Anda di halaman 1dari 9

Mengendalikan kegugupan (Demam panggung)

Demam panggung seringkali menjadi kendala bagi kita untuk menyampaikan


informasi pada orang lain (pendengar). Semua orang pasti pernah merasakan hal
tersebut karena demam panggung merupakan hal yang wajar saat kita melakukan
pembicaraan di depan audience atau orang banyak. Ketika kita tidak terbiasa tampil
di depan umum dengan tidak memiliki pengalaman, rasa gugup dan nervous
tersebut akan muncul sehingga informasi yang ingin kita sampaikan kepada
sekelompok audience tidak tersalurkan secara maksimal dan pendengarpun kurang
bisa menangkap isi materi atau pesan yang kita sampaikan tersebut.

Demam panggung merupakan perasaan (keadaan) tidak nyaman pada diri kita
ketika kita berada di depan orang banyak dan kita akan menyampaikan informasi
(pesan) kepada sekelompok audience atau pendengar. Keadaan tidak nyaman
tersebut secara spontan akan timbul pada diri kita, bisa berupa anggota tubuh
bergetar, detak jantung yang sangat cepat, keluar keringat dingin pada telapak
tangan dan kaki, mendadak mules atau sakit perut, bahkan bisa saja tiba-tiba kaki

menjadi keram karena sangat gugup.

Selain sebagaio kendala dan rasa ketidaknyamanan demam panggung


sebenarnya baik bagi kita agar memacu adrenalin kita sehingga terpompa ke seluruh
tubuh yang mengakibatkan kita lebih siap dan siaga sehingga kita akan lebih
berkonsentrasi dan mantap menyampaikan pesan kepada sekelompok audience

(pendengar).

Demam panggung terjadi karena 3 penyebab utama, antara lain :

1. Orang takut akan kegagalan


Takut gagal seringkali terjadi karena kita kurang siap dengan materi
atau kata-kata yang ingin kita sampaikan secara verbal. Selain itu kita juga
kurang berlatih menyampaikan secara lisan pesan yang hendak kita sampaikan.
Untuk mengatasi hal tersebut kita harus benar-benar mempersiapkan
secara lengkap bagaimana kita mengolah kata/bahasa misalnya sistematis,
singkat, padat dan jelas. Yang lebih penting kita harus terus berlatih dan
mempraktekkan sendiri secara lisan materi yang hendak kita sampaikan baik di
depan cermin, menghafal di kamar mandi atau ketika kita melakukan kegiatan-
kegiatan yang kita sukai seperti memancing dll. Agar kita mantap
menyampaikan materi dan ada inspirasi-inspirasi baru sehingga tipis
kemungkinan kita akan gagal.
2. Orang takut kelihatan bodoh
Ketika kita takut kelihatan bodoh, kita ingin sekali kelihatan sempurna di
depan audience saat kita menyampaikan pesan atau materi, tetapi jika kita
tidak terbiasa tampil di depan umum kita akan salah tingkah, malu dan merasa
audience menganggap kita bodoh. Cara terbaik untuk mengatasi hal tersebut
kita harus membiasakan diri kita untuk tampil ketika ada kesempatan
berbicara, harus kita gunakan ksempatan tersebut untuk latihan dan tetap
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melatih potensi yang ada pada diri
kita. Sehingga kita tidak merasa canggung saat kita menyampaikan materi dan
juga jika kita terbiasa, dengan sendirinya potensi pada diri kita akan terbentuk.
Factor yang berpengaruh adalah factor kebiasaan, jika kita sering terbiasa kita
akan cepat bisa dan cekatan dalam bertindak. Contohnya: naik sepeda, main
basket dll.
3. Orang takut akan macet dalam berbicara
Pada saat kita tampil kita akan takut jika menyampaikan materi dengan
terbata-bata, hal inilah yang membuat kita gugup dan nervous ketika tampil.
Jika hal ini terjadi, akan membuat materi yang kita sampaikan tidak jelas dan
tidak di mengerti oleh audience, sehingga kita bisa salah tingkah dan grogi
karena kita menyadari audience tersebut akan memperhatikan kita dan bisa
juga mentertawakan kita karena kita belum maksimal dan kurang siap
menyampaikan materi. Oleh karena itu, di setiap kita melakukan pembicaraan
dan hendak tampil, kita harus membuat konsep dan resume terlebih dahulu
agar kita tidak setengah-setengah memberikan isi pesan (informasi) yang di
sampaikan. Selain itu, kita pilih point (inti) dari materi tersebut agar
mempermudah kita dalam mengingat, dan setelah kita mengingat point yang
kita sampaikan, kita dapat mengembangkan sendiri bahasa atau kata-kata
tanpa harus menghafal seluruh materi tersebut. Tetapi juga ada kemungkinan
karena gugup kita bisa diam dan bahkan lupa, tetapi hal tersebut dapat kita
atasi jika kita menyiapkan konsep dan point-point penting dari materi untuk
menjaga jangan sampai di tengah-tengah kita berbicara terjadi macet dan

akhirnya bisa membuat kita malu.

Demam panggung tidak hanya terjadi pada orang yang jarang tampil dan
tidak terbiasa tampil di depan umum,tetapi terkadang juga banyak masyarakat yang
sering tampil di depan orang banyak namun tetap saja masih nervous. Hal tersebut
tidak dapat kita pungkiri karena memang demam panggung wajar terjadi pada kita.
Namun, jika kita terbiasa siap dengan materi yang diberikan, rajin latihan, menyiapkan
konsep, demam panggung tersebut dapat dikurangi. Pengalaman juga menentukan
ketika kita berbicara di depan umum, orang yang memiliki pengalaman tampil
dengan orang yang jarang tampil tentu berbeda dalam memberikan informasi
sehingga kemungkinan tipis bagi orang yang berpengalamanuntuk gugup
dibandingkan orang yang jarang tampil.

Contoh :

Seorang guru ketika memberikan pengarahan di depan murid-muridnya


dimana saat ia ingin memberikan kata sambutan dia diam dan kata sambutan yang
hendak disampaikan tidak dapat keluar, guru tersebut semakin lama akan semakin
pucat dan rasa tidak enak itu akan mulai tampak sehingga murid-murid
menyorakinya. Oleh karena itu semakin jarang kita tampil, rasa gugup tersebut akan

terus ada pada diri kita baik saat kita tampil di tempat formal maupun non formal.

Factor-faktor lain yang harus kita sampaikan untuk mengatasi demam

panggung selain faktor utama yang telah disebutkan yaitu :

a. Menguasai keadaan
Dalam menguasai keadaan ini kita harus mengetahui hal-hal yang akan
kita sampaikan, menguasai bahan dan materi, suasana tempat kita tampil, dan
ketika kita di situasi yang tidak di sangka kita harus balajar terlebih dahulu agar
pada saat kita tampil kita tidak mengalami nervous.
b. Intelektual dan wawasan
Intelektual dan wawasan sangat kita perlukan jika kita menyampaikan
pesan pada orang lain, karena hal tersebut merupakan acuan untuk kita dalam
memberikan informasi yang jelas sehingga orang lain percaya kepada kita.
Memiliki intelektual dan wawasan yang tinggi dapat membuat kita berani
berbicara dan berpendapat baik di tempat formal maupun non formal
sehingga kita tidak merasa canggung untuk menyampaikan informasi.
c. Persiapan psikis dan fisik
Mental yang kuat, berani, teratur berolahraga, merupakan salah satu
bentuk untuk mengurangi nervous, kemudian mengurangi makanan yang
membuat konsentrasi kita terganggu seperti goreng-gorengan, lemak, kopi.
d. Kepribadian
Demam panggung juga memiliki hubungan dengan kepribadian.
Tergantung dari tipe-tipe kepribadian seseorang seperti melankolis yang
memiliki sifat selalu ingin tampil sempurna dalam setiap penampilannya. Tipe
ini lebih cenderung mengalami demam panggung dari tipe-tipe lainnya seperti
sanguinis, koleris dan phlegmatic. Tetapi tidak dapat dipungkiri ipe-tipe ini
juga bisa mengalami demam panggung.
e. Audience
Audience dapat mempengaruhi ketika kita tampil untuk memberikan
materi (sambutan) kita tidak dapat menghindari jika audience memperhatikan
kita selama kita menyampaikan materi. Hal itu akan membuat kita gugup dan

bahkan konsentrasi kita terganggu.

Pertanyaan :

1. Asiah Mataram
Bagaimana cara mengatasi gemetar saat kita menulis dan menyampaikan
resensi kita di depan orang banyak. Dan apakah hal tersebut dipengaruhi oleh
usia saya yang sudah di atas 40 tahun?
Jawaban :
Demam panggung sama sekali tidak dipengaruhi oleh usia karena semua
orang pasti akan mengalami hal yang sama, baik yang sering tampil maupun
yang pertama tampil. Factor yang paling utama yang berpengaruh adalah
factor kebiasaan. Semakin banyak latihan dan menghafal point-point yang
penting, hal ini akan sangat membantu dan ingat sebaiknya dalam
penyampaian pidato harus singkat dan cukup intinya saja. Kata-kata pembuka
harus disiapkan dan dihafal, walaupun sudah kita hafal kita harus tetap
menyampaikan berulang-ulang sampai kita bisa dan mampu
menyampaikannya.
2. Fardin jonggat
Kenapa pada saat pembacaan takziah di kuburan kita sering terbawa emosi
dan bagaimana cara mengatasinya agar emosi kita tetap stabil baik saat
melakukan takziah keluarga maupun orang lain.

Jawaban :
Kita akui kita memang sering emosional dan sensitive saat pembacaan takziah
karena kita dalam situasi terharu, walaupun singkat kita membaa takziah
tersebut tetapi tetap ada emosi kita dan tetap ada kesedihan yang dalam
karena kita dalam keadaan terharu.jika memang sering terjadi seperti itu kita
pelajari kembali moment/even tempat kita berbicara, berapa lama waktu yang
diperlukan sehingga kita dapat mengurangi emosi dan rasa haru kita.
Dan ada baiknya pemberi kepercayaan juga menyampaikan kelemahan kita
agar kelemahan kita dapat dimaklumi. Yang terpenting sampaikan saja secara
singkat dan hindari kata-kata atau hadist yang menyentuh dan bisa membuat
kita terbawa emosi pada saat kita membaca takziah.
3. Ida juraidah Kr sukun
Kenapa kita tetap saja gugup meskioun kita sering berlatih didepan cermin?
Jawaban :
Tidak bisa kita pungkiri, meskipun kita sering berlatih didepan cermin tetap
saja kita gugup, dan hal itu terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Tetapi
tetap yang berpengaruh adalah kebiasaan, yang di tunjang dengan
menyiapkan konsep (resume), kadang kala audience juga mempengaruhi saat
kita tampil dan hal itulah yang membuat kita gugup.
Kenapa saat kita persentasi kita sering nervous padahal audiencenya
merupakan teman kita sendiri, sedangkan saat kita bercerita pada teman
sebaya kita tidak merasa nervous?
Jawaban :
Hal tersebut sering terjadi karena saat melakukan persentasi kita melakukan hal
yang menjadi formalitas orang dewasa sehingga kita cenderung canggung
dalam menyampaikan presentasi. Sedangkan saat kita berbicara biasa dengan
teman sebaya kita tidak pernah gugup karena kuncinya kita melupakan
formalitas orang dewasa. Seharusnya pada saat presentasi pun kita harus
punya persaan seperti ketika kita berbicara dengan teman sebaya kita. Intinya
adalah menjadi diri sendiri dan kita menyampaika dengan bahasa kita juga
tidak berpatokan kepada orang lain.
4. Tresi Mataram
Ingin menambahkan nervous terjadi karena kita tidak menguasai keadaan baik
bahan dan isi materi. Sebaiknya sebelum kita tanpil kita harus datang lebih
cepat dan kita belajar materi yang hendak disampaikan dan kemudian lebih

banyak baca buku sebagai acuan kita.

Kesimpulan :
Demam panggung tidak dapat kita hindari karena merupakan hal yang
wajarketika kita tampil. Tetapi dapat kita atasi dengan membiasakan diri untuk tampil,
siap dengan materi yang disampaikan, menyiapkan konsep dan resume, sering
latihan. Dengan cara tersebut tipis kemungkinan kita akan gugup (demam
panggung). Selain itu factor penunjang lainnya juga berpengaruh antara lain memiliki
wawasan dan intelektual, menguasai keadaan, persiapan psikis dan fisik, kepribadian
dan audience yang akan menunjang penampilan untuk menjadi lebih meyakinkan

tanpa harus takut gagal, kelihatan bodoh dan takut macet.

Pesan :

Dalam memberikan informasi atau pesan kita harus menghormati setiap


audience karena mereka merupakan penunjang dalam komunikasi sehingga
timbul feedback antara kita dengan audience (pendengar)
Jadilah diri sendiri, jangan terlalu terpaku dengan formalitas orang dewasa,
gunakan gaya bahasa kita sendiri dalam menyampaikan materi. Meskipun kita

mengacu pada konsep yang kita buat sendiri maupun dibuat oleh orang lain.

MENGENDALIKAN KEGUGUPAN
(DEMAM PANGGUNG)

OLEH KELOMPOK 3 :
1. IDA JURAIDAH
2. JULIYANA DWI MANTARI T
3. INDRI WASKITA NINGRUM
4. KOMALASARI
5. LAELATUR ROHMI
6. IMAM DEDI IRAWAN
7. LALU HERSIKA ASMAWARIZA
8. LALU HERU SEPTIA RIFKI
9. IVAN KURNIAWAN
10. NANANG MULIA AZHARI

Anda mungkin juga menyukai