DI BUAT OLEH :
TRAUMA ABDOMEN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Kasus
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera/rudapaksa atau
Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diafragma atas dan
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara
diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus &
Workman, 2006).
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa trauma abdomen adalah suatu
kerusakan pada daerah abdomen yang dapat disebabkan oleh benda tumpul atau benda yang
2. Etiologi
Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian. Menurut
b. Penyebab traumanon-penetrasi
1) Terkena kompresi atau tekanan dari luartubuh
2) Hancur (tertabrakmobil)
3. Klasifikasi
Disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra
abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa
b. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus di eksplorasi.
Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2005) terdiri dari :
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan dan
a. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang
luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah) yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam
posisi rekumben.
d. Mual danmuntah
5. Anatomifisiologi
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma
sampai pelvis dibawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian – abdomen yang
sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah
Batasan – batasan abdomen. Di atas, diafragma, Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul
besar. Di depan dan kedua sisi, otot – otot abdominal, tulang –tulang illiaka dan iga – iga sebelah
bawah. Di belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.
Isi Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus besar.
Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian
pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak dibelakang
Lambung dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas
dinding posterior abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena
kava inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam abdomen.
Pembuluh limfe dan kelenjar limfe, urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga
ini.
6. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma
merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan
tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk)
Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan
menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan
tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh.
Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas
adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi
tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut. Beratnya trauma yang terjadi
tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan.
Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif
terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang
seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan
b. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur
tulang dindingthoraks.
c. Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada
Hipovolumia
Trauma
Trauma tumpul
Bedrest ketidakseimbangan
Tidak adekuatnya total Kerusakan sel / jejas
pertahanan primer jaringan
dan sekunder akibat Defisit Aspirasi isi lambung
gangguan perawatan diri
Pengeluaran media kimia
gastrointestinal oleh sel mast
Tindakan intubasi
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis meliputi: nyeri tekan diatas
daerah abdomen, distensi abdomen, demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan
3) Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak normal
dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB hitam
(melena).
5) Cederaseriusdapatterjadiwalaupuntakterlihat tandakontusiopadadindingabdomen.
4) Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak perdarahan dan dapat memperburuk
keadaan
9. Komplikasi
b. Lambat :infeksi
c. TrombosisVena
d. EmboliPulmonar
f. Pneumonia
g. Tekananulserasi
h. Atelektasis
i. Sepsis
10. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian
pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa
terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis.
Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat
d. Pemeriksaan urinerutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri.Urine yang jernih belum
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat
amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi
6) Patah tulangpelvis
1) Hamil
2) Pernah operasiabdominal
3) Operator tidakberpengalaman
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya
a. Abdominalparacentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan
dalam rongga peritoneum.Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari
rongga peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit,
b. Pemeriksaan laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya.
11. PenatalaksanaanMedis
a. Abdominalparacentesis
Menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.
b. Pemeriksaan laparoskopi
c. PemasanganNGT
e. Pemberian antibiotic
f. Laparotomi
B. Konsep Asuhan KeperawatanTeoritis
1. Pengkajian
(Circulation). Hal ini dikarenakan trauma abdomen harus dianggap sebagai dari multi trauma dan
a) Anamnesa
1) Biodata
2) KeluhanUtama
Kalau penyebabnya jatuh, ketinggiannya berapa dan bagaimana posisinya saat jatuh.
Berapa berat keluhan yang dirasakan bila nyeri, bagaimana sifatnya pada Kuadran mana
Apakah pasien menderita penyakit asthma atau diabetesmellitus dan gangguan faal
hemostasis.
5) Riwayat psikososialspiritual
b) PemeriksaanFisik
Pada inspeksi bagian frekwensinya, iramanya dan adakah jejas pada dada serta jalan
napasnya.
Pada palpasi simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernapasantertinggal.
Pada inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah abdominal dan
adakahanemis.
Pada palpasi bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan bagaimana suara detak
Bagaimana tingkat kesadaran yang dialami dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(GCS)
Pada inspeksi:
Adakahdistensiabdomenkemungkinanadanyaperdarahandalamcavumabdomen.
Adakahpernapasanperut yangtertinggalatautidak.
Apakah kalau batuk terdapat nyeri dan pada quadran berapa, kemungkinan adanya
abdomeniritasi.
Pada palpasi:
Adakahspasme/defancemasculardanabdomen.
Pada perkusi:
Kemungkinan–kemungkinanadanyacairan/udarabebasdalamcavumabdomen.
Pada Auskultasi:
Kemungkinanadanyapeningkatanataupenurunandaribisingususataumenghilang.
Pada inspeksi adakah jejas pada daerah rongga pelvis dan adakah distensi pada daerah
Pada palpasi adakah nyeri tekan daerah vesica urinaria dan adanyadistensi.
Padainspeksiadakahjejasdankelaianbentukextremitasterutamadaerahpelvis.
Pada palpasi adakah ketidakstabilan pada tulang pinggul atau pelvis.
Aktifitas/istirahat
a) Aktivitas
2) DataObyektif:Perubahankesadaran,masalahdalamkeseimBangancedera(trauma)
b) Sirkulasi
dll).
c) Integritasego
d) Eliminasi
e) Makanan dancairan
f) Neurosensori.
1) Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya
lama.
h) Pernafasan
i) Keamanan
2) DataObyektif:Dislokasigangguankognitifatau gangguanrentanggerak.
a) Nyeri
b) Resikoinfeksi
d) Ketidakefektifan polanafas
f) Kerusakan integritaskulit
g) Resiko ketidakseimbangannutrisi
h) Resikoperdarahan
i) Defisit perawatandiri
4. Nurse CarePlanning
Rencana keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue integrity : Skin & Mucous Membranes NIC : Incission Site Care
Definition :
Perubahan / gangguan epidermis dan / Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pasien 1. Kaji luka insisi ( kemerahan dan pemasangan
atau dermis menunjukkan perbaikan integritas kulit dengan kriteria hasil : selang drainase)
Batasan karakteristik : 2. monitor luka insisi untuk menemukan tandadan
gejala infeksi
Kerusakan lapisan kulit
3. lakukan perawatan lukasteril
Gangguan permukaan kulit No Indikator Awal Tujuan 4. gunakan antiseptik sesuai indikasi
Invasi strukturtubuh 1 Perfusi jaringan normal 5 5. anjurkan klien cara untuk meminimalisasi stress /
Faktor yang berhubungan 2 Tidak ada tanda infeksi 5 tekanan dari lukainsisi
Eksternal 3 Tekstur jaringan normal 5 6. ajarkan klien / keluarga cara merawat lukapost
zatkimia operasi
4 Proses penyembuhan luka 5
usia yangekstrem 5 Jaringan kulit kering 5 7. jelaskan kepada klien / keluaraga tanda dangejala
kelembapan Indikator infeksi
hipertermia 1. Gangguanekstrem 8. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
hipotermia terapifarmakologis
2. Berat
imobilisasifisik 3. Sedang
Internal 4. Ringan
perubahan statuscairan 5. Tidak ada gangguan
perubahanturgor
perubahanpigmentasi
penurunanimunologis
2. Nyeri akut NOC : Pain Level NIC : Pain Management
Definition : pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, klien 1. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
yang muncul akibat kerusakan jaringan menunjukkan perbaikan level nyeri dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas, dan faktor pencetus nyeri
yang aktual atau potensial atau secarakomfrehensif
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
digambarkan dalam hal kerusakan No Indikator Awal Tujuan nyeri
sedemikian rupa ( international 1 Melaporkan nyeri berkurang 5 3. Ajarkan tekhnik relaksasi nafasdalam
Association for study of pain ) : awitan 2 Ekspresi wajah saat nyeri 5 4. Ajarkan prinsip dari manajemen nyeri
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas 3 Gelisah 5 5. Monitor TTV
ringan hingga berat dengan akhir yang 4 Mengerang / merintih 5 6. Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum nyeri
dapat diantisipasi atau diprediksi dan 5 TTV 5 menjadiberat
berlangsung < 6 bulan 7. Pastikan klien menerima pemberiananalgetik
Batasan karakteristik : Indikator 8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
Perubahan seleramakan 1. Gangguan ekstrem obat golongan analgetik
Perubahan tekanandarah 2. Berat
Perubahan frekuensijantung 3. Sedang
Perubahan frekuensipernafasan 4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
Laporan isyarat
Diaforesis
Mengekspresikan perilaku ( mis :
gelisah, merengek, menangis,
waspada, iritabilitas, mendesah)
Masker wajah ( mis : mata kurang
bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu
fokus, meringis)
Sikap melindungi areanyeri
Fokus menyempit ( miss : gangguan
persepsi nyeri, hambatan proses
berfikir, penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapatdiamati
Perubahan posisi untukmenghindari
nyeri
Melaporkan nyeri secaraverbal
Fokus pada dirisendiri
Gangguantidur
Faktor yang berhubungan :
Agens cedera ( mis : biologis, zat kimia,
fisik, psikologis )
3. Resiko Infeksi NOC : Risk Control : Infectious Process NIC : Infection Control
Defenition : 1. Bersihkan lingkungan setelah digunakanklien
Mengalami peningkatan risiko terserang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 2. pertahankan tekhnikisolasi
organisme patogenik diharapkan pasien menunjukkan terbebas dari infeksi, dengan 3. batasi jumlahpengunjung
Faktor Resiko kriteria hasil : 4. ajarkan untuk meningkatkan mencuci tangan
Penyakitkronis No Kriteria Awal Tujuan untuk setiap tindakan
diabetemilitus 5. instruksikan klien untuk handhygiene
obesitas 1 Mengakui resiko diri untuk 5 6. instruksikan pengunjung untuk hand hygiene
infeksi sebelum dan sesudah memasuki ruanganklien
Pengetahuan yang tidak cukup untuk
7. gunakan sabun antimikroba untuk mencuci
menghindari pemajananpatogen 2 Menggunakan tekhnik 5 tangan
pertahanan tubuh primer yangtidak desinfektan 8. cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
adekuat 3 Identifikasi diri dari tanda dan 5 tindakan
gangguanperistaltik gejala yang potensial 9. gunakan sarung tangansteril
kerusaskan integritaskulit 4 Mempertahankan lingkungan 5 10. pastikan penanganan aseptik dari semua IVline
perubahan sekresiPH bersih 11. Anjurkanistirahat
traumajaringan 5 Menggunakan pelayanan 5 12. dorong untuk memenuhi intakecairan
kesehatan 13. pertahankan lingkunganaseptik
14. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
Indikator : antibiotic
1. Gangguanekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas NOC : Respiratory Status : Ventilation NIC : Airway Suction
Definition : Ketidakmampuan untuk Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, klien 1. pastikan kebutuhan oral
membersihkan sekresi atau obstruksi dari menunjukan perbaikan bersihan jalan nafas dengan kriteria hasil: 2. auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
saluran nafas untuk mempertahankan suctioning
bersihan jalan nafas
3. informasikan kepada keluarga dan klien tentang
suction
Batasan Karakteristik No Kriteria Awal Tujuan 4. minta klien nafas dalam sebelum dan sesudah
Tidak adabatuk suction
1 Tingkat pernafasan 5 5. gunakan alat steril untul setiaptindakan
Suara nafastambahan
Perubahan frekuensinapas 6. Monitor status oksigenpasien
2 Irama pernafasan 5
Perubahan iramanapas 7. buka jalan nafas dengan tekhnik chinlift / jaw
Sianosis 3 Akumulasi sputum 5 trust
Keslutianberbicara/mengeluarkan 8. keluarkan cairan / secret dengan batuk efektif /
suara 4 Retraksi dada 5 suction
Penurunan bunyinafas 9. monitor respirasi dan statusoksigen
Dispnea 5 Kedalaman inspirasi 5
Sputum dalam jumlahyang
berlebihan Indikator :
Batuk yang tidakefektif 1. Gangguanekstrem
Ortopnea 2. Berat
Gelisah 3. Sedang
Mata terbuka lebar Faktor 4. Ringan
yang berhubungan 5. Tidak ada gangguan
Lingkungan
Perokok fasif
Menghisap asap
Merokok
Spasme jalannafas
Mukus dalam jumlahberlebihan
Eksudat dalamalveoli
Materi asing dalam jalannafas
Adanya jalan nafasbuatan
Sekresi yang tertahan/sisasekresi
Sekresi dalambronki
Fisiologis
Disfungsi neuromuskular
Kegagalan fungsiregulator
Kehilangan cairan melalui rute
abnormal : mis : slang menetap)
Agens farmaseutikal
( mis :diuretik)
5 Perdarahan 5
Indikator :
1. Gangguanekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
9. Defisit perawatan diri NOC : Activity Intolerance NIC : Self Care Assistance
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, klien 1. Monitor kemampuan pasien untukmenelan
menunjukkan status perbaikan perawatan diri secara mandiri, 2. Ciptakan lingkungan yang nyaman selama waktu
dengan kriteria hasil : makan
3. Tempatkan pasien dalam posisi yang nyaman
No Kriteria Awal Tujuan untuk makan
4. Pantau tingkat kekuatan dan toleransiaktivitas
1 Makan 5 5. Pertahankan posisi dan privasi pasien saat
berpakaian
2 Berbaju 5 6. Sediakan artikel pribadi pasien (sabun mandi,
shampo dll)
3 Mandi 5
4 Kebersihan 5
Indikator :
1. Gangguanekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
DAFTAR PUSTAKA
&Brunner.2002.BukuAjarKeperawatanMedikalBedah.
Jakarta:EGC
Carpenito,1998Bukusaku:DiagnosaKeperawatanAplikasiPadaPraktekKlinis,Edisi6.
Jakarta:EGC