Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ADMINISTRASI KESEHATAN
Pusat Kesehatan Masyarakat Era Reformasi

Disusun Oleh :
Saraswati

Lilis Karlinawati

Alberta Trades

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan kasih-Nya, kami
akhirnya dapat menyelesaikan makalah perkuliahan yang berjudul “Pusat Kesehatan Masyarakat Era
Reformasi”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Administrasi Kesehatan dan untuk menambah pengetahuan mengenai Pusat Kesehatan Masyarakat
Era Reformasi

Dalam penyususunan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang belum
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan atas kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini dan besar harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca umumnya dan penyusun khususnya.

Bandung, 18 Desember 2013

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Analisa Situasi Puskesmas............................................................................................................3

2.2 Upaya Pengembangan Pelayanan Puskesmas...............................................................................4

2.3 Paradigma Baru Puskesmas..........................................................................................................4

2.4 Penerapan Manajemen Puskesmas...............................................................................................5

2.4.1 Sub sistem Manajemen Keuangan.........................................................................................7

2.4.2 Sub sistem Manajemen Logistik............................................................................................8

2.4.3 Sub Sistem Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia)................................................8

2.4.4 Sub Sistem Manajemen Pencatatan & Pelaporan...................................................................9

2.5 Standar Keberhasilan Program Puskemas...................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah suatu unit pelayanan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelanggarakan
kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal suatu wilayah tertentu.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mulai dikembangkan di Indonesia pada


tahun 1971 yaitu sejak dicanangkan Pembangunan Jangka Panjang (PJP) yang pertama.
Setelah 32 tahun Puskesmas dikembangkan sebagai UJUNG TOMBAK pelayanan
kesehatan di Indonesia. Reformasi dan sistem Desentralisasi yang mulai dikembangkan
sejak tahun 2001 menghendaki adanya perubahan visi, misi dan startegi Puskesmas.

Hal-hal yang menyebabkan/menjadi pertimmbangan dilakukannya reformasi


Puskesmas adalah :

1. Krisis Moneter tahun 1997

2. Gerakan Reformasi tahun 1998 yang menghasilkan reformasi kebijakan kesehatan


yang salah satunya adalah Pencanangan Visi Indonesia Sehat tahun 2010.

3. Otonomi Daerah yang diterapkan sejak tahun 2001. Hal ini menyebabkan berubahnya
hampir seluruh tatanan manjemen jajaran Dep-kes yang selama ini bersifat sentralisai.

4. Pencanangan Indonesia Sehat 2010 sehingga semua Pemda harus menjabarkannya


pada kebijakan pembangunan kesehatan di masing-masing daerahnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa situasi puskesmas?

2. Apa saja upaya pengembangan pelayanan puskesmas?

3. Apa paradigm baru puskesmas?

4. Bagaimana penerapan manajemen puskesmas

5. Apa standar keberhasilan puskesmas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana analisa situasi puskesmas

2. Mengetahui apa saja pengembangan pelayana Puskesmas

3. Mengetahui apa yang dimaksud paradigm Puskesmas

4. Mengetahui bagaimana penerapan manajemen Puskesmas

5. Mengetahui apa standar keberhasilan Puskesmas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisa Situasi Puskesmas


Hasil kajian manajemen di beberapa Puskesmas di Bali tahun 2001-2002 yaitu :

1. Visi & Misi baru Puskesmas diera Desetralisasi kurang dihayati, baik oleh pimpinan
Puskesmas maupun staf Puskesmas. Mereka terperangkap dengan tugas-tugas rutin
yang bersifat kuratif, sehingga pelayanan yang bersifat promotif dan preventif
menjadi kurang.

2. Penurunan Mutu pelayanan Puskesmas

3. Waktu Kerja yang tidak digunakan secara efektif. Rata-rata waktu kerja efektif di
Puskesmas yaitu dari jam 8.00 s/d 11.00 padahal waktu kerja efektif Puskesmas yang
sebenarnya adalah dari jam 08.00 s/d 14.00

4. Ketidakefisienan Rawat Inap di Puskesmas. Hal ini bisa terlihat dari rendahnya
pemanfaatan ruang rawat inap di Puskesmas.

5. Jumlah petugas kesehatan ( petugas medik ) yang melakukan praktek swasta di


daerah kerja Puskesma, sehingga menjadi “pesaing” bagi Puskesmas itu sendiri.

6. Banyaknya Program pokok Puskesmas yang belum dilaksanakan secara efisien &
efektif.

7. Sikap pasif petugas kesehatan di daerah. Mereka kurang berani proaktif untuk
mengembangkan program pokok Puskesmas.

8. Sistem Informasi Puskesmas yang belum mampu dikembangkan untuk menunjang


proses penyusunan rencana strategis.

9. Kemampuan pimpinan puskesmas yang kurang (terutama dalam hal melakukan


advokasi), sehingga banyak pemikiran para pimpinan didaerah yang menganggap
bahwa pembangunan kesehatan merupakan tanggungjawab sektor kesehatan saja.

3
2.2 Upaya Pengembangan Pelayanan Puskesmas
Sesuai dengan misi Puskesmas yaitu sebagai pusat pengembangan kesehatan, maka
dapat dilakukan melalui kegiatan:

1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan membangun


Puskesmas yang baru, Puskesmas Pebantu, Posyandu, Poliklinik Persalinan Desa.

2. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dengan jalan meningkatkan Quality of care


seperti meningkatan keterampilan dan kompetensi staf kesehatan, meningkatkan
motivasi staf kesehatan dan meningkatkan Quality of Service sperti meningkatkan
kualitas dan jumlah saranan & prasarana dll.

3. Pengadaan obata-obatan dan peralatan yang sesuai kebutuhan masyarakat

4. Memperkuat sistem rujukan pelayanan keshatan

5. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui Pembangunan Kesehatan masyarakat


Desa (PMKD).

2.3 Paradigma Baru Puskesmas


Reformasi Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh,
terpadu, sistematis dan Objektif sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu.

Visi Puskesmas era Reformasi yaitu terwujudnya Kesehatan Tahun 2010

Misi Puskesmas era Reformasi :

1. Menggerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan

2. Memberdayakan Masyarakat dan Keluarga dalam pembangunan kesehatan

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dara yang bermutu.

4
Dalam mengembangkan reformasi Piskesmas dilakukan dengan 3 pendekatan
yang diterapkan, yaitu:

1. Penentuan Prioritas program Puskesmas

Pelayanan keseshatan Puskesmas diIndonesia dimulai dengan program Basic


Seven WHO, kemudian dikembangkan menjadi Basic Twelve.

Prioritas Program adalah Program yang dipilih untuk mencegah dan


menanggulangi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Prioritas program dimulai dengan identifikasi masalah kesehatan di wilayah


kerjanya, kemudian menentukan prioritas masalah dan kemudian menentukan
alternatif penyelesaian masalah, lalu menetapkan prioritas penyelesaian masalah dan
terakhir membuat rencana program. Kesemua langkah tersebut diatas disebut
PROBLEM SOLVING.

2. Pengembangan Program Menjaga Mutu.

Peningkatan mutu pelayanan Puskesmas merupakan tuntunan nyata


masyarakat karena tren kunjungan Puskesmas sejak tahun 1997 semakin menurun.

Awal dari Proses peningkatan mutu adalah anlisa berbagai faktor penyebab
kurangnya mutu pelayanan.

3. Pengembangan Swadana Puskesmas

Swadana Puskesmas diarahkan untuk peningkatan mutu pelayanan medis dasar


(private goods), karena biaya langsung dibayar oleh masyarakat. Sedangkan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat esensial (public goods) seperti imunisasi,
userveilance, program sanitasi, promosi kesehatan dan lain-lain tetap hars dibayar oleh
pemerintah.

2.4 Penerapan Manajemen Puskesmas


Manjemen bermanfaat untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar
kegiatan program Puskesmas dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

5
Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah suatu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan penilaian yang dilakukan untuk
menyelenggarakan pelayan kesehatan masyarakat.

Penerapan Manajemen Puskesma terdiri dari :

1. PLANING yiatu perencanaan tingkat Puskesmas Pengembangan program Puskesmas


dalam lima tahun tercantum dalam MP (Micro Planing)

2. ORGANIZING yaitu Struktur Organisasi, pe,bagian tugas, pembagian wilayah kerja.

3. ACTUATING yaitu :

a. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP) yaitu bentuk penjabaran MP kedalam paket-


paket kegiatan program yang dilaksankan oleh staf baik secara individu maupun
secara kelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.

b. Kepmimpinan

c. Motivasi Kerja

d. Koordinasi (Rapat-rapat Lain)

4. CONTROLING yaitu :

a. Lokal Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu & Anak-
Pemantauan Wilayah Setempat) adalah sistem pencatatan & pelaporan untuk
memantau tingkat peyakit pada ibu & anak atau untuk penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan
dan pengendalian program.

b. Audit Internal.

c. Monitoring.

d. Evaluasi.

6
Setiap tahun Puskesmas melakukan evaluasi program untuk mengetahui pelaksanaan
manajemen program Puskesmas seacar menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim dari
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten

2.4.1 Sub sistem Manajemen Keuangan


a. Jenis Anggaran

Anggaran yang digunakan untuk mendukung pengembangan


kegiatan program Puskesmas terdiri dari dana ruit (gaji pegawai) dan
operasional/proyek untuk masing-masing program.

Alokasi yang digunakan untuk dana operasional biasanya diperuntukan


untuk kunjungan pembinaan ke lapangan, pemeliharaan, pembelian alat
penunjang dan lain sebagainya.

b. Sumber

Sejak otonomi daerah sumber dana untuk program Puskesmas


sebagian besar dari APBD Kabupaten/koat yang disalurkan melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota.

Puskesmas juga mendapatkan dana dari pembayaran karcs, obat


dan jasa pelayan Puskesmas. Dana ini kemudian disetor ke kas Daerah
dan kemudian uang jasa pelayanan Puskesmas dikembaliakn ke
Puskesmas sebesar 25% dan dapat digunakan kembali oleh Puskesmas
untuk menunajng pelaksanaan kegiatan program.

c. Pencatatan Pelaporan

Pimpinan Puskesmas menunjuk satu atau dua orang stafnya untuk


menjadi Benadahara Puskesmas denagn tugas mencatat dan melaporkan
semua dana yang diterimanya dan yang dikeluarkan oleh Puskesmas.
Sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya maka Bendahara Puskesmas
dibagi dua yaitu Bendahara Proyek (menacatat dan melaporkan dana
operaisonal kegiatan proyek) dan Bendahara Rutin (menacatat dan
melapor)kan gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin Puskesmas).

7
Pimpinan Puskesmas wajib melakukan pemeriksaan keuangan
(audit kas) untuk menghindari terjadinya “kecuarangan”. Selain iotu ada
juga pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pemeriksa Keuanga
Proyek).

2.4.2 Sub sistem Manajemen Logistik


a. Jenis Logistik

Logistik digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program


pokok Puskesmas, misalnya : Program PPM membutuhkan termos, kulkas,
jarum suntik & spuit, thermometer, alat semprot nyamuk, vaksin dan
sebagainya. Jenis & jumlah logistik ditentukan berdasarkan kebutuhan
Puskesmas setahun. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini
Puskesmas (LKMP).

b. Sumber

Kebutuhan logistik Puskesmas di satu Kabupaten/Kota biasanya disediakan


pihak Dinas Puskesmas (barang yang berbentuk Inventaris), demikian juga
untuk barang-barang rutin misalnya obat-obatan.

Khusus untuk manajemen obat, penyimpanan & pengeluarannya


menggunakan sistem FIFO (First In First Out) untuk mencegah kadaluarsa.

2. 4.3 Sub Sistem Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia)


Sesuai dengan sistem manajemen modern, staf Puskesmas yang
merupakan faktor produksi utama untuk menghasilkan pelayanan yang
bemutu, maka perlu dikembangkan baik motivasi, inisiatif dan keterampilan
mereka yaitu dengan cara siste isntif yang berkeadilan, sistem reward bagi staf
yang berprestasi, suasana keterbukaan sehingga bisa meningkatkan rasa
kebersamaan dalam melaksanakan tugas-tugas pokonya.

Masalah ketenangan dalam Puskesmas adalah jumlah yang terbatas,


keterampilan yang rendah dan kualifikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

8
Tenaga minimal yang harus dimiliki oleh Puskesmas yaitu : dokter
umum, bidan, perawat snaitasi, perawat umum, perawat gigi, tatausaha dan
bendahara.

Di Puskesmas yang terdapat Rwat Inap maka membutuhkan 2-3 dokter


umum, 1 orang dokter gigi, 1 orang perawat jiwa, 1 orang perawat sanitasi, 1
orang tenaga analis, 1 orang asisten dokter, juru masak dan supir.

Untuk Puskesmas yang jumlah tenaganya terbatas, maka Puskesmas


bisa menganut sistem kerja integrative yaitu satu orang staf merangkap dengan
tugas-tugas lainnya.

Dalam manajemen personalia di Puskesmas, dokter seaku manajer


Puskesmas tidak diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali
Puskesmas dapat menyisihkan dana sendirir untuk membayar honor staf.

Manajemen Puskesmas hanya dapat mengusulkan kebutuhan staf ke


Dinkes Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer Puskesmas :

 Kemampuan membimbing & membina anak buah

 Kemampuan memotivasi staf

 Kemampuan membuat perencanaan

 Kemampuan mensupervisi

 Kemampuan menilai

2.4.4 Sub Sistem Manajemen Pencatatan & Pelaporan


Setiap kegiatan program akan menghasilkan data. Dan data tersebut
harus dicatat, dianalisis dan dibuat lapporan.

Data yang dilaporkan adalah informasi tentang pelaksanaan program


dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat.

Jenis-jenis laporan Puskesmas:


9
a. Laporan Harian : untuk melaporkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit
tertentu

b. Laporan Mingguan : untuk melaporkan kegiatan penanggulanagn penyakit


diare

c. Laporan Bulanan, ada 4 jenis yaitu ;

1) LB1 berisi data kesakitan

2) LB2 berisi data kemtian

3) LB3 berisi data program Gizi, KIA dan P2M

4) LB4 berisi data obat-obatan.

d. Laporan Triwulan

e. Laporan semester

f. Laporan Tahunan.

2.5 Standar Keberhasilan Program Puskemas


Dinas Kesehatan.kota dan Dinas Kesehatan Provinsi secara rutin menetapkan keberhasilan
masing-masing setiap program.

Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membadingkan target


yang sudah ditetapkan denag output kegiatan program.

Indikator Derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak program
kesehatan adalah IMR (Infant Mortality Rate), MMR (Materal Mortality Rate) dan BR
(Birth Rate)

Dan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan


memprioroitaskan 4 program pokok puskesmas yaitu : KIA, KB, P2M dan Gizi.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hasil kajian manajemen di beberapa Puskesmas di Bali tahun 2001-2002
mengenai analisa situasi saat itu. Sesuai dengan misi Puskesmas yaitu sebagai pusat
pengembangan kesehatan, maka dapat dilakukan upaya pengembangan pelayanan
puskesmas. paradigma baru pada era reformasi puskesmas berarti harus ada upaya yang
berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan Objektif sehingga masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Dalam mengembangkan reformasi
Piskesmas dilakukan dengan 3 pendekatan yang diterapkan, yaitu:

1. Penentuan Prioritas program Puskesmas

2. Pengembangan Program Menjaga Mutu.

3. Pengembangan Swadana Puskesmas

Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah suatu kegiatan yang meliputi


perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan penilaian yang dilakukan untuk
menyelenggarakan pelayan kesehatan masyarakat.Manjemen bermanfaat untuk
membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan program Puskesmas dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Penerapan Manajemen Puskesma terdiri dari Planning,Organization,


Actuating, dan Controlling. Terdapat empat subsistem dalam manajemen diantaranya
yaitu subsistem manajemen keuangan, sub sistem manajemen logistik, sub sistem
personalia (manajemen sumber daya manusia) dan sub sistem manajemen pencatatan &
pelaporan. Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan
membadingkan target yang sudah ditetapkan denag output kegiatan program. Indikator
Derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak program
kesehatan adalah IMR (Infant Mortality Rate), MMR (Materal Mortality Rate) dan BR
(Birth Rate)

11

Anda mungkin juga menyukai