Anda di halaman 1dari 179

LAPORAN DESIMINASI AWAL MAHASISWA PRAKTIK MANAJEMEN

KEPERAWATAN
PKM TAMANAN BONDOWOSO

Kelompok : Gelombang 2B
Disusun Oleh :
1. Tri Septia Indra Lismana 8. Wilia Wahyuni
1932000045 1932000057
2. Surya Adi Pratama 9. Nikke Daniati
193200072 1932000062
3. Mayla Evitasari 10. Mario Ari Pramudya
193200047 1932000044
4. Kristian Adi Putra 11. Robbi Khoiri Samsukdin
1932000024 1932000042
5. Saipul Bahri 12. Fety Dwi Indahwati
1932000037 1932000030
6. Lina Okta Lesmana 13. Ucik Masturo
1932000045 1932000048
7. Nila Dewi Wulansari
1932000032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN-UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas Tamanan adalah Unit Pelayanan Kesehatan yang memiliki
wilayah kerja di Kecamatan Tamanan yang terdiri dari 9 desa yaitu desa
Tamanan, Kalianyar, Wonosuko, Sukosari, Karang Melok, Mengen,
Kemirian ,Sumber Kemuning dan Sumber Anom..
Pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas, Puskesmas harus melaksanakan
manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen
Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan secara bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala
dan teratur, diawasi dan dikendalilkan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat
diperbaiki dan ditingkatkan. Untuk menjamin bahwa siklus manajemen
Puskesmas yang berkualitas berjalan secara efektif dan efisien, ditetapkan tim
manajemen Puskesmas yang juga dapat berfungsi sebagaui penanggungjawab
manajemen mutu di Puskesmas. Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya
yang memberikan rasa puass sebagai pernyataan subyektif pelanggan, dan
menghasilkan otcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang diterima
pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas harus menetapkan indicator mutu
setiap pelayanan yang dilaksanakannya atau mengikuti standart mutu
pelayanan setiap program/ pelayanan yang telah ditetapkan. (Permenkes,
2016)
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada
kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan
dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan
profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk
selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik
(etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu
proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999). Sedangkan menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan
sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa manajemen keperawatan
merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan fungsi-fungsi
keperawatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, dan pengendalian. Fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan
pendekatan manajemen dari pengelolaan manajemen keperawatan Pelayanan
keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional dalam upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan, juga sebagai faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi
standar profesi yang ditetapkan.
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan
dan memerlukan keterampilanketerampilan teknis, hubungan antar manusia
dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan
tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2014).
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan,
asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan
asuhan keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan
merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan
profesional yang menjamin terwujudnya kesinambungan dalam pemberian
asuhan keperawatan dan akuntabilitas. (Nursalam, 2002)
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial
yang handal, selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui
pembelajaran di lahan praktek. Mahasiswa Program Studi pendidikan profesi
ners fakultas kesehatan Universitas Nurul Jadid di tuntut untuk dapat
mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya dengan arahan dari
pembimbing lapangan maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif.
Praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang
didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen. Sebagai wujud pengembangan dalam meningkatkan kemampuan
serta keterampilan manajerial mahasiswa Program Studi pendidikan profesi
ners fakultas kesehatan Universitas Nurul Jadid, melakukan pembelajaran
manajerial di Ruang rawat inap puskesmas tamanan Bondowoso. Ruang
rawat inap sebagai salah satu unit pelayanan di puskesmas Tamanan menjadi
lahan praktik untuk program profesi ners stase manajemen Program Studi
pendidikan profesi ners fakultas kesehatan Universitas Nurul Jadid.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis pelaksanaan manajemen keperawatan baik aspek asuhan
keperawatan maupun pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
puskesmas Tamanan Bondowoso.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang
manajemen keperawatan di ; ruang rawat inap puskesmas Tamanan
Bondowoso.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada di ruang rawat inap puskesmas
Tamanan Bondowoso.
c. Menentukan prioritas masalah berdasarkan hasil identifikasi;
d. Mengidentifikasi perencanaan tindakan manajemen asuhan
keperawatan di ruang rawat inap puskesmas Tamanan Bondowoso.
e. Mengidentifikasi implementasi rencana tindakan manajemen asuhan
keperawatan di ruang rawat inap puskesmas Tamanan Bondowoso.
f. Mengidentifikasi evalusai tindakan manajemen asuhan keperawatan di
ruang rawat inap puskesmas Tamanan Bondowoso.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
a. Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam menerima pelayanan
keperawatan;
b. Meningkatkan kepercayaan klien pada perawat yang bertugas di
ruang rawat inap puskesmas Tamanan Bondowoso dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori
manajemen.

1.3.2 Bagi Perawat


a. Memberikan kesempatan pada perawat ruang rawat inap uuntuk
mengaplikasikan teori manajemen;
b. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis
pelaksanaan proses manajemen di ruang rawat inap puskesmas
Tamanan Bondowoso;
c. Memberikan pengalaman pada perawat di ruang rawat inap

puskesmas Tamanan Bondowoso;dalam bidang manajemen

keperawatan.

1.3.3 Bagi Puskesmas Tamanan


a. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada
klien;
b. Memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen keperawatan
agar kegiatan keperawatan dapat berjalan efektif dan efisien.
BAB II
PENGKAJIAN

2.1 Pengumpulan Data


2.1.1 Orientasi Ruangan
Puskesmas Tamanan merupakan puskesmas rawat jalan yang terdiri dari UGD, poli
BP umum, BP Gigi, KIA, Laborat, Konsultasi Gizi dan Imunisasi, Klinik Sanitasi, dan rawat
inap yang terdiri dari Ruang kelas II dan kelas III dengan kapasitas 17 Tempat Tidur.

2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan Puskesmas


Visi puskesmas adalah “Terwujudnya masyarakat Tamanan yang Mandiri,
Ekonomni, Lestari, Sejahtera, Adil dan Terdepan dalam bingkai iman dan taqwa”
Sedangkan Misi puskesmas adalah Mewujudkan Sumber Daya Manusia diwilayah
Tamanan yang berkwalitan dan unggul.
Motto puskesmas adalah Kesehatan dan kesembuhan anda adalah kebahagiaan
kami.
Janji layanan puskesmas adalah kami karyawan Puskesmas Tamanan
Bondowoso siap memberikan pelayanan publik secara Transparan, Cepat, Profesional
dengan menjunjung tinggi peraturan yang berlaku.
2.1.3 Struktur Organisasi Puskesmas
KEPALA UPTD PUSKESMAS TAMANAN
drg. RATNA SARI DEWI
NIP. 19760621 2005 01 2 011
                   
                                                       
PENANGGUNGJAWAB UPAYA KESEHATAN
PENANGGUNGJAWAB UPAYA KESEHATAN PENANGGUNGJAWAB UPAYA KESEHATAN PENANGGUNGJAWAB JARINGAN PELAYANAN
BAGIAN TATA USAHA MASYARAKAT ( UKM
MASYARAKAT ( UKM ESENSIAL ) PERORANGAN ( U K P ) PUSKESMAS, JEJARING FASILITAS KESEHATAN
PENGEMBANGAN )
Ka. TATA USAHA  
NI KETUT RATNAWATI,A.Md.Keb dr.ANGGIND GRANDIKA. A dr. RIZKI NILAMSARI
ZAINUL ARIFIN LULUK DWI INDAH SR, S.Kep.Ners NIP.19720428 199203 2 008 DOKTER KONTRAK DOKTER KONTRAK
NIP.19660516 198703 1 005 NIP. 19780324 200701 2 005 PERKESMAS PELY.RAWAT JALAN ( BP ) PONKESDES TAMANAN
PELAKSANA KEPEGAWAIAN PELAYANAN KESLING & KEAMANAN PANGAN IVAN KHIDLIR,A.Md.Kep EVA RIZQIYAH.M,S.Kep.Ns DIRA KARUNIASARI,Amd.Kep
SUPANDI SUASANA DIAN MARHAENI,AMKL KONTRAK NIP.19750331 200012 2 003 NINIK SRI HANDAYANI,Amd.Keb
NIP.19730709 200701 1 014 NIP. 19811102 200801 2 014 PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOORDINATOR U G D NIP. 19851104 201704 2 002
BEND. PENGELUARAN
PROMOSI KESEHATAN ( SBH,PHBS,PONKESTREN APRILIA LARASATI,Amd. Kep RINI NOVITA RAHAYU, Amd. Kep PONKESDES KALIANYAR
YESTI HANDAYANI SITI AMALYAH CAHYARINI,S.KM KONTRAK NIP.19841120 201001 2 023 NAILAH ISLAHIYAN,Amd.Kep
NIP.19670312 198703 2 003 KONTRAK PELY. KESH.GIGI DAN MULUT PELY. KESH. KEFARMASIAN ARUM TIYASASIH,Amd.Keb
PROGRAM RABIES, PES drg. NINIK SUHARTATIK SUHARTATIK NIP. 19840819 201704 2 002
S U G I O N O, Amd.Kep NIP.19800912 201409 2 001 NIP.19771230 200003 2 003 PONKESDES WONOSUKO
KONTRAK PELAYANAN KESH.TRAD PELY. LABORATORIUM APRILIA LARASATI,Amd.Kep
KESEHATAN IBU DAN ANAK DAN DIARE HARTIKASARI, Amd. Kep KIKI EKA.D, Amd.Ak RIKAWIDIASTUTIK,Amd.Keb
UMI HANIK, Amd.Keb KONTRAK NIP.19831210 200604 2 023 NIP. 19800315 200701 2 007
NIP.19730510 199301 2 001 PELY. KESH. OLAH RAGA, UKK PELY. ONE DAY CARE PONKESDES SUKOSARI
PELAYANAN KB KESPRO DIRA KARUNIASARI, Amd. Kep NI KETUT RATNAWATI,Amd.Keb HARTIKASARI,A.Md.Kep
NI KETUT RATNAWATI,A.Md.Keb KONTRAK NIP.19720428 199203 2 008 DYAH UTAMI,Amd.Keb
NIP.19720428 199203 2 008 PELY. KESH. INDRA DAN THT PELY.RAWAT INAP NIP. 19680818 199102 2 001
PELAYANAN GIZI PARMIDI,S.Kep.Ns WILIA WAHYUNI, Amd. Kep PUSTU KARANG MELOK
MARTINA LAGARINI C, Amd.Gz NIP. 19690704 199103 1 008 NIP.19820319 201001 2 016 NIKKE DANIATI,A.md.Kep
NIP. 19950323 201903 2 009 PELY.KESEHATAN LANSIA NIP. 19801227 200801 2 017
AUS DAN REMAJA YAYUK SULISTIAWATI, A.Md.Kep IKE SULISTIYORINI,A.Md.Keb
NIKKE DANIATI, Amd. Kep KONTRAK PUSTU M E N G E N
NIP.19801227 200801 2 017 PROGRAM HAJI / MATTRA HEPPY DWI PRASETIA,Amd.Kep
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KIKI EKA DEVIANINGRUM, Amd.Ak NIP. 19870228 201403 1 002
PENYAKIT ( P2 ) ISPA NIP.19831210 200604 2 023 PUJI RAHAYU,S.ST
NAILAH ISLAHIYAH,Amd. Kep NIP. 19810301 200701 2 007
KONTRAK PONKESDES KEMIRIAN
IMMUNISASI, KUSTA & FRAMBOSIA S U G I O N O,Amd.Kep
SUDARMANTO RENY PRATIWI M,Amd.Keb
NIP. 19611211 198910 1 001 NIP. 19850219 201704 2 002
PROGRAM DBD PONKESDES SUMBER KEMUNING
JOKO PURWITO,Amd. Kep IVAN KHIDLIR,A.md.Kep
NIP. 19790718 200801 1 012 SITI MUHAJIROH,Amd.Keb
TB PARU DAN HIV NIP. 19860310 201001 2 028
EVA RIZQIYAH.M,S.Kep.Ns PONKESDES SUMBER ANOM
NIP.19750331 200012 2 003 YAYUK SULISTIAWATI, Amd.Kep
PPGD,BENCANA SURVEILANS ,KECACINGAN EVA CATUR KURNIATI,Amd.Keb
RINI NOVITA RAHAYU, Amd. Kep NIP. 19840410 201704 2 001
NIP.19841120 201001 2 023
Penceg dan Pengend. PTM,Prolanis,Posbindu
HEPY DWI PRASETIA, Amd. Kep
NIP. 19870228 201403 1 002
MALARIA LEPTOPIROSIS DAN ANTRAKS
WILIA WAHYUNI, Amd. Kep
NIP.19820319 201001 2 016
2.2 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
1. Analisis Kebutuhan Perawat di Ruang Rawat Inap
Kajian Teori
Analisis kebutuhan perawat di ruang rawat inap berdasarkan
klasifikasi pasien, perhitungannya berdasarkan:
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata-rata pasien per hari
c. Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / hari
e. Jam kerja efektif tiap perawat 7 jam per hari
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan menurut
(Douglas, 1984, dalam Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien
berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar
sebagai berikut:
a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2
jam/hari
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) Minimal dengan status psikologi stabil
6) Perawatan luka sederhana
b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu
3-4 jam/hari
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan injeksi
5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat/dihitung
6) Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
7) Penampilan pasien sedang sakit
8) Tindakan keperawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi,
fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage atau infus. Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau
30-60menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/ 24 jam. Kebutuhan
sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua dibantu oleh perawat. Penampilan
sakit berat, pasien memerlukan observasi terus menerus.
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) Makan dan minum melalui selang lambung
5) Pengobatan intravena “perdrip”
6) Dilakukan suction
7) Gelisah / disorientasi
8) Perawatan luka kompleks
2. Struktur Organisasi Puskesmas
STRUKTUR ORGANISASI MAKP MODEL TIM
DI PUSKESMAS TAMANAN

Kepala Ruang Keperawatan

Ka Tim I Ka Tim II Ka Tim III


3

4Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Bagan 2.2 Bagan struktur organisasi perawat Puskesmas


Keterangan :
: Garis Komando : Garis Koordinasi

3. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Puskesmas
Masa Pelatihan yang Jabatan
No Nama Pendidikan
kerja pernah diikuti saat ini
1. S1 Kep. 29 tahun MANJ. Puskesmas, Kepala
PPGD, EKG, BLS, Ruangan
Parmidi,
ACLS, CI, audit Poli Mata
S.Kep.Ns
kep

2. S1 Kep 20 tahun Kepala


Eva Risqiyah
Ruangan
S.Kep.Ns
BP Umum
3. Luluk Dwi S1 Kep 13 tahun BLS, EKG, HIV KATIM
S.Kep.Ns Rawin
4. Dedek S1 Kep 12 tahun BLS, ECG KATIM
Asdianto
UGD
S.Kep.Ns
5. Rini Novita D3 Kep 10 tahun BLS, Kepala
Amd.Kep Ruangan
UGD
6. Joko Purwito S1 Kep 12 tahun BLS, Katim
S.Kep.Ns Rawat Inap
7. D3 Kep 12 tahun PPGD Perawat
Nikke D
PelaksanaP
Amd.Kep
ustu
8. Wilia D3 Kep 10 tahun HIV, PPGD Kepala
Wahyuni Ruangan
Amd.Kep Rawat Inap
9. D3 Kep 6 tahun BLS Perawat
Hepy Dwi
PelaksanaP
Amd.Kep
ustu
10. D3 Kep 10 tahun BLS Perawat
Ivan Khidlir
Pelaksana
Amd. Kep
Ponkesdes
11. D3 Keb 1 tahun Perawat
Dira J
Pelaksana
Amd.Kep
Ponkesdes
12. Yayuk B D3 Kep 1 tahun Perawat
Udayani Pelaksana
Amd.Kep Ponkesdes
13. Naila D3 Kep 5 tahun BLS Perawat
Islahiyah Pelaksana
Amd.Kep Ponkesdes
14. D3 Kep 1 tahun BLS Perawat
Aprilia
Pelaksana
Amd.Kep
Ponkesdes
15. S.Kep 1 tahun KS Perawat
Hartika
Pelaksana
S.Kep
Ponkesdes
16. D3 Kep 10 tahun BLS Perawat
Sugiono
Pelaksana
Amd.Kep
Ponkesdes
17. Inez D3 Kep 9 tahun BLS KATIM

Wulansari, Rawin

Amd. Kep
18. Dwigita D3 Kep 6 tahun BLS Perawat

Ratnasari, Pelaksana
Amd. Kep Rawin
19. Rofik D3 Kep 6 tahun BLS Perawat

Hidayat, Pelaksana
UGD
Amd. Kep
20. Riska D3 Kep 6 tahun BLS Perawat

Anggraeny, Pelaksana
Rawin
Amd. Kep
21. Patut Budi D3.Kep 5Tahun BLS Perawat

Pranoto, Pelaksana
UGD
Amd. Kep
22. Fatimatuz D3.Kep 5 Tahun BLS Perawat

Zahra, Amd. Pelaksana

Kep
23. Hendrik D3.Kep 5 Tahun BLS Perawat

Firdian Dani, Pelaksana


UGD
Amd. Kep
24. Abdul D3.Kep 5 Tahun BLS Perawat

Rahmad Pelaksana

Hidayat,

Amd. Kep
25. D3.Kep 5 Tahun BLS Perawat
Ali Fahmi,
Pelaksana
Amd. Kep
Rawin
26. Eka Harie D3.Kep 4 tahun BLS KATIM

Ramadhan, UGD

Amd. Kep
27. Ratnasari D3.Kep 8 tahun BLS Perawat

Susilowati, Pelaksana

Amd. Kep
28. Dian Utami, D3.Kep 0 tahun BLS KATIM

Amd. Kep UGD


29. Dita Aprlia, D3.Kep 5 tahun BLS Perawat

Amd. Kep Pelaksana


30. Ika Ratnasari, D3.Kep 3 Tahun BLS Perawat

Amd. Kep Pelaksana


31. Ubaidah D3.Kep 6 Tahun BLS Perawat

Isnaini, Amd. Pelaksana

Kep
32. Yulia Yuliasih, D3.Kep 4 Tahun BLS Perawat

Amd. Kep Pelaksana

Tenaga keperawatan yang ada sudah cukup memenuhi kualifikasi Puskesmas, dimana
hampir seluruh perawat Puskesmas sudah mendapatkan pelatihan seperti pelatihan BLS,
HIV/AIDS, Manajemen Puskesmas, PPGD. Tapi untuk kualifikasi sebagai sebuah parameter
peningkatan pelayanan masih belum memadai, karena baru 6 orang yang mempunyai jenjang
pendidikan S1 Keperawatan. Kemampuan dalam bidang keperawatan maupun kolaborasi
dengan tenaga medis lain, pada umumnya perawat di Puskesmas mempunyai kemampuan
yang bagus. Karena kolaborasi yang terbangun dengan petugas medis lain sangat baik. Dari
segi kedisiplinan, keinginan untuk berubah, ketepatan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai standar masih cukup baik. Kegiatan dalam perawatan, seperti
pemasangan infus dan mengambil darah, sudah menggunakan universal precaution.

Tabel 2.2 Tenaga mahasiswa keperawatan di Puskesmas


No. Kualifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1. Prodi Pendidikan Profesi 13 orang 3 Agustus- 31 Agustus Praktek
Ners Fakultas Kesehatan 2020
Unuja

1. Tenaga Non Keperawatan


Tabel 2.3 Tenaga Non Keperawatan di Puskesmas
No Kualifikasi Jumlah Pendidikan
1 Rekam medik 1 orang S1 Rekam medik
2 Perawat gigi 1 orang DIII Kep. gigi
3 Kebidanan 10orang DIII Kebidanan
3 orang DIV Kebidanan
4 Nutrisionis\ 1 orang S1 Gizi
1 orang DIII Gizi
5 Promkes 1 orang S1 Kes Mas
6 Analis 1 orang DIII Analis
1 orang SMK Analis
7 Sanitarian 1 orang S1 Teknik Lingk.
8 Asisten Apoteker 1 orang DIII Farmasi
9 Administrasi 11 orang SMA
10 Linen 1 orang SLTP
11 Cleaning Service 2 orang SLTP
12 Sopir 1 orang SLTA
13 Juru masak 1 orang SLTA
14 Penjaga malam 2 orang SLTA

2. Tenaga Medis
Tabel 2.4 Tenaga Medis di Ruang Puskesmas
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Gigi 2
2 Dokter Jaga UGD 1
3 Dokter Jaga Rawat Inap 1
4 Dokter Jaga Rawat Jalan Dan Kebidanan 1

3. Persentase Kasus Terbanyak Di Puskesmas


Tabel 2.6 Kasus Terbanyak di Puskesmas khususnya di Rawat Inap dalam kurun
waktu 01 Mei S/D 30 Juli 2020

JUMLAH
No JENIS PENYAKIT
KESELURUHAN

1 Hipertensi Essensial 276

2 Influenza 250

3 Gastritis 198

4 Gagal Jantung Akut dan Kronik 108

5 Gastroenteritis 102

6 Vertigo 101

7 Dermatitis Kontak Alergi 92

8 Tuberkulosis (TB) Paru 92

9 Artritis Osteoartritis 85

10 Asma Bronchiale 68

11 Migren 63

12 Diabetes Mellitus Tipe 2 45

13 Tension Headache 36

14 Stroke 21

15 Konjungtivitis Infeksi 19

4. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Puskesmas


a. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan teori
D.Orem di Puskesmas hari Selasa 10 Agustus 2020

Klasifikasi Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan


pasien pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 8 8 x 0.17 = 1,36 8 x 0.14 = 1,12 8 x 0,07 = 0,56
Partial care 3 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 0,45 3 x 0,10 = 0,3
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3= 0 0 x 0,20 = 0
Total 11 2,17 1,57 0,86
Total tenaga perawat :
Pagi : 2,17
Sore : 1,57
Malam : 0,86+
Total : 4,6 = 5 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
11 x 3
= 0,1 orang = 1 orang
282
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 5 perawat + 1 karu +
2 PP + 1 CI + 1 lepas = 10 orang.
b. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan teori
Gilles di Puskesmas hari Senin 10 Agustus 2020
Jumlah klien pada tanggal 10 Agustus 2020 di Puskesmas sebanyak 11 klien (8 klien
dengan ketergantungan Minimal, 3 klien dengan ketergantungan Partial dan 0 klien dengan
ketergantungan Total). Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam / minggu (6 hari/ minggu)
jadi jumlah jam kerja perhari = 40 jam : 6 = 6,7 = 7 jam/ hari. Jumlah hari libur = 78 hari ( 52
hari minggu, 26 hari libur nasional).
Rumus : AxBxC =F
(C–D)xE
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah jam perawatan pasien/ hari
B : Rata-rata jumlah pasien/ hari
C : Jumlah hari/ tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah perawatan yang dibutuhkan untuk unit tersebut
- Jumlah jam keperawatan langsung
 Ketergantungan minimal = 8 klien x 1 jam= 8 jam
 Ketergantungan partial = 3 klien x 3 jam= 9 jam
 Ketergantungan total = 0 klien x 6 jam = 0 jam +
Jumlah jam = 17 jam
- Jumlah keperawatan tidak langsung
11 klien x 1 jam = 11 jam
- Pendidikan Kesehatan = 11 klien x 0,25 jam = 2,75 jam

Sehingga jumlah total jam keperawatan/ klien/ hari :


17 jam + 11 jam +2,75 jam = 2,79 Jam/ Klien / Hari
11 klien

Dihitung : 2,79 jam x 11 pasien x 365 hari = 11.201,8 = 5,6 = 6 perawat


( 365 hari - 79 hari ) x 7 jam 2.002
 Untuk cadangan 20% dari jumlah perawat 6 x 20% = 1,2
(1 perawat)
 Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 5,6 + 1,2 = 6,8 (7 Perawat/
hari).

Kebutuhan tenaga perawat di Puskesmas pada tanggal 10 Agustus 2020 yang ideal
berdasarkan teori D. Orem sebanyak 10 orang, berdasarkan teori Gilles sebanyak 7 orang,
sedangkan jumlah tenaga perawat yang terpenuhi sebanyak 7 orang, sehingga tenaga
perawat yang dibutuhkan berdasarkan teori D. Orem kurang 3 orang, berdasarkan teori
Gilles kurang 1 orang tenaga perawat.

a. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin 10 Agustus 2020, didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur Puskesmas adalah 17 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
a. Gambaran umum jumlah tempat tidur di Puskesmas
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 Agustus 2020, didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur Ruang Mawar Merah Putih adalah 17 tempat tidur dengan rincian
sebagai berikut:
Tanggal 10 Agustus 2020
NO Ruangan Jumlah Bed Jumlah Bed Kosong
1 Kelas 2 2 0
2 Kelas 3 9 6
BOR = 11/17 x 100% = 64,7 %
b. Gambaran umum jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen
keperawatan.
Tanggal 10 Agustus 2020
NO Ruangan Jumlah Bed Jumlah Bed Kosong
1 Kelas 2 2 0
2 Kelas 3 9 6
BOR = 11/17 x 100% = 64,7 %

2.3 Sarana dan Prasarana (Material/ M2)


a. Lokasi dan denah ruangan
1) Lokasi ruangan
Ruang rawat inap puskesmas Tamanan memiliki beberapa ruang rawat
inap,yaitu ruang Nuri 1,2,3, ruang Cendrawasih, Kasuari, Elang, Camar,
Rajawalu, Merak dan Jalak. selain ruang perawatan ada juga ruang imunisasi,
dapir gizi, ruang promkes dan klinik sanitasi, ruang admin BOK, ruang bayi,
ruang jaga bidan dan ruang nifas .
Ruang Nuri 1,2,3 berada disebelah barat, sedangkan ruangan Cendrawasih,
Kasuari, Elang, Camar, Rajawalu, Merak dan Jalak berada disebelah selatan.
Disebelah utra ruang perawatan ada ruang kesling, ruang bersalin, BOK, dan
laboreatorium. Sedangkan UGD dan rawat jalan berada di gedung paling
depan.

2) Denah ruangan
Rawat inap di Puskesmas Tamanan adalah ruang perawatan umum yang
terdiri dari jenis ruangan, yaitu terdiri dari Ruang kelas 2 yaitu ruang nuri 1, nuri
2, dan nuri 3 , ruang kasuari dan elang yang masing –masing terdiri dari 1 tempat
tidur. Ruang kelas III yaitu ruang camar yang terdiri dari 4 kasur, ruang rajawali
terdiri dari 2 kasur, ruang merak terdiri dari 2 kasur, dan ruang jalak terdiri dari 1
kasur, . Sehingga jumlah tempat tidur pasien di rawat inap puskesmas Tamanan
sebanyak 16 tempat tidur.

b. Lingkungan kerja
Ruang rawat inap puskesmas Tamanan terdapat ruang kerja perawat yang
sekaligus menjadi ruang pertemuan, ruang alat, ruang penyimpanan obat. Bentuk
pelayanan yang dilakukan di ruang rawat inap puskesmas Tamanan yaitu layanan
konsul bagi keluarga, kegiatan timbang terima, discharge planning, dan
mempersiapkan obat untuk pasien yang dilakukan dalam satu ruangan. Tempat
penyimpanan obat berada di ruang yang sama dengan nurse station. Tempat
penyimpanan obat terdiri dari lemari obat dan peralatan, laci obat setiap pasien yang
berada didalam troli obat. Kursi roda berada didekat gudang disamping lift dan
oksigen berada di luar atau di depan ruangan pasien. Alat EKG, rawat luka, dan
sebagainya berada di dalam ruangan nurse stasion dan berada di trolly. Fasilitas
spoelhack di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan seperti pispot berada di kamar
mandi/wc di setiap ruang perawatan pasien.
c. Peralatan dan fasilitas
1) Peralatan
Tabel 2.8 Peralatan kesehatan di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan
JENIS
No JUMLAH Kondisi Ideal Usulan
KELENGKAPAN
1 Ambubag 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
2 Bak instrumen besar 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
3 Bed set Kabinat 21 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
4 Brangkard / streacher 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
5 Cucing 2 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
6 Cucing Besar 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
7 Cucing Kecil 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
8 Dressing Card 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
9 EKG / Cardio Max 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
10 Gunting Jaringan 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah
11 Gunting Verban 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah
12 Gunting Verban Besar 1 Buah Baik 3/ Ruangan Ditambah
13 Gunting Verban Kecil 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah
14 Hospital Bed 21Buah Baik 18/Ruangan Terpenuhi
15 Klem ½ Kocher 1 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah
16 Klem Anatomis 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
17 Klem Kocher 1 Buah Baik 2/ruangan Ditambah
18 Klem Sirugis 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
19 Korentang 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
20 Termometer 4 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi

21 Lemari obat 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi


22 Kereta obat 2 buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
23 Bengkok 2 buah Baik 5/Ruangan Ditambah
25 Kursi Roda 3Buah Cukup 2/Ruangan Terpenuhi

Baik
26 Manometer O2 central 3 Buah Baik 3/Ruangan Ditambah
27 Pinset Anatomi 1 Buah Baik 8/Ruangan Ditambah
28 Pinset Sirugis 1 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah
29 Pispot 10 Buah Baik 4/Ruangan Ditambah

30 Standart Infus 10 Buah Baik 10/Ruangan/ Terpenuhi

kamar
31 Sterilisator 1 Buah Baik 25/Ruangan/s Ditambah

etiap bed
32 Stetoscop 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
33 Suction pump 1 Buah Baik 3/Ruangan Terpenuhi
34 Syringe Pump 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
35 Tempat Korentang 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
36 Tensimeter 3 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
37 Tong Spatel 2 Buah Baik 3/Ruangan Terpenuhi
38 Tromol Gass Besar 1 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
39 Tromol Gass Kecil 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
40 Urinal 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2019)

Interpretasi : Dari data yang didapatkan apabila dilihat dari peralatan diruangan, jumlah
peralatan yang terpenuhi sebanyak 16 macam peralatan, sedangkan ada 24 macam peralatan
yang perlu ditambah. Jadi dapat disimpulkan bahwa peralatan di Ruang rawat inap
puskesmas Tamanan tidak dapat mencukupi kebutuhan tindakan keperawatan secara
maksimal.
Tabel 2.9 Perlengkapan Keselamatan Laboratorium
NO JENIS JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN

KELANGKAPAN
1 Alat Pemadam Api 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
2 Laboratorium Jas 3 Buah Baik 3/ruangan Terpenuhi
3 Alat Bantu Pipet / Bulb - - - -

4 Sarung Tangan Sesuai Baik secukupnya Terpenuhi

Kebutuhan

Perawat
5 Waskom / Wastafel 9 Buah Baik Setiap Ditambah

Untuk Cuci Tangan ruangan


6 Klem Tabung (Tuba Sesuai Baik Baik Terpenuhi

Holder) Kebutuhan

Pasien
7 Pipet 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi

Container/tempatmerend

ampipethabispakai
8 Pemotongan jaringan dan 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi

wadah pembuangan
9 Desinfektan Sesuai Baik - Terpenuhi

Kebutuhan
10 Perlengkapan PPPK 1 Buah Baik - Terpenuhi

Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2020)

Interpretasi :
Dari data yang didapatkan apabila dilihat dari perlengkapan keselamatan yang dimiliki,
jumlah perlengkapan keselamatan yang dimiliki sudah tersedia dengan baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa perlengkapan keselamatan di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan
dapat mencukupi keselamatan pasien maupun perawat.

Tabel 2.10 Alat kebutuhan perawat


NO JENIS JUMLAH KONDISI IDEAL USULAN

KELANGKAPAN
1 Etalase 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
2 TV 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
3 White Board 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
4 Kunci Inggris 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
5 Telephone 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
6 Loker 16 pintu 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
7 Kulkas 1 Buah Baik 2/Ruangan Ditambah
8 AC 16 Buah Baik Peruangan Terpenuhi
9 Kipas Angin 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
10 Meja Tulis 4 Buah Baik 4/Ruangan Terpenuhi
11 Rak Kartu 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
12 Meja Tambahan 1 Buah Baik 1/Rungan Terpenuhi
13 Dispenser 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
14 Kompor Listrik 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
15 Kursi Kayu 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
16 Kursi Putar 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
17 Meja Tv 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
18 Lemari Stenlis 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
19 Kipas Angin 4 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
20 Kursi Lipat 8 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
21 Komputer 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
22 Jam Dinding 2 Buah Kurang 1/Ruangan Ditambah

baik
Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2020)

Interpretasi :
Dari data yang didapatkan apabila dilihat dari peralatan diruangan, jumlah Alat kebutuhan
perawat yang terpenuhi sebanyak 19 macam kebutuhan yang sudah terpenuhi dan alat yang
belum terpenuhi sebanyak 3 macam. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat kebutuhan perawat di
Ruang rawat inap puskesmas Tamanan dapat mencukupi kebutuhan tindakan keperawatan.

2) Fasilitas
Tabel 2.11 Fasilitas untuk petugas kesehatan
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
Rungan Ners Station Bersih, 1/Ruangan Terpenuhi
1 1
Rapi
Ruang pertemuan Bersih, 1/Ruangan Terpenuhi
2 1
perawat Rapi
3 Ruang sidang - - 1/Ruangan Ditambah
4 Ruang periksa - - 1/Ruangan Ditambah

5 Kamar mandi dan wc 1 Bersih 1/Ruangan Terpenuhi

6 Ruang kepala ruangan - - 1/Ruangan Ditambah


7 Ruang supervisior - - 1/Ruangan Ditambah
8 Ruang staf dokter - - 1/Ruangan Ditambah
9 Ruang alat - - 1/Ruangan Ditambah
10 Ruang Beribadah 1 Bersih 1/Ruangan Terpenuhi
Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2020)
Interpretasi : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan belum memiliki fasilitas – fasilitas
seperti ruang sidang, ruang kepala ruangan, ruang fisite dokter dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas yang diperlukan untuk petugas kesehatan di Ruang rawat inap
puskesmas Tamanan masih kurang. Kurang nya fasilitas tersebut mengakibatkan proses
pelaksanaan peran dan fungsi petugas kesehatan kurang optimal.

Tabel 2.12 Fasilitas untuk pasien di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan
No Nama barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur 21 Baik, kamar menggunakan
tempat tidur standart
2 Meja pasien 21 Baik
3 Kursi 21 Baik
4 Kipas angin / AC 9 Baik
5 Kipas angin perawat 1 Baik
6 Kipas angin R.tunggu 1 Baik
7 Kursi roda 3 Baik
8 Branchart 2 Baik
9 Jam dinding 1 Baik
10 Timbangan 1 Baik
11 Kamar mandi dan WC pasien 10 Cukup, kebutuhan air terpenuhi
12 Kamar mandi dan WC perawat 1 Cukup, kebutuhan air terpenuhi
13 Dapur 1 Cukup
14 Sprei 35 Baik
15 Selimut 10 Baik
16 Bantal 21 Baik
17 Sarung bantal 35 Baik
18 Perlak 11 Baik
19 Gorden penyekat 12 Baik
Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2020)
Intrepetasi : Daftar fasilitas untuk pasien di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan sudah
dapat mencukupi kebutuhan dalam pelayanan ke perawatan. Hal ini menunjukkan bahwa
fasilitas yang diperlukan untuk pasien sudah mencukupi kebutuhan di Ruang rawat inap
puskesmas Tamanan, namun ada beberapa yang perlu diperbaiki yaitu dari segi fasilitas
penunjang lainnya.
d. Administrasi penunjang- RM
NO Nama Jumlah
1. BukuInjeksi 1
2. BukuObservasi 1
3. LembarDokumentasi 1
4. BukuObservasiSuhudanNadi 1
5. BukuTimbangTerima 2
6. SOP 100
7. SAK 1 bandel
8. Bukuvisite 1
9. BukuDalin -
10. Leaflet -
Sumber : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan (2020)
Intrepetasi : Daftar perlengkapan di Ruang rawat inap puskesmas Tamanan sudah dapat
mencukupi kebutuhan dalam pelayanan keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa
perlengkapan yang diperlukan untuk pasien sudah mencukupi kebutuhan di Ruang rawat inap
puskesmas Tamanan
e. Analisis masalah pada bagian sarana dan prasarana
1) Belum optimalnya pengelolaan fasilitas kesehatan yang ada di ruangan
(pengelolaan fasilitas petugas kesehatan, pengelolaan nurse station)
Ruang rawat inap puskesmas Tamanan memiliki nurse station yang bergabung dengan ruang

penataan alat dan obat-obatan yang kurang rapi karena keterbatasan ruang dalam menata alat

dan obat. Meskipun penataan kurang rapi karena kurangnya ruang, obat-obat sudah

dikatagorikan sesuai dengan ruang pasien sendiri-sendiri sehingga kemungkinan


2.4 HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN (M3 / METODE)

I. Hasil Pengkajian 5M (Man, Material/Machine, Method, Money, dan Market/Mutu)


B. METHODE

Metode yang diterapkan di Puskesmas Tamanan adalah model Keperawatan


TIM. Gambarannya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Metode Penugasan


Kepala Ruang

Katim 1 Katim 2

Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana

Pasien Pasien

Berdasarkan gambar diatas motode penugasan yang dipakai di Puskesmas

Tamanan adalah metode tim dalam memberikan asuhan keperawatan. Yakni

membagi menjadi 2 tim, Tim 1 atau ruang perawatan kelas 2 terdiri dari Nuri 1 ada 1

bed, Nuri 2 ada 1 bed, Nuri 3 ada 1 bed, Cendrawasih ada 2 bed, Kasuari ada 1 bed,

Elang ada 1 bed. Sedangkan Tim 2 atau ruang perawatan kelas 3 terdiri dari Camar

ada 4 bed, Rajawali ada 2 bed, Merak ada 2 bed, Jalak ada 1 bed.
1. Fungsi Manajemen Keperawatan
a. Kepala Ruang

Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan, √
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya √
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan √
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang √
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan √
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui √
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan Puskesmas.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga √
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan Kepala Puskesmas.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas,
alat, dan dana keperawatan. √
j. Menyusun jadwal dinas.
k. Menyusun jadwal cuti. √
l. Menyusun rencana pengembangan staf. √
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian √
mutu. √

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan


pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang √
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan. √
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan √
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali. √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem √
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen. √
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh √
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga √
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada √
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada √
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan Puskesmas, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk √
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu- √
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf √
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan √
berdasarkan ketentuan/kebijakan
Puskesmas.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam √
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut √
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan. √
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan √
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam √
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkasi
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari Puskesmas
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan √
yang menggunkan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada √
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian √
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas, √
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan. √

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,


pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa √
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga √
keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang √
penugasan kepada ketua tim dan perawat
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang √
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan √
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien. √
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi. √
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat √
primer mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien. √
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan. √
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana √
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total 45 4
Prosentase 92% 8%
Tabel 3.1 Kepala Ruang

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan terlaksana dengan baik yaitu
92%. Diharapkan dalam pelaksanaan lebih disempurnakan dengan adanya
penyelengaraan konferen dengan lengkap, timbang terima yang dilakukan
dengan mempertimbangkan kelengkapan anggota tim atau ketepatan waktu
timbang terima, identifikasi pasien dengan melihat kondisi pasien langsung
untuk menentukan skala ketergantungan sehingga pembagian jumlah tenaga
akan riil sesuai dengan tahap ketergantungan pasien serta melakukan
penyuluhan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Beberapa contohnya adalah point supervisi dalam hal :

Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (p2) meliputi:


- Menyelenggarakan konferen : Terdapat beberapa yang masih belum di
jalankan seperti pelaksanaan konferen dilakukan pre conference saja tanpa
middle dan post
- Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan
dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya : tingkat kedatangan
pertemuan berkala 80%.
- Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian
asuhan keperawatan : pengelompokan pasien belum maksimal dikarenakan
keterbatasan tempat, yang memeriksa ulang dilakukan oleh PP
- sudah ditunjuk untuk PJ penyuluhan tetapi masih belum bisa terlaksana
secara konsisten, serah terima dilakukan antar PP.

b. Ketua Tim

1 2
Uraian Tugas
D TD D TD
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab
ruangan/kepala ruangan/perawat √ √
associate/anggota tim mengadakan
serah terima tugas setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat associate dengan √ √
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan √ √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter. √ √
e. Menciptakan suasana harmonis. √ √
f. Membuat laporan pasien. √ √
g. Mengorientasikan pasien baru. √ √
h. Membina hubungan saling percaya
antara perawat, pasien, dan keluarga. √ √
i. Memberikan pertolongan segera pada
pasien dengan kedaruratan. √ √
j. Membuat laporan pasien dan
mencatat kasus dari pasien, kejadian
diluar dugaan yang tidak diinginkan. √ √
k. Mengatur waktu istirahat. √ √
l. Melakukan ronde keperawatan
bersama Kepala Ruang dan
melaporkan tentang kondisi pasien,
asuhan keperawatan yang dilakukan,
kesulitan yang dialami. √ √
m. Bersama perawat pagi, sore, dan
malam melaksanakan, mengawasi,
dan mengevaluasi pelayanan
keperawatan pasien yang sudah
diprogramkan dan membuat
pembaharuan sesuai dengan √ √
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anggota tim. √ √
o. Membuat perincian tugas anggota √ √
tim.
p. Menerima konsultasi dari anggota tim
dan memberikan instruksi √ √
keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim
keperawatan untuk menerima
laporan, sistem pengarahan tentang
tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah √ √
yang dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik √ √
secara vertikal maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada
pasien/keluarga atau kepada anggota √ √
tim. √ √
t. Memberi teguran dan pujian.
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat √ √
oleh anggota tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi √ √
langsung dengan perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan √ √
keperawatan yang dilakukan oleh
anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan √ √
membimbing peserta didik.

Total 18 6 18 6
Prosentase 75% 25% 75% 25%
Tabel 3.2 Ketua Tim
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan dari kedua ketua TIM sama-
sama tidak mengatur waktu istirahat, tidak melakukan ronde keperawatan bersama
Kepala Ruang dan melaporkan tentang kondisi pasien, tidak membuat perincian
tugas anggota tim, tidak memimpin pertemuan tim keperawatan untuk menerima
laporan, sistem pengarahan tentang tugas anggota tim, pelaksanaan asuhan
keperawatan, serta masalah yang dihadapi, tidak melengkapi catatan yang telah
dibuat oleh anggota tim, serta tidak mengawasi proses asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim dan prosentase yang didapatkan untuk rincian tugas
yang dilakukan dari 2 ketua TIM rata-rata sebanyak 75%, hal ini memungkinkan
untuk menerapkan metode penugasan TIM.
c. Perawat Pelaksana

Uraian Tugas 1 2 3 4 5 6
Perawat Pelaksana
D T D T D T D T D T D T

ANGGOTA TIM

a. Memberikan
pelayanan
keperawatan
secara langsung
berdasarkan proses
keperawatan      
dengan sentuhan
kasih sayang:
1) Menyusun rencana
perawatan sesuai
dengan masalah
klien.
2) Melaksanakan
tindakan perawatan
sesuai dengan
rencana.
3) Mengevaluasi
tindakan
keperawatan yang
telah diberikan.
4) Mencatat atau
melaporkan semua
tindakan perawatan
dan respon klien
pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan
program medik
dengan penuh   x  X x
tanggung jawab:
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan
laboratorium.
3)

c. Memperhatikan
Keseimbangan
kebutuhan fisik,
mental, sosial, dan
spiritual klien: x     x
1) Memelihara
kebersihan klien
dan lingkungan.
2) Mengurangi
penderitaan klien
dengan memberi
rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan
Komunikasi
terapeutik.
d. Mempersiapkan
klien secara fisik
dan mental untuk x    x x
menghadapi
tindakan perawatan
dan pengobatan
atau diagnosis.

e. Melatih klien untuk x x x x x 


menolong dirinya
sendiri sesuai
Dengan
kemampuannya.
f. Memberikan      
pertolongan segera
pada klien gawat
atau sakarotul
maut.
g. Membantu kepala
ruangan dalam
√ √ √ √ √ √
ketatalaksanaan
ruang secara
administratif:
1) Menyiapkan
data klien baru,
pulang, atau
meninggal.
2) Sensus harian
atau formulir.
3) Rujukan dan
penyuluhan
PKMRS
h. Mengatur dan      
menyiapkan alat-
alat diruangan
menurut fungsinya
supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan      
memelihara
kebersihan,
keamanan,
kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
j. Melaksanakan      
tugas dinas
pagi/sore/malam
atau hari libur
secara bergantian
sesuai dengan
jadwal dinas.
k. Memberikan x   x x x
Penyuluhan
Kesehatan
sehubungan
Dengan
penyakitnya.
l. Melaporkan segala  x    
sesuatu mengenai
keadaan klien baik
secara lisan
maupun tulisan.
m. Membuat laporan      
harian klien.
n. Operan dengan      
dinas berikutnya.
o. Menerima bantuan      
bimbingan katim/ ka
shift dan
melaksanakan
pendelegasian dari
kepala ruangan.
Total 11 4 13 2 13 2 13 2 11 4 11 4

Prosentase (%) 73. 26. 86. 13. 86. 13. 86. 13. 73. 26. 73. 26.
3 6 6 3 6 6 6 6 3 6 3 6

Dilakukan :
Rata-Rata Prosentase 79.95
(%
)
Tidak dilakukan : 20.5

Tabel 3.3 Perawat Pelaksana

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan perawat pelaksana dalam menjalankan

fungsi manajemen keperawatan yang dilakukan, dari rentang terendah 73.3% dan

tertinggi 86.6% menunjukkan bahwa beban kerja antar perawat tidak sama. Setelah

dihitung jumlah rata-rata hal apa saja yang sudah dilakukan oleh perawat pelaksana

didapatkan prosentase rata-rata 79.95% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut


dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan

uraian tugasnya. Tugas mampu tercapai tetapi metode yang ditetapkan tidak berjalan

optimal.

2. Tindakan Timbang Terima Keperawatan di Puskesmas Tamanan


a. Operan
Tabel 3. 4 Pelaksanaan Operan

Tanggal

No. Langkah-Langkah 01/12/15 02/12/15 03/12/15

P S P S P S
Persiapan :

1. Buku laporan shift


     
Sebelumnya
2. Membaca laporan shift
     
sebelumnya.
3. Shift yang akan
mengoperkan,
     
menyiapkan hal-hal yang
akan di sampaikan.
4. Shift yang akan
menerima membawa
     
buku catatan operan /
catatan harian
5. Kedua kelompok sudah
     
siap.
Prosedur Pelaksanaan

1 Kepala ruang / Ketua


Tim
memberi salam (selamat
pagi/ assalamu’alaikum)      
dan menyampaikan akan
segera di lakukan
operan.
2 Perkenalkan diri dan
perawat yang akan      
bertugas selanjutnya.
3 Kegiatan di mulai dengan     
menyebut / 
mengidentifikasi secara
satu persatu (berurutan
tempat tidur / kamar) :
 Identifikasi Klien:
nama,alamat, no
Register
 Jelaskan diagnose
medis.
 Jelaskan diagnose
keperawatan
sesuai data focus
4 Jelaskan kondisi /      
keadaan umum klien.
5 Jelaskan tindakan
keperawatan yang telah      
dan belum di lakukan
6 Jelaskan hasil tindakan
.masalah teratasi
     
sebagian belum atau
muncul masalah baru.
7 Jelaskan secara singkat
dan jelas rencana kerja
     
dan tindak lanjut asuhan
(mandiri atau kolaborasi)
8 Memberikan kesempatan
anggota shift yang
menerima operan untuk
melakukan klarifikasi /      
bertanya tentang hal-hal
atau tindakan yang
kurang jelas.
9 Perawat yang menerima
operan mencatat hal-hal
     
penting pada buku
catatan harian
10 Lakukan prosedur 1 – 7
untuk pasien berikutnya
     
sampai seluruh pasien di
operkan.
11 Perawat yang
mengoperkan
menyerahkan semua
berkas catatan      
perawatan kepada tim
yang akan menjalankan
tugas beriikutnya
Penutup :

1. Kepala Ruang / ketua tim


(yang memimpin )      
kembali ke Nurse Station
2. Berdoa bersama yang di
pimpin oleh kepala ruang      
/ ketua Tim.
3. Mengucap salam.
     
4. Mengucapkan selamat
istirahat bagi anggota tim      
/ shift sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat
bekerja untuk tim / shift      
berikutnya
Total
     
Persentase
     
Rata-Rata

Keterangan :

= Dilakukan
- = Tidakdilakukan

P = Operan Malam ke pagi


S = Operan Pagi ke sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan
secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang
memerlukan data klien secara teratur. Evaluasi proses operan dan preconference
pada Puskesmas Tamanan menunjukkan data bahwa 62,8% proses operan
dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai juknis
yang berlaku. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif
adalah operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah
disepakati, operan diipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang
akan dan telah selesai berdinas dan harus berjalan ke pasien dan bertemu pasien
secara langsung.
Pre confrence

Tanggal

No. Langkah-Langkah 01/12/15 02/12/15 03/12/15

D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
√ √ √
memberi salam
2. Jelaskan tujuan
√ √ √
konferensI awal
3. Berikan Pengarahan
kepada anggota tim √ √ √
tentang rencana
kegiatan pada shift pagi.
4. Lakukan pembagian
tugas √ √ √
kepada tim
5. Berikan kesempatan
pada masing – masing
ketua tim untuk
Menjelaskan pasien √ √ √
kelolaannya serta
membagi tugas kepada
anggota Tim
6. Memberikan √ √
Kesempatan kepada
Tim untuk
mempresentasikan
kasus special yang
menjadi prioritas,
meliputi :
 Identifikasi Klien
: nama, umur,
no Register
 Diagnosa medis
 Diagnosa
keperawatan

dan data focus
Yang
menunjang
diagnosa.
 Tindakan
keperawatan
yang sudah di
lakukan dan
hasilnya.
 Rencana tindak
Lanjut
 Masalah yang di
hadapi
7 Berikan Kesempatan
kepada Tim yang lain
untuk mendiskusikan/
bertanya/ √ √ √
menanggapi,
Memberikan
masukan.
8 Karu / Katim mencatat
hasil √ √ √
diskusi anggota Tim.
9 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi √ √ √
yang telah di lakukan.
10 Karu memberikan √ √ √
penekanan pada hal-hal
yang perlu
di perhatikan atau
membacakan SOP
untuk pelaksanaan √ √ √
tindakan
11 Tanyakan kesiapan
anggota
tim untuk Melakukan √ √ √
Kegiatan pelayaan
keperawatan
12 Sampaikan kontrak
waktu untuk
√ √ √
pelaksanaan middle
konferens
13
Mengucapkan Salam √ √ √
14 Mengucapkan selamat
√ √ √
bekerja
Total
     
Prosentase
     
Rata -rata
 

Keterangan

D = Dilakukan

T = Tidak dilakukan

POST CONFRENCE

No. Langkah-Langkah Tanggal


01/12/15 02/12/15 03/12/15

D T D T D T
1. Kepala ruang/Ketua Tim
memberi salam √ √ √

2. Jelaskan tujuan konferens


akhir √ √ √
3. Berikan kesempatan pada
masing – masing ketua tim
untuk menjelaskan pasien √ √ √
kelolaannya.
4. Memberikan kesempatan √ √ √
kepada tim untuk
Mempresentasikan kasus
special yang menjadi
prioritas,
meliputi :
 Identifikasi Klien
:nama, umur, no
Register
 Diagnosa medis.
 Diagnosa
keperawatan dan
data focus yang
menunjang diagnosa.
 Tindakan
keperawatan yang
sudah di lakukan dan
hasilnya.
 Rencana tindak lanjut
 Masalah yang di
Hadapi
5. Berikan kesempatan kepada
Tim yang lain untuk
mendiskusikan/ bertanya/ √ √ √
menanggapi, memberikan
masukan.
6. Karu / Katim mencatat hasil
diskusi anggota tim. √ √ √
7 Karu memberikan
kesimpulan dari diskusi yang √ √ √
telah di lakukan.
8 Karu memberikan
penekanan pada hal-hal √ √ √
yang perlu di perhatikan
9 Tanyakan kesiapan anggota
tim untuk melakukan
√ √ √
kegiatan Pelayanan
keperawatan.
10 Mengucapkan salam
√ √ √
11 Mengucapkan selamat
bekerja √ √ √
Total
     
Prosentase
     
Rata –rata


Keterangan :
D: Dilakukan

T: Tidak Dilakukan

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan selama 3hari, dalam melaksanakan postconference didapatkan data
0% perawat melaksanakan postconference sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan
sedangkan dalam pelaksanaan postconference sulit dievaluasi disebaban karena
preconference dilakukan bersamaan dengan operan.
Berdasarakan data diatas dapat disimpulkan :
1) Pre conference dilaksanakan setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas
keperawatan, diikuti oleh semua perawat dan mahasiswa yang dinas pagi.
Pelaksanaan preconference terlaksana 52,3% sehingga perlu ditingkatkan
lagi.
2) Tidak dilakukan middle conference di Puskesmas Tamanan
3) Post conference tidak terevaluasi disebabkan karena post conference
digabung dengan operan, dan setelah itu perawat pulang.
3. Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi selama 3 hari di Puskesmas Tamanan, perawat tidak
pernah melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan wawancara kepada
perawat, perawat mengatakan bahwa ronde keperawatan hampir tidak pernah
dilakukan karena terbatasnya tenaga perawat dan kesibukan perawat, ronde
keperawatan hanya dilakukan pada saat ada mahasiswa yang sedang praktek di
Puskesmas Tamanan..

4. Orientasi Pasien baru


Pada tanggal 10 – 12 Agustus 2020, jumlah pasien baru ada 5 orang. Berdasarkan
observasi yang dilakukan, capaian SOP Orientasi Pada Pasien Baru sebagai
berikut :
Tahapan Prosedur
No P1 P2 P3 P4 P5
Pelaksanaan
1. Berikan salam pada √ √ √ √ √
pasien dan keluarga
2. Perkenalkan perawat × × × × √
yang bertanggung jawab
selama perawatan
3. Perkenalkan dokter yang × × × × ×
bertanggung jawb selama
perawatan
4. Jelaskan tentang aturan / √ × √ √ ×
aturan tata tertib
Puskesmas
5. Jelaskan tentang ruangan √ × × √ √
/ lingkungan
(kamar mandi, ruang
perawat, ruang sholat,
Apotik dan laboratorium).
6. Perkenalkan pasien baru × × × × ×
dengan pasien yang
sekamar lainnya (bila
ada)
7. Tanyakan kembali √ × √ √ √
kejelasan akan informasi
yang telah disampaikan
8. Catat pada × × × × ×
checklist/lembar
penerimaaan pasien
baru, dan lengkapi tanda
tangan oleh kedua belah
pihak
Persentase 50% 12,5% 37,5% 50% 50%
Prasentase rata rata 42,5%

5. Discharge Planning
Dari hasil pengkajian tanggal 10 – 12 Agustus 2020 didapatkan data sebagai berikut
:
Rata – rata Discharge Planning di Puskesmas Tamanan mulai tanggal 10 – 12 Agustus
2020

No. Daftar Pertanyaan Tanggal 10 Tanggal 11 Tanggal 12


1. Nomor Register √ √ √
2. Nama Pasien √ √ √
3. Alamat √ √ √
4. Diagnosa Medis √ √ √
5. Tanggal MRS √ √ √
6. Tanggal KRS √ √ √
7. Status Pulang √ √ √
8. Rencana Kontrol √ √ √
9. Rencana Keperawatan √ √ √
selama dirumah
10. Aturan diet/nutrisi × × ×
11. Obat-obatan yang √ - √
diminum dan jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat × × ×
13. Hasil pemeriksaan yang √ √ √
dibawa pulang
14. Lain-Lain × × ×
Jumlah 11 10 11
Prosentase 76%

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, didapatkan data 76% pelaksaan


discharge planning sesuai dengan juknis, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan discharge planning sudah maksimal dan perlu ditingkatkan lagi untuk
mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas. Poin yang banyak tidak
tercapai, terutama untuk aturan diet/nutrisi selama dirumah.
kebutuhan catatan riwayat pasien dari awal MRS hingga menjelang pulang,
Sedangkan untuk penyuluhan pada klien, merupakan peran serta dari nutritionist,
yakni memberikan anjuran makanan-makanan apa saja yang boleh dimakan dan
harus dihindari oleh klien, serta petugas farmasi untuk memberikan penjelasan erkait
obat-obat yang dikonsumsi oleh klien selanjutnya, saat klien sudah pulang.

6. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara
terus-menerus dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat
secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan perawat (Kron,
1997) Adapun hal mengenai supervisi di Puskesmas Tamanan adalah:
a. Mekanisme supervisi terhadap staf.
Supervisi dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada perawat
anggota, kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja kepada perawat anggota
dan hasil penilaian dimasukkan ke dalam raport yang hasilnya akan diserahkan ke
UKP.
b. Mekanisme supervisi terhadap asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan secara tidak langsung oleh tim keperawatan terkait
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan yang berada diruangan
c. Faktor penghambat supervise
Adanya jumlah supervisor yang terbatas dan beban yang harus dilakukan
supervise banyak. Supervisi yang dilakukan umumnya sudah sesuai dengan prinsip
dan pedoman yang telah ditetapkan.

7. Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

P P P P P P P P P P
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ √ √ √ √ √ - √ √ -
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara - - √ √ √ √ - - - -
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang - - √ √ √ √ - √ √ √
telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial √ - √ √ √ √ - √ √ √
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ - √ √ √
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ √ √ √ √ - √ √ √
3 Rumusan tujuan mengandung komponen - √ √ √ √ √ - √ √ √
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan
atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan - - √ √ √ √ - √ - -
kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan - - - - - - - √ - -
pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana - √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap - √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √ √ √ √ √ - - √ √
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat - √ √ √ √ √ √ √ √ √
ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan - √ √ √ √ √ √ √ √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa - √ √ √ √ √ √ - √ √
masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat mancantumkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ketentuan yang berlaku.
TOTAL 4 7 5 9 9 9 5 9 8 85
8 6 2 5 5 5 2 1 5 %
% % % % % % % % %
RATA-RATA 77,4%

8. Pengetahuan Perawat Terkait Patient Safety


Patient safety merupakan salah satu program Puskesmas yang mengacu pada
beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan
keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat lokasi, tepat prosedur tindakan, pengurangan
resiko infeksi, pengurangan resiko jatuh, keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan
flebitis. Berdasarkan sasaran tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15
pertanyaan berkaitan tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran patient safety dengan
hasil sebagai berikut :
No Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 B/S
1. Manakah yang X X √ X √ X X X √ √ 4/6
bukan merupakan
tujuan pemasangan
gelang identitas
pada pasien ?
2. Isi label dari gelang X X √ X √ X √ X √ √ 5/5
dengan identitas
pasien adalah
3. Di bawah ini √ X X X X √ X X √ √ 3/7
merupakan urutan
dari prosedur
pelaksanaan
pemasangan gelang
yang tepat, antara
lain
4. Hal dibawah ini X √ √ √ √ X X √ √ √ 7/3
merupakan tujuan
komunikasi lisan/ via
telepon, antara lain
5. Manakah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
bukan merupakan
lima momen cuci
tangan
6. Alat yang biasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
dipergunakan untuk
penanda luka
operasi, adalah
7. Mengapa kita perlu X X X X X X X x √ x 1/9
untuk memberikan
penandaan luka
operasi pada pasien
8. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
ditanyakan pada
pasien sebelum
memberikan obat,
antara lain
9. Apa yang harus √ √ X √ √ √ √ √ x x 7/3
dilakukan jika pasien
tidak dapat
menyebutkan
identitas sebelum
perawat akan
mengambil sampel
darah
10. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ X X √ X x √ 6/4
diperhatikan pada
pasien dengan
resiko jatuh, antara
lain
11. Apabila di bed √ √ √ √ x √ x √ x √ 7/3
pasien tidak tersedia
side rail, apa yang
harus kita
sampaikan pada
keluarga pasien
agar pasien dengan
resiko jatuh tidak
mengalami kejadian
jatuh
12. Sampah non- √ √ X √ √ X x X √ √ 6/4
infeksius adalah
13. Di bawah ini yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
termasuk sampah
infeksius adalah
14. Yang termasuk √ √ √ √ √ X √ √ x √ 8/2
sampah tajam dan
harus dimasukkan
dalam tempat
sampah kardus
15. Alasan pentingnya √ √ √ √ √ x x x √ √ 7/3
memilah sampah
infeksius dan non
infeksius adalah
Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
Presentase rata-rata 67%
Sumber : Data Primer, 2015
Kepatuhan standar operasional prosedur :

Standar Operasional Prosedur

1. Identifikasi Pasien Sebelum Tindakan, transfusi, dan pengobatan

No Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5

.
1 Siapkan identitas pasien dengan melihat - √ - √ √

rekam medik pasien


2 Ucapkan salam ” Selamat pagi/ siang/ sore/ malam, √ - - √ √

Bapak/Ibu / saudara/ anak”


3 Sebut nama dan unit kerja anda. - - - √ -

”Saya....(nama), perawat , dokter, ahli gizi di

ruang .....(Sebutkan)”
4 Jelaskan maksud dan tujuan identifikasi kepada pasien. - √ √ √ √

” Bapak/Ibu sesuai peraturan keselamatan pasien, saya

akan menanyakan identitas Bapak/Ibu / saudara/ anak

dengan meminta pasien / keluarga untuk menyebutkan

nama dan tanggal lahir (umur). Tujuanya adalah untuk

memastikan identitas Bapak/Ibu/ saudara /anak dengan

benar sebelum dilaksanakan tindakan /prosedur .......

( sebutkan ) selama di rawat di ruang rawat ............

( sebutkan ) ini
5 Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap √ √ √ √ √

dikonfirmasi sebelum mendapat pengobatan


6 Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas - - - √ √

pasien dapat ditanyakan kepada penunggu pasien


7 Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, gelang √ - - - -

identitas harus diperiksa kecocokannya dengan

rekam medik oleh dua orang staf


8 Ucapkan terimakasih dan sampaikan ”Terima kasih √ √ √ √ √

atas pengertian dan kerjasamanya”


Hasil 50% 50 37,5% 87,5% 75%

%
Persentase rata-rata 60%

Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan perawat sebelum melakukan


tindakan yang sesuai dengan SOP sebanyak 60%. Sehingga kepatuhan perawat terhadap
SOP perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal berikut :
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
- Memvalidasi nama pasien melalui keluarga atau mencocokkan dengan Rekam
Medik
2. Lima momen cuci tangan

No Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5

.
1. Antiseptik berbasis alkohol / sabun cair, tuangkan √ √ √ √ √

kedalam tangan
2. Gosokkan tangan seperti SPO Cuci Tangan √ √ √ √ √
3. Lakukan cuci tangan ini dengan menggunakan

antiseptik berbasis alkohol atau sabun cair pada saat :

a. Sebelum kontak dengan pasien. - - √ - -

b. Setelah kontak dengan pasien. √ √ √ √ √

c. Sebelum tindakan asepsis. √ √ √ - -

d. Setelah terkena cairan tubuh pasien. √ √ √ √ √

- √ √ - √
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Hasil 71% 86 100% 57% 71%

%
Persentase rata-rata 77%

Berdasarkan tabel diatas dapat di-interpretasikan implementasi perawat terhadap cuci


tangan yang sesuai dengan SOP sebanyak 77%. Dapat disimpulkan perawat cukup sesuai
dengan SOP, namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal berikut :
- Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan pasien
- Cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien
a. Angka Kejadian Dekubitus

Jumlah Kejadian Dekubitus x100% = 0/7x100% = 0


Formula =
Kejadian risiko dekubitus

30%

Tidak berisiko
dekubitus
70% Berisiko dekubitus

JumlahPasienBeresikoTerjadiDekubitus

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien


yang dipilih secara acak pada 10 Agustus 2020 - 12 Agustus 2020
sebagian besar pasien berisiko decubitus sebanyak 70% (7 pasien) dan
sisanya 30% (3 pasien) tidak berisiko untuk terjadinya decubitus.

b. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat


Angka KTD dalam pemberian Obat

Formula=

 Jumlah Pasien Yang Terkena Kejadi n Tidak Diharapkan Dalam Pemberian Obat
x100%
JumlahPasienPadaHariTersebut
0
 110 x100%
0

Angka KNC dalam pemberian Obat

Formula=

 JumlahPasienYangTerkenaKejadia nNyarisCederaDalamPemberianObat x100%


JumlahPasienPadaHariTersebut
0
 110 x100%
0
Variabel TANGGAL TOTAL
1-12-2015 14-10-2015 15-10-2015
Salah Pasien - - -

Salah nama dan tidak sesuai dengan - - -


Identitas

Salah waktu - - -

1.1 Terlambat pemberian obat - - -


1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
3.1 Cara oral - - -

3.2 Intra vena

3.3 Intra muskuler

3.4 Lain-lain

Salah dosis - - -

4.1 Dosis kurang - - -

4.2 Dosis berlebih - - -

Salah obat - - -

Salah dokumentasi - - -

Jumlah Kesalahan - - -

Jumlah pasien/hari - - -

Total pasien 29 30 30 89
c. Angka Kejadian Pasien Jatuh
Formula

 JumlahPasienJatuh x100%
JumlahPasienYangBeresikoJatuh
0
 32 x100%
0
Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh pada 10 Agustus – 12 Agustus 2020

TANGGAL TOTAL
No Variabel
10-8-2020 11-8-2020 12-8-2020

1. Jumlah Pasien Jatuh - - - 0

2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 10 9 7 32

Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26 pasien
perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko
mengalami jatuh. Ruang perawatan kelas 2 terdapat 8 pasien dengan resiko rendah dan 4 pasien dengan resiko tinggi jatuh dipasangkan
gelang
identifikasi resiko jatuh dan Ruang perawatan kelas 3 terdapat 9 pasien dengan
resiko rendah dan 5 pasien dengan resiko tinggi jatuh dilakukan pemasangan gelang
identifikasi resiko jatuh.

d. Kejadian infeksi karena jarum infus

Kejadian Phlebitis

Kejadian phlebitis

20%

Awal thrombophlebitis
60% 20%
Tahap awal plebitis
Tidak ada tanda plebhitis

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 pasien yang dipilih
secara acak pada 10 Agustus – 12 Agustus 2020 di Puskesmas Tamanan sebagian
besar pasien tidak mengalami tanda phlebitis sebanyak 60% (6 pasien), 20% (2
pasien) mengalami awal thrombophlebitis dan 20% (2 pasien) tidak ada tanda
phlebitis.
2.5 MONEY (M4)
1. Sistem Gaji dan Jasa pelayanan SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di Puskesmas berasal dari
pemerintah daerah, sedangkan sumber dana gaji pegawai Non-PNS
(PTT/Kontrak daerah) berasal dari Provinsi dan pemerintah daerah. Sistem
pemberian jasa pelayanan diberikan kepada pegawai golongan PNS sesuai
dengan pangkat/golongan, jabatan, pendidikan, masa kerja dan tingkat
kehadiran. Sedangkan untuk pegawai honorer/PTT pemberian jasa
pelayanan berdasarkan pendidikan dan tingkat kehadiran.

2. Sumber Pendapatan Puskesmas


Sumber pendapatan Puskesmas berasal dari pembayaran pasien
umum dan pasien peserta jaminan kesehatan nasional (JKN):
1) Pasien Umum
Pembayaran yang dilakukan sepenuhnya oleh pasien
2) Pasien Peserta JKN
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir
miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non
PBI), terdiri dari
 Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
 Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.Termasuk WNA yang
bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3. Pembiayaan Kegiatan Puskesmas

Pembiayaan kesehatan masyarakat di puskesmas baik kegiatan di dalam gedung maupun di


luar gedung bersumber dari Dana Umum (Bayar), JKN (Kapitasi & Non Kapitasi) dan Dana BOK.
Penyusunan rencana anggaran tahunan melibatkan Kepala Puskesmas, bendahara dan pemegang
program. Pencairan anggaran yang direncanakan dan telah sesuai dengan waktunya (Triwulan I –
Triwulan IV). Sebelum pencairan anggaran dalam setiap program dilakukan penyusunan RUK (Rencana
usulan Kegiatan) setiap bulannya. Sebagian besar pembiayaan ruangan sudah mencukupi kebutuhan
yang berasal dari puskesmas melalui dana yang diperoleh dari APBD Kabupaten Bondowoso.
Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS (PBI dan Non PBI) dan biaya sendiri (umum).
Biaya retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas yang berlaku saat ini :
3

a. BBTBB ¥ DESAAN LABORA S¥UM ¥EZINI¥t


Reznato1o@
1) Bttuog aet dazab (otozaetfb) aa.ooo
2) Hemoglobin 12.000
10000
4) LED 10.000
5) Hitung Jenis 12.000
6) Evaluasi Hapuean Darah 20.000
7} Heinatokrit 10.000
8) Thrombosit 15.000
9) Eritrosit 9.000

Bekteet dau Pacanlt


1} Pecee Lengkap 16.000
2) Darah Samar 15.000
3) Sputum /BTA 15.000
4) BTAKUSTA 16.000
5) Tñchomonaavs nsfa/bacMñMvaginoma 15.000
15.ooo
7) Malaria 15.000
8J Mikro filarla 15.000

1) Uñne Lengkap 16.000


2) Urobflin 4.ooo
3) Biñru%n 4ooo
4.ooo
4) f'tot n
s) Glukoa 4.ooo
6) Sedmen 6.000
7) Kston 4.000
8} tJenis 4.000
9) PH 4.ooo
;
1O) Ni t 4.ooo

IJ 35.000
2) 35.ONO
3) Bleeding Time 15.000
15.oO0

1) WuIaDarahPuasa is.ooo
Gula Darah 2 Jam PP is.ooo
is.ooo
4) HBAlC 125.000
Bilirubin Total
Tabel Besaran Akomodasi Makan dan Minum Pasien
Rawat Inap di Puskesmas Kabupaten
Bondowoso Tahun 2020

Kepesertaan Penjaminan Kelas Jumlah Akomodasi


Pasien Perawatan Makan & Minum
1. Peserta Program JKN / KIS Kelas I, II, III Rp 15.000/
Sekali makan
2. Peserta Program Maskin Kelas III Rp 15.000/
yang dijamin oleh Sekali makan
Pemerintah Kabupaten
Bondowoso

3. Pasien Umum  Kelas I Rp 24.000/ sekali


 Kelas II makan
 Kelas III Rp 20.000/ sekali
makan
Rp 15.000/ sekali
Makan
Keterangan :
Ketentuan tarif berdasarakan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso No :

440/04.A/430.9.3/2020 Tanggal 02 Januari 2020


2.6 M5 (MARKET/MUTU)
Mutu adalah terbebas dari kerusakan atau cacat guna memuaskan kebutuhan
pelanggan, adapun standar mutu adalah melalui Input, Proses, dan Output.
a. Input
Adapun Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiantan seperti tenaga (man), dana (money), fasililitas (material), organisasi (method).
b. Proses
Sedangkan proses meliputi interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien dan masyarakat). Setiap tindakan korektef dibuat dan meminimalkan
resiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan pada pasien lainnya. Program
keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mutu
pelayanan.
c. Output
Output yaitu hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan yaituberupa
perubahan yang terjadi pada pasien termasuk kepuasan pasien. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator-indikator mutu.

1. INDIKATOR MUTU PELAYANAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT


EFISIENSI PUSKESMAS
Tabel Indikator Efisisensi Ruang
No Indikator Standar

1. BOR 75% - 85%


2. ALOS 5-7 Hari
3. TOI 1-3 Hari
Sumber : Data Sekunder, 2020

1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)


BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (Depkes RI, 2005).
Tabel BOR Periode Bulan Juni - Juli 2020 di Puskesmas Tamanan.
No Bulan BOR
1. Juni 56,1 %
2. Juli 34,2 %
Sumber : Data Sekunder, 2020

Diketahui:
Jumlah tempat tidur adalah 17 buah.

ƩTT (terisi)
BOR= x 100 %
ƩTT (tersedia)
Keterangan :
TT = Tempat Tidur
a. Prosentase BOR Juni 2020 = 56,1 %
b. Prosentase BOR Juli 2020 = 34,2 %
Ruangan Jumlah Bed Kondisi Baik Kondisi Rusak
Kelas II 2 2 0
Kelas III 15 15 0
Ruang Isolasi 0 0 0

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut Data ALOS
April - Juni 2020 di Ruang Rawat inap Puskesmas Tamanan.
Rumus
ALOS = Jumlah Lama Rawat / Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati )

Tabel ALOS Ruang Rawat inap Bulan Juni – Juli


No Bulan BOR
1 Juni
2 Juli
Rata-rata
Sumber : Data Sekunder, 2020
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa rata-rata ALOS yaitu lama
pasien yang dirawat di Ruangan Rawat Inap Juni – Juli 2020 adalah hari.
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = (Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari Perawatan/ Jumlah Pasien keluar
(hidup + mati )
Tabel TOI bulan Juni - Juli 2020 di Ruang rawat inap

No Bulan BOR
1 Juni
2 Juli
Rata-rata
Sumber: Data Primer, 2020
Dari data diatas didapatkan bahwa tenggang Perputaran tempat tidur di
Ruangan Rawat Inap pada Juni-Juli 2020 adalah 1 hari. Hal tersebut sesuai
dengan standar yang dimiliki oleh Puskesmas Tamanan yaitu 1-3 hari.

2. INDIKATOR MUTU BERKAITAN DENGAN KEPUASAN PASIEN


a. Kepuasan Pasien Dengan Pelayanan Yang Diberikan.
 Pasien
a. Tingkat Kepuasan Pasien
1) Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode kuesioner yang sudah ada
di ruang rawat inap.
2) Mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan dalam penilaian
tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 3 hari, tidak
pulang paksa, dan pulang hidup. Data jumlah pasien didapatkan dari
rekam medis.
3) Dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang masuk kriteria
penilaian. Kemudian klien mengisi kuesioner yang berisi 3 pertanyaan
data umum dan 22 pertanyaaan data pelayanan perawatan. Dengan skor
jawaban 1 sampai 5. Scoring dimulai dari tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering dan selalu.

 Perawat
Pengetahuan Perawat Terkait Patient Safety
Patient safety merupakan salah satu program rumah sakit yang
mengacu pada beberapa sasaran yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepat pasien, tepat
lokasi, tepat prosedur tindakan, pengurangan resiko infeksi, pengurangan
resiko jatuh, keselamatan dekubitus, kejadian tak terduga, dan flebitis.
Berdasarkan sasaran tersebut kami melakukan survey dengan memberikan 15
pertanyaan berkaitan tentang sasaran-sasaran patient safety untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan perawat yang berkaitan dengan sasaran-sasaran
patient safety dengan hasil sebagai berikut :
No Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 B/S
1. Manakah yang X X √ X √ X X X √ √ 4/6
bukan merupakan
tujuan pemasangan
gelang identitas pada
pasien ?
2. Isi label dari gelang X X √ X √ X √ X √ √ 5/5
dengan identitas
pasien adalah
3. Di bawah ini √ X X X X √ X X √ √ 3/7
merupakan urutan
dari prosedur
pelaksanaan
pemasangan gelang
yang tepat, antara
lain
4. Hal dibawah ini X √ √ √ √ X X √ √ √ 7/3
merupakan tujuan
komunikasi lisan/
via telepon, antara
lain
5. Manakah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
bukan merupakan
lima momen cuci
tangan
6. Alat yang biasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
dipergunakan untuk
penanda luka
operasi, adalah
7. Mengapa kita perlu X X X X X X X X √ X 1/9
untuk memberikan
penandaan luka
operasi pada pasien
8. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
ditanyakan pada
pasien sebelum
memberikan obat,
antara lain
9. Apa yang harus √ √ X √ √ √ √ √ X X 7/3
dilakukan jika pasien
tidak dapat
menyebutkan
identitas sebelum
perawat akan
mengambil sampel
darah
10. Hal-hal yang perlu √ √ √ √ X X √ X X √ 6/4
diperhatikan pada
pasien dengan resiko
jatuh, antara lain
11. Apabila di bed √ √ √ √ X √ X √ X √ 7/3
pasien tidak tersedia
side rail, apa yang
harus kita sampaikan
pada keluarga pasien
agar pasien dengan
resiko jatuh tidak
mengalami kejadian
jatuh
12. Sampah non- √ √ X √ √ X X X √ √ 6/4
infeksius adalah
13. Di bawah ini yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10/0
termasuk sampah
infeksius adalah
14. Yang termasuk √ √ √ √ √ X √ √ X √ 8/2
sampah tajam dan
harus dimasukkan
dalam tempat
sampah kardus
15. Alasan pentingnya √ √ √ √ √ X X X √ √ 7/3
memilah sampah
infeksius dan non
infeksius adalah
Hasil 73 73 73 73 73 53 46 46 73 87
Presentase rata-rata 67%
Sumber : Data Primer, 2020
3. INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN
SASARAN PATIENT SAFETY
4.1 Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien
Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien
1
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
T
Y d
Ya tdk Ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya
tdk a tdk Ya tdk ya tdk ya k
1 Ketepatanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemakaian gelang
Identitas
- Biru = laki-laki,
Pink = perempuan
- Gelang identitas
berisikan nama
pasien, umur , no
register dan alamat
2 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kuning pada pasien
resiko jatuh
3 Pemasangan gelang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
merah pada pasien
Alergi
4 Pemberian labeling √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampel darah
menggunakan etiket
sesuai gelang identitas
5.Melakukan prosedur √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tindakan dengan
mencocokan minimal
menggunakan dua
identitas pasien
TOTAL 3 2
PROSENTA 6 4
SE (%) 60 40 60 40 40 60 40 60 40 60 40 0 40 0
5
Rata-rata 2
prosedur %
Dilakukan
4
8
Rata-rata prosedur tidak %
Dilakukan
Sumber: Data Primer, 2020
Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 sampel perawat yang berada di ruang rawat inap sebagian besar yaitu 52%
dapat melakukan prosedur ketepatan identifikasi pasien dengan benar.
4.2 Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien
1
Pernyataan 1 2 3 4 5 6 8 9 0

td td td td
No ya tdk ya ya ya tdk ya tdk ya tdk ya ya tdk
1 Komunikasi √ √ √ √ √ √ √ √
an
ta
terapeutik ra
perawat dan pasien
ef
ek
2 Komunikasi tif √ √ √ √ √ √ √ √
pe
ra
w
antara at
dengan perawat
3 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √
Menggunakan
ya
n
komunikasi g
m
u
da
Jelas dan h
dipahami oleh
pasien
4 l
e
n
g
k
a
Perintah p √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
d
a
secara lisan n
yang melalui telepon
h
a
si
atau l
pemeriksaan
dituliskan s
e
c
a
r
a
o
l
e
lengkap h
penerima perintah
l
e
n
g
k
a
5. Perintah p √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lisan dan telpon atau
pemeri
hasil ksaan
dibacakan k
e
m
b
a
li
o
l
e
secara lengkap h
penerima perintah.
h
a
si
6 Perintah atau l √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemeriksaan
o
l
e
dikonfirmasi h
p
e
ri
n
ta
pemberi h
atau y
a
n
g
h
a
si
menyampaikan l
pemeriksaan
TOTAL 4 2 5 1 4 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2
3
PROSENTAS 3,
E (%) 66,7 33,3 83,3 16,6 66.7 350 50 50 50 50 50 50 50 50 50 66,7 33,3 66,7 33,3
Rata-rata 60,
prosedur 01
dilakukan
17,
Rata-rata prosedur tidak 99
dilakukan
Sumber : Data Primer, 2020
Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Rawat inap sebagian besar (60,01%) hanya
dapat melakukan prosdur komunikasi yang efektif pada saat pelayanan secara benar.
4.3 Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
Tabel Observasi Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
No Pernyataan Y tdya tdya tdya td y td ytdk Ya tdk ya tdya tdYa T
a k k k k a k a k k d
1 Perawat selalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengecek 7 Benar dalam
memberikan obat –
obatan baik oral maupun
Injeksi
2 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi dan jenis obat -
obatan yang diberikan
kepada pasien
TOTAL 2 0 1 1 1 1 1 1 2 0 2 0 2 0 1 1 1 1 1 1
PROSENTASE (%) 100 0 50 50 50 50 50 50 100 0 100 0 100 0 50 50 50 50 50 50
Rata-rata prosedur dilakukan 70
Rata-rata
prosedur tidak 30
Dilakukan
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Rawat inap sebagian besar (70 %)
dapat melakukan prosedur Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai dengan benar di ruangan.

4.4 Sasaran 4 : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi


Tabel Observasi Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-PasienOperasi
1
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 9 0
td td td td td td td
ya kya kya k ya tdk ya kYa kYa tdk ya tdk Ya kya k
1 Mengembangkan S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
u
a
t
u
U
n
t
u
pendekatan k
tepat-
memastikan lokasi,
tepat-prosedur, dantepat-
Pasien
l
o
k
a
s
i
2 Mencocokan , √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
prosedur, dan pasien yang
Benar
3 Memastikan bahwa semua
dokumen, foto (im √ √ √ √ √ √ √ √
agi
ng),
Y
a
n
hasil pemeriksaan g
D
i
b
e
r
Relevan tersedia, i
D
labe a
l dengan baik, n
dipampang
Verif
4 Melakukan ikasi √ √ √
Peral
Ketersediaan atan √ √ √ √ √ √ √
Khusus da I
n/a m
tau p
l
a
n
t
yang dibutuhkan

Menggu
5 Perawat nakan √ √
suatutanda yang jelasdan √ √ √ √ √ √
dimengerti Untuk √ √
identifikasi lokasi Operasi
pa
sie
n
Dan melibatkan di
dalam proses penandaan
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Perawat Selalu
memberikan inform consent
untuk persetujuan tindakan
medis
Total tidak di lakukan : 66,67
Di lakukan : 33,33
Sumber: Data Primer, 2020
4.5 Sasaran 5 : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Tabel Observasi Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
1
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
1 Perawat memberikan KIE √ √ √ √ √ √ √ √ √ v
R
e
s
i
k
untuk mengurangi o
T
e
r
k
a
i
infeksi Yang t
pelayanan kesehatan
2 Perawat menerapkan cuci
tangan 6 langkah saat :
K
o
n
t
a
a. Sebelum k√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan pasien
K
o
n
t
a
b. Sesudah k √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan pasien
c. Sebelum tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aseptic
d. Setelah Terkena √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T
u
b
u
Cairan h
Pasien
K
o
nt
a
e. Setelah k √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan liingkungan √
sekitar pasien
Setiap Melakuk √ √ √ √ √ √ √ √ √
an
K
A o
t nt
a a
tindakan u k √
S
el
al
dengan Pasien u
memakai APD
Perawat dalam melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dari pasien
tindakan satu
lainnya
ke pasien selalu
Handsco
mengganti en
Menggu
atau nakan
handsrub
Membua
Kepatuhan ng √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
infeksius
sampah -non
infeksius Dan S
a
m
p
a
h
tajam degan tepat
Jumlah 4 5 6 3 5 4 2 7 3 6 4 5 5 4 6 3 5 4 5 4
Prosentase 44 56 66 44 56 44 22 88 33 77 44 56 56 44 66 44 56 44 44 56
4 5
8 1
. .
7 3
Prosentase dilakukan % Prosentase tdk dilakukan %
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Rawat inap pada Juni - Juli 2020
sebagian perawat (51.3%) tidak melakukan prosedur untuk Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.

4.6 Sasaran 6 : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Tabel Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pernyataan
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
Ruangan menyediakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

handrail untuk
Terdapat side rail di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

setiap tempat tidur

Pasien
Perawat melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Perhitungan resiko

jatuh pada pasien *


Perawat memasangkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Gelang identifikasi

resiko jatuh (gelang

kuning) pada semua

pasien dengan resiko

jatuh.**
Prosentase 25% 75% 25% 75% 25% 75% 25% 75% 25% 75% 25% 75% 75% 25% 75% 25% 75% 25% 75%

%
% rata-rata di kerjakan dan 25%
tidak di kerjakan 75%
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perhitungan resiko jatuh jarang sekali dilakukan sekalipun terdapat
penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko mengalami jatuhdan pemberian gelang resiko jatuh tidak pernah di berikan di
ruangan meskipun pasien memiliki kondisi resik jatuh tinggi.
5 Paramater Pengukuran Keselamatan Pasien
5.1 Kejadian dekubitus
Kejadian decubitus Agustus 2020
To-
Tanggal
No Variabel tal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Jumlah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
kejadian
dekubitus
2 Jumlah 10 9 7 26
pasien
beresiko
terjadi
dekubitus
FORMULA = JUMLAH PASIEN JATUH X 100 % = 0/26 X 100 % = 0 %
JUMLAH PASIEN YANG BERISIKO JATUH

Keterangan : Tidak ada kejadian dekubitus pada bulan Agustus (0%)


Tabel Pengkajian Dekubitus tanggal 10-12 Agustus 2020 di ruang rawat inap
Skor Hari Pasien ke
NO PARAMETER SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Jalur IV tampak sehat 0 √ √ √ √ √ √ √
2 Salah satu tanda-tanda berikut jelas √
 Nyeri pada jalur IV 1
 Sedikit kemerahan dekat jalur IV
3 Dua dari tanda berikut:
 Nyeri pada jalur IV
2
 Kemerahan
 Pembengkakan
4 Semua tanda-tanda berikut jelas: √
 Nyeri sepanjang kanul
3
 Kemerahan
 Pembengkakan
5 Semua tanda berikut jelas: √
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan 4
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
6 Semua tanda berikut jelas:
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
5
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksia
TOTAL SKOR 3 4 1 0 0 0 0 0 0 0
Nama dan paraf penilai
Keterangan :
Skala nyeri Intervensi
1. Tidak ada tanda phlebitis = 0 1. Observasi kanul
2. Tahap awak phlebitis = 1-2 2. Resite kanul
3. Awal thrombophlebitis = 3-4 3. Resite kanul dan pertimbangkan perawatan
4. Stadium lanjut thrombophlebitis = 5 4. Memulai perawatan

Kejadian Phlebitis

Kejadian phlebitis
Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari
10 pasien yang dipilih secara acak pada Juni - Juli 2020 di
ruang Rawat inape sebagian besar pasien tidak mengalami
20%
tanda phlebitis sebanyak 60% (6 pasien), 20% (2 pasien)

Awal thrombophlebitis mengalami awal thrombophlebitis dan 20% (2 pasien) tidak


60% 20% Tahap awal plebitis ada tanda phlebitis
Tidak ada tanda plebhitis

5.2 Angka Kejadian Jatuh


Angka Kejadian Jatuh di Bulan Agustus
Variabe Tanggal Total
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
l
1 Jumlah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0
pasien
jatuh
2 Jumlah 10 9 7 26
pasien
yang
beresiko
jatuh

FORMULA = JUMLAH PASIEN JATUH X 100 % = 0/26 X 100 % = 0 %


JUMLAH PASIEN YANG BERISIKO JATUH

Keterangan : Tidak ada pasien yang jatuh pada bulan Agustus (0%)

Tabel Angka Kejadian Pasien Jatuh

No Variabel TANGGAL TOTAL


10-8-2020 11-8-2020 12-8-2020
1. Jumlah Pasien Jatuh - - - 0

2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 10 9 7 26


Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan data diatas tidak didapatkan angka kejadian jatuh (0%), akan tetapi jumlah pasien yang beresiko jatuh yaitu 26 pasien perhitungan
resiko jatuh jarang sekali terjadi diruangan, sekalipun terdapat penurunan kondisi yang membuat pasien tersebut beresiko mengalami jatuh.
2.3 Pemasaran (M5/Marketing)
2.6.1 Keadaan Pasien
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan
yang ada dan seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
bermutu dan peduli terhadap keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat, dan
karyawan yang bekerja di Puskesmas.
Program mutu dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib
direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti diseluruh
jajaran yang ada di Puskesmas Wonosari, Kepala Puskesmas, penanggung jawab
pelayanan klinis, penanggung jawab/coordinator UKM, dan seluruh karyawan
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program mutu dan
keselamatan pasien di unit kerja baik untuk pelayanan administrasi manajemen,
penyelenggaraan UKM, dan pelayanan klinis untuk dilaksanakan pada tahun 2020.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 08 Juli
2020 didapatkan BOR pada serangkaian data sesuai kapasitas tempat tidur pasien di
rawat inap Puskesmas yaitu 32,35%.
Pengkajian dilakukan pada pasien dan keluarga yang berkunjung ke Unit
Rawat Inap Puskesmas. Berdasarkan jumlah kunjungan pasien pada bulan Januari
sampai bulan Juni Tahun 2020 didapatkan jumlah responden sebnyak 59 orang.

2.6.2 Kepuasan Pasien terhadap kinerja perawat


Pelaksanaan evaluasi yang kami lakukan dengan mempersiapkan kuisioner
dengan soal pertanyaan berbentuk pilihan dengan jawaban “tidak puas”, “kurang
puas” dan “puas”. Dengan Indeks Kepuasan Masyarakat Puskesmas Wonosari Tahun
2020 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan kualitas pelayanan rawat inap
kurang baik dan merasa tidak puas sejumlah 4 responden (6,8%), sedangkan
responden yang menyatakan kualitas pelsyanan rawat inap baik dan menyatakan
merasa kurang puas sejumlah 8 responden (13,6%), puas sejumlah 10 responden
(16,9%). Responden yang menyatakan kualitas pelayanan rawat inap sangat baik dan
menyatakan merasa kurang puas sejumlah 1 responden (1,7%), puas sejumlah 17
responden (28,8%) dan sangat puas sejumlah 19 responden (32,2%).

2.2.3. Manajemen resiko


Dari hasil pengkajian pada tanggal 8 - 10 Juli 2020 dijumpai kesalahan
pemberian obat pada pasien yakni 1 kasus, sedangkan jumlah pasien rawat jalan pada
tanggal tersebut sebanyak 75 orang. Maka prosentasi = 1/75 x 100% =1,3 %
Selain itu, Angka Kejadian tidak diinginkan (KTD) pada tanggal 8 – 10 Juli
2020 sejumlah 10 kasus, yaitu pasien yang mengalami plebitis. Sedangkan jumlah
pasien rawat inap yang beresiko mengalami plebitis pada tanggal tersebut sebanyak
25 orang. Jadi prosentasi angka kejadian plebitis yaitu 10/25 x 100% = 40%.
Peningkatan mutu/kinerja perlu diterapkan untuk penyelenggaraan
administrasi manajemen, penyelenggaraan UKM, dan pelayanan klinis
Pilihan prioritas:
Berdasarkan data tersebut di atas, maka prioritas peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien di Puskesmas Wonosari adalah:
a. Pelayanan Rawat Inap

b. Pelayanan obat.

2.4 Analisis SWOT


Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT. Dari hasil
pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem dalam MAKP yang meliputi :
1) Penerapan MAKP, 2) Sentralisasi obat, 3) Supervisi, 4) Timbang terima, 5) Dokumentasi,
6) Discharge Planning, 7) Ronde Keperawatan, 8) Penerimaan Pasien Baru dan tentang M1
sampai dengan M5 yang meliputi : 9) Ketenagaan, 10) Sarana dan prasarana 11) Metode, 12)
Keuangan dan 13) Pemasaran.

BOBOT x
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
1. M1 (ketenagaan sarana prasarana)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1) Sebanyak 100% perawat 0,35 2 0,7 S-W=
menyatakan bahwa uraian tugas 2–3,25
perawat sudah selesai dengan =-1,25
struktur organisasi
2) Jenis ketenagaan :
a) S 1 Kep: 3 orang 0,30 2 0,6
(42,9%)
b) D3 Kep: 4 orang
(57,1%) 0,35 2 0,7
c) Admin: 1 orang
3) Adanya system pengembangan 1 2,0
staf berupa pelatihan-pelatihan.
TOTAL
0.25 4 1
WEAKNESS
1) Kebutuhan tenaga perawat berdasar
metode D.Orem kurang 3 orang, 0,40 3 1,2
teori Gilles kurang 1 perawat.
2) Hanya 1 orang perawat (14,3%)
pernah mengikuti pelatihan
Manajemen Puskesmas. 0,35 3 1,05
3) 4 orang perawat (100%) latar
belakang pendidikan D3
keperawatan 1 3,25

TOTAL

b. Ekternal Faktor (EFAS) 0,20 1 0,2


OPPORTUNITY
1) Adanya program pelatihan / seminar 0,25 2 0,5
khusus
2) Adanya kesempatan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih 0,25 2 0,5 O-T=
tinggi. 1,7 –2,5
3) Adanya kerjasama yang baik antar =-0,8
mahasiswa Keperawatan dengan 0,20 1 0,2
perawat rawat inap.
4) Adanya kebijakan pemerintah 0.10 3 0,3
tentang profesionalisme perawat.
5) Adanya program akreditasi
Puskesmas dari pemerintah dimana
MAKP merupakan salah satu 1 1,7
penilaian.
TOTAL
0,15 2 0,3
THREATENED
1) Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih 0,20 3 0,6
profesional
2) Adanya pertanggungjawaban 0,25 2 0,5
legalitas bagi pasien
3) Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,25 2 0,5
akan pentingnya kesehatan
4) Persaingan antar Puskesmas yang 0,15 4 0,6
semakin kuat
5) Kebijakan pemerintah tentang BPJS 1 2,5

TOTAL
2. M2 ( Sarana dan Prasarana )
a.
STRENGTH
1) Tersedia sarana dan prasarana 0,5 4 2 S-W =
untuk pasien dan tenaga 3,4 – 2,3
kesehatan = 1.1
2) Mempunyai peralatan yang 0,2 3 0,9
mendukung tindakan
keperawatan dan semua
perawat mampu
menggunakannya
3) Memiliki administrasi 0,1 2 0,2
penujang
4) Memiliki ruang rawat inap 0.1 0,1
yang memadai
TOTAL 1 1 3,4
WEAKNESS
1) Maentainence alat belum
dilakukan dengan baik 0,3 2 0,6
2) Sarana Prasarana belum
terpakai optimal 0,2 2 0,4
3) Belum memiliki ruangan
khusus TB Paru 0,3 3 0,9

b.
OPPORTUNITY
1) Adanya perkembsngan 0,15 2 0,3
teknologi yang lebih canggih
2) Adanya kerjasama antar 0,15 2 0,3
Puskesmas dengan pihak luar
yang dapat menyediakan
sarana dan prasarana yang di
butuhkan. O-T =
3) Kebijakan pemerintah untuk 0,3 3 0,9 3,1 – 2,5
menambah sarana dan =
prasarana di Puskesmas 0,6
4) Adanya mekanisme pelaporan 0,4 4 1,6
alat kesehatan pada setiap
bulan
TOTAL 1 3,1

THREATENED
1) Adanya peningkatan harga 0,2 2 0,4
alat – alat medis
2) Adanya tuntutan masyarakat 0,3 2 0,6
yang tinggi terhadap
ketersediaan alat – alat yang
memadai
3) Adanya kesenjangan antara 0,5 3 1,5
jumlah pasien dengan alat –
alat yang dibutuhkan
TOTAL 1 2,5

3. METHODE (M3)
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
S–W=
STRENGTH
1 –2,50
1) Sudah ada model asuhan 0,3 1 0,3 = −1,50
keperawatan yang digunakan
yaitu metode Tim.
2) Kegiatan manajemen yang 0,3 1 0,3
sudah berjalan meliputi:
timbang terima, discharge
planning, sentralisasi obat,
supervisi dan dokumentasi.
3) Komunikasi antar profesi 0,2 1 0,2
terjalin cukup baik
4) Sebanyak 7 orang dari 82 0,2 1 0,2
klien (8,53%) pasien
menyatakan puas terhadap
kinerja perawat
TOTAL 1 1

WEAKNESS
1) Perbandingan tenaga kerja 0,3 2 0,6
profesional : vokasional
adalah 25% : 72,2% sehingga
pelaksanaan MAKP tidak
optimal
2) Pembagian tugas tidak 0,25 3 0,75
berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien
3) Sebanyak 90% perawat 0,25 3 0,75
O–T=
Rawat Inap menyatakan
2,80 –
mengerti tentang MAKP Tim 2,40 =
4) Pelaksanaan model Tim 0,2 2 0,4 0,4

belum sesuai harapan.


TOTAL 1 2,50

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Adanya mahasiswa S1 0,2 2 0,4
keperawatan Praktika
Manajemen Keperawatan
2) Adanya kebijakan Puskesmas 0,2 2 0,4
dalam pelaksanaan
peningkatan SDM
3) Puskesmas Wonosari yang
sudah terakreditasi Utama. 0,2 4 0,8
4) PPNI berkontribusi dengan
menaungi perkembangan 0,2 4 0,8
profesi perawat.
5) Kepercayaan dari pasien dan 0,2 2 0,4
masyarakat cukup baik
TOTAL 1 2,80

THREATENED
1) Ada 0,4 3 1,2
nya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang maksimal
2) Pers 0,2 2 0,4
aingan Puskesmas yang
semakin ketat dalam
penerapan MAKP
3) Keb
ebasan pers mengakibatkan 0,4 2 0,8
mudahnya penyebaran
informasi di dalam ruangan
ke masyarakat
TOTAL 1 2,4

RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
S –W=
STRENGTH
2,2 –
1) Bidang perawatan dan 0,2 3 0,6 3,75 =
ruangan mendukung adanya - 1,45
kegiatan ronde keperawatan.
2) Tenaga kesehatan yang 0,2 3 0,6
lengkap terdiri dari ahli gizi,
dokter,
3) Adanya kemauan perawat 0,3 2 0,6
untuk berubah
4) Adanya kasus yang 0,2 2 0,4
membutuhkan perhatian
khusus oleh perawat ruangan
dan kepala ruangan untuk
didiskusikan
TOTAL 1 2,2

WEAKNESS
1) Ronde keperawatan belum 0,5 4 2,0
pernah dilaksanakan kembali
sesuai kriteria sejak
mahasiswa praktik manajemen
sebelumnya
2) Pemahaman perawat terhadap 0,25 3 0,75
ronde keperawatan masih
kurang
O –T=
2 – 2,4 =
3) Kesulitan koordinasi antar 0,25 4 1 -0,4
profesi yang terkait
dikarenakan kesibukan
masing-masing
TOTAL 1 3,75

b. External Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1) Ada
nya mahasiswa praktek yang 0,4 4 1,6
akan menerapkan ronde
keperawatan di ruang Rawat
Inap
2) Ada 0,4 4 1,6
nya kesempatan dari Karu
untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik
3) Ban 0,2 4 0,8
yaknya kasus-kasus menarik
yang memerlukan perhatian
khusus.
TOTAL 1 2

TREATHENED 0,3 2 0,6


1) Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih profesional 0,4 3 1,2
2) Tingginya harapan pasien/
keluarga pasien untuk
mendapatkaan solusi
kesembuhan penyakitnya 0,3 2 0,6
3) Persaingan antar Puskesmas
semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
profesional 1 2,4
TOTAL
SENTRALISASI OBAT
a. Internal Faktor
S–W=
(IFAS)
3,75 –
STRENGTH 2,3
1) Tersedianya sarana dan 0,25 4 1,0 = 1,45
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat yaitu kotak
sentralisasi obat
2) Adanya depo farmasi yang 0,25 3 0,75
menyediakan sentralisasi obat
3) Ada format dokumentasi 0,3 4 1,2
pemberian obat injeksi dan
oral
4) Perawat paham mengenai 0,2 4 0,8
sentralisasi obat
TOTAL 1 3,75

WEAKNESS
1) Informed concent 0,5 2 1
pelaksanaan sentralisasi obat
tidak maksimal dilaksanakan
2) Ketersediaan obat yang 0,3 3 0,9
terkadang belum lengkap
sehingga mengganggu
pengaturan pemberian obat
O–T=
3) Adanya ketersediaan obat- 0,2 2 0,4
3,2 – 2,5
obat tertentu saja yang bisa
= 0,7
diberikan pada pasien dengan
Askeskin/ Askes
TOTAL 1 2,3

b. Ekternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama yang 0,6 4 2,4
baik dengan profesi lain baik
farmasi dan medis dalam
pengadaan obat
2) Kerjasama yang baik 0,4 2 0,8
antara perawat dengan
mahasiswa keperawatan
TOTAL 1 3,2
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan
yang profesional
2) Kurangnya kepercayaan 0,5 2 1,0
pasien terhadap pengelolaan
sentralisasi obat
TOTAL 1 2,5
SUPERVISI
a. Internal Faktor
(IFAS)
S –W =
STRENGTH 3,4-2,3 =
1) Puskesmas Wonosari 0,3 4 1,2 1,1
merupakan Puskesmas
akreditasi utama
2) Terdapat pengukuran 0,2 3 0,6
kepatuhan perawat terhadap
SOP (Standar Operasional
Prosedur) oleh bidang
keperawatan melalui komite
yang ditindaklanjuti dengan
pengusulan ke unit untuk
mendapatkan pelatihan dan
kesempatan melanjutkan
pendidikan.
3) Adanya hubungan kerja sama 0,2 3 0,6
yang baik antara kepala
ruangan dengan staf
4) Adanya kemauan perawat 0,1 3 0,3
untuk berubah.
5) Kepala ruangan mendukung 0,1 3 0,3
kegiatan supervisi.
6) Adanya SOP untuk beberapa 0,1 4 0,4
tindakan keperawatan
TOTAL 1 3,4

WEAKNESS
1) Bel 0,2 2 0,4
um ada prosedur tetap
pelaksanaan supervisi
2) Bel 0,2 2 0,4
O–T
um ada uraian yang jelas 2,2 – 2,5
tentang supervisi = −0,3
3) Tida 0,3 2 0,6
k ada format dokumentasi
supervisi
4) Tida 0,15 3 0,45
k adanya jadwal rencana
pelaksanaan supervisi di
ruangan
5) Sup 0,15 3 0,45
ervisi ruangan hanya dilakukan
sesuai kebutuhan dan
kebijakan kepala ruangan
TOTAL 1 2.3

b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya perawat ruang Mawar 0,2 2 0,4
Merah Putih yang dilibatkan
dalam kegiatan supervisi
bidang keperawatan
2) Adanya jadwal supervisi 0,3 2 0,6
bidang keperawatan oleh
pengawas perawat setiap
bulan
3) Adanya kebijakan Puskesmas 0,2 3 0,6
tentang pengembangan
profesionalisasi keperawatan
4) Adanya kegiatan supervisi 0,3 2 0,6
yang dilakukan secara umum
oleh Duty Manager
TOTAL 1 2.2

THREATENED
1) Adanya kompetisi 0,5 2 1,0
beberapa RS mengenai
kegiatan keperawatan
2) Adanya kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat yang tinggi
terhadap mutu kesehatan 1 2,5
TOTAL
TIMBANG TERIMA
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
S–W
1) Timbang terima merupakan 0,05 4 0,2 2.55 -
kegiatan rutin yang 1,6 =
dilaksanakan 3 kali dalam 0,95

sehari
2) Timbang terima diikuti oleh 0,15 3 0,45
perawat yang telah dan akan
dinas
3) Kepala ruangan memimpin 0,1 2 0,2
kegiatan timbang terima
4) Adanya klarifikasi, tanya 0,1 3 0,3
jawab dan validasi terhadap
semua yang dioperkan
5) Selalu ada interaksi dengan 0,05 2 0,1
pasien selama validasi timbang
terima
6) Semua perawat tahu hal-hal 0,1 3 0,3
yang perlu dipersiapkan dalam
timbang terima
7) Semua perawat mengetahui 0,15 2 0,3
prinsip-prinsip tentang teknik
penyampaian operan di depan
pasien
8) Adanya buku khusus untuk 0,15 3 0,45
dokumentasi pelaporan
timbang terima
9) Setelah dilaporkan, laporan 0,15 3 0,45
ditandatangani oleh yang
bersangkutan
TOTAL 1 2,75

WEAKNESS
1) Perawat kurang disiplin waktu 0,3 2 0.6 O–T
2,8– 2,5
dalam pelaksanaan timbang
= 0,3
terima
2) Masalah lebih fokus pada 0,3 4 1,2
diagnosa medis dan timbang
terima lebih banyak menjawab
intervensi medis
3) Belum ada diskusi setelah 0,4 2 0,8
berkeliling ke pasien
TOTAL 1 1,6

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Keluarga pasien puas setelah 0,3 2 0,6
dilakukan validasi data
disamping pasien dalam
kegiatan timbang terima
2) Adanya kerja sama yang baik 0,3 2 0,6
dengan keluarga pasien untuk
mematuhi pengarahan perawat
saat dilakukan validasi data
3) Adanya sarana dan prasarana 0,4 4 1,6
penunjang yang cukup tersedia
dalam kegiatan timbang terima
TOTAL 1 2,8

THREATENED
1) Adanya tuntutan yang lebih 0,5 3 1,5
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan kepuasan dalam
pemberian pelayanan
keperawatan yang professional
2) Meningkatnya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
TOTAL 1 2,5
DISCHARGE PLANNING
a. Internal Faktor (IFAS)
S – W=
STRENGHT
1,75 –
1) Adanya kemauan perawat 0,05 2 0,1 2,9 =
untuk memberikan pendidikan −1,15
kesehatan kepada pasien/
keluarga
2) Ada format discharge plaining 0,1 1 0,1
untuk pasien pulang
3) Perawat mengatakan 100% 0,05 2 0,05
discharge planning
dilaksanakan sesuai protap
4) Adanya pemahaman tentang 0,1 1 0,1
perencanaan pulang oleh
perawat
5) Pernah dilaksanakannya 0,2 2 0,4
discharge planning
sebelumnya baik oleh dokter/
perawat
6) Adanya surat kontrol dan obat 0,3 2 0,6
yang diberikan pada pasien
pulang
7) Ada alur pasien pulang 0,2 2 0,4
TOTAL 1 1,75

WEAKNESS
1) Pelaksanaan perencanaan 0,1 2 0,2
pasien pulang belum optimal
2) Keterbatasan waktu perawat 0,2 2 0,4
pada shif sore dan malam
dalam memberikan
penyuluhan kesehatan
O–T
3) Tidak adanya jadwal dan buku 0,3 4 1,2
2,7–3,2 =
pendokumentasian PKMRS - 0,5
4) Pemberian pendidikan 0,1 2 0,2
kesehatan dilakukan secara
lisan setiap pasien/keluarga,
tanpa memakai media
misalnya leaflet/flipchart
5) Tidak optimalnya sistem 0,3 3 0,9
pendokumentasian discharge
planning, yang didapatkan 0%
pada status pasien
TOTAL 1 2,9

OPPORTUNITY
1) Kel 0,4 3 1,2
uarga pasien puas setelah
dilakukan pendidikan
kesehatan dan discharge
planning
2) Adanya kerja sama yang baik 0,3 3 0,9
dengan keluarga pasien saat
dilakukan pendidikan
kesehatan dan discharge
planning
S–W=
3) Kemauan pasien/ keluarga 0,3 2 0,6 2,9-2,7 =
terhadap anjuran perawat 0.2
dalam pemberian pendidikan
kesehatan dan discharge
planning
TOTAL 1 2,7

TREATHENED
1) Tingginya rasa keingintahuan 0,4 4 1,6
pasien/keluarga tentang
penyakit dan pendidikan
kesehatan
2) Makin tingginya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan puskesmas yang
semakin ketat dalam 0,2 2 0,4
memberikan pelayanan yang
memuaskan
TOTAL 1 3,2

DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1) Pendokumentasian model 0,2 4 0,8
SOAP (System Oriented
Record).
2) Adanya rencana untuk 0,1 2 0,2
Dokumentasi Komputerisasi
3) Sebanyak 98% perawat 0,2 3 0,6
mengatakan
pendokumentasian sudah
dilakukan dengan baik.
4) Tersedianya sarana dan 0,15 3 0,45
prasarana untuk O–T=
pendokumentasian. 1,2–3=
5) Tersedia format asuhan 0,15 3 0,45 -1,8

keperawatan dan standar


asuhan keperawatan.
6) Dokumentasi perawatan yang 0,1 4 0,4
dilakukan menggunakan
pengkajian sistem Head to Toe
serta diagnosa keperawatan
sampai evaluasi dengan
menggunakan SOAP
7) Format pengkajian sudah ada 0,1 4 0,4
dan memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisiannya
TOTAL 1 3,1

WEAKNESS
1) Sistem pendokumentasian 0,2 2 0,4
masih dilakukan secara manual
(komputerisasi belum berjalan
baik)
2) Dokumentasi tidak segera 0,2 3 0,6
dilakukan setelah melakukan S–W=
2,15 –
tindakan tetapi kadang-kadang
2,3 =
dilengkapi saat pasien mau
pulang atau apabila keadaan 0,4

ruang memungkinkan
3) Pendokumentasian 0,3 4 1,2
Implementasi asuhan
keperawatan ditulis panjang
lebar namun hanya berisi
jawaban intruksi dokter
4) Sebagian besar perawat 0,3 3 0,9
mengatakan model
dokumentasi yang digunakan
banyak menyita waktu perawat
TOTAL 1 2,7

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1) Adanya program pelatihan 0,2 2 0,4
yang dapat membantu perawat
dalam melakukan
pendokumentasian dengan
benar.
2) Peluang perawat untuk 0,2 2 0,4
meningkatkan pendidikan
(dalam pengembangan SDM)
3) Kerjasama yang baik antara 0,3 3 0,9
perawat dengan mahasiswa
praktik profesi O–T=

4) Adanya mahasiswa PSIK 0,3 4 1,2 3,6 – 3,4


=
praktik manajemen
0,2
keperawatan
TOTAL 1 2,5

THREATHENED
1) Adanya tingkat kesadaran 0,4 3 1,2
yang tinggi dari pasien dan
keluarga tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat.
2) Persaingan antar Puskesmas 0,3 3 0,9
dalam memberikan pelayanan
keperawatan
3) Akreditasi Puskesmas tentang 0,3 3 0,9
sistem dokumentasi
TOTAL 1 3

PENERIMAAN PASIEN
BARU
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1) Sudah ada format penerimaan 0,15 3 0,45
pasien baru dan tata tertib
pasien
2) Perawat menyambut pasien 0,15 2 0,3
dan keluarga dengan memberi
salam dan memperkenalkan
diri
3) Perawat mengorientasikan 0,15 2 0,3
tempat dan fasilitas yang ada
pada pasien baru/keluarga
pasien
4) Perawat melakukan anamnesa 0,15 2 0,3
terhadap pasien baru
5) Perawat merencanakan 0,2 3 0,6
intervensi baik mandiri
maupun kolaboratif
6) Sebanyak 77,50% pasien 0,2 1 0,2
mengatakan puas dengan
pelayanan penerimaan pasien
baru
TOTAL 1 2,15
WEAKNESS
1) Kurang tersedianya waktu 0,5 2 1,0
bagi perawat untuk
mengorientasikan pasien dan
keluarga secara lengkap
akibat keterbatasan waktu dan
tenaga
2) Sarana dan prasarana dalam 0,3 3 0,9
penerimaan pasien baru
masih belum lengkap
3) Lembar informed consent 0,2 2 0,4
recana tindakan belum
optimal dalam
pelaksanaannya
TOTAL 1 2,3

b.External Factor (EFAS )


OPPORTUNITY
1) Adanya kerjasama 0,6 4 2,4
yang baik antara
pasien/keluarga dengan
perawat dalam memberikan
pengaraan saat peneriamaan
pasien baru
2) Kepatuhan 0,4 3 1,2
pasien/keluarga dalam
mengikuti tata tertib yang
disampaikan dalam orientasi
penerimaan pasien baru
TOTAL 1 3,6

TREATHENED
1) Adanya tuntutan masyarakat 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2) Tingginya rasa 0,3 3 0,9
keiingintahuan
pasien/keluarga akan
informasi dalam orientasi
penerimaan pasien baru.
3) Persaingan antar puskesmas 0,4 4 1,6
yang semakin ketat dalam
memberikan pelayanan
terbaik.
TOTAL 1 3,4

4. M4 (MONEY)
a. Internal Faktor
(IFAS) S–W=
STRENGTH 0,25 4 1 4–2=2
1) Dana operasional ruangan diperoleh
dari puskesmas 0,25 4 1
2) Dana fasilitas kesehatan diperoleh
dari puskesmas 0,25 4 1
3) Dana kesejahteran pegawai diperoleh
dari puskesmas 0,25 4 1
4) Sistem administrasi sudah terpusat 1 4
TOTAL

WEAKNESS 0,5 2 1
1) Jasa intensif untuk pelayanan dan
jasa medik yang diberikan sama
untuk semua perawat. 0,5 2 1
2) Tidak ada pendapatan tambahan dari
ruangan selain dari yang diperoleh
dari puskesmas 1 2
TOTAL

b. Ekternal Faktor O-T =


(EFAS) 0,6 3 1,8 3–2=1
OPPORTUNITY
1) Biay
a belanja dan operasional ruangan 0,4 3 1,2
ditanggung keuangan puskesmas
2) Biay
a penerimaan dan penggajian 1 3
perawat ditanggung keuangan
puskesmas melalui anggaran Dinkes
TOTAL 0,5 2 1
TREATHENED
1) Adanya tuntutan dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih 0,5 2 1
professional dengan harga terjangkau
2) Alokasi dana untuk penunjang 1 2
fasilitas kesehatan ruangan belum
optimal.
TOTAL
5. Marketing (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH S-W =
1) Pasien yang dirawat di Puskesmas 0,2 1 0,2 2,2 – 4 =
lebih dari 70% merasa puas terhadap - 1,8
pelayanan kesehatan yang diberikan
2) Rata-rata BOR (>90%) 0,2 3 0,6
3) Adanya variasi karakteristik dari 0,2 3 0,6
pasien (KIS, umum, ASKES)
4) Sebagai tempat paktik mahasiswa
keperawatan D3 maupun S1 0,4 4 0,8
TOTAL
WEAKNESS 1 2,2
1) Tidak pernah memperkenalkan diri,
jarang memberikan penjelasan 0,5 4 2,0
2) Penyebaran quetioner kepuasan
pasien tidak dilakukan pada semua 0,5 4 2,0
pasien
TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS) 1 4,0
OPPORTUNITY
1) Puskesmas merupakan FKTP
2) Kerjasama yang baik antara perawat 0,5 3 1,5
dan mahasiswa praktik 0,5 4 2
TOTAL
O-T
1 3,5
TREATHENED 3,5– 3,0=
1) Adanya peningkatan standart 0,5
masyarakat yang harus dipenuhi 0,5 3 1,5
2) Persaingan antara puskesmas dalam
memberikan pelayanan keperawatan 0,5 3 1,5
TOTAL
1 3

2.9. Diagram Layang Puskesmas


2.10. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Ketenagaan keperawatan kurang memadai dan belum mencapai standart
2. Sistem pendokumentasian sudah dilakukan memakai model SOR, tetapi belum optimal
karena masih adanya duplikasi dalam penulisan, hanya menjawab advis dokter, dan
hanya merupikan kegiatan rutinitas saja serta kurangnya segi kelangkapan.
3. sistem timbang terima juga seperti yang sudah diterapkan Puskesmas, Sudah dilakukan
tetapi belum optimal, materi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan
namun dan timbang terima shift sore ke malam yang tidak adanya validasi data ke
pasien.
4. Discharge planinnig sudah dilakukan secara lisan, format tersedia, kartu resume sudah
tersedia, namun tidak ada Dalam DP tidak ada leaflet dan penjelasan terkait perencanaan
PKRS.
5. Ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan sesuai ketentuan dan Perlu diagendakan
secara berkala
6. Supervisi sudah berjalan tetapi ada yang tidak terjadwal, tidak terdokumentasi dan belum
ada format supervise dari ruangan.
7. MAKP yang diterapkan merupakan MAKP model Tim, namun tidak dapat diubah
kearah model yang lain karena disesuaikan dengan kondisi ruangan.
8. Mempertahankan pengelolaan sarana dan prasarana di ruangan dengan memperhatikan
sistem pengadaan, operasional, dan pemakaian secara maksimal.
Masalah Skor Analisis SWOT Prioritas
IFAS EFAS
MAKP −1,50 0,4 1
M1 ( Man ) -1,25 -0,8 2
Ronde keperawatan -1,45 -0,4 3
Discharge planning -1,15 -0,5 4
Dokumentasi keperawatan 0,2 -1,8 5

BAB III
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian

Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional dalam

menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum kelompok menyusun

struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua : Zaiful Rahman, S.Kep

Sekretaris : Nanik, S.Kep

Bendahara : Wilda, S.Kep

SIE Ilmiah : Nayla, S.Kep

SIE MAKP : Lilik, S.Kep

SIE Humas : Farid, S.Kep


SIE Perlengkapan : Kharisma, S.Kep

SIE Timbang Terima : Yogi, S.Kep

SIE Ronde Keperawatan : Rini, S.Kep

SIE Sentralisasi Obat : Zahrotul, S.Kep

SIE Supervisi : Hartini, S.Kep

SIE Discare Planing : Lusi, S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian

dalam pembagian peran sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Pelaksana
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model Asuhan

Keperawatan Profesional di ruangan.

3.1.2 Strategi Kegiatan


3.1.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka kelompok praktik klinik
manajemen keperawatan di Rawat Inap Puskesmas Wonosari menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional Primary Nursing.
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu Model Asuhan
Keperawatan Profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
Puskesmas. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan
tanggung gugat. Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.
TIM MEDIS DAN KEPALA RUANGAN SARANA
TIM LAIN

PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
KLIEN KLIEN

Gambar 3.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan "Primary Nursing"

Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
3. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan proteksi,
informasi dan advokasi (Gillies, 1989)
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan pengambilan keputusan
yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin profesi.
3.1.2 Pembagian Tugas
1. Tugas Kepala Ruangan
a. Perencanaan
1) Menunjuk perawat primer (PP) dan mendeskripsikan tugasnya masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang dibantu perawat primer
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer
5) Merencanakan strategi pelaksanaan perawat
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolois, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap klien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b) Membimbing penerapan proses keperawatan
c) Menilai asuhan keperawatan
d) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
e) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Puskesmas.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat ascociate secara jelas
4) Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahi dua perawat primer
dan perawat primer yang membawahi dua perawat ascociate
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak ada di tempat kepala perawat
primer
9) Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat kebutuhan pasien.
10) Mengembangkan kemampuan anggota
11) Menyelenggarakan konferensi
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
2) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
4) Menginformamsikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
askep klien
5) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
6) Meningkatkan kolaborasi
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien
2) Melalui supervisi
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat ini
b) Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan sesudah
proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perawat primer
3) Evaluasi
a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
b) Audit keperawatan

2. Tugas Perawat Primer


a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin
lain maupun perawat lain
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial dan kontak dengan lembaga soisal di
masyarakat
h. Membuat jadwal perjanjian klinik
i. Mengadakan kunjungan rumah
3. Tugas Perawat Pelaksana (PP)
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dan kasih sayang:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
3) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan perawatan
b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan klien yang akan operasi
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan
3) Pendekatan dan komunikasi terapiutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan atau diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut
g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanakan ruangan secara admnistratif
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal
2) Sensus harian atau formulir
3) Rujukan harian atau formulir
h. Mengatur dan menyiapkan alat – alat yang ada di ruangan menurut fungsinya supaya
siap pakai
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secaa berganti sesuai
jadwal tugas
k. Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS)
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan maupun tulisan
m. Membuat laporan harian klien
4. Penerapan Model Praktik Keperawatan Professional (MAKP)
a. Penanggung Jawab :
b. Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh
mahasiswa PSIK, Rawat Inap Puskesmas Wonosari mampu menerapkan MAKP
primary nursing secara baik.
c. Waktu :
d. Rencana Strategi :
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Professional (MAKP) yang dilaksanakan yaitu model Primary Nursing dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien kelolaan.
2) Merencanakan pembagian jumlah tenaga perawat berdasar BOR per-hari.
3) Melakukan pembagian tugas peran perawat sesuai uraian tugas.
4) Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
5) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
6) Menerapkan model MAKP yang direncanakan dalam memberikan asuhan
keperawatan pasien kelolaan.
7) Mengevaluasi penerapan model MAKP yang telah dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien kelolaan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab MAKP
b) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu primary nursing
c) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d) Melakukan pembagian peran perawat
e) Menetukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses :
Menerapkan MAKP :
a) Tahap uji coba pada tanggal
3) Tahap Aplikasi pada tanggal
4) Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai dengan job
description.

3.2.2 Supervisi Keperawatan


Supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager berupa proses
pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
untuk pencapaian tujuan, meliputi:
1. Langkah-langkah Supervisi :
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan supervisi, instrumen.
b. Supervisi
1) Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan bersama-sama PP
dan PA.
2) Supervisor meneliti dokumentasi status pasien.
3) Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan.
4) Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
5) Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada.
6) Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
1) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
2) Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan PA.
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen, kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi Supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan perawat
pelaksana
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas dan
motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen sumber
daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.

Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan keperawatan,


rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
4. Tugas Supervisor.
a. Mempertahankan standart praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat.
e. Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
5. Teknik Supervisi
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Supervisor
terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan perbaikan.
Prosesnya :
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi supervisor
2) Selama proses, supervisor memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
3) Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai,
yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki
kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun maupun lisan. Supervisor tidak
terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, seingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis
6. Alur Supervisi
Kepala Puskesmas
Menetapkan kegiatan dan tujuan Ka Ru
serta instrument / alat ukur Supervisi

Menilai kinerja Perawat


PP 1 PP 2
Delegasi
 Feed back PA PA
 Koreksi atau pemecahan
masalah
 Reward / Reinforcement Kualitas Pelayanan Meningkat

Gambar 3.2 Alur Supervisi


Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan Supervisi

a. Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab :
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan, diharapkan Ruang Inap
Puskesmas Wonosari mampu menerapkan supervisi keperawatan dengan baik.

c. Waktu
Minggu III ( Role play tanggal )
d. Rencana Kegiatan :
1) Membuat konsep supervisi keperawatan yang sesuai standar.
2) Menentukan materi supervisi keperawatan.
3) Merevisi format supervisi yang sesuai standar.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan supervisi keperawatan.
5) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
7) Melakukan evaluasi dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c) Menentukan materi supervisi.
2) Proses :
a) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan supervisor.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
c) Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA.

3.2.3 Timbang Terima


Timbang terima (hand over) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
laporan yang berkenaan dengan keadaan pasien.
1. Metode Pelaporan
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan timbang terima
b. Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian dilanjutkan
dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama pada klien yang memiliki masalah
khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut.

2. Mekanisme timbang terima


Klien

Diagnosis medis Diagnosis


Masalah kolaboratif keperawatan
Rencana

Tindakan
Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan
keadaan klien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan terdapat

masalah baru
Gambar 3.3 Mekanisme Timbang Terima
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Kedua kelompok siap.
b. Prinsip timbang terima : tidak semua pasien dilakukan timbang terima, khusus pada
klien yang memiliki permasalahan yang belum teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
c. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting
lainnya selama masa perawatan.
d. Hal-hal yang sifatnya khusus diserahterimakan kepada perawat berikutnya.
e. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosis medis
2) Data (keluhan obyektif dan subyektif)
3) Masalah keperawatan yang masih muncul
4) Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan
5) Intervensi keperawatan yang belum/akan dilakukan
6) Intervensi kolaboratif
7) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, Tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbangterimakan atau
terhadap hal-hal yang kurang jelas
8) Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat, dan padat
9) Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit

Penerapan Timbang Terima


Penanggung jawab :
Tujuan
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan Ruang Rawat Inap mampu
melaksanakan timbang terima dengan baik.
a. Waktu
Minggu III – Minggu VI (Role Play tanggal )
b. Rencana Strategi
1) Mendiskusikan teknik timbang terima bersama-sama dengan staf perawatan di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Wonosari.
2) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan dan tertulis dalam buku operan.
3) Merevisi materi timbang terima dengan berfokus pada masalah keperawatan.
4) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf keperawatan.
5) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift.
6) Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab shift.
7) Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas.
8) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis yang menggambarkan
kondisi saat ini dengan tetap menjaga kerahasiaan klien.
9) Timbang terima berorientasi pada permasalahan keperawatan, rencana keperawatan,
tindakan dan perkembangan kesehatan klien.
10) Mendokumentasikan hasil timbang terima klien pada buku operan.
c. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggungjawab timbang terima.
b) Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf keperawatan.
c) Menentukan materi timbang terima.
d) Status pasien disiapkan.
e) Persiapan buku laporan timbang terima.
2) Proses :
a) Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan staf keperawatan pada
pergantian shift.
b) Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggungjawab shift.
c) Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan
berdinas.
3) Hasil
a) Perawat mampu meloparkan timbang terima yang berisi (identitas, diagnosis
medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan,
intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
b) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c) Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d) Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar perawat.
e) Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.

3.2.4 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat associate
serta melibatkan seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
b. Klien dengan kasus baru atau langka
2. Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
3. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
1) Penetapan kasus maksimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde.
2) Pemberian informed consent kepada klien / keluarga.
b. Pelaksanaan ronde
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor / kepala ruangan tentang masalah
klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan yang akan
ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
4. Alur Ronde Keperawatan
TAHAP PRA RONDE PP

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/ Validasi
data

TAHAP PELAKSANAAN DI NURSE STATION Penyajian Apa diagnosis keperawatan?


Masalah Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?

validasi data
TAHAP RONDE PADA BED KLIEN

Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan-diskusi di


Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah

Gambar 3.4 Alur Ronde Keperawatan

Penerapan Ronde Keperawatan


a. Penanggung jawab :
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan,diharapkan Ruang Inap
Puskesmas Wonosari mampu melaksanakan ronde keperawatan dengan baik.
c. Waktu
Minggu IV- Minggu V (Role Play tanggal )
d. Rencana Strategi :
2) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
3) Menentukan kasus sulit dengan masalah keperawatan yang tidak terselesaikan.
4) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
5) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
6) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
7) Membuat format pendokumentasian kegiatan ronde keperawatan.
8) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
9) Mendokumentasikan kegiatan ronde keperawatan sesuai dengan format yang telah
dibuat.
10) Mengevaluasi kegiatan ronde keperawatan yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menetukan penanggungjawab ronde keperawatan.
b) Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
c) Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
2) Proses :
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf
keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum
mampu mengatasi masalah pasien.
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah
klien tersebut.
3) Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
3.2.5 Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan
obat benar-benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik material maupun
nonmaterial dapat dieleminasi. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan
obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab dalam
menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh sentralisasi adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya oleh perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:

1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan operasional


dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menandatangani lembar serah terima obat yang ada pada lembar
kontrol obat.
b. Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta dosis
obat dalam lembar serah terima obat dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
c. Klien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan obat pada
lembar serah terima obat yang ada di sisi klien (sisi bed klien).
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kotak obat.
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format pemberian obat oral/
injeksi.
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian obat oral/ injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah
obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda tangan setelah melakukan
pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian obat oral/injeksi.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku sentralisasi obat
dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap di
catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah obat sebaiknya
diserahkan / ditunjukkan pada klien atau keluarga.

a. Alur pelaksanaan sentralisasi obat berdasarkan UDD (Unit Dose


Dispensing)

Dokter Perawat

Pendekatan

perawat
PASIEN/ KELUARGA
Surat

persetujuan FARMASI/ APOTIK


sentralisasi
PERAWAT

PP/PERAWAT YANG MENERIMA


Lembar serah

terima obat
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH
Buku serah
PERAWAT
PASIEN / KELUARGA

Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi

i. Penerapan Sentralisasi Obat


a. Penanggung jawab :
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan mahasiswa PSIK dan
Ruang Inap Puskesmas Wonosari mampu menerapkan sentralisasi obat yang benar.
c. Waktu : Minggu III-VI (Role Play tanggal )
d. Rencana strategi :
1) Merencanakan sentralisasi obat klien dengan bekerja sama dengan perawat, dokter
dan bagian farmasi.
2) Membuat lembar persetujuan pasien/ keluarga pasien terhadap rencana
dilakukannya sentralisasi obat.
3) Membuat petunjuk teknis pengisian format sentralisasi obat.
4) Membuat format pemberian obat yang ringkas, lengkap dan jelas.
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan pengelolaan sentralisasi obat.
6) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sentralisasi obat.

e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menetukan penanggungjawab sentralisasi obat.
b) Menyiapkan format sentralisasi obat
2) Proses :
a) Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
3) Hasil :
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat.
b) Perawat mampu mengelola obat klien.
c) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat meningkat.
d) Pengelolaan obat efektif dan efisien.

3.2.6 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses
keperawatan, standar keperawatan.
1.Tujuan Utama Pendokumentasian
a. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
b. Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan
waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang salah.
b. Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan perawat
untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah
dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah
baru secara dini.
c. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga
dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
d. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien.
e. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
f. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
g. Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan Perry,1984)
a. Jangan menghapus dengan tipe x atau menghapus tulisan yang salah. Cara yang benar
adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian dituliskan kata
salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.
b. Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat digunakan
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
c. Jangan tergesa – gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
d. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang kosong
dan bubuhkan tanda tangan.
f. Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
g. Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri.
i. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
j. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.

Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada


model PIE. Teknik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai
dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi
diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi tentang jam dan
paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap pergantian
jaga).
4. Keuntungan:
a. Memungkinkan pengguanaan proses keperawatan.
b. Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
c. Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
d. Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
5. Kerugian:
a. Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
b. Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif uuntuk beberapa
situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem.
Lembar dokumentasi keperawatan dengan sistem PIE berisi tentang:

a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosis medis
e. Diagnosis keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Evaluasi
j. Kolom tanda tangan

Penerapan Dokumentasi keperawatan


a. Penanggung jawab :
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan semua perawat di Rawat
Inap Puskesmas Wonosari mampu menerapkan pendokumentasian keperawatan secara
ringkas,baik dan benar.
c. Waktu
Minggu III – Minggu VI (Role Play tanggal )
d. Rencana strategi :
1) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai
dengan kasus di Ruang Rawat Inap .
2) Merevisi format pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi asuhan keperawatan.
3) Membuat format pendokumentasian asuhan keperawatan PIE.
4) Membuat petunjuk teknis pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
menggunakan model PIE.
5) Melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bersama dengan perawat
ruangan.
6) Melakukan penilaian Instrumen A dengan observasi checklist dokumentasi asuhan
keperawatan pada status pasien.
7) Mengevaluasi pelaksanaan sistem dokumentasi asuhan keperawatan yang telah
dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan kasus di
Ruang Inap Puskesmas Wonosari.
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
d) Menyiapkan format/pendokumnetasian keperawatan.
2) Proses :
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai dengan
prosedur dalam catatan yang permanen.
c) Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang
permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk,
pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara ringkas, baik dan
benar.
b) Pendokumentasian dilakukan segera setelah melakukan tindakan keperawatan.
c) Dokumentasi asuhan keperawatan pada status pasien lengkap dan benar.
3.2.7 Discharge Planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi untuk
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang dan asuhan
keperawatan saat pasien di rumah.

1. Langkah-langkah dalam perencanaan pulang


Pra Discharge Planning :
a. Perawat primer mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk pulang.
b. Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan pulang.
c. Perawat primer membuat perencanaan pasien pulang.
d. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.
2. Tahap pelaksanaan Discharge Planning :
a. Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Perawat primer dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan fisik sesuai
kondisi pasien.
c. Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien dan
keluarga untuk perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat yang harus diminum di
rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di bawa
saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
d. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk mencoba
mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
e. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
a. Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
b. Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan keluarga jika dapat
melakukan dengan benar apa yang sudah dilaksanakan.
c. Follow up.
Alur Discharge Planning

 Menyambut kedatangan pasien.


 Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan &
denah ruangan.
Pasien Masuk  Memperkenalkan pasien pada teman
sekamar, perawat, dokter & tenaga
kesehatan yang lain.
 Melakukan pengkajian keperawatan.

 Pemeriksaan klinis & pemeriksaan


 Perawat
penunjang yang lain.
 Melakukan asuhan keperawatan.
 Dokter
Pasien Selama di
 Penyuluhan kesehatan : penyakit,  Tim
perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kesehatan
rawat lain
kontrol.

Pasien KRS Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE :
Lain - lain
administrasi  Pengobatan / kontrol.
 Kebutuhan nutrisi
 Aktivitas & istirahat

Monitoring oleh petugas

kesehatan & keluarga


Gambar 3.5 Alur Discharge Planning
Penerapan Discharge Planning
a. Penanggung jawab :
b. Tujuan
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan,diharapkan semua perawat di Ruang
Inap Puskesmas Wonosari dan mahasiswa mampu melaksanakan discharge planning
dengan benar.
c. Waktu
Minggu III - Minggu VI (Role Play tanggal)
d. Rencana Strategi :
1) Mendiskusikan sistem pendokumentasian kegiatan discharge planning dengan Kepala
Ruang Inap Puskesmas Wonosari.
2) Membuat format pendokumentasian discharge planning.
3) Membuat petunjuk teknis pengisian format discharge planning.
4) Membuat leaflet dengan tindakan perawatan dan kasus terbanyak diruangan.
5) Merencanakan jadwal pelaksanaan discharge planning pada pasien baru datang,
selama perawatan dan akan pulang.
6) Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada pasien baru datang, selama perawatan dan
akan pulang.
7) Melaksanakan pendokumentasian discharge planning dengan benar.
8) Evaluasi sistem pelaksanaan discharge planning yang telah dilakukan.
b. e. Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b) Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2) Evaluasi proses
a) Discharge Planning dilaksanakan pada semua pasien pulang.
b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Evaluasi hasil
a) Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang
Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat

yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana kontrol,

yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
BAB 4
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan dalam Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Puskesmas Wonosari pada
tanggal 17 Juli – 22 Juli 2020. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu
(1) Pengorganisasian (2) Sistem MAKP (4) Sentralisasi Obat (5) Ronde Keperawatan (6)
Timbang Terima (7) Supervisi (8) Discharge Planning, dan (9) Dokumentasi Keperawatan.
4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun struktur
organisasi sebagai berikut:
Ketua : Zaiful Rahman, S. Kep.
Sekretaris : 1. Nanik Handayani, S. Kep.
2. Nailah Islahiyah, S. Kep
Bendahara : Wilda Magfiroh, S. Kep.
MAKP : Lilik Mulyati, S. Kep.
Penanggung Jawab Kegiatan
1. Supervisi : Wilda Magfiroh, S. Kep.
2. Discharge Planning : 1. Nailah Islahiyah, S. Kep.
2. Rini Novita, S. Kep.
3. Sentralisasi Obat : 1. Hartini, S. Kep.
2. Zahrotul W, S.Kep
4. Ronde Keperawatan : 1. Nanik Handayani, S. Kep.
2. Lilik Mulyati, S. Kep.
3.Yogi Ludirta
5. Timbang terima : 1. Zaiful Rahman, S. Kep.
2. Lusi Sulfiana S, S. Kep
6. Dokumentasi Keperawatan : 1. Farid Wahyudi, S. Kep.
2. Karisma Zaki, S. Kep.

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat inap maka diselenggarakan pengorganisasian dalam
pembagian peran sebagai berikut :
- Kepala Ruangan
- Ka Tim
- Perawat Primer
- Perawat Associate
4.1 M-1 ( MAN )
4.1.1 Persiapan
Penilaian dan pengawasan M-1 (MAN) pada perawat pelaksana ruangan dilakukan
pada tanggal 17 Juli – 22 Juli 2020. Dengan menghitung beban kerja seluruh perawat
pelaksana ruangan selama sif pagi, sif sore dan sif malam, berdasar metode time and motion
study serta menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasar metode Douglas pada 27 pasien
kelolaan.

4.1.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan penghitungan beban kerja perawat dengan metode time
and motion study dilakukan pengawasan kepada 12 perawat pelaksana secara bergantian saat
menjalankan dinas di ruangan oleh mahasiswa praktik profesi managemen selama sift pagi,
sedangkan untuk yang sif sore dan sif malam oleh 3 mahasiswa yang bekerja di puskesmas
wonosari, dimulai sejak tanggal 17 Juli – 22 Juli 2020.
Pada penghitungan kebutuhan tenaga perawat dilakukan oleh mahasiswa praktik
profesi managemen kepada pasien kelolaan sejak tanggal 17 Juli – 22 Juli 2020
menggunakan metode Douglas dengan rekapitulasi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Perhitungan kebutuhan tenaga pasien kelolaan dengan metode Douglas
TANGGAL 17/07 18/07 19/07 20/07 21/07 22/07
DOUGLAS 12 12 12 11 10 9
BOR % 38.46 38.46 38.46 31 23 15.4

4.1.3 Hambatan dan Dukungan


Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah dibutuhkan tenaga yang ekstra untuk
melakukan pengawasan setiap kegiatan yang dilakukan perawat ruangan dengan tetap
melakukan pelayanan keperawatan terhadap pasien kelolaan, namun dengan motivasi
yang tinggi untuk tetap melakukannya sehingga penilaian beban kerja berdasarkan time
and motion study dapat dilaksanakan.

Dukungan diperoleh dari Kepala ruangan dan tenaga keperawatan ruangan terhadap
pelaksanaan profesi managemen dengan memberikan saran, masukan dan bantuan
tenaga tentang pemecahan masalah ketenagaan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang terbaik pada pasien kelolaan.

4.2 M-2 MATERIAL (Sarana dan Pra Sarana)


4.2.1 Persiapan
Pengamatan sarana dan pra sarana dilakukan di Puskesmas Wonosari pada tanggal 17
Juli – 22 Juli 2020 Dengan mengobservasi alat yang tersedia dan melakukan pengecekan
setiap hari.

4.2.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan observasi dan pengecekan dilakukan dengan melihat kondisi alat
yang tersedia dan melakukan test pada setiap alat apakah masih berfungsi dengan baik atau
tidak. Serta melihat apakah perawat ruangan dapat menggunakan alat yang tersedia secara
optimal.
Selain itu, obsevasi juga dilakukan pada pemeliharaan alat yang tersedia diruangan
perawat dapat melakukan perawatan dan menjaga alat yang disediakan oleh ruangan. Hal ini
dilakukan untuk melihat kemampuan perawat untuk mengoptimalkan sarana dan pra sarana
yang disediakan.

4.2.3 Hambatan dan Dukungan


Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Pada pelaksanaan observasi alat, semua mahasiswa program praktek


profesi Ners manajemen masuk shift pagi sehingga pelaksanaan observasi alat kurang
maksimal karena tidak bisa dilakukan selama 24 jam.
b. Pada pelaksanaan sterilisasi alat, perawat pelaksana kurang memahami akan pentingnya
manfaat dari sterilisasi alat sehingga perawat pelaksana kadang terlambat untuk
menstrerilkan alat.
c. Ketersediaan alat-alat kesehatan kurang, diantaranya termogan dan tensimeter digital,
namun dapat diatasi dengan cara setiap mahasiswa program praktek profesi Ners
manajemen diminta membawa nurse kit sendiri.
d. Hasil observasi, masih ada alat kesehatan yang rusak namun belum dikalibrasi,
misalnya stetoskop, tensi anaroid, pulse oxymetri, sehingga perlu diusulkan untuk
kalibrasi ke pengurus barang puskesmas.
e. Didaptkan pula bahwa bahan persediaan desinfektan di ruang pasien, sudah habis
namun belum terisi ulang, sehingga mahasiswa membawa sendiri cairan HS.

4.3 M3 Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)


4.3.1 Persiapan

TIM MEDIS DAN


PERAWAT
PRIMER

TIM LAIN
KLIEN
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan keperawatan
primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah:
ASSOCIATE
PERAWAT

KEPALA RUANGAN
ASSOCIATE
PERAWAT

SARANA PKM
PERAWAT

Diagram 4.1 Bagan Primary Nursing


PRIMER
KLIEN

4.3.2 Pelaksanaan
Uji coba peran dilakukan pada tanggal 17 Juli 2020 pada minggu kedua praktek.
Masing-masing anggota kelompok berperan sebagai KARU, PP dan PA namun hanya
dilakukan pada pagi hari karena mahasiswa masih dinas pagi semua. Pada akhir minggu
kedua sampai pertengahan minggu ketiga, kelompok melakukan praktek MAKP selama 3
shift, pagi, sore, dan malam dengan peran masing-masing anggota sebagai KARU, PP, dan
PA. Pada akhir minggu ketiga dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan termasuk dengan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang telah dilakukan.

4.3.3 Hambatan dan Dukungan


Pada minggu awal pelaksanaan model asuhan keperawatan primer (modifikasi) di
Ruang rawat inap puskesmas ditemukan beberapa hambatan, antara lain:
a. Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran bervariasi
b. Pada uji coba minggu kedua, penerapan pendokumentasian DAR kurang efektif
sehingga kembali mengunakan format PIE
Namun hambatan tersebut dapat diminimalkan dengan sosialisasi dan kerjasama antar
anggota dalam kelompok dengan bantuan kepala ruangan dan perawat ruangan. Sejalan
dengan proses adaptasi di ruangan, mahasiswa diberikan kesempatan dan dukungan oleh
ruangan untuk penerapan model asuhan Keperawatan Primer melalui aplikasi langsung di
ruang rawat inap puskesmas Wonosari

4.4 Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat


4.4.1 Persiapan
Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat merupakan bagian dari discharge planning.
Persiapan penerimaan pasien baru meliputi:
1) Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat.
2) Menyusun format penerimaan pasien masuk, lembar serah terima pasien baru, format
pengkajian, informed consent peneriman pasien baru dan sentralisasi obat.
3) Mengidentifikasi pasien baru setiap pergantian shift jaga.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana sentralisasi obat yaitu tempat lemari atau kotak
sentralisasi obat, surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat, format pemberian
obat, tanda bukti serah terima obat yang diberikan kepada pasien atau keluarga.
5) Menyepakati alur sentralisasi obat.
4.4.2 Pelaksanaan
Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan setiap ada pasien baru pada
tanggal 17 Juli sampai dengan 22 Juli 2020 dan dilaksanakan pada pasien yang masuk
kelolaan kelompok, Role Play sentralisasi obat dilakukan pada:
a. Hari/Tanggal : Selasa, 21-07-2020
b. Waktu : 12.00 WIB
c. Tempat : Puskesmas Tlogosari
d. Pengorganisasian : Karu : Diah Suprapti, S. Kep.Ners
PP : Hartini, S. Kep
PA : Zahrotul W, S. Kep
Supervisor : Diah Suprapti Skep.Ners

Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan oleh PP setelah diberi
infomasi oleh kepala ruangan, PP bekerjasama dengan PA untuk menyiapkan kelengkapan
kamar sesuai pesanan, menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan,
menyiapkan format penerimaan pasien baru, menyiapkan nursing kit; sphygmomanometer,
stetoskop, termometer, kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV).
Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri bersama dengan perawat primer dan perawat associate.
2) Perawat primer menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
3) Perawat associate mengkaji tanda-tanda vital pasien dengan menggunakan nursing kit
dan perawat primer mengisi format penerimaan pasien baru.
4) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat primer yang
telah diberi delegasi oleh Karu memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang :
1) Tata tertib ruangan bagi pasien dan penunggu.
2) Jam berkunjung
3) Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga yang terdekat
dan masing-masing pasien hanya boleh ditemani oleh satu penunggu.
4) Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
- Sentralisasi obat.
- Informasi fasilitas yang diperuntukkan bagi pasien sesuai dengan kelas perawatan
yang dipilih.
- Tata cara pembayaran di puskesmas
5) Alat-alat fasilitas yang dapat digunakan klien (tempat tidur, lampu, kipas angin,
lemari) sesuai dengan kelas perawatan yang dipilih pasien.
6) Orientasi letak kamar perawat, kamar mandi, ruang administrasi, ruang farmasi.
Dokter, kepala ruangan, perawat penangggung jawab dan tenaga non keperawatan
yang akan berhubungan dengan pasien.
5) Perawat primer memberi kesempatan kepada pasien dan penunggu untuk bertanya.
6) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan.
7) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani lembar
penerimaan pasien baru.
Tahapan sentralisasi obat :
1. Dokter mengadvis pemberian obat kepada pasien, tertulis di rekam medis pasien
2. Perawat primer dibantu oleh perawat assosiate mendaftar semua obat yang akan
diberikan kepada pasien setiap saat sift
3. Perawat primer menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien dengan mengecek
ulang di buku pemberian obat dan rekam medis pasien.
4. Perawat memberikan HE kepada pasien dan keluarga pasien pada saat pemberian obat
5. Perawat meminta tandatangan kepada pasien / keluarga pasien tentang serah terima
obat saat pemberian obat kepada pasien

4.4.3 Hambatan dan Dukungan


Dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat terdapat beberapa
hambatan, antara lain kurang nampaknya proses sentralisasi obat dalam proses penerimaan
pasien baru. Dan beberapa saat sebelum pelaksanaan proses penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat, resep yang telah diberikan oleh dokter harus segera ditebus karena harus
segera dipakai oleh pasien. Perawat puskesmas sering lalai dalam meminta tandatangan serah
terima obat, namun hal ini sering diingkan oleh sesama perawat ruangan dan mahasiswa.
Dan setiap hari seluruh mahasiswa dinas pagi sehingga pengecekan sisa obat baru dapat
dilakukan saat pagi hari setelah timbang terima, sehingga pelaksanaannya kurang kontinyu.
Dukungan yang diperoleh oleh mahasiswa antara lain didapat dari:
1. Kepala ruangan sangat membantu dalam proses persiapan, latihan dan pelaksanaan role
play.
2. Perawat segera memberikan informasi saat akan ada pasien baru dan penerimaan obat
untuk pasien baru.
3. Terjalin kerjasama yang baik antara perawat dengan tim kesehatan lain (apoteker)

4.5 Ronde Keperawatan


4.5.1 Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada minggu kedua. Persiapan
kasus dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:
a. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien yang
akan dilakukan ronde keperawatan.
b. Penanggung jawab kegiatan menyusun resume kasus ronde keperawatan
c. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat
d. Konsultasi pada kepala ruangan mengenai resume kasus ronde keperawatan.
e. Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus.
4.5.2 Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 21 - Juli - 2020
Waktu : 12:00 WIB - Selesai
Tempat : Nurse Station
Topik : Asuhan Keperawatan pada Ny P dengan HT
Sasaran : Klien (Ny P) yang dirawat diruang rawat inap beserta keluarganya.
Metode : - Ronde Keperawatan
- Diskusi dan tanya jawab
Media : - Materi disampaikan secara lisan
- Hasil pengkajian (Resume)
Pengorganisasian
Karu : Aji Indriyani, S. Kep.Ners
PP : Nanik Handayani, S. Kep
PA : Lilik Mulyati, S. Kep
Yogi Ludirta, S.Kep
Supervisor : Aji Indriyani, S. Kep.Ners

Masalah keperawatan yang belum dapat diatasi dan dibahas dalam ronde keperawatan
adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

H. Hambatan dan Dukungan


Hambatan
Pada saat pelaksanaan role play ronde ditemukan beberapa hambatan
1. Peran tim ronde belum terlaksana dengan baik, peran Karu masih belum dilaksanakan
oleh mahasiswa, dikarenakan mahasiswa masih agak kebingungan dalam hal peran.
2. Acara tidak tepat waktu, dimana kontrak awal pagi, karena ada kegiatan yang tidak
terencana, maka pelaksanaan role play diundur siang hari.
3. Ada sebagian tim ronde yang belum memahami kasus pasien yang akan dirondekan.
4. Pendokumentasian resum keperawatan pada saat ronde keperawatan kurang baik.
Dukungan
Adanya dukungan dari kepala ruang rawat inap puskesmas wonosari sangat baik selama
kegiatan ronde dengan memberikan saran dan masukan untuk kegiatan ronde
keperawatan
4.6 Timbang Terima
4.6.1 Persiapan

Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu ketiga. Persiapan yang
dilakukan antara lain:
a. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima keperawatan.
b. Membuat proposal timbang terima
c. Menyusun format buku timbang terima keperawatan serta petunjuk teknis
pengisiannya.
d. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima keperawatan
e. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.

4.6.2 Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Rabu / 22 Juli 2020
Jam : 13.30 – 14.30 WIB
Tempat : Ruang Rawat Inap Puskesmas Tenggarang
Acara : Timbang Terima
A. Acara dihadiri oleh :
1) Perawat puskesmas Tenggarang sebanyak 3 orang.
2) Kepala Ruangan rawat inap puskesmas tenggarang sebanyak 1 orang
3) Mahasiswa Keperawatan Unuja sebanyak 2 orang

B. Susunan acara :
1) Persiapan anggota dalam kegiatan timbang terima terutama yang bertindak
sebagai Kepala ruang, Katim /PP dan Perawat Assosiate pagi serta Perawat Primer
dan Assosiate sore
2) Pelaksanaan role play yang diawasi oleh para supervisor.
Diskusi jalannya kegiatan timbang terima bersama supervisor

4.6.3 Hambatan dan Dukungan


Selama pelaksanaan timbang terima terdapat beberapa hambatan antara lain
pendokumentasian observasi yang tidak lengkap, serta pelaporan yang lebih fokus terhadap
intervensi medis dibandingkan dengan intervensi keperawatan.
Ruangan mendukung dan mengikuti timbang terima saat mahasiswa melakukan
kegiatan timbang terima keperawatan. Bahkan dukungan dari ruangan sangat tampak dengan
kepala ruangan memberikan arahan dalam pelaksanaan timbang terima keperawatan serta
memberikan kesempatan kepada mahasiswa berperan menjadi kepala ruangan untuk
memimpin timbang terima dan Katim /perawat primer untuk melaporkan keadaan pasien
dalam timbang terima.

4.7 Supervisi
4.7.1 Persiapan

Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi dan administrasi

penunjang yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter penilaian, laporan

kegiatan supervisi, serta pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini kelompok

mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat proposal supervisi keperawatan


b. Menetapkan Karu, katim, dan PP untuk supervisi keperawatan
c. Menetapkan kegiatan tindakan ke pasien sebagai kegiatan yang akan di supervisi oleh
katim
d. Menyiapkan materi supervisi meliputi protab persiapan pemberian obat injeksi IV dan
pelaksanaan rumpledtest
e. Menyiapkan media supervisi meliputi format instrumen supervisi dan format laporan
supervisi keperawatan
f. Menetapkan lokasi dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi

4.7.2 Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Kegiatan
1 Hari/ Tanggal : Rabu, 22 Juli 2020
2 Pukul : 10.00 WIB - Selesai
3 Pelaksana : KARU, Katim dan PP
4 Topik : Aplikasi peran pelaksanaan Supervisi
Keperawatan
5 Tempat : Ruang pasien dan Nurse station di puskesmas
Klabang
6 Sasaran : Ny. J dengan diagnosa medis DBD
7 Acara dihadiri oleh :
1. Kepala ruangan
2. Mahasiswa keperawatan Unuja

8 Pengorganisasian
1. Karu : Fitri, S. Kep.,Ns
2. Katim : Wilda M, S. Kep
3. PP : Kiki, S. Kep
4. Pasien : Ny. J dengan diagnosa medis
DBD
5. Pembimbing Ruangan : Fitri, S.
Kep.,Ns

Adapun alur pelaksanaan dimulai dari persiapan instrumen supervisi tindakan injeksi
dan rumpled test serta format pendokumentasian supervisi oleh katim sebagai supervisor.
Katim memberitahukan kepada PP tentang kegiatan supervisi tersebut dan menyampaikan
tujuan supervisi. Katim menilai pelaksanaan tindakan dari persiapan sampai selesai. Katim
menyampaikan hasil penilaian kemudian memberikan fair, feedback, dan follow up terhadap
hasil supervisi.

4.7.3 Hambatan dan Dukungan


a. Beberapa hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa antara lain : adanya pergantian pasien
pada hari H roleplay, sehingga jadwal supervisi mundur.
b. Dukungan juga diperoleh mahasiswa dalam pelaksanaan Role Play supervisi ini, yaitu
dengan bentuk : ruangan sangat mendukung dilakukannya supervisi, ruangan juga
memiliki fasilitas yang cukup, seperti memiliki peralatan untuk tindakan yang akan
disupervisi, tersedianya protab pelaksanaan tindakan.
4.8 Discharge Planning
4.8.1 Persiapan
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning
b. Menyiapkan proposal discharge planning intra perawatan dan status pasien.
c. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana
pelaksanaan discharge planning intra perawatan.
4.8.2 Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Disharge planning perencanaan pasien pulang
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di ruang rawat inap
Diagnosa Medis : HT
Hari/tanggal : Selasa, 21 Juli 2020
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Ruang rawat inap puskesmas Tamanan
Acara dihadiri oleh :
1. Dokter puskesmas sebanyak 1 orang
2. Kepala ruang keperawatan sebanyak 1 orang
3. Mahasiswa keperawatan Unuja sebanyak 2 orang
Pengorganisaasian :
Penanggung jawab : Nailah Islahiyah, S.Kep
Kepala ruangan : Wilia, S.Kep.Ners
Perawat Primer : Rini Novita, S.Kep.
Perawat Associate : Nailah, S.Kep
Pasien : Ny. I
4.8.3 Hambatan dan Dukungan
a. Selama pelaksanaan discharge planning:
Pada minggu ketiga mahasiswa dinas pagi semua sehingga:
1. Discharge planning belum dilaksanakan secara maksimal, seperti leaflet yang
terkait penyakit dan perawatan saat di rumah.
2. Mahasiswa belum melakukan discharge planning sesuai teori yaitu dimulai dari
pasien masuk, selama perawatan dan menjelang pasien pulang karena mahasiswa
tidak sepenuhnya mengikuti perkembangan pasien dari awal (hanya shift pagi
saja).
b. Saat pelaksanaan role play:
1. Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana karena adanya visite dokter yang
terlambat
2. Adanya pergantian pasien dikarenakan pasien yang semula direncanakan
dilakukan discharge planning pulang satu hari sebelum dilakukan role play
sehingga yang diroleplaykan adalah discharge planning intra perawatan.

4.9 Dokumentasi Asuhan Keperawatan


4.9.1 Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 17 Juli s/d 22 Juli
2020. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian dengan pendekatan Review of System dan catatan keperawatan dengan model PIE
(Problem, Intervensi, Evaluasi) yang berisi tentang pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Selain itu juga format observasi dari tindakan
keperawatan yang telah kita lakukan.

4.9.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian format lembar pasien
masuk, pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi
dan format timbang terima sampai discharge planning dilaksanakan oleh perawat primer.
Perawat Associate mengisi pada kolom cacatan perkembangan dari tindakan keperawatan
yang dilakukan.
Perawat Primer dan Perawat Associate melakukan dokumentasi keperawatan
berdasarkan wewenangnya masing-masing. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami lengkapi
sebanyak pasien rawat jalan mulai 17 Juli s/d 22 Juli 2020 dengan rata-rata setiap hari 5
pasien.
4.9.3 Hambatan dan Dukungan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Pada awal pelaksanaan terjadi perubahan dokumentasi baik dari perubahan lembar
instruksi dokter, catatan perawat, modifikasi lembar dokumentasi diagnosa
keperawatan dari penggunaan DAR menjadi PIE kemudian menambahkan SOAP
dalam kolom Evaluasi, penambahan form seperti lembar konsultasi.
b. Pada saat pelaksanaan terjadi ketidakdisiplinan pendokumentasian asuhan keperawatan,
dimana dokumentasi keperawatan masih ada yang belum lengkap baik tanda tangan
maupun isinya.
Dukungan diperoleh dari Kepala ruangan dan tenaga keperawatan ruangan terhadap
pelaksanaan managemen dengan memberikan saran dan masukan tentang dokumentasi
keperawatan dan juga memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk membuat
format dokumentasi asuhan keperawatan dan melaksanakan pendokumentasian sendiri.

4.10 M4 (MONEY)
4.10.1 Persiapan
Pengawasan M-4 (Money) pada puskesmas dilakukan pada tanggal 17 Juli 2020 s/d
22 Juli 2020. Dengan mengamati operasional, maintenance dan planning pendapatan dan
pengeluaran keuangan ruangan.
4.10.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan observasi mahasiswa melihat adanya pasien KRS yang
menyelesaikan biaya administrasi rawat inap sesuai dengan perda yang berlaku, dimana
keuangannya langsung dibukukan oleh perawat dan akan disetor keesokan harinya ke
bendahara penerimaan puskesmas. Selain itu, kegiatan dilakukan dalam pengamatan
kepuasan kerja perawat dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow,
yang diantaranya adalah tentang pemenuhan kesejahteraan karyawan. Biaya operasional
pengadaan sarana dan pra sarana, gaji karyawan diperoleh dari puskesmas. Pembagian jasa
insentif jumlahnya hampir merata pada semua perawat, yang membedakan hanya tingkat
pendidikan, kehadiran, tanggung jawab program dan masa kerja.

4.10.3 Hambatan dan Dukungan


Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Perawat merangkap tugas penyelesaian administrasi pasien KRS, dimana jika bersamaan
dengan adanya pasien baru, akan menambah beban kerja perawat.
b. Tidak ada pendapatan tambahan kepada perawat, jasa insentif jumlahnya hampir merata
pada semua perawat. Diharapkan adanya remunerasi pegawai dengan harapan
peningkatan kualitas kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dan
pelayanan terbaik kepada pasien.
c. Alokasi dana operasional, maintenance serta pengadaan sarana dan pra sarana penunjang
ruang perawatan diharapkan di tingkatkan jumlahnya agar peningkatan kualitas
pelayanan dan kepuasan pasien.
Dukungan diperoleh dari Pemerintah dan dinkes kabupaten Bondowoso dalam
bantuan operasional sarana dan pra sarana ruang perawatan.

4.11 M-5 ( MARKETING )


4.11.1 Persiapan
Pengamatan M-5 (MARKETING) pada ruangan rawat inap puskesmas dilakukan
pada tanggal 17 Maret 2020 s/d 22 Maret 2020. Dengan mengamati angka kejadian phlebitis,
dekubitus, medical eror, KTD dan KNC.

4.11.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam pengamatan angka kejadian phlebitis
berdasarkan VIP score menurut Paullate Gallant dengan pembagian 4 score tahapan,
pengamatan angka kejadian dekubitus dengan pengamatan kondisi fisik, mental, aktivitas,
mobilitas dan inkontinensia, pengamatan angka kejadian medical eror dengan 6T, serta
pengamatan angka kejadian pasien jatuh menurut Morse Fall Scale dengan mengetahui
riwayat jatuh, diagnosa medis resiko jatuh, alat bantu ambulatory, terapi intravena, gaya
berjalan dan status mental. Serta penyebaran kuesioner kepuasan pasien kepada seluruh
pasien kelolaan yang akan pulang.
4.11.3 Hambatan dan Dukungan
a. Pada penyebaran kuesioner kepada pasien, beberapa diantaranya tidak mampu
mengisi kuesioner sendiri dikarenakan ketidakmampuan memahami pertanyaan dalam
kuesioner sehingga beberapa pasien butuh didampingi perawat dan keluarga pasien
dalam mengisi kuesioner kepuasan pasien.
b. Kebanyakan dari pasien memahami tentang pentingnya pemasangan infus, sehingga
rata-rata pasien tersebut menjaga posisi yang aman pada lokasi pemasangan infus.

BAB 5
EVALUASI

Pada bab ini akan diuraikan evaluasi dalam aplikasi Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di
Puskesmas Wonosari pada tanggal 17 Juli – 22 Juli 2020. Pelaksanaan MAKP ditekankan
pada komponen utama yaitu: (1) Pengorganisasian (2) Sistem MAKP (3) Pelaksanaan Peran
(4) Dokumentasi Asuhan Keperawatan (5) Penerimaan Pasien Baru (6) Sentralisasi Obat (7)
Ronde Keperawatan (8) Timbang Terima (8) Supervisi Keperawatan (9) Discharge Planning,
(10) Dokumentasi Keperawatan (11) Kasus Klien yang Dikelola, dan (11) Indikator Mutu

5.1 Pengorganisasian
5.1.1 Evaluasi struktur pengorganisasian
Dalam pelaksanaan pengorganisasian telah terbentuk struktur organisasi yang terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara, penanggung jawab MAKP pelaksaan kegiatan praktek.
Selain itu juga sudah terdapat Gann Chart dan job description kegiatan sebagai pedoman
kelompok dalam melakukan kegiatan praktek.

5.1.2 Evaluasi Proses Pengorganisasian


Pada pelaksanaan pengorganisasian, setiap hari ada kepala ruangan memimpin timbang
terima yang dilaksanakan pergantian shift yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. PP
menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya. PA melaksanakan tugas sesuai dengan
yang telah diprogamkan PP. Penataan pengorganisasian, kelompok tidak mengalami
hambatan yang berarti karena sesuai dengan acuan yang telah ada. Pengorganisasian ini
dalam satu hari terdiri dari satu orang kepala ruangan, satu orang PP dengan 1 orang PA pada
sift pagi, satu orang PP dengan satu orang PA pada sift sore, satu orang PP dengan satu orang
PA pada sift malam.

5.1.2 Evaluasi Hasil Pengorganisasian


Dalam pelaksanaan pengorganisasian pada pasien kelolaan kelompok di Ruang
keperawatan puskesmas berjalan sesuai fungsi pada setiap pergantian shift.

5.2 M-1 ( MAN )


5.2.1 Evaluasi Struktur Ketenagaan
Sistem pengaturan ketenagaan dapat berjalan dengan baik dengan dibuatnya jadwal
dinas dengan pembagian yang tepat pada setiap sif berdasar penghitungan kebutuhan tenaga,
disetiap sif selalu ada mahasiswa perawat yang mempunyai pengalaman masa kerja lebih
dan pembagian yang merata dalam menjalankan peran sebagai Kepala ruang, PP dan PA.

5.2.2 Evaluasi Proses Ketenagaan


Pelaksanaan proses pengaturan ketenagaan mahasiswa praktik profesi managemen
dapat berjalan dengan lancar dengan pengorbanan tenaga untuk datang di ruang perawat
puskesmas untuk memberikan bantuan pelayanan kepada pasien kelolaan disaat mahasiswa
yang bertugas sedang menjalankan peran dalam role play.

5.2.3 Evaluasi Hasil Ketenagaan


Dalam pengelolaan ketenagaan mahasiswa praktik profesi managemen dapat
membuahkan hasil yang maksimal dengan adanya kepuasan pasien selama dirawat sebagai
pasien kelolaan dan angka medical eror, KTD, KNC, flebitis dan dekubitus.

5.3 M-2 ( MATERIAL )


5.3.1 Sarana dan Pra Sarana
Dari hasil pengamatan selama 4 minggu, didapatkan bahwa lambatnya perbaikan
alat yang sudah rusak seperti stetoskop, tensi anaroid, pulse oxymetri, sehingga mekanisme
kerja di dalam ruangan belum bisa maksimal. Oleh karena itu seharusnya pihak ruangan
harus melaporkan kerusakan yang terjadi kepada pihak perbaikan alat dan pihak perbaikan
alat harus menanggapi dan melakukan perbaikan dengan segera sehingga mekanisme kerja
didalam ruangan dapat di optimalkan dan kepuasan pasien tercapai. Disamping itu, para
perawat ruangan harus mengetahui tata cara perawatan alat sehingga tidak mudah terjadi
kerusakan alat.
5.4 M3 Sistem MAKP
5.4.1 Evaluasi Struktur Sistem MAKP
Dalam penerapan MAKP telah terbentuk struktur organisasi kelompok, Gann Chart
kegiatan, jadwal dinas dan daftar pasien, daftar uraian tugas kepala ruangan (KARU), katim,
perawat primer (PP) dan perawat associate (PA), serta mekanisme / alur kegiatan MAKP.
Dari setiap kegiatan tersebut telah ditentukan penanggung jawab yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan kegiatan, mulai dari tahap persiapan hingga melakukan evaluasi
atas kegiatan tersebut.
5.4.2 Evaluasi Proses Sistem MAKP
Selama proses pelaksanaan sistem MAKP, setiap mahasiswa telah menjalankan
tugasnya sesuai peran masing-masing seperti pada petunjuk uraian tugas dan jadwal dinas
serta peran yang ada. Hambatan yang didapatkan karena tingkat adaptasi dari mahasiswa
terhadap peran bervariasi dan tingkat ketergantungan pasien juga bervariasi.

5.4.3 Evaluasi Hasil Sistem MAKP


Pelaksanaan MAKP pada pasien di Ruang perawat puskesmas sudah dilaksanakan
sesuai dengan peran masing-masing. Hal ini tidak lepas dari dukungan perawat di ruangan,
bimbingan dari para pembimbing serta adanya kerjasama yang baik antar anggota kelompok.
Model asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa di ruangan ini adalah MAKP
Primer, sedangkan ruangan masih menggunakan model asuhan keperawatan Tim.

.4.4 Evaluasi Struktur Timbang Terima


Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan, dan berlatih role play sesuai dengan perannya masing-masing.
.4.6. Evaluasi Proses Timbang Terima
No. Waktu Kegiatan
1. 13.30 Melaksanakan role play timbang terima sesuai
dengan perannya di Nurse Station.
2. 13.45 Melaksanakan role play timbang terima keliling
kepasien, bersama semua perawat yang dines
pagi dan sore
3. 14.00 Masukan dan saran dari supervisor :
Ike Wahyu V, S.Kep., Ns
- Prolog timbang terima seperti sekenario dan
cenderung seperti membaca dan mengafalin
teks sekenario, bedakan antara prolog sama
sekenario.
- Saat validasi ke pasien sudah benar bukan yang
dines sore saja, tapi semuanya perawat yang
dines pagi dan sore
- Seharusnya di ruangan terdapat papan nama
perawat jaga di ruangan tersebut
- Pada saat timbang terima ke pasien, perawat
sudah mengenalkan diri kita siapa saja yang
menggantikan PP yang sebelumnya dines pada
saat itu.
- Jika ada penolakan tindakan seharusnya ada
form penolakan tindakan yang di tanda
tanganin oleh keluarga pasien dan perawat
jaga.
4. 14.30 Kegiatan timbang terima berakhir

.4.6. Evaluasi Hasil Timbang Terima


1.6.1 Kegiatan dihadiri undangan sebanyak 1 orang kepala ruang
1.6.2 Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
1.6.3 Acara dimulai sesuai dengan waktu yang ditentukan.
1.6.4 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.

5.4.7. Evaluasi Struktur Sentralisasi Obat


1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di puskesmas tlogosari.
2. Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat : persetujuan sentralisasi obat, lembar
serah terima obat dan form pemberian obat injeksi maupun oral.
3. Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat adalah perawat primer
didampingi perawat associate dengan sepengetahuan kepala ruangan.

5.4.8. Evaluasi Proses dan Sentralisasi Obat


1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah di
tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan sentralisasi
obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
3. Perawat yang bertugas sesuai perannya

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. PP meminta bantuan PA untuk 10 Nurse station PP & PA


menyiapkan semua obat yang menit
akan diberikan kepada pasien
saat setiap sift dengan melihat
daftar pemberian obat dan
rekam medis pasien.

Pelaksanaan 1. PP bersama PA 20 Bed Pasien PP & PA


menyampaikan tentang menit
jadwal pemberian obat
kepada pasien dan keluarga.
2. Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
3. Keluarga menandatangani
surat serah terima obat
beserta PP / PA.
4. PA melaporkan pada PP
bahwa obat sudah diberikan
kepada pasien Nurse Station PA&PP
Penutup 5. Perawat memberitahu 5 Nurse Station PP
kepada karu bahwa menit
pemberian obat sudah
dilakukan

1.4.9. Evaluasi Hasil Sentralisasi Obat


1. Klien puas dan percaya dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Pendokumentasian pemberian sisa obat dari pasien ke perawat dapat dilakukan
dengan benar.
1.4.10. Evaluasi Struktur Supervisi
Persiapan dilakukan selama 1 hari mulai dari pembuatan proposal, undangan, berlatih
role play, penentuan pasien yang akan digunakan sampai kegiatan Supervisi dilakukan. Acara
dimulai sesuai jadwal. Pasien yang dilakukan Supervisi adalah Ny. J dengan diagnosa medis
DBD.

1.4.11. Evaluasi Proses Supervisi


NO WAKTU KEGIATAN
1. 10.00 – 10.20 WIB Pelaksanaan Roleplay sedang berlangsung
Pembukaan :
1. Katim meminta ijin ke karu untuk
pelaksanaan supervisi.
2. Katim Menjelaskan kepada Perawat
Primer hal-hal yang akan yang
disupervisi
3. PP Melakukan Persiapan cek
kelengkapan tindakan.
4. Katim Menilai kelengkapan persiapan
alat.
5. PP Melaksanakan tindakan pemberian
obat iv dan rumpleed test, meliputi:
a. Membuat jadwal rencana pemberian
obat iv.
b. Melaksanakan rencana tindakan yang
dibuat
6. Katim Melakukan pengawasan tindakkan
pelaksanaan pemberian obat iv dan
rumpled test
7. PA Melakukan dokumentasi
keperawatan.
8. Katim Melakukan penilaian jika
ditemukan hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama Perawat Primer dan
Perawat Associate
9. PP Melakukan evaluasi tindakan
pemberian obat iv dan rumpled test
10. Katim Memberikan masukan berupa
saran atau pembetulan dari proses
pelaksanaan pemberian obat iv.
2. 10.20-11.00 WIB 1. Ibu Fitri, S.Kep, Ners
a. Katim wajib menyebutkan indicator
penilaiaan,
b. Pada tinjauan teori yang dimaksud
area supervise itu apa.
c. Area supervise lebih dispesifikan lagi.
d. Persetujuan pendapatan nilai.
1.4.12. Evaluasi Hasil Supervisi
1. Pelaksanaan Supervisi dilaksanakan di ruang rawat inap puskesmas klabang.
2. Persiapan pelaksanaan Supervisi : perlengkapan injeksi obat iv, rumpleed test dan
dokumentasi keperawatan.
3. Perawat yang bertugas pelaksanaan Supervisi adalah KARU, katim, perawat primer
didampingi perawat associate.

4. Pelaksanaan Supervisi diperankan dengan sesama teman tetapi sesuai dengan pasien
yang telah di tentukan Ny. J dengan diagnosa medis DBD
5. Pelaksanaan Supervisi sesuai dengan rencana dan alur yang telah ditentukan.
6. Perawat yang bertugas sesuai perannya.
7. Pendokumentasian pemberian dapat dilakukan dengan benar.

Ronde Keperawatan (Roleplay)


1. Evaluasi Struktur
Persiapan pelaksanaan ronde keperawatan 1 hari sebelumnya, menyusun proposal,
dan role play.
2. Evalasi proses
No Waktu Kegiatan
1 12.00 -Melaksanakan role play ronde keperawatan sesuai peran, kepala
ruangan, perawat primer, perawat asosiate sebagai pelaksana
Ronde:
2 12.05 -Melaksanakan role play sesuai dengan format ronde keperawatan
yang telah di bentuk:
1. tim ronde keperawatan sudah siap dan berkumpul di nurse
station
2. PP mempersiapkan data klien untuk dilakukan ronde
keperawatan dan meminta ijin kepada karu untuk melakukan ronde
keperawatan
3. Kepala ruangan membuka acara ronde keperawatan.
PELAKSANAAN
1. Karu membuka acara untuk ronde keperawatan, memperkenalkan
tim ronde menjelaskan tujuan kegiatan ronde serta
mempersilahkan PP menyampaikan kasusnya.
2. PP menyampaikan indentitas klien, intervensi yang telah
dilakukan, modifikasi tindakan, tingkat keberhasialan, dan dasar
pertimbangan dilakukan ronde.
3. Klarifikasi data yang telah di sampaikan
4. Validasi data yang telah di sampaikan oleh PP memberikan
Intervensi yang perlu dilakukan pembenaran saat validasi.
5. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
6. Diskusi tentang masalah yang belum terselesaikan dari validasi
data antar tim ronde.
7. Menentukan solusi dalam mengatasi masalah.
8. Diskusi dengan supervisor dan pembimbing klinik:
 Ibu Aji, Kep. Ns :
- Dalam melakukan ronde keperawatan bisa mengundang Tim
medis lain, seperti: Farmasi, Laboratorium
- Penulisan resume perlu diperbaiki dalam penjabaran keluhan
utama. Dan pemeriksaan fisik menggunakan Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, Auskultasi.
- Prioritas masalah Gangguan pemenuhan Nutrisi.
- Alur ronde harus sesuai dengan format yang ada dan lebih
dipahami terhadap peran masing-masing.
- Dalam pemilihan pasien yang akan dilakukan ronde, harus
memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kemungkinan
pemecahan masalah yang dialami klien.
4 13.30 -Kegiatan ronde keperawatan berakhir.

1. Evaluasi Hasil:
1) Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing ruanggan yaitu karu rawat inap, 1 dokter
puskesmas dan 1 nutrisionis puskesmas.
2) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai.
3) Ditemukan solusi untuk memecahkan masalah keperawatan
4) Mahasiswa dapat mengembangkan pemikiran yang lebih kreatif dalam memodifikasi
intervensi pada pasien

1.4.13. Evaluasi Struktur Dokumentasi Keperawatan


Sistem pendokumentasian dapat berjalan dengan baik dengan tersedianya format
pengkajian, format PIE, format observasi, discharge planning serta resume keperawatan.
Pengisian pengkajian, format PIE, medication chart, discharge planning serta resume
keperawatan diisi oleh PP sedangkan format observasi dan format tindakan keperawatan
diisi oleh PA.

1.4.14. Evaluasi Proses Dokumentasi Keperawatan


Pelaksanaan proses pendokumentasian menggunakan model PIE yang melibatkan
seluruh perawat baik PP maupun PA. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan
intervensi. Implementasi didelegasikan kepada PA. PP yang bertugas melakukan evaluasi
keadaan klien sesuai intervensi yang telah dilakukan. Hasil evaluasi yang dilakukan
didokumentasikan pada lembar yang telah ditentukan.

1.4.15. Evaluasi Hasil Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasian keperawatan dapat berjalan dengan lancar meskipun terjadi
perubahan/ modifikasi format PIE. Namun hal ini didukung oleh kelengkapan format
dokumentasi, job description yang jelas antara PP dan PA serta kemampuan kelompok dalam
menguasai kasus dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan.

1.5. M4 (MONEY)
Dari hasil pengamatan selama 4 minggu, didapatkan bahwa biaya administrasi
pasien KRS sudah sesuai dengan Perda yang berlaku, namun untuk semua biaya administrasi
pasien KRS baik yang shif pagi, sore, dan malam, tetap menjadi tanggungjawab pada perawat
yang dinas saat itu. Hal ini dikarenakan di ruang rawat inap belum ada petugas khusus admin
yang menangani pasien KRS, sehingga bila bersamaan dengan datangnya pasien baru, akan
menambah beban perawat.

5.6 M-5 ( MARKETING )


4.6.1 Persiapan
Pengamatan M-5 (MARKETING) pada ruangan rawat inap puskesmas dilakukan
pada tanggal 17 Juli s/d 22 Juli 2020. Dengan mengamati angka kejadian phlebitis, dekubitus,
medical eror, KTD dan KNC.

4.6.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam pengamatan angka kejadian phlebitis
berdasarkan VIP score menurut Paullate Gallant dengan pembagian 4 score tahapan,
pengamatan angka kejadian dekubitus dengan pengamatan kondisi fisik, mental, aktivitas,
mobilitas dan inkontinensia, pengamatan angka kejadian medical eror dengan 6T, serta
pengamatan angka kejadian pasien jatuh menurut Morse Fall Scale dengan mengetahui
riwayat jatuh, diagnosa medis resiko jatuh, alat bantu ambulatory, terapi intravena, gaya
berjalan dan status mental. Serta penyebaran kuesioner kepuasan pasien kepada seluruh
pasien kelolaan yang akan pulang.
5.12 Indikator Mutu Pelayanan
a) Tingkat Resiko Kejadian Dekubitus

Tingkat Resiko Kejadian Dekubitus

100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Tidak Beresiko Beresiko

Gambar 5.1 Diagram batang Tingkat Resiko Kejadian Dekubitus di Puskesmas


Wonosari 17 Juli s/d 22 Juli 2020

Menurut diagram diatas diketahui jumlah pasien yang tidak beresiko terjadinya
dekubitus sebanyak 92,6% dari 27 pasien kelolaan yang beresiko terjadi dekubitus (25
pasien) dan yang beresiko tinggi sebanyak 7,4% (2 orang). Penderita yang beresiko
disebabkan oleh kondisi kesadaran menurun, mobilisasi yang terbatas dan aktivitas terbatas
pada tempat tidur Untuk mencegah terjadinya dekubitus, perawat telah memberikan
intervensi membantu mobilisasi pasien seperti miring kanan-kiri, serta pendidikan kesehatan
kepada keluarga pasien dan pasien sendiri untuk melakukan mobilisasi bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien. Dalam pelaksanaan MAKP, ditemukan pasien kelolaan dengan
kejadian yang beresiko dekubitus 2 orang dan dirujuk ke Rumah Sakit.

b) Kejadian Phlebitis

Angka Kejadian Plebitis

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tidak Plebitis Plebitis

Gambar 5.2 Diagram batang Angka Kejadian Phlebitis di Puskesmas Wonosari pada
17 Juli s/d 22 Juli 2020

Menurut diagram batang diatas dapat disimpulkan terdapat kejadian plebitis selama
kami melakukan praktek manajemen di Puskesmas Wonosari adalah sebanyak 0% dari 27
pasien beresiko terjadinya plebitis (0 kejadian).
Sebagai upaya untuk menghindari agar tidak ada kejadian phlebitis, mahasiswa
melakukan pemasangan tindakan infus sesuai dengan prosedur tindakan (SOP) termasuk
dengan memberikan tanggal pemasangan infuse untuk mempermudah observasi kejadian
phlebitis pada pasien. Selain itu mahasiswa juga memberikan HE kepada klien dan juga
keluarga untuk menjaga lokasi pemasangan infus untuk menekan angka kejadian plebitis

c) Penilaian Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga


Tingkat Kepuasan Pasien Dan Keluarga

80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas

Gambar 5.5 Diagram batang Tingkat Kepuasan Klien dan Keluarga di Puskesmas
Wonosari pada 17 Juli s/d 22 Juli 2020

Menurut diagram batang diatas sebanyak 70,4% pasien menyatakan sangat puas dari
27 pasien yang diobservasi (19 pasien), puas 25,9 % (7 pasien), cukup puas 3,7% (1 Pasien),
dan tidak puas 0% (0 Pasien) terhadap pengelolaan pasien yang dilakukan oleh mahasisiwa
UNUJA. Sebagian besar pasien sangat puas karena telah mendapatkan informasi mengenai
fasilitas yang tersedia, cara penggunaan dan tata tertib yang berlaku, mahasiswa bersedia
menawarkan bantuan kepada pasien, memberikan perhatian terhadap keluhan yang dirasakan
pasien, memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan dan menjawab
pertanyaan pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan kepada pasien. Keluarga
pasien mudah menemui dan menghubungi mahasiswa, serta memberikan perhatian dan
dukungan terhadap keadaanpasien dan keluarga

d) Tingkat Resiko Jatuh

Tingkat Resiko Jatuh

100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Tidak Beresiko Beresiko

Gambar 5.3 Diagram batang Angka Kejadian Pasien Jatuh di Puskesmas Wonosari
pada 17 Juli s/d 22 Juli 2020

Menurut diagram diatas selama kami praktek manajemen tidak kita temui pasien
jatuh, tetapi resiko tinggi terjadinya jatuh kami temukan 7,4% dari 27 pasien (2 pasien)
karena pasien dengan kesadaran menurun. Sedang yang tidak beresiko sebanyak 92,6% dari
27 pasien (20 pasien) keadan umum penderita baik meskipun mendapatkan terapi IV line.
Upaya pencegahan jatuh dilakukan oleh mahasiswa praktek dengan mengijinkan
keluarga penderita untuk menunggu satu orang bagi yang beresiko dan adanya fiksasi pada
setiap tempat tidur pasien serta memberikan pengawasan yang lebih ketat.

e) Angka Kejadian Medikal Error :

Angka Kejadian Medical Eror

100%
80%
60%
40%
20%
0%
Terjadi ME Tidak Terjadi ME

Gambar 5.5 Diagram batang Angka Kejadian Medikal Error di Puskesmas Wonosari
pada 17 Juli s/d 22 Juli 2020

Menurut diagram batang diatas, selama kami melakukan praktik klinik manajemen
keperawatan di Puskesmas Wonosari tidak pernah terjadi kesalahan Medical Error dalam
pemberian obat baik dari segi pasien, dosis, obat, waktu, cara pemberian, dokumentasi serta
efek samping selalu kami perhatikan dan melalui croscek yang berulang.

f) Kasus kelolaan

KASUS KELOLAAN
30.0%
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
5.0%
0.0%
GE Gastritis HT DM TIPOID Angina
Pectoris

Gambar 5.5 Diagram batang kasus kelolaan di Puskesmas Wonosari pada 17 Juli s/d
22 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai