TINJAUAN PUSTAKA
Apabila
harus
diperiksa
hematokritnya
dan
bila
>50%
esophaguss,
penyakit
pankreas
dan
kegaanasan.
beberapa kasus, diagnosis efusi pleura ganas didasarkan pada sifat keganasan
secara klinis, yaitu cairan eksudat yang serohemoragik/ hemoragik, berulang,
masif, tidak respons terhadap antiinfeksi atau sangat produktif meskipun telah
dilakukan
torakosentesis
untuk
mengurangi
volume
cairan
intrapleura.
gangguan fungsi beberapa sitokin antara lain tumor necrosing factor- (TNF-),
tumor growth factor- (TGF-) dan vascular endothelial growth factor (VEGF).
Penulis lain mengaitkan efusi pleura ganas dengan gangguan metabolisme,
menyebabkan
hipoproteinemia
dan
penurunan
tekanan
osmotik
yang
2.4 Epidemiologi
Efusi pleura ganas terjadi paling banyak disebabkan oleh metastase tumor
di pleura yang berasal dari kanker paru dan kanker payudara sekitar 50 65%.
Kanker lain adalah limfoma, kanker yang berasal dari sistem gastrointestinal dan
genitourinaria sebanyak 25% sedangkan 7 - 15% tidak diketahui asalnya.
(Antunes, Neville; 2000)
Jenis Keganasan
Kanker paru
Insidens (%)
35
Kanker payudara
23
Adenokarsinoma
12
Leukemia/ limfoma
10
Traktus reproduksi
Traktus gastrointestinal
Traktus genitourinari
Lain-lain
2.5 Diagnosis
Diagnosis efusi pleura ganas dengan mudah dan cepat dapat ditegakkan
hanya dengan prosedur diagnosa dan alat bantu diagnostik yang sederhana,
misalnya berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, foto toraks dan torakosentesis
saja.
Perhimpunan
Dokter
Paru
Indonesia
dalam
alur
diagnosa
dan
Kelainan jasmani pada pemeriksaan jasmani timbul pada efusi pleura yang
mencapai volume 300 ml. Kelainan tersebut meliputi penurunan suara nafas yang
ditandai dengan perkusi redup, penurunan fremitus raba, pleural friction rub dan
pergeseran batas mediastinum kearah kontralateral efusi. (Rubins J, Colice G;
2001)
Foto toraks posteroanterior (PA) dibutuhkan untuk menyokong dugaan
efusi pleura pada pemeriksaan fisik dan jika volume cairan tidak terlalu banyak
dibutuhkan foto toraks lateral untuk menentukan lokasi cairan secara lebih tepat.
USG toraks sangat membantu untuk memastikan cairan dan sekaligus
memberikan penanda (marker) lokasi untuk torakosintesis dan biopsi pleura. Pada
efusi pleura ganas dengan volume cairan sedikit dan tidak terlihat pada foto toraks
dapat dideteksi dengan CT-scan toraks. Magnetic resonance imaging (MRI) tidak
terlalu dibutuhkan kecuali untuk evaluasi keterlibatan dinding dada atau ekstensi
transdiafragmatic pada kasus mesotelioma dan prediksi untuk pembedahan.
Diagnosa pasti efusi pleura ganas adalah dengan penemuan sel ganas pada cairan
pleura (sitologi) atau jaringan pleura (histologi patologi). Jika dengan pencitraan
tidak ditemukan tumor primer intratoraks maka perlu dilakukan bronkoskopi
untuk melihat tanda keganasan (mukosa infiltratif atau tumor primer) pada lumen
bronkus atau penekanan dinding bronkus oleh massa sentral di rongga toraks.
(Syahruddin E dkk; 2009)
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan efusi pleura ganas harus segera dilakukan sebagai terapi
paliatif setelah diagnosis dapat ditegakkan. Tujuan utama penatalaksanaan segera
ini adalah untuk mengatasi keluhan akibat volume cairan dan meningkatkan
Teknik Pleurodesis
Teknik pleurodesis diklasifikasikan menjadi 2 aspek , yaitu :
1. Aspek Mekanis
Untuk menghasilkan perlekatan antara lapisan pleura parietal dengan
pleura viseralis diperlukan evakuasi udara dan cairan secara sempurna.
Obstruksi oleh bekuan dapat dicegah dengan penggunaan selang dada.
Penggunaan selang dada yang dipasang sebelum tindakan dilakukan, serta
meninggalkannya beberapa waktu (untuk monitoring paska tindakan)
dapat meningkatkan keberhasilan.
2. Aspek Biologis
Agar terjadi perlekatan yang sempurna, permukaan pleura harus teriritasi
baik secara mekanik maupun dengan pemberian agen sklerosis. Selain itu,
telah berkembang konsep baru yaitu peran fungsional respon mesothelium
terhadap stimulus sklerosis.
Agen Sklerosis
Agen sklerosis ideal yang dapat digunakan untuk pleurodesis harus efektif,
murah, aman dan mudah diperoleh. Namun tidak ada agen yang ideal, semuanya
berbeda tingkat keberhasilan dan efek samping yang timbul. Ada lebih dari 30
jenis agen sklerosis yang digunakan untuk prosedur pleurodesis, diantaranya
adalah povidon iodin dan bleomycin. (Amin Z, Masna IAK; 2007)
1. Povidon Iodin
Povidon iodin merupakan antiseptik topikal. Povidon iodin merupakan
bahan yang efektif, murah, aman dan mudah diperoleh. Povidon iodin
diabsobsi dengan baik pada permukaan mukosa yang mungkin berperan
sedikit
Meknisme.dengan
metabolisme
menggunakan
dan
dieksresikan
povidon
iodin
melalui
dimana
urine.
aktivitas
rata-rata 61%. Efek samping yang terjadi adalah demam, sakit dada, dan
mual. (Antunes dkk; 2003)
Definisi Sukses atau Gagalnya pleurodesis pada Efusi Pleura Ganas
Rendahnya pH cairan pleura (nilai pada atau dibawah pH 7,28 )
merupakan tanda terjadinya peningkatan aktivitas metabolik dari kumpulan
tumor pleura, yang berhubungan dengan peningkatan bagian terbesar tumor,
rendahnya pH cairan pleura diperediksi pleurodesis gagal pada efusi pleura
ganas. (Venugopal; 2007)
Baru-baru ini, Joint Task Force dari American Thoracic Society and
European Respiratory Society membuat suatu penyataan tentang konsensus
pengelolaan efusi pleura ganas. Menurut pernyataan ini defenisi ini
diusulkan
a. Sukses Pleurodesis :
- Sukses komplit : Membaiknya gejala jangka panjang berhubungan
dengan efusi tersebut, dimana tidak adanya cairan terakumulasi kembali
terlihat dari foto toraks sampai pasien mati.
- Sukses partial : Berkurangnya sesak nafas berhubungan dengan efusi
tersebut, dimana cairan terakumulasi kembali kurang dari 50 % terlihat
secara foto toraks dan tidak lagi diperlukan tindakan torakosintesis pada
pasien selama hidup.
b. Gagal Pleurodesis : Tidak berhasil pleurodesis, tidak seperti yang
didefinisikan diatas.
Pleurodesis merupakan tindakan yang invasif sehingga tidak
dianjurkan untuk pasien dengan harapan hidup yang singkat. Parameter