Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI PUSKESMAS RAWAT INAP TEBING BULANG

Disusun oleh :
1. Merry Hartatik (21149011505)
2. Komaria (21149011509)
3. Nurkomala (21149011511)
4. Deni Rafianti (21149011513)
5. Rahmad Hidayat (21149011516)
6. Samsul Hartoni (21149011520)
7. Desy Permatasari (21149011521)
8. Juliyati (21149011522)
9. Elly Yusmaina (21149011523)
10. Oktalena (21149011524)
11. Arifa Nurin (21149011528)
12. Lica Oktiza (21149011530)
13. Nita Oktavia (21149011531)
14. Tuti Anggraini (21149011532)

Dosen Pembimbing :
1. Rusmarita,S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA


HUSADA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
NERS
TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Salawat dan salam kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke alam yang penuh
dengan pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaian “Laporan Manajemen
Keperawatan Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang” sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Seiring harapan dan do’a kami, semoga bantuan yang telah diberikan dapat
menjadi amal ibadah yang pada akhirnya mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah
SWT. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun Laporan Manajemen
Keperawatan Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang ini, akan tetapi apabila masih ada
terdapat adanya kesalahan kami membuka diri dengan segala kerendahan hati terhadap
semua kritik dan saran yang bersifat membangun dengan kesempurnaan Laporan
Manajemen Keperawatan Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang. Harapan kami semoga
Manajemen Keperawatan di Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulangdapat memberikan
manfaat bagi kita semua khususnya dalam Ilmu Keperawatan.

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tebing Bulang, April 2022

Penyusun .

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………...……iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……….……...………………………………………………1
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Umum………………...……………………..………….…………...2
Tujuan Khusus………………………………………………..……………..2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan…………..…………………………………….……......3
Tempat Pelaksanaan……………………………………………..……….....3
D. Ruang Lingkup……………………………………………………………...3

BAB II HASIL KAJIAN


A. Profil Puskesmas ……………………………………………………….…..4
B. Unsur/Input/Masukan………………………………………………...……12
C. Man………………………………………………………………………...12
D.Material…………………………………………………………………….18
E. Method……………………………………………………………………..22
F. Market……………………………………………………………………...35
G. Mutu……………...………………………………………………………..38
H. SOP…………………………………………………………….…………..43

BAB IIIPERMASALAHAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN


A. Analisa SWOT…………………………………………………………….59
B. Prioritas Masalah…………………………………………………………..61
C. Daftar Masalah…………………………...………………………………..62
D. POA……………………………………………………………………… .63

iii
BAB IVPELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Post Conference…….……………………………………………………...65
B. Pre Conference…...……………………………………………………..…67
C. Struktur Organisasi……………………………………………………...…69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………..72
B. Saran……………………………………………………………………….72
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi
sebagai : 1. Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama di wilayah
kerjanya. 2. Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama di wilayah
kerjanya. 3. Sebagai tempat wahana pendidikan. Untuk menunjang pelaksanaan
fungsi dan penyelenggaraan upaya kesehatan, Puskesmas dilengkapi dengan
instrumen manajemen yang terdiri dari : 1. Perencanaan tingkat Puskesmas 2.
Lokakarya Mini Puskesmas 3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen
Sumber Daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga serta didukung dengan
manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan
(antara lain melalui penerapan quality assurance).
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya, 2004).
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran
yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser
(2003) terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan
diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating & directing),
staffing, leading, reporting, controlling dan budgeting. Komunikasi merupakan
bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan keperawatan. Menurut Swansburg (2000), komunikasi dalam praktik

1
keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal sehingga
peran komunikasi sangat penting dalam penerapan manajemen keperawatan.
Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara rutin yaitu
kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan yang juga
merupakan salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien. Komunikasi efektif,
yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Alvarado, et al (2006) mengatakan adanya standar
komunikasi efektif yang terintegrasi dengan keselamatan pasien dalam timbang
terima pasien dan disosialisasikan secara menyeluruh pada perawat pelaksana
akan meningkatkan efektifitas dan koordinasi.
Efektifitas dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan informasi
penting sehingga meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam mendukung
keselamatan pasien. Timbang terima pasien adalah komunikasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Rushton (2010) mengatakan
timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan,
rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan.
Praktik Klinik Keperawatan stase Manajemen Keperawatan yang
dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang di
Puskesmas Rawat Inap Tebing BulangKabupaten Musi Banyuasin diharapkan
agar mahasiswa dapat memperoleh pegalaman belajar Manajemen Keperawatan
yang dapat membantu dalam aplikasi di tatanan pelayanan keperawatan nyata
dengan peran sebagai manajer, kepala ruangan, ketua tim, serta perawat
pelaksana dengan pendekatan proses manajemen dan membantu meningkatkan
mutu dan kualitas dalam pelayanan di Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang
Kabupaten Musi Banyuasin.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Tujuan Umum

2
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten
Musi Banyuasin.
b. Tujuan Khusus
 Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta Manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
 Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan ditahun
yang akan datang.
 Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab masalah di wilayah kerjanya berdasarkan kesenjangan
pencapaian kegiatan.
 Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan
segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
 Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik Manajemen Keperawatan ini dilaksanakan berlangsung
selama dua minggu dari tanggal 2-21 April 2022.
2. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik Manajemen Keperawatan ini dilaksanakan di
Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang.

D. Ruang Lingkup
Makalah ini termasuk kajian dalam Manajemen Keperawatan, makalah ini
bertujuan untuk mengetahui masalah apa saja yang ada pada (Mean, Method,
Material, Mutu) di Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang. Observasi pada
makalah ini dilaksanakan pada tanggal 16-19 April 2022. Teknik yang
digunakan yaitu menggunakan metode wawancara dan observasi. Populasi dalam
makalah ini adalah semua perawat yang ada di Puskesmas Rawat Inap Tebing
Bulang.

3
BAB II
HASIL KAJIAN

A. Profil / Gambaran Umum Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang


Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin
tepatnya di Kecamatan Sungai Keruh. Puskesmas ini terletak di Sekayu-Pendopa
Km. 30 Desa Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabuaten Musi
Banyuasin. Masyarakat yang ingin berobat dapat menjangkaunya dengan
berjalan kaki, mobil maupun menggunakan kendaraan bermotor.
1. Sejarah Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang
Tanah Lokasi dibangunnya Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang
dahulunya merupakan hibah dari seorang warga Kecamatan Sungai Keruh
pada tahun 1956 dengan luas tanah ± 556 km. pada tahun 2008 Puskesmas
Tebing Bulang dinyatakan puskesmas rawat Poned dan berdasarkan
Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor: /KPTS-DINKES/2020,
tanggal Desember 2020 UPT Puskesmas Tebing bulang menjadi
Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
Struktur organisasi Puskesmas Rawa Inap Tebing Bulang adalah sebagai
berikut :
a. Unsur Pimpinan, yaitu KepalaPuskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan yaitu Sub Bagian TataUsaha
c. Unsur Pelaksana, yaitu KoordinatorProgram
d. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Visi, Misi, Moto, dan Tujuan Puskesmas


Untuk menunjang keberhasilan Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang dala
m rangka pelayanan kesehatan pada masyarakat, maka seluruh kegiatan haru
s berpedoman pada Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas
Rawat Inap Tebing Bulang serta pelaksanaannya harus berpedoman pada
SOP ( Standar Operasional Prosedur) pelayanan yang telah dibakukan.

4
Visi :
Terwujudnya Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, guna menuju
MUBA MAJU BERJAYA 2022
Misi :
a. Meningkatkan Kemampuan, Disiplin dan semangat kerja, dalam
mengembangkan SDM yang professional
b. Menggerakkan dan memperdayakan masyarakat, untuk hidup bersih dan
sehat
c. Meningkatkan akses kesehatan yang terjangkau dan berkualitas
d. Meningkatkan kerjasama lintas sector

Motto:
Kepuasan anda kebahagiaan kami, masyarakat sehat dambaan bersama
Tata Nilai :
T : Terbaik, artinya selalu memberikan pelayanan yang terbaik,
bermutu dan memuaskan
E : Empati, artinya memberikan pelayanan dengan sepenuh hati, tulus,
ramah dan sopan santun
B : Bersih, artinya selalu memperhatikan dan memelihara kebersihan
dan kerapian baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan kerja
I : Inisiatif, artinya senantiasa melakukan tindakan penanganan,
pengendalian dan perbaikan secara terus menerus tanpa menunggu
perintah
N : Nyaman, artinya memberikan rasa nyaman, tenang damai dan
kondusif
G : Gesit, artinya memberikan pelayanan, penanganan, pengendalian
dan perbaikan dengan cekatan, terprosedur dan tepat

Tujuan :
Tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah kerja Puskesma
s Rawat Inap Tebing Bulang.

5
3. Ketenagaan
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan sehari – harinya, Puskesmas Rawat
Inap Tebing Bulang dipimpin oleh seorang Pimpinan Puskesmas yang sejak
Januari 2021 dijabat oleh dr. Asnansi dibantu oleh 1 orang dokter umum, 1
orang dokter gigi, 1 orang tenaga Adminkes, 1 orang penyuluh kesehatan,19
orang perawat, 1orang perawat gigi, 18orang bidan, 1 orang asistenapoteker,
1 orang sanitarian, 1 orang petugas gizi, 2 orang tenaga laboratorium, 3 orang
staf tata usaha, 1 orang petugas rekam medis, 1 orang penjaga malam, 1
oramg supir ambulance dan 2 orang petugas kesehatan. Sesuai dengan
komitmen yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan seluruh staf
Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang, maka diadakan jadwal pembelajaran
dan pelatihanbaik di dalam maupun diluar Puskesmas Rawat Inap Tebing
Bulang, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan
sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang.

Tabel 2.1.
Daftar Pegawai Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang
NO NAMA NIP JABATAN
1 dr. Asnandi 19910115 201902 1 002 Pimpinan
Puskesmas
2 M. Arsyad 19640805 1988803 2 019 Perawat
3 Cik Awa, AM.Keb 19670606 199003 2 008 Bidan
4 Pariah, AMd.Kep 19690528 198803 2 001 Perawat
5 Karnani, AMd.Kep 19681208 199003 2 002 Perawat
6 Sti Asiah, AM.Keb 19660920 199003 2 005 Bidan
7 Risnaini, AM.Keb 19670110 199003 2 005 Bidan
8 Sri Haslinda, AM.Keb 19640828 198603 2 006 Bidan
9 Hj. Mismal J, AM.Keb, 19750509 200012 2 002 Bidan
SKM, M.Kes
10 Apittiara, SST 19830508 200801 2 005 Ka. Tata Usaha
11 dr. Mely Ekajayanti 19920522 202012 2 002 Dokter Umum
12 drg. WInda Valentina 19901001 202012 2 002 Dokter gigi
13
Novi Dianti, AM.Kep 19800808 200801 2 005 Perawat
14 Eva Yusdiana, S.Kep 19771019 201101 2 002 Perawat
15 Rezky Novia, S.Tr.Kg 19931109 201901 2 002 Perawat Gigi
16 Herlina, AM.Keb 19780514 200801 2 003 Bidan
17 Bendi Irawan, SKM 19830514 200704 1 002 Pengadministrasi

6
18 Sari Nanin, AM.Keb 19850101 201704 2 001 Bidan
19 Imelia, AM.Keb 19860312 202121 2 001 Bidan
20 Firmansyah 19820514 201407 1 003 Pengadministrasi
21 A, Rafik, AM.Kep Kontrak Perawat
22 Apri Andani, Amd,Kep Kontrak Perawat
23 Edi Paisol, S.Kep, Ners Kontrak Perawat
24 Eva Elisah, AM.Ke Kontrak Perawat
25 Jery Candra PW, Kontrak Perawat
AM.Kep
26 Maryono, AM.Kep Kontrak Perawat
27 Melly Chairani S, Kontrak Perawat
AMd.Kep
28 Neon Hayana, AM.Keb Kontrak Perawat
29 Nita Oktavia, S.Kep Kontrak Perawat
30 Ns. Lefi ARgubi, S.Kep Kontrak Perawat
31 Qomala Dewi, AM.Kep Kontrak Perawat
32 Yenny Stefianie, Kontrak Perawat
AM.Kep
33 Tohari, AMd.Kep Kotrak Perawat
34 Yulis Triasari, AM.Kep Kontrak Perawat
35 Lidia Ekasari, AM.Keb Kontrak Bidan
36 Silvia Oktarina, Kontrak Bidan
AM.Keb
37 Dariee Cristiee, Kontrak Bidan
AM.Keb
38 Lesi Arsani, AM.Keb Kontrak Bidan
39 Siti Khodijah, AM.Keb Kontrak Bidan
40 Agustina, AM.Keb Kontrak Bidan
41 Neri Yanti, AM.Keb Kontrak Bidan
42 Tomi, AMd.Farm Kontrak Asisten Apoteker
43 Rati Meta sari, AMd.Gz Kontrak Petugas Gizi
44 Ferry Nurmariatno, Kontrak Perawat
AMd.Kep
45 Harpani Kontrak Supir Ambulance
46 Roni Paslah Kontrak Jaga Malam
47 Desi Wulandari Kontrak Cleaning Servis
48 Yusnida Kontrak Cleaning Servis
49 Julia Citra, SE Kontrak BOK Akuntan
50 Embang ALbari, Kontrak BOK Analis
AMd.AK
51 Patara Ferdialis, Petugas Nusantara Sehat Analis

7
AMd.AK
52 Ramadona, AMd.KL Kontrak BOK Sanitarian
53 Monika Lara, SKM Kontrak BOK Petugas Promkes
54 Nurma Yunita Magang Petugas RM
55 Tutut Dianadari, Magang Bidan
AM.Keb
56 Risna Musdan, AM.Keb Magang Bidan
57 Vivin Andria Junika, Magang Bidan
AM.Keb
58 Wita Purwanti, AM.Keb Magang Bidan
59 Evita Carolina, AM.Keb Magang Bidan
60 Pipin Nopitasari, Magang Bidan
AM.Keb
61 Heldiana, AM.Keb Magang Bidan
62 Anindiya Nopianitasari, Magang Bidan
AM.Keb
63 Esya Milenia Putri, Magang Bidan
AMd.Keb

Sama seperti halnya instansi lain, untuk kelancaran tugas dan memenuhi
kewajibannya dalam hal memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkannya dan berbagai kegiatan administrasi lainnya maka
Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang pun menyusun suatu organisasi yang
dipimpin oleh Pimpinan Puskesmas.
Secara garis besar Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang dibagi atas beberapa
unit kerja yang bertanggung jawab pada Pimpinan Puskesmas secara langsung
dan pelaksanaan kegiatannya disesuaikan dengan program kerjanya masing-
masing yang disusun setiap tahun dibawah tanggung jawab pemegang
program.
4. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Rawat Inap
Tebing Bulangmemenuhi kebutuhan masyarakat tersebut melalui 5 Program
Pokok Puskesmas yang ditentukan berdasarkan banyaknya permasalahan kes
ehatan masyarakat setempat serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
5 ( Lima ) Program Pokok Puskesmas tersebut adalah :
1) Promosi Kesehatan ( Promkes )
2) Sanitasi ( Kesehatan Lingkungan )

8
3) KIA / KB
4) Gizi
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ( P2P)
Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung difasilitasi dengan adan
ya ruang dan peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia
yang selalu ditingkatkan kemampuannya dan SOP – SOP sebagai standar pel
ayanannya.Fasilitas yang disediakan di Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang
ini adalah sbb :
a. Ruangan ( KIA )
Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kebidanan
terhadap Ibu Hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin),Ibu yang telah bersali
n (Bufas), dan Ibu menyusui (Busui). Selain itu juga Puskesmas Sei Seli
ncah melayani persalinan ibu hamil 24 jam di ruangan Poned yang
terdiri dari dua tempat tidur/bed.Untukkegiatan KB, Puskesmas Rawat
Inap Tebing Bulang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal KB berup
a IUD, implant, pil, suntikan, dan kondom juga pemeriksaan IVA. Klini
k ini dalam pelaksanaannya dilayani oleh 5 orang bidan terlatih.
b. Ruang Kesehatan Umum
Klinik ini melayani pengobatan umum bagi pasien umum / dewasa. Dalam
Pelaksanaannya klinik ini dilayani seorang dokter Umum dan dibantu oleh
perawat terlatih.
c. Ruang Lansia
Khusus Melayani kesehatan bagi lansia
d. Ruang Tindakan
Melayani ke gawat daruratan, melakukan tindakan dan pengobatan.
e. Ruang P2 TB
Melayani pengobatan dan konseling terhadap penderita TB Paru.
f. Ruang Pemeriksaan Anak
Pelayanan kesehatan bagi anak – anak ditempatkan diruangan tersendiri.
dilayanai oleh satu orang dokter umum dan juga dibantu oleh beberapa te
naga perawat dan bidan.
g. Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Klinik ini melayani pengobatan dan perawatan gigi bagi seluruh lapisan
masyarakat yang membutuhkannya terutama pengobatan dasar seperti pe

9
ncabutan dan penambalan gigi dalam pelaksanannya klinik ini dilayani ol
eh seorang Dokter Gigi dan dibantu oleh 1 para perawat gigi yang berpen
galaman dan terlatih.Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menuju
visi sehat yang optimal, Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulangmelaksanaka
n kegiatan UKGS bagi anak sekolah di sekolah-sekolah dan UKGMD bag
i masyarakat umum terutama balita dan ibu hamil di posyandu-posyandu.
h. Ruang imunisasi dan Gizi
 Konsultasi Gizi
Melayani konsultasi gizi masyarakat dan gizi perorangan, baik didala
m maupun di luar gedung. Dilaksanakan oleh seorang petugas gizi seti
ap hari.
 Imunisasi
Melayani immunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, TT Bumil
/Caten. Dilaksanakan setiap hari Kamis oleh bidan terlatih.
i. Ruang Laboratorium
Melayani pemeriksaan laboratorium lengkap seperti darah rutin, tes keha
milan (PT) , Hb, golongan darah, urin rutin, dan BTA sputum dan pemeri
ksaan laboratorium lainnya. Pelayanan ini juga dilakukan setiap hari kerja
bagi pasien yang membutuhkan.
j.Ruang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan
 Promkes melakukan penyuluhan pada perorangan ataupun perkelompok
baik dilaksanakan di Puskesmas, sekolah ataupun di tempat lain yang m
embutuhkan.Pelayanan ini akan dilaksanakan oleh dokter, tenaga-tenaga
penyuluh, dan kader-kader yang telah dilatih menguasai materi yang dib
ahas.
 Konsultasi Kesehatan Lingkungan (Sanitasi)Memberikan konsultasi me
ngenai kesehatan dan kebersihan, kebersihan lingkungan Rumah Sehat,
Jamban Sehat, Sarana Air Bersih, Pemberantas Sarang Nyamuk(PSN).
Dilaksanakan oleh Sanitarian setiap hari, baik didalam maupun di luar g
edung.

k. Ruang Rawat Inap

10
Ruang rawat inap dengan mempunyai 2 ruangan rawat inap 1 ruang rrawat
inap untuk laki-laki dengan kapasitas 6 tempat tidur dan 1 ruangan rawat
inap perempuan dengan kapasitas 6 tempat tidur.
l.UGD
Melayani pasien-pasien yang bersifat gawat darurat serta melakukan
pemeriksaan pasien dengan triase.
m. Lain – lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat diwilayah kerjanya, Puskesm
as Rawat Inap Tebing Bulang melakukan kegiatan – kegiatan secara proakti
f. Kegiatan – kegiatan tersebut diantaranya adalah Posyandu Balita di 25
Posyandu, Posyandu Lansia di 10 Posyandu, UKS/UKGS di 17 SD / MI,
UKGMD di 9DEsa serta melakukan kunjungan ke rumah pasien bagi pasi
en – pasien yang membutuhkannya.

11
Bagan 2.1.
Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang

12
B. Unsur Input/Masukan: Pasien, Mahasiswa praktek dan 5M
1. Pasien, jumlah penyakit terbanyak, demografi, asal rujukan, dll
2. Mahasiswa Praktek
Mahasiswa praktek di Puskesmas dengan Stase Manajemen Keperawatan ada 14 orang.
3. Ketenagaan (5 M)

C. Man (Sumber Daya Manusia)


1. Kuantitas Tenaga Perawat
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesional
dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial, spiritual yang
ditunjukan pada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2012). Sedangkan
menurut Kusnanto (2013), perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang
mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/
asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan salah satu perencanaan dalam hal
menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu ruangan dan kriteria
tenaga yang dipakai untuk suatu ruangan tiap shiftnya. Dibawah ini beberapa formula
yang dikeluarkan oleh para ahli dalam hal penentuan apakah tenaga yang kurang, cukup,
atau berlebihan, yaitu:
2. Perhitungan Ketenagaan
a. Kajian Teori
 Pengelompokan Unit Kerja
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada
dirumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokkan unit kerja sebagai
berikut:
 Rawat inap dewasa
 Rawat inap atau perinatal
 Instalasi gawat darurat (IGD)
 Kamar bersalin
 Rawat jalan
 Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Beberapa model pendekatan pendapat yang dapat dilakukan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah:
 Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI:
- Rata-rata jam perawatan
- Rawat inap 3,5 jam /hari/klien
- Kebidanan 2,5 jam/hari/klien
- Intensive 10 jam/hari/klien
- Gawat Darurat 4 jam/hari/klien

12
Loss day
-
Loss Day = Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
- Jumlah hari kerja efektif

Non Nursing Job


(jumlah tenaga keperawatan+loss day) x 25

100

 Berdasarkan tingkat ketergantungan rata-rata jumlah jam perawatan


- Askep minimal 2 jam
- Askep sedang 3,08 jam
- Askep agak berat 4,15 jam
- Askep maksimal 6,16 jam
 Berdasarkan rumus Douglas
Douglas (1984, dalam Minetti Huchinson, 1994) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam 1 unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar/shift nya,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2
Standar Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas

Tingkat Jumlah Kebutuhan Perawat


Ketergantun Pagi Sore Malam
gan
Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20
Sumber:
Nursalam, 2011

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan


menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
 Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam atau 24 jam, dengan
kriteria:
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

13
 Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam atau 24 jam dengan
kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Folley catheter/intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
 Perawatan maksimal atau atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
- Segalanya diberikan / dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction
- Gelisah / disorientasi
 Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :

Tenaga Perawat = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun


Jumlah jam kerja perawat/tahun x jam kerja perawat/hari

b. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas diruangan didapatkan jumlah tenaga
diruang rawat inap saat ini 17 orang, terdiri dari 1 kepala ruangan,18 perawat
pelaksana dan 18 bidan pelaksana, dalam pelaksanannya dibagi menjadi 3 shift jaga
yaitu :
- Shift pagi : 07.30 - 14.00 WIB
- Shift sore : 14.00 - 19.30 WIB
- Shift malam : 19.30 - 07.30 WIB
Pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga di ruang rawat inap adalah sebagai
berikut :
 Menurut Gillies
Dari 17 tenaga kesehatan yang ada, dilakukan dalam 3 kelompok tim, yang
pelaksanaanya sudah ditentukan oleh Kepala Ruang. Perawat di Puskesmas Sei
Selincah dibagi menjadi 3 shift jaga, yaitu :
 Karu : 1 Orang
 Katim : 1 Orang
 Shift Pagi : 7 Orang
 Shift Sore : 3 Orang
 Shift Malam : 2 Orang

14
 Libur Lepas Malam : 2 orang
 Cuti : 1 orang
Jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah Kepala
ruangan, Ketua Tim serta perawat lain sesuai jadwal shift. Pendekatan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga perawat / bidan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3
Jumlah pasien yang didapatkan selama obervasi 2 hari
yang dilakukan pada tanggal 8-9 April 2022

Tanggal Jumlah Pasien


8 April 2022 2
9 April 2022 2
Total 4
Rata-rata 2
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners STIKes Bina Husada Palembang

 Jumlah keperawatan langsung:


Ketergantungan minimal = 0 orang
Ketergantungan partial = 2 orang x 3jam = 6 jam
Ketergantungan total = 0 orang
 Jumlah keperawatan tidak langsung
2 orang x 1 jam = 2 jam
 Penyuluhan kesehatan
2 orangx 0,25 jam = 0,5 jam
 Jumlah total jam perawatan
6 jam + 2 jam + 0,5 jam
2 orang

 Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan


4,25 jam/px/hr x 2 orang x 365 hr
(365 hr – 73 hari) x 7 jam

3.102,5
2044
1,517 orang (2 orang)
 Cadangan 20%
2 orang x 20% = 0,4 orang
 Sehingga jumlah keseluruhan tenaga yang dibutuhkan adalah 2 orang + 0,4
orang = 2,4 orang (2 orang).

Analisa
Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawat yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode Gillies menunjukan bahwa jumlah tenaga yang
dibutuhkan dalam sehari sebanyak 2 orang sedangkan jumlah tenaga yang

15
bertugas diruang Poned Puskesmas Tebing Bulang berjumlah 7 orang shift pagi,
3 orang shift sore dan 2 orang shift malam. Jadi dari hasil perhitungan dan
kenyataan dalam ruangan dikatakan jumlah tenaga tenaga sudah mencukupi
kebutuhan pasien.

 Menurut Douglas
Berdasarkan tingkat ketergantungan adalah sebagai berikut, berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan diruang Poned analisa jumlah tenaga kerja
diruangan didapatkan hasil seperti tabel 2.6:

Tabel 2.4
Kebutuhan Tenaga Ruangan Berdasarkan Klasifikasi
Derajat Ketergantungan Pasien Periode 8-9 April 2021

Ketergantungan
Tanggal Pasien
Minimal Partial Total
8 April 2022 2 orang 0 2 0
9 April 2022 2 orang 0 2 0
Total 4orang 0 4 0
Rata-Rata 2 orang 0 2 0
Sumber : Data Primer Puskesmas Rawat Inap tebing Bulang

Analisis
Dari data tabel 2.4 didapatkan hasil bahwa rata-rata pasien yang memerlukan
bantuan minimal yaitu sebanyak 0 orang, yang memerlukan bantuan partial yaitu
sebanyak 2 orang dan yang memerlukan bantuan total sebanyak 0 orang.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan selama dua hari pada tanggal 8-9
April 2022 perhitungan tenaga perawat diruang Poned Puskesmas Tebing
Bulang dapat dilihat tabel 2.5 sebagai berikut :

Tabel 2.5
Perhitungan tenaga menurut douglas
di ruang Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang

Shift Dinas
Klasifikasi Total
Pagi Siang Malam
Minimal 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0 0
Parsial 0,27 x 2 = 0,54 0,15 x 2 = 0,3 0,10 x 2 = 0,2 1,04
Total 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0 0
Jumlah 0,54 0,3 0,2 1,04
Sumber : Data Primer Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang

Jumlah perawat pagi yang dibutuhkan adalah 1 orang, jumlah perawat siang
yang dibutuhkan 1 orang, jumlah perawat malam yang dibutuhkan 1 orang

16
Total perawat yang dibutuhkan dari 3 shift adalah 3 orang.
Analisis
Menurut perhitungan douglas yang dibutuhkan sesuai dengan ketergantungan
pasien, tenaga perawat yang dibutuhkan oleh ruangan rawat inap per hari adalah
3 orang

3. Kualitas Tenaga Perawat


a. Kajian Teori
Keberhasilan sebuah organisasi Puskesmas sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur karyawan (tenaga perawat)
dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya.
Hal ini telah disadari bahwa sumber daya manusia seringkali menjadi penyebab
kegagalan suatu organisasi di Puskesmas. Selain itu secara teori indikator keberhasilan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Supaya dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan kualitas
yang tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menurut Darmanto
Djojosubroto (1997) konsep pengembangan sumber daya manusia yang disebut
Human Resources Development (HRD) memiliki 3 program yaitu:
 Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada pekerjaan saat ini.
 Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk pekerjaan yang
akan datang.
 Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk pekerjaan
pegawai yang bersangkutan secara langsung.
Pelatihan, kursus dan lokakarya yang umumnya diperlukan oleh perawat adalah
sebagai berikut :
 Etika komunikasi
 Komunikasi terapeutik dalam keperawatan
 Etika keperawatan
 Manajemen keperawatan
 Manajemen Puskesmas
 Audit medis
 Pencegahan penyakit nosokomial
 Sanitasi Puskesmas
 Standar asuhan keperawatan

17
b. Kajian Data
Hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data staf karyawan di ruang rawat
inap Puskesmas Tebing Bulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2.6
Tenaga Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tebing Bulang
No Jabatan Pendidikan Pelatihan Jumlah
1 Kepala Ruang D3 Keperawatan - 1
2 Perawat pelaksana D3 Keperawatan - 18
3 Bidan pelaksana D3 Kebidanan - 18

Sumber: Ruang Poned Puskesmas Rawat Inap Tebing Bulang

Analisa:
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruangan Rawat Inap Puskesmas Tebing Bulang
didapatkan hasil bahwa 18 petugas berprofesi bidan memiliki sertifikat pelatihan
Asuhan Persalinan Normal (APN) dan 19 petugas berprofesi perawat mempunyai
Sertifikat BTCLS, adapun 4 dari 19 perawat yang ada di ruangan tersebut belum
mengikuti pelatihan BTCLS tersebut.

4. Material (Sarana dan Prasarana)


a. Kajian teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan yang meliputi
kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011). Peralatan yang
dimaksud dalam standar ini terdiri dari:
 Alat Tenun
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis, dan
spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai
pelayanan keperawatan.
 Alat Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi
menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
Tabel 2.7
Standar Alat Keperawatan

No Nama Barang Ratio Pasien alat

1 Stetoskop 2/ruangan
2 Tiang infus 1/TT
3 Bak instrumen besar 2/ruangan
4 Bak instrumen kecil 2/ruangan
5 Bengkok 2/ruangan
6 Standar infus 1:2
7 Korentang 2/ruangan

18
8 Timbangan BB 1/ruangan
9 Pengukur panjang badan 1/ruangan
10 Termometer rektal 2/ruangan
11 Gunting perban 2/ruangan
12 Spygnomanometer 2/Ruangan
13 Partus set 2 set
Sumber: DepKes, 2011

 Alat Rumah Tangga


Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah, jenis, spesifikasi
menjamin tersedianya alat rumah tangga yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
Tabel 2.8
Standar Alat Rumah Tangga

No Nama Barang Ratio Pasien Alat

1 Nampan 1-3/ruangan
2 Plato/piring makan 1:1
3 Piring snack 1:1
4 Gelas 1:2
5 Tatakan dan tutup gelas 1:2
6 Sendok 1:2
7 Garpu 1:2
8 Kran air 1:1
9 Baki 5/ruangan
10 Tempat sampah pasien 1:1
11 Senter 2/ruangan
Sumber: DepKes, 2011

b. Kajian Data
Beberapa alat medis yang ada di ruangrawat inap Puskesmas tebing bulang, antara
lain:
 Inventaris keperawatan
Bersadarkan observasi yang dilakukan selama 2 hari tanggal 18-19 2022, daftar
Alat Medis Ruang rawat inap Puskesmas Tebing Bulangkami sampaikan dalam
tabel berikut:
Tabel 2.9
Inventarisasi peralatan Ruangan Rawat Inap PuskesmasTebing
Bulang

Nama alat medis / Jumlah yang ada


No Ket
keperawatan Baik Rusak

1 Baki instrumen besar 2 -

2 Baki instrumen sedang 5 -

3 Baki instrumen kecil 2 -

19
4 Toples stainless sedang 2 -

5 Toples stainless kecil 2 -

6 Tem digital 1 -

7 Nebulizer 2 -

8 Bengkok 2 -

9 Kom kecil 2 -

10 Pinset 1 -

11 Tromol besar 1 -

12 Tromol sedang 1 -

13 Tromol kecil 1 -

14 Gunting perban 1 -

15 Gunting jaringan 1 -

16 Gunting biasa 2 -

17 Buli-buli panas 1 -

18 Tensi meter 2 -

19 Troli 5 -

20 Troli emergenci 1 -

21 Baskom 4 -

22 Stetoskop 2 -

23 Partus set 2 -

24 Ristole 1 -

25 BSS Stik 1 -

26 EKG 1 -

27 Suction 1 -

28 Senter 3 -

29 Kabel panjang 1 -

30 Timbangan 1 -

31 Bed gynekologi 1 -

32 Meja mayo 1 -

Sumber: Ruangan Poned Puskesmas Tebing Bulang

Analisa:
Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang,
semua peralatan yang tersedia dalam kondisi baik dan bisa dipakai dengan aman
karena semua alat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

20
 SaranaPenunjang
 Kajian Data
Bersadarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 8 April 2022 sarana
penunjang di ruang Rawat Inap Puskesmas Tebing Bulang kami sampaikan
dalam tabel berikut :
Tabel 2.10
Sarana Penunjang Ruang Rawat Inap Puskesmas Tebing Bulang
NO SARANA PENUNJANG JUMLAH SIAP
1 Lampu Emergensi 1 1
2 Troli 2 2
3 Kabel rol 1 1
4 Komputer 1 1
5 Printer 1 1

Analisa
Berdasarkan hasil pengkajian dan tabel diatas menunjukkan bahwa
fasilitas mesin diruangan Perawatan Puskesmas Tebing Bulang, sesuai
dengan standar yang ditetapkan, semuanya dalam keadaan baik dan bisa
digunakan.

 Standar/Pedoman/Prosedur Tetap
 Kajian Teori
Prosedur tetap adalah tahap kegiatan yang pasti untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.Prosedur tetap atau Standard Operating Prosedure (SOP)
memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktivitas
(Depdiknas, 2011; Depkes, 1999 Ferliana, Rochmah, dan Haksama, 2016).
Tujuan adanya protap, antara lain:
- Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
- Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisidalam
organisasi.
- Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait.
- Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan.
- Untuk menghindarikegagalan/kesalahan,keraguan,duplikasi, dan
inefisiensi.
 Kajian Data
Berdasarkan observasi ulang yang dilakukan selama 2 hari dari 8-9
April 2022, daftar prosedur tetap yang banyak dilakukan di ruang
Ponedkami sampaikan dalam tabel berikut:

21
Tabel 2.11
Daftar Prosedur Tetap Yang Banyak dilakukan di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tebing Bulang
JUMLAH NO.
NO NAMA
SELAMA 2 HARI REVISI

1 Kompres hangat 1

2 Pemasangan infus 1

3 Pemberian obat oral 1

4 Pengukuran 1
pernafasan
5 Pengukuran nadi 1

Sumber : SPO Keperawatan Puskesmas Tebing Bulang

Analisa
Berdasarkan hasil wawancara di ruang Perawatan PuskesmasTebing
Bulang telah menerapkan prosedur tetap perawatan secara umum yang telah
ditetapkan oleh pihak Puskesmas Tebing Bulang. Setiap tindakan/prosedur
keperawatan harus memiliki standar yang telah ditetapkan dan dibakukan.

 Pasien
 Kajian Teori
Menurut Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang Puskesmas, pasien adalah
setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Puskesmas.
 Kajian Data
Bersadarkan observasi yang dilakukan selama jumlah kunjungan pasien di
Ruang Rawat Inap Puskesmas selama 1 bulan terakhir kami sampaikan
dalam tabel berikut:
Tabel 2.12
Laporan Kunjungan Pasien Ruang Rawat Inap
PuskesmasRawat Inap Tebing Bulang
NO. DEBITUR JUMLAH
1 BPJS 4

2 Umum 0

TOTAL 4

Analisis
Berdasarkan data yang didapatkan menunjukkan bahwa asurasi yang
digunakan pasien adalah yaitu BPJS hal tersebut dikarenakan diwilayah

22
Palembang sebagian besar kalangan menengah kebawah sehingga
penggunaan BPJS dapat mempermudah pasien dalam hal administrasi.

5. Method (Metode)
a. Proses Pelayanan Keperawatan (SP2KP)
 Kajian Teori
Proses pelayanan keperawatan adalah upaya untuk dapat menilai mutu dari hasil
asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator klinik keperawatan (Depkes RI,
2008).
 Kepala ruang
 Perencanaan
- Menunjuk perawat primerdan tugasnya masing-masing.
- Mengikuti serah terima di shift sebelumnya.
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer.
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketergantungan pasien oleh perawat primer.
 Pengorganisasian
- Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
- Merumuskan tujuan metode penugasan.
- Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas
- Membuat rencana kendali kepala ruangan membawahi dua perawat primer
(PP). Perawat primer membawahi dua perawat pelaksana.
 Pengarahan
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
- Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik.
- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep klien.
 Pengawasan
- Melalui komunikasi yaitu mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
- Melalui supervisi :
o Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.
o Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan dari perawat primer.
 Evaluasi

23
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.
- Audit keperawatan.
 Perawat primer
 Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komperhensif.
 Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktik.
 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain.
 Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
 Menerima dan menyesuaikan rencana.
 Melakukan rujukan kepada pekerja sosial dan kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat.
 Membantu jadwal perjanjian klinik.
 Mengadakan kunjungan rumah.
 Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan ditugaskan
untuk memberikan pelayanan perawatan langsung pada klien. Uraian tugas
perawat pelaksana adalah sebagai berikut:
 Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien.
 Melaksanakan tindakan keprawatan sesuai dengan rencana.
 Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan perawatan.
 Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
- Pemberian obat.
- Pemeriksaan laboratorium.
- Persiapan klien yang akan dioperasi.
 Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual
klien
- Memelihara klien dan lingkungan.
- Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
- Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
 Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.
 Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
 Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.

24
 Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif:
- Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal.
- Sensus harian atau formulir.
- Rujukan harian atau formulir.
 Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai.
 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
 Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secara bergantian
sesuai jadwal tugas.
 Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS).
 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan maupun
tulisan.
 Membuat laporan harian klien.

 Meeting Morning
 Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.
 Tujuan
Koordinasi intern Ruang Poned (wahana informasi dan komunikasi)
Kebijakan:
- Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada kaitannya dengan
pelayanan keperawatan agar tercapai dalam memberikan askep yang
optimal dan tepat.
- Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu pelaksanaan kurang
lebih 15 menit.
- Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi, pramusaji,
tenagaadministrasi ruang dan house keeping.
 Prosedur
- Persiapan
o Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai kegiatan-kegiatan
non keperawatan di ruang tersebut.
o Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning meeting.
o Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen.
o Morning meeting diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi dan malam.
- Pelaksanaan
o Karu membuka morning meetingdilanjutkan dengan doa bersama.
o Spiritual corner (membaca qur’an/kultum/membaca hadist).

25
o Melakukan repetitive magic power (budaya kerja dan keyakinan dasar)
dibacakan oleh salah satu peserta ditirukan oleh semua peserta meeting
morning.
o Karu memberikan informasi dan arahan kepada staf dengan materi yang
telah disiapkan sebelumnya.
o Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf.
o Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan
permasalahan yang muncul di ruangan.
o Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat di
tempuh.
o Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf .
- Penutup
o Karu menutup meeting morning.
o Karu dan peserta meetingmorning menandatangani notulensi.
o Meeting morning dilanjutkan dengan operan jaga.

 Post conference
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan.
 Persiapan
- Ketua tim menyiapkan ruangan.
- Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien dalam
tanggung jawabnya.
 Pelaksanaan
- Ketua tim/PJ membuka post conference.
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference.
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan keperawatan yang
telah dilakukan.
- Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah yang
ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dan mencari
upaya penyelesaian masalah
- Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada anggota tim.
- Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference.
- Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
tindakan operan tugas jaga shift berikutnya.

 Kajian Data
 Kepala Ruangan
Berdasarkan Observasi pelaksanaan uraian tugas kepala ruangan di ruang
Poned Puskesmas Sei Selincah kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.13

26
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang dari tanggal 8-9 April 2022 N = 1

Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Membagi staf ke dalam tim sesuai dengan 1 0
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan tim 1 0
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien 1 0
dan ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk
laporan permasalahan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk 1 0
menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali
dan diakhiri dengan doa
5 Membagi pasien ke dalam tim sesuai dengan 1 0
kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 1 0
ketua tim dan anggota tim
7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi 1 0
seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja
optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua 0 1
staf termasuk pada saat mengakhiri meeting
morning kepada dinas malam dan dinas pagi
9 Berperan serta sebagai konsultan 1 0
10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf 1 0
melalui daftar hadir yang ada di ruangan
Jumlah 9 1
Jumlah Persentase 90% 10%
Presentase 100%
Sumber data : Observasi Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Husada

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang didapatkan hasil penilaian kepala ruangan sebesar 90 % hal ini
menyatakan bahwa uraian tugas kepala ruangan Poned Puskesmas Tebing
Bulang sudah baik. Namun dari hasil observasi belum di dapatkan struktur
organisasi ruangan di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang.

 Ketua Tim
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas ketua tim ruang di ruang Poned
Puskesmas Tebing Bulang pada tabel berikut:
Tabel 2.14
Pelaksanaan Uraian Kepala Tim Di Ruang Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang Periode tanggal 8-9 April 2022
N=1

27
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 1 0
2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan 1 0
tugas jaga dari yang Perawat Pelaksana tugas
malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 1 0
konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan tugas jaga malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a 1 0
bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan
setelah selesai operan tugas jaga malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua 1 0
Perawat Pelaksana yang ada dalam grupnya
setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat 1 0
Pelaksana sesuai kemapuan dan beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah 1 0
atau diagnose dan perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang menjadi tanggung
jawab ada bukti di rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat 1 0
Pelaksana.
9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk 1 0
kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan 1 0
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
Perawat Pelaksana yang ada di bawah tanggung
jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien 1 0
sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam
keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir 1 0
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga
dari perawat pelaksana untuk persiapan operan
tugas jaga berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam operan 1 0
tugas jaga kepada anggota tim yang tugas jaga
berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada 1 0
dalam satu grup atau yang akan merawat selama
pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga
baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat 1 0
pelaksana pada sore malam libur.
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila 1 0
pagi hari tidak bertugas.
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam 0 1
pertemuan dalam rutin keperawatan di ruangan
minimal sebulan sekali.
18 Melakukan bimbingan klinik keperawatan 0 1
kepada Perawat Pelaksana minimal seminggu
sekali (ronde keperawatan/bed side teacshing).
28
Jumlah 16 2
Jumlah Persentase 93,7% 6,6%
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang dalam 3 shift kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan
uraian tugas kepala tim dikategorikan sangat baik, dengan persentase nilai
sebesar 93,7%.

 Perawat Asosiatif
Berdasarkan observasi dari tanggal 8-9 April 2022 persentase Uraian Tugas
Perawat Asosiatif Di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang.
Tabel 2.15
Presentase Uraian Tugas Perawat Asosiatif di Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang N = 9
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. Mengerjakan semua tugas yang diberikan kepala ruang 9 0
2. Menerima sesuai SPO di rumah sakit 9 0
3. Melakukan pengkajian keperawatan 9 0
4. Menganalisis data pasien sesuai bio 9 0
5. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan 9 0
masalah yang dirumuskan
6. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan data hasil 9 0
pengkajian keperawatan
7. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam 9 0
menyusun perencanaan keperawatan
8. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan SOP 6 3
9. Memperkenalkan diri setiap bertemu pasien dan 9 0
mendengarkan setiap keluhan pasien
10. Memberikan penjelasan pada klien sebelum melakukan 9 0
tindakan keperawatan
11. Mengutamakan keselamatan klien dalam memberikan 9 0
asuhan keperawatan dan melakukan dokumentasi
keperawatan

12. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan 9 0


tujuan
13. Melakukan discharge planning pada pasien pulang 9 0

14. Melakukan operan dengan penanggungjawab shift 9 0


berikutnya
15 Mengikuti setiap pertemuan yang diadakan ruangan 9 0
dan bekerjasama serta membantu sesama rekan kerja
16. Memberikan dukungan terhadap atasan ketika 9 0
melaksanakan tugas atau pekerjaan
Jumlah 141 3
Jumlah persentase % 87,5% 12,5%
Presentase 100%
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes Bina Husada 2022

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
dalam 3 shift kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan uraian tugas

29
perawat asosiatif dikategorikan sangat baik, dengan persentase nilai sebesar
87,5%. Dari uraian 16 kegiatan perawat asosiatif, hanya ada beberapa hal yang
tidak dapat terlaksanakan sepenuhnya.

 Pre Conference
Pre conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim setelah membaca
laporan shift sebelumnya untuk menyusun rencana kegiatan askep shift
lanjutannya. Pre-conference dilakukan untuk memperjelas rencana yang akan
dilakukan dan pembagian tugas tim keperawatan sehingga pelayanan atau asuhan
yang diberikan lebih optimal, efesien dan efektif
 Persiapan
- Ketua tim menyiapkan ruangan.
- Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien dalam
tanggung jawabnya.
 Pelaksanaan
- Ketua tim/PJ membuka pre conference.
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference.
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan keperawatan
yang telah dilakukan.
- Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah yang
ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah.
- Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada anggota tim
- Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference.
- Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
tindakan operan tugas jaga shift berikutnya.
Observasi dilakukan selama 2 hari periode 8 – 9 April 2022 persentase proses
pelaksanaan Pre Conferencedi ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang
Palembang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.16
Presentase Proses Pelaksanaan Pre Conference
Di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang N=1
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan
1 PJ menyiapkan ruangan 1 0
2 PJ menyiapkan rekam medis dan buku laporan 1 0
shift pasien dalam tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 PJ membuka pre conference dengan salam dan 1 0
berdoa jika belum dilakukan.
2 PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre 0 1
conference
3 PJ memandu pelaksanaan pre conference 1 0
4 PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, 1 0

30
keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
5 PJ membagi tugas kepada anggota Tim dengan 0 1
memperhatikan keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 1 0
asuhan pasien/tindakan
7 PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan 1 0
dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
8 PJ mengklarifikasi kesiapan anggota Tim untuk 1 0
melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
9 PJ memberikan reinforcement positif pada 1
anggota Tim 0
10 PJ menyimpulkan hasil pre conference 1 0
Penutup
1 PJ mengakhiri pre conference 1 0
2 PJ mendokumentasikan pre conference 1 0
Jumlah 11 3
Jumlah Persentase 78% 22%
Presentase 100%
Sumber : observasi mahasiswa profesi Ners STIKes Bina Husada

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang dalam 3 shift kerja, didapatkan bahwa panduan tetap (SOP) belum
ada tetapi pelaksanaan kegiatan preconference di ruangan rawat inap Poned
Puskesmas Tebing Bulang sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah
terlaksanakan. Didapatkan hasil penilaian kepala tim pada saatpreconference
sebesar 78% dan termasuk dalam kategori baik, hal ini menyatakan bahwa kepala
tim sudah baik dalam kegiatan pre confrence.

 Post Conference
Post conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim pada akhir shift
atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku laporan untuk disampaikan pada
operan shift berikutnya. Postconference dilakukan untuk memperjelas hasil askep
yang dilakukan da evaluasi dari tindakan tugas tim keperawatan sehingga
pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan lebih optimal, efisien dan
efektif.
 Persiapan
- Ketua tim menyiapkan ruangan
- Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien dalam
tanggung jawabnya
 Pelaksanaan
- Ketua tim/PJ membuka post conference
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference

31
- Anggota Tim menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan.
- Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan keperawatan
yang telah dilakukan
- Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah yang
ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah
- Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada nggota tim
- Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference
- Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
tindakan operan tugas jaga shift berikutnya
Berdasarkan observasi selama 2 hari, presentase proses pelaksaan post
conference di Ruang Ruang inap Puskesmas Tebing bulang dapat dilihat
tabel di bawah ini

Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan Post Conference
Di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
N=1
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
A. Persiapan
1. PJ menyiapkan ruangan post conference 1 0
2. PJ menyiapkan rekam medik pasien dalam 1 0
tanggung jawabnya
B. Pelaksanaan
1. PJ membuka post conference 1 0
2. PJ menjelaskan tujuan dilaksanakannya post 0 1
conference
3. Anggota Tim menjelaskan tentang hasil 1 0
tindakan/ hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
4. Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan 1 0
dalam memberikan ASKEP pada pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah
5. PJ memberi reinforcement pada Anggota Tim 0 1
6. PJ menyimpulkan hasil post conference 1 0
7. PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum 1 0
melakukan operan jaga shift jaga berikutnya
C. Penutup
1. Mengakhiri post conference dengan doa 0 1
2. Mendokumentasikan post conference 0 1
Jumlah 7 4

Jumlah presentase% 64% 36%

Persentase 100%

Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners STIKes Bina Husada

32
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan rawat inap rawat
inap Puskesmas tebing bulang dalam 3 shift kerja, didapatkan bahwa
panduan tetap (SOP) belum ada, dan tidak ada buku catatan khusus tentang
post cofrerence tetapi pelaksanaan kegiatan postconference di ruangan rawat
Poned Puskesmas Tebing Bulang sudah ada beberapa point variabel yang
dinilai telah terlaksanakan. Didapatkan hasil penilaian kepala tim pada saat
postconference sebesar 64 % dan termasuk dalam kategori kurang.

 Handover
Friesen (2018) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Selain itu juga meliputi mekanisme
transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utamadan kewenangan perawat
dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Operan sering disebut dengan timbang terima atau handover. Operan adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien (Nursalam, 2011). Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu.Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, timbang terima (handover) dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore
atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Rohmah, 2012).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa operan adalah suatu cara
dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien.
 Tujuan Timbang Terima ( Handover)
Ada beberapa tujuan kenapa timbang terima itu dilakukan yaitu:
- Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).
- Menyampaikan hal yang sudah/belum dikerjakan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
- Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya (Urrahman, 2009).

 Manfaat Timbang Terima ( Handover)


Menurut Friesen (2018), manfaat Timbang Terima ( Handover) bagi perawat
adalah:
- Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

33
- Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
- Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan
- Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Sedangkan bagi pasien, manfaat yang didapat pasien bisa menyampaikan
masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap. Pasien merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan karena setiap perkembangan yang terjadi
maupun tindakan yang akan dilakukan diinformasikan dengan jelas kepada
pasien/keluarga (Notoadmojo, 2015).
Berdasarkan observasi, presentase proses pelaksaan handover di Ruang rawat
inap puskesmas tebing bulang dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan Handover Di Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang N=4
Orientasi
No Variabel Ya Tidak
Tahap Persiapan
1. Menyiapkan rekam medis pasien 4 0
2. Laporan/pencatatan tentang pasien kritis 4 0
3 Permintaan tindakan pasien cito 4 0
Tahap Pelaksanaan
4 Melakukan doa bersama 4 0
5. Melaporkan
1) jumlah pasien berdasarkan tingkat 4 0
ketergantungan
a. Minimal care
b. Parsial care
c. Total care 4 0
2) Nama pasien kritis (total) beserta
diagnosa,intervensi,implementasi, dan evaluasi
3) Perintah tindakan pasien cito 4 0
6. PJ shift yang selesai bertugas memberi wewenang 4 0
secara tertulis tentang subjektif, objektif, analisis
dan Planning (SOAP) pasien kritis (Total Care)
7. PJ Shift yang akan bertugas menerima semua 4 0
laporan dan kedua PJ shift menandatangani
laporan di dalam buku registrasi
8 Kedua PJ shift dan anggotanya bersama sama 4 0
mengunjungi pasien
9 Mencuci tangan handrub sebelum kontak dengan 4 0
pasien
10. Mengucapkan salam kepada pasien dan keluarga 4 0
11. Perawat yang akan bertugas
1). Memperkenalkan diri kepada pasien, 3 1
menyebutkan nama panggilan dan memastikan dia
yang akan merawat
3 1
2) membawa buku catatan pasien kritis, pasien
nyeri berat, pasien risiko jatuh
3) Memberikan kesempatan pasien dan keluarga

34
untuk bertanya
12. Berpamitan kepada pasien 3 1
13. Mengucapkan “Assalamu’alaikum” 1 3
14. Mencuci tangan dengan Hand rub 4 0
15. PJ shift yang akan bertugas bersama anggotanya 0 1
menelaah rekam medis
16. Edukasi tentang
1) Bantuan Hidup Dasar 0 1
2) Sasaran Keselamatan Pasien 0 1
3) Hand Hygien Jalur Evakuasi 0 1
4) SPO 0 1
17. Penyampaian Informasi dan masalah yang terjadi 0 3
misalnya Alkes dan SDM
18. Ikut dalam penutupan proses timbang terima 4 0
Jumlah 64 11
Persentase (%) 85,3% 14,6%
Persentase Total (%) 100%
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners STIKes Bina Husada

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan diruang Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang didapatkan hasil handover sebesar 85,3 %, dan
termasuk dalam kategori penilaian baik.

6. MARKET (MUTU PELAYANAN)


a. Proses Asuhan Keperawatan (Instrumen A)
 Kajian Teori
 Pengertian
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang
didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap
pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang
saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti
pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2016)
 Tujuan
Tujuan ditetapkanya standar asuhan keperawatan diantaranya yaitu:
- Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya
dan meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.
- Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan
perawat yang tidak penting atau tidak tepat terhadap kebutuhan pasien.
- Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak
memenuhi standar asuhan keperawatan atas kelalaian petugas
keperawatan (Sitorus, 2016).
 Manfaat SAK

35
- Dalam praktek klinik, memberikan serangkaian kondisi untuk
mengevaluasi mutu asuhan keperawatan dan juga merupakan alat
pengukur mutu penampilan kerja perawat yang sangat diperlukan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan penampilan kerja perawat.
- Dalam administrasi pelayanan keperawatan, sangat penting dalam
perencanaan pola ketenagaan, program pengembangan staf dan
mengidentifikasi isi dari program pelatihan.
- Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat membantu pendidikan
keperawatan dalam merencanakan kurikulum
- Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat
digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan keperawatan.
- Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat
menggunakan standar untuk mengkomunikasikan inti asuhan
keperawatan kepada konsumen dan profesi kesehatan yang lain (Depkes
RI, 2015).
 Indikator Standar Asuhan Keperawatan
Indikator standar asuhan keperawatan, menurut Depkes (2010) sebagai
berikut:
- Standar I – Pengkajian keperawatan
Berupa data anamnesa, observasi yang paripurna dan lengkap serta
dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien untuk
menentukan asuhan keperawatan, sehingga data dalam pengkajian harus
bermanfaat bagi semua anggota tim. Data pengkajian meliputi
pengumpulan data, pengelompokan data dan perumusan masalah.
- Standar II – Diagnosa keperawatan
Yaitu respons pasien yang dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan
pasien dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda,
bersifat aktual dan potensial dan dapat ditanggulangi oleh perawat.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh tenaga
profesional yang menggambarkan tanda dan gejala menunjuk kepada
masalah kesehatan yang dirasakan pasien.
- Standar III – Perencanaan keperawatan
Standar ini disusun berdasarkan diagnosis keperawatan, komponennya
meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan keperawatan dan rencana
tindakan.
- Standar IV – Intervensi keperawatan
Berupa pelaksanaan tindakan yang ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan
dengan mengikut sertakan keluarga serta berorientasi pada 14 komponen
keperawatan.

36
- Standar V – Evaluasi keperawatan
Dilakukan secara periodik sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien. Menentukan keberhasilan tindakan keperawatan
dan kebutuhan akan perubahan rencana perawatan meliputi:
pengumpulan data pengkajian, membandingkan perilaku pasien yang
diharapkan dengan kenyataan, melakukan evaluasi bersama pasien,
keluarga dan bersama tim kesehatan lainnya, mengidentifikasi perubahan
yang dibutuhkan dalam menentukan tujuan dan rencana keperawatan.
- Standar VI – Catatan asuhan keperawatan
Dilakukan secara individual oleh perawat selama pasien dirawat inap
maupun rawat jalan, digunakan sebagai informasi, komunikasi dan
laporan, dilalkukan segera setelah tindakan dilaksanakan sesuai dengan
pelaksanaan proses perawatan, setiap mencatat harus mencantumkan
inisial/paraf nama perawat, menggunakan formulir yang baku, disimpan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Kajian Data
Berdasarkan Observasi yang dilakukan, penilaian asuhan keperawatan di Ruang
Poned Pkm Tebing Bulang kami sampaikan dalam tabel berikut
Tabel 2.19
Penilaian Asuhan Keperawatan Di Ruang Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang n = 4
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
1
pengkajian 4 0
2 Data dikelompokan (Bio-Psiko-sosial-spiritual) 4 0
3 Data yang dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 4 0
Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
4 status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan 4 0
Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
1
dirumuskan 4 0
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PES 4 0
3 Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial 4 0
Intervensi
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 4 0
2 Disusun menurut urutan prioritas 2 2
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien
3
perubahan perilaku, kondisi pasien atau criteria 4 0
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan
4
kalimat perintah, terinci dan jelas 4 0

5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan


pasien/keluarga 4 0
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama, dengan
6
tim kesehatan lain 4 0

37
Implemetasi
Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana
1
keperawatan 4 0
Perawat mengobservasi respon pasien terhadap
2
tindakan keperawatan 4 0
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 4 0
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat
4
ringkas dan jelas 3 1
Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 4 0
2 Hasil evaluasi dicatat 4 0
Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku 4 0
Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
2
dilaksanakan 4 0
Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang
3
baku dan benar 4 0
Setiap melakukan tindakan, perawat mencantumkan
4
paraf/nama jelas, dan tanggal dilakukannya tindakan. 3 1
Berkas catatan keperawatan di simpan sesuai dengan
5
ketentuan yang baku 4 0
Total 92 4
Presentase 95,8% 4,2%

Analisa
Berdasarkan hasil penilaian evaluasi proses asuhan keperawatan di Ruang rawat
inap Tebing bulang sebesar 95,8% dilakukan dengan sangat baik. namun ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan data yang didapatkan
maka dapat dianalisis sebagai berikut:
- Berdasarkan data yang diperoleh, untuk urutan intervensi sudah bagus namun
ada beberapa intervensi yang tidak dicantumkan sesuai prioritas yang ada.
- Dan juga ada beberapa tindakan keperawatan di ruang Poned Puskesmas Sei
Selincah tidak dengan ringkas dan jelas.
- Dan ada beberapa tindakan yang telah dilakukan petugas tidak mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal dilakukannya tindakan.

7. MUTU PELAYANAN (INSTRUMEN B)


a. Kepuasan Pasien
 Kajian Teori
Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Semua
orang ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam pelayanan
kesehatan. Dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34
menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan hidup sejahtera,
tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia (Info
Askes, 2010).
Pelayanan kesehatan terkait dengan pelayanan di rumah sakit. Rumah sakit
dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan,

38
melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan elemen yang
berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang dihasilkan dan dipersepsikan
pasien ataupun keluarga pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam
waktu yang tidak lama, rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi
oleh keluarga calon pasien. Pasien/keluarga pasien akan beralih ke Rumah Sakit
lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal tersebut dikarenakan pasien
merupakan aset yang sangat berharga dalam mengembangkan industri rumah
sakit (Diah, 2009).
Pasien adalah aset utama yang harus mendapat pelayanan sebuah rumah sakit
yang akan mempengaruhi eksistensi rumah sakit tersebut. Kepuasan keluarga
merupakan keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan keluarga
terpenuhi oleh rumah sakit. Kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan
dapat dipengaruhi dari komunikasi perawat memberikan pelayanan, sikap
empati, keramahan dan ketanggapan kepada keluarga, komunikasi dan
pertanggung jawaban terhadap pelayanan yang diberikan (Ifada, 2008).
Kepuasan keluarga pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Oleh sebab itu,
manajemen suatu pelayanan kesehatan perlu menganalisis sejauh mana mutu
pelayanan yang diberikan.Seiring dengan banyaknya pelayanan kesehatan yang
telah berdiri dan memberikan berbagai macam alternatif kepada konsumennya,
untuk memilih sesuai dengan harapan yang menyebabkan persaingan yang ketat.
 Kajian Data
Observasi dilakukan penilaian kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan diruang
Poned Puskesmas Tebing Bulang dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.20
Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang N = 4
NoPertanyaan Ya Tidak
1 Perawat menyambut dengan ramah ketika saudara/i 4 0
datang
2 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien 4 0
3 Perawat menjelaskan sarana diruangan yang dapat 4 0
dimanfaatkan
4 Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku saat ini 4 0
selama perawatan
5 Perawat menanyakan masalah-masalah yang saudra/i 4 0
alami terkait dengan kondisi kesehatan saudara/i
6 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih untuk 4 0
dilakukan secara mandiri
7 Perawat segera menangggapi keluhan saudara/i 4 0
8 Perawat mendampingi saudara/i ketika dilakukan 4 0
pemeriksaan dokter
9 Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan 4 0
tindakan keperawatan
10 Perawat memberikan pengamanan pada bed agar tidak 4 0
jatuh/memberikan tanda resiko jatuh
11 Perawat menggunakan sarung tangan saat melakukan 4 0
tindakan

39
12 Perawat bersikap sopan 4 0
13 Perawat berpenampilan rapi 4 0
14 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus saudara/i 2 2
dilakukan dirumah
15 Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus diteruskan 2 2
dirumah
16 Perawat menjelaskan obat yang akan diberikan 4 0
17 Perawat mengecek identitas obat sesuai dengan nama 4 0
saudara/i
Jumlah 64 4
Prosentase 94% 6 %
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes BinHus 2022

Analisa
Berdasarkan pengkajian yang telah kami lakukan di Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan diruangan
tersebut menunjukkan 94 %, yang berarti penilaian kepuasan pasien terhadap
mutu pelayanan diruang Rawat inap Puskesmas Tebing bulang baik.

b. Kepuasan Kerja Perawat


 Kajian Teori
Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri
seseorang.Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Biasanya orang akan merasa puas
atas kerja yang telah atau sedang dijalankan, apabila apa yang dikerjakan
dianggap telah memenuhi harapan, sesuai dengan tujuannya bekerja. Apabila
seseorang mendambakan sesuatu, berarti yang bersangkutan memiliki suatu
harapan dan dengan demikian akan termotivasi untuk melakukan tindakan
kearah pencapaian harapan tersebut. Jika harapan tersebut terpenuhi, maka akan
dirasakan kepuasan. Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan
seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan, sehingga
kepuasan kerja juga berkaitan erat dengan teori keadilan, perjanjian psikologis
dan motivasi (Robbins & Judge, 2009).
Dalam Nursalam (2009) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
Motivasi
Rowland (1997) menyatakan fungsi manager meningkatkan kepuasan kerja staf
didasarkan pada faktor motivasi yang meliputi: keinginan untuk peningkatan
percaya bahwa gaji yang diterima sudah mencukupi, memiliki kemampuan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan, umpan balik,
kesempatan untuk mencoba, instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama
dan peningkat penghasilan.

40
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
memelihara prilaku sesesorang. Motivasi adalah subjek yang membingungkan,
karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung tetapi harus
disimpulkan dari perilaku seseorang (Handoko, 2013).
Kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi merupakan kunci dalam suatu
motivasi dan kepuasan kerja. Jika seseorang bekerja, maka kebutuhan
pencapaian prestasi tersebut berubah sebagai dampak dari beberapa faktor dalam
organisasi: program pelatihan, pembagian dan jenis tugas yang diberikan, tipe
supervisi yang dilakukan perubahan pola motivasi dan faktor lain. Seseorang
memilih suatu perkaryaan didasarkan pada kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki. Motivasi akan menjadi masalah apabila kemampuan yang dimiliki tidak
dimanfaatkan dan dikembangkan dalam melaksanakan tugasnya.
Motivasi seseorang akan timbul apabila mereka diberikan kesempatan untuk
mencoba dan mendapat umpan balik dari hasil yang diberikan. Oleh karena itu,
penghargaan psikis sangat diperlukan agar seseorang merasa dihargai dan
diperhatikan serta dibimbing bila melakukan suatu kesalahan.
Lingkungan
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam mendukung motivasi kerja
untuk pencapaian kepuasan kerja yang meliputi: komunikasi, potensial
pertumbuhan, kebijaksanaan individu, upah/gaji, kondisi kerja yang kondusif.
Peran Manajer
Peran dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur yang timbul
karena suatu jabatan tertentu, kepribadian sesesorang juga amat mempengaruhi
bagaimana peran harus dijalankan. Peran timbul karena seorang manajer
memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai lingkungan yang
setiap saat perlu berinteraksi dengan beraneka ragam perbedaan yang ada
dilingkungan sekitarnya tetapi perannya harus dimainkan dengan tidak membuat
perbedaan antara satu dengan yang lain (Thoha, 2008).
Kepuasan kerja staf dapat juga dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik dan
psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya.Hal ini perlu ditanamkan kepada manajer agar
diciptakan suatu keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk
melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Ada dua belas kunci utama dalam kepuasan
kerja, yaitu: input, hubungan manajer dan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat
kerja, istirahat dan makan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja,
penghargaan penampilan, klarifikasi kebijakan, mendapatkan kesempatan,
pengambil keputusan dan peran manajer (Nursalam, 2009).

 Kajian Data
Observasi dilakukan Kepuasan Kerja Karyawan Di Ruang Poned Puskesmas Sei
Selincah dapat dilihat dari tabel berikut:

41
Tabel 2.21
Kepuasan Kerja Petugas di Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang N = 9
No Pernyataan Obsevasi
Ya Tidak
1 Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di tempat saya 7 2
bekerja
Gaji yang terima sesuai dengan tingkat pendidikan saya 7 2
2 Kondisi Kerja
Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan kerja saya 9 0
Kondisi kerja sangat menyenangkan dan nyaman 9 0
3 Kebijakan Puskesmas
Saya merasa puas dengan cara Puskesmas menerapkan 7 2
kebijakan yang berlaku
Sanksi yang diterapkan oleh Puskesmas tidak merugikan 9 0
karyawan
4 Hubungan Antar Pribadi
Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 9 0
memuaskan saya
9 0
Rekan kerja saya di rumah sakit ini menyenangkan

5 Supervisi
Komunikasi dengan atasan sangat baik 9 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang 9 0
menyangkut pekerjaan
6 Prestasi
Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 9 0
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya atas 9 0
prestasi kerja saya
7 Pengakuan
Saya sangat dihargai di tempat kerja 9 0
Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 9 0
8 Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan job 9 0
descrption
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya selama jam 9 0
kerja
9 Tanggung Jawab
Saya merasa puas dengan tingkat tanggung jawab dalam 9 0
pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas pekerjaan 9 0
yang diberikan kepada saya
10 Promosi/ Pengembangan Karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang sesuai untuk 7 2
mendukung pelaksanaan pekerjaan saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan adil 9 0
dengan memperhatikan masa kerja, kinerja dan

42
kemampuan.
Jumlah 172 8
Prosentase 954,5%
,5
%
Sumber Observasi Co Ners Stikes Bina Husada Plg
Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat setelah kami melakukan pengkajian selama 2 hari
bahwa untuk kepuasan kerja perawat di rumah sakit menunjukkan tingkat
kepuasan perawat yang bekerja di ruang Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
sebesar 95,5%, yang berarti kepuasan kerja karyawan di ruang Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang sangat baik.
c. Kepuasan Keluarga
 Kajian Data
Observasi dilakukan selama 2 hari dari tanggal 5-6 Maret 2021, Kepuasan
Keluarga Pasien Di Ruang Ruang inap Puskesmas Tebing bulang dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel 2.22
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
Periode 8-9 April 2022
N=4
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Perawat bersikap sopan dan berpenampilan rapi 4 0

2. Perawat menggali informasi dari keluarga 4 0

3. Perawat memberikan informasi mengenai masalah 4 0


yang dihadapi pasien

4. Perawat memberikan informasi mengenai tindakan 4 0


yang akan dilakukan kepada pasien (inform consent)

5. Perawat menjelaskan perkembangan pasien 4 0

6. Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga 3 1


mengenai cara perawatan yang harus dilakukan
keluarga dirumah

7. Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang 2 2


meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa obat

8. Perawat menjelaskan waktu kontrol 4 0

9. Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah di 3 1


mengerti

10. Perawat memberikan penjelasan rujukan yang bisa 4 0


digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan

11. Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter 4 0

Jumlah 40 4

Presentase 91% 9%

43
Sumber : Observasi Mahasiswa Co Ners Tahun 2022

Analisa
Berdasarkan tabel diatas setelah kami melakukan pengkajian selama 2 hari
bahwa keluarga pasien merasakan puas terhadap pelayanan di ruang rawat inap
PuskesmasTebing bulang dengan presentasi 91% (sangat baik), dalam hal ini
keluarga pasien mengatakan puas karena mendapatkan informasi mengenai
masalah yang dihadapi pasien dan pelayanan yang baik terhadap asuhan
keperawatan.

8. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( INSTRUMEN C)


a. Pemasangan Infus
Pemasangan infus merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena
secara transcutan dengan menggunakan stilet tajam yang kaku dilakukan dengan
teknik steril seperti angeocateter atau dengan jarum yang disambungkan dengan spuit
(Eni K, 2016).
Setelah dilakukan pengkajian tentang pemasangan infus didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 2.23
Penatalaksanaan Pemasangan Infus
di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


1 Mencuci tangan 2 2
2 Persiapan alat dan menggantungkan botol cairan pada 4 0
tiang infuse
3 Mengdesinfeksikan tutup botol dengan alcohol swab 2 2
4 Menghubungkan infus set, dan mengalirkan cairan 4 0
kedalam selang infus, kemudian selang infus di klem
5 Mengeluarkan gelembung-gelembung udara dari selang 4 0
infus.
6 Mengatur posisi pasien, dan menentukan tempat yang 4 0
akan dipasang infus.
7 Menggunakan handscoen. 3 1
8 Membendung dengan tourniquet bagian atasnyayang akan 4 0
dipasang IV catheter.
9 Mendesinfektan kulit sekitar yang akan dipasang infus 4 0

10 Menusukkan IV Cath kedalam vena dengan lubang jarum 4 0


mengarah keatas, bila darah mengalir menandakan ajrum
masuk kedalam vena, tourniquet dilepaskan, tekan bagian
atasnya dari tempat tusukan, menarik jarum IV kateter
11 Hubungkan infus set dengan 4 0

44
IV kateter, kencangkan sambungan kemudian di klem
dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan
12 Fiksasi menggunakan hansaplast di bagian tusukan 4 0
13 Fiksasi bagian selang infuse dengan plester 4 0
14 Atur tetesan sesuai order dokter 4 0
15 Membuang sampah pada tempatnya 4 0
16 Melepaskan handscoen 4 0
17 Membuang handscoen pada tempatnya 4 0
18 Berpamitan dengan pasien 4 0
19 Mengucapkan salam 4 0
20 Mencuci tangan 4 0
21 Dokumentasi 4 0
Jumlah 81 3
Jumlah Persentase 96,4% 3,6%
Persentase 100%

Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam penatalaksanaan
pemasangan infus didapatkan nilai presentase sebesar 96,4% dan termasuk dalam
kategori penilaian sangat baik.

9. Pemberian Obat Oral


Pemberian obat oral adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan berupa
memasukkan obat melalui mulut yang bermanfaat untuk memperbaiki status kesehatan
seseorang (Andara, 2013). Berdasarkan hasil pengkajian tentang pemberian obat oral
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.24
Pemberian Obat Oral di Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang
N= 4

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


1 Ucapkan salam 4 0
2 Perkenalkan diri 2 2
3 Pastikan identitas pasien 4 0
4 Sampaikan tujuan dan prosedur 3 1
5 Ikuti prinsip : benar obat, benar pasien, benar dosis, benar 4 0
waktu, benar cara pemberian, benar indikasi dan dokumentasi
6 Tentukan kemampuan pasien untuk menelan sirup/tablet 4 0
7 Cek kemampuan interaksi obat dan kontraindikasi 4 0
8 Catat alergi pada klien sebelum memberikan tiap obat 4 0
9 Yakinkan bahwa obat yang akan diberikan sesuai aturan 4 0
10 Cek tanggal kedaluwarsa pada wadah obat 4 0
11 Informasikan pada pasien efek obat yang diharapkan dan 3 1
kemungkinan efek yang tidak diharapkan
12 Bantu pasien untuk menelan obat 4 0
13 Monitor pasien dari kemungkinan aspirasi dan efek terapi 4 0
14 Informasikan pasien dan anggota keluarga bagaimana cara 4 0
pemberian obat

45
15 Dokumentasikan pemberian obat dan respon pasien 4 0
Jumlah 56 4
Jumlah Persentase 93,3% 6,4%
Persentase 100%

Analisa
Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam Penatalaksanaan pemberian obat
oral didapatkan nilai presentase sebesar 93,3% dan termasuk dalam kategori penilaian
sangat baik.

10. Pemberian Obat IV


Memberikan obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah vena melalui port injeksi pa
da infuse set. Berdasarkan hasil pengkajian tentang Pemberian Obat melalui injeksi
intravena bolus didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.25
Pemberian Obat Injeksi Intravena Bolus di Ruang Rawat inap
PuskesmasTebing bulang
N= 4
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Ucapkan salam 4 0
2 Perkenalkan diri 2 2
3 Pastikan identitas pasien 4 0
4 Sampaikan tujuan dan prosedur 3 1
5 Ikuti prinsip : benar obat, benar pasien, benar dosis, benar 4 0
waktu, benar cara pemberian, benar indikasi dan dokumentasi
6 Atur posisi port injeksi pada daerah yang bebas dan aman 4 0
7 Bersihkan daerah penyuntikan dengan alcohol swab 4 0
8 Tusukan jarum kedalam port injeksi yang telah tersedia dalam 4 0
infuse set (karet khusus)
9 Hentikan aliran infus dengan cara di klem dan lakukan aspiras 4 0
i, pastikan jalur IV line baik dengan adanya darah saat dilakuk
an aspirasi
10 Masukan obat perlahan-lahan sampai habis 4 0
11 Cabut jarum setelah obat masuk semua 4 0
12 Buang spuit dan jarum bekas pada bengkok 4 0
13 Buka klem infus dan atur kembali tetesan infus 4 0
14 Rapikan pasien dan bereskan alat 4 0
15 Dokumentasikan pemberian obat dan respon pasien 4 0
Jumlah 57 3
Jumlah Persentas 95% 5%
Persentase 100%

Analisa

Berdasarkan data dari tabel yang didapatkan hasil dalam Penatalaksanaan pemberian obat
melalui injeksi intravena bolus didapatkan nilai presentase sebesar 95% dan termasuk
dalam kategori penilaian sangat baik.

46
11. Pengukuran Pernapasan
Pengukuran pernapasan adalah menghitung jumlah pernapasan (inspirasi yang diikuti
ekspirasi) dalam satu menit. Setelah dilakukan pengkajian tentang pelaksanaan
pengukuran pernafasan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.26
Mengukur Pernafasan di Ruang Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang
N= 4
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Arloji tangan dengan petunjuk detik 4 0
buku catatan
2 Melakukan kebersihan tangan dan bismillah 2 2
3 Memperkenalkan diri 4 0
4 Menghitung pernafasan dengan memperhatikan irama nafas 4 0
selama satu menit
5 Melakukan cuci tangan 2 2
6 Kebersihan tangan 4 0
7 Dokumentasikan hasilnya dalam buku catatan dan rekam 4 0
medik pasien.
Jumlah 24 4
Jumlah Persentase 85% 15%
Persentase 100%

Analisa
Berdasarkan tabel yang ada diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan perhitungan
pernafasan diruang rawat inap Puskesmas Tebing bulang cukup baik dilakukan dengan
persentase diRuang PonedPuskesmas Sei Selincah adalah 85%.
12. Pengukuran Nadi
Pengukuran nadi adalah menghitung jumlah denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan).
Berdasarkan hasil pengkajian tentang Pengukuran nadi didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.27
Mengukur Nadi di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
Periode 8-9 April 2022
N= 4
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Arloji tangan dengan petunjuk detik dan 4 0
Buku catatan
2 Perawat melakukan kebersihan tangan 2 2
3 Mengucapkan salam 4 0
4 Perkenalkan diri 4 0
5 Memastikan identitas klien 4 0
6 Menjelaskan prosedur tindakan 4 0
7 Hitung denyut nadi dengan menggunakan arloji 4 0
8 Tempelkan jari telunjuk dan jari tengah diatas arteri klien 4 0
selama satu menit

47
9 Membereskan alat 4 0
10 Mengucapkan salam 4 0
11 Melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur 2 2
12 Dokumentasikan hasil perhitungan pada buku catatan 4 0
Jumlah 44 4
Jumlah Persentase 91,6% 8,4%
Persentase 100%

Analisa
Berdasarkan tabel yang ada diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan perhitungan nadi
di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang cukup baik dilakukan dengan persentase Ruang
inap Puskesmas Tebing bulang adalah 91,6%.
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan mulai dari instrument A, B, dan C di Ruang Poned
Puskesmas Tebing Bulang.

13. RENTANG KENDALI


Berdasarkan observasi yang kami lakukan, rentang kendali di Ruang inap Puskesmas
Tebing bulang, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.28
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A,B,C) di Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang
Tercapai Target yang harus di
Aspek
No (%) capai
1 Instrumen A 95,8% >70%
2 Instrumen B 93,5% >70%
3 Instrumen C 92,2% >70%
Total 93,7 %
Sumber: Data Observasi Mahasiswa Ners STIkes Bina Husada plg

Analisa
Berdasarkan tabel diatas hasil penilaian mutu pelayanan yang meliputi:
instrument Adengan presentase hasil sebesar 95,8%, yang berarti asuhan
keperawatan yang telah dilakukan Ruang inap Puskesmas Tebing bulang telah
memenuhi standar dan sudah dilakukan dengan sangat baik. Instrumen B hasil
presentasi 93,5% yang berarti timbal balik tenaga perawat, pasien dan keluarga
perawat terhadap mutu pelayanan sudah sangatbaik, sedangkan instrumen C
didapatkanhasil presentasesebesar 92,2%, yang berarti semua tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat sudah termasuk sangat baik sesuai dengan prosedur
atau SOP yang ada diruang Ruang inap Puskesmas Tebing bulang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa mutu pelayanan yang ada di Perawatan Puskesmas Sei Selinca
hsudah baik dan telah memenuhi target standar pelayanan mutu Puskesmas.

D. OUTPUT

48
1. Keselamatan pasien (patient safety)
a. Kajian Teori
WHO memulai program Pasien Safety pada tahun 2004, keselamatan pasien (pasien
safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak
terhadap pelayanan kesehatan (Nursalam, 2012). Menurut Kohn, Corrigan &
Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya kesalahan atau bebas dari
cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian
yang tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di
rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah
sakit.Sistem tersebut meliputi: assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insidendan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
 Tujuan :
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.
 Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Enam Sasaran Patient Safety:
 Melakukan identifikasi pasien secara tepat.
 Meningkatkan komunikasi yang efektif.
 Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian.
 Melakukan penandaan pada rencana operasi
 Mengurangi resiko infeksi.
 Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh.

49
b. Kajian Data
 Ketepatan Identifikasi Pasien
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruangan Poned Puskesmas
Tebing Bulang untuk pengidentifikasian pasien dengan pemberian gelang
semuanya dilakukan.
Observasi yang dilakukan selama 2 hari dari 8-9 April 2022. Identifikasi pasien
di Ruang rawat Inap Puskesmas Tebing Bulang, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 2.29
Pengukuran instrument pasien safety: Identifikasi Pasien di Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang priode 8-9 April 2022

No Variabel 1 2 3 4

1 Pemberian gelang identitas pasien √ √ √ √

Persentase (%) 100 100% 100 100%


% %

Persentase total

1 Penjelasan tentang manfaat √ √ √ √


pemasangan gelang

2 Pemberian gelang identitas sesuai √ √ √ √


jenis kelamin
Laki laki = biru
Perempuan = pink
No. RM
Nama, Tempat, Tanggal Lahir

3 Periksa identitas sebelum memberikan √ √ √ √


obat kepada pasien

4 Periksa identitas sebelum memberikan √ √ √ √


transfusi darah dan produk darah
lainnya

5 Periksa identitas sebelum mengambil √ √ √ √


sampel darah pasien

6 Periksa identitas sebelum melakukan √ √ √ √


pemeriksaan penunjang

Total 6 6 6 6

Persentase (%) 100 100 100 100

Persentasetotal 100%

Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Bina Husada plg 2022
Analisa
Setelah dilakukan observasi, didapatkan persentase pasien yang memakai gelang
adalah 100%. Dengan ini Ruang inap Puskesmas Tebing bulang baik dalam

50
melaksanakan pasien safety yang pertama yaitu melakukan identifikasi pasien
secara tepat.

 Peningkatan Komunikasi Efektif


 Kajian Teori
Suatu komunikasi yang tidak efektif adalah hal paling sering disebutkan
sebagai penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Suatu komunikasi harus tepat
pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh sang
penerima informasi. Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dalam
menanggapi hasil yang penting dapat mempengaruhi secara negatif hasil
akhir pasien. Menerapkan sebuah proses/prosedur untuk perintah yang
disampaikan melalui telepon (lisan), atau penyampaian hasil uji klinis
penting, yang harus diverifikasi dengan “mengulang” selengkap-lengkapnya
perintah ataupun hasil uji klinis yang diterima, yang harus dilakukan oleh
orang yang menerima informasi tersebut.

 Kajian Data
Selama observasi 2 hari komunikasi yang efektif sudah baik., namun masih
ada keluarga yang tidak dijelaskan tentang kondisi dan perkembangan
pasien. Observasi yang dilakukan komunikasi yang efektif di Ruang Poned
Puskesmas Tebing Bulang, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.30
Pelaksanaan Peningkatan Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
Tahun 2022 N = 14

No Variabel Ya Tidak

1 Keluarga mendapatkan penjelasan tentang 4 0


kondisi pasien

2 Keluarga dijelaskan tentang tata tertib 4 0


ruangan

3 Keluarga pasien diberikan penjelasan tentang 3 1


perkembangan pasien

4 Dokumentasi perawat di R.M 3 1

5 Dokumentasi medis di R.M 4 0

Jumlah 18 2

Persentase (%) 90% 10 %

Persentase total (%) 100 %

Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Bina Husada plg

Analisa
Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan persentase komunikasi
yang efektif sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Ini menunjukkan

51
bahwa perawat di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang sudah sangat baik
dalam melakukan komunikasi teraupetik yang efektif kepada pasien.
Komunikasi bagian penting dalam menunjang keberhasilan proses
kesembuhan pasien. Komunikasi yang salah, berdampak pada kesalahan
tindakan yang akan dilakukan dan memicu terjadinya konflik pasien dan
perawat, karena komunikasi bagian akses informasi yang diperoleh pasien,
dan hak pasien yang harus diperoleh.

 Proses Pemberian Obat


 Kajian Teori
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut.Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting dimiliki oleh perawat.Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat
berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan
turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam
memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus
tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 7 benar.Begitu banyaknya pasien yang berobat ke
rumah sakit, banyaknya petugas kesehatan dari berbagai disiplin ilmu, dan
begitu banyaknya prosedur tindakan, memungkinkan terjadinya berbagai
potensi kesalahan terutama dalam pemberian pengobatan. Untuk mencegah
hal ini, diperlukan beberapa cara, yaitu :
- Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Look Alike
Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya Nama Obat Rupa Ucapan
dan Mirip (NORUM).
- Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
- Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
- Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu: Benar obat,
Benar dosis, Benar waktu pemberian, Benar cara dan tempat pemberian
(route), Benar pasien dan Benar dokumentasi.

 Kajian data
Observasi yang dilakukan penatalaksanaan pemberian obat di ruang sangat
baik. Namun ada beberapa variable yang kurang yaitu perawat tidak

52
memberikan nama jenis obat tambahan yang di driff pada infus
pasien.Observasi yang dilakukan untuk mengetahui pengukuran instrumen
patient safety dalam hal pemberian obat di Ruang Poned Puskesmas Tebing
Bulang, dapat sebagaimana dilihat padatabel sebagai berikut :
Tabel 2.31
Pengukuran Instrument Patient Safety :Pemberian Obat Di Ruang inap
Puskesmas Tebing bulang N = 4
No Variabel Ya Tidak

1 Tersedianya loker pemisahan obat antar pasien 4 0

2 Pemberian label nama pasiendan dosis pada obat 4 0


pasien
3 Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan ucapan 4 0
mirip)
4 Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 4 0
penyimpanan
5 Tersedia obat-obat emergensi 4 0

6 6 benar dalam pemberian obat (benar obat, dosis, 4 0


waktu, cara, pasien, dokumentasi)
7 Pemberian nama obat dan drif pada botol infuse. 4 0

8 Menjelaskan manfaat obat yang diberikan pada 2 2


pasien
9 Perawat menjelaskan efek samping pemberian 2 2
obat yang telah diberikan kepada pasien
Jumlah
32 3
Persentase (%)
91,4% 8,5%
Persentase total (%)
100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Bina Husada plg

Analisa
Pemberian obat dengan prinsip 6 benar serta penjelasan oleh tenaga perawat
pada pasien maupun keluarga tentang manfaat dan efek samping dari obat yg
diberikan telah dilakukan dengan sangat baik, pencapaian persentase
keseluruhan dari item penilaian dalam penatalaksanaan pemberian obat
mencapai 91,4%.

2. Resiko Jatuh
a. Kajian Teori
Menurut Soehatman Ramli (2010), risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan
dan keparahan dari suatu kejadian. Besarnya risiko ditentukan olehberbagai faktor,
seperti besarnya paparan, lokasi, pengguna, kuantitif serta kerentanan unsur yang
terlibat. Risiko adalah kemungkinan, bahaya, kerugian, akibat kurang
menyenangkandari sesuatu perbuatan, usaha, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2016).

53
Falls atau pasien jatuh merupakan insiden yang sering terjadi dan dapat
mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse event
kedua terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan
pengobatan/medication erors (AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak
kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien dan
rumah sakit (RS).
Penilaian resiko jatuh menggunakan skala Morse untuk pasien dewasa dan skala
Humpty Dumpty untuk pasien anak-anak. Penilaian meliputi berbagai aspek seperti
riwayat jatuh, menggunaan alat bantu jalan, kebiasaan berjalan, kebiasaan
berkemih, penyakit dan obat yang dikonsumsi, dan lain-lain. Penilaian terhadap
resiko jatuh diharapkan dapat mengurangi resiko jatuh dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap pasien beresiko jatuh.
Dengan mengenali resiko jatuh maka akan dapat diprediksi resiko jatuh seseorang,
dan dilakukan tindakan pencegahan yang sesuai. Oleh karena itu, memahami resiko
jatuh, melakukan tindakan pencegahan, dan penanganan pasien jatuh, merupakan
langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan resiko jatuh dan cidera pada
pasien yang dirawat.

b. Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruangan Perawatan Puskesmas
Tebing Bulang didapatkan hasil tentang pasien safety dengan masalah resiko jatuh
yang menunjukkan bahwa semua perawat mengerti tentang pengkajian resiko jatuh
dan pernah melakukan identifikasi pasien resiko jatuh akan tetapi untuk
mengaplikasikannya masih ada perawat yang belum mengaplikasikannya seperti
penanganan pasien dengan benar terkait resiko jatuh dan masih ada yang tidak
melakukan pemberian tanda/label resiko jatuh pada tempat tidur pasien. Hasil
observasi tentang resiko jatuh di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.32
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh
di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang N= 4

No Variabel Ya Tidak

1 Perawat mengerti tentang pengkajian resiko jatuh 4 0


(Humpty Dumpty)

2 Perawat sudah pernah melakukan pengidentifikasian 4 0


resiko jatuh

3 Perawat antusias dalam melaksanakan pengidentifikasian 4 0


resiko jatuh

4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 4 0


pengidentifikasian resiko jatuh

5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko jatuh kepada 4 0

54
pasien

6 Perawat sudah menanggani pasien dengan benar terkait 4 0


dengan resiko jatuh

7 Perawat sudah memasang label atau tanda resiko jatuh 0 4


pada pasien

Jumlah 24 4

Persentase (%) 85% 15%

Persentase Total (%)


100 %
Sumber: Hasil Observasi Dan Wawancara Mahasiswa Ners Stikes Bina Husada pl
g 2022

Analisa
Setelah dilakukan analisa dari hasil observasi, didapatkan persentase pencegahan
pasien resiko jatuh sebanyak 85%, angka tersebut menunjukan bahwa proses
penatalaksanaan pasien resiko jatuh di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang sudah
baik.

2. Resiko Infeksi Nosokomial


a. Kajian Teori
Infeksi diartikan sebagai adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Menurut Karen Adams
&Janet M. Corrigan (2009) infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari
rumah sakit adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit
melainkan setelah ± 72 jam berada ditempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila toksin
atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada
didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection
atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya
(Soeparman, 2016).
Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial apabila dokter atau perawat
mengelola seorang pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen
tertentu kemudian mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak.
Selanjutnya, pasien kelolaan lain berpotensi tertular dari perawat dan dokter yang
sebelumnya berkontakan dengan pasien infeksi.

b. Kajian Data
Setelah dilakukan observasi selama tiga hari tentang resiko infeksi nosokomial di
ruang data diperoleh 83% telah tercapai.

55
Observasi yang dilakukan untuk mengetahui Pengukuran Instrument Patient Safety
Resiko Jatuh di Ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang periode 8-9 April 2022
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.33
Pengukuran Instrument Pasien Safety :Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang n= 9

No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 langkah 7 2
dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat yang sudah 9 0
disediakan
3. Handsrub tersedia 1 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap setelah cuci tangan 1 0
tersedia
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 1 0
6. Mempunyai tempat sampah non infeksius 1 0
7. Mempunyai tempat kotor linen 1 0
8. Mempunyai tempat pembuangan benda tajam 1 0
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah benar sebelum 7 2
prosedur aseptic
10. Perawat menjelaskan langkah cuci tangan kepada 7 2
keluarga
Jumlah 36 6
Persentase (%) 85 % 15%
Persentase Total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Bina Husada Plg

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan
infeksi nosokomial baik dengan persentase 85%.Namun ada petugas yang belum
melakukan cuci tangan dengan cara 6 langkah secara benar. Kemudian ada sebagian
petugas yang tidak menjelaskan langkah cuci tangan kepada keluarga pasien. Hal ini
akan berdampak buruk pada pasien dan petugas itu sendiri, karena resiko penyebaran
mikroorganisme tetap dapat terjadi baik dari keluarga pasien yang tidak mendapatkan
edukasi yang dapat menularkan infeksi maupun dari tenaga perawat yang tidak benar
dalam mencuci tangan.

3. Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)


a. Kajian Teori
 APP (Alat Perawatan Peralatan)
 Tangani peralatan yang tercemar dengan benar untuk mencegah kontak
langsung dengan kulit atau membran mukosa/ selaput lendir.
 Cegah terjadinya kontaminasi pada pakaian atau lingkungan.
 Cuci dan desinfeksi (pembasmian hama penyakit)peralatan bekas pakai
sebelum di gunakan kembali.
 Linen (perlak)

56
 Tangani linen (perlak) kotor dengan menjaga jangan terkena kulit atau
membrane mukosa Jangan merendam/membilas linen kotor diwilayah
Ruang Poned.
 Jangan mengibaskan linen dan melekatkan linen kotor di lantai.
 Segera ganti linen yang tercemar/terkena darah / cairan tubuh.
 Penggantian plastik linen terbagi atas 5 warna.
- Putih : linen non infeksius.
- Kuning : linen infeksius.
- Hitam : limbah non infeksius.
- Merah : linen pasca digunakan untuk radioaktif.
- Ungu : linen pasca digunakan untuk yang mengandung cytotoki.

b. Kajian Data
Hasil observasi di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang yang dilakukan pada
tanggal 5-6 maret 2021 untuk pelaksanaan pengendalian dan pencegahan infeksi data
yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 2.34
Penilaian terhadap penggunaan APD di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
Pengkajian tanggal 8-9 April 2022
N=9
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat memakai APD 9 0
2 Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas 9 0
anda
3 Apakah APD tersebut menimbulkan bahaya 9 0
tambahan
4 Apakah di rumah sakit terdapat peraturan 9 0
yang mewajibkan anda untuk menggunakan
APD
5 Jika ada, apakah peraturan itu sudah diketahui 9 0
oleh semua pekerja
6 Apakah dengan peraturan tersebut 9 0
keselamatan dan kesehatan anda menjadi
lebih terjaga
7 Apakah anda perlu menggunakan APD pada 9 0
saat bekerja
Total 63 0
Presentase 100% 0%

Tabel 2.35
Penilaian terhadap Pembuangan sampah Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang tanggal 8-9 April 2022
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia tempat sampah di ruangan √ -
2 Apakah tersedia tempat sampah infeksi dengan kantong √ -
warna kuning
3 Apakah tersedia tempat sampah non infeksi dengan √ -
kantong warna hitam
4 Apakah tersedia tempat sampah untuk benda tajam √ -

57
5 Apakah pembuangan sampah infeksi di kantong warna √ -
kuning
6 Apakah pembuangan sampah non infeksi di kantong √ -
warna hitam
7 Apakah pembuangan sampah tajam di dalam derigen √ -
8 Apakah seluruh tempat sampah terdapat label untuk √ -
sampah infeksi atau non infeksi
Total 8
Persentase 100%

Tabel 2.35
Penilaian terhadap penatalaksanaan linen di Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang pengkajian tanggal 8-9 April 2022
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia tempat linen kotor infeksi berwarna √ -
kuning.
2 Apakah tersedia tempat linen kotor non infeksi berwarna √ -
putih
3 Apakah terdapat label pada tempat linen kotor infeksi √ -
4 Apakah terdapat label pada tempat linen kotor non infeksi √ -
5 Apakah penempatan linen kotor infeksi di kantong warna √ -
kuning
6 Apakah penempatan linen kotor non infeksi di kantong √ -
warna putih
7 Apakah linen yang terpasang dipasien diganti setiap hari - √
Total 6 1
Presentase 85 15%
%

Tabel 2.35
Penilaian terhadap 5 moment kebersihan tangan Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang pengkajian tanggal 8-9 April 2022
N=10
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat melakukan kebersihan tangan sebelum kontak 9 0
dengan pasien
2 Perawat melakukan kebersihan tangan sebelum 9 0
melakukan tindakan aseptik
3 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah terkena 9 0
cairan tubuh pasien
4 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah kontak 9 0
dengan pasien
5 Perawat melakukan kebersihan tangan setelah kontak 9 0
dengan lingkungan sekitar pasien
Total 45 0
Persentase 100% 2%

Tabel 2.36
Penilaian terhadap kebersihan tangan di Ruang inap Puskesmas Tebing bulang
pengkajian tanggal 8-9 April 2022
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia tempat kebersihan tangan/wastafle di √ -

58
ruangan
2 Apakah tersedia pembersihan tangan berbasis handrub √ -
dan handscrub
3 Apakah terdapat poster cara kebersihan tangan √ -
4 Apakah perawat melakukan 6 langkah kebersihan √ -
tangan dan 5 moment kebersihan tangan
5 Apakah di setiap bed pasien terpasang pembersih tangan √ -
berbasis alkohol
Total 5 -
Persentase 100% -

BAB III
PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN

A. Analisa SWOT
1. Identifikasi Hasil situasional tanggal 8-9 April 2022 Ruang inap Puskesmas Tebing
bulang

59
No Hasil yang
Sub masalah Hasil Kriteria
diinginkan
1. SP2KP
90% Sangat 100%
Pelaksanaan tugas Kepala Ruang Baik

93,7 Sangat 100%


Pelaksanaan tugas Ketua Tim
% Baik
Pelaksanaan tugas perawat 87,5% Baik 100%
pelaksana
Pre conference 72% Baik 100%
Post conference 64% Kurang 100%
Handover 85,3% Baik 100%
95,8% Sangat 100%
Standar Asuhan Keperawatan
Baik
2. Mutu Pelayanan Keperawatan
Kepuasan pasien 84,3% Baik 100%
Kepuasan kerja perawat 95,5% Baik 100%
Kepuasan keluarga pasien 91% Baik 100%
3. Standar Oprasional Prosedur
96,4% Sangat 100%
Penatalaksanaan pemasangan infus
Baik
93,3% Sangat 100%
Pemberian obat oral
Baik
95% Sangat 100%
Pemberian obat injeksi intravena
Baik
Pengukuran pernafasan 85% Baik 100%
91,6% Sangat 100%
Pengukuran nadi
Baik
4. Pasien Safety : Identifikasi Pasien
Peningkatan komunikasi yang 90% Sangat 100%
efektif Baik
Pemberian Obat 91,4% Baik 100%
5. Pasien Safety : Resiko Jatuh
Resiko Jatuh 85% Baik 100%
Resiko Infeksi Nosokomial 85% Baik 100%

6. PPI

100% Sangat 100%


Penggunaan APD
Baik
100% Sangat 100%
Pembuangan sampah
Baik
Penatalaksanaan Linen 85% Baik 100%
5 moment kebersihan tangan 100% Baik 100%
Kebersihan tangan 80% Baik 100%

60
 MAN (SDM)
Strengh Weakness Opportunity Treatment
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
1. Jumlah tenaga 1. 17 orang tanaga 1. Adanya kerjasama 1. Adanya
kebidanan di mempunyai latar yang baik antara tuntutan dari
ruang Poned belakang mahasiswa dengan masyarakat
Puskesmas pendidikan D3, pihak Puskesmas terhadap
Tebing Bulang 2.Sebagian besar mutu
berjumlah 17 bidan/perawat di 2. Adanya praktik pelayanan
orang. Puskesmas Sei mahasiswa profesi yang
Selincah belum Ners,Co Ns, profesional.
2. 17orang mendapatkan kebidanan, dokter
mempunyai latar pelatihan seperti internsif.
belakang 2. Banyaknya
BHD, K3
pendidikan D3 3. Pihak puskesmas Puskesmas
Patient Safety.
melakukan lain yang
3. Berdasarkan pelatihan-pelatihan mempunyai
identifikasi yang ditunjukan pelayanan
didapatkan semua dalam peningkatan yang lebih
tenaga kebidanan kemampuan baik dan
sudah pelatihan perawat dan bidan SDM dengan
APN tingkat
pendidikan
yang lebih
tinggi.

3. Persaingan
antar
Puskesmas
yang
semakin
kuat.

 METHOD

 METHO
 METHOD
Strengh Weakness Opportunity Treatment
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
1. Kerjasama antara 1. Perawat belum mampu 1. Dukungan 1. Bekerja tidak

60
karu dan katim melaksanakan sistem manajemen sesuai dengan
dalam rencana manajemen dalam SOP
penyusunan keperawatan sesuai meningkatkan
struktur dengan SOP mutu pelayanan 2. Sistem
organisasi Poned koordinasi
di Puskesmas 2. Belum adanya uraian 2. Adanya belum maksimal
Tebing Bulang tugas tim/struktur kerjasama yang
organisasi poned baik antara 3. Petugas tidak
2. Adanya Visi dan mahasiswa bekerja sesuai
Misi Puskesmas. 3. Proses pelaksanaan dengan pihak dengan tupoksi
sistem pemberian Puskesmas
pelayanan keperawatan
profesional belum optimal
seperti penerapan, pre
conference, dan post
conference

 MATERIAL
Strengh Weakness Opportunity Treatment
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (ancaman)

1. Alat -alat 1. Ruangan kurang 1. Adanya praktik 1. Adanya Puskesmas


kesehatan di nyaman di mahasiswa profesi lainnya yang
Puskesmas karenakan AC Ners,Co Ns, memiliki
Tebing Bulang kurang dingin Kebidanan, Dokter pelayanan yang
semua dalam 2. ATK yang terbatas internsif lebih baik dan
kondisi baik lengkap dalam
dan bisa sarana dan
dipakai dengan prasarana nya
aman
2. Tersedianya
sarana dan
prasarana
pendukung
ruangrawat
inap

 MUTU
Strengh Weakness Opportunity Treatment
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Pelayanan 1.Petugas tidak 1. Adanya kerjasama 1.Ada tuntutan tinggi


keperawatan berkerja sesuai yang baik antara dari masyarakat
cukup dengan SOP mahasiswa dengan untuk pelayanan
memuaskan pihak puskesmas. yang lebih
2. Rendahnya professional
angka kematian
3. Pasien merasa
puas dengan
pelayanan
Puskesmas

61
tebing bulang

B. PRIORITAS MASALAH SP2KP


1. Proses pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional belum
optimal seperti penerapan pre conference
2. Proses pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional belum
optimal seperti penerapan post conference
3. Pembentukan struktur organisasi Poned.

Tabel 3.1
Identifikasi masalah berdasarkan analisa SWOT yang didapatkan
Di ruangan Rawat inap Puskesmas Tebing bulang
DATA MASALAH

1. Proses pelaksanaan Sistem 1. Perawat belum mampu melaksanakan


Pemberian Pelayanan Keperawatan sistem manajemen keperawatan sesuai
Profesional belum optimal seperti dengan SOP
penerapan pre conference
2. Proses pelaksanaan Sistem 2. Belum optimal nya penerapan sesuai
Pemberian Pelayanan Keperawatan SOP
Profesional belum optimal seperti
penerapan post conference 3. Belum adanya uraian tugas tim/struktur
3. Pembentukan struktur organisasi organisasi poned
rawat inap

Daftar Masalah
1. Post conference
2. Pre conference
3. Pembentukan struktur organisasi

62
Perencanaan Strategi dan Operasional (POA)
Tabel 3.2
POA ( Planning Of Action)

No Masalah Sub Tujuan Solusi Waktu Sasaran Penanggung jawab Yang terkait
masalah Pelaksanaan
Rencana

1 SP2KP Post Perawat menerapkan a. Koordinasi kepala ruangan 8 April 2022 Kepala ruangan, Co- Ners STIK Bina Kepala
conference prinsip SOP post b. Siapkan materi dan bahan yang mahasiswa, perawat Husada Palembang ruangan
conference dari dengan akan diperlukan saat sosialisasi Poned,perawat
kriteria hasil: Perawat c. Siapkan tempat dan atur waktu ruangan dan
melakukan handover d. Sosialisasi dengan perawat ruangan Staff
sesuai SOP e. Implementasi post conference
f. Evaluasi
g. Pendokumentasian
2 SP2KP Pre Perawat menerapkan a. Koordinasi kepala ruangan 9 April 2022 Kepala ruangan, Co- Ners STIK Bina Kepala
conference prinsip SOP pre b. Siapkan materi dan bahan yang mahasiswa, perawat Husada Palembang ruangan
conference dari dengan akan diperlukan saat sosialisasi Poned,perawat
kriteria hasil: perawat c. Siapkan tempat dan atur waktu ruangan dan
melakukan pre d. Sosialisasi dengan perawat ruangan Staff
conference sesuai SOP e. Implementasi pre conference
f. Evaluasi
g. Pendokumentasian

3 SP2KP Pembentu Terbentuknya struktur a. Koordinasi kepala ruangan 9 April 2022 Kepala ruangan, Co-Ners STIK Bina Kepala
kan organisasi Poned di b. Siapkan materi dan bahan yang mahasiswa, perawat Husada Palembang ruangan

63
struktru Puskesmas Tebing akan diperlukan saat sosialisasi Poned,perawat
organisasi Bulang c. Siapkan tempat dan atur waktu ruangan dan
Poned d. Sosialisasi dengan perawat ruangan Staff
e. Mendemonstrasikan struktur
organisasi Poned
f. Implemmentasi Pelaksanaan
g. Evaluasi
h. Pendokumentasian

64
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Berdasarkan hasil pengkajian dan perencanaan manajemen keperawatan yang telah


dilakukan mulai tanggal 8-9 April 2022 di Ruang rawat inap puskesmas tebing
bulangdilaporkan pelaksanaan dan evaluasi berikut :

A. Post Conference
1. SP2KP : Standar Pelaksanaan Post Corenfence
Tabel 4.1
Uraian kegiatan Pelaksanaan Post Corenfence Keperawatan di ruang inap
puskesmas tebing bulang

No Hari / Tanggal Uraian kegiatan Ya Tidak Ket


1. Koordinasi dengan kepala 
ruangan Poned
2 Siapkan materi dan bahan yang 
akan diperlukan saat sosialisasi
3. Jumat 8 April Siapkan tempat dan atur waktu 
2022 saat sosialisasi
Sosialisasi Post Conferene 
4. dengan perawat ruangan
5. Implementasi Post Coference 
6. Pendokumentasian sosialisasi 
dengan foto
7. Evaluasi 

Uraian Kegiatan :
Co Ners melakukan koordinasi dengan Kepala Ruangan dan tim Poned untuk
dilakukannya sosialisasi Post Conference. Co Ners memberikan Undangan kepada,
Kepala Ruangan, dan Tenaga Kesehatan di Ruang Rawat inap. Undangan diterima
dengan baik.
Co Ners menyiapkan materi, bahan, dan tempat untuk sosilasilasi, mulai dari hasil
identifikasi sampai dengan rencana yang telah dibuat (Permasalahan yang diangkat Pre
Conference, Post Conference, dan Struktur Poned).
Rangkaian Kegiatan Sosialisasi :
a. Pembukaan (memperkenalkan diri, mejelaskan maksud dan tujuan).
b. Menjelaskan hasil identifikasi yang dilakukan dilakukan di ruang Poned selama 2
hari pada tanggal 8-9 April 2022, Untuk hasil temuan Post Conference didapatkan
hasil perentase 64% (kurang)
c. Mejelaskan Pengertian Post conference, Manfaat Post Conference, Serta SOP Post
Conference
d. Melakukan Post Conference dengan tim Poned dinas Pagi
e. Membuka sesi tanya jawab tentang Post Conference
f. Dokumentasi kegiatan

65
2. Evaluasi
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
A. Persiapan
1. PJ menyiapkan ruangan post conference 0 1
2. PJ menyiapkan rekam medic pasien dalam 1 0
tanggung jawabnya
B. Pelaksanaan
1. PJ membuka post conference 1 0
2. PJ menjelaskan tujuan dilaksanakannya post 1 0
conference
3. Anggota Tim menjelaskan tentang hasil 1 0
tindakan/ hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
4. Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan 1 0
dalam memberikan ASKEP pada pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah
5. PJ memberi reinforcement pada Anggota Tim 0 1
6. PJ menyimpulkan hasil post conference 1 0
7. PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum 1 0
melakukan operan jaga shift jaga berikutnya
C. Penutup
1. Mengakhiri post conference dengan doa 1 0
2. Mendokumentasikan post conference 1 0
Jumlah 9 2

Jumlah presentase% 82% 18%

Persentase 100%

Pelaksaan sosialisasi post conference dan Pelaksanaan pre conference telah dilakukan
pada tanggal 8-9 April 2022 pukul 11.00 WIB dengan tim ruang Poned dan dihadiri
dengan Kepala Ruangan dan tim rawat inap Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan baik
dan sesuaai dengan tujuan post conference pada POA.

3. Analisa
Dari hasil evaluasi setelah dilakukannya implementasi dengan materi pelaksanaan
post conrenfence Keperawatan sesuai SP2KP, didapatkan persentasi hasil evaluasi yaitu
sebesar 82%, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup
signifikan dari hasil pelaksanaan post conference keperawatan awal yang hanya sebesar
64%

66
a. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung
Untuk mengidentifkasi masalah pada pelaksanaan post conference keperawatan
yang telah dilakukan, faktor pendukung terlaksananya kegiatan tersebut adalah adanya
literatur, alat dan bahan serta dukungan dari semua staf ruang rawat inap puskesmas
tebing bulang Faktor Penghambat.
Faktor menghambat dalam kegiatan pelaksanaan post conference adalah belum
optimalnya pelaksanaan post Corenfence keperawatan.
b. Kesinambungan
Pelaksanaan terkait SP2KP sudah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan para
tenaga kesehatan di ruang rawat inap Puskesmas Tebing Bulang dapat terus
menjalankan post conference keperawatan cukup optimal

B. Pre Conference
1. SP2KP : Standar Pelaksanaan Pre Corenfence
Tabel 4.2
Uraian kegiatan Pelaksanaan Pre Corenfence Keperawatan
di rawat inap Puskesmas Tebing Bulang
No Hari / Tanggal Uraian kegiatan Ya Tidak Ket
1. Koordinasi dengan kepala 
Ruangan Poned
2 Siapkan materi dan bahan yang 
akan diperlukan saat sosialisasi
3. Jumat, 8 April Siapkan tempat dan atur waktu 
2022 saat sosialisasi
Sosialisasi denganperawat 
4. ruangan
5. Impelementasi Sosialisasi Pre 
Conference
6. Pendokumentasian sosialisasi 
dengan foto
7. Evaluasi 

Uraian Kegiatan :
Co Ners melakukan koordinasi dengan Kepala Ruangan dan tim Poned untuk
dilakukannya sosialisasi pre conference. Co Ners memberikan Undangan kepada Kepala
Ruangan, dan Tenaga Kesehatan di Ruang rawat inap. Undangan diterima dengan baik.
Co Ners menyiapkan materi, bahan, dan tempat untuk sosilasilasi, mulai dari hasil
identifikasi sampai dengan rencana yang telah dibuat (Permasalahan yang diangkat pre
conference, post conference, dan Struktur Poned).
Rangkaian Kegiatan Sosialisasi :
a. Pembukaan (memperkenalkan diri, mejelaskan maksud dan tujuan).
b. Menjelaskan hasil identifikasi yang dilakukan dilakukan di ruang Poned selama 2
hari pada tanggal 8-9 April 2022, Untuk hasil temuan pre conference didapatkan
hasil perentase 72%.
c. Mejelaskan Pengertian Pre conference, Manfaat Post Conference, Serta SOP Pre
Conference
d. Melakukan Pre Conference dengan tim Poned dinas Pagi

67
e. Membuka Sesi Tanya Jawab tentang Pre Conference
f. Dokumentasi kegiatan

2. Evaluasi
Presentase Proses Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang rawat inap
Puskesmas Tebing Bulang
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan
1 PJ menyiapkan ruangan 1
2 PJ menyiapkan rekam medis dan buku 1 0
laporan shift pasien dalam tanggung
jawabnya
Pelaksanaan
1 PJ membuka pre conference dengan salam 1 0
dan berdoa jika belum dilakukan.
2 PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre 1 0
conference
3 PJ memandu pelaksanaan pre conference 1 0
4 PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, 1 0
keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
5 PJ membagi tugas kepada anggota Tim 1 0
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 1 0
asuhan pasien/tindakan
7 PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan 1 0
dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
8 PJ mengklarifikasi kesiapan anggota Tim 1 0
untuk melaksanakan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
9 PJ memberikan reinforcement positif pada 1
anggota Tim 0
10 PJ menyimpulkan hasil pre conference 1 0
Penutup
1 PJ mengakhiri pre conference 1 0
2 PJ mendokumentasikan pre conference 1 0
Jumlah 13 1
Jumlah Persentase 92% 8%
Presentase 100%

Pealaksaan Sosilasisasi pre conferencedan Pelaksanaan pre conference telah dilakukan


pada tanggal 8 April 2022 jam 10.00 WIB dengan tim Ruang Poned dan dihadiri dengan
Kepala Ruangan dan tim Poned. Pelaksanaan Kegiatan dilakukan dengan baik dan
sesuaai dengan tujuan pre conference pada POA.

68
3. Analisa
Pada hari Jumat, 8 April 2022 telah dilakukan sosialisasi mengenai pelaksanaan pre
conference. Pelaksanaan pre conferencedi Ruang rawat inap Puskesmas Tebing Bulang
setelah dilakukan implementasi, dilakukan evaluasi kembali terhadap penerapan
pelaksanaan pre conferencekeperawatan. Dari hasil pengkajian evaluasi di dapatkan hasil
sebesar 92%, hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan setelah dilakukannya
sosialisasi dan sebelum dilakukannya sosialisasi yang hanya sebesar 72%.
a. Faktor pendukung dan penghambat
 Faktor pendukung
 Adanya dukungan dari Kepala Puskesmas dan Kepala Ruangan
 Adanya literatur dan dukungan yang memadai
 Koordinasi yang baik antar tim kesehatan dan Co Ners
 Adanya dukungan dari semua tenaga kesehatan di ruang Poned Puskesmas
Tebing Bulang
 Faktor penghambat
Faktor yang menghambat dalam pelaksanaan sosialisasi pre conrenfence ini
adalah tim Poned memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan sosialisasi.
b. Kesinambungan
Pelaksanaan terkait SP2KP sudah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan para
tenaga kesehatan di ruang Ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang dapat terus
menjalankan pre conference keperawatan dengan baik.

C. Pembentukan Struktur Organisasi Poned


1. SP2KP : Pembentukan Struktur Organisasi Poned
Tabel.4.3
Uraian kegiatan Pelaksanaan Pre ConferenceKeperawatan di Ruang Poned Puskesmas
Tebing Bulang

No Hari / Tanggal Uraian kegiatan Ya Tidak Ket


1. Koordinasi dengan kepala 
ruangan Poned
2 Siapkan materi dan bahan yang 
akan diperlukan saat sosialisasi
3. Jumat , 8 April 2022 Siapkan tempat dan atur waktu 
saat sosialisasi
Sosialisasi dengan perawat 
4. ruangan
5. Mendemonstrasikan struktur 
organisasi Poned
6. Pemberian Proposal 
Pembentukan Struktur Poned
7. Pendokumentasian 
8. Evaluasi 

Uraian Kegiatan :
1. Co Ners melakukan koordinasi dengan Kepala Ruangan dan tim Poned untuk
dilakukannya sosialisasi Pembentukan Struktur Organisasi Poned.

69
2. Co Ners menyiapkan materi, bahan, dan tempat untuk sosilasilasi, mulai dari hasil
identifikasi sampai dengan rencana yang telah dibuat (permasalahan yang diangkat
Pre Conference, Post Conference, dan Struktur Poned).

Rangkaian Kegiatan Sosialisasi :


a. Pembukaan (Memperkenalkan diri, mejelaskan maksud dan tujuan).
b. Menjelaskan hasil identifikasi yang dilakukan dilakukan di ruang Poned selama 2
hari pada tanggal 8-9 April 2022, Untuk hasil temuan belum adanya Struktur
Organisasi di Ruang Ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang.
c. Mejelaskan Pengertian Struktur Organisasi, Tujuan Struktur Organisasi, Peran
Struktur Organisasi.
d. Mendemonstrasikan Struktur Organisasi Ruang Poned kepada Kepala Ruangan dan
Bidan Poned.
e. Dokumentasi kegiatan

Rangkaian Kegiatan Pemberiaan Proposal :


Proposal telah yang terlah di buat oleh Co Ners Bina Husada tentang Pembetukan
Struktur Organisasi Poned yang berisi tentang struktur organisasi dan bagan struktur
organisasi ruang poned telah di berikan kepada Kepala Ruangan Poned Puskesmas
Tebing Bulang.

2. Evaluasi
Proposal yang diberikan oleh Co Ners telah di terima oleh Kepala Ruang Poned dan
akan dilakukan pengadaan struktur organisasi ruang poned yang belum ada di ruangan.

3. Analisa
Telah dilakukan nya sosialisasi dan pemberian proposal Pembetukan Struktur Organisasi
di Ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang. Setelah dilakukan implementasi, dilakukan
evaluasi kembali terhadap Struktur Organisasi Ruang Poned. Dari hasil pengkajian
evaluasi di dapatkan proposal telah diterima dengan baik dan akan dilakukan pengadaan
struktur organisasi oleh pihak puskesmas
a. Faktor pendukung dan penghambat
 Faktor pendukung
 Adanya dukungan dari kepala Puskesmas dan kepala ruangan.
 Koordinasi yang baik antar tim kesehatan dan Co Ners.
 Adanya dukungan dari semua tenaga kesehatan di ruang Poned Puskesmas
Tebing Bulang.
 Proposal diterima dengan baik.
 Faktor penghambat

70
Faktor yang menghambat untuk implementasi struktur poned adalah kurangnya
waktu tenaga kesehatan di ruang poned untuk membuat struktur poned di
ruangan.
b. Kesinambungan
Pelaksanaan terkait Pembetukan Struktur Organisasi Poned sudah dilaksanakan
dengan baik dan diterima baik oleh kepala ruangan dan tenaga kesehatan di Ruang
Poned .

71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan observasi di Ruang Poned Puskesmas Tebing Bulang dari tanggal 8-9
April 2022 dapat disimpulkan bahwa sarana pelayanan dan ketenagaan sudah cukup baik.
Hanya ditemukan masalah pada proses pelaksanaan sistem pemberian pelayanan yang belum
optimal seperti pada sistem penerapan pre conferencedidapatkan bahwa panduan tetap (SOP)
belum ada tetapi pelaksanaan kegiatan pre conference di ruangan rawat inap Poned
Puskesmas Tebing Bulang sudah memiliki beberapa point variabel yang dinilai. Untuk
pelaksanaan post conference,belum ada SOP dan buku catatan khusus tentang post
cofrerence, serta belum adanya struktur organisasi di ruang poned. Maka dari itu mahasiswa
co Ners melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan pre dan post conference, serta pengajuan
proposal pembentukan struktur organisasi Poned.

Dari hasil evaluasi didapatkan peningkatan pelaksanaan pre conference dari 72% menjadi
92% dan peningkatan pelaksanaan post conference dar 64% menjadi 82%, sedangkan untuk
proposal pembentukan struktur organisasi Poned telah diterima dengan baik dan akan
dilakukan pengadaan struktur organisasi oleh pihak Puskesmas.

B. Saran
Disarankan bagi pihak Puskesmas Tebing Bulang khususnya ruangRawat inap untuk
tetap menerapkan pelaksanaan pre dan post conference yang sesuai dengan SOP dan
menggunakan struktur organisasi ruang Poned sebagai acuan dalam menjalankan fungsi dan
perannya masing-masing.

72
DAFTAR PUSTAKA

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.

Mosby -year book, Inc.

Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition.

Philadelphia :WB Saunders.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses

(3rd ed)Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Marquis, B.L. dan Huston, C.J.(2000). Leaderships Roles and Management Functionsin

Nursalam (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Pendekatan praktis Edisi 3

Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Nursalam (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan

Profesional .Jakarta : Salemba Medika

Satrianegara, M. fais dan Siti saleha (2009). Buku Ajar Organisasi Manajemen

Suryanti.2002. faktor-faktor yang berhubungan dengan lamanya waktu proses

Pendaftaran Pasien Rawat inap. Jakarta: fkm

Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership

fornurses. Canada : Jones and Barlett Publishers

Yaslis, I. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit. teori, metoda dan formula. Depok :

FKMUI.

73
LAMPIRAN

PROPOSAL
PEMBUATAN
STRUKTUR ORGANISASI PONED DI RUANGAN PONED
PUSKESMAS TEBING BULANG
PALEMBANG TAHUN 2022

Disusun oleh :
1. Merry Hartatik (21149011505)
2. Komaria (21149011509)
3. Nurkomala (21149011511)
4. Deni Rafianti (21149011513)
5. Rahmat Hidayat (21149011516)
6. Samsul Hartoni (21149011520)
7. Desy Permatasari (21149011521)
8. Juliyati (21149011522)
9. Elly Yusmaina (21149011523)
10. Oktalena (21149011524)
11. Arifa Nurin (21149011528)
12. Lica Oktiza (21149011530)
13. Nita Oktavia (21149011531)
14. Tuti Anggraini (21149011532)

Dosen Pembimbing :

Rusmarita,S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA TA. 2021/2022

74
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan proposal ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada manajemen
keperawatan di ruangan Poned Puskesmas Tebing Bulang. Selain itu, proposal ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang cara pembuatan struktur organisasi Poned bagi perawat dan
penulis serta pembaca.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rusmarita , S.Kep., Ns., M.Kes.,M.kep. pada stase
manajemen keperawatan dan pimpinan puskesmas Tebing Bulang yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau bidang yang
sedang kami jalani ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya berharap
kritik dan saran yang membangun saya demi kesempurnaan laporan ini.

Tebing Bulang April 2022

Kelompok

75
A. Latar Belakang
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan
keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal
yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan
meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2016).

WHO memberikan pengertian tentang rumah sakit atau puskesmas yakni merupakan
pusat kegiatan dari sebuah organisasi masyarakat dan kesehatan yang befungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang sempurna kepada seluruh masyarakat dalam rangka pencegahan
dan penyembuhan penyakit, baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap. Juga sebagai
tempat untuk pelatihan tenaga kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Sehingga dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit
dan puskesmas merupakan inti dari aktifitas pelayanan dalam proses pelayanan kepada
masyarakat untuk mencapai kesempurnaan dan jaminan mutu terhadap rumah sakit atau
Puskesmas itu sendiri.

B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Struktur organisasi memiliki pengertian garis hirarki yang berisi komponen-komponen
penyusunan struktur ini akan memperjelas fungsi dan kedudukan setiap posisi pekerjaan
secara jelastermasuk juga didalamnya pembagian hak dan kewajiban.

2. Tujuan
Tujuannya adalah agar setiap komponen Puskesmas berjalan secara optimal sehingga
aktivitas Puskesmas akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya struktur ini,
seorang atasan bisa memberikan tugas kepada bawahan secara adil dan optimal.

3. Peran struktur organisasi:


1. Menjelaskan tanggung jawab anggota
2. Menjelaskan kedudukan anggota
3. Memperjelas jalur hubungan kerja
4. Memperjelas uraian tugas

76
Struktur Organisasi Poned Puskesmas

Struktur organisasi poned Puskesmas dibuat lebih sederhana karena untuk membentuk
tim yang ada di ruang poned agar memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional dan
tersusun.

Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan ruang Poned yaitu:

1. Kepala Puskesmas
2. Penanggung Jawab Poned
3. Koordinator Poned
4. Dokter Jaga
5. Ketua Tim
6. Bidan Pelaksana

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUANG PONED

KEPALA PUSKESMAS

PENANGGUNGJAWAB PONED

KOORDINATOR PONED

DOKTER JAGA

KETUA TIM I KETUA TIM II KETUA TIM III

BIDAN BIDAN BIDAN


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

77
PROPOSAL
PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PRE CONFERENCE DAN POST CONFERENCE
DI RUANGAN PONED PUSKESMAS TEBING BULANG
TAHUN 2022

Disusun oleh :

1. Merry Hartatik (21149011505)


2. Komaria (21149011509)
3. Nurkomala (21149011511)
4. Deni Rafianti (21149011513)
5. Rahmat Hidayat (21149011516)
6. Samsul Hartoni (21149011520)
7. Desy Permatasari (21149011521)
8. Juliyati (21149011522)
9. Elly Yusmaina (21149011523)
10. Oktalena (21149011524)
11. Arifa Nurin (21149011528)
12. Lica Oktiza (21149011530)
13. Nita Oktavia (21149011531)
14. Tuti Anggraini (21149011532)

Dosen Pembimbing :

Rusmarita,S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINAHUSADATA. 2021/2022

78
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
manajemen keperawatan di ruangan Poned Puskesmas Tebing Bulang. Selain itu, proposal ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara pre conference dan post conference bagi
perawat dan penulis serta pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Rusmarita, S.Kep., Ns., M.Kes.,M.kep. pada
stase manajemen keperawatan dan Pimpinan Puskesmas Tebing Bulang yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau bidang
yang sedang kami jalani ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya
berharap kritik dan saran yang membangun saya demi kesempurnaan laporan ini.

Tebing Bulang, April 2022

Kelompok

79
A. Latar Belakang

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan
keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal
yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan
meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2016).
WHO memberikan pengertian tentang rumah sakit atau Puskesmas yakni merupakan
pusat kegiatan dari sebuah organisasi masyarakat dan kesehatan yang befungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang sempurna kepada seluruh masyarakat dalam rangka pencegahan
dan penyembuhan penyakit, baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap. Juga sebagai
tempat untuk pelatihan tenaga kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Sehingga dalam hal ini asuhan keperawatan yang dberikan kepada pasien di rumah sakit
dan puskesmas merupakan inti dari aktifitas pelayanan dalam proses pelayanan kepada
masyarakat untuk mencapai kesempurnaan dan jaminan mutu terhadap rumah sakit atau
Puskesmas itu sendiri.

B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

4. Tujuan
Secara umum tujuan konferensiadalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis
dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi
sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie,
1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi
asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).

Tujuan pre conference adalah:


1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan
dan merencanakan evaluasi hasil.
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.

80
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conferenceadalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

4. Syarat pelaksanaan:
 Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
 Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
 Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
 Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
(Jean, et.Al, 1973).
Pedoman pelaksanaan conference
 Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan.
 Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.
 Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi
danmemberi umpan balik.
5. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik.
6. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung
jawab dan menerima pendekatan serta endapat yang berbeda.
7. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.
8. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
C. Hasil Identifikasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Poned 3 shift kerja, didapatkan
bahwa panduan tetap (SOP) belum ada tetapi pelaksanaan kegiatanpreconference di
ruangan Poned sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah terlaksanakan kecuali
seperti: PJ menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien pasien dalam tanggung,
PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference. Didapatkan hasil penilaian kepala tim
pada saat preconference sebesar 66%dan termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan diruangan Poned dalam 3 shift kerja, didapatkan bahwa panduan
tetap (SOP) belum ada tetapi pelaksanaan kegiatan postconference di ruangan Poned sudah
ada beberapa point variabel yang dinilai telah terlaksanakan kecuali seperti: PJ menjelaskan
tujuan dilaksanakannya postconference. Didapatkan hasil penilaian kepala tim pada saat
postconference sebesar 68%dan termasuk dalam kategori cukup.

81
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D. A. (1989). Nursing Management, A System  Approach.WB Saunders Company.

Philadelphia.

Mugianti, Sri. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek keperawatan.

Kemenkes:Jakata.

Prayitno, Subur. (1997). Dasar - dasar administrasi kesehatan masyarakat. Airlangga University

Press. Surabaya.

Prayitno, Subur. (2000). Administrasi Rumah Sakit di Indonesia. FKUA. Surabaya.

Sullivan, E.J.et al. (1990). Management and Leadership for Nurse Manager. Jones and Barlett

Publisher. Boston.

Swanburg, C Russel. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manjemen UntukPerawat Klinis.

EGC. Jakarta.

iv
Lampiran

SOP PRE CONFERENCE

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Asnandi


Tebing Bulang NIP 199101152019021001

1. Pengertian Kegiatan pertemuan katim dan anggota tim setelah membaca laporan shift
sebelumnya untuk menyusun rencana kegiatan askep shift lanjutannya
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
2. Tujuan merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

4. Referensi

5. Persiapan 1. Ketua tim menyiapkan ruangan


2. Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien
dalam tanggung jawabnya

7. Prosedur
pelaksanaan 1. Ketua tim/PJ membuka pre conference
2. Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
3. Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan keperawatan
yang telah dilakukan
4. Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah yang
ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah
5. Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada nggota tim
6. Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference
7. Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum melakukan
tindakan operan tugas jaga shift berikutnya

iv
SOP POST CONFERENCE

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Asnandi


Tebing Bulang NIP 199101152019021001

1. Pengertian Diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan


keperawatan pada pasien.
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
2. Tujuan masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.

4. Referensi

5. Persiapan 1. Ketua tim menyiapkan ruangan


2. Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien
dalam tanggung jawabnya
7. Prosedur
pelaksanaan 1. Ketua tim/PJ membuaka post conference
2. Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
3. Anggota Tim menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan.
4. Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan
5. Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah
yang ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dan mencari upaya penyelesaian masalah
6. Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada anggota tim
7. Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference
8. Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
melakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya

iv
DOKUMENTASI KEGIATAN

RUANG PONED PUSKESMAS TEBING BULANG

iv
KOORDINASI DAN SOSIALISASI PRE COMFRENS DAN POST COMFRENS

iv
PELAYANAN PERSALINAN DI RUANG PONED PKM TEBING BULANG

iv

Anda mungkin juga menyukai