Anda di halaman 1dari 48

PUSKESMAS, PERKESMAS, POSBINDU

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh;

Setra Amelia Hutami 4002180121

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkah rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Konsep Dasar Puskesmas”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampai teimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranngan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
bermanfaan maupun terinsfirasi bagi pembacanya.

Bandung, Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) ........................................
2.1.1 . Definisi Puskesmas ................................................................
2.1.2 Fungsi Puskesmas ..................................................................
2.1.3 Sejarah perkembangan Puskesmas ......................................
2.1.4 Kegiatan Pokok Puskesmas ...................................................
2.1.5 Wilayah kerja Puskesmas ......................................................
2.1.6 Kedudukan puskesmas ...........................................................
2.1.7 Satuan Penunjang ...................................................................
2.1.8 Puskesmas Pembantu .............................................................
2.1.9 Puskesmas Keliling ................................................................
2.1.10 Bidan yang bertugas di Desa..................................................
2.1.11 Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas ........................
2.1.12 Sistem rujukan Puskesmas .....................................................
2.1.13 Stratifikasi Puskesmas ..........................................................
2.1.14 Perencanaan mikro Puskesmas ..............................................
2.1.15 Lokakarya mini puskesmas ....................................................
2.1.16 Supervisi puskesmas ..............................................................
2.1.17 Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu ...........

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ............................................................................................ 71

3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam sistem organisasi kesehatan diberbagai negara, puskesmas
merupakan local health unit yang perannya sebagai pelaksana dalam
pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat. Sebagai unit
pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di suatu negara kehadirannya
ditengah masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat pelayanan bagi
kesehatan masyarakat, namun lebih daripada itu juga dapat merupakan
sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter. Tugas kedua ini
justru lebih dirasakan dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena
pada negara-negara yang sedang berkembang yang latar belakang
masyarakat pada umumnya masih tergolong rendah, maka kehadiran
puskesmas, perkesmasn dan posbindu disuatu daerah digunakan pula bagi
usaha-usaha pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan juga
kenyataan bagi usaha modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat
menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih
merupakan sesuatu hal yang relatif kehadirannya sudah diterima lama di
tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Kebutuhan
kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap
peranan ibu bidan atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah
tentang “Konsep Dasar Puskesmas” untuk lebih memahami tentang konsep
tentang puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Puskesmas ?
2. Apa Fungsi Puskesmas ?
3. Bagaimana Sejarah perkembangan Puskesmas ?
4. Bagaimana Wilayah kerja Puskesmas ?
5. Bagaimana kegiatan pokok puskesmas ?

5
6. Bagaimana Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas ?
7. Sistem rujukan Puskesmas ?
8. Bagaimana Stratifikasi puskesmas Puskesmas ?
9. Bagaimana Perencanaan mikro Puskesmas ?
10. Apa Lokakarya mini puskesmas ?
11. Apa Supervisi Puskesmas ?
12. Bagaimana Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu ?

1.3 Tujuan Penulisan.


Mahasiswa diharapkan mengerti dan mampu menjelaskan:
1. Definisi Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
3. Sejarah perkembangan Puskesmas
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
5. Wilayah kerja Puskesmas
6. Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas
7. Sistem rujukan Puskesmas
8. Stratifikasi Puskesmas
9. Perencanaan mikro Puskesmas
10.Lokakarya mini puskesmas
11.Supervisi puskesmas
12.Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 (Pusat Kesehatan Masyarakat) PUSKESMAS


2.1.1 Pengertian
Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini
menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan
perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini,
diantaranya
1. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan
organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat
diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok
3. Departemen Kesehatan RI (1987)
a. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan
yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah
kerjanya
b. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara
porfesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok
yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyrakat di wilayah kerjanya.

7
4. Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.1.2 Fungsi Puskesmas


Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :


1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas

8
2.1.3 Sejarah Perkembangan

Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung


pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep puskesmas
dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja kesehatan
nasional ( RAKERKESNAS) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan
upaya mengorganisasi system pelayanan kesehatan di tanah air,
karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan –kegiatan
seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas
tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan
tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan
diberi nama pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Dan
puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam empat macam yaitu :
1. Puskesmas tingkat desa
2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten
Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas
dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga para medic
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional dirasakan pembagian puskesmas berdasarkan kategori
tenaga ini kurang sesuai, oleh karena itu puskesmas tipe B dan tipe
C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada
tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya
satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan
atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000
sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap

9
dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun 1979 yang
lalu, dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah
dan dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor
7 tahun 1975, dan nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan
serta menempatkan tenaga dokter disemua wilayah tingkat
kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak Repelita III
konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan
penduduk sekitar 30.000 jiwa.
Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas
didaerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah
penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah satu
puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut
dengan nama puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga
dengan puskesmas Pembina. Dan puskesmas-puskesmas yang
berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut puskesmas
kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu.
Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang
kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas Pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)

2.1.4 Kegiatan pokok puskesmas


Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan
oleh puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7
usaha pokok kesehatan , 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok
kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan
kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga
, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia

10
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada
20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu
pun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana
serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-
tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan
menyusui serta bayi anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi
buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG,
DPT 3 kali, polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah
untuk macam-macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang
memerlukan pemeliharaan , memberikan penerangan dan
pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan
para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan
calon ibu yang mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun
yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon
peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga
berencana kapan saja ada kesempatan

11
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan
cara-cara lain denngan memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana
pencegahan kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan
mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan
mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama
dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program :
 Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
 Memberikan makanan tambahan yang mengandung
protein dan kalori kepada balita dan ibu menyusui
 Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah
5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang
dilakukan staf puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular

12
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau
tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-
kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi
sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
 Mendapatkan riwayat penyakit
 Mengadaan pemeriksaan fisik
 Mengadaan pemeriksaan labolatorium
 Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan
tersebut dapat berupa:
 Rujukan diagnostic
 Rujukan pengobatan/rehabilitasi
 Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas.
Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap
kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan
kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri,
tetapi ditingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga
coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator
membantu para petugas puskesmas dalam

13
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana
keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan
kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk
berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan melalui
kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk
kelas II sampai IV dan guru berupa pemeriksaan
kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun
di rumah dengan berbagai tingkat umur, kondisi
kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin

14
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus
diantaranya : ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan
sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
 Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk
para pekerja
 Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating
berobat ke puskesmas
 Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya
akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui
peningkatan gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan
peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
 Penyuluhan kesehatan
 Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai
kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stres
fisik terhadap pekerja
 Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
 Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja
yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta
masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah
program UKGM

15
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
 Anak sekolah
 Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
 Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun
yang dirujuk
 Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi
kesasaran yang lebih mampu
 Memberikan penyuluhan secara individu atau
kelompok
 Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
 Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan
pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran
serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan
melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang
terpadu dengan kegiatan pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
 Anamnesa
 Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes
tekan bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan
pandang, funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
 Pengobatan dan pemberiaan kacamata

16
 Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh
tim rujukan rumah sakit
 Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
 Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
 Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk
penyuluhan kesehatan, serta menciptakan kemandirian
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
 Penerimaan pasien
 Pengambilan spesimen
 Penanganan spesimen
 Pelaksanaan spesimen
 Penanganan sisa spesimen
 Pencatatan hasil pemeriksaan
 Pengecekan hasil pemeriksaan
 Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
 Pengambilan spesimen
 Penanganan spesimen
 Pengemasan spesimen
 Pengiriman spesimen
 Pengambilan hasil pemeriksaan
 Pencatatan hasil pemeriksaan
 Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan,
meliputi:
 Persiapan pasien
 Pengambilan spesimen

17
 Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
 Melakukan tes skrining Hb
 Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke
labolatorium puskesmas
 Memberikan penyuluhan
 Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan
keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
 Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
 Data ketenagaan di puskesmas
 Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik
di dalam maupun di luar gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam
bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan
wilayah, lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan,
yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya,
dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan
memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan,
orientasi dan sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal
dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali
dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui
rangkaian kegiatan:

18
 Pendekatan kepada tokoh masyarakat
 Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali
masalah kesehatannya
 Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan
bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang
dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat
melalui kader yang terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan
untuk pengobatan tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara
pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat

2.1.5 Wilayah kerja puskesmas


Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah
yang terjadi di wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut
lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan asas inilah
puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan
penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke
masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke
puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan
penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat
II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh

19
bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan Provinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan,
sedangkan puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas
rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas
kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata
30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di
daerah pedesaan adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan
luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-
jari 3 km.

2.1.6 Kedudukan Puskesmas


1. Kedudukan dalam bidang administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah
Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun
administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) maka puskesmas
berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.

2.1.7 Satuan Penunjang


Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana
perhubungan serta kepadatan penduduk dalam wilayah kerja
puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah
mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan
puskesmas lebih merata dan meluas, perlu ditunjang dengan
puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa-desa yang belum
terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas keliling.
Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola

20
posyandu dan membina desa wisma akan dapat menunjang
jangkauan pelayanan kesehatan.
Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu
dan puskesmas keliling.

2.1.8 Puskesmas Pembantu


Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan puskesmas dalam ruang
lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita V wilayah kerja
puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan
sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar Jawa dan Bali) sampai
10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari
puskesmas, dengan lain perkataan satu puskesmas meliputi juga
seluruh puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerjanya.

2.1.9 Puskesmas Keliling


Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan
keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau
perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi
serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas
keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas
keliling adalah:
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau
puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1 minggu
2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

21
3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam
rangka rujukan bagi kasusu gawat darurat
4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat
audio visual

2.1.10 Bidan yang bertugas di desa


Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan
kesehatan, akan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tiggal di
desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala
puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan
jumlah penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya
adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan
posyandu yang membina pimpinan kelompok persepuluhan, selain
memberikan pelayanan aangsung di posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan
anggota keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya
atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang
lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.

2.1.11 Struktur organisasi dan tata kerja puskesmas.


STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
PUSKESMAS

1. Susunan organisasi puskesmas


a. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas
b. Unsur pembantu pimpian : Urusan tata usaha
c. Unsur pelaksana : Unit I unit I
Unit III
Unit IV
Unit V
Unit VI
Unit VII

22
Tugas pokok
1. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan
jabatan fungsional
2. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan
3. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,
keluarga berencana dan perbaikan gizi
4. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit, khususnya immunisasi, kesehatan lingkungan
dan labolatorium sederhana
5. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan manula
6. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan
mata dan kesehatan khusus lainnya
7. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat
8. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan
rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian

23
2. Tata kerja
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan
puskesmasnya maupun dalam satuan organisasi di luar puskesmas
sesuai dengan tugasnya masing-masing.

KEPALA
PUSKESMAS

TATA USAHA

UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT


UNIT I III VI
II IV V VII

PUSKESMAS
PEMBANTU

Dalam melaksanakan tugas, kepada puskesmas wajib mengikuti


dan mematuhi petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis
pelaksanaan yang ditetapkan oleh kepala kantor departemen
kesehatan/kotamadya, sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan puskesmas, memberikan
bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing.
Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan
instansi vertical Departemen Kesehatan RI akan diatur dengan surat
keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri kesehatan RI.

24
2.1.12 Sistem Rujukan
1. Definisi
Adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang
mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab timbal balik
atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah, baik
secara vertikal maupun horizontal, kepada orang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Dihasilkan pemerataan upaya kesehatan yang didukung
mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan khusus
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang
bersifat kuratif dan rehabilitative secara berhasil guna dan
berdaya guna
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya
guna
3. Jenis Rujukan
a. Rujukan medic, meliputi :
 Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic,
pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain, disebut
transfer of patient
 Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
labolatorium yang lebih lengkap, disebut transfer of
spesimen
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan
pengobatan setempat, disebut juga transfer of
knowledge/ personel

25
b. Rujukan kesehatan adalah rujukan yang menyangkut
masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif yang antara lain meliputi bantuan :
 Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit
atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit
menular
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan ai suatu
wilayah
 Penyelidikan sebab keracunan, bantuan teknologi
penanggualanagn keracunan missal
 Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan
untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam
 Sarana teknologi penyediaan air bersih untuk
mengurangi kekurangan air bersih untuk masyrakat
umum
 Pemeriksaan specimen air di labolatorium
4. Jalur rujukan
a. Intern antara petugas puskesmas
b. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas Pembina
c. Antara masyrakat dengan puskesmas
d. Antara satu puskesmas dengan puskesmas lain
e. Antara puskesmas dengan rumah sakit
f. Antara puskesmas dengan rumah skit lain , labolatorium
atau fasilitas kesehatan lain
5. Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan
a. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dalam
menampung rujukan dari puskesmas pembantu atau pos
kesehatan, posyandu dari masyrakat
b. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang
tambahan untuk ruang tidur penderita gawat darurat pada
lokasi yang strategis

26
c. Meningkatkan sarana komunikasi diantara unit-unit
pelayanan kesehatan dengan media telelpon atau radio
komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan
d. Menyediakan saranan pencatatan dan eplaporan yang
memadai bagi system rujukan, baik rujukan medic maupun
rujukan kesehatan
e. Meningktakan upaya dana sehat masyarakat unutk
menunjang pelayanan rujukan

2.1.13 Stratifikasi Puskesmas


1. Pengertian
Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja
puskesmas dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas
sehingga pembinaan dalam rangka fungsi puskesmas dapat
dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan lebih
menimbulkan gairah kerja , rasa tanggung jawab , dan
kretifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah
mawas diri.
2. Tujuan
Tujuan umum
Mendapatkan gambaran tentang tingkat pengembangan
fungsi puskesmas secara berkala dalam rangka pembinaan dan
pengembangannya
Tujuan khusus
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan
puskesmas dalam rangka mawas diri
b. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas
dimasa yang akan datang
c. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
dalam pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk
pembinanya

27
3. Pengelompokan
a. Dibagi dalam 3 srata, yaitu :
 Srata I, puskesmas dengan prestasi kerja yang baik
 Strata II, puskesmas dengan prestasi kerja cukup
 Strata III, puskesmas dengan prestasi kerja kurang
b. Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah :
 Puskesmas tingkat kecamatan
 Puskesmas tingkat kelurahan / pembantu
 Unit-unit kesehatan lain
 Pembinaan peran serta masyarakat
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup stratifikasi puskesmas dibagi dalam 4 aspek,
meliputi :
a. Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari
masing-masing kegiatan
b. Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas
c. Sumber daya yang tersedia di puskesmas
d. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pencapaian hasil
kegiatan puskesmas
Dalam jangka panjang pola pembinaan melalui sratifikasi
puskesmas akan terus ditingkatkan ruang lingkupnya meliputi
seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas
dalam wilayah kerjanya, termasuk kegiatan adalah rangka
membina usaha kesehatan swasta
5. Area pembinaan
Berdasarkan hasil pelaksanaan stratifikasi puskesmas ada 3
area yang perlu dibina :
a. Sebagai wadah pemberian pelayanan, pembinaan diarahkan
pada fasilitas fisik , pelaksanaan manajemen dan
kemampuan tenaga kerja
b. Pelaksanaa program-program sector kesehatan maupun
program lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak

28
langsung menjadi tanggung jawab puskesmas dalam
pelaksanaan sarana penunjang
c. Peran serta masyarakat dalam rangka peningkatan
kemampuan untuk hidup sehat dan produktif. Pembinaan
kemampuan puskesmas dalam membina peran serta
masyrakat di bidang kesehatan perlu ditingkatkan.
6. Pelaksanaan stratifikasi
a. Pelaksanaan stratifikasi puskesmas mencakup seluruh aspek
puskesmas termasuk puskesmas pembantu, puskesmas
keliling dan hasil pembinaan peran serta masyrakat antara
lain dalam bentuk posyandu
b. Kegiatan stratifikasi mencakup :
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Analisis masalah dan penentuan langkah
penanggulangan
 Kegiatan tersebut dilakukan mulai dari tingkat
puskesmas , kabupaten, provinsi sampai ke tingkat
puskesmas
c. Sratifikasi puskesmas dilaksanakan 1 tahun sekali secara
menyeluruh dan serentak di semua puskesmas dan bertahap
sesuai jenjang administrasi sampai ke pusat.
a. Di tingkat puskesmas
Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas
dan merupakan kegiatan mengukur kemampuan
penampilan puskesmas dalam rangka mawas diri .
dengan tujuan agara kepala puskesmas dan staff
mengetahui kelemahan dan masalah yang dihadapi
untuk berusaha memperbaiki
b. Di tingkat dinas kesehatan dati II / kandep
Menghimpun laporan hasil sratifikasi puskesmas untuk
diolah dan dianalisa sehingga mendapatkan gambaran

29
keadaan dan fungsi masing-masing puskesmas dalam
wilayahnya dalam rangka pembinaan dan
pengembangannya
c. Di tingkat dinas kesehatan dati I / kanwil / pusat
Menghimpun laporan hasil stratifikasi dari masing-
masing dinas kesehatan dati II untuk masing-masing
dinas kesehatan dati II unutk diolah dan dianalisa
sehingga mendapatkan gambaran tingkat
perkembangan fungsi pusekesmas di wilayah masing-
masing kabupaten kodya (provinsi) dalam rangka
pembinaan dan pengembangannya tahun yang akan
datang
d. Dalam rangka menentukan strata puskesmas dipakai
pendekatan kwantitatif untuk mengukur variable.
Untuk menentukan nilai dipakai suatu patokan
(standart) target yang seharusnya dipakai
e. Penetapan waktu kegiatan
1) Tingkat puskesmas
 Pengumpulan data
desember – januari
 Pengolahan data
awal februari
 Peninjauan dinkes dati II
Januari – februari
 Konsultasi kabupaten
akhir februari
 Analisa maslah, rencana
awal maret
 penanggulangan, penyusunan laporan
 Laporan ke dati II
pertengahan maret

30
2) Dati II
 Pengumupulan data rekap maret-april
 Checking on spot pertengahan april
 Analisa masalah, perencanaan penanggulangan akhir april
 Kirim ke provinsi dan kirim umpan
balik ke puskesmas permulaan mei
3) Dati I
 Pengumpulan laporan / rekapitulasi mei
 Analisa masalah dan penyusunan masalah mei –juni
 Kirim ke pusat akhir juni
 Kirim umpan balik ke dati II permulaan juli
4) Pusat
 Penenrimaan laporan / rekapitulasi dan
rencana penanggulangan masalah juli
 Pertemuan evaluasi pelaksanaan
stratifikasi 27 provinsi pusat agustus
 Pengolahan data dan analisa masalah agustus
 Distribusi laporan yang bersangkutan akhir agustus
 Menyusun rencana penanggulangan September
 Kirim umpan balik ke hasil stratikasi
nasional oktober
7. Tahap- Tahap Stratifikasi
dilakukan dalam 3 tahap , sebagai berikut :
a. tahap I : pendataan dan pemetaan dalam tiga kelompok
strata I,II, dan III
b. tahap II : analisa hasil pendataan dan pemetaan serta
sector-sektor yang menunjang dan menghambat
c. tahap III : rencana pemecahan masalah pada semua
tingkat yaitu rencana kerja atau rencana pembinaan untuk
meningkatkan kemmapuan-kemampuan puskesmas
berdasarkan hasil analisa dan maslah yang dijumpai di
semua tingkat.

31
8. Manfaat stratifikasi
a. Bagi puskesmas
Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan secara
menyeluruh sehingga dapat diambil berbagi upaya untuk
memperbaiki dalam rangka mawas diri
b. Bagi dinas kesehatan dati II
 Mendapatkan gambaran prestasi kerja puskesmas dalam
wilayah dati II yang bersangkutan tiap tahun
 Mengetahui maslah dan hambatan dalam
menyelenggarakan puskesmas baik yang disebabkan
oleh sumber daya maupun pengaruh lingkungan
 Menentukan langkah serta bantuan yang diperlukan dala
mengatsi maslah yang dihadapi puskesmas melalui
penyusunan rencana tahunan
 Mendapatkan gambaran mengenai kemampun
manajemen setiap uskesmas wilayah dati II
c. Dinas kesehatan dati I / kanwil provinsi
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan
yang dihadapai oleh dati I kandep selama setahun dalam
pembinaan dan pengembangan puskesmas di wilayah
kerjanya yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian
oleh dinas dati I / kanwil provinsi melaului penyusunan
rencana bantuan.
d. Depkes pusat
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan
yang dihadapi oleh dinas kesehatan DT I / kanwil selama
setahun pembinaan dan pengembangan puskesmas di
wilayah kerjanya , yang perlu mendapatkan bantuan
penyelesaian oleh pusat antar lain melalui penyusunan
rencana tahunan.

32
2.1.14 Perencana mikro (Mikroplaning)
1. Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah
penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5 tahun,
termasuk rincian tiap tahunnya.
2. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas
sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh puskesmas,
sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
a. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka
waktu 5 tahun secara tertulis
b. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas,
sebagai penjabaran rencana kerja 5 tahunan.
3. Ruang lingkup
a. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok
puskesmas
b. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi,
dengan memperhatikan prioritas, kebijaksanaan,
dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I
dan Dati II
4. Langkah-langkah penyusunan
a. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang
keadaan dan prioritas masalah yang dihadapi oleh
puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
1) Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan
baik oleh pusat maupun daerah
2) Pengumpilan data yang mencakup:
a) Data umum

33
b) Data wilayah
c) Data penduduk
d) Sumber daya puskesmas: sarana dan
prasarana fisik,, tenaga, dana dan sumber
daya masyarakat
e) Data status kesehatan
f) Data cakupan program sesuai dengan
indicator dan variabel
3) Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam
perencanaan, ynag meliputi:
a) Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang
dihadapi, yang menggambarkan derajat-
derajat kesehatan secara kuantitatif dan
penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok manusia, tempat dan waktu.
Dengan kata lain menggunakan
pendekatan epidemiologis.
b) Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-
ukuran demografis dalam wilayah kerja
puskesmas, diantaranya jumlah penduduk,
penyenarannya berdasarkan kelompok
umur, waktu dan pertumbuhan penduduk,
kematian, kesakitan, mobilitas penduduk
dan sebagainya.
c) Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan
tenaga. Proses merupakan upaya kesehatan
yang dijalankan secara terkoordinasi,
supervise, stratifikasi. Keluaran atau

34
output merupakan hasil upaya kesehatan
yang merupakan cakupan-cakupan
pelayanan yang telah dilaksanakan.
d) Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan
tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
e) Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik,
biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
4) Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan
yang dihadapi oleh puskesmas berdasarkan analisa
diatas dan digambarkan secara kualitatif dengan
pendekatan epidemiologis sehingga dapat
menggambarkan masalah yang sebenarnya baik dari
segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
5) Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan
cara:
1) Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah
oleh anggota kelompok dengan saran dari
narasumber
2) Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana
yang sering dipergunakan dan setiap anggota
rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta.
Semua anggota rapat diminta memberikan
nilai terhadap masalah melalui system scoring

35
f) Criteria yang dipakai adalah:
Besarnya masalah meliputi:
 Presentasi penduduk yang terkena
 Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena
masalah tersebut
 Kerugian yang dialami penduduk
 Skor 0-10
g) Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
 Tingkat keganasan
 Tingkat urgensinya
 Kecenderungannya
 Skor 1-10
6) Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan
dengan memberi nilai 0,5-1,5
7) Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan,
meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga
didapatkan hasil akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari
masing-masing kriteria ditabulasi dan dihitung hasil akhirnya
dengan pembobotan, sehingga didapatkan perioritas masalah.
d. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun
secara sistematis, dengan urutan sebagai berikut :

36
a. Perumusan tujuan dan sasaran
b. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
c. Perumusan kegiatan
d. Perumusan sumber daya
b. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
1) Penjadwalan, meliputi :
 Penentuan waktu
 Penentuan lokasi dan sasaran
 Pengorganisasian
2) Pengalokasian sumber daya, meliputi :
 Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
 Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
 Jumlah dan tenaga yang diperlukan
3) Pelaksanaan kegiatan meliputi :
 Persiapan
 Penggerakan dan pelaksanaan
 Pengawasan, pengendalian dan penilaian
c. Penulisan dokumen perencanaan
1) Pendahuluan
2) Keadaan dan masalah
3) Tujuan dan sasaran
4) Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
5) Kebutuhan sumberdaya
6) Pemantauan dan penilaian
7) Penutup
8) Lampiran-lampiran dokumen

37
2.1.15 Lokakarya Puskesmas
1. Definisi
Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap
upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan
terjadinya tumpang tindih dalam pelaksaannya kegiatannya.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk meningkatakan kemampuan tenaga puskesmas
bekerjasama dalam tim dan membina kerjasama lintas program
dan lintas sektoral.
Tujuan Khusus
a. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas
program dalam rangka pengembangan menejemen
sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana keseharian
b. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral
dalam pembinaan peran serta masyarakat
c. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebgai
tindak lanjut penggalangan kerjasama tim puskesmas
d. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebgai
tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas sektoral
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan loka karya mini puskesmas adalah
a. Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota
b. Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela
keberhasilan tim
Komponen
1) Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas
2) Penggalangan kerjasama lintas sektoral
3) Rapat kerja bualanan puskesmas

38
4) Rapat kerja triwulan lintas sektoral

2.1.16 Supervisi
1. Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan
dan keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan
memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga
meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan
pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus
a. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas
sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
b. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat
diluruskan kembali.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
d. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan.
3. Ruang lingkup
a. Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala
Puskesmas kepada para pelaksana kegiatan di wilayah
kerjanya. Bimbingan mencakup :
1) Masukan (input)
a) Sarana dan prasarana
b) Anggaran
c) Ketenagaan
d) Perlengkapan administrasi
2) Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja

39
3) Keluaran (output)
Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
b. Supervisi dilaksanakan terhadap tenaga teknis dan tenaga
masyarakat, dalam bentuk :
1) Pertemuan didalam puskesmas.
Pembimbingan yang dilakukan menyangkut kegiatan teknis
maupun administrasi dan penambahan pengetahuan.
2) Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap :
a) Petugas kesehatan termasuk bidan desa
b) Kader kesehatan
c) Sarana pelayanan (puskesmas pembantu, posyandu).
3) Pelaksanaan pembimbingan
a) Dokter puskesmas
b) Staf puskesmas
4) Sasaran pembinaan
a) Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
b) Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
5) Waktu pelaksanaan
a) Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan
minimal satu bulan sekali, atau sewaktu-waktu jika
ada masalah.
b) Tenaga desa (kader kesehatan, dasa wisma) minimal
sebulan sekali, atau sesuai dengan kesepakatan
bersama.
c) Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan
sekali.
d) Melalui laporan tertulis mengenai pelaksanaan
kegiatan dari pelaksana. Paling lambat 1 minggu
setelah kegiatan.
e) Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan
pedoman yang ada yang telah diterbitkan oleh
Departemen Kesehatan.

40
2.1.17 SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU
PUSKESMAS (SP2TP)
1. Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap
untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga
sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang telah
dicapai oleh puskesmas.
2. Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mutakhir secara periodik dan teratur untuk pengelolaan program
kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat
administrasi.
Tujuan khusus
a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga,
sarana, dan kegiatan pokok puskesmas yang akurat, tepat
waktu dan mutakhir secara teratur.
b. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai
jenjang administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan
dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat
melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
3. Ruang Lingkup
a. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
1) Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
2) Data ketenagaan di puskesmas
3) Data sarana yang dimiliki puskesmas

41
4) Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik
di dalam gedung maupun di luar gedung
c. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan,
semester dan tahunan)
4. Pelaksanaan
a. Pencatatan dengan menggunakan format
1) Falmily folder
2) Buku register
a) Rawat jalan dan rawat inap
b) Penimbangan
c) Kohort ibu
d) Kohort anak
e) Persalinan
f) Labolatorium
g) Pengamatan penyakit menularImunisasi
h) PKM
3) Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
4) Kartu perusahaan
5) Kartu mired
6) Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas)
untuk mempermudah pembuatan laporan
b. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
1) Bulanan
a) Data kesakitan
b) Data kematian
c) Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
d) Data manajemen obat
2) Triwulan
Data kegiatan puskesmas
3) Tahunan
a) Umum dan fasilitas

42
b) Saranan
c) Tenaga
5. Alur Pengiriman
a. Aluran pengiriman sampai saat ini:
1) Dikirim ke dinas kesehatan tingkat II, diteruskan ke
dinas kesehatan tingkat I, kemudian diteruskan ke
departemen kesehatan (c.q. Bagian Informasi Digjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat)
2) Umpan balik dikirim ke kanwil Depkes Provinsi
b. Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Departrmrn
Kesehatan menerima laporan dari kanwil Depkes Provinsi
6. Pengolahan, analisa dan pemanfaatan
a. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi
b. Pemanfaatan disesuaikan tugas dan fungsi dalam
pengambilan keputusan
c. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanakan
program operasionalisasi dan early warning system
d. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan pengendalian
dan pengambilan tindak koreksi yang diperlukan
e. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan
pemberian bantuan yang diperlukan
f. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan
kebijaksanaan pada tingkat nasional
7. Kegiatan –kegiatan yang Dilakukan
a. Mengkompilasi data dari puskesmas
b. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
c. Menyusun kartu indeks penyakit
d. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
e. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai
kebutuhan

43
f. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan
menggunakan data denominator
g. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan,
intervensi, serta perencanaan di masa mendatang
h. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana
kesehatan.
Pemanfaatan Data SP2TP
a. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang
yang lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan
dan penetapan kebijaksanaan
b. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya
kesehatan puskesmas, melalui:
1) Perencanaan (perencanaan mikro)
2) Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini
puskesmas)
3) Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)

44
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Definisi Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.
2. Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :


a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Sejarah perkembangan Puskesmas
Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan rapat kerja kesehatan nasional ( RAKERKESNAS) I di
Jakarta
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Ada 20 pokok kegiatan puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas
sejak pertama kali berdiri.
5. Wilayah kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
6. Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas

45
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib menetapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmasnya
maupun dalam satuan organisasi di luar puskesmas sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
7. Sistem rujukan Puskesmas
System rujukan adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang
mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab timbal balik atas timbulnya
suatu masalah dari suatu kasus atau masalah, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada orang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara
rasional.
8. Stratifikasi Puskesmas
Straifikasi Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja
puskesmas dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga
pembinaan dalam rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih
terarah. Hal ini diharapkan lebih menimbulkan gairah kerja , rasa tanggung
jawab , dan kretifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah
mawas diri.
9. Perencanaan mikro Puskesmas
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat
puskesmas untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
10. Lokakarya mini puskesmas
Lokakarya Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok
puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksaannya kegiatannya.
11. Supervisi Pukesmas
Supervise Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan
keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta
saran-saran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana,
sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan
pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

46
12. Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas terpadu
yakni tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang
dilakukan serta hsil yang telah dicapai oleh puskesmas.

47
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina


Rupa Aksara
Effendi,Nasrul.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Edisi 2.Jakarta:EGC
Putu Sudayasa.2010.berbagi info tentang puskesmas,
http//www.puskel.com
Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha
Nasional

48

Anda mungkin juga menyukai