puskesmas

sesuai

dengan

pelaksanaan

Kekeliruan dan penyimpangan dapat diluruskan


Meningkatkan mutu pelayanan
Meningkatkan hasil pencapaian puskesmas
Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan puskesmas

K.

Sistem Pencatatan dan Pelayanan Terpadu Puskesmas

1.

Pengertian
adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan
serta hasil yang dicapai oleh puskesmas.

2.

Tujuan :
a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok
puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakhir
b. Terlaksananya pelaporan data-data secara teratur di berbagai jenjang administrasi
sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai tingkat administrasi

3.

Ruang Lingkup
a. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling.
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup :
Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
Data ketenagaan di puskesmas
Data Sarana yang dimiliki puskesmas
Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik didalam gedung maupun
diluar gedung.
4. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)

20

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses
peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
B. Saran
Melihat dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam pelayanan di
pustu penulis menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya
tenaga medis agar dapat menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil, sehingga
pelayanan kesehatan masyarakat merata. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman maupun pembaca

21

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen
Kesehatan 2005-2009. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003
Menuju Indonesia Sehat 2010.Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai