Anda di halaman 1dari 23

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang

berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara


pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan
dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan
cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <
1,5 gr/dl.

Etiologi terjadinya efusi pleura bermacam-macam, yaitu: tuberkulosis paru (merupakan


penyebab yang palng sering di Indonesia), penyakit primer pada pleura, penyakit
penyakit sistemik dan keganasan baik pada pleura maupun diluar pleura.

ANATOMI PLEURA

Pleura adalah membra tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceralis dan parietalis.
Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesothelial, jaringaan ikat, dan dalam
keadaan normal, berisikan lapisan cairan yang sangat tipis. Membran serosa yang
membungkus parekim paru disebut pleura viseralis, sedangkan membran serosa yang
melapisi dinding thorak, diafragma, dan mediastinum disebut pleura parietalis. Rongga
pleura terletak antara paru dan dinding thoraks. Rongga pleura dengan lapisan cairan
yang tipis ini berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura. Kedua lapisan pleura ini
bersatu pada hillus paru. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara pleura viseralis dan
parietalis, diantaranya :

Pleura visceralis :

- Permukaan luarnya terdiri dari selapis sel mesothelial yang tipis < 30mm.

- Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit

- Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit

- Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik

- Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung


pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe

- Menempel kuat pada jaringan paru

- Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. pleura

Pleura parietalis

- Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan
elastis)
- Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a.
Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap
rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada
dan alirannya sesuai dengan dermatom dada

- Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya

- Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura

PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui
kapiler pada pleura parietalis tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh saluran limfe,
sehingga terjadi keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi, tiap harinya diproduksi
cairan kira-kira 16,8 ml (pada orang dengan berat badan 70 kg). Kemampuan untuk
reabsorpsinya dapat meningkat sampai 20 kali. Apabila antara produk dan reabsorpsinya
tidak seimbang (produksinya meningkat atau reabsorpsinya menurun) maka akan timbul
efusi pleura.

Diketahui bahwa cairan masuk kedalam rongga melalui pleura parietal dan selanjutnya
keluar lagi dalam jumlah yang sama melalui membran pleura parietal melalui sistem
limfatik dan vaskular. Pergerakan cairan dari pleura parietalis ke pleura visceralis dapat
terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik. Cairan
kebanyakan diabsorpsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang diabsorpsi
oleh sistem kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan pada pleura
visceralis adalah terdapatnya banyak mikrovili di sekitar sel-sel mesothelial.

Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:

1. Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura meningkatkan pembentukan cairan


pleura melalui pengaruh terhadap hukum Starling.Keadaan ni dapat terjadi pada gagal
jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena kava superior.

2. Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena
obstruksi bronkus atau penebalan pleura visceralis

3. Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan
masuk ke dalam rongga pleura

4. Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi
cairan dari kapiler pleura ke arah rongga pleura
5. Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena
untuk sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan
cairan limfe.

ETIOLOGI

A. Berdasarkan Jenis Cairan

Kalau seorang pasien ditemukan menderita efusi pleura, kita harus berupaya untuk
menemukan penyebabnya. Ada banyak macam penyebab terjadinya pengumpulan cairan
pleura. Tahap yang pertama adalah menentukan apakah pasien menderita efusi pleura
jenis transudat atau eksudat. Efusi pleura transudatif terjadi kalau faktor sistemik yang
mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan.

Efusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan dan
penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Efusi pleura tipe transudatif dibedakan
dengan eksudatif melalui pengukuran kadar Laktat Dehidrogenase (LDH) dan protein di
dalam cairan, pleura. Efusi pleura eksudatif memenuhi paling tidak salah satu dari tiga
kriteria berikut ini, sementara efusi pleura transudatif tidak memenuhi satu pun dari tiga
kriteria ini :

1. Protein cairan pleura / protein serum > 0,5

2. LDH cairan pleura / cairan serum > 0,6

3. LDH cairan pleura melebihi dua per tiga dari batas atas nilai LDH yang normal di
dalam serum.

PARAMETER TRANSUDAT EKSUDAT


Warna Jernih Jernih, keruh,
berdarah
BJ < 1,016
< 1,016
Jumlah set Sedikit
Banyak (> 500
Jenis set PMN < 50% sel/mm2)

Rivalta Negatif PMN < 50%

Glukosa 60 mg/dl (= GD Negatif


plasma)
Protein 60 mg/dl
< 2,5 g/dl (bervariasi)
Rasio protein T-
E/plasma < 0,5 < 2,5 g/dl
LDH < 200 IU/dl < 0,5

Rasio LDH T- < 0,6 < 200 IU/dl


E/plasma
< 0,6

Efusi pleura berupa:

a. Eksudat, disebabkan oleh :

1. Pleuritis karena virus dan mikoplasma : virus coxsackie, Rickettsia, Chlamydia.


Cairan efusi biasanya eksudat dan berisi leukosit antara 100-6000/cc. Gejala penyakit
dapat dengan keluhan sakit kepala, demam, malaise, mialgia, sakit dada, sakit perut,
gejala perikarditis. Diagnosa dapat dilakukan dengan cara mendeteksi antibodi terhadap
virus dalam cairan efusi.

2. Pleuritis karena bakteri piogenik: permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri yang
berasal dari jaringan parenkim paru dan menjalar secara hematogen. Bakteri penyebab
dapat merupakan bakteri aerob maupun anaerob (Streptococcus paeumonie,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas, Hemophillus, E. Coli, Pseudomonas, Bakteriodes,
Fusobakterium, dan lain-lain). Penatalaksanaan dilakukan dengan pemberian antibotika
ampicillin dan metronidazol serta mengalirkan cairan infus yang terinfeksi keluar dari
rongga pleura.

3. Pleuritis karena fungi penyebabnya: Aktinomikosis, Aspergillus, Kriptococcus, dll.


Efusi timbul karena reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme fungi.

4. Pleuritis tuberkulosa merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi melalui focus
subpleural yang robek atau melalui aliran getah bening, dapat juga secara hemaogen dan
menimbulkan efusi pleura bilateral. Timbulnya cairan efusi disebabkan oleh rupturnya
focus subpleural dari jaringan nekrosis perkijuan, sehingga tuberkuloprotein yang ada
didalamnya masuk ke rongga pleura, menimbukan reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Efusi yang disebabkan oleh TBC biasanya unilateral pada hemithoraks kiri dan jarang
yang masif. Pada pasien pleuritis tuberculosis ditemukan gejala febris, penurunan berat
badan, dyspneu, dan nyeri dada pleuritik.

5. Efusi pleura karena neoplasma misalnya pada tumor primer pada paru-paru,
mammae, kelenjar linife, gaster, ovarium. Efusi pleura terjadi bilateral dengan ukuran
jantung yang tidak membesar. Patofisiologi terjadinya efusi ini diduga karena :

Infasi tumor ke pleura, yang merangsang reaksi inflamasi dan terjadi kebocoran
kapiler.
Invasi tumor ke kelenjar limfe paru-paru dan jaringan limfe pleura,
bronkhopulmonary, hillus atau mediastinum, menyebabkan gangguan aliran balik
sirkulasi.

Obstruksi bronkus, menyebabkan peningkatan tekanan-tekanan negatif intra pleural,


sehingga menyebabkan transudasi. Cairan pleura yang ditemukan berupa eksudat dan
kadar glukosa dalam cairan pleura tersebut mungkin menurun jika beban tumor dalam
cairan pleura cukup tinggi. Diagnosis dibuat melalui pemeriksaan sitologik cairan pleura
dan tindakan blopsi pleura yang menggunakan jarum (needle biopsy).

6. Efusi parapneumoni adalah efusi pleura yang menyertai pneumonia bakteri, abses
paru atau bronkiektasis. Khas dari penyakit ini adalah dijumpai predominan sel-sel PMN
dan pada beberapa penderita cairannya berwarna purulen (empiema). Meskipun pada
beberapa kasus efusi parapneumonik ini dapat diresorpsis oleh antibiotik, namun
drainage kadang diperlukan pada empiema dan efusi pleura yang terlokalisir. Menurut
Light, terdapat 4 indikasi untuk dilakukannya tube thoracostomy pada pasien dengan
efusi parapneumonik:

Adanya pus yang terlihat secara makroskopik di dalam kavum pleura

Mikroorganisme terlihat dengan pewarnaan gram pada cairan pleura

Kadar glukosa cairan pleura kurang dari 50 mg/dl

Nilai pH cairan pleura dibawah 7,00 dan 0,15 unit lebih rendah daripada nilai pH
bakteri

Penanganan keadaan ini tidak boleh terlambat karena efusi parapneumonik yang mengalir
bebas dapat berkumpul hanya dalam waktu beberapa jam saja.

7. Efusi pleura karena penyakit kolagen: SLE, Pleuritis Rheumatoid, Skleroderma

8. Penyakit AIDS, pada sarkoma kapoksi yang diikuti oleh efusi parapneumonik.

b. Transudat, disebabkan oleh :

1. Gangguan kardiovaskular

Penyebab terbanyak adalah decompensatio cordis. Sedangkan penyebab lainnya adalah


perikarditis konstriktiva, dan sindroma vena kava superior. Patogenesisnya adalah akibat
terjadinya peningkatan tekanan vena sistemik dan tekanan kapiler dinding dada sehingga
terjadi peningkatan filtrasi pada pleura parietalis. Di samping itu peningkatan tekanan
kapiler pulmonal akan menurunkan kapasitas reabsorpsi pembuluh darah subpleura dan
aliran getah bening juga akan menurun (terhalang) sehingga filtrasi cairan ke rongg
pleura dan paru-paru meningkat.

Tekanan hidrostatik yang meningkat pada seluruh rongga dada dapat juga menyebabkan
efusi pleura yang bilateral. Tapi yang agak sulit menerangkan adalah kenapa efusi
pleuranya lebih sering terjadi pada sisi kanan.

Terapi ditujukan pada payah jantungnya. Bila kelainan jantungnya teratasi dengan
istirahat, digitalis, diuretik dll, efusi pleura juga segera menghilang. Kadang-kadang
torakosentesis diperlukan juga bila penderita amat sesak.

2. Hipoalbuminemia

Efusi terjadi karena rendahnya tekanan osmotik protein cairan pleura dibandingkan
dengan tekanan osmotik darah. Efusi yang terjadi kebanyakan bilateral dan cairan bersifat
transudat. Pengobatan adalah dengan memberikan diuretik dan restriksi pemberian
garam. Tapi pengobatan yang terbaik adalah dengan memberikan infus albumin.

3. Hidrothoraks hepatik

Mekanisme yang utama adalah gerakan langsung cairan pleura melalui lubang kecil yang
ada pada diafragma ke dalam rongga pleura. Efusi biasanya di sisi kanan dan biasanya
cukup besar untuk menimbulkan dyspneu berat. Apabila penatalaksanaan medis tidak
dapat mengontrol asites dan efusi, tidak ada alternatif yang baik. Pertimbangan tindakan
yang dapat dilakukan adalah pemasangan pintas peritoneum-venosa (peritoneal venous
shunt, torakotomi) dengan perbaikan terhadap kebocoran melalui bedah, atau torakotomi
pipa dengan suntikan agen yang menyebakan skelorasis.

4. Meigs Syndrom

Sindrom ini ditandai oleh ascites dan efusi pleura pada penderita-penderita dengan tumor
ovarium jinak dan solid. Tumor lain yang dapat menimbulkan sindrom serupa : tumor
ovarium kistik, fibromyomatoma dari uterus, tumor ovarium ganas yang berderajat
rendah tanpa adanya metastasis. Asites timbul karena sekresi cairan yang banyak oleh
tumornya dimana efusi pleuranya terjadi karena cairan asites yang masuk ke pleura
melalui porus di diafragma. Klinisnya merupakan penyakit kronis.

5. Dialisis Peritoneal

Efusi dapat terjadi selama dan sesudah dialisis peritoneal. Efusi terjadi unilateral ataupun
bilateral. Perpindahan cairan dialisat dari rongga peritoneal ke rongga pleura terjadi
melalui celah diafragma. Hal ini terbukti dengan samanya komposisi antara cairan pleura
dengan cairan dialisat.

c. Darah

Adanya darah dalam cairan rongga pleura disebut hemothoraks. Kadar Hb pada
hemothoraks selalu lebih besar 25% kadar Hb dalam darah. Darah hemothorak yang baru
diaspirasi tidak membeku beberapa menit. Hal ini mungkin karena faktor koagulasi sudah
terpakai sedangkan fibrinnya diambil oleh permukaan pleura. Bila darah aspirasi segera
membeku, maka biasanya darah tersebut berasal dari trauma dinding dada.

B. Berdasarkan Kuman Penyebab

1. Mycobacterium Tuberculosis

a. Bakteriologi

Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini adalah sejenis kuman


berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 mm dan tebal 03-0,6 mm. Kuman ini tahan
terhadap asam dikarenakan kandungan asam lemak (lipid) di dindingnya. Kuman ini
dapat hidup pada udara kering maupun dingin. Hal ini karena kuman berada dalam sifat
dormant yang suatu saat kuman dapat bangkit kembali dan aktif kembali.

Kuman ini hidup sebagai parasit intraseluter didalam sitoplasma makrofag. Makrofag
yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung
lipid. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen
pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
merupakan predileksi penyakit tuberkulosis.

b. Patogenesis

Tuberkulosis Primer

Penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersihkan keluar menjadi droplet nudei
dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung dari ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap, kuman dapat
tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi terhisap oleh oang sehat,
ia akan menempel pada jalan napas atau paru-paru. Kuman dapat masuk lewat luka pada
kulit atau mukosa tapi hal ini sangat jarang terjadi.

Kuman yang menetap di jaringan paru, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Di sini ia dapat terbawa ke organ tubuh lain. Kuman yang bersarang tadi akan
membentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek
primer. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju illus
(limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hillus (limfadenitis
regional). Sarang primer + limfangitis lokal + limfadenitis regional = kompleks primer.
Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :

1) Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat

2) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas, berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi


di hillus atau kompleks (sarang) Ghon

3) Berkomplikasi dan menyebar secara:

- Per kontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya

- Secara bronkogen pada paru ysng bersangkutan maupun paru yang di sebelahnya.
Dapat juga kuman tertelan bersama tertelan besama sputum dan ludah sehingga
menyebar ke usus

- Secara limfogen, ke organ tubuh lainnya

- Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya

Semua kejadian diatas tergolong ke dalam perjalanan tuberklosis primer.

Tuberkulosis Post-Primer

Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian
sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (Post-Primer). Tuberkulosis Post-
Primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru-paru (bagian
apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-
paru dan tidak ke nodus hiller paru. Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang
pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma
yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti)
yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat.

Bergantung dari imunitas penderita, virulensi, jumlah kuman, sarang dapat menjadi :

1) Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut

2) Sarang yang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dan menimbulkan jaringan
fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi lebih keras, menimbulkan perkapuran dan
akan sembuh delam bentuk perkapuran.
3) Sarang dini yang meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan
sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis, dan menjadi lembek membentuk
jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas ini
mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan
fibroblas dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik.

Kavitas dapat :

- Melus kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Sarang ini selanjutnya
mengikuti perjalanan seperti yang disebutkan terdahulu.

- Memadat dan membungkus diri sehingga menjadi tuberkuloma. Tuberkuloma ini


dapat mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali menjadi cair dan jadi kavitas
lagi.

- Bersih dan menyembuh, disebut open heated cavity. Dapat juga menyembuh dengan
membungkus diri dan menjadi kecil. Kadang-kadang berakhir sebagai kavitas yang
terbungkus, menciut dan berbentuk seperti bintang disebut stellate shaped.

Pada penvakit TBC paru, efusi pleura diduga disebabkan oleh rupturnya fokus subpleural
dari jarngan nerotik perkijuan sehingga tuberkuloprotein yang ada didalamnya masuk ke
rongga pleura, menimbulkan reaksi hipersensitif tipe lambat. Hal ini didukung dengan
ditemukannya limfossit T, Interleukin-2 dan Interleukin reseptor pada cairan pleura.

Cara penyebaran lainnya diduga secara hematogen dan secara perkontinuitatum dari
kelenjar-kelenjar getah bening servikal, rnediastinal, dan dari abses di vertebrae.

Efusi pleura yang disebabkan oleh TBC dapat juga berupa empyema, yaitu buila terjadi
infeksi sekunder karena adanya fitula bronchopulmonal, atau berupa chylothoraxs yaitu
bila terdapat penekanan kelenjar atau tarikan fibrin pada duktus thoracicus. Efusi yang
disebabkan oleh TBC biasanya unilateral pada hemithoraxs kiri, jarang yang masif. Pada
thoraxosentesis ditemukan cairan berwarna kuning jernih, mengandung > 3 gr protein/
100 ml, bila cairan berupa darah, serosanguineous atau merah muda diagnosis TBC harus
diragukan.

c. Gejala-gejala Tuberculosis

Batuk berdahak 3 minggu atau lebih

Sering disertai darah, sesak nafas, nyeri dada.

Gejala umum: badan lemah, nafsu makan turun, berat badan turun, malaise,
berkeringat malam, demam hilang timbul tidak terlalu tinggi.
Bisa muncul gejala TBC ekstra paru: pembesaran kelenjar, gibus, osteomielitis,
meningitis.

d. Diagnosis Tuberculosis pada orang dewasa

Dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara


mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga
spesimen SPS BTA hasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto
rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.

Kalau hasil rontgen mendukung TBC, maka penderita didiagnosa sebagai penderita
TBC BTA positif.

Kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi.

Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya
Kontrimoksazol atau Amoksisillin) selama 1-2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun
gejala klinis tetap mencurigakan TBC, ulangi pemeriksaan dahak SPS.

Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.

Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk
mendukung diagnosis TBC.

Bila hasil rontgen mendukung TBC, didiagnosis sebagai penderita TBC BTA negatif,
Rontgen positif.

Bila hasil rontgen tidak mendukung TBC, penderita tersebut bukan TBC.

e. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda infiltrat : redup, bronkial

Dahak di saluran napas : ronki basah, ronki kering

Penyempitan : wheezing, penarikan, pendorongan, kaviitas, atelektase

Efusi, pnemotoraks dan schwarte

Tanda-tanda kelainan ekstra paru seperti scrofuloderma, gibus, osteomiditis,


meningitis dan lain-lain.
f. Komplikasi TBC

Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat menglakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.

Kolaps dini lobus akibat retraksi broakial

Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat


pada proses pemulihan atau reahtif) pada paru.

Pneumothorax (adanya udara didalam ronaga pleura) spontan kolaps spontan karena
kerusakan jaringan paru.

Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.

Insufislensi Kardiopulmoner (Cardiopulmonary Insuficiency).

Efusi pleura

g. Tujuan Pengobatan

Menyembuhkan penderita

Mencegah kematian

Mencegah kekambuhan

Menurunkan tingkat penularan

h. Prinsip Pengobatan

Kombinasi beberapa jenis dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,
supaya semua kuman dapat dibunuh.

Dosis tahap intensif dan tahap lanjutan ditelan sebagau dosis tunggal, sebaiknya pada
saat perut kosong. Apablia panduan obat ayang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan
jangka waktu pengobatan), kuman akan berkembang menjadi resisten.
Pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk menjamin kepatuhan
penderita menelan obat. (DOTS = Directly Observed Treatment Short Course) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).

i. Cara Pengobatan TBC

Pengobatan diberikai dalam 2 tahap, yaitu :

Intensif

Obat yang diberikan setiap hari. Bila diberikan secara tepat biasanya penderita yang
menular menjadi tidak menular dalam jangka waktu 2 minggu. Sebagian penderita
dengan BTA (+) menjadi (-) pada akhir pengobatan tahap intensif

Lanjutan

Jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu lebih lama.

j. Jenis dan Dosis OAT

Isoniazid/INH (H)

Bakterisid. Efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif.

Dosis harian = 5 mg/kgBB

Dosis intermitten 3 kali seminggu 10 mg/kgBB

Rimfampisin (R)

Bakterisida, membunuh kuman semi dormant yang tidak dapat dibunuh oleh Isoniazid.
Dosis harian maupun dosis intermitten 3 kali seminggu = 10 mg/kgBB

Pirazinamid (Z)

Bakterisida, membunuh kuman di dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian = 25
mg/kgBB, dosis intermitten 3 kali seminngu 35 mg/kgBB

Etambutol (E)

Bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kgBB


Dosis intermiten 3 kali seminggu = 30 mg/kgBB

Streptomisin (S)

Bakterisida. Dosis harian ataupun dosis intermitten 3 kali seminggu = 15 mg/kgBB.


Penderita berumur sampai 60 tahun, dosisnya 0,75 mg/kgBB. Penderita berumur > 60
tahun dosisnya 0,5 mg/kgBB.

k. Panduan OAT di Indonesia

Kategori I : 2R7H7E7Z7/4H3R3

Tahap Intensif : 2 bulan: Isomazid 1 x 300 mg setiap hari

Rifampsin 1 x 450 mg setiap hari

Pirazinamid 3 x 500 mg setiap hari

Ethambutol 3 x 250 mg setiap hari

Tahap lanjutan : 4 bulan: Isoniazid 2 x 300 mg 3 x seminggu

Rifampisin 1 x 450 mg.3 x seminggu

Diberikan untuk :

Penderita baru TBC paru BTA (+)

Penderita TBC paru BTA (-) Rontgen (+) yang sakit berat

Penderita TBC ekstra paru berat

Kategori II : 2R7117E7Z7S7/IR7H7E7Z7/5R3H3E3

Tahap intensif : 2 bulan: Isoniazid 1 x 300 mg setiap hari

Rifampisin 1 x 450 mg setiap hari

Pirazinamid 3 x 500 mg setiap hari

Ethambutol 3 x 250 mg setiap hari


Streptomisin Inj. 0,75 gr setiap hari

1 bulan Isonlazid 1 x 300 mg setiap hari

Rifampisin 1 x 450 mg setiap hari

Pirazinamid 3 x 500 mg setiap hari

Ethambutol 3 x 250 mg setiap hari

Tahap lanjutan: 5 bulan: Isoniazid 2 x 300 mg 3 x seminggu

Rifampisin 1 x 450 mg 3 x seminggu

Ethambutol 3 x 250 mg 3 x seminggu

Diberikan untuk :

Penderita kambuh

Penderita gagal

Penderita dengan pengobatan setelah lalai

Kategori III: 2R7H7Z7/4R3H3

Tahap intensif: 2 bulan: Isoniazid 1 x 300 mg setiap hari

Rifampisin 1 x 450 mg setiap hari

Pirazinamid 3 x 500 mg setiap hari

Tahap lanjutan: 4 bulan: Isoniazid 2 x 300 mg 3 x seminggu

Rifampisin 1 x 450 mg 3 x seminggu

Diberikan untuk :

BTA (-) dan Rontgen (+) sakit ringan

Penderita TBC ekstra ringan, yaitu TBC kelenjar limfe, pleuritis exudativa unilateral,
TBC kulit, TBC tulang (kecuali tulang belakang). sendi dan kelenjar adrenal.
Obat Sisipan (HRZE)

Bila pada akhirnya tahap intensif pengobatan penderita baru BTA dengan kategori I atau
BTA pengobatan ulang dengan kategori II, hasil dahak masih BTA (+), berikan obat
sisipan (RHEX) setiap hari selama 1 bulan.

2. Non Myobacterium Tubercualaosis

Bisa dikarenakan :

a. Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza

b. Clostridium perringens, Bacteroides fragilis

c. Jamur : Histoplasma siscovidiodomycosis, Aspergillus

d. Virus dan Mycoplasma pneumoni

e. Parasit, Amoeba

f. Hydatul disease

g. SLE

h. Penyakit rheumatoid

i. Asbestosis

j. Obat-obatan: Bromocriptine, methysergide, dan trolene sodium, nitrofuratoin

k. Neoplasma

l. Dekompensasi jantung

m. Trauma

n. Idiopatik

Pada beberapa efusi pleura, walaupun telah dilakukan prosedur diagnostik secara
berulang-ulang (pemeriksaan radiologis, analisis cairan, biopsi pleura, dll), kadang-
kadang masih belum bisa didapatkan diagnosis yang pasti. Keadaan ini dapat
digolongkan dalam efusi pleura idiopatik. Hasil pemeriksaan dengan operasi pun kadang-
kadang hanya menunjukkan pleura yang menebal karena pleuritis yang non spesifik.
Cairan pleuranya kebanyakan bersifat eksudatif dan berisi beberapa jenis sel. Penyebab
efusi pleura ini banyak yang beluam jelas, tapi diperkirakan karena adanya infeksi, reaksi
hipersensitivitas, kontaminasi dengan asbestos, dll.

Pada daerah-daerah dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi (negara-negara yang


sedang barkembang), efusi pleura idiopatik ini kebanyakan dianggap sebagai pleuritis
tuberkulosa, sedangkan pada negara-negara yang maju sering dianggap sebagai pleuritis
karena penyakit kolagen atau neoplasma.

GEJALA EFUSI PLEURA

Dan anamnesa didapatkan :

1. Sesak nafas

2. Rasa berat pada dada

3. Berat badan menurun pada neoplasma

4. Batuk berdarah pada karsinoma bronchus atau metastasis

5. Demam subfebris pada TBC, dernarn menggigil pada empilema

6. Ascites pada sirosis hepatis

Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit)

1. Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal

2. Vokal fremitus menurun

3. Perkusi dull sampal flat

4. Bunyi pernafasan menruun sampai menghilang

5. Pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba pada treakhea

Nyeri dada pada pleuritis :

Simptom yang dominan adalah sakit yang tiba-tiba seperti ditikam dan diperberat oleh
bernafas dalam atau batuk. Pleura visceralis tidak sensitif, nyeri dihasilkan dari pleura
parietalis yang inflamasi dan mendapat persarafan dari nervus intercostal. Nyeri biasanya
dirasakan pada tempat-tempat terjadinya pleuritis, tapi bisa menjalar ke daerah lain :

1. Iritasi dari diafragma pleura posterior dan perifer yang dipersarafi oleh G. Nervuis
intercostal terbawah bisa menyebabkan nyeri pada dada dan abdomen.
2. Iritasi bagian central diafragma pleura yang dipersarafi nervus phrenicus
menyebabkan nyeri menjalar ke daerah leher dan bahu.

PENGOBATAN EFUSI PLEURA

1. Pengobatan Kausal

Pleuritis TB diberi pengobatan anti TB. Dengan pengobatan ini cairan efusi dapat
diserap kembali untuk menghilangkan dengan cepat dilakukan thoraxosentesis.

Pleuritis karena bakteri piogenik diberi kemoterapi sebelum kultur dan sensitivitas
bakteri didapat, ampisilin 4 x 1 gram dan metronidazol 3 x 500 mg. Terapi lain yang lebih
penting adalah mengeluarkan cairan efusi yang terinfeksi keluar dari rongga pleura
dengan efektif.

2. Thoraxosentesis, indikasinya :

Menghilangkan sesak yang ditimbulkan cairan

Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal

Bila terjadi reakumulasi cairan

Kerugiannya: hilangnya protein, infeksi, pneumothoraxs.

3. Water Sealed Drainage

Penatalaksanaan dengan menggunakan WSD sering pada empyema dan efusi maligna.

Indikasi WSD pada empyema :

Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi

Nanah terus terbentuk setelah 2 minggu

Terjadinva piopneumothoraxs

4. Pleurodesis

Tindakan melengketkan pleura visceralis dengan pleura parietalis dengan menggunakan


zat kimia (tetrasiklin, bleomisin, thiotepa, corynebacterium, parfum, talk) atau tindakan
pembedahan. Tindakan dilakukan bila cairan amat banyak dan selalu terakumulasi
kembali.
PENCEGAHAN

Lakukan pengobatan yang adekuat pada penyakit-penyakit dasarnya yang dapat


menimbulkan efusi pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih lengkap bila
diagnosa kausal belum dapat ditegakkan.

Medical

Subscribe

Dont miss about osx86, macintosh, jailbreak and unlock iPhone or Apple News.
Subscribe to 3rr0rists via email. Or grab the posts feed or comments feed. or just enter
your email address below. 100% Free and No SPAM.

E-mail Submit

Related Posts:

Trauma Thorax, Apa dan Bagaimana Penanganannya?


Parkinson Disease
Major Principles of Medical Ethics
Hipoksia
Rinitis Akut

Incoming Search :
efusi pleura,efusi pleura adalah,pleura,Effusi pleura,cairan pleura,patofisiologi
efusi pleura,komplikasi efusi pleura,etiologi efusi pleura,Komplikasi tbc,gejala
efusi pleura,anatomi pleura,Penatalaksanaan efusi pleura,pencegahan efusi
pleura,penyebab efusi pleura,efusi pluera,Epusi pleura,efusi fleura,pleura
adalah,pleura efusi,efusi,patofisiologi pleuritis,penyakit efusi
pleura,Isialgia,pemeriksaan fisik efusi pleura,prognosis efusi pleura,efusi
adalah,perbedaan transudat dan eksudat,patogenesis efusi pleura,lapisan
pleura,Tanda dan gejala efusi pleura,diagnosa efusi pleura,Efusi pleura
bilateral,efusi pleura tb,diagnosis efusi pleura,penanganan efusi pleura,efusi
plura,patofisiologi empiema,perbedaan eksudat dan transudat,pengobatan efusi
pleura,transudat dan eksudat,efusipleura,schwarte pleura,efusi pleura
tuberkulosis,Gejala klinis efusi pleura,efusi fluera,efusi pleura kanan,efusi
pleural,GANGGUAN PLEURA,anatomi efusi pleura,Evusi pleura,Efulsi
pleura,efusi plera,efusi flura,epusi fleura,pleuritis tuberkulosa,pleura
visceralis,penyakit yang menyebabkan efusi pleura,Epulsi pleura,analisa kasus
efusi pleura,efusi pleura pada tbc,apa itu efusi pleura,infusi pleura,cairan pleura
adalah,Pemeriksaan efusi pleura,pohon masalah efusi pleura,cara pencegahan
efusi pleura,pleura effusi,indikasi WSD,pluera,penatalaksanaan medis efusi
pleura,terapi efusi pleura,anatomi pada lapisan pleura,gejala effusi pleura,eufusi
pleura,efusi pleura menurut WHO,pencegahan penyakit efusi pleura,efusi
plaura,Penyebab effusi pleura,effusi pleura adalah,cairan efusi pleura,tbc efusi
pleura,gejala pleura,www efusi pleura,efusi pleura tbc,analisa cairan
pleura,jumlah normal cairan pleura,efusi pleura komplikasi,pemeriksaan
penunjang efusi pleura,kasus efusi pleura,penyakit Effusi pleura,perbedaan cairan
transudat dan eksudat,efusi fleura adalah,manifestasi klinik efusi pleura,effusi
kleura,penyebab penyakit efusi pleura,efusi pleura karena TB,pertanyaan efusi
pleura,eflusi fleura,fungsi cairan pleura pada paru-paru,indikasi merujuk efusi
pleura

10 Responses to Efusi Pleura


1. Timur Bagaskara Says:
February 18, 2009 at 1:53 pm

Salam.
Artikel anda sangat membantu saya untuk memahami apa yang saya derita selama
ini, saya menderita efusi pleura sejak th 1989 sudah 2 kali coba diambil dg jarum
suntik yg besar dan panjang tapi tidak berhasil. Menurut dokter yang menangani
saya harus dioperasi besar di mana resikonya juga besar dan memakan biaya
yang besar pula. Pertanyaan saya bagaimana kalau cairan yang ada di paru-paru
saya tersebut dibiarkan saja apakah akan membahayakan saya di kemudian hari
mengingat ini juga sudah terjadi lama sekali (sudah 20 tahun)? Apakah ada cara
penanganan tanpa operasi?

Reply

2. Rangga Says:
March 6, 2009 at 6:07 pm

Maaf Klo salah kamar Tolong dong bahas mengenai isialgia cara
mengatasi kata dokter saya kena isialgia katanya klo tambah parah harus
operasi gimana dong biar gak sampe operasi

cara penanganannya.. sementara ini saya pake korset lumbal.

terimakasih sebelumnya.

Reply

3. KattyBlackyard Says:
June 15, 2009 at 8:52 pm
Great post! Ill subscribe right now wth my feedreader software!

Reply

4. ira Says:
October 21, 2009 at 1:28 am

Mohon penjelasan penyakit yang diderita oleh isteri saya, dengan kondisi pasien
sebagia berikut :

1. Di bagian perut terdapat cairan yang setiap hari bertambah ( saran dokter
minum max. 600 cc / 24 jam )

2. cairan sudah menyebar di bagian paru-2, kandungan, dan bagian perut serta
pinggang kiri dan kanan

3. Berdasarkan tindakan dokter cairan yang berhasil dikeluarkan warna kuning


bening dan tidak berbau

4. sesak pada dada sebelah kiri

5. Analisa cairan asites Rivalta positive

6. Protein total 4, 10

7. Gokosa 107

8. LDH. 617

9. Albumin 2,7

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon info apa yang harus saya lakukan
dan solusi apa yang dapat segera dapat ditangani, terima kasih.

Reply

5. Novi Says:
November 7, 2009 at 4:32 am

apakah benar penderita efusi pleura tidak bisa meminum obat apabila dia juga
menderita penyakit liver? saudara saya sakit liver dan paru-paru dan hasil USG
maupun Ronsen menyimpulkan efusi pleura kanan dan sudah diambil cairannya
sekitar 1/2 liter. yang saya herankan pengobatan paru-parunya dihentikan sampai
livernya sembuh karena efek dari obat tersebut adalah ke livernya. apakah betul
begitu? karena saya tidak tega melihat dia yang setiap hari demam, susah nafas,
dan badan lemas. apakah penyakit tersebut terbilang bahaya? saya mohon
informasi yang sebanyak-banyaknya. terima kasih

Reply

6. elin Says:
November 11, 2009 at 4:09 am

ass.wr.wb

sy mau tanya, apakah ad cara menghilangkn cairan pleura akibat infeksi tetapi
tanpa ada alat2 medis yg menusuk tubuh ? misal melalui pengobatan herbal ato
olahrga mungkin? tlg bantuannya. trimaksih

wass.wr.wb

Reply

7. hoesni Says:
July 18, 2010 at 10:05 pm

terima kasih buat yang sudah posting ini.anda mendapat banyak pahala yang
terus mengalir karena bacaan ini selalu bermanfaat

Reply

o 3rr0rists Says:
July 19, 2010 at 4:50 am

@ hoesni
amin

Reply

8. kapusin Says:
December 18, 2010 at 1:11 pm

Bisa anda sebutkan literatur yang anda gunakan untuk menulis artikel?? Atau
setidaknya ketiklah nama anda secara benar supaya bisa dijadikan kepustakaan
dari internet. Selebihnya sih bagus banget gan!!!!

Reply

9. basmalah Says:
June 4, 2011 at 8:58 am
artikelnya membantu sekali ,bisa nambah pengetahuan dan jadi referensi atau
tambahan buat materi kuliah .terima kasih.

Reply

Leave a Reply
Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Submit Comment

Subscribe

Dont miss about osx86, macintosh, jailbreak and unlock iPhone or Apple News.
Subscribe to 3rr0rists via email. Or grab the posts feed or comments feed. or just enter
your email address below. 100% Free and No SPAM.

E-mail Submit

Advertise Here

Feature

Latest

Comments

Tags

Ultimate Jailbreak and Unlock Guide iOS 4.3.3 7:27 pm

How To Install Mac OS X Lion on PC 4:29 pm

How to Update OSx86 to 10.6.5 10:31 pm

How to use GFX Strings to activate your graphics card without driver
[Newbie] 6:19 pm

How To Install Snow Leopard Retail on a PC 7:15 am

Links

My wife Sri Trisnawaty. Another my personal blog (indonesia) Yoyo Sunaryo. Search
Engine for osx86 Don't Steal Mac. Apple News HypeQ, iPwn.US. Twitter @3rr0rists,
@HypeQcom. Security expert fl3xu5.

Anda mungkin juga menyukai