Disusun oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning, organizing, actuating,
controlling (POAC) terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Grant dan Massey, 2010). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang
difokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan
(Nursalam, 2011). Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan nyata yaitu Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan,
perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan
langkah- langkah perencanaan, pelaksanaan model keperawatan profesional dan melakukan
pengawasan serta pengendalian (Santosa, 2013).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling mendukung. Sebagaimana proses keperawatan, manajemen keperawatan terdiri
atas: pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
hasil(Nursalam, 2011). Keperawatan yang semakin maju menuntut sebuah kualitas dan
kuantitas terkait pelayanan keperawatan yang komprehensif. Dengan adanya tuntutan
tersebut,maka perlu dilakukan manajemen dengan model praktik keperawatan profesional
(MPKP). Keperawatan pada masa sekarang dan masa yang akan datang perlu adanya
perubahan yang maksimal dalam pemberian asuhan keperawatan, secara langsung perawat
itu merupakan tenaga kesehatan kesehatan yang selalu bersama pasien / klien selama 24 jam.
Mutu pelayanan keperawatan merupakan indikator kualitas pelayanan kesehatan. Penentu citra
institusi pelayanan kesehatan di masyarakat adalah perawat. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perawat akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien. Pendokumentasian
merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan
intervensi keperawatan langsung kepada klien. Didasari oleh profesi keperawatan, bahwa masyarakat
mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan asuhan keperawatan secara profesional. Mutu asuhan
keperawatan dapat tergambar dari dokumentasi proses keperawatan (Dalami, dkk, 2011).
Ciri - ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain memenuhi standar profesi
yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efisien dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di Ruang Abu
Bakar RSI Muhammadiyah Kendalberdasarkan metode tim. Dalam metode ini ketua tim
(perawat profesional) akan melaksanakan tugas yang didelegasikan kepala ruang bersama
dengan perawat pelaksana, membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenanganya
yang didelegasikan oleh kepala ruang. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial
peserta didik keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga
melakukan praktik langsung di lapangan (rumah sakit).Mahasiswa Program Profesi Ners,
Universitas Muhammadiyah Pekajangan melakukan praktik Stase Manajemen Keperawatan
di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal untuk mengaplikasikan manajemen
keperawatan dengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan di Ruang Abu Bakar RSI
Muhammadiyah Kendal selama 3 minggu diharapkan mahasiswa program profesi Ners mampu
menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit layanan kesehatan secara nyata
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik manajemen di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal
mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data, menganalisis data, dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan berdasarkan analisis langsung ditempat praktik
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manejemen keperawatan bersama pihak
rumah sakit tempat praktik dengan masalah baru yang mungkin teridentifikasi
maupun masalah lama yang akan dievaluasi
c. Tersusunnya rencana alternatif sesuai dengan masalah yang ada
d. Mengorganisasaikan pelaksanaan rencana alternatif sesuai dengan masalah yang
muncul
e. Memperkenalkan alternatif pemecahan masalah yang bermanfaat untuk ruangan
f. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer keperawatan
g. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah
h. Adanya rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya mempertahankan
dan memperbaiki hasil melalui kerja sama dengan unit terkait dirumah sakit
D. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
memberikan asuhan keperawatan sesuai standar bagi klien melalui manajemen
keperawatan khususnya di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal.
2. Ruang Abu Bakar
Sebagai referensi dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan dalam rangka
meningkatkan asuhan keperawatan profesional pada klien di Ruang Abu Bakar RSI
Muhammadiyah Kendal.
3. Mahasiswa Profesi Ners
Sebagai pembelajaran dan penerapan ilmu manajemen keperawatan di klinik.
F. Peserta Praktik
Mahasiswa Program profesi Ners UniversitasMuhammadiyah Pekajangandengan anggota :
1. Desi Khurotul Ani
2. Dhiah Shinta Ariesanti
3. Duriyah
4. Intana Vita Silma Khonita
5. Junior Andrian
6. Vika Amelia Dewi
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
c. Struktur Organisasi
Struktur organisasi berbentuk tim dengan 18 perawat yaitu 1 kepala ruang, 2
ketua Tim dan 15 perawat pelaksanastrukture organisasi ruangAbu Bakar sudah
terlihat atau tertempel di Ruangan.
d. Denah Ruang
Denah ruang di Ruang Abu Bakar sudah tertempel diruangan.
Masukan : Tidak mencantumkan nama ruangan di RSI Muhammadiyah Kendal
(hanya mencantumkan jumlah ruangan di RSI Muhammadiyah Kendal), tidak
dijelaskan pembagian ruangan antara laki-laki dan perempuan, diruang Abu Bakar
tidak terdapat ruang khusus dokter/ kepala ruang, dalam struktur organisasi belum
sesuai dengan tingkat pendidikan, jumlah tempat tidur tidak dijelaskan.
B. ANALISA SWOT
Dalam menuliskan analisa SWOT masih kurang sesuai.
2. Hipertensi 36 12%
3. Diabetes Mellitus 27 9,1%
6. Vomitus 21 7,1%
7. Anemia 18 6%
8. Gastrointestinal 13 4,8%
9. Dispnea 13 4,3%
Analisa Data : Data yang paling banyak adalah febris sebanyak 110
orang dengan prosentase (37.1%).
c) Distribusi pasien berdasarkan tempat tinggal yang terdapat diruang Abu Bakar
selama periode bulan desember 2016- febriari 2017 jumlah pasien terbesar
berasal dari daerah weleri yaitu 100 orang dengan prosentase (24,9%).
2. Mahasiswa Praktik
Pada periode desember 2016- februari 2017 mahasiswa yang praktik di ruang
Abu Bakar yaitu sebanyak 6 orang dari Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan Profesi Ners selama 3 minggu mulai tanggal 27Juli sampai bulan 10
agustus2020.
1 Minimal 15 2 30
2 Intermediate 10 3 30
3 Agak Berat 3 4 12
4 Maksimal - - -
16 72
52−12−15
365−82 x 10,2
82
= 280 x 10,2 = 2,98
25 % dari jam pelayanan keperawatan :
= 3,2
Tenaga keperawatan yang dibutuhkan = 10,2 + 2,98 + 3,2
= 16,38 + 1 Ka Ru
= 17 perawat
Jadi kebutuhan tenaga yang diperlukan adalah 17 perawat.
Analisa data:
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Depkes, 2002 untuk kebutuhan tenaga
di ruang Abu Bakar adalah 17 orang, sedangkan di ruang Abu Bakar jumlah
perawat saat ini berjumlah 18 orang.
Masukan : Perhitungan tenaga keperawatan diruang abu bakar sudah
sesuai hanya saja dalam menuliskan rumus penulis menggunakan rumus
DEPKES 2002 tetapi keteranganya rumus DEPKES 2011. Untuk point
pembagian kebutuhan tenaga keperawatan ada kesalahan namun
hasilnya benar. Untuk hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
yaitu 17, diruang abu bakar sendiri jumlah perawat 18. Artinya lebih
dari perhitungan tenaga keperawatan yang tertera (perlu dilihat
penugasan 1 orang perawat tersebut).
2. Money/dana
Dari hasil wawancara kepada kepala ruang Abu Bakar bahwa sumber dana dan
pengaturan keuangan diatur sepenuhnya secara sentral oleh bidang keuangan RSI
Muhammadiyah Kendal dibawah pimpinan rumah sakit dan ikut terlibat dalam
perencanaan dan pengadaan baik triwulan, maupun tahunan. Dari ruangan hanya
memantau terkait inventaris kemudian dilakukan pengajuan kepihak atasan setelah
habis dan hal pengelolaan keuangan diruang abu bakar.
3. Method/metode
a) Kebijakan
Kebijakan di rumah sakit islam Kendal yaitu biaya perawatan pelayanan
kesehatan di RSI Kendal dan wewenang bagi kepala ruang mengatur manajemen
bangsal.
b) SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
Ruang Abu Bakar memiliki 15 SAK yang sudah mengacu pada NANDA.
Namun, SAK yang ada belum mampu mencakup 10 penyakit terbanyak yang ada di
Ruang Abu Bakar seperti Febris, DADS, Vomitus, Anemia, Gastrointestinal,
Dispnea, Melena.
c) SOP (Standar Operating Prosedur)
Ruang Abu Bakar memiiki 38 SOP yang sudah dibuat oleh RSI Muhammadiyah
Kendal. Namun, SOP yang ada masih kurang melihat jumlah pasien yang ada
dengan kemungkinan kebutuhan yang pasien perlukan.
5. Mechine/mesin
Kekurangan : tidak ada keterangan mesin/alat dilakukan dikalibrasi secara rutin
atau tidak.
1. PROSES
a. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil studi menggunakan instrumen A terhadap 12 dokumen asuhan
keperawatan pada pasien yang dirawat diruang Abu Bakarminimal 3 hari diperoleh data
tentang pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai berikut :
1) Pengkajian
Pengkajian di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 (n=23), analisa data : diketahui bahwa pengkajian asuhan keperawatan di
ruang Abu Bakar adalah baik yaitu sebesar 85,86%.
N % N % N %
Analisa Data :Point paling banyak yang tidak dinilai yaitu masalah dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma pola dan fungsi
kehidupan dengan jumlah 13 perawat dengan presentasi (56,52%). Didalam
pendokumentasian berdasarkan aspek yang dinilai dari data yang dikelompokan
berdasarkan (Bio-Psiko-Sosio, Kultural, dan Spiritual) keseluruhan perawat sudah
melakukan dengan baik namun penulis menyebutkan pada pengkajian asuhan
keperawatan diruang abu bakar kebanyakan pengkajian pengelompokan
biopsikososiokulturalspiritual belum ada pada dokumentasi hal tersebut menunjukan
data tidak sinkron.
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan di ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada
tanggal 27-30 Maret 2017 (n=23), analisa data : diketahui bahwa pembuatan
diagnosa keperawatan di Ruang Abu Bakar adalah baik yaitu sebesar 65,61%.
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak Total
N % N % N %
3) Intervensi
Perencanaan di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 diketahui bahwa perencanaan asuhan keperawatan di Ruang Abu Bakar
adalah baik yaitu sebesar 45,80 %.
N % N % N %
4) Tindakan/ Implementasi
Tindakan di Ruang Abu Bakar RSI Kendal pada Tanggal 27-30 Maret 2016
diketahui bahwa tindakan keperawatan di Ruang sudah dilakukan dengan baik yaitu
(100%).
N % N % N %
5) Evaluasi
Evaluasi di Ruang Abu Bakar RSI Muhammadiyah Kendal pada tanggal 27-30
Maret 2017 diketahui bahwa evaluasi asuhan keperawatan di Ruang Abu Bakar
sebesar 100%.
N % N % N %
c) Actuating (Pengarahan)
(1) Pelaksanaan serah terima tugas jaga (Operan) masih jauh dari optimal dengan
presentase 44,4%. Karu (PJ Shift) belum membuka acara dengan salam, PJ
Tim berikutnya belum mengklarifikasi, Karu belum memimpin Ronde, Karu
belum merangkum informasi operan, Karu belum memimpin doa’a dan
menutup acara.
(2) Pelaksanaan meeting morning di ruang Abu Bakar belum dilaksanakan
dengan presentase 0%
(3) Pelaksanaan pre conference diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan
presentase 0%
(4) Pelaksanaan post conference diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan
presentase 0%
(5) Pelaksanaan pendelegasian di ruang Abu Bakar sudah dilakukan dengan baik
dengan presentase 100%
(6) Pelaksanaan supervisi diruang Abu Bakar tidak dilakukan dengan presentase
0%.
d) Controlling
(1) Penilaian indikator mutu belum terlaksana secara optimal dengan presentasi
85,71%. Di ruangan tidak ada buku serah terima jaga yang ditandatangani
oleh petugas jaga dan penerimaan jaga.
(2) Peneliaan audit dokumentasi di ruang Abu Bakar belum dilakukan secara
optimal dengan presentase 33,3%. Tidak ada format penilaian dokumentasi
asuhan keperawatan, tidak ada dokumentasi hasil penilaiandokumentasi
asuhan keperawatan.
2) Pilar II Compensatory reward
(1) Penilaian kinerja perawat diruang Abu Bakar dilaksana secara optimal dengan
presentase 75% karena ada pendokumentasian hasil penilaian kerja.
(2) Pelaksanaan universal percaoution belum terlaksana dengan presentase
93,3%, perawat terkadang tidak menggunakan baju pelindung ketika
melakukan tindakan.
3) Pilar III Profesional Relationship
Diruang Abu Bakar sudah disusun rapat keperawatan.
4) Pilar IV Patient Care Delivery
Hasil penilaian discharge planing diruang Abu bkar belum dilaksanakan secara
optimal dengan presentase 72,3%, karena alat bantu yang terpasang tidak diisi,
keadaan saat pulang (kesadaran dan TTV) tidak diisi, mobilisasi saat pulang tidak
diisi, masalah keperawatan yang masih ada saat pulang tidak diisi oleh sebagian
perawat.
ANALISA SITUASI
B. PerumusanMasalah
1. Analisamasalah
Dari hasilpengkajian data-data tentangmanajemenkeperawatan di ruangAbu
Bakardiidentifikasidandianalisisuntukmemperolehmasalah.Analisa data hasilpengkajian
data dapatdilihatpadatabelberikutini :
Tabel3.2
IdentifikasiMasalahAnalisa Data Di RuangAbu Bakar
RSI Muhammadiyah Kendal
2. Pelaksanaan supervisi di ruang abu bakar tidak dilakukan dengan Kegiatan supervisi
prosentasi 0%. Pada hasil evaluasi hubungan profesional antara staf ruangan tidak
keperawatan dengan pasien di ruang abu bakar kepala ruang tidak dilakukan
melakukan supervisi diruangan setiap awalan shift.
3. a. Pelaksanaan pre dan post conference tidak dilakukan sama sekali Pre dan post
dengan prosentasi 0% conference tidak
b. Pelaksanaan serah terima tugas jaga (operan) diruang abu bakar dilakukan
hanya sebesar 44,4%. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam,
PJ tim berikutnya tidak mengklarifikasi, karu tidak memimpin
ronde, karu tidak merangkum informasi operan , karu tidak
memimpin Do’a dan menutup acara
4. a. Pengkajian keperawatan masih 85,86% karena pengkajian belum Kurangnya dokumentasi
mencakup kesenjangan antara status kesehatan dengan norma pola asuhan keperawatan
dan fungsi kehidupan. khususnya pengkajian
b. Diagnosa keperawatan masih 65,21% karena belum masalah yang keperawatan, diagnosa
telah dirumuskan, diagnosa keperawatan juga belum sepenuhya keperawatan dan
mencerminkan PE/PES 52,17%, serta 52,17% belum perencanaan asuhan
3. mengkategorikan masalah aktual atau potensial. keperawatan belum
c. Perencanaan asuhan keperawatan masih 45,80% karena lengkap atau sesuai
perencanaan belum sesuai dengan urutan priritas, belum adanya
perumusan tujuan yang mengandung komponen pasien, subyek,
perubahan perilaku, kondisi pasien atau kriteria, belum adanya
rencana tindakan yang mengacu pada tujuan dengan menggunakan
kalimat perintah, terperinci, jelas, dan atau melibatkan
pasien/keluarga, rencana keperawatan tidak menggambarkan
keterlibatan pasien dan keluarga, dan sebagian besar tidak
melibatkan pasien/keluarga dalam merencanakan tindakan
keperawatan.
d. Dari 10 penyakit terabanyak diruang Abu Bakar hanya ada 3
SAK dengan presentase 30%.
e. Hasil penilaian audit dokumentasi asuhan keperawatan diruang abu
bakar hanya sebesar 33,3%. Karena tidak ada format dokumentasi
asuhan keperawatan, tidak ada komunikasi hasil penilaian
dokumentasi asuhan keperawatan
f. Tidak ada data yang menunjukan kepuasan pasien
a.
2. Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Ne Af Skor
a b C d e axbxcxdxe
Prioritas masalah yang sudah ada kemudian kami ambil masalah yang memiliki skor
tertinggi dengan alternative pemecahan masalah yang sudah kami prioritaskan.Kemudian
untuk menyelesaikan ketiga masalah tersebut kami buat Planning of Action.
Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah Supervisi belum dilakukan di Ruang Abu
Bakar:
No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL
Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah pre post conference belum dilakukan di
Ruang Abu Bakar:
No Kegiatan C Ab Rc Ld Skor
a CxAxRxL
Berdasarkan hasil seleksi alternarif penyelesaian Masalah Pre dan Post Conference belum
dilakukan di Ruang Abu Bakar, maka didapatkan penyelesaian masalah “ Role Play pre dan post
conference”. Sedangkan seleksi alternatif penyelesaian untuk masalah dokumentasi
keperawatan diruang abu bakar tidak dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :
No Kegiatan C A R L Skor
a b c d CxAxRxL
1 Mengkaji ulang format dokumentasi 5 5 3 3 225
keperawatan yang ada di ruangan
dan menyususn format baru
Tujuan Penag
Pokok Waktu
Urutan Tar Yang gung
No Masalah Kegiat Sasaran Pelaks
Kegiatan get Terkait Jawa
an anaan
b
Setelah Seluruh 100 5Agust KaRu, Duriy
dilakukan role perawat % us 2020 Ketua ah
play mengenai Tim, Desi
Meeting Anggota Shinta
Role Play Meeting morningdiharap Tim,
morning kan perawat dan
Pelaksanaan dapat mahasis
a. Mencari menerapkan wa
Meeting literature meeting
b. Menyusun SAP
morning Role c. Koordinasi morning
1
belum Play dengan Ka Ru diruangan secara
d. Koordinasi
dilakukan rutin, dalam
Katim
e. Kontrak waktu meningkatkan
f. Sosialisasi
asuhan
meeting morning
g. Role Play keperawatan
Meeting
yang
Morning
optimal.dengan
target
pencapaian
100%
Kegiatan Role Melakukan role play Setelah Seluruh 100 6 KaRu, Intana
2 supervisi Play kepada perawat: dilakukan role perawat % Agustu Ketua Vika
ruangan a. Menyusun SAP play mengenai s 2020 Tim, Duriy
tidak b. Koordinasi supervisi Anggota ah
dilakukan dengan manajemen diharapkan Tim,
keperawatan perawat dapat dan
c. Koordinasi pada menerapkan mahasis
kepala ruang supervisi wa
c. Kontrak waktu diruangan secara
e. Role Play rutin, dalam
Supervisi meningkatkan
asuhan
keperawatan
yang optimal
khususnya
pemasangan
infus.dengan
target
pencapaian
100%
3 Kegiatan pre Rolepl Melakukan role play Setelah Seluruh 100 7 KaRu, Vita
conference ay kepada perawat dilakukan role perawata % Agustu Ketua Vika
post play mengenai n s 2020 Tim, Duriy
a. Mencari
conference literature pre dan Anggota ah
belum b. Menyusun SAP
c. Koordinasi postconference Tim,
maksimal dengan Ka Ru diharapkan dan
d. Kontrak waktu
e. Melakukan perawat dapat mahasis
lobbying pada menerapkan pre wa
Karu dan Katim
Abu Bakar dan post
f. Melakukan role conference
play kepada
perawat diruangan secara
rutin, dalam
meningkatkan
asuhan
keperawatan
yang
optimal.dengan
target
pencapaian
100%
4 Kurangnya Sosiali Sosialisasi penerapan Setelah Seluruh 100 4-5 KaRu, Shinta
dokumenstasi sasi/su dokumen asuhan dilakukan perawat % Agustu Ketua Duriy
asuhan keperawatanPelaksa
pervisi sosialisasi ruang s 2020 Tim, ah
naan
keperawatan penerapan Abu Anggota Desi
khususnya h. Mencari
asuhan Bakar Tim,
pengkajian, literature
i. Menyusun SAP keperawatan dan
diagnosa j. Koordinasi
diharapkan mahasis
keperawatan dengan Ka Ru
dan k. Kontrak waktu perawat dapat wa
l. Menosialisasika menerapkan
perencanaan n penerapan
asuhan asuhan asuhan
keperawatan
keperawatan keperawatan
sesuai dengan
belum buku pedoman sesuai standart
lengkap atau Diagnosa ketentuan yang
sesuai
NANDA
ada, dengan
hasil adanya
peningkatan
dalam
penerapan
dokumentasi
asuhan
keperawatan
dengan target
pencapaian
100%
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tabel 4.1
3 4 5 6 12
1. Persiapan
a. Mencari
Literatur
b. Menyusun SAP
a. Koordinasi
dengan Kepala
Ruang
b. Koordinasi
dengan Katim
c. kontrak waktu
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan
sosialisasi
meeting morning
b. Pelaksanaan
rolelay Meeting
Morning
3. Evaluasi
Membuat laporan
hasil evaluasi
4. Presentase hasil
2. Roleplay Supervisi
3 4 5 6 12
3. Persiapan
a. Mencari Literatur
b. Menyusun SAP
d. Koordinasi
dengan Kepala
Ruang
e. Koordinasi
dengan Katim
f. kontrak waktu
2. Pelaksanaan
m. Pelaksanaan
roleplay
supervisi
3. Evaluasi
Membuat laporan
hasil evaluasi
4. Presentase hasil
C. Anggaran Dana
Tabel 4.11
Anggaran Dana Pembaharuan Struktur Organisasi Di Ruang Abu Bakar
No. Alat Jumlah Harga/buah
PEMBAHASAN
Semua perawat yang hadir mengikuti kegiatan rollplay dari awal sampai akhir
kegiatan. Hasil yang dicapai perawat mampu melakukan melakukan kegiatan meeting
morning setiap pagi yaitu 100% sesuai dengan target yang diharapkan. kegiatan rolleplay
meeting morning berjalan dengan baik dan perawat diruangan menyimak kegiatan dari awal
hingga ahir kegiatan rollplay. Meeting morning yang akan kami roleplaykan membahas
kegiatan keperawatan dan nonkeperawatan di ruang abu bakar. Adapun materi yang kita
diskusikan yaitu Penerapan proses keperawatan, Penerapan prosedur-prosedur tindakan
keperawatan, Kedisiplinan karyawan ( Kehadiran, Seragam, dan Atributnya , Peralatan dan
inventarisnya, Pelimpahan tugas antar shift (Operan keliling atau meeting morning),
Hubungan antar karyawan, Kerja sama antar tim, Hubungan perawat dengan
pasienKoordinasi dengan unit lain ( farmasi, laboratorium, komite medis, fisioterapi, instalasi
gizi, dll ).Tujuan meeting morning antara lain Koordinasi intern ruang perawatan sebagai
wadah informasi dan komunikasi, Dilakukan berkaitan dengan pelayanan keperawatan agar
tercapai pemberian asuhan keperawatan yang optimal, Menciptakan suasana yang aman dan
nyaman baik kepada sesama staf keperawatan dan staf yang lain (Nursalam, 2015).
Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis
dan non medis, salah satu diantaranya adalah tenaga perawat. Tenaga perawat mempunyai
kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan bio-psiko-sosial-spiritual dan dilaksanakan selama
24 jam secara berkesinambungan” (Kemenkes RI, 2015). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perawat dengan morning briefing baik 75,6% dan morning briefing kurang baik
24,4% dengan tingkat disiplin baik 75,6% dan disiplin kurang Baik 24,4% dengan hasil
penelitian sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara morning briefing
dengan tingkat disiplin perawat di Ruang Interna RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo (Parmin,2016). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan kepada perawat agar selalu melakukan evaluasi kegiatan melalui morning briefing
sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan tugas sebagai seorang
perawat. Morning briefing perawat di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Goontalo dengan
kategori baik sebanyak 75,6% dan sebagian kecil morning briefing dengan kategori kurang
baik sebanyak 24,4% (Parmin, 2016). Walaupun pelaksanaannya tidak formal, semua
perawat yang hadir mengikuti kegiatan rollplay dari awal sampai akhir kegiatan. Hasil yang
dicapai perawat antuasias dalam melakukan roleplay meeting morningmampu melakukan
meeting morning setiap pagi diruang abu bakar yaitu 100% sesuai dengan target yang
diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa meeting morning dapat berpengaruh baik
terhadap perawat.
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik keperawatan diruang Abu bakar RSI Muhammadiyah
Kendal, didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang dilakukan diruang Abu bakar didapatkan beberapa masalah
diantaranya: Meeting morning belum dilakukan, Kegiatan supervisi ruangan tidak
dilakukan.
2. Hasil alternatif penyelesain masalah didapatkan solusi berupa, melakukan rollplay
meeting morning dan memotivasi agar selalu menerapkan meeting morning setiap pagi
3. Hasil penyelesaian masalah Kegiatan supervisi ruangan tidak dilakukanberupa
melakukan rolleplay Supervisi dan memotivasi agar selalu menerapkan supervisi setiap
hari
4. Kegiatan roleplay Meeting morning ini diikuti oleh semua perawat diruang Abu Bakar,
dan dari hasil roleplay semua perawat mengatakan akan melakukan meeting morning
setiap pagi
5. Kegiatan rolleplay supervisidiikuti oleh semua perawat ruang Abu bakar, dan didapatkan
hasil perawat melakukan roleplay supervisi dan hasil tersebut mencapai 100%
sesuaidengan target yang diharapkan.
6. Setiap masalah ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2015). Pedoman nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety) (3th ed.).
Jakarta.
Suarli,S & Bahctiar, Y. (2017). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta :
Erlangga
Parmin, (2016). hubungan antara morning briefing dengan tingkat disiplin perawat di Ruang
Interna RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tesis. FIK.UI.Depok. Jakarta.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20284809T%20Parmin.pdf
Swanburg, NC. 2015. Introductory Management and Ladership For Clinical Nurses, EGC, Jakarta
Alimul, A.A. 2011. Pengantar konsep Dasar Keperawatan. Jakrta: Salemba Medika.
Zakiyah. A, 2012. Pengaruh supervisi pimpinan ruangan terhadap pelaksanaan pemberian cairan
Intravena di RS Umum Siduarto;.Tesis
Keliat, et, al. 2016. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Kedokteran
Anwar. K. (2013). Supervisi Manajemen Keperawatan. Edisi ke 1. Badan penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Jeli, M. M., & Ulfa, M. (2014). Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Standar Prosedur
Operasional Pemasangan Infus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
Compliance of Nurse in Implementing Standard Operating Procedure of Peripheral
Venous Catheter Insertion in Rumah Sakit PKU Muhammad. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(1), 51–62.
Windu Santoso, dkk, 2016) Hubungan Antara Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kepatuhan
Perawat Pelaksana Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Rawat Luka Post
Operasi di RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari. Diakses dari http://ejournal.stikes-
ppni.ac.id/index. php/JKS/article/view/243/0
Widarti, D., Suryani, M., & Meikawati, W. (2014). Pengaruh Supervisi Kepala Ruang Terhadap
Kepatuhan Perawat Pada Jadwal Kegiatan Harian Perawat Di Ruang Mawar Di Rsud
Ungaran. Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
Nursalam. Manajeman keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi ke-3.
Jakarta: Salemba Medika; 2011.
Keliat BA, Akemat. Model praktik keperawatan professional jiwa. EGC, Jakarta; 2011.
Davis C & Burke L. The effectiveness of clinical supervision for a group of ward managers
based in a district general hospital: an evaluative study. Journal of Nursing Management;
2011.
Wijayanti, Puji. 2014. Hubungan peran kepala ruang terhadap kinerja perawat dalam asuhan
keperawatan.Jakarta :UPN
Diyanto, yahyo.(2018). Analisis FaktorFaktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di
RumahSakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. UNDIP
LAMPIRAN