PERSALINAN NORMAL
TUGAS INDIVIDU
OLEH :
MEDIYANA, S.KEP
NPM. 21149011525
DOSEN PENGAMPUH
NS. YUNITA LIANA, S.KEP , M.KES
1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL
I. DEFENISI
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2011).
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janinkeluar ari
uterus (Saputra, 2014)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 -42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo,
2005).
Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami
dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan
bayi. Dari Pengertian diatas Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi
servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Persalinan normalnya terjadi ketika
janin sudah berumur 9 bulan. Persalinan Normal disebut juga alami karena terjadi
secara alami. Jadi secara umum Persalinan Normal adalah proses persalinan yang
melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan
pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Jika Persalinan Normal tidak termungkinkan
karena masalah posisi bayi harus dilakukan bedah sesar. Pada saat Persalinan Normal,
bayi dilahirkan melalui vagina. (Wikipedia , 2021)
2
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff,
persalinan dengan tindakan operasi.(Rohani, Saswita, & Marisah, 2011)
3
B. Panggul mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
1. Rongga tulang pelvis membentuk tempat perlindungan bagi struktur-struktur
pelvis
2. Arsitektur pelvis sangat penting untuk mengakomodasi janin yang sedang
berkembang selama masa hamul dan selama proses melahirkan
3. Kekokohannya membuat pelvis menjadi tempat berlabuh yang stabil untuk
perlekatan otot, fasia, dan ligamen.
4
5. Lima tulang vertebra yang berfungsi membentuk sakrum. Bagian anterior atas
korpus vertebra sakralis pertama, promontorium, membentuk margin posterior
di pinggir pelvis.
6. Koksigis (tulang ekor), teridiri dari tiga sampai lima tulang vertebra yang
menyatu, berartikulasi dengan sakrum.
7. Pelvis dibagi menjadi dua bagian, rongga atas yang dangkal atau pelvis palsu
(pelvis mayor), dan rongga bawah yang lebih dalam atau pelvis sejati (pelvis
minor).
(Irene M. Bobak:2005;42)
5
kepala untuk melakukan rotasi anterior dan bagian kepala belakang untuk
bergerak di bawah simfisis pubis.
Seiring dengan kontraksi uteru, kepala janin yang mengalami fleksi di
dorong lebih dalam ke panggul; resistensi dasar panggul secara bertahap
memaksa kepala untuk melakukan ekstensi.
Kepala janin berotasi balik ke posisi sebelumnya setelah melewati lubang
vulvo vagina biasanya kepala berotasi ke lateral (eksternal) ketika bahu anterior
berotasi kedepan untuk melintas di bawah arkus pubis di ikuti dengan kelahiran
bahu dan sisa tubuh janin(Saputra, 2014)
3. Kala 3
Dimulai setelah kelahiran anak dan berakhir dengan keluarnya
plasenta(Saputra, 2014).
4. Kala 4
Dimulai dari lahirnya uri sampai 1-2 jam. Kal ini dimaksudkan untuk
melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering pada 2 jam
pertama. Perdarahan diangap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500
cc.(rohani, saswita, & marisah, 2011)
B. PATHWAYS
6
VI. TANDA DAN GEJALA INPARTU
1. Timbul rasa sakit oleh adanya hicks yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari proliperasi
kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai bariel protektif
dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari
mukus.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan nebran yang normal
terjadi pada kala 1 persalian. Hal ini terjadi 12 % wanita, dan lebih dari 80%
wanita akan memulai persalinan secara spontan.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini
adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara.
a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan
sampai 1 cm, dan dengan dimulai persalian, biasanya ibu nulipara mengalami
penipisan serviks 50-100 %, kemudian mulai terjadi pembukaan.
b. Multipara
Pada multiparah sering kali serviks tidak menipis pada awal persalianan, tetapi
hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka,
kemudian di teruskan dengan penipisan.
5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks ( frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit ).
6. SIFAT HIS PERSALINAN
1. Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
2. Sifatnya teratur, interval semakin pendek, dan kuatnya makin besar
3. Mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks.
4. Makin beraktivitas ( jalan), kekuatan makin bertambah.
7. FAKTOR PERSALINAN
a) Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
7
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a) Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
b) Os. Sacrum = promotorium
c) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3) Pintu Panggul
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
4) Bidang-bidang :
a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
b) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
b) POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1. His (kontraksi otot uterus)
Merupakan kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil
8
serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim
dan serviks.
a) kontraksi otot-otot dinding perut
b) kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
c) ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1) Kontraksi Simetris
2) Fundus Dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
c) PASSANGER
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan–kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
d) PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan
yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi :
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
9
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
e) PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
Metode pengurangan rasa nyeri yang diberikan oleh pendamping persalinan secara
terus menerus bersifat sebagai berikut (rohani, saswita, & marisah, 2011).
10
1. Sederhana
2. Efektif
3. Biaya rendah
4. Risiko rendah
5. Kemajuan persalinan meningkat
6. Hasil kelahiran bertambah baik
7. Bersifat sayang ibu
11
Tekanan yang terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang
sakrum wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada
kedua pinggu. Hal terseburt dapat membantu mengurangi nyeri panggul
yang dirasakan oleh wanita melahirkan.
e. Penekanan lutut
Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau dua sendi
pinggul melepaskan sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat
mengurangi rasa nyeri. Penekanan lutut tidak dapat digunakan jika ibu
mengalami nyeri sendi, peradangan, atau kerusakan pada lutut, ddan
ketika ibu mengatkan penekanan lutut tidak membantu mengurangi rasa
nyeri.
2. Metode pengendalian nyeri persalianan secara farmakologis,
a. Sedatif, misalnya golongan barbiturat.
b. Opioid, misalnya morfin.
12
3. Pemeriksaan fisik (Doenges & Moorhouse, 2001)
a. Kala 1
Fase laten
1) Intregritas ego
Dapat senang atau cemas
2) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontraksi regular, peningkatan frekuansi, durasi dan
keparahan .
Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30
detik.
3) Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengan pada
umbilikus (tergantung pada posisi janin)
4) Seksualitas
Membran mungkin/ tidak pecah.
Serviks dilatasi dari 0-4 cm
Bayi mungkin pada 0(primigravida) atau dari0-+ 2 cm
(multigrabida)
Raba vagina sedikit, mungkin lendir merah muda (“
show “), kecoklatan atau terdiri dari plak lendir.
Fase aktif
1) Akivitas/istirahat
Dapat menunjukkan bukti kelelahan
2) Integritas ego
Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses
persalinan
Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan
pernapasan dan/atau melakukan teknik relaksasi
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Kontrasi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir
30-45 detik
4) Keamanan
13
Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada
posisi verteks
Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respon terhadap
kontraksi, palpasi abdominal, dan gerakan janin
5) Seksualitas
Dilatasi serviks dari kira-kira 4-8 cm (1,5 cm/jam
multipara,1,2 cm/jam nulipara)
Perdarahan pada jumlah sedang
Janin turun +1-+2 cm dibawah tulang iskial
Fase transisi
1) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmhg diatas nilai normal
klien
Nadi meningkat
2) Integritas ego
Perilaku peka
Dapat mengalami kesulitan mempertahankan kontrol,
memerlukan pengingat tentang pernapasan
Mu ngkin amnesik
Dapat menyatakan “ saya tidak tahan lagi” atau dapat
menginginkan untuk “pulang dulu dan nanti kembali
lagi”
3) Eliminasi
Dorongan untuk menghindari atau defekasi melalui fase (
janin pada posisi posterior)
4) Makanan/ cairan
Mual dan muntah dapat terjadi
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontrasi uterus kuat terjadi setiap 2-3 mnt dan berakhir
45-60 detik
Ketidaknyamanan tingkat hebatpada daerah abdomen/
sakral
14
Dapat menjadi sangat gelisah, menggeliat-geliat karena
nyeri, atau ketakutan
Dapat melaporkan menjadi (terlalu panas) sensasi
kesemutan pada ujung jari, ibu jari, dan wajah
Tremor kaki dapat trjadi
6) Keamanan
Diaforetik
Irama jantung janin terdengar tepat diatas simfisis pubis
Denyut jantung janin dapat menunukkan deselerasi
lambat ( sirkulasi uterus terganggu ) atau deselerasi awal
( kompresi kepala )
7) Seksualitas
Dilatasi serviks dari 8-10 cm
Penurunan janin dari +2-+4 cm
Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
b. Kala 2
1) Aktivitas/istirahat
Laporan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/
teknik relaksasi
Letargi
Lingkaran hitam dibawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3) Integritas ego
Respon emosiaonal dapat direntang dari perasaan
fear/iritation/relief/joy
Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannnya seperti saat
ini klien kembali mengejan secara akktif
4) Eliminsi
Keinginan untuk defekasi/ mendorong involunter pada
kontraksi, disertai tekanan intraabdomen dan tekanan uterus
Dapat mengalami rabas fecal saat mengejan
15
Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan
selama upaya mendorong.
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat, terjadi selama 1,5-2 mnt masing -masing
dan berakhir 60-90 detik.
Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
6) Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi
Bradikardia janin ( tampak saat deselerasi awal pada pemantau
elektik ) dapat terjadi selama kontrksi ( kompresi kepala )
8) Seksualitas
Serviks dilatasi penuh (10 cm ) dan penonjolan 100%
Peningkatan penampakan perdarahan vagina
Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin
Membran mungkin ruptur pada saat ini bila maih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraks
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi verteks.
c. Kala III
1) Aktivitas/istirahat
Prilaku dapat direntang senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat,
kemudian kembali ketingkat normal dengan cepat
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon dari analgesik dan anatesi
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
janung
16
3) Makanan/ cairan
Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki/ menggigil
5) Keamanan
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan dan laserasi.
Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada
6) Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saaat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam waktu 1-5 menit setelah
melahirkan bayi
Tali pusat memanjang pada muara vagina
Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globular dan
meninggikan abdomen.
d. Kala IV
Pemeriksaan fisik, TTV, dan keadaan umum.
Kontraksi rahim, after pain
Perdarahan
Kandung kemih
Luka episiotomi
Bonding attachment
Keadaan bayi
Kebutuhan khusus
17
B. ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
keperawatan
KALA I
1. DS : Proses Persalinan Nyeri Akut
Pasien mengatakan akan
melahirkan
Agen Cedera Fisik
DO :
- Pasien tampak lemah
- Ekspresi wajah tampak Pengeluaran janin dan
meringis plasenta
- Skala nyeri 8 ( berat)
- Frekuensi terus menerus
- Kualitas : seperti Luka episiotomi
ditusuk -tusuk
- Durasi : 2-3 menit
- Pembukaan serviks :
lengkap 10 cm Peregangan perineum
- TTV :
TD : 120/80 mmhg
Merangsang reseptor nyeri
Nadi : 84 x/menit di SSP
Suhu : 36 C
RR : 22 x/menit Mengeluarkan mediator
nyeri ; prostaglandin,
bradikin dan histamin
Nyeri Akut
2. Kala II
DS : Proses Persalinan Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri
saat melahirkan
Tindakan Episiotomi
DO :
- Pasien tampak lemah
- Adanya luka episiotomy Adanya luka Insisi di daerah
- Panjang luka : 3 cm perineum
- Kedalaman : 1 cm
- Jenis luka : luka robek
18
- Luka masih basah Mengeluarkan mediator
- Warna luka : nyeri ; prostaglandin,
kemerahan bradikin dan histamin
- Jumlah jahitan : 5
jahitan
Nyeri Akut
3. Kala III
DS : pasien mengatakan Proses persalinan Kekurangan
banyak mengeluarkan volume cairan
darah setelah melahirkan
DO : Pengeluaran janin dan
plasenta
- Pasien tampak lemah
- Adanya perdarahan 500
cc
Perdarahan
- Perdarahan tampak aktif
- Wajah tampak pucat
- Turgor kulit kurang
elastis Intake cairan kurang
- Kulit tampak berkeringat
- Mukosa Bibir kering
Kekurangan volume cairan
Kala IV
4. DS : Proses Persalinan Resiko Infeksi
Pasien mengatakan adanya
luka di jalan lahir
Pengeluaran janin dan
DO : plasenta
-Pasien tampak lemah
- Adanya luka episiotomy
- Panjang luka : 3 cm Adanya luka episiotomy di
- Kedalaman : 1 cm daerah perineum
- Jenis luka : luka robek
- Luka masih basah
- Warna luka : Trauma jalan lahir
kemerahan
- Jumlah jahitan : 5
jahitan
- Lochea : rubra, warna Penurunan daya tahan tubuh
19
merah kecoklatan ,
jumlah 20-25 cc
Menempelnya
mikroorganisme di jaringan
luka
Resiko Infeksi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
KALA I
1. Cemas b.d proses persalinan
2. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (peregangan perineum)
KALA II
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (luka episiotomi)
KALA III
1. Kekurangan volume cairan b.d pengeluaran janin dan plasenta
KALA IV
1. Resiko infeksi b.d adanya trauma dijalan lahir (episiotomy) dan penurunan daya
tahan tubuh
20
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
KALA I (PEMBUKAAN SERVIKS)
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
21
- Klien mampu yang akan dilakukan
mengidentifikasi dan 4. Berikan support mental
mengungkapkan gejala pada pasien
cemas 5. Dorong pasien untuk
- Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan.
mengungkapkan dan Ketakutan, persepsi.
menunjukan tehnik 6. Instruksiksan pasien
untuk mengontol menggunakan tehnik
cemas. relaksasi.
- Vital sign dalam batas 7. Ciptakan lingkungan yang
normal nyaman bagi pasien
- Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjuikan
berkurangnya
kecemasan.
22
Kala II PENGELUARAN JANIN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
23
Kala III PENGELUARAN PLASENTA
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
24
Kala IV PENGAWASAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26