Anda di halaman 1dari 36

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN Dipresentasikan Oleh :

INFORMASI DAN PENENTUAN Apt. Octo R.P., S.Farm., M.M.

INDIKATOR Universitas Ngudi Waluyo


IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI DAN PENENTUAN
INDIKATOR
Bila Anda seorang Kepala Puskesmas, dan kemudian ditanya,
“Seberapa efektifkan Program Puskesmas Kita?”
“Apakah program ini perlu ditingkatkan kembali di tahun depan?”
“Apakah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah kerja Puskesmas kita sudah
mencapai target?”

MEMBUTUHKAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK


PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI DAN PENENTUAN
INDIKATOR
“Apakah Program terkait Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular di Puskesmas Kita sudah
baik?”
Untuk menjawabnya kita butuh INFORMASI. Informasi yang dibutuhkan : Jumlah Penemuan kasus dan
Pennggulangan penyakit menular (seperti Kusta, Diare, Pnemuomia, leptospiosis dan penyakit menular
lainnya).
Untuk mendapatkan sebuah informasi, kita membutuhkan INDIKATOR. Yang dapat mengukur secara
spesifik sehingga diperoleh informasi yang akurat
 Persentase kab/kota dengan peningkatan penemuan kasus penyakit menular
 Persentase kab/kota dengan penurunan kasus penyakit menular
 Persentase kab/kota dengan penemuan kasus baru kusta
Persentase kab/kota dengan penemuan kasus baru diare balita
Persentase kab/kota dengan penemuan kasus baru leptospirosis
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI DAN PENENTUAN
INDIKATOR
Perumusan kebutuhan informasi dan indikator dilakukan atas
dasar analisis fungsi terhadap pelayanan kesehatan,
dengan fokus pada manajemen pasien/klien, manajemen
unit kesehatan, dan manajemen sistem kesehatan.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI DAN PENENTUAN
INDIKATOR
Kerangka Umum :
Langkah ke-1 : Melaksanakan analisis fungsi di setiap tingkatan manajemen dan
admistrasi kesehatan.
Langkah ke-2 : Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan memilih indikator
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFORMASI
DAN PENENTUAN INDIKATOR : ANALISIS
FUNGSI MANAJEMEN
Analsis fungsi ini difokuskan kepada :
 masalah-masalah kesehatan prioritas,
 tujuan dan strategi untuk memecahkannya
 Program dan pelayanan unggulan untuk mengatasi dan mencegah masalah
kesehatan prioritas tersebut
 Pelaksana (pemerintah maupun swasta/masyarakat) dan sumber daya yang sangat
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan unggulan
 Proses manajemen yang penting untuk merencanakan, memantau dan
mengendalikan pelayanan kesehatan serta sumberdayanya
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFORMASI
DAN PENENTUAN INDIKATOR
Berdasaran program dan pelayanan kesehatan unggulan serta sumber daya yang
sudah ditentukan, kemudian dilakukan identifikasi informasi yang relevan.
Indikator yang ditetapkan hendaklah tepat, khas dan memiliki kemampuan
mengukur informasi secara baik.
Pertimbangkan mengenai cara pengumpulan data : penentuan sumber data,
ketersediaan sumber daya untuk mengumpulkan data tersebut, frekuensi
pengumpulan, cara mengolah datanya dan lain-lain.
ANALISA FUNGSI
MANAJEMEN
Tingkat Fungsi-Fungsi Manajemen
Administrasi Manajemen Sistem Manajemen Unit Manajemen
Kesehatan Kesehatan Pasien/Klien
Kecamatan Tidak ada Puskesmas Puskesmas
Kabupaten/Kota Dinkes RS Pemda dan RS Pemda dan
Swasta Swasta
Dinkes Dinkes
Provinsi Dinkes RS Pemda dan RS Pemda dan
Swasta Swasta
Dinkes Dinkes
FUNGSI MANAJEMEN DI
PUSKESMAS
Manajemen Pasien/Klien Kegiatan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu
(i) pelayanan kesehatan individu, yang biasanya dilakukan di dalam
gedung Puskesmas, dan
(ii) pelayanan kesehatan masyarakat, yang biasanya dilakukan di luar
gedung Puskesmas.
FUNGSI MANAJEMEN DI
PUSKESMAS : PASIEN/KLIEN
Adapun fungsi manajemen pasien yang seyogianya diberi prioritas untuk
didukung oleh Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas tersebut adalah
sebagai berikut:
Pelayanan kesehatan individu (dalam gedung): (1) Manajemen pasien/klien
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA & KB),
(2) Manajemen pasien/klien pelayanan gizi, (3) Manajemen klien pelayanan
imunisasi, dan (4) Manajemen pasien/klien pelayanan pengobatan
Pelayanan kesehatan masyarakat (luar gedung): (1) Manajemen klien
penyuluhan kesehatan masyarakat, (2) Manajemen pasien/klien
pemberantasan penyakit menular, dan (3) Manajemen klien upaya penyehatan
lingkungan.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN UNIT
PUSKESMAS
Manajemen Unit Puskesmas
Sebagai manajer Puskesmas, Kepala Puskesmas melakukan manajemen
terhadap penyelenggaraan pelayanan-pelayanan kesehatan oleh
Puskesmas.
Tujuannya : mengetahui seberapa jauh mutu pelayanan-pelayanan itu
secara umum dan bagaimana efektivitas dan efisiensinya. Oleh karena
dukungan Sistem Informasi Kesehatan difokuskan dulu kepada fungsi-
fungsi manajemen pasien/klien tersebut di atas, maka fungsi
manajemen unit Puskesmas pun akan mengikuti pola itu.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN UNIT
PUSKESMAS
Manajemen unit Puskesmas yang akan mendapat prioritas dukungan
dari Sistem Informasi Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Manajemen pelayanan KIA & KB, pelayanan gizi, penyuluhan
kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, dan pengobatan.
2. Manajemen sumber daya tenaga kesehatan, obat, sarana, dan
keuangan untuk pelaksanaan pelayanan KIA & KB, pelayanan gizi,
penyuluhan kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, dan pengobatan.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN PASIEN / KLIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH
Manajemen Pasien/Klien Rumah Sakit pada dasarnya merupakan
unit pelayanan kesehatan rujukan, sehingga fungsi utamanya
adalah melaksanakan pelayanan medik.
Banyak kegiatan pelayanan medik yang diselenggarakan di RSUD
Kabupaten/ Kota. Namun yang kiranya perlu mendapat prioritas
dukungan dari Sistem Informasi Kesehatan adalah: (i) Pelayanan
Rawat Jalan, (ii) Pelayanan Rawat Inap, (iii) Pelayanan Rawat
Darurat, (iv) Pelayanan Penunjang Medik (terutama: gizi, farmasi.
laboratorium, dan radiologi), dan (v) Pelayanan Kamar Operasi.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN UNIT DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH
Manajemen unit Rumah Sakit yang akan mendapatkan prioritas
dukungan Sistem Informasi Kesehatan adalah :
Manajemen pelayanan Rawat jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat,
penunjang Medik dan Kamar Operasi.
Manajemen Sumber daya tenaga kesehatan, obat, sarana, dan
keuangan untuk pelaksanaan Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat
darurat, Penujang medik dan Kamar Operasi.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN PASIEN / KLIEN DI DINAS
KESEHATAN
(i) Penyehatan lingkungan tempat-tempat umum,
(ii) Penyehatan lingkungan permukiman,
(ii) Pembinaan kesehatan kerja di kantor/ perusahaan,
(iv) Surveilans epidemiologi penyakit dan penanggulangan wabah,
(v) Kewaspadaan pangan dan gizi,
(vi) Penanggulangan penyalahgunaan napza,
(vii) Pembinaan mutu dan keamanan industri rumah tangga makanan dan
minuman, dan
(viii) Pembinaan terhadap pengobatan tradisional.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN UNIT DI DINAS
KESEHATAN
1. Manajemen pelayanan penyehatan lingkungan tempat-tempat
umum, penyehatan lingkungan permukiman, pembinaan kesehatan
kerja di kantor/perusahaan, surveilans epidemiologi penyakit dan
penanggulangan wabah, kewaspadaan pangan dan gizi,
penanggulangan penyalahgunaan napza, pembinaan mutu dan
keamanan industri rumah tangga makanan dan minuman,
pembinaan terhadap pengobatan tradisional.
2. Manajemen sumber daya tenaga kesehatan, peralatan, dan
keuangan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut.
FUNGSI MANAJEMEN : FOKUS
MANAJEMEN SISTEM KESEHATAN DI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
1. Pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota: (i) Derajat
kesehatan, (ii) Lingkungan sehat, (iii) Perilaku sehat, dan (iv) Pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
2. Kinerja Kerjasama Lintas Sektor: Sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki Kabupaten/Kota di bidang kesehatan, maka kinerja sektor kesehatan
dalam rangka mencapai Visi Pembangunan Kesehatan meliputi; (i)
Perencanaan kesehatan, (ii) Pendayagunaan tenaga kesehatan, (iii)Pembinaan
dan pengendalian sarana kesehatan, (iv) Pembinaan pembiayaan kesehatan
melalui JPKM/Askes/Dana sehat, (v) Penyediaan obat pelayanan kesehatan
dasar esensial, (vi) Koordinasi dan bimbingan kegiatan Puskesmas,
(vii)Pelayanan perawatan pasien di Rumah Sakit, (viii) Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan, serta (ix) Penelitian dan pengembangan
kesehatan.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI: MANAJEMEN PASIEN /
KLIEN PUSKESMAS
Manajemen Pasien/Klien Pengambil Keputusan Informasi yang dibutukan
KIA dan KB Bidan Pasien ibu; Keadaan pasien bayi/anak
Gizi Pelaksana Gizi Keadaan Gizi pasien/klien
imunisasi Juru imunisasi Kekebalan pasien/klien
Pengobatan Dokter Keadaan pasien/klien pengobatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat Penyuluh kesehatan Persebaran strata PHBS dari keluarga-
keluarga pasien/klien di wilayah kerja
Pemberantasan penyakit menular Petugas peberantasan penyakit Persebaran kasus penyakit di masyarakat
menular wilayah kerja
Penyehatan lingkungan sanitarian Persebaran rumah, kakus, pembuangan
sampah, persediaan air sehat di wilayah
kerja
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI : PUSKESMAS
Manajemen Unit Pengambil Informasi yang Dibutuhkan
Puskesmas Keputusan
KIA dan KB Kepala Puskesmas Seberapa banyak kematian ibu & bayi di wilayah kerja. ; Seberapa banyak ibu hamil
berkunjung ke Pusk. (Kl, K4). ; Seberapa banyak ibu melahirkan ditolong Pusk. ;
Seberapa banyak bayi dan anak yang dibawa berkunjung ke Puskesmas. ; Seberapa
banyak peserta KB di antara PUSKESMAS
Gizi Kepala Puskesmas Persebaran status gizi ibu hamil yg berkunjung ke Pusk.; Persebaran status gizi bayi dan
anak yang berkunjung ke Puskesmas
Imunisasi Kepala Puskesmas Seberapa banyak bayi, anak balita, ibu hamil tlh imunisasi.; Pola penyakit yang diobati
di Puskesmas.
Pengobatan Kepala Puskesmas Persebaran kasus penyakit di masyarakat wilayah kerja.
Seberapa banyak masyarakat wilayah kerja yang berobat ke Puskesmas.
Penyuluh Kesehatan Kepala Puskesmas Persebaran Strata PHBS dari keluarga pasien/klien. ; Seberapa aktif kegiatan
Masyarakat penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas. ; Persebaran kasus penyakit di masyarakat
wilayah kerja.
Peberantasan Penyakit Kepala Puskesmas Seberapa aktif kegiatan pemberantasan penyakit oleh Puskesmas. ; Persebaran rumah,
Menular kakus, pemb.sampah, persediaan air
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI : MANAJEMEN SISTEM
KESEHATAN DINAS KESEHATAN
Aspek Visi Pengambil Informasi yang dibutuhkan
Keputusan
Derajat kesehatan Forum Kerjasama Besarnya masalah kematian bayi, ibu dan anak balita
LS Besarnya masalah penyakit tertentu
Status gizi masyarakat
Perilaku Sehat Forum Kerjasama Pelaksanaan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
LS
Lingkungan Sehat Forum Kerjasama Kondisi kesehatan perumahan penduduk
LS
Pelayanan Forum Kerjasama Kecukupan tersedianya sarana pelayanan kesehatan
Kesehatan yang LS Banyaknya masyarakat yang menggunakan sarana pelayanan
bermutu dan kesehatan
terjangkau
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI : MANAJEMEN SISTEM
KESEHATAN DINAS KESEHATAN
Kegiatan Kerja sama LS Penngambil Informasi yang dibutuhkan
Keputusan
Perencanaan kesehatan Forum lintas sektor Seberapa besar perhatian terhadap kesehatan
Pendayagunaan tenaga kesehatan Forum lintas sektor Kecukupan jumlah berbagai jenis tenaga kesehatan
Pembinaan dan pengendalian sarana kesehatan Forum lintas sektor Keaktifan pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan
Pelayanan pembiayaan kesehatan melalui JPKM/Askes/Dana Forum lintas sektor Keberhasilan pembinaan Bapel
Sehat
Penyediaan obat pelayanan kesehatan dasar essensial Forum lintas sektor Kecukupan persediaan obat pelayanan kesehatan dasar esensial
Koordinasi dan bimbingan kegiatan puskesmas Forum lintas sektor Kinerja kegiatan Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Imunisasi, pengobatan,
PKM, Kesling)
Pelayanan perawatan pasien di RS Forum lintas sektor Mutu dan pemanfaatan rawat jalan dann rawat inap RS
Pengembangan SIK Forum lintas sektor Perkembangann Sistem Informasi Kesehatan
Penelitian dan pengembangan kesehatan Forum lintas sektor Ketersediaan dana untuk penelitian dan pengembangan kesehatan
Promosi/Konseling KB dan pembinaan keluarga Forum lintas sektor Keaktifan kegiatan proosi dan konseling KB.
Keaktifan kegiatan pembinaan keluarga
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
INFORMASI : MANAJEMEN SISTEM
KESEHATAN DINAS KESEHATAN
Kegiatan Kerja sama LS Penngambil Informasi yang dibutuhkan
Keputusan
Peningkatan Usaha Kesehatan Sekolah Forum lintas sektor Keaktifan kegiatan UKS di sekolah dan madrasah
Promosi ksehatan lingkunga di tempat ibadah, pesantren dan Forum lintas sektor Keaktifan kegiatan promosi kesehatan lingkungan di tempat ibadah,
majelis taklim pesantren, dan majelis taklim
Intensifikasi pertanian tanaman pangan dan peternakan Forum lintas sektor Keberhasilan intensifikasi tanaman pangan dan peternakan
Pemenuhan kebutuhan air bersih Forum lintas sektor Keberhasilan upaya pemenuhan kebutuhan masyaraat akan air bersih
Pengelolaan sampah Forum lintas sektor Keberhasilan pengelolaan sampah
Pencegahan pencemaran oleh industri kecil Forum lintas sektor Keberhasilan upaya pencegahan pencemaran oleh industri kecil
Pengembangan koperasi sebagai bapel JPKM Forum lintas sektor Keberhasilan pengembangan koperasi sebagai Bapel JPKM
Penertiban/pembinaan wanita tuna susila Forum lintas sektor Keberhasilan penertiban / pembinaan WTS
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta lingkup Forum lintas sektor Kinerja pelayanan kesehatan swasta yang diselenggarakan
Kab/Kota
PENETAPAN INDIKATOR
 Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau terjadi dari waktu ke waktu.
 Indikator sedapat mungkin harus mengarah pada tindakan yang
dilakukan.
 Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif, dan
umumnya terdiri dari pembilang (numerator) dan penyebut
(denominator). Pembilang adalah jumlah kejadian yang diukur,
sedangkan penyebut adalah besarnya populasi sasaran berisiko
dalam kejadian yang bersangkutan
JENIS INDIKATOR
 Indikator berbentuk absolut
 Indikator yang hanya berupa pembilang saja, yaitu jumlah dari sesuatu hal
atau kejadian. Biasanya digunakan untuk sesuatu yang sangat jarang,
seperti kasus meningitis di Puskesmas
 Indikator berbentuk proporsi
 Indikator yang nilai resultantenya dinyatakan dalam persen karena
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Misanya proporsi
Puskesmas yang memiliki dokter terhadap seluruh Puskesmas yang ada.
PENETAPAN INDIKATOR
 Indikator rate :
 Indikator yang menunjukkan frekuensi dari suatu kejadian dari waktu (periode)
tertentu. Biasanya dinyatakan dalam bentuk per 1000 atau per 100.000 populasi
(konstanta atau k). Angka atau rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk
melihat kejadian penyakit karena angka merupakan ukuran yang paing jelas
untuk meunjukkan probabilitas atau resiko dari penyakit dalam suatu masyarakat
dalam periode tertentu. Misalnya angka malaria di kalangan anak balita yang
dihasilkan dari pembagian jumlah kasus malaria anak balita (pembilang) oleh
jumlah populasi anak balita di pertengahan tahun (penyebut).
 Indikator berbentuk rasio adalah indikator yang pembilangnya bukan merupakan
bagian dari penyebut. Misalnya rasio bidan terhadap penduduk suatu Kabupaten.
PENETAPAN INDIKATOR
Informasi Indikator
Informasi tentang kesakitan masyarakat di Kab/Kota Angka kesakitan penyakit-penyakit penting
Informasi tentang status gizi masyarakat Kab/Kota Proporsi anak balita dengan gizi baik
Informasi tentang seberapa banyak sekolah bebas Persentase sekolah tanpa pecandu NAPZA
penyalahgunaan NAPZA
Infomasi tentang seberapa banyak sarana kesehatan Rasio tiap jenis sarana kesehatan terhadap penduduk
telah tersedia di kab/kota
Informasi tentang seberapa banyak penduduk Kab/Kota Persentase penduduk peserta JPKM/Dana Sehat/Askes
ikut JPKM/Dana Sehat/Asuransi Kesehatan
Informasi tentang pengawasan kesehatan lingkungan Persentase tempat umum yang diawasi
tempat umum
Informasi tentang keberhasilan upaya surveilans dan Persentase kecamatan tanpa wabah
pencegahan wabah
CONTOH KASUS (KASUS DI
PUSKESMAS)
Seorang Kepala Puskesmas Kota X ingin mengetahuhi mengenai efektifitas program
“Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional” yang ada di Puskesmas tersebut. Tentukan
informasi yang dibutuhkan dan indikator untuk mengukur informasi tersebut.
Informasi yang ingin Indikator Definisi Operasional Target
diperoleh
Informasi mengenai efektifitas Persentase UCI (Universal Seberapa banyak daerah yang sudah 100%
vaksin child imunization) desa divaksinasi lengkap dimana minimal
80% di daerah tersebut mendapatkan
imunisasi dasar lengkap
Informasi mengenai jumlah bayi Persentase bayi dengan Seberapa banyak bayi (0-11 bulan) di 100%
dengan imunisasi lengkap imunisasi lengkap di wilayah wilayah kerja yang mendapatkan
kerja imunisasi lengkap
CONTOH KASUS (KASUS DI
PUSKESMAS)
Seorang Kepala Puskesmas ingin mengetahui mengenai kondisi status gizi masyarakat wilayah
kerjanya. Kepal Puskesmas ingin mengetahui sebagai dasar perancangan program perbaikan
gizi pada ibu hamil dan balita wilayah kerja Puskesmas tersebut. Tentukan informasi yang
dibutuhkan dan indikator yg dibutuhkan kepala puskesmas untuk mengukur informasi tersebut.
Informasi yang ingin Indikator Perhitungan (numerator/denominator)
diperoleh
Status Gizi dan Perbaikan Pemberian Kapsul Vitamin A Jumlah balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
Gizi ibu hamil dan balita (dosis 200.000 SI) pada balita dibagi Jumlah seluruh balita 6-59 bulan dikali 100%
2x/tahun
Pemberian tablet besi (90Tablet) Jumlah ibu hamil yang mendapat suplementasi tablet besi
pada ibu hamil dibagi jumlah seluruh ibu hamil dikali 100%
Jumlah balita gizi buruk Jumlah balita gizi buruk dibagi jumlah keseluruhan balita
pada kurun waktu yag sama dikali 100%
Jumlah balita gizi kurang Jumlah balita gizi kurang dibagi jumlah keseluruhan balita
pada kurun waktu yag sama dikali 100%
CONTOH KASUS (KASUS DI
PUSKESMAS)
Seorang Kepala Puskesmas ingin mengetahui mengenai efektifitas status pelayanan
penyakit Tuberkolosis di Puskesmas tsb. Tentukan informasi yang dibutuhkan dan
indikator yang dibutuhkan kepala puskesmas untuk mengukur informasi tersebut
sehingga diketahui efektifitas program pengobatan Tuberkolosis di Puskesmas tersebut!
Informasi yang Satuan Perhitungan (numerator/denominator)
ingin diperoleh
TB-Paru Cakupan pengobaan semua kasus TB yang diobati Jumlah seluruh kasus TB yang diobati dan
(Case detection rate) dilaporkan dibagi perkiraan jumlah semua kasus
TB (insiden) di wilayah kerja dikali 100%
Angka notifikasi semua kasus TB yang diobati Jumlah semua kasus TB yang diobati dan
(case notification rate) diaporkan dibagi jumlah penduduk yang ada di
suatu wilayah tertentu (dinyatakan dalam
/100.000 penduduk)
Angka keberhasilan pengobatan TB semua kasus Jumlah semua kasus TB yang sembuh dan
pengobatan lengkap dibagi jumlah semua kasus
TB yang diobat di dan dilaporkan
CONTOH KASUS (KASUS DI
PUSKESMAS)
Seorang Kepala Puskesmas ingin mengetahui mengenai efektifitas pengobatan
penyakit menular seksual dan HIV/AIDS di wilayah kerjanya. Tentukan informasi
yang dibutuhkan dan indikator yang dibutuhkan kepala puskesmas untuk mengukur
informasi tersebut sehingga diketahui kinerja pelayanan PMS dan HIV/AIDS di
Puskesmas tersebut!

Informasi yang ingin Indikator Target sasaran


diperoleh
Pengobatan PIMS dan Akupan ODHA yang Jmlah ODHA yang mejalani pengoaban ARV minimal 6 bulan
HIV/AIDs mengalami supresi virus (viral yang diperilsa degnan viral load <1000 kopi/ml dibagi jumlah
Load <1000 kopi/ml) ODHA yang menjalani pengbatan ARV dikali 100%
Cakupan ODHA dalam Jumlah orang dengan HIV AIDS (ODHA) yang sedang
pegobatan ARV (ODHA on menajalani terapi obat Anti Retro Virus (ARV) terus menerus
ART) (ODHA on ART) dibagi dengan jumlah estimasi ODHA dalam
kurun waktu tertentu dikali 100%.
CONTOH KASUS (KASUS DI
RUMAH SAKIT)
Seorang Direktur Rumah Sakit ingin mengetahui kinerja POKJA “standar
keselamatan pasien” di Rumah sakitnya. Informasi ini dibutuhkan untuk mengelola
sistem di Rumah Sakit sehingga tidak ada pasien yang mengalami insiden di Rumah
sakit. Tentukan informasi yang dibutuhkan dan indikator yang dibutuhkan oleh
Direktur Rumah Sakit tersebut!
Informasi yang Indikator Klinis Target
ingin diperoleh sasaran
Penerapan Standar Persentase Terpasangnya gelang identitas pasien di rumah sakit 100%
Keselamatan Pasien Keatuhan DPJP untuk menandatangani stempel konfirmasi TBAK (Tulis, Baca, 100%
di Rumah Sakit kofirmasi)
Keamanan penyimpanan dan pelabelan obat high alert oleh Farmasi 100%
Kepatuhan pelaksanaan site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan 100%
operasi
Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan enam 100%
langkah dan 5 momen
Kepatuhan memasang gelang resiko jatuh 100%
CONTOH KASUS (KASUS DI
RUMAH SAKIT)
Seorang Direktur Rumah Sakit ingin mengetahui kinerja area klinis di Rumah
Sakitnya. Informasi ini dibutuhkan untuk mengelola sistem di Rumah Sakit pada
area klinis sehingga pelanan yang diberikan Rumah Sakit selalu prima dan baik.
Tentukan informasi yang dibutuhkan dan indikator yang dibutuhkan oleh Direktur
Rumah Sakit tersebut!

Area Indikator Klinis Target


sasaran

Assesmen pasien Pasien stroke iskemik atau hemoragik yang telah dikaji untuk mendapatkan 100%
pelayanan rehabilitasi
Pelayanan laboratorium Waktu tunggu pelaporan hasil pemeriksaan kritis laboratorium < 30 menit 100%
Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax < 3 jam > 80%
Prosedur bedah Keselamatan pasien emergensi osbstetrik yang dilakukan prosedur bedah di RS 100%
Penggunaan antibiotika dan obat lainnya Penuisan resep obat sesuai dengan formulaium nasional oleh dokter > 80%
Kesalahan medikasi (medication error) dan Kesalahan Penulisan resep 0%
kejadian nyaris cidera (KNC)
CONTOH KASUS (KASUS DI
RUMAH SAKIT)
Seorang Direktur Rumah Sakit ingin mengetahui kinerja area klinis di Rumah
Sakitnya. Informasi ini dibutuhkan untuk mengelola sistem di Rumah Sakit pada
area klinis sehingga pelayanan yang diberikan Rumah Sakit selalu prima dan baik.
Tentukan informasi yang dibutuhkan dan indikator yang dibutuhkan oleh Direktur
Rumah Sakit tersebut!
Area Indikator Klinis Target
sasaran
Penggunaan anestesi dan sedasi Pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan 100%
anestesi umum
Pnggunaan darah dan produk darah Kejadian reaksi alergi pada saat kegiatan transfusi darah 0,01%
Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis Kelangkapan pengisian rekam medik 24 jam sejak setelah selesai pelayanann 100%
pasien rawat inap
Pencegahan dan pengendalian infeksi, Kepatuhan petugas menggunakan APD saat melakukan tugas 100%
surveilans dan pelaporan
Riset klinis Respon time pengurusan surat ijin penelitian dalam 3 hari. > 80%
CONTOH KASUS (KASUS DI
DINKES)
Seorang Kepala Dinas Kesehatan Di Kabupaten Semarang ingin mengetahui kinerja
Dinas Kesehatan dalam Upaya Visi “Penurunan angka kesakitan akibat penyakit
menular dan tidak menular”. Indikator apa yang dapat digunakan untuk menganalisis
kinerja Dinas Kesehatan tersebut?
Sasaran Indikator Klinis Perhitungan (Numerator/Denominator)
Menurunnya angka kesakitan Incidet rate Demam berdarah Dengue Jumlah kasus DBD dibagi jumla penduduk dikali 100.000
akibat penyakit menular dan Incident rate diare Jumlah kasus diare dibagijumlah perkiraan kasus diare dikali 1.000
tidak menular
Prevalensi tuberculosis TB Jumlah penderita TB dibagi jumlah penduduk dikali 100%
Prevalensi Hipertensi Jumlah penderita Hipertensi dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas dikali 100%
Prevalensi Diabetes Melitus Jumlah penderita DM dibagi jumlah penduduk diatas 15 tahun dikali
100%
CONTOH KASUS (KASUS DI
DINKES)
Dinas Kesehatan Kota X memiliki program “Peningkatan derajat Kesehatan dan gizi
ibu dan anak di tahun 2020’. Di awal Tahun 2021, Kepala Dinas Kesehatan
diharuskan membuat laporan untuk mengevaluasi program tersebut. Maka Informasi
dan indikator yang diperlukan oleh Kepala Dinas Kesehatan tersebut adalah :

Sasaran Indikator Klinis Perhitungan (Numerator / Denominator)


Meningkatnya status AKI (angka kematian ibu) Jumlah ibu yang meninggal kaena hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah pada
kesehatan dan gizi ibu dan kurun waktu tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun
anak waktu yang sama dikali 100%
AKB (angka kematian Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu
bayi) tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang
sama dikali 100%
Persentase Baduta (Bayi di Jumlah Baduta (anak umur di bawah 2 tahun) yang pendek (stunting) dalam
bawah 2 tahun) Stunting kurun waktu tertentu dibagi seluruh Baduta yang dikuru pada waktu yag sama
dikali 100%
KESIMPULAN
Dalam pengambilan keputusan, kita harus mengidentifikasi kebutuhan informasi
yang akan kita ambil sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam pengumpulan data dan informasi tersebut, kita memerlukan variabel yang
dapat diukur, untuk mengevaluasi data dari waktu ke waktu (yang disebut indikator).
Indikator harus dapat menggambarkan informasi yang ingin kita dapatkan, terukur,
dan bersifat kuantitatif (biasanya dapat berupa proporsi, persentase, atau rasio).

Anda mungkin juga menyukai