“MANAJEMEN PUSKESMAS”
OLEH KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”manajemen
puskesmas” dan alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dosen untuk menunjang mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai
mitigasi bencana, serta mengukur kemampuan siswa dalam membuat makalah dan melatih
kemampuan berbahasa.
Namun, saya menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi yang dibahas, mengigat akan pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki masih terbatas, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Kami mengucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
khususnya ibu dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyusun makalah
ini. Terima kasih
kendari, 4
oktober 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................................1.1
Rumusan Masalah...........................................................................................1.2
Tujuan penulisan.............................................................................................1.3
Manfaat penulisan...........................................................................................1.4
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh
masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan
tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen
sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan
pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut harus
menerepkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi
untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga
dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan
kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003),
manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan
dan non-petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang &Murwani,
2012).
1.2 Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen
puskesmas serta peran seorang dokter dalam manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas.
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca
khususnya dokter agar dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai Manajemen Kesehatan
dan Manajemen Puskesmas.
2.2. Definisi majemen puskesmas
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat, disebutkan
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes,
2014).
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas
yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut (Depkes, 2014):
a) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat;
a) kepala Puskesmas;
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan
berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri dari :
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak Setempat-
Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan
anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan
penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan khusus untuk
memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan secara terpadu setiap
bulan.
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukan setiap tahun
untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program puskesmas secara menyeluruh. Penilaian
dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data SP2TP
dimanfaatkan oleh puskesmas untuk penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk koordinasi dan
memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring, dan evaluasi merupakan
penjabaran fungsi manajemen (pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Tabel 2.1)
(Muninjaya, 2004).
· Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana
operasional/proyek untuk masing-masing program.
· Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan 25
tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang disalurkan
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
· Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi bendahara proyek
(mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin (mengurusi
gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).
· Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan
ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf
yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
· Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam pertemuan
rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
· Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu
· Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data kematian, LB3
berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan)
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Good Clinical Practice (GCP) adalah suatu standar kualitas etik dan ilmiah internasional untuk
mendisain, melaksanakan, mencatat, dan melaporkan uji klinik yang melibatkan partisipasi
subjek manusia. Mematuhi standar ini akan memberi kepastian kepada publik bahwa hak,
keamanan, kesejahteraan subjek uji klinik dilindungi serta data uji klinik dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal 44-49, 129-164
Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah
sakit. Gosyen publishing: Yogyakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 02002/SK/KBPOM Tentang Tata Laksana Uji Klinik.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Good Clinical Practice. Diambil dari:
http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/6043/Good-Clinical-Practice-Inspection-
Training-Course-Tahun-2014.html [Diakses tanggal 18 Maret 2015]