Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DIRUANG ABU BAKAR RSI MUHAMMADIYAH KENDAL

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners stase Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing:Muhammad Arifin

Disusun oleh :

1. Desi Khurotul Ani (201902040039)


2. Dhiah Shinta Ariesanti (201902040022)
3. Duriyah (201902040037)
4. Intana Vita Silma Khonita (201902040026)
5. Junior Andrian (201902040034)
6. Vika Amelia Dewi (201902040011)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGANPEKALONGAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning, organizing, actuating,
controlling (POAC) terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Grant dan Massey, 2010). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang
difokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan
(Nursalam, 2011). Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan nyata yaitu Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan,
perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan
langkah- langkah perencanaan, pelaksanaan model keperawatan profesional dan melakukan
pengawasan serta pengendalian (Santosa, 2013).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling mendukung. Sebagaimana proses keperawatan, manajemen keperawatan terdiri
atas: pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
hasil(Nursalam, 2011). Keperawatan yang semakin maju menuntut sebuah kualitas dan
kuantitas terkait pelayanan keperawatan yang komprehensif. Dengan adanya tuntutan
tersebut,maka perlu dilakukan manajemen dengan model praktik keperawatan profesional
(MPKP). Keperawatan pada masa sekarang dan masa yang akan datang perlu adanya
perubahan yang maksimal dalam pemberian asuhan keperawatan, secara langsung perawat
itu merupakan tenaga kesehatan kesehatan yang selalu bersama pasien / klien selama 24 jam.
Mutu pelayanan keperawatan merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan. Penentu citra
institusi pelayanan kesehatan di masyarakat adalah perawat. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perawat akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien. Pendokumentasian
merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan
intervensi keperawatan langsung kepada klien. Didasari oleh profesi keperawatan, bahwa masyarakat
mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan asuhan keperawatan secara profesional. Mutu asuhan
keperawatan dapat tergambar dari dokumentasi proses keperawatan (Dalami, dkk, 2011).
Ciri - ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain memenuhi standar profesi
yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efisien dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di Ruang Abu
Bakar RSI Muhammadiyah Kendalberdasarkan metode tim. Dalam metode ini ketua tim
(perawat profesional) akan melaksanakan tugas yang didelegasikan kepala ruang bersama
dengan perawat pelaksana, membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenanganya
yang didelegasikan oleh kepala ruang. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial
peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga
melakukan praktik langsung di lapangan (rumah sakit).Mahasiswa Program Profesi Ners,
Universitas Muhammadiyah Pekajangan melakukan praktik Stase Manajemen Keperawatan
di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal untuk mengaplikasikan manajemen
keperawatan dengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktik mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan dilaksanakan di
Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendalberlangsung mulai 27 juli – 15 Agustus 2020.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan di Ruang Abu Bakar RSI
Muhammadiyah Kendal selama 3 minggu diharapkan mahasiswa program profesi Ners mampu
menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit layanan kesehatan secara nyata
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik manajemen di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal
mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data, menganalisis data, dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan berdasarkan analisis langsung ditempat praktik
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manejemen keperawatan bersama pihak
rumah sakit tempat praktik dengan masalah baru yang mungkin teridentifikasi
maupun masalah lama yang akan dievaluasi
c. Tersusunnya rencana alternatif sesuai dengan masalah yang ada
d. Mengorganisasaikan pelaksanaan rencana alternatif sesuai dengan masalah yang
muncul
e. Memperkenalkan alternatif pemecahan masalah yang bermanfaat untuk ruangan
f. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer keperawatan
g. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah
h. Adanya rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan
dan memperbaiki hasil melalui kerja sama dengan unit terkait dirumah sakit

D. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
memberikan asuhan keperawatan sesuai standar bagi klien melalui manajemen
keperawatan khususnya di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal.
2. Ruang Abu Bakar
Sebagai referensi dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan dalam rangka
meningkatkan asuhan keperawatan profesional pada klien di Ruang Abu Bakar RSI
Muhammadiyah Kendal.
3. Mahasiswa Profesi Ners
Sebagai pembelajaran dan penerapan ilmu manajemen keperawatan di klinik.

E. Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan,
inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan kepada pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat, pasien dan keluarga pasien untuk
mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan, dan
inventaris ruangan.
4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan,
penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).

F. Peserta Praktik
Mahasiswa Program profesi Ners UniversitasMuhammadiyah Pekajangandengan anggota :
1. Desi Khurotul Ani
2. Dhiah Shinta Ariesanti
3. Duriyah
4. Intana Vita Silma Khonita
5. Junior Andrian
6. Vika Amelia Dewi
BAB II

HASIL PENGKAJIAN

A. GAMBARAN UMUM RSI MUHAMMADIYAH KENDAL DAN GAMBARAN


UMUM RUANG ABU BAKAR
1. Gambaran Umum RSI Muhammadiyah Kendal
a. Profil
Nama Rumah Sakit : RSI Muhammadiyah Kendal
Alamat : Jl. Ar-rahman No.17 Weleri Kendal
Kode/Telp./Fax. : (0294) 641870, 643786/ 644150
Tipe : RS kelas C
Jumlah TT : 196 TT
Luas Tanah : 33.050 m²
Luas bangunan :24.485 m²
Standar Mutu : 1. Akreditasi KARS
2. ISO 2001:2008 (sejak 2012)
Jumlah Ruang : 22 Ruang
Nama dan Kelas : Abu Bakar terdiri dari 2 kelas, utama A dan utama B, kelas
1 dan isolasi.
Berdirinya rumah sakit Islam Muhammadiyah Kendal di awali dengan
terbentuknya YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) yang beranggotakan 6 unsur
ORMAS termasuk Muhammadiyah. Rumah sakit islam Muhammadiyah Kendal
memiliki tugas pelayanan kesehatan yang prima, profesional dan islami sesuai dengan
kaidah ilmu kedokteran dan teknologi modern dengan tidak meninggalkan fungsi
sosial, fungsi ekonomi dan dakwah amar ma’ruf nabi munkar.
Rumah sakit islam kendal melayani pasien dengan rawat jalan yang terdiri
dari klinik umum, gigi dan mulut, klinik spesialis penyakit dalam, klinik penyakit
anak, klinik spesilis obgyn, klinik spesialis bedah umum, klinik spesialis bedah
tulang, klinik spesialis saraf, klinik spesialis kulit dan kelamin, klinik spesialis THT,
klinik spesialis kesehatan jiwa,klinik spesialis fisioterapi, klinik spesialis TB DOTS,
klinik spesialis
VCT dan CST, klinik tumbuh kembang anak. Pelayanan rawat inap yang terdiri dari
VVIP,VP, kelas utama, kelas 1,2,3. Pelayanan penunjang medis , IGD 24 jam, ICU,
IBS, ponek, peristi, hemodialisa, ambulan, bimbingan rohani. Rumah sakit islam
kendal memiliki 36 ruangan yang di antaranya ada 12 ruang rawat inap, 2 ruang
operasi, ruang rekam medik, area bermain, ruang guest house, ruang IGD, 12 ruang
poli rawat jalan, 2 apotek rawat inap dan jalan, ruang laboratorium, ruang radiologi,
gedung IPSRS, ruang CSD, ruang gizi, gudang farmasi , ruang ipal, ruang
hemodialisa, ruang jenazah, 2 ruang laundry, taman, grase trap. Jumlah tempat tidur
di rumah sakit Islam Kendal 196 tempat tidur terdiri dari 15 TT VVIP, 15 TT VIP, 19
TT ruang utama, 42 TT kelas I, 55 TT kelas II,43 TT kelas III, 2 TT eruang isolasi, 5
TT ruang ICU, 7 TT ruang peristi.
Rumah sakit islam kendal melayani pasien dengan rawat jalan yang terdiri dari
klinik umum, klinik kesehatan gigi dan mulut, klinik spesialis penyakit dalam, klinik
spesilalis anak, klinik spesialis obgyn, klinik spesialis bedah umum, klinik spesialis
bedah tulang, klinik spesialis bedah syaraf, klinik spesialis kulit dan kelamin, klinik
spesialis THT, klinik spesialis kesehatan jiwa, klinik spesialis fisioterapi, klinik
spesialis DOTS, klinik spesialis VCT dan CSt, klinik tumbuh kembang anak.

b. Visi dan Misi RSI Muhammadiyah Kendal


1. Visi
Menjadikan rumah sakit kelas B dan pusat rujukan pelayanan kesehatan yang
terkemuka dinusantara dengan pelayanan prima, proffesional dan islami pada
ahun 2020.
2. Misi
1) Melakukan pelayanan kesehatan yang islami sesuai dengan standar ilmu
kedokteran, keperawatan dan ilmu kesehatan lainya yang berlaku dengan
membuka senter pelayanan unggulan.
2) Mengembangkan sumber daya insani yang profesional dan berakhlakul
karimah, dengan menjalankan syariat islam secara kafah.
3) Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan tuntutan
pelayanan unggulan
4) Mengembangkan sistem manajemen yang efektif dan efisien, serta bermutu
5) Melakukan fungsi amal saleh dnegan teteap mempertimbangkan prinsip-
psrinsip ekonomi
6) Melakukan fungsi dakwah islam dan kemuhammadiyahan didalam maupun
diluar rumah sakit
c. Motto RSI Kendal
Bekerja sebagai ibadah, ihsan dalam pelayanan, cakap melakukan tindakan,
bertawakal kepada Allah SWT.
d. Nilai RSI Kendal
1) Bekerja sebagai ibadah
2) Ikhsan dalam pelayanan
3) Cakap dalam melakukan tindakan
e. Visi dan misi pelayanan keperawatan
Menjadi pusat rujukan pelayanan keperawatan di nusantara dengan pelayanan
prima, profesional dan islami pada tahun 2020.
3. Gambaran Umum Ruang Abu Bakar
Ruang abu bakar terdiri dari 22 kamar pasien terdiri atas 7 kamar utama A, kamar
utama B, dan 6 kamar kelas 1 dan 2 kamar isolasi. 1 ruang kerja perawat (Ners Station), 1
kamar mandi perawat, 1 ruang obat, kapasitas kamar diruang abu bakar adalah 28 pasien
dengan jumlah perawat 17 orang.
a. Fasilitas Ruang Abu Bakar
1. Ruang kelas utama : 14 kamar, 14 bed, terdiri atas kamar mandi dalam, ber
AC, Kulkas, lemari Al-Qur’an, lemarai baju, meja, sofa,
TV, troli makan.
2. Ruang kelas 1 : 6 kamar, 12 Bed, terdiri dari 1 kamar 2 bed, kamar
mandi dalam, berAC, lemari, meja kursi, TV, dan troli
makan.
3. Ruang Isolasi : 2 kamar, 2 bed, kipas angin, kamar mandi dalam, kursi
dan troli makan.
4. Ruang Kepala Ruang : Tidak ada
5. Ruang Perawat : 1 lemari file/ dokumen, 1 kulkas, 1 dispenser, 1 meja,
1 lemari etalase, 1 kulkas khusus obat, 1 lemari B3, 1
lemari obat, 2 AC, 3 troli tindakan, meja kursi, lemati
dokumen, tempat sampah, komputer, telepon, AC, kamar
mandi.
6. Ruang beribadah : 1 tempat Wudhu, 1 tempat sholat, 2 kamar mandi

b. Batas-batas Ruang Abu Bakar


1) Utara : Tidak ada bangunan (Persawahan)
2) Timur : Gudang
3) Selatan : Ruang Hemodialisa
4) Barat : Ruang Hemodialisa

c. Struktur Organisasi
Struktur organisasi berbentuk tim dengan 18 perawat yaitu 1 kepala ruang, 2
ketua Tim dan 15 perawat pelaksanastrukture organisasi ruangAbu Bakar sudah
terlihat atau tertempel di Ruangan.

d. Denah Ruang
Denah ruang di Ruang Abu Bakar sudah tertempel diruangan.
 Masukan : Tidak mencantumkan nama ruangan di RSI Muhammadiyah Kendal
(hanya mencantumkan jumlah ruangan di RSI Muhammadiyah Kendal), tidak
dijelaskan pembagian ruangan antara laki-laki dan perempuan, diruang Abu Bakar
tidak terdapat ruang khusus dokter/ kepala ruang, dalam struktur organisasi belum
sesuai dengan tingkat pendidikan, jumlah tempat tidur tidak dijelaskan.

B. ANALISA SWOT
Dalam menuliskan analisa SWOT masih kurang sesuai.

C. PENDEKATAN TERHADAP ASPEK MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. INPUT
a. Raw input
1. Pasien
a) Jumlah pasien yang dirawat diruang abu bakar selama periode bulan desember
2016- februari 2017 sebanyak 491 orang, dengan jumlah pasien tertinggi pada
bulan februari sebanyak 175 dengan prosentase (35,7%).
b) Sepuluh (10) penyakit terbanyak yang terdapat diruang abu bakar selama
periode bulan desember 2016- februari 2017 dapat diketahui bahwa penyakit
yang diderita pasien yaitu sebagai berikut:
Distribusi 10 penyakit terbanyak di
RSI Muhammadiyah Kendal Desember 2016- Februari 2017
No Jenis Penyakit Jumlah %
1. Febris 110 37,1%

2. Hipertensi 36 12%
3. Diabetes Mellitus 27 9,1%

4. Tuberculosis paru 25 8,4%


5. DADS 21 7,1%

6. Vomitus 21 7,1%
7. Anemia 18 6%

8. Gastrointestinal 13 4,8%
9. Dispnea 13 4,3%

10. Melena 12 4,1%


Jumlah 296 100

Analisa Data : Data yang paling banyak adalah febris sebanyak 110
orang dengan prosentase (37.1%).

c) Distribusi pasien berdasarkan tempat tinggal yang terdapat diruang Abu Bakar
selama periode bulan desember 2016- febriari 2017 jumlah pasien terbesar
berasal dari daerah weleri yaitu 100 orang dengan prosentase (24,9%).

2. Mahasiswa Praktik
Pada periode desember 2016- februari 2017 mahasiswa yang praktik di ruang
Abu Bakar yaitu sebanyak 6 orang dari Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan Profesi Ners selama 3 minggu mulai tanggal 27Juli sampai bulan 10
agustus2020.

b. Instrumental Input : 5 M (Man, Money, Method, Material, Mechine)


1. Man/Tenaga
a) Kebutuhan Tenaga Kerja

No Klasifikasi Rata-rata Rata-rata jam Jumlah jam


jumlah perawatan perawatan/hari
pasien/hari pasien/hari

1 Minimal 15 2 30
2 Intermediate 10 3 30

3 Agak Berat 3 4 12
4 Maksimal - - -
16 72

Perhitungan tenaga perawat adalah sebagai berikut:


Jumlah jam kerja perawat per shift : 7 jam.
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari : 72 jam
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan :

Jumlah jam perawatan diruangan/hari

Jam efektif perawat

Maka kebutuhan tenaga keperawatan : 72 = 10,2


7
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan hari libur/cuti/hari besar (loos day) :

Jumlah hr mg dlm 1 thn+cuti+hr besar × jumlah perawat


tersedia

52−12−15
365−82 x 10,2
82
= 280 x 10,2 = 2,98
25 % dari jam pelayanan keperawatan :

Jumlah tenaga keperawatan + loos day × 25%

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan:


Tugas NonKep:
= 10,2+ 2,98 x 25%
= 13,18 x 25
100

= 3,2
Tenaga keperawatan yang dibutuhkan = 10,2 + 2,98 + 3,2
= 16,38 + 1 Ka Ru
= 17 perawat
Jadi kebutuhan tenaga yang diperlukan adalah 17 perawat.
Analisa data:
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Depkes, 2002 untuk kebutuhan tenaga
di ruang Abu Bakar adalah 17 orang, sedangkan di ruang Abu Bakar jumlah
perawat saat ini berjumlah 18 orang.
 Masukan : Perhitungan tenaga keperawatan diruang abu bakar sudah
sesuai hanya saja dalam menuliskan rumus penulis menggunakan rumus
DEPKES 2002 tetapi keteranganya rumus DEPKES 2011. Untuk point
pembagian kebutuhan tenaga keperawatan ada kesalahan namun
hasilnya benar. Untuk hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
yaitu 17, diruang abu bakar sendiri jumlah perawat 18. Artinya lebih
dari perhitungan tenaga keperawatan yang tertera (perlu dilihat
penugasan 1 orang perawat tersebut).

b) Tingkat Pendidikan Tenaga Keperawatan


Tingkat pendidikan perawat di Ruang Abu Bakar terdiri dari 7 perawat
(38,9%) berpendidikan profesi Ners dan 11 perawat (61.1%) berpendidikan D3
Keperawatan. Hal ini menunjukan bahwa standar pendidikan tenagakerjaan perawat
minimal sarjana keperawatan belum di penuhi Ruang Abu Bakar.

2. Money/dana
Dari hasil wawancara kepada kepala ruang Abu Bakar bahwa sumber dana dan
pengaturan keuangan diatur sepenuhnya secara sentral oleh bidang keuangan RSI
Muhammadiyah Kendal dibawah pimpinan rumah sakit dan ikut terlibat dalam
perencanaan dan pengadaan baik triwulan, maupun tahunan. Dari ruangan hanya
memantau terkait inventaris kemudian dilakukan pengajuan kepihak atasan setelah
habis dan hal pengelolaan keuangan diruang abu bakar.

3. Method/metode
a) Kebijakan
Kebijakan di rumah sakit islam Kendal yaitu biaya perawatan pelayanan
kesehatan di RSI Kendal dan wewenang bagi kepala ruang mengatur manajemen
bangsal.
b) SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
Ruang Abu Bakar memiliki 15 SAK yang sudah mengacu pada NANDA.
Namun, SAK yang ada belum mampu mencakup 10 penyakit terbanyak yang ada di
Ruang Abu Bakar seperti Febris, DADS, Vomitus, Anemia, Gastrointestinal,
Dispnea, Melena.
c) SOP (Standar Operating Prosedur)
Ruang Abu Bakar memiiki 38 SOP yang sudah dibuat oleh RSI Muhammadiyah
Kendal. Namun, SOP yang ada masih kurang melihat jumlah pasien yang ada
dengan kemungkinan kebutuhan yang pasien perlukan.

Masukan : pada laporan penulis tidak mencantumkan standar fasilitas alat


pada ruang Abu Bakar.Kolom evaluasi tidak dilakukan penilaian atau tidak
didokumentasikan padahal dibagain metode penulis mengatakan sudah ada
SAK.
4. Material/materi
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, hasil observasi langsung dan
daftar inventaris Ruang Abu Bakar bahwa penyediaan dan pengelolaan bahan dan alat
di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal :
a) Inventaris alat-alat kesehatan di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal
tahun 2016, analisa data : menunjukkan bahwa fasilitas alat kesehatan di ruang Abu
Bakar RSI Muhammadiyah Kendal masih layak pakai. Namun melihat dari 10
penyakit terbanyak di Ruang Abu Bakar kesediaan jumlah alat masih kurang.
b) Standar Inventaris alat rumah tangga di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah
Kendal tahun 2016 : analisa data : menunjukkan bahwa fasilitas alat rumah tangga
di ruang Abu BakarRSI Muhammadiyah Kendal yang ada sudah mencukupi untuk
kebutuhan ruangan.
c) Inventaris alat-alat mebeler di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal tahun
2016, analisa data : menunjukkan bahwa fasilitas alat-alat mebelerdi ruang Abu
BakarRSI Muhammadiyah Kendal masih layak pakai.
Masukan : Tidak menjelaskan apakah alat-alat diruangan dikalibrasi secara
rutin atau tidak. Berdasarkan hasil pendokumentasian tidak sesuai data
perhitungan tenaga keperawatan yang ada. Jumlah peralatan medis tidak
sebanding dengan jumlah pasien diruang abu bakar.

5. Mechine/mesin
Kekurangan : tidak ada keterangan mesin/alat dilakukan dikalibrasi secara rutin
atau tidak.

1. PROSES
a. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil studi menggunakan instrumen A terhadap 12 dokumen asuhan
keperawatan pada pasien yang dirawat diruang Abu Bakarminimal 3 hari diperoleh data
tentang pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai berikut :

1) Pengkajian
Pengkajian di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 (n=23), analisa data : diketahui bahwa pengkajian asuhan keperawatan di
ruang Abu Bakar adalah baik yaitu sebesar 85,86%.

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total

N % N % N %

1. Mencatat data yang dikaji sesuai 23 100 0 0 23 100


dengan pedoman pengkajian

2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial- 23 100 0 0 23 100


spiritual)

3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai 23 100 0 0 23 100


pulang

4. Masalah dirumuskan berdasarkan 10 43,47 13 56,52 23 100


kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma pola dan fungsi
kehidupan

5. Prosentase Pencapaian (%) 85,86 %

Analisa Data :Point paling banyak yang tidak dinilai yaitu masalah dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma pola dan fungsi
kehidupan dengan jumlah 13 perawat dengan presentasi (56,52%). Didalam
pendokumentasian berdasarkan aspek yang dinilai dari data yang dikelompokan
berdasarkan (Bio-Psiko-Sosio, Kultural, dan Spiritual) keseluruhan perawat sudah
melakukan dengan baik namun penulis menyebutkan pada pengkajian asuhan
keperawatan diruang abu bakar kebanyakan pengkajian pengelompokan
biopsikososiokulturalspiritual belum ada pada dokumentasi hal tersebut menunjukan
data tidak sinkron.

2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada
tanggal 27-30 Maret 2017 (n=23), analisa data : diketahui bahwa pembuatan
diagnosa keperawatan di Ruang Abu Bakar adalah baik yaitu sebesar 65,61%.
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total

N % N % N %

1. Diagnosa keperawatan berdasarkan 18 78,2 2 21,73 23 100


masalah yang dirumuskan

2. Diagnose keperawatan mencerminkan 11 47,82 12 52,17 23 100


PE/PES

3. Merumuskan diagnose keperawatan 11 47,82 12 52,17 23 100


actual atau resiko atau potensial

6. Prosentase Pencapaian (%) 65,21 %

Analisa Data :Dalam merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah


yang telah dirumuskan masih kurang karena yang menjawab tidak sebanyak
(38%), merumuskan diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES yang
menjawab tidak sebanyak (52,17%), merumuskan diagnosa keperawatan
aktual/potensial yang menjawab tidak sebanyak (52,17%).

3) Intervensi
Perencanaan di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 diketahui bahwa perencanaan asuhan keperawatan di Ruang Abu Bakar
adalah baik yaitu sebesar 45,80 %.

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total

N % N % N %

2. Berdasarkan dx keperawatan 23 100 0 0 23 100

2. Disusun menurut prioritas 0 0 23 100 23 100

3. Rumusan tujuan mengandung komponen 0 0 23 100 0 100


pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi
pasien, dan atau kriteria

4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan 0 0 23 100 0 100


dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
dan atau melibatkan pasien/keluarga
5. Rencana tindakan menggambarkan 11 47,8 12 52,1 23 100
keterlibatan pasien/keluarga 2 7

6. Rencana tindakan menggambarkan 23 100 0 0 23 100


kerjasama dengan tim kesehatan lain

Prosentase Pencapaian (%) 85,80%

Analisa data : Di ruang Abu Bakar belum didokumentasikan kurang sesuai


karena tidak ada format khusus intervensi. Dimana rencana keperawatan hanya
dituliskan pada planing di catatan perkembangan pasien atau rencana tindak lanjut.

4) Tindakan/ Implementasi
Tindakan di Ruang Abu Bakar RSI Kendal pada Tanggal 27-30 Maret 2016
diketahui bahwa tindakan keperawatan di Ruang sudah dilakukan dengan baik yaitu
(100%).

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total

N % N % N %

1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada 23 100 0 0 23 100


rencana keperawatan

2. Perawat mengobservasi respon pasien 23 100 0 0 23 100


terhadap tindakan keperawatan

3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 23 100 0 0 23 100

4. Semua tindakan yang teah dilaksanakan 23 100 0 0 23 100


dicatat ringkas dan jelas

Prosentase Pencapaian (%) 100 %

5) Evaluasi
Evaluasi di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 diketahui bahwa evaluasi asuhan keperawatan di Ruang Abu Bakar
sebesar 100%.

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total


N % N % N %

1. Evaluasi mengacu pada tujuan 23 100 0 0 23 100

2. Hasil evaluasi dicatat 23 100 0 0 23 100

Prosentase Pencapaian (%) 100%

6) Catatan Asuhan keperawatan


Catatan asuhan keperawatan di Ruang Abu bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada
tanggal 27-30 Maret 2017 diketahui bahwa catatan asuhan keperawatan di Ruang
Abu Bakar adalah baik yaitu sebesar 93 %.

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total

N % N % N %

1. Menulis pada format yang baku 23 100 0 0 23 100

2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan 23 100 0 0 23 100


tindakan yang dilaksanakan

3. Pencatatan dilakukan dengan jelas, 15 65,21 8 34,78 23 100


ringkas, istilah yang baku dan benar

4. Setiap melakukan tindakan/kegiatan 23 100 0 0 23 100


perawatan mencantumkan paraf/nama
jelas, dan tanggal jam dilakukannya
tindakan

5. Berkas catatan keperawatan disimpan 23 100 0 0 23 100


sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Prosentase Pencapaian (%) 93%

b. Proses Manajemen Pelayanan/Operasional Keperawatan


Berdasarksan hasil kajian proses manajemen pelayanan / operasional keperawatan
didapatkan hasil :
a. Pilar I pendekatan manajemen (management approunch)
a) Planning
Hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan terdapat data :
(1) Visi, Misi, Motto RSI Muhammadiyah Kendal
(2) Visi, Misi, Tujuan dan Falsafah keperawatan
(3) Adanya rencana jangka pendek atau bulanan
(4) Rencana harian kepala ruang sebagai konsultan dan fasilitator, kepala tim
membuat asuhan keperawatan, ketua tim membuat pelaksana asuhan
keperawatan.
b) Organizing
(1) Hasil kajian organizing di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal
pada tanggal 27-30 Maret 2017 masih kurang88,3%.
(2) Penilaian struktur organisasi di Ruang Abu Bakar RSI muhammadiyah
Kendal tanggal 27-30 Maret 2017 sudah baik 100%.
(3) Penilaian jadwal dinas di Ruang Abu Bakar sudah baik dengan kelengkapan
data 100%.
(4) Penilaian kinerja Kepala Ruang Abu Bakarbelum optimal dengan menunjukan
presentase 96,5%. Kekurangan kepala ruang adalah tidak berperan serta
menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan diruang rawat yang
bersangkutan.
(5) Tugas ketua tim di ruang Abu Bakar belum dilakukan secara optimal. Hal ini
dapat dilihat dari observasi dengan presentase 78,5%. Kekurangan ketua tim
tidak melakukan pengkajian terhadap klien baru/melengkapi pengkajian yang
sdah ditentukan. Ketua tim tidak mengatur pelaksanaan konsul dan
pemeriksaan laboratorium. Ketua tim tidak memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan keluarga.
(6) Anggota tim diruang Abu Bakar dalam melakukan tugas dan tanggung
jawabnya kurang optimal, ditunjukan dari hasil observasi yang telah dilakukan
dengan presentase 87,5% %, yang belum dilakukan adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara lain melalui
pertemuan ilmiah dan penataan atas ijin atau persetujuan atasan.
(7) Hubungan profesional antar staf perawatan dengan pasienkurang optimal yang
dibuktikan dari hasil observasi dengan persentase 70 %.KaRu
belummelakukan supervisi seluruh pasien yang ada diruangan setiap awal
tugas, perawat tidak menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang
berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru, katim tidak memperkenalkan
perawat dalam 1 grup yang akan merawat selama pasien dirawat di RS.
(8) Hubungan profesional/kemitraan antar staf keperawatan belum terlaksana
optimal dengan prosentase 75%. Yang belum dilakukan oleh ketua tim adalah
mengadakan pre dan post conference pada setiap awal dan akhir jaga pagi,
ketua tim belum membuat laporan tugas pada penaggung jawab rauangan
keperawatan setiap akhir tugas terutama keasaan umum pasien dan
permasalahan yang ada, ketua tim belum melakukan motivasi/ bimbingan/
reinforcement dengan anggota tim setiap hari.
(9) Hubungan profesional atau kemitraan diruang sudah baik yaitu sebesar 100%.
(10) Pelaksanaan komunikasi terapeutik diruang Abu Bakar belum optimal dengan
presentase sebesar 90,47% yang belum dilakukan adalah menanyakan nama
panggilan kesukaan pasien, perawat juga belum melakukan kegiatan sesuai
dengan rencana.
(11) Pelaksanaan pemberian informasi pasien baru diruang Abu Bakar sudah
berjalan dengan baik dengan presentase 100%.

c) Actuating (Pengarahan)
(1) Pelaksanaan serah terima tugas jaga (Operan) masih jauh dari optimal dengan
presentase 44,4%. Karu (PJ Shift) belum membuka acara dengan salam, PJ
Tim berikutnya belum mengklarifikasi, Karu belum memimpin Ronde, Karu
belum merangkum informasi operan, Karu belum memimpin doa’a dan
menutup acara.
(2) Pelaksanaan meeting morning di ruang Abu Bakar belum dilaksanakan
dengan presentase 0%
(3) Pelaksanaan pre conference diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan
presentase 0%
(4) Pelaksanaan post conference diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan
presentase 0%
(5) Pelaksanaan pendelegasian di ruang Abu Bakar sudah dilakukan dengan baik
dengan presentase 100%
(6) Pelaksanaan supervisi diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan presentase
0%.
d) Controlling
(1) Penilaian indikator mutu belum terlaksana secara optimal dengan presentasi
85,71%. Di ruangan tidak ada buku serah terima jaga yang ditandatangani
oleh petugas jaga dan penerimaan jaga.
(2) Peneliaan audit dokumentasi di ruang Abu Bakar belum dilakukan secara
optimal dengan presentase 33,3%. Tidak ada format penilaian dokumentasi
asuhan keperawatan, tidak ada dokumentasi hasil penilaiandokumentasi
asuhan keperawatan.
2) Pilar II Compensatory reward
(1) Penilaian kinerja perawat diruang Abu Bakar dilaksana secara optimal dengan
presentase 75% karena ada pendokumentasian hasil penilaian kerja.
(2) Pelaksanaan universal percaoution belum terlaksana dengan presentase
93,3%, perawat terkadang tidak menggunakan baju pelindung ketika
melakukan tindakan.
3) Pilar III Profesional Relationship
Diruang Abu Bakar sudah disusun rapat keperawatan.
4) Pilar IV Patient Care Delivery
Hasil penilaian discharge planing diruang Abu bkar belum dilaksanakan secara
optimal dengan presentase 72,3%, karena alat bantu yang terpasang tidak diisi,
keadaan saat pulang (kesadaran dan TTV) tidak diisi, mobilisasi saat pulang tidak
diisi, masalah keperawatan yang masih ada saat pulang tidak diisi oleh sebagian
perawat.

c. Proses Manajemen Bimbingan PKK Mahasiswa Praktek


1) Planning : pebimbing klinik bagi mahasiswa telah membuat jadwal dinas, ujian,
jadawal bimbingan, bagi mahasiswa praktik. Hal ini menunjukan bahwa diruang
Abu Bakar telah dilakukan perencanaan kegiatan mahasiswa praktik.
2) Organizing :Pengorganisasian untuk bimbingan mahasiswa praktik telah
berlangsung dengan baik karena telah ada pembagian tugas pada perawatan untuk
menjadi pembimbing mahasiswa praktik.
3) Actuating : Kegiatan pengarahan pada mahasiswa telah berjalan dengan baik di
ruang Abu Bakar.
4) Controlling : Di ruang Abu Bakar sudah dilakukan pengawasan terhadap
mahasiswa praktik.
2. OUTPUT
a. Hasil Evaluasi Mutu Asuhan
Keperawatan Kekurangan :
 Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A didapatkan hasil pada pengkajian
sebagian pengkajian belum dikelompokan (bio-psiko-sosial-kultural-spiritual),
diagnosa keperawatan yang diangkat sebagian besar belum disusun berdasarkan
urutan prioritas, diagnosa keperawatan yang diangkat sebagian besar belum
mencerminkan PE/PES, belum terdapat format perencanaan dibuku rekam medik
ruang abu bakar, perencanaan hanya ditulis di SOAP (evaluasi keperawatan). Dalam
penulisan Catatan asuhan keperawatan masih terdapat perawat yang tidak
menuliskan catatan dengan jelas, ringkas, dan istilah yang baku dan benar.
 Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen B didapatkan hasil bahwa pasien
paling banyak dirawat adalah lebih dari 3-7 hari yaitu sebanyak 20 orang, sedangkan
pasien yang dirawat selama 7 hari sebanyak 3 orang.
 Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen C didapatkan hasil 96,4% tindakan
keperawatan yang menunjukan sudah sesuai SOP, namun klien belum melakukan
pemasangan infus sesuai prosedur yang berlaku dengan prosentase 96,7%, dan belum
melaksanakan komunikasi secara langsung atau lisan dengan presentase 87,8%.
b. Hasil Evaluasi Mutu Pelayanan Keperawatan
RSI Muhammadiyah Kendal sudah terakreditasi KARSdan telah diakreditasi oleh ISO
sejak 2012 dan belum terakreditasi lagi.
Kekurangan : Kuisioner mutu pelayanan belum didokumentasikan.
c. Hasil Evaluasi Mutu Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan.
Kekurangan : Belum mengkaji penerapan standar bimbingan mahasiswa praktek klinik
keperawatan.
d. Efisiensi Ruang Rawat
 BOR : diruang Abu Bakar adalah 83,69 % sehingga dikategorikan Baik.
 LOS : pasien diruang Abu bakar bulan Januari - desember 2016 adalah 4 hari
sehingga dikategorikan baik. Standar nasional LOS untuk rumah sakit dalam 1 tahun
adalah 7- 10 hari.
 Kekurangan : pendokumetasian BTO dan TOI belum didokumentasikan.
e. Kepuasan Kerja Perawat
Hasil pengukuran tingkat kepuasan Kerja Perawat diruang abu bakar belum ada
pendokumentasianya.
f. Penilaian Kinerja Perawat
Hasil pengukuran tingkat kinerja Perawat diruang abu bakar belum ada
pendokumentasianya.
BAB III

ANALISA SITUASI

A. Analisa SWOT Ruangan


Tabel 3.1
Analisa SWOT Hasil Pengkajian Di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah
Kendal
No Unsur S W O T
1. Man/ - Perawat  Perawat yang  RSI kendal  Adanya
Manusia memberikan berpendidikan D3 lebih memiliki persaingan
pelayanan banyak dibanding MOU dengan global
dengan model perawat yang institusi khususnya
perawatan berpendidikan Ners pendidikan dalam
MPKP. dengan jumlah perawat sehingga pelayanan
- 100% Perawat D3 11 perawat (61,1%) adanya keperawatan.
berusia dan Ners 7 perawat kesempatan  Tingginya
produktif. (38,9%). melanjutkan kesadaran
- Pelaksanaan  Pelaksanaan tugas pendidikan masyarakat
tugas dari ketua tim belum kejenjang akan kualitas,
kepala ruang maksimal, seperti : yang lebih efektif, efisien
sudah belum melakukan tinggi. dalam
dikategaorikan pengkajian terhadap  Seiring pelayanan
baik sebanyak klien baru/ melengkapi dengan perawatan.
89,6% pengkajian yang sudah berkembanga  Persaingan
- Mayoritas ditentukan, belum nya peraturan antara rumah
perawatan di melakukan pengaturan dari sakit negeri dan
ruang abu pelaksanaan konsul pemerintah rumah sakit
bakar sudah dan pemeriksaan yang swasta yang
mengikuti laboratorium, dan mengharuska semakin ketat.
pelatihan belum memberikan n perawat
- Perawat pendidikan kesehatan dengan
diruang Abu kepada klien/keluarga pendidikan
Bakar  Pelaksanaan pemberian minimal ners.
jumlahnya komunikasi terpeutik:  adanya
sudah sesuai perawat belum kebijakan RSI
dengan rumus menanyakan nama Muhammadiy
ah Kendal
DEPKES panggilan kesukaan memberikan
2002. pasien wewenang
 Pelaksanaan serah bagi kepala
terima operan jaga ruang
belum dilaksanakan mengatur
dengan baik, menejemen
menujukan presentasi bangsal
44,4 %, seperti : karu
/PJ shift membuka
acara dengan salam, PJ
tim berikutnya
belummengklarifikasi,
Karu belum memimpin
ronde, karu belum
merangkum informasi
operan, karu belum
belum memimpin Do’a
dan penutup acara.
 Pelaksanaan meeting
morning tidak
dilakukan
 Pelaksanaan
preconference tidak
dilakukan
 Pelaksanaan
postconference tidak
dilakukan
 Pelaksanaan supervise
tidak dilakukan.
 Indikator mutu
pelayanan kurang baik,
dengan presentase 85%
seperti : tidak ada buku
serah terima jaga yang
ditandatangani oleh
petugas jaga dan
penerimaan jaga.
 Hubungan antar staf
perawat masih kurang
dengan presentase
75%.
 Hubungan antara sataf
dengan pasien masih
kurang dengan
presentase 70%.
2 Metode SAK  SAK yang tersedia  peluang  Adanya
 SAK di Ruang belum memenuhi 10 perawat tuntutan
abu bakar penyakit terbanyak di untuk masyarakat
sudah Ruang abu bakar meningkatka yang kritis
mengacu pada  56,52% dalam n pendidikan terhadap SOP
NANDA pengkajian belum (pengembang  Masyarakat
 Format merumuskan masalah an SDM) membandingka
pengkajian berdasarkan  Mengadakan n fasilitas yang
sudah ada dan kesenjangan antara pelatihan ada di ruangan
dapat status kesehatan kembali dengan ruangan
memudahkan dengan norma pola dan tentang SAK dari rumah sakit
perawat dalam fungsi kehidupan dan SOP lain.
pengkajian  Pengkajian dilakukan  Adanya  adanya
dan kurang sesuai dengan literatur kesalahan yang
pengisiannya. SOP NANDA, terjadi karena
 Dokumentasi  Hanya 78,2% perawat NIC-NOC komunikasi
keperawatan yang sudah membuat 2015-2017 yang kurang
yang diganosa keperawatan  Adanya jelas pada saat
dilakukan berdasarkan masalah kerjasama operan
meliputi yang telah dirumuskan dengan berlangsung
pengkajian,  52,17% perawat ridak institusi
dokumentasi, merumuskan diagnosa kesehatan
perencanaan, keperawatan yang yang lain
implementasi, mencerminkan PE/PES dalam
dan evaluasi  52,17% perawat ridak peningkatan
yang merumuskan diagnosa mutu
menggunakan keperawatan yang keperawatan
metode SOAP. aktual maupun  pelaksanaan
 Tidak adanya potensial askep sudah
petugas  Sistem terkoordinir
administrasi, pendokumentasian dengan
sehingga masih dilakukan secara adanya
membuat manual (belum ada dokumentasi
beban kerja komputerisasi) keperawatan
perawat  Belum semua yang baik.
bertambah Intervensi yang disusun
lebih banyak mengacu
pada medis dari pada
tindakan keperawatan
serta tidak beracuan
pada ONEC
 Dalam penulisan
intervensi tidak ada
perawat yang
menyusun berdasarkan
prioritas
 Dalam perumusan
tujuan tidak ada yang
mengandung
komponen
pasien/subyek,
perubahan perilaku,
kondisi pasien, dan
atau criteria
 Rencana tindakan tidak
ada yang mengacu
pada tujuan dengan
kalimat perintah,
terinnci, dan jelas serta
melibatkan pasien dan
keluarga
 52,17% rencana
tindakan tidak
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga
 Implementasi yang
dilakukan seringnya
adalah tindakan medis.
 Kebanyakan masih
menggunakan diagnosa
keperawatan tunggal
 Evaluasi Dilakukan
pada akhir shift bukan
tiap tindakan
keperawatan
 Ada beberapa diagnosa
yang tidak disusun
berdasarkan standar
diagnosa
 Ada beberapa
perencanaan
keperawatan yang tidak
sesui ONEC
3 Money  Sumber dana  Sumber dana Adanya  Ketik dana
berasal dari operasional rumah kebijakan mandiri tidak
pendapatan sakit menggunakan birokrsi mencukupi
fungsional dana mandiri dan untuk pendanaan yang kebutuhan
rumah sakit ruang Abu Bakar tidak terpusat. operasional
sendiri. memiliki sumber dana maka pelayanan
 Ruangan untuk pengembangan akan terhabat.
menerima pelayanan keperawatan  Adanya
pasien sendiri. pendanaan yang
dengan  Sedangkan untuk terpusat
jaminan mendapatkan mengakibatkan
kesehatan pelayanan rumah sakit ruangan tidak
untuk pasien yang berjalan secara mampu
dalam bentuk optimal maka melakukan
JAMKESDA diperlukan pengadaan pengebangan
, BPJS, dan sarana dan prasarana, dengn efektif.
memberikan gaji pegawai, dana Karena apabila
keringanan operasional, fasilitas ruangan
terhadap pasen, serta untuk membutuhkan
pasien yang kegoatan pembelanjaan alat ataupun
tidak mampu alat-alat kesehatan dan yang lainnya
pembangunan fisik. harus
 Rencana bulanan mengsulkan ke
belum dilaksanakan bagian manajer
secara konsisten yang prosesnya
akan memakan
prses yang lama.
4 Material  Inventaris  Berdasarkan data alat  Mengusulk  Fasilitas yang
alat yang kurang dari an alat yang kurang
nonmedis standar antara lain : kurang memenuhi
dan medis - Beberapa alat terpelihara standar dapat
diruang untuk berakibat pada
kurang terpelihara
abubakar segera pemberian
dalam seperti alat suction diperbaiki pelayanan yang
kondisi baik yang tidak  Tersedianya kurang optimal.
dan dapat tersimpan rapi, dana  Tuntutan
difungsikan terdapat termometer khusus pasien,
 Jumlah alat yang rapi, penataan untuk mendapatkan
yang alat kurang rapi. penambaha fasilitas yang
dibutuhkan n fasilitas nyaman dan
- Tidak ada kalibrasi
untuk pelayanan yang
melakukan alat optimal.
tindakan
keperawatan
mencukupi.
 Fasilitas tiap
kamar untuk
VIP ada satu
bed, 1 Tv, 1
Lemari, 1
Standar
Infus. Untuk
kelas satu
terdiri atas 2
bed, lemari,
2 standar
infus roda,
yang
menunjang
keperluan
pasien.
 Ruangan Abu
Bakar
merupakan
merupakan
kelas VIP
dan kelas 1
yang
dilengkapi
AC dan
ventilasi
hingga
memberikan
kenyamanan
bagi pasien.
5 Machine  Inventaris  Terdapat salah satu  Tersedianya  Fasilitas yang
mesin alat penunjang dana dari kurang
penunjang perawatan yang rusak APBN untuk memenuhi
perawatan (Alat Nebu), alat penyediaan standar dapat
sudah elektronik (Kipas alat-alat berakibat pada
menunjang angin dinding) kesehatan. pemberian
dan sudah  Tidak adanya pelayanan yang
sesuai pengecekan alat atau kurang optimal.
dengan alat kalibrasi alat  Tuntutan
yang ada dan kesehatan yang dicek pasien,mendapa
masih layak secara periodik tkan
pakai. fasilitas yang
 Fasilitas nyaman dan
elektronik di pelayanan yang
ruang optimal.
Cempaka
masih layak
pakai dan
sudah
didokumenta
sikan dalam
buku
inventaris
alat.

B. PerumusanMasalah
1. Analisamasalah
Dari hasilpengkajian data-data tentangmanajemenkeperawatan di ruangAbu
Bakardiidentifikasidandianalisisuntukmemperolehmasalah.Analisa data hasilpengkajian
data dapatdilihatpadatabelberikutini :
Tabel3.2
IdentifikasiMasalahAnalisa Data Di RuangAbu Bakar
RSI Muhammadiyah Kendal

No Data Fokus Masalah


1. Pelaksanaan meeting morning tidak dilakukan dengan prosentase 0%. Meeting morning tidak
dilakukan.

2. Pelaksanaan supervisi di ruang abu bakar tidak dilakukan dengan Kegiatan supervisi
prosentasi 0%. Pada hasil evaluasi hubungan profesional antara staf ruangan tidak
keperawatan dengan pasien di ruang abu bakar kepala ruang tidak dilakukan
melakukan supervisi diruangan setiap awalan shift.
3. a. Pelaksanaan pre dan post conference tidak dilakukan sama sekali Pre dan post
dengan prosentasi 0% conference tidak
b. Pelaksanaan serah terima tugas jaga (operan) diruang abu bakar dilakukan
hanya sebesar 44,4%. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam,
PJ tim berikutnya tidak mengklarifikasi, karu tidak memimpin
ronde, karu tidak merangkum informasi operan , karu tidak
memimpin Do’a dan menutup acara
4. a. Pengkajian keperawatan masih 85,86% karena pengkajian belum Kurangnya dokumentasi
mencakup kesenjangan antara status kesehatan dengan norma pola asuhan keperawatan
dan fungsi kehidupan. khususnya pengkajian
b. Diagnosa keperawatan masih 65,21% karena belum masalah yang keperawatan, diagnosa
telah dirumuskan, diagnosa keperawatan juga belum sepenuhya keperawatan dan
mencerminkan PE/PES 52,17%, serta 52,17% belum perencanaan asuhan
3. mengkategorikan masalah aktual atau potensial. keperawatan belum
c. Perencanaan asuhan keperawatan masih 45,80% karena lengkap atau sesuai
perencanaan belum sesuai dengan urutan priritas, belum adanya
perumusan tujuan yang mengandung komponen pasien, subyek,
perubahan perilaku, kondisi pasien atau kriteria, belum adanya
rencana tindakan yang mengacu pada tujuan dengan menggunakan
kalimat perintah, terperinci, jelas, dan atau melibatkan
pasien/keluarga, rencana keperawatan tidak menggambarkan
keterlibatan pasien dan keluarga, dan sebagian besar tidak
melibatkan pasien/keluarga dalam merencanakan tindakan
keperawatan.
d. Dari 10 penyakit terabanyak diruang Abu Bakar hanya ada 3
SAK dengan presentase 30%.
e. Hasil penilaian audit dokumentasi asuhan keperawatan diruang abu
bakar hanya sebesar 33,3%. Karena tidak ada format dokumentasi
asuhan keperawatan, tidak ada komunikasi hasil penilaian
dokumentasi asuhan keperawatan
f. Tidak ada data yang menunjukan kepuasan pasien
a.

2. Prioritas Masalah

Tabel Prioritas Masalah Manajemen Pengelolaan


Ruang Abu Bakar

No Masalah Mg Sv Mn Ne Af Skor
a b C d e axbxcxdxe

1. Meeting morning belum dilakukan 5 5 5 5 5 3125


2. Kegiatan supervisi ruangan tidak 5 5 4 5 5 2500
dilakukan
3. Kegiatan pre conference post 5 5 4 5 4 2000
conference belum dialakukan
4. Kurangnya dokumenstasi asuhan 5 4 4 5 4 1600
keperawatan khususnya diagnosa
keperawatan dan perencanaan asuhan
keperawatan belum lengkap

Prioritas masalah yang sudah ada kemudian kami ambil masalah yang memiliki skor
tertinggi dengan alternative pemecahan masalah yang sudah kami prioritaskan.Kemudian
untuk menyelesaikan ketiga masalah tersebut kami buat Planning of Action.

3. Alternatif pemecahan Masalah


Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah meeting morning belum dilakukan di Ruang
Abu Bakar:
No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL

1 Koordinasi dengan Karu untuk 5 4 4 4 320


melakukan kegiatan meeting morning

2 Mendiskusikan dengan kepala ruang 5 3 5 5 375


mengenai meeting morning

3 Mensosialisasikan pentingnya meeting 5 4 5 4 400


morning

4 Sosialisasi meeting morning 5 5 5 4 500

3 Roleplay meeting morning 5 5 5 5 625


Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian Masalah meeting morning belum dilakukan
di Ruang Abu Bakar, maka didapatkan penyelesaian masalah “ Role Play Meeting Morning”.
Sedangkan seleksi alternatif penyelesaian untuk masalah Kegiatan supervisi ruangan tidak
dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah Supervisi belum dilakukan di Ruang Abu
Bakar:
No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL

1 Koordinasi dengan bagian manajemen 5 3 5 3 300


keperawatan untuk melakukan
kegiatan supervisi ruangan.

2 Koordinasi dengan kepala ruang 5 4 4 4 320


mengenai pelaksanaan supervisi

3 Menampilkan video Supervisi 5 3 5 5 375

4 Role Play Supervisi 5 5 5 4 400

Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian Masalah Supervisi belum dilakukan


di Ruang Abu Bakar, maka didapatkan penyelesaian masalah “ Role Play supervisi”. Sedangkan
seleksi alternatif penyelesaian untuk masalah Kegiatan pre post conference ruangan tidak
dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah pre post conference belum dilakukan di
Ruang Abu Bakar:

No Kegiatan C Ab Rc Ld Skor
a CxAxRxL

1 Koordinasi dengan Karu untuk 5 3 5 3 225


melakukan kegiatanpre post
conference
2 Mendiskusikan dengan kepala 5 3 5 4 300
ruang mengenai pre conference
dan post conference

3 Mensosialisasikan pentingnya pre 4 5 4 4 320


conference dan post conference

4 Menampilkan video pre dan post 5 5 5 3 375


conference

5 Roleplay pre dan post conference 5 4 5 5 400

Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian Masalah Pre dan Post Conference belum
dilakukan di Ruang Abu Bakar, maka didapatkan penyelesaian masalah “ Role Play pre dan post
conference”. Sedangkan seleksi alternatif penyelesaian untuk masalah dokumentasi
keperawatan diruang abu bakar tidak dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah Kurangnya Dokumenstasi Asuhan


Keperawatan Khususnya Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan Asuhan Keperawatan
Belum Optimal di Ruang Abu Bakar:

No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL
1 Mengkaji ulang format dokumentasi 5 5 3 3 225
keperawatan yang ada di ruangan
dan menyususn format baru

2 Pendampingan dalam penerapan 5 4 4 4 320


dokumentasi asuhan keperawatan

3 Sosialisasi pengisisan dokumentasi 5 5 5 4 500


keperawatan

Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian Kurangnya Dokumenstasi Asuhan


Keperawatan Khususnya Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan Asuhan Keperawatan
Belum Optimal di Ruang Abu Bakar, maka didapatkan penyelesaian masalah “Sosialisasi
pengisisan dokumentasi keperawatan”.
PLAN OF ACTION Kegiatan Managemen Keperawatan
di RuangAbu Bakar
RSI Muhammadiyah Kendal

Tujuan Penag
Pokok Waktu
Urutan Tar Yang gung
No Masalah Kegiat Sasaran Pelaks
Kegiatan get Terkait Jawa
an anaan
b
Setelah Seluruh 100 5Agust KaRu, Duriy
dilakukan role perawat % us 2020 Ketua ah
play mengenai Tim, Desi
Meeting Anggota Shinta
Role Play Meeting morningdiharap Tim,
morning kan perawat dan
Pelaksanaan dapat mahasis

a. Mencari menerapkan wa
Meeting literature meeting
b. Menyusun SAP
morning Role c. Koordinasi morning
1
belum Play dengan Ka Ru diruangan secara
d. Koordinasi
dilakukan rutin, dalam
Katim
e. Kontrak waktu meningkatkan
f. Sosialisasi
asuhan
meeting morning
g. Role Play keperawatan
Meeting
yang
Morning
optimal.dengan
target
pencapaian
100%
Kegiatan Role Melakukan role play Setelah Seluruh 100 6 KaRu, Intana
2 supervisi Play kepada perawat: dilakukan role perawat % Agustu Ketua Vika
ruangan a. Menyusun SAP play mengenai s 2020 Tim, Duriy
tidak b. Koordinasi supervisi Anggota ah
dilakukan dengan manajemen diharapkan Tim,
keperawatan perawat dapat dan
c. Koordinasi pada menerapkan mahasis
kepala ruang supervisi wa
c. Kontrak waktu diruangan secara
e. Role Play rutin, dalam
Supervisi meningkatkan
asuhan
keperawatan
yang optimal
khususnya
pemasangan
infus.dengan
target
pencapaian
100%
3 Kegiatan pre Rolepl Melakukan role play Setelah Seluruh 100 7 KaRu, Vita
conference ay kepada perawat dilakukan role perawata % Agustu Ketua Vika
post play mengenai n s 2020 Tim, Duriy
a. Mencari
conference literature pre dan Anggota ah
belum b. Menyusun SAP
c. Koordinasi postconference Tim,
maksimal dengan Ka Ru diharapkan dan
d. Kontrak waktu
e. Melakukan perawat dapat mahasis
lobbying pada menerapkan pre wa
Karu dan Katim
Abu Bakar dan post
f. Melakukan role conference
play kepada
perawat diruangan secara
rutin, dalam
meningkatkan
asuhan
keperawatan
yang
optimal.dengan
target
pencapaian
100%
4 Kurangnya Sosiali Sosialisasi penerapan Setelah Seluruh 100 4-5 KaRu, Shinta
dokumenstasi sasi/su dokumen asuhan dilakukan perawat % Agustu Ketua Duriy
asuhan keperawatanPelaksa
pervisi sosialisasi ruang s 2020 Tim, ah
naan
keperawatan penerapan Abu Anggota Desi
khususnya h. Mencari
asuhan Bakar Tim,
pengkajian, literature
i. Menyusun SAP keperawatan dan
diagnosa j. Koordinasi
diharapkan mahasis
keperawatan dengan Ka Ru
dan k. Kontrak waktu perawat dapat wa
l. Menosialisasika menerapkan
perencanaan n penerapan
asuhan asuhan asuhan
keperawatan
keperawatan keperawatan
sesuai dengan
belum buku pedoman sesuai standart
lengkap atau Diagnosa ketentuan yang
sesuai
NANDA
ada, dengan
hasil adanya
peningkatan
dalam
penerapan
dokumentasi
asuhan
keperawatan
dengan target
pencapaian
100%
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 4.1

Implementasi dan Evaluasi hasil POA

No Problem Implementasi Evaluasi

1 Meeting Melakukan Rollplay Pelaksanaan kegiatan rollplay meeting


morning belum meeting morning morning dilaksanakan pada tanggal 5
dilakukan. Agustus 2020 pukul 10.00 WIB dengan
lama waktu 20 menit di ruang Abu
Bakar. Perawat yang hadir 5 orang.
Semua perawat yang hadir mengikuti
kegiatan rollplay dari awal sampai akhir
kegiatan. Sebelum dilakukan rollplay
meeting morning di ruang Abu Bakar,
pelaksanaan meeting morning diruang
tersebut belum dilakukan, dan setelah
diberikan rollplay meeting morninghasil
yang dicapai perawat mampu melakukan
Meeting morning setiap pagi yaitu
dengan capaian 100% sesuai dengan
target yang diharapkan adapun alasan
belum dilakukannya meeting morning
karena tidak sempat.

Faktor kendalanya yaitu terkait dengan


waktu dimana role playmeeting morning
harus menunggu waktu luang dari kepala
ruang. Faktor pendukungnya yaitu kepala
ruang dan perawat yang antusias dengan
adanya role play meeting morning untuk
memperbaiki masalah manajemen di
ruang Abu Bakar.

2 Supervisi Melakukan Role Play Pelaksanaan kegiatan rollplay dilaksanakan


Supervisi pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 09.00
WIB dengan lama waktu 20 menit di ruang
Abu Bakar. Perawat yang hadir 5 orang.
Semua perawat yang hadir mengikuti
kegiatan rollplaysupervisi dari awal sampai
akhir kegiatan. Sebelum dilakukan rollplay
supervisidi ruang Abu Bakar, pelaksanaan
supervisidiruang tersebut belum dilakukan,
dan setelah diberikan rollplay supervisihasil
yang dicapai perawat mampu melakukan
supervisi yaitu dengan capaian 100% sesuai
dengan target yang diharapkan adapun
alasan belum dilakukannya supervisikarena
tidak belum terjadwalkan.

Faktor kendalanya yaitu terkait dengan


waktu dimana roleplay supervisi harus
menunggu waktu luang dari kepala ruang.
Faktor pendukungnya yaitu kepala ruang
dan perawat yang antusias dengan adanya
role play supervisi untuk memperbaiki
masalah manajemen di ruang Abu Bakar.
B. Waktu Pelaksanaan
1. Roleplay Meeting Morning

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan


3-12 Agustus 2020

3 4 5 6 12

1. Persiapan
a. Mencari
Literatur
b. Menyusun SAP

a. Koordinasi
dengan Kepala
Ruang
b. Koordinasi
dengan Katim
c. kontrak waktu

2. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan
sosialisasi
meeting morning
b. Pelaksanaan
rolelay Meeting
Morning
3. Evaluasi

Membuat laporan
hasil evaluasi

4. Presentase hasil
2. Roleplay Supervisi

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan


3-12 Agustus 2020

3 4 5 6 12

3. Persiapan
a. Mencari Literatur
b. Menyusun SAP

d. Koordinasi
dengan Kepala
Ruang
e. Koordinasi
dengan Katim
f. kontrak waktu

2. Pelaksanaan

m. Pelaksanaan
roleplay
supervisi
3. Evaluasi

Membuat laporan
hasil evaluasi

4. Presentase hasil
C. Anggaran Dana
Tabel 4.11
Anggaran Dana Pembaharuan Struktur Organisasi Di Ruang Abu Bakar
No. Alat Jumlah Harga/buah

1. Print out SAP 290 lembar 170


2. Print out materi sosialisasi
Jumlah 50.000
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan RollePlay Meeting Morning

Pelaksanaan RollePlay Meeting Morning berdasarkan hasil observasi sebelum


dilakukan Implementasi didapatkan hasil yaitu tidak dilaksanakan dengan presentase 0%.
Maka dari itu dilakukan implementasi berupa rolleplay meeting morning. Pelaksanaan
kegiatan rollplay meeting morning dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2020 pukul 10.00
WIB dengan lama waktu 20 menit di ruang Abu Bakar. Hasil yang dicapai yaitu 100% sesuai
dengan target pencapaian yang ditetapkan. Perawat yang hadir 5 orang. Dalam evaluasi
perawat mampu melakukan meeting morning setiap pagi. Faktor kendalanya yaitu terkait
dengan waktu dimana Rolleplay harus menunggu waktu luang dari kepala ruang. Faktor
pendukungnya yaitu kepala ruang dan perawat yang antusias dengan adanya rolleplay
meeting morning untuk memperbaiki masalah manajemen di ruang Abu Bakar.

Semua perawat yang hadir mengikuti kegiatan rollplay dari awal sampai akhir
kegiatan. Hasil yang dicapai perawat mampu melakukan melakukan kegiatan meeting
morning setiap pagi yaitu 100% sesuai dengan target yang diharapkan. kegiatan rolleplay
meeting morning berjalan dengan baik dan perawat diruangan menyimak kegiatan dari awal
hingga ahir kegiatan rollplay. Meeting morning yang akan kami roleplaykan membahas
kegiatan keperawatan dan nonkeperawatan di ruang abu bakar. Adapun materi yang kita
diskusikan yaitu Penerapan proses keperawatan, Penerapan prosedur-prosedur tindakan
keperawatan, Kedisiplinan karyawan ( Kehadiran, Seragam, dan Atributnya , Peralatan dan
inventarisnya, Pelimpahan tugas antar shift (Operan keliling atau meeting morning),
Hubungan antar karyawan, Kerja sama antar tim, Hubungan perawat dengan
pasienKoordinasi dengan unit lain ( farmasi, laboratorium, komite medis, fisioterapi, instalasi
gizi, dll ).Tujuan meeting morning antara lain Koordinasi intern ruang perawatan sebagai
wadah informasi dan komunikasi, Dilakukan berkaitan dengan pelayanan keperawatan agar
tercapai pemberian asuhan keperawatan yang optimal, Menciptakan suasana yang aman dan
nyaman baik kepada sesama staf keperawatan dan staf yang lain (Nursalam, 2015).
Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis
dan non medis, salah satu diantaranya adalah tenaga perawat. Tenaga perawat mempunyai
kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan bio-psiko-sosial-spiritual dan dilaksanakan selama
24 jam secara berkesinambungan” (Kemenkes RI, 2015). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perawat dengan morning briefing baik 75,6% dan morning briefing kurang baik
24,4% dengan tingkat disiplin baik 75,6% dan disiplin kurang Baik 24,4% dengan hasil
penelitian sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara morning briefing
dengan tingkat disiplin perawat di Ruang Interna RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo (Parmin,2016). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan kepada perawat agar selalu melakukan evaluasi kegiatan melalui morning briefing
sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan tugas sebagai seorang
perawat. Morning briefing perawat di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Goontalo dengan
kategori baik sebanyak 75,6% dan sebagian kecil morning briefing dengan kategori kurang
baik sebanyak 24,4% (Parmin, 2016). Walaupun pelaksanaannya tidak formal, semua
perawat yang hadir mengikuti kegiatan rollplay dari awal sampai akhir kegiatan. Hasil yang
dicapai perawat antuasias dalam melakukan roleplay meeting morningmampu melakukan
meeting morning setiap pagi diruang abu bakar yaitu 100% sesuai dengan target yang
diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa meeting morning dapat berpengaruh baik
terhadap perawat.

B. Pelaksaanaan Role Play Supervisi


Pelaksanaan supervisi diruang Abu Bakar berdasarkan hasil observasi sebelum
dilakukan implementasi didapatkan hasil supervisi diruang Abu Bakar tidak dilakukan.
Analisa SWOT yang sudah kami buat dengan mempertimbangkan kecukupan tenaga
kesehatan dan dari beberapa poin salah satunya perawat melakukan pemasangan infus tidak
sesuai dengan SOPyang ada dari analisa tersebut sangat memungkinkan Ruang Abu Bakar
untuk menerapkan atau melaksanakan kegiatan supervisi terutama pemasangan infus.
Dari beberapa fungsi manajerial kepala ruang tersebut salah satu yang harus
dijalankan oleh kepala ruang adalah fungsi pengawasan melalui supervisi keperawatan untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan adil dan
bijaksana (Arwani, 2016). Tujuan utama supervisi adalah untuk lebih meningkatkan kinerja
bawahan bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kerja ini dilakukan dengan teknik
langsung dan tidak langsung. Supervisi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung
dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan dan apabila di temukan
masalah segera di beri petunjuk atau bantuan untuk mengatasi nya untuk maslah perawat
terhadap asuhan keperawatan (Suarli & Bahctiar, 2017).
Asuhan keperawatan yang diberikan tidak terlepas dari tindakan invasif. Salah satu
tindakan invasif adalah Terapi intravena (IV), lebih dari 60% klien yang dirawat di Rumah
Sakit mendapat terapi melalui IV (Swaburg (2015), terapi intravena adalah memasukkan
jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan atau pengobatan
dalam jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pemberian terapi IV harus sesuai dengan SPO
yang sudah ditetapkan, adapun faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam
memberikan tindakan sesuai dengan SPO adalah supervisi dan motivasi (Nursalam, 2012).
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan, sedangkan motivasi adalah faktor-faktor yang
ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan prilakunya untuk memenuhi
tujuan tertentu(Marquis.B.L, 2010).
Penelitian terbaru di Negara Australia didapatkan kesalahan administrasi pemberian
obat mencapai 70%, salah satunya adalah pemberian obat intravena yaitu ditemukan
kesalahankesalahan seperti tetesan infus tidak sesuai instruksi dokter, tetesan infus terlalu
lambat atau cepat, cairan infus habis tidak diketahui oleh perawat, hal ini merupakan bagian
dari kekeliruan pengobatan/medication error(Darmadi, 2017). Pemberian terapi intravena
tidak sesuai SPO maka akan berdampak pada angka kejadian medication error. Menurut
(Darmadi, 2017) Medication error cukup sering dijumpai di Institusi pelayanan kesehatan,
terutama Rumah Sakit adapaun angka kejadian medication error dilaporkan sekitar 3-6.9%
pada pasien rawat inap. Untuk itu sangat penting penerapan keselamatan klien. Salah satu
tindakan keselamatan klien yaitu melakukan tindakan pemberian cairan infus berdasarkan
SPO yang sudah ditetapkan. (Alimun, 2011).
Hasil penelitian Ayu S. D. (2014) menunjukan bahwa ada Hubungan supervisi dan
karakteristik perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan Pemasangan infus sesuai
SOP di Ruang Interna dan IGD RSUD Toto Kabila, dan menurut (Zakiyah. A, 2012),
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara pelaksanaan supervisi terhadap
permberian cairan intravena.Hal ini sesuai dengan pendapat (Gillies, 1996) bahwa kegiatan
pengarahan yang dilakukan dalam supervisi berfukus pada tindakan fisik dan proses
interpersonal perawat pelaksana dalam mencapai tujuan keperawatan. Supervisor
memberikan arahan sesuai kebutuhan perawat dan mendorong motivasi perawat
dalammelaksanakan pekerjaannya sesuai perencanaan yang telah disusun, pengarahan yang
diberikan oleh kepala ruangan dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada
klien. Menurut (Marquis, 2010) Supervisi merupakan proses mengarahkan, memberi
petunjuk dan mempengaruhi outcome dari kinerja seseorang dalam melakukan tugasnya.
Proses supervisi yang baik harus dilakukan tepat waktu, sederhana, minimal dan
luwes, oleh karena itu seorang supervisor harus dapat menentukan waktu yang tepat dalam
melakukan supervisi guna untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja perawat dalam
melaksanakan pemasangan infus sesuai dengan SOP yang diteptapkan oleh Rumah Sakit
(Marquiz, 2010). Hal tersebut juga dikuatkan oleh Widiawati (2017) dimana ada hubungan
bermakna antara supervisi dengan pemberian cairan infus sesuai SPO dengan nilai p-value
0.034 < 0.05 dan ada hubungan bermakna antara motivasi dengan pemberian cairan infus
sesuai SPO dengan nilai p-value 0.018 <0.05. selain itu, supervisi juga dapat meningkatkan
kinerja perawat Hasil statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa p=0,004 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat
dalam pendokumentasian askep Sragih, Marsih (2018). Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wijayanti (2014). tentang Hubungan Peran Supervisi Kepala Ruangan
dengan Kinerja Perawat Pelaksana Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap yang
dilakukan terhadap 67 orang perawat pelaksana di rawat inap diperoleh hasil bahwa ada
hubungan yang bermakna antara peran supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana. Menurut Diyanto (2018)bahwa semakin baik pelaksanaan supervisi yang
dilakukan oleh kepala ruangan maka semakin baik pula kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Standar yang jelas dan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur dalam
melakukan suatu tindakan merupakan salah satu faktor yang dapat memutus mata rantai
terjadinya risiko cidera dalam memberikan pelayanan kesehatan. Prosedur yang jelas dapat
menjadi panduan dalam melakukan suatu tindakan sehingga risiko cidera dapat dicegah
(Sulistyowati, 2011). Supervisi merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan di
ruang rawat inap. Pelaksanaan supervisi mempunyai dampak yang positif kepada
peningkatan profesionalitas, akuntabilitas staf (Nursalam, 2011 ). Kegiatan penjaminan
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi berjenjang kepada
staf (Keliat, 2011). Pengawasan mengacu pada standar sebagai tolok ukur untuk penilaian
kualitas pelayanan yang diberikan. Supervisi klinis dapat membantu peningkatan kualitas
selama periode perawatan pasien (Davis, 2011).
Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi
lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian
hasil positif dan memberikan jalan keluar terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan.
Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya
secara benar (Keliat, 2016). Fungsi manajerial yang menangani pelayanan keperawatan di
ruang perawatan di koordinatori oleh kepala ruang. Kepala ruang menjadi ujung tombak
tercapainya mutu pelayanan rumah sakit serta bertanggung jawab mengawasi kepatuhan
perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Untuk itu seorang kepala ruang
di tuntut memiliki kompetensi yang lebih dalam melaksanakan fungsi manajerial nya dalam
supervisi. Kemampuan manajerial yang harus di miliki oleh kepala ruang adalah
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan, pengawasan serta
pengendalian, dan evaluasi dalam melakukan supervisi keperawatan (Arwani & Supriyatno,
2013).
Saat ini pemimpin di beberapa rumah sakit, institusi dan organisasi profesi
belumsepenuhnya melaksanakan fungsi dan tugasnya. Tugas pemimpin atau kepala ruangan
melakukan supervisi dirumah sakit sangat penting melakukan pengawasan terhadap
kepatuhan perawat pelaksana sebagai strategi untuk mewujudkan rumah sakit yang
berkualitas (Anwar, K, 2013). supervisi yang kurang baik dapat menyebabkan sebagian besar
perawat merasa kurang kompeten dari kepala ruangan, sehingga sebagian besar perawat juga
kurang patuh dalam pelaksanaan prosedur operasi standar pasca perawatan luka
operasi(Windu Santoso, dkk, 2016).
Hasil Hal ini menunjukan sebagian besar perawat sebelum dilakukan supervisi
kepala ruang, perawat yang patuh pada jadwal kegiatan harian sebanyak (38,5%) dan hasil
kepatuhan perawat sesudah dilakukan supervisi kepala ruang didapatkan hasil (69,2%)
(Widarti, Suryani, & Meikawati, 2014) Berbeda dengan hasil data yang dikumpulkan dengan
cara observasi lembar check list Standar Oprasional Prosedur (SPO) pada Pemasangan Infus
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan wawancara mendalam. Hasil observasi
menunjukkan bahwa seluruh perawat tidak patuh (100%) dalam melaksanakan SPO
pemasangan infus. Juga hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa komitmen,
hubungan sosial, kelangkaan, resiprositas, validasi sosial dan otoritas terkait kepatuhan
perawat belum terwujud dengan baik dalam hal pelaksanaan SPO pemasangan infus. Hal ini
dapat disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan evaluasi SPO pemasangan infus serta
peran. Disimpulkan bahwa seluruh perawat tidak patuh dalam melaksanakan SPO
pemasangan infus di RS PKU Muhammadiyah Gombong. (Jeli & Ulfa, 2014).
Maka dari itu perlu dilakukan implementasi berupa roleplay supervisi guna
meningkatkan pelaksanaan supervisi diruangan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan
pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 09.00 WIB dengan lama waktu ±20 menit diruang Abu
Bakar.Kegiatan rolleplay supervisi berjalan dengan baik dan diikuti oleh semua perawat di
ruang Abu Bakar dari awal hingga akhir acara. Hasil yang dicapai setelah diberikannnya
Rollplay supervisi, perawat diruang Abu Bakar akan lebih meningkatkan kegiatan supervisi
agar lebih optimal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik keperawatan diruang Abu bakar RSI Muhammadiyah
Kendal, didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang dilakukan diruang Abu bakar didapatkan beberapa masalah
diantaranya: Meeting morning belum dilakukan, Kegiatan supervisi ruangan tidak
dilakukan.
2. Hasil alternatif penyelesain masalah didapatkan solusi berupa, melakukan rollplay
meeting morning dan memotivasi agar selalu menerapkan meeting morning setiap pagi
3. Hasil penyelesaian masalah Kegiatan supervisi ruangan tidak dilakukanberupa
melakukan rolleplay Supervisi dan memotivasi agar selalu menerapkan supervisi setiap
hari
4. Kegiatan roleplay Meeting morning ini diikuti oleh semua perawat diruang Abu Bakar,
dan dari hasil roleplay semua perawat mengatakan akan melakukan meeting morning
setiap pagi
5. Kegiatan rolleplay supervisidiikuti oleh semua perawat ruang Abu bakar, dan didapatkan
hasil perawat melakukan roleplay supervisi dan hasil tersebut mencapai 100%
sesuaidengan target yang diharapkan.
6. Setiap masalah ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesionl


Edisi 5. Salemba Medika: Jakarta

Kemenkes RI. (2015). Pedoman nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety) (3th ed.).
Jakarta.

Suarli,S & Bahctiar, Y. (2017). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta :
Erlangga

Parmin, (2016). hubungan antara morning briefing dengan tingkat disiplin perawat di Ruang
Interna RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tesis. FIK.UI.Depok. Jakarta.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20284809T%20Parmin.pdf

Arwani.(2016), Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.

Swanburg, NC. 2015. Introductory Management and Ladership For Clinical Nurses, EGC, Jakarta

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Edisi


3. Jakarta: Salemba Medika

Marquis.B.L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta

Alimul, A.A. 2011. Pengantar konsep Dasar Keperawatan. Jakrta: Salemba Medika.

Darmadi. 2017. Mutu rumah sakit. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus, Ratna.(2011). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Cetakan 1,


Jakarta: EGC kedokteran

Zakiyah. A, 2012. Pengaruh supervisi pimpinan ruangan terhadap pelaksanaan pemberian cairan
Intravena di RS Umum Siduarto;.Tesis

Keliat, et, al. 2016. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Kedokteran
Anwar. K. (2013). Supervisi Manajemen Keperawatan. Edisi ke 1. Badan penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Arwani & Supriyatno. (2013). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta : EGC

Jeli, M. M., & Ulfa, M. (2014). Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Standar Prosedur
Operasional Pemasangan Infus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
Compliance of Nurse in Implementing Standard Operating Procedure of Peripheral
Venous Catheter Insertion in Rumah Sakit PKU Muhammad. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(1), 51–62.

Windu Santoso, dkk, 2016) Hubungan Antara Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kepatuhan
Perawat Pelaksana Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Rawat Luka Post
Operasi di RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari. Diakses dari http://ejournal.stikes-
ppni.ac.id/index. php/JKS/article/view/243/0

Widarti, D., Suryani, M., & Meikawati, W. (2014). Pengaruh Supervisi Kepala Ruang Terhadap
Kepatuhan Perawat Pada Jadwal Kegiatan Harian Perawat Di Ruang Mawar Di Rsud
Ungaran. Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

Nursalam. Manajeman keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi ke-3.
Jakarta: Salemba Medika; 2011.

Keliat BA, Akemat. Model praktik keperawatan professional jiwa. EGC, Jakarta; 2011.

Davis C & Burke L. The effectiveness of clinical supervision for a group of ward managers
based in a district general hospital: an evaluative study. Journal of Nursing Management;
2011.

Sulistyowati, G. Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Standar Oprasional


Prosedur (SOP) dengan Pemasangan Infus dengan Kejadian Flebhitis di Raumah Sakit
Islam Kendal. Semarang. UNIMUS; 2014

Wijayanti, Puji. 2014. Hubungan peran kepala ruang terhadap kinerja perawat dalam asuhan
keperawatan.Jakarta :UPN
Diyanto, yahyo.(2018). Analisis FaktorFaktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di
RumahSakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. UNDIP
LAMPIRAN

Mengimplementasikan sosialisasi meeting morning ke kelompok 3

Mengimplementasikan Rolleplay meeting morning kepada kelompok 3


Mengimplementasikan supervisi pemasangan infus kepada kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai