Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


DI RUANG BIMA RSUD JOMBANG

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7 DAN 8

1. Ancelina Stevani, S.Kep 216410006


2. Gleadys Marieta, S. Kep 216410021
3. Meyko Setyo P, S. Kep 216410029
4. Nurul Fitria, S. Kep 216410039
5. Priyani, S. Kep 216410044
6. Siti Aisyah, S. Kep 216410049
7. Uswatun Hasanah, S. Kep 216410052
8. Zain Rachma Afifah, S. Kep 216410058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari system pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan (Depkes, 2017). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan perlu mendapatkan prioritas utama
dalam mengembangkan pengetahuan. Pengembangan pengetahuan dapat dikembangkan
menjadi beberapa aspek keperawatan yaitu aspek keperawatan yang bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi, dan saling berkepentingan. Oleh
karena alasan–alasan diatas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara
professional, sehingga perlu adanya manajemen keperawatan (Priharjo, 2017).
Menurut Afandi (2018:1) Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang
untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Manajemen
adalah suatu proses khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber daya lainnya.
Sedangkan, keperawatan adalah suatu proses yang mencakup unsur holistic
seseorang, jadi mencakup beberapa hal yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang
sangat kompleks dan holistic pemberian asuhan keperawatan membutuhkan suatu
perencanaan hingga pendokumentasian yang baik sehingga kualitas pelayanan yang di
berikan dapat dijaga.
Sebagai perawat profesional diharapkan mampu mengelola sebuah proses
secara keseluruhan yang memungkinkan orang lain dapat menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan peningkatan derajat pasien menuju kearah kesehatan
yang optimal. Sistem pengorganisasian keperawatan profesional yang mampu
memberikan suatu manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan,
namun tetap berorientasi pada tugas dan mutu asuhan adalah model praktek keperawatan
primary nursing.
Kenyataannya sangat sulit untuk menerapkan model proses manajemen
keperawatan dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih banyak kendala yang
dialami seperti kurangnya pengetahuan perawat tentang proses manajemen keperawatan,
sarana dan prasarana pendukung, serta kurangnya dukungan dari pihak lain. Di Ruang
Yudistira RSUD Jombang saat ini sudah menerapkan proses manajemen keperawatan
dengan cukup baik.
Oleh sebab itu kami mahasiswa pendidikan Profesi Ners Stikes ICMe
Jombang, melakukan observasi dan evaluasi tentang proses manajemen keperawatan di
Ruang Yudistira RSUD Jombang dengan harapan memperoleh gambaran bagaimana
pelaksanaan proses manajemen keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian ruang
tersebut merupakan salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik
manajemen keperawatan yang dilakukan mahasiswa pendidikan Profesi Ners Stikes
ICMe Jombang.

1.2. Rumusan Masalah


1.1 Bagaimana pelaksanaan manajemen M1-Man di ruang Bima RSUD Jombang?
1.2 Bagaimana pelaksanaan manajemen M2-Material di ruang Bima RSUD Jombang?
1.3 Bagaimana pelaksanaan manajemen M3-Method di ruang Bima RSUD Jombang?
1.4 Bagaimana pelaksanaan manajemen M4-Money di ruang Bima RSUD Jombang?
1.5 Bagaimana pelaksanaan manajemen M5-Mutu di ruang Bima RSUD Jombang?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip- prinsip manajemen
keperawatan dengan menggunakan model asuhan keperawatan profesional
(MAKP) yang sesuai dengan Ruang Bima RSUD Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu :
1. Menganalisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Bima RSUD Jombang.
2. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di Ruang Bima RSUD Jombang.
3. Menganalisa pelaksaan MAKP di Ruang Bima yang meliputi:
a. Penerimaan pasien baru
b. Sentralisasi obat
c. Ronde keperawatan
d. Timbang terima pasien
e. Discharge planning
f. Supervisi
g. Dokumentasi
h. Diskusi refleksi kasus
1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model
MAKP.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode analisa SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional.
1.4.2 Bagi Pasien
1. Tercapai kepuasan klien yang optimal
2. Klien merasa aman dan nyaman saat perawatan
3. Klien merasa percaya pada perawat
1.4.3 Bagi Perawat
1. Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain,
perawat dengan pasien serta dengan keluarga pasien.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat.
4. Terbinanya hubungan dengan klien dan perawat secara harmonis.
1.4.4 Bagi Rumah Sakit
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi MAKP yang telah dijalankan saat ini.
2. Sebagai evaluasi atas keefektifan penerapan model asuhan keperawatan
professional saat ini yang telah dijalankan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan
.
1.4.5 Bagi Institusi
1. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya primary
nursing
2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antar institusi
2.2 M1-MAN (Sumber Daya Manusia)
2.2.1 Tenaga
A. Struktur Organisasi

DIREKTUR RS
Dr. Pudji Umbaran, M.KP

KEPALA BIDANG YANMED dan


KEPERAWATAN
DR.dr. Ma’murotus Sa’adiyah, M.Kes

Kepala Ruang Rawat Inap Bima


Niken Sri Wahyuni,S.kep, Ns

Wakil Kepala Ruang Rawat Inap


Bima
Lilik Asrumi,S.Kep.,Ns

Katim 1 Katim 2 Katim 3


Uswatun Katim 4
Eli Kuswatin Doxtaria
Hasanah Oxcama Rubianing

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Jombang


Kepala ruangan

Niken
. Pembagian Tugas
1. Kepala ruang
Tugas kepala ruangan ruang Bima diantaranya mengenai perencanaan,
pengorganisasian, dan pengarahan yang dibantu perawat primer. Tugas pokok kepala
ruangan yaitu mengawasi dan mengandalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang
rawat inap yang berada dibawah tanggung jawabnya, yaitu:
a) Perencanaan
1. Merencanakan tenaga, sarana, merencanakan jenis asuhan yang akan
diselenggarakan.
2. Menyusun SAK dan SPO pelayanan keperawatan.
3. Merencanakan evaluasi pelayanan asuhan keperawatan.
b) Pengorganisasian
1. Merumuskan metode dan tujuan penugasan.
2. Membuat uraian tugas perawat (Katim atau perawat pelaksana).
3. Membuat daftar dinas serta tugas perawat.
4. Mengatur dan mengendalikan sarana.
5. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan.
6. Identifikasi masalah serta cara penangan.
c) Pengarahan
1. Memberikan arahan mengenai penugasan katim.
2. memberikan pujian serta motivasi dalam melaksanakan tugas, peningkatan
pengetahuan, keterampilan serta sikap.
3. Menginformasikan hal penting mengenai asuhan keperawatan pada pasien.
4. Melibatkan semua anggota sejak awal hingga akhir penugasan.
5. Membimbing anggota yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
6. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d) Pengawasan
1. Melakukan supervisi serta menilai kinerja perawat
2. Monitoring serta evaluasi pelayanan keperawatan.
3. Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medik.
4. Bekerja sesuai dengan kewenangan sebagai perawat.
2. Perawat Primer
Perawat primer memiliki tanggung jawab antara lain:
a) Perencanaan
1. Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas setiap pergantian
dinas.
2. Melakukan pembagian tugas dengan anggota tim.
3. Menerima pasien baru
4. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
5. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

b) Pengorganisasian
1. Menjelaskan rencana keperawatan yang telah dibuat.
2. Mengkoordinir asuhan keperawatan bersama anggota tim.
3. Melakukan bimbingan evaluasi kinerja perawat.
4. Melakukan supervisi dokumentasi asuhan keperawatan.
5. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
6. Memberikan HE dan DP rencana pasien pulang.
7. Membuat evaluasi SOAP.
8. Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan kedaruratan.
9. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada perawat pelaksana.
10. Mengorientasikan pasien baru dan mahasiswa.
c) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan serta petunjuk mengenai tugas setiap anggota yang
melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Memberikan teguran serta pengarahan pada anggota tim jika terjadi kelalaian
dalam bertugas.
d) Pengawasan
1. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan.
2. Mengawasi proses asuhan keperawatan dan catatan yang telah dilaksanakan
oleh anggota tim.
3. Mengevaluasi kinerja perawat pelaksana.
3. Perawat Assosiate
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan oleh ketua tim atau
perawat primer.
b. Mendokumentasikan tindakana keperawatan yang telah dilakukan .
c. Melaksanakan observasi kepada pasien.
d. Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
e. Menerima pasien baru dan memberikn informasi berdasarkan format orientasi
pasien dan keluarga jika perawat pelaksana atau ketua tim tidak ada ditempat.
f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan serta
mendokumentasikan pada format yang telah disediakan.

Tabel 2.1 Tenaga keperawatan Ruang Bima RSUD Jombang


N NAMA PENDIDIKAN KETERANGAN RIWAYAT
O
1. Niken Sri S1 Ners Karu STR,SIPP,PPGD,BTCLS,
Wahyuni, CWCCA, Manajemen bangsal,
S.Kep, Ners CI, Pelatihan resuttasi jantung,
penggunaan apar dan hand
haigine, PPI, Aplikasi
SDKI,SIKI,SLKI dalam
keperawatan
2. Lilik Asrumi, S1 Ners Wa Karu STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
S.Kep, Ners Dasar, CI, Pelatihan K3,
kebersihan tanggan dan alat
pelindung diri,pelatihan
pelayanan resiko tinggi,
pelatihan data mutu,
keselamatan pasien dan
manajemen resiko rumah sakit
3. Eli D3 Kep Katim 1 STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Uswatin ,Amd, Dasar, CI, Pelatihan K3,
Kep Pelatihan
SDKI,SLKI,SIKI,pelatihan
geriatri, pelatihan gawat darurat
4. Uswatun D3 kep Katim 2 STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Hasanah ,Amd. Dasar, Pelatihan K3,
Kep
5. Doxtaria S1 Ners Katim 3 STR, SIPP, PPGD, BTCLS,
Oxxcama,S.Kep pelatihan manajemen , pelatihan
,.Ns aplikasi SDKI, SLKI,SIKI,
Pelatihan gawat darurat
6. Rubianing,Amd. D3 kep Katim 4 STR, SIPP, PPGD, BTCLS,
Kep pelatiahn resutasi jantung paru
otak, pelatihan kebersihan
tangan dan alat prlindung diri
(APD) pelatihan hidup dasar
bantuan hidup lanjut.
7. Eko D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Wicaksono,Amd Dasar, Pelatihan K3, Perawatan
.Kep luka terkini, pelatihan resiko
tinggi
8. Leni Indah P, S1 Ners Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
S.Kep, Ners Dasar, Pelatihan K3
9. Sri Nur D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Warindah ,Amd. Dasar, Pelatihan K3, BLS
Kep
10. Hari S1 Ners Admin STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Liswanto,S.Kep, Dasar, Pelatihan K3,pelatiahan
Ns KDM, Pelatihan bencana
kebakaran
11. Rischa Ayu D3 Kep Admin
R,Amd.Kep
12. Nurul Malika SMA ASPER Pelatiahan resutasi jantung,
paru , otak, Pelatihan K3
13. Eko Purwadih SMA ASPER
14. Zulia Septian SMA ASPER Simulasi evakuasi bencana dan
Wijianti Apar, Kebersihan tanggan dan
alat pelindung diri
15. Ayu Rahmawati SMA ASPER Pelatihan K3, Simulasi evakuasi
Nurkumalasari bencana dan Apar, bantuan
hidup dasar
16. Muslikin D3 Kep STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Afandi, Amk Dasar, Pelatihan K3
17. Indah Widayani, D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Amk Dasar, Pelatihan K3
18. Ratna Pancasari, D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Amk Dasar, Pelatihan K3
19. Andriana D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Kurniawan, Dasar, Pelatihan K3
Amk
20. Karyadi,Amd.K D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
ep Dasar, Pelatihan K3
21. Tri Widorini D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Amd.Kep Dasar, Pelatihan K3
22. Dwi Rusdiana S1 Ners Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
R,S.Kep,Ns Dasar, Pelatihan K3
23. Tri D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Julianto,Amd.K Dasar, Pelatihan K3
ep
24. Achand D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Hidayatur ,Amd. Dasar, Pelatihan K3
Kep
25. Ririn Akhirin D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Ningsih,Amd.K Dasar, Pelatihan K3
ep
26. Nurul Hidayati , D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Amd.Kep Dasar, Pelatihan K3
27. Ahmad Dody N, D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Amd.Kep Dasar, Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
28. Tri S1 Ners Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Ventiningtyas, Dasar, Pelatihan K3 STR, SIPP,
S.Kep, Ners PPGD, BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
29. Mila Sari D3 Keb Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Endah, Dasar, Pelatihan K3 STR, SIPP,
Amd.Keb PPGD, BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
30. Imam D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Muzaki,Amd.Ke Dasar, Pelatihan K3 STR, SIPP,
p PPGD, BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
31. Amin Fdinal S1 Ners Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS, PPI
Solik,S.Kep,Ns Dasar, Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
32. Enggar D3 Kep Pelaksana STR, SIPP, PPGD, BTCLS,
Bustomil, Pelatihan K3, SIPP,BTCLS,PPI
Amd.Kep Dasar, Pelatihan K3
33. Zainal D3 Kep Pelaksana STR, PPI Dasar, Pelatihan K3,
Abidin,Amd.Ke BLS , Pelatihan K3
p
34. Badrut S1 Ners Pelaksana STR, PPI Dasar, Pelatihan K3,
Taman,S.Kep,N SIIP, BTCLS, PPGD
s
35. Erni Rumala D3 Kep
Dewi,Amd.Kep
36. Didik Arkanul D3 Kep
Iman,Amd.Kep
37. Anita SST.Keb S1 Keb Admin
g. Analisa ketenagaan perawat mencakup setiap jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan di Ruang Bima RSUD Jombang yang terdiri dari
NO NAMA JUMLAH
1. S1 Keperawatan 9
2. D3 Keperawatan 20
3. D3 Kebidanan 1
4. S1 Kebidanan 1
5. SMA 4
Jumlah 37

C. Tenaga Medis
Tabel 2.2 Tenaga Medis Ruang Bima RSUD Jombang
NO NAMA JUMLAH
1. dr. Urologi 2
2. dr. Orthopedi 2
3. dr.Bedah Umum 3
4. dr.Bedah Plastik 1
5. dr. Bedah syaraf 1
6. dr. THT 2
7. dr. Mata 2
8. dr. Anastesi 2
Jumlah 13

D. Tenaga Non Medis


Tabel 2.3 Tenaga Non Medis Ruang Bima RSUD Jombang
NO NAMA JUMLAH
1. Administrasi 3
2. Clining Service 2
Jumlah 5

E. Pembagian Dinas Tenaga di Ruang Bima RSUD Jombang


Tabel 2.4 Pembagian Dinas Tenaga di Ruang Bima RSUD Jombang
Tenaga Dinas Libur
Pagi Sore Malam
Karu 1 - - -
Wakaru 1 - - -
Katim 5 1 1 1
Perawat pelaksana 5 4 3 4
Asisten Perawat 2 1 - -
Administrasi 2 - - -

F. Mahasiswa Praktika di Ruang Bima


Tabel 2.5 Mahasiswa Praktika di Ruang Bima
NO Nama Institusi Jumlah
1. Profesi Ners STIKes ICME Jombang 8
2. Profesi Ners UNIPDU Jombang 8
3. Profesi Ners STIKes Pemkab Jombang 8
4. Profesi Ners Poltekes Malang 4
5. S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang 6
6. S1 Keperawatan STIKes Pemkab Jombang 4
7. D3 Kebidanan STIKes ICME Jombang 4

2.2.1 Gambaran Kasus Ruang Bima Kelas 3, Tetanus, Isolasi


Tabel 2.6 Gambaran Kasus Tanggal 17 Januari 2022 di Ruang Bima RSUD Jombang
NO Daftar Kasus (17-01-2022) Jumlah
1. Debridement selulitis pedis (dekstra) 1
2. DM + Ganggren pedis (sinistra) 1
3. Laparatomi + TB 1
4. WSD 1
5. Ulcus Occipital + DM 1
6. Thochanter femur ( sinistra) 1
7. App. Laparotomy 1
8. Hidrocelle (dekstra) + Phimosis 1
9. Debridement selulitis pedis (sinistra) 1
10. COR + V.AP R/Temp (dekstra) + V.APP 1
Genue (sinistra)
11. Craniotomy 1
12. Hidronefrosis berat (sinistra) + Batu renal 1
(sinistra)
13. COR + Fraktur Clavicula (sinistra) 1
14. WSD + EVD 1
15. Laparatomy appendicitis 1
16. Debridement + aff titanium 1
17. COR + G1P0A0 19-20 minggu 1
18. Abses maxilla (sisnistra) + DM 1
19. Fraktur Zygomaticum + Mandibula ( sinistra) + 1
Parasimpisis (dekstra)
20. Crush injury digiti III IV manus (dekstra) + Aki 1
21. Ca Mamae (sinistra) 1
22. Cholelithiasis 1
23. HiL (sinistra) 1
24. HiL (dekstra) 1
25. Peritonsiler abses 1
26. Selulitis Cronis (sinistra) 1
27. Ca nasofaring + anemia 1
28. Cranio + Fr. Maxillaris 1
Jumlah 28

Tabel 2.7 Gambaran Kasus Tanggal 18 Januari 2022 di Ruang Bima RSUD Jombang
NO Daftar Kasus (18-01-2022) Jumlah
1. Debridement selulitis pedis (dekstra) 1
2. DM + Ganggren pedis (sinistra) 1
3. Laparatomi + TB 1
4. WSD 1
5. Ulcus Occipital + DM 1
6. Thochanter femur ( sinistra) 1
7. App. Laparotomy 1
8. Hidrocellectomy 1
9. Debridement selulitis pedis (sinistra) 1
10. Apendis 1
11. Craniotomy 1
12. COR + SAH 1
13. COR + Fraktur Clavicula (sinistra) 1
14. WSD + EVD 1
1 Laparatomy appendicitis 1
16. Debridement + aff titanium 1
17. VP Shunt 1
18. Abses maxilla (sisnistra) + DM 1
19. Fraktur Zygomaticum + Mandibula ( sinistra) + 1
Parasimpisis (dekstra)
20. Fraktur Colum Femur (sinistra) 1
21. Ca Mamae (sinistra) 1
22. Tumor Cerebri 1
23. Hidronefrosis (dekstra) 1
24. HiL (dekstra) 2
25. Batu ureter 1
26. Selulitis Cronis (sinistra) 1
27. BPH 1
28. Cranio + Fr. Maxillaris 1
Jumlah 29

Tabel 2.8 Gambaran Kasus Tanggal 19 Januari 2022 di Ruang Bima RSUD Jombang
NO Daftar Kasus (19-01-2022) Jumlah
1. Debridement selulitis pedis (dekstra) 1
2. DM + Ganggren pedis (sinistra) 1
3. Laparatomi + TB Abdomen 1
4. COR + Fr. Zygoma + Fr. Angulus Mandibula 1
5. COR 2
6. Observasi Glukoma 1
7. Post WSD 1
8. BPH 1
9. Ulcus Occipital + DM 1
10. Thochanter femur ( sinistra) 1
11. COR + Fr. Zygoma + Fr. Olecranon 1
12. Hemangioma Cruris ( sinistra) 1
13. Debridement selulitis pedis (sinistra) 1
14. Tumor Mamae (sinistra) 1
15. STT Regio Thorax 2
16. Batu renal (sinistra) 1
17. COR + Fraktur alveolus mandibula 1
18. BPH Pro TURP 1
19. Hemorrhoid grade IV 1
20. CTEV D/S 1
21. VP Shunt 1
22. Fraktur Collum Femur (sinistra) 1
23. Ca Mamae (sinistra) 1
24. P.O Radius 1
25. Hidronefrosis (dekstra) 1
26. HiL (dekstra) 2
27. Batu ureter 1
28. P.O Ruptur Tendon 1
29. Ulcus Crush + Abses manus 1
30. Suspect DUT Cruris (sinistra) + DM 1
31. Cranio + Fr. Maxillaris 1
Jumlah 34

Tabel 2.9 Daftar 10 Besar Penyakit 1 Bulan Terakhir


NO Daftar Kasus (Bulan Mei 2021) Jumlah %
1. Cedera Otak Ringan 18 27,6%
2. Ca Mamae 12 18,4%
3. Tetanus 7 10,7%
4. HIL 6 9,2%
5. Fraktur Femur 5 7,6%
6. Fraktur Distal Radius 4 6,1%
7. BPH 4 6,1%
8. Post Laparatomi Explorasi 3 4,6%
9. Post Laparatomi Appendik 3 4,6%
10. Gross Hematuri 3 4,6%
Jumlah 65 100%

PRESENTASE
HIL
Fraktur Kruris
Fraktur 5%
Clavikula 6%
Fraktur 6% Cedera Otak
Humerus Ringan
6% 40%
CVA bleed-
ing6%
6%

Fraktur Femur
6%
Cedera Otak
Sedang
Intra
7%Cerebral Hemoragic Peritonitis
9% 9%

Gambar 2.2 Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang Bima RSUD Jombang

2.2.2 Pengaturan ketenagaan dan tingkat ketergantungan


Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan
klasifikasi ketergantungan pasien dengan teori orem yaitu Self care deficit,
sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan
perhitungan Gillies.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dibagi menjadi 3:
1. Kategori I : Perawatan Mandiri (Minimal care)
a. dapat melakukan kebersihan diri sendiri misalnya mandi, dan berpakaian.
b. Makan serta minum bisa dilakukan sendiri.
c. Pengawasan dalam ambulasi dan gerakan.
d. Observasi tanda –tanda vital setiap shift.
e. Status psikologi stabil, pengobatan minimal.
f. Persiapan prosedur pengobatan
2. Kategori II : Perawatan intermediet (Partial care)
a. Dibantu sebagian dalam melakukan kebersihan diri, makan, minu serta
dalam melakukan ambulasi.
b. Observasi tanda –tanda vital setiap 4 jam sekali.
c. Pengobatan lebih dari satu kali
d. Memakai Foley kateter.
e. Terpasang Infus, intake input dan output dicatat.
f. Pengobatan memerlukan prosedur.
3. Kategori III : Perawatan Total (Total care)
a. Dibantu penuh dalam melakukan aktivitas misal, ambulasi, kebersihan diri.
b. Observasi tanda –tanda vital setiap 2 jam sekali.
c. Pemakaian selang NGT.
d. Terapi Intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah, tidak sadarkan diri.

a. Tingkat ketergantungan pasien menurut teori orem


Tingkat ketergantungan klien di ruang Bima dihitung dengan
menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut orem
(Nursalam, 2014).
Tabel 2.10 Tingkat ketergantungan pasien
Tingkat 17 Januari 18 Januari 19 Januari
No
Ketergantungan 2022 2022 2022
1. Minimal care 0 0 0
2. Partial care 21 21 19
3. Total care 7 8 15
Jumlah 28 29 34
Berdasarkan Tabel 2.10 didapatkan hasil bahwa dalam 3 hari terakhir di
ruang Bima jumlah pasien partical care terbanyak ada 21 orang pada tanggal 17
– 18 Januari 2022.

b. Kebutuhan tenaga perawat


Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai stardart persift (Douglas, 1984).
Tabel 2.11 Nilai standart jumlah perawat persif berdasarkan klasifikasi
Jumla Klasifikasi Pasien
h Minimal Parsial Total
pasien P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
`

1) Tanggal 17 Januari 2022


Tabel 2.12 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
Klasifikasi Jumlah
Pagi Siang Malam
pasien pasien
7 7 x 0,36= 7 x 0,30= 7 x 0,20=
Total care
2,52 2,1 1,4
21 21 x 0,27= 21 x 0,15= 21 x 0,10=
Partial care
5,67 3,15 2,1
Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
care
Jumlah 28 8,19= 8 5,25= 5 3,5= 4
Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang +
Total : 4 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas diruang
Bima pada tanggal 17 januari 2022 berjumlah 4 orang, Akan tetapi pada
kenyatanya di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 wakaru, 5 perawat jaga pagi, 4
jaga siang, 3 jaga malam, jadi pada tanggal 17 januari 2022 tidak ada
masalah dengan jumlah perawat.

2) Tanggal 18 Januari 2022


Tabel 2.13 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
Klasifikasi Jumlah
Pagi Siang Malam
pasien pasien
8 8 x 0,36= 8 x 0,30= 8 x 0,20= 1,6
Total care
2,88 2,4
21 21 x 0,27= 21 x 0,15= 21 x 0,10=
Partial care
5,67 3,15 2,1
Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
care
Jumlah 29 8,55 = 9 5,55 = 6 3,7 = 4

Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenaga perawat:


Pagi : 1 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang +
Total : 3 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas diruang
Bima pada tanggal 18 Januari 2022 berjumlah 3 orang, Akan tetapi pada
kenyatanya di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 wakaru, 5 perawat jaga pagi, 4
jaga siang, 3 jaga malam, jadi pada tanggal 18-01-2022 tidak ada masalah
dengan jumlah perawat.

3) Tanggal 19 Januari 2022


Tabel 2.14 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
Klasifikasi Jumla Pagi Siang Malam
pasien h
pasien
Total care 15 15 x 0,36= 5,4 15 x 0,30= 4,5 15 x 0,20= 3
Partial care 19 19 x 0,27= 5,13 19 x 0,15= 19 x 0,10= 1,9
2,85
Minimal 0 0 x 0,17= 0 0 x 0,14= 0 0 x 0,07= 0
care
Jumlah 34 10,53= 11 7,35= 7 4,9 = 5
Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenanga perawat:
Pagi : 2 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang +
Total : 5 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas diruang
Bima pada tanggal 19 Januari 2022 berjumlah 5 orang, Akan tetapi pada
kenyatanya di ruang Bima terdapat 1 karu, 1 wakaru, 5 perawat jaga pagi, 4
jaga siang, 3 jaga malam, jadi pada tanggal 19-01-2022 tidak ada masalah
dengan jumlah perawat.

c. Bed Occupancy Ratio (BOR) Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17 – 19 Januari 2022 didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Bima sebagai berikut :
RUMUS = Jumlah Bed yang Terpakai / Jumlah Bed Keseluruhan X 100 %

1. Seluruh Ruang Bima


Tanggal 17 Januari 2022
BOR : 28 / 40 X 100 % = 70 %
Tanggal 18 Januari 2022
BOR : 29 / 40 X 100 % = 72,5 %
Tanggal 19 Januari 2022
BOR : 34 / 40 X 100 % = 85 %
Rata – rata BOR pada tanggal 17 – 19 January 2022 di Ruang Bima adalah
75, 83 %.

2.3 M2-MATERIAL (Sarana dan Prasarana)


2.3.1 Gambaran Umum Ruang Praktik
Lokasi Ruangan Paviliun Bima
a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan ruangan Istana Pandawa
b. Sebelah Barat : Berbatasan dengan ruang Arimbi dan Drupadi 2
c. Sebelah Utara : Berbatasan dengan ruangan Radiologi dan Srikandi
d. Sebelah Selatan : Bersebelahan dengan Dinas Kesehatan Jombang
e. Ruang Bima di atas Ruangan Yudistira lantai 2
2.3.2 Data Tempat Tidur
Tabel 2.15 Jumlah tempat tidur ruangan Bima RSUD Jombang
No Ruangan Jumlah
1 Ruang A 4 bed
2 Ruang A + Tetanus 4 bed
3 Ruang B 8 bed
4 Ruang C 8 bed
5 Ruang D 8 bed
6 Ruang Isolasi 8 bed
Jumlah 40
Ruang Penunjang
1. Ruang Kepala Ruangan
2. Ruang Linen Bersih
3. Ruang Dokter
4. Nurse Station 1 + 2/ Barat dan timur
5. Ruangan Oksigen
6. Ruang ME
7. Ruang Edukasi
8. Ruang Mahasiswa
9. Kamar Mandi Pasien
10. Kamar Mandi Petugas
11. Pantry/Dapur
12. Spoel Hoek
13. Ruang Ganti Perawat
14. Janitor
15. Ruang SAP
16. Ruang Administrasi
2.3.3 Denah Ruang Bima
Gambar 2. Gambar 2.3 Denah ruangan Bima RSUD Jombang
U

R. TUNGGU R. TUNGGU

R. ISOLASI
R. GANTIKELUAR
STERIL R. D NU R. R. JANI PINTU JAN
R LI M LIFTLIFT T R. A I
PINTU S N O
E MASUK SPO
E
E

R.
S
R. R.
KM
C B
R. A
KM
Teta
nus
KM
R. R. R. R. R. R. NUR
KE P A S
KM E D A
PA A R. E KM
D O LA D N O

Lantai 2
2.1.6 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Bima RSUD Jombang
KONDISI BARANG
N TAHUN
NAMA ALKES JUMLAH KRG RSK
O PEROLEHAN BAIK
BAIK BERAT
1 Ambubag Silicone Dewasa 2016 1 1 - -
2 Infus Pump 2015 1 1 - -
3 Infus Pump – TE 172CWE 2017 2 2 - -
4 Manometer Oksigen Liquid 2020 18 18 - -
Nebulizer Pariboy Turbo N
5 2016 1 1 - -
Dewasa
6 Pulse Oxymetri Portable 2015 1 1 - -
7 Pulse Oxymetri Portable 2019 3 3 - -
8 Stetoskop Anak 2015 1 1 - -
9 Stetoskop Anak 2018 1 1 - -
10 Stetoskop Dewasa 2013 1 1 - -
11 Stetoskop Dewasa 2015 1 1 - -
12 Stetoskop Dewasa 2016 1 1 - -
13 Stetoskop Dewasa 2019 4 4 - -
14 Suction Mobile 2018 1 1 - -
15 Suction Pump 2014 1 1 - -
16 Syringe Pump 2013 1 1 - -
17 Syringe Pump 2015 4 4 - -
18 Tabung O2 Kecil 2011 2 2 - -
19 Tensimeter Duduk 2020 6 6 - -
20 Tensimeter Mobile 2020 1 1 - -
SET RAWAT LUKA
21 Bengkok 33 33 - -
22 Pinset Anatomis 14 cm 33 33 - -
23 Pinset Chirurgis 14 cm 33 33 - -
24 Gunting Lurus 33 33 - -
25 Cucing Kecil
HEACTING SET
26 Bak Instrumen 1 1 - -
27 Nald Foeder 1 1 - -
28 Pean Lurus 1 1 - -
29 Pinset Anatomis 14 cm 1 1 - -
30 Pinset Chirurgis 14 cm 1 1 - -
31 Gunting Lurus 1 1 - -
32 Cucing Kecil 1 1 - -
33 Ttv Monitor 2020 2 2 - -
34 Thermometer Digital 2020 2 2 - -
35 Pulse Oxymetri Bever 2020 3 3 - -

Tabel 2.1.7 Daftar Inventaris Sarana dan Prasarana Ruang Bima


KONDISI BARANG
TAHUN
NO NAMA BARANG JUMLAH KRG RSK
PEROLEHAN BAIK
BAIK BERAT
1 AC 1 PK 2020 4 4 - -
2 AC 2 PK 2020 2 2 - -
3 Alat Pemeras Pel 2016 1 - 1 -
4 Almari Alat Steril 2 Pintu 2015 1 1 - -
5 Almari Arsip Kecil 2012 3 3 - -
6 Almari Dokumen 2020 2 2 - -
7 Almari Kaca Alat Kayu 2020 1 1 - -
8 Almari Kaca Alat Kedokteran 2020 1 1 - -
9 Almari Kayu Kaca 2018 1 1 - -
10 Almari Linen Kaca Kayu 2020 1 1 - -
11 Almari Loker Kayu 2017 1 1 - -
12 Almari Loker Petugas 2020 1 1 - -
13 Almari Nakotika 2014 1 1 -
14 Dispenser 2020 1 1 - -
15 Dressing Trolley 2013 2 2 - -
16 Dressing Trolley 2015 2 2 - -
17 Instrument Troly 2015 2 2 - -
18 Kipas Angin Dinding 2012 4 4 - -
19 Kipas Angin Dinding 2014 2 2 - -
20 Kipas Angin Dinding 2018 3 3 - -
21 Kipas Angin Dinding (Seken) 2018 3 3 - -
22 Kitchen Set 2020 1 1 - -
23 Kursi Biru 2020 30 30 - -
24 Kursi Biru Besi 2017 4 4 - -
25 Kursi Bulat Besi 3 3 - -
26 Kursi Bulat Besi Penunggu 2020 12 12 - -
27 Kursi Kayu Busa 2 2 - -
28 Kursi Putar Dokter 2020 3 3 - -
29 Kursi Roda 2016 3 3 - -
30 Kursi Roda Alfa 2015 2 2 - -
31 Lampu Baca Foto 2010 1 1 - -
32 Lemari Es 2011 1 1 - -
33 Loker Blangko Kayu 2020 2 2 - -
34 Meja Kantor Kayu Kaca 2020 4 4 - -
35 Meja Komputer 120x60x75 2016 1 1 - -
36 Meja Nurse Station Besar 2020 1 1 - -
37 Meja Nurse Station Kecil 2020 1 1 - -
38 Meja Tulis Kantor 2015 5 5 - -
Printer Epson Scan Copy
39 2016 1 1 - -
L220
40 Printer L 3110 2019 1 1 - -
41 Rak Pispot 2019 4 4 - -
42 Set Komputer 2018 1 1 - -
43 Set Komputer 2019 1 1 - -
44 Spanner 2017 1 1 - -
45 Tempat Tidur 2013 12 12 - -
46 Tempat Tidur 2014 18 18 - -
47 Tempat Tidur + Meja Pasien 2020 15 15 - -
48 Troly Emergency 2014 1 1 - -
49 Troly Linen 1 1 - -
50 Troly Makan 5 Shap 2012 1 1 - -
51 Kasur Angin 2020 2 2 - -
52 Aerosft 2020 1 1 - -

Tabel 2.1.8 Daftar Inventaris Peralatan Linen Ruang Bima


KONDISI BARANG
NO NAMA BARANG JUMLAH
BAIK KRG BAIK RSK BERAT
1 Sprei 61 61 - -
2 Perlak 38 38 - -
3 Sarung Bantal 55 55 - -
4 Stik Laken 38 38 - -
5 Selimut 29 29 - -

2.3.4 Daftar SPO


Tabel 2.19 Daftar SPO Ruang Yudistira RSUD Jombang
N
JUDUL SPO TAHUN
O
SPO Tindakan
Penanganan jenazah propable/ konfirmasi covid-19 yang 2020
1 menolak pemulasaran dengan potokol pencegahan
penularan penyakit menular
2 Transfer pasien ke ruangan isolasi central 2020
3 Perawatan luka decubitus /ganggren 2017
4 Menyuntikkan obat kemoterapi 2017
5 Memasang infus 2017
6 Perawatan pasien yang menghadapi kematian 2017
7 Ganti shift 2014
8 Memelihara kebersihan mulut 2017
9 Penanganan sampel rujukan 2014
10 Membantu memberikan makanan dan minuman kepada 2017
pasien
11 Pemasangan NGT 2017
12 Pemeriksaan kesehatan berkala pegawai 2014
13 Pemeriksaan kesehatan pra bekerja 2014
14 Bimbingan mahasiswa 2011
15 Prosedur pemeriksaan colon in loop/enema 2014
16 Membantu pasien muntah 2014
17 Standing order tentang penyakit/kondisi hipoglikemi 2019
18 Memberi obat 2017
19 Mengukur tekanan darah 2017
20 Menghitung pernafasan 2014
21 Pengambilan sampel pemeriksaan analisa gas darah 2016
22 Memberi rendaman duduk 2017
23 Pemberian berbesser syringe pump 2017
24 Mengukur suhu tubuh 2017
25 Persiapan pemeriksaan penunjang 2014
26 Lavement 2017
27 Penggunaan dan pemeliharan nebulizer 2017
28 Mengukur tinggi badan 2017
29 Klisma gliserin 2014
30 Perawatan colostomy 2014
31 Memindahkan pasien ke unit lain 2014
32 Perawatan luka operasi 2017
33 Pemberian nutrisi parental 2017
34 Mengeluarkan feses dengan tangan 2017
35 Membersihkan alat-alat yang ada diruangan 2014
36 Mendampingi dokter visite 2017
37 Perawatan pasien post op 2017
38 Konsul pasien diruang rawat inap 2014
39 Pemberian makanan dan obat melalui NGT 2017
40 Pemanfaatan/penggunaan obat basic life saving 2014
41 Pemeriksaan radiagnostic yang menggunakan radiasi 2014
terhadap ibu hamil
42 Angket dan pengaduan 2014
43 Evaluasi mutu radiograf 2014
44 Penyampaian informasi kepada keluarga pasien covid-19 2020
45 Penerimaan pasien baru diruang isolasi 2020
46 Memelihara rambut 2014
47 Pasien pulang 2014
48 Penertiban jam berkunjung 2017
49 Persiapan pasien pre op 2017
50 Siaga DHF 2016
SPO Prosedur
1 Menimbang berat badan 2017
Pemberian antibiotic profilaksis sebelum tindakan 2017
2
pembedahan
3 Perawatan jenazah 2017
4 Ganti perban 2017
5 Melakukan BMP (Bone Mariau Punchure) 2017
6 Klisma gliserin 2014
7 Mengeluarkan feses dengan tangan 2014
8 Membersihkan alat-alat yang ada diruangan 2014
9 Perawatan askes vaskuler (AV-shunt) 2018
10 Mengganti cairan CAPD 2018
11 Konsul pasien diruang rawat inap 2014
12 Membantu dokter melakukan fungsi lumbal 2017
13 Pungsi pleura 2014
14 Tindakan dengan HBSAG positif 2018
15 Defribilasi dan kardioversi 2017
16 Publikasi pasien ke media 2017
17 Bilas lambung 2017
18 Monitor saturasi oksigen 2017
19 Merujuk pasien ke RS yang lebih tinggi 2014
20 Persetujuan dan penolakan Tindakan medis 2014
21 Permintaan perbaikan diluar jam kerja 2018
22 Pemeliharaan timbang bayi 2020
23 Pemeliharaan syringe pump 2020
24 Pemeliharaan infus pump 2020
25 Pemeliharaan manometer oksigen 2020
26 Pemeliharaan suction pump 2020
27 Pemeliharaan pasien monitor 2020
28 Pemeliharaan stetoskop 2020
29 Pemeliharaan timbangan dewasa 2020
30 Pemeliharaan tensimeter duduk 2020
31 Pemeliharaan timbangan dewasa berdiri 2020
32 Pemeliharaan baca foto rontgen 2020
33 Pemeliharaan nebulizer 2020
34 Penyampaian informasi kepada keluarga pasien covid-19 2020
35 Penerimaan pasien baru diruangan isolasi 2020
36 Pemakaian dan pelepasan APD 2020
37 Pemeliharan rambut 2014
38 Merawat pasien dengan skintraksi 2017
39 Menghitung denyut nadi 2017
40 Pelepasan kateter 2017
41 Perawatan pasien di dalam ambulance 2014
42 Menolong pasien pada waktu BAB dan BAK 2017
43 Merawat pasien luka bakar 2014
44 Pemeriksaan serologi hemodialisis 2017
2.3.5 Panduan Asuhan Keperawatan
Tabel 2.20 Panduan Asuhan Keperawatan
NO Panduan Asuhan Keperawatan
1 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Diabetes Mellitus
2 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan DHF
3 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Diare
4 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Typoid
5 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi
6 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan CKD
7 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan CVA
8 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hepatitis
9 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan TB Paru
10 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PJK
11 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BPH
12 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Mamae
13 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Luka Bakar
14 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Apendicitis Akut
15 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Cedera Otak ringan, sedang, berat.
16 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Batu Saluran Kencing
17 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Fraktur
18 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hernia
19 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Struma
20 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Paru
21 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Payudara
22 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Katup Jantung
23 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Meningitis
24 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Mistenia Gravis
25 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PJB
26 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Perdarahan Sub Arachnoid
27 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Pneumonia
28 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Pneumothorak
29 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PPOK
30 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sepsis Neunatorium
31 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sindroma Koroner
32 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sirosis Hepatikum
33 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Snake Bite
34 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Status Epiletikus
35 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Stroke Hemoragic
36 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Stroke Iskemia
37 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Trauma Tumpul Abdomen
38 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Trauma Tumpul Thorak
39 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Vertyebrae
40 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Intra Kranial
41 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Ventilasi Mekanik
42 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Vertigo
43 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abnormal Uterine Bleeding
44 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abormal Inkomplit
45 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Antepartum Bleeding
46 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan APPB Placenta Previa
47 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BSC
48 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hiperemesis Gravidarum
49 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Servik
50 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan KPD
51 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Letak Lintang
52 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Myoma Uterin
53 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PPI
54 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Persalinan Kala II lama
55 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Date
56 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partum SC
57 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partus Spontan Sungsang
58 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partum VE-VE
59 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PEB
60 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abses Paru
61 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abses Otak
62 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Aritmia
63 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Asma Bronchial
64 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Atelektasis
65 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Atresia Ani
66 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Batu Empedu
67 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Bayi BBLR
68 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Bayi RDS
69 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BRPN
70 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Combustio
71 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Dengue Syok Syndrome
72 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Depresi
73 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Efusi Pleura
74 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Echepalitis
75 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GGK
76 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Gngguan Bipolar
77 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GEA
78 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GBS
79 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hematemesis Melena
80 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hematopneumothorak
81 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hemoroid
82 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hidrochepalus
83 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hisprung
84 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Ikterus Neunatorium
85 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan ISK
2.4 M3-METHODE (Metode Asuhan Keperawatan)
2.4.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
unsure, yaitu : standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP (Nursalam, 2017).
Metode keperawatan modular (Tim) memiliki kesamaan baik dengan
metode keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994).
Disamping itu dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer
karena 2 atau 3 orang perawat bertanggung jawab atas kelompok kecil pasien
sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan dengan waktu follow up
care.
Metode MAKP tim dan primer digunakan secara kombinasi dari kedua
system. Menurut (Sitorus dalam Nursalam, 2017) penetapan ini didasarkan ada
beberapa alasan :
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara resmi, karena bertugas sebagai
perawat primer minimal pendidika Ners.
2. Keperawatan tim juga tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Digunakan melalui kombinasi keduanya diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan ada pada perawat primer
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 17 januari 2022,
kepala perawat sebagai pemegang peranan penting dan ketua tim memiliki
beberapa anggota (perawat asosiate). Diruang Bima dibagi menjadi 4 tim,
ketua tim 1 khusus menangani kasus urologi, tim 2 kasus bedah umum, tim 3
kasus syaraf, dan tim 4 kasus orthopedi.
Model asuhan keperawatan yang diterapkan diruang Bima adalah model
asuhan keperawatan tim modifikasi, dikarenakan kualifikasi perawat S1
Keperawatan berjumlah 7 Orang dan D3 Keperawatan berjumlah 17 orang.
Sehingga belum mencukupi untuk dilaksanakan model Primary Nursing serta
belum ada perawat spesialis. Komunikasi antara profesi terlaksana dengan
baik pendokumentasian keperawtaan sudah cukup baik namun terkadang
masih harus ada bimbingan dari kepala ruangan. Secara keseluruhan tim
modifikasi di ruang Bima sudah berjalan dengan lancar dan cukup maksimal,
namun penerapan modifikasi khususnya pada dinas sore dan malam belum ada
KaTim namun digantikan dengan penanggungjawab shift (kepala jaga). Dari
hasil penemuan dan observasi tentang tanggung jawab dan pembagian tugas
diruangan Bima, KaTim pagi 4, sore 1, malam 1, libur 1 KaTim hanya
memiliki jam kerja pagi sedangkan jam kerja sore dan malam perawat
pelaksana dipimpin oleh perawat yang bertanggung jawab pada saat itu.
2.4.2 Timbang Terima
Prosedur timbang terima dilakukan setiap pergantian shift. Timbang terima
dilakukan dengan menggunakan status pasien bagi ruang A, B, C, D, dan ruang
isolai juga menggunakan ners note yang dilakukan di nurse station .
Cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan laporan timbang terima pasien
sehingga rencana tindakan yang belum dan yang sudah dilakukan dapat diketahui.
Setelah dilakukan timbang terima di nurse station, kemudian ke pasien bed to
bed dan kembali lagi ke nurse station wilayah masing-masing. Pelaksanaan
timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan, kemudian KaTim mengkonfirmasi
dari KaTim Malam ke KaTim pagi dengan disaksikan oleh kepala ruangan dan
penanggung jawab perkasus yang ada di ruangan begitupun juga dilakukan saat
pergantian shift lainnya.
Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan meliputi nama pasien,
tanggal, tanggal pemeriksaan dan pemeriksaan hari ke…, keadaan pasien, TTV
pasien, diagnose medis, rencana tindakan yang sudah dilakuknan, rencana terapi
yang sudah dan belum dilakukan ke pasien, dan jumlah pasien serta pesan khusus
lainnya untuk perawat shift berikutnya, selanjutnya dilakukan evaluasi oleh
kepala ruangan dan kepala tim.
Timbang terima atau operan di ruang Bima dilakukan 3 kali dalam sehari, yaitu
pergantian shift malam ke pagi (07.00 WIB), pagi ke sore (14.00 WIB), dan sore
ke malam (21.00 WIB) dan untuk shift pagi dan siang dipimpin oleh kepala
ruangan. Berdasarkan pengkajian dan obeservasi yang dilakukan di ruang Bima,
timbang terima yang dilakukan tidak selalu tepat pada waktunya. Pelaksaan
timbang terima dilakukan mulai dari perawat berkumpul di nurse station bagian
timur kemudian langsung ke pasien dan dilakukan dengan baik. Saat timbang
terima langsung ke pasien sebagian perawat menanyakan kembali keluhan yang
dirasakan pasien saat dilakukannya bed to bed. Timbang terima sudah
dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien, isi timbang terima meliputi identitas
pasien, diagnosa medis, rencana keperawatan yang sudah atau belum
dilaksanakan dan persiapan rencana umum yang perlu ditindak lanjuti.

ALUR TIMBANG TERIMA

SITUATION

DATA DIAGNOSIS
DEMOGRAFI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
MEDIS

BACKGROUND

RIWAYAT
KEPERAWATAN

ASSESMENT

KU, TTV, GCS, SKALA


NYERI, SKALA RESIKO
JATUH, ROS (poin yang
penting)

REKOMENDATION

Tindakan yang sudah


Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Strategi baru

Gambar 2.4 Alur Timbang Terima


2.4.3 Ronde Keperawatan
Metode ronde keperawatan yaitu diskusi yang dilakukan oleh semua tim
ruangan yang terdiri dari kepala ruangan, perawat, dokter, terapis, ahli gizi,
apoteker, dan tim medis lainnya untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan
bila terdapat kondisi urgent selama jam dinas. Ronde keperawatan diruang bima
ini dilakukan jika terdapat kasus yang belum terselesaikan, ronde keperawatan
dilakukan setelah dilakukannya timbang terima.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat
primer dan atau konselor, kepala ruangan dan perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2017).
a. Karakteristik ronde keperawatan adalah :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan focus kegiatan
3. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
4. Konselor mefasilitasi kereatifitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
b. Kriteria pasien yang dibuat ronde keperawatan :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
3. Bukan pasien kritis
Berdasarkan hasil wawancara di ruang BIMA RSUD Jombang, Ronde
Keperawatan sudah pernah dilakukan dan sudah didokumentasikan, tetapi belum
rutin dilakukan, untuk pemecahan kasus lebih sering menggunakan RDK
(Refleksi Diskusi Kasus) karena biasanya dengan RDK masalah sudah
terpecahkan dan terkendala pandemi.
Refleksi Diskusi Kasus adalah program pembelajaran klinik yang
terstruktur yang membutuhkan alat bantu (tool) yang digunakan sebagai panduan
dari mentor dalam merefleksikan diskusi yang akan membangun kemampuan
keterampilan klinik. Pilot project yang dilakukan yang dilakukan Hether (2011)
menunjukan bahwa alat bantu dalam diskusi berdasarkan kasus ini tidak hanya
menyelesaikan permasalah pada pasien, akan tetapi juga dapat digunakan sebagai
panduan dalam diskusi interdisiplin.
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) adalah suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman perawat yang aktual dan menarik dalam memberikan
dan mengelola asuhan keperawatan melalui suatu diskusi kelompok yang
mengacu pemahaman standar yang ditetapkan. RDK ini merupakan wahana untuk
masalah dengan mengacu pada standar keperawatan atau kebidanan yang telah
ditetapkan. Selain itu, RDK dapat meningkatkan profesionalisme perawat.
Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan, membangkitkan motivasi
belajar perawat, belajar untuk menghargai kolega untuk lebih aserfatif dan
meningkatkan kerja sama, memberikan kesempatan indvidu untuk mengeluarkan
pendapat tanpa merasa tertekan serta memberikan masukan kepada pimpinan
sarana kesehatan untuk penambahan dan peningkatan SDM perawat (pelatihan,
pendidikan berkelanjutan, magang, kalakarya), penyempurnaan SOP dan bila
memungkinkan, pengadaan alat.
ALUR PELAKSANAAN REFLEKSI DISKUSI KASUS
TIM RDK

Mengidentifikasi
kasus/topik yang
akan didiskusikan

Menyusun
kasus/topik diskusi

Menyusun jadwal RDK

Kepala Ruang melakukan


Koordinasi dengan koordinasi dengan
Bidan/Komite Kep. Bidan/Komite Keperawatan

Sosialisasi jadwal Mepalaporkan kepada Kepala


kegiatan RDK kepada Ruang (Pembimbing) tentang
semua perawat pelaksaan RDK

Melaksanakan RDK
sesuai SPO Menyusun laporan kegiatan

Gambar 2.5 Alur Pelaksanaan Refleksi Diskusi Kasus

2.4.4 Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dengan system menyerahkan
seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan penggunaan obat
dapat dilakukan secara benar sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan obat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala tim diruang bima
RSUD Jombang, SENTRALISASI obat sudah dilakukan dengan system UDD.
Mekanisme sentralisasi obat dengan system UDD (Unit Dose Dispensing) adalah
pertama dokter menuliskan advis kemudian penulisan resep obat didelegasikan
kepada perawat dari perawat langsung diberikan kepada farmasi kemudian dari
farmasi, obat diserahkan keruangan dan perawat menuliskan CPO sesuai jumlah
obat kemudian perawat memintakan tanda tangan keluarga sebagai bukti obat
sudah diterima.
Petunjuk pengisian CPOT-1
 Perawat mengisi identitas pasien dan Riwayat alergi obat
 Perawat mengisi nama obat, dosis, frekuensi pemberian, intruksi khusus
(jika ada)
 Perawat mengisi tanggal pemberian, paraf jika obat telah diberikan atau
kode berikut jika obat tidak diberikan
M : Pasien /keluarga menolak
K : Persediaan obat kosong
T: Tunda karena kondisi klinis
A : Timbul alergi
E : Timbul efek samping
STOP : Pemberian obat dihentikan
 Pasien / keluarga mengisi nama dan TTD setiap kali obat telah diberikan
 Waktu pemberian :
1x1 Pagi : 07.00-08.00 atau Malam : 19.00-20.00
2x1 07.00-08.00 // 19.00-20.00
3x1 07.00-08.00 // 15.00-16.00 // 19.00-20.00
4x1 07.00-08.00 // 13.00-14.00 // 19.00-20.00 // 01.00-02.00

 Perawat menuliskan jam pemberian pada kolom paraf apabila diberikan


diluar jadwal CPOT
ALUR SENTRALISASI OBAT

DOKTER RESEP PERAWAT

FARMASI

KROSCEK

SESUAI TIDAK SESUAI

Pengaturan dan Dikembalikan ke ruangan


pengelolaan oleh
petugas farmasi

Obat habis

Penerimaan dan
pendistribusian oleh farmasi
ke perawat
Obat sisa

Persetujuan
kelurga
Ddikembalikan ke farmasi

Pasien

Gambar 2.6 Alur Sentralisasi Obat


2.4.5 Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membatu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas dan
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000). Tujuan
supervise adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Nursalam,2017). Menurut tingkatan atas elas manajer
dalam melakukan supervise yaitu :
a. Manajer Puncak (Top Manager)
Manajer puncak bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dari kegiatan
serta proses manajemem umum berkaitan dengan tujuan, misalnya :
Kakanwil Depkes Provinsi, Kadinkes Daerah, Direktur RS, dll.
b. Manajer Menengah (Middle Manager)
Manajer menegah ini memimpin sebagai manajer tingkat peratama,
tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manager kedalam program-
program misalnya : Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kasubdin
Provinsi, Kasubbag Dati II.
c. Manajer Tingkat Pertama (First Line, First Level Manager, Supervisor
Manager)
Manajer tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung para
pelaksana atau pekerja. Melaksanakan supervise sebagai mandor atau
supervisor. Misalnnya : Kepala seksi, Kepala urusan. Adanya supervise dan
kegiatan ini mendapat dukungan dari kepala bidang keperawatan serta kepala
ruangan. Supervisi dapat dilakukan dua macam yaitu normative (terjadwal),
supervisi ini terkait dalam kepatuhan melakukan tindakan dan SPO. Yang
kedua yaitu supervise formatif dilakukan oleh kepala ruangan sebagai
supervisor yang mampu melaksanakan peran sebagai epala ruangan dalam
lingkup tanggung jawabnya, terutama dalam melaksanakan supervise klinis,
berbasis teori proctor dan Interpersonal Relationship Cycle (PJR-C)
terhadap kelengkapan dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan di ruang
rawat inap rumah sakit serta sesuai format alur supervisi keperawatan dan
terdapat feedback dari supervisor yang dibuktikan dengan adanya follow.
Banyak kegiatan yang perlu disupervisikan. Kendala dalam melakukan
supervise yaitu masih dilakukan kepala ruangan kepada PP dan PA, dan PP
belum berjalan supervise ke PA.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan supervise
keperawatan diruang BIMA terdiri dari 2 macam yaitu supervise secara
langsung dan tidak langsung. Supervise secara langsung dilaksanakan oleh
kepala ruangan yang dilakukan setiap harinya. Supervise secara tidak
langsung dilakukan melalui laporan dan status pasien. Banyaknya kasus yang
perlu disupervisi membuat kegiatan supervise belum terlaksana secara
optimal. Meskipun demikian kepala ruangan, staf serta perawat ruangan
mendukung adanya kegiatan supervise.

2.4.6 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien
baru (pasien dan atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan, khususnya pada
rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien baru, maka
sampaikan beberpa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan tenaga perawat atau
medis tata tertib ruang serta penyakit (Nursalam, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara,penerimaan pasien baru di ruang Bima RSUD
Jombang dimulai dari pasien yang akan masuk rumah sakit, terlebih dahulu ruang
Bima melalui IGD, Poli, maupun ruangan lain. Ruang Bima akan menyiapkan
kamar, setelah kamar pasien sudah siap, kemudian pasien datang dilakukan
identifikasi pasien dan dicocokan dengan berkas RM, pasien ditempatkan sesuai
dengan kondisi pasien, operan status pasien dengan petugas yang mengantar
menggunakan transfer dan harus ditandatangi oleh pengantar dan penerima
pasien, kemudian perawat melakukan pengkajian awal keperawatan rawat inap.
a) Indentifikasi pasien
b) Pengkajian awal
c) Pemeriksaan fisik oleh perawat
d) Pengkajian social dan psikologis
e) Penilaian tingkat nyeri
f) Discharge planning awal
g) Pengkajian dan intervensi resiko jatuh
h) Intervensi resiko dekubitus
i) Menerangkan fungsi gelang
j) Pengkajian kebutuhan Pendidikan pasien dan keluarga rawat inap
k) Menerangkan dokter penanggung jawab (DPJP)
l) Orientasi ruangan
m) Keluarga dipersilahkan menuju kantor untuk pengisisan informasi
pasien baru dan lembar edukasi untuk ditandatangani
n) Berdasarkan hasil observasi kepada perawat, penerimaan pasien
baru sudah dilakukan oleh perawat/kepala tim yang menerima
pasien baru, serta sudah dijelaskan kepada pasien tentang fasilitas
dan tata tertib yang ada di ruangan serta biaya perawatan yang
dilakukan. Perawat juga mengajarkan pasien dan keluarga tentang
cuci tangan, serta menjelaskakan kepada keluarga/pasien tentang
perawat penanggung jawab dan dokter penanggung jawab.

ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

Pasien masuk dari IGD di


skrining (Covid + atau
Covid -

Test Swab Antigent

Hasil Negatif (-) Hasil Positif (+)

Pindah Ruangan, Masuk ruangan isolasi


kemudian diterima oleh sentral dan zonasi
petugas Ruangan
Masuk ke Ruang
Isolasi

Masuk ke BIMA Ruang Jika hasil PCR belum Jika pasien dengan indikasi
A, B, dan C keluar masuk ke BIMA Tetanus masuk ke BIMA
Ruang D Ruang A Tetanus

Gambar 2.8 Alur Penerimaan Pasien Baru


2.4.7 Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan
suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim Kesehatan, klien
dan keluarga klien.
Discharge planning atau perencanaan pulang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien secara signifikan dan menurunkan biaya-
biaya yang diperlukan untuk rehabilitas lanjut. Dengan adanya discharge
planning, pasien diharapkan dapat mempertahankan kesehatannya dan membantu
pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri
(Nursalam, 2017).
Jadi dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen sistem
perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam dan diluar suatu
agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisi
pasiennya.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang BIMA RSUD
Jombang, discharge planning dilakukan pada saat awal pasien masuk ruangan
dan sebelum pasien diijinkan pulang. Edukasi dilakukan di ruangan edukasi.
Sebelum pasien pulang, perawat ruang bima menjelaskan tentang jenis aktivitas
yang boleh dilakukan, perawatan pasien saat ini dirumah post MRS, tanda
kegawatan pada pasien dan penatalaksanaan dirumah, mengulang kembali
tentang cara pemberian obat dan pemahaman efek samping obat anjuran pola
makan dan diet, keluarga pasien akan dijelaskan tentang tanggal kontrol, alur,
dokumen yang perlu disiapkan saat kontrol dan dibawakan CPO, resume medis,
lembar rencana perawatan di rumah, pemeriksaan penunjang.
ALUR DISCHARGE PLANNING

Dokter dan tim kesehatan Ners PP di bantu PA Ners,


selain Dokter PP dibantu PA

Penentuan keadaan pasien


Klinis dan pemeriksaan penunjang lain
Tingkat ketergantungan pasien

PERENCANAAN
PULANG

Penyelesaian Program HE : Lain-lain


Administrasi Pengobatan/kontrol Surat kontrol
Kebutuhan nutrisi Resep
Aktivitas dan istirahat Sisa obat
Perawatan dirumah Foto
Perawatan di rumah

Monitor

(Sebagai program service savety


oleh keluarga dan petugas : kontrol
RS dan Home Care)

Gambar 2.9 Alur Discharge Planning

1.7.8 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen
Asuhan Keperawatan Profesional. Perawat professional diharapkan dapar
mengahadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala
tindakan yang dilakukan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin
meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan
(Nursalam, 2017).
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses
keperawatan dan standart asuhan keperawatan. Efektifitas dan efisien sangat
bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan
meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2017).
Berdasarkan hasil dari pengamatan di ruang Bima, pendokumentasian yang
dilakukan dengan menggunakan SOR (Sourch Oriented Record) berdasarkan
sumber, ada beberapa yang sudah mulai beralih ke e-rekam medis.
Tabel bagian dari dokumentasi pasien di Ruang Bima
Sumber Uraian Bagian
Sumber Admisi Lembar wajib admisi
1. Ringkasan masuk keluar
2. Daftar DPJP
3. Persetujuan umum
4. Persetujuan kelas perawatan
5. Pernyataan sebagai pasien Umum, JKN, KJS
Lembar optional admisi
6. Lembar rujukan dari luar Rumah Sakit
7. Formulir pendaftaran pasien baru
Instalasi Gawat Lembar wajib IGD
Darurat 1. Pengkajian Gawat Darurat
Lembar optional IGD
1. Status lokalis
2. Lembar observasi
3. Edukasi kondisi pasien di UGD
4. Lembar konsultasi
5. Persetujuan Tindakan kedokteran’
6. Penolakan upaya Tindakan kedokteran
7. Surat rujukan
8. Surat balasan rujuk
9. Persetujuan dan penolakan rujuk
10. Transfer pasien intra Rumah Sakit
Rawat Inap Lembar wajib Dewasa
Dewasa 1. Pengkajian awal medis rawat inap
2. Pengkajian awal keperawatan rawat inap
3. Laporan proses perawatan
4. Lembar grafik TTV
5. Pengkajian kebutuhan Pendidikan pasien dan keluarga,
formulir pendidikan pasien dan keluarga terintegrasi
6. Catatan perkembangan asuhan terintegrasi
7. Rencana perawatan dirumah
8. Ringkasan medis
Lembar opsional dewasa
1. Transfer pasien intra Rumah Sakit
2. Ringkasan untuk ahli rawat
3. Lembar observasi
4. Pengkajian & intervensi pasien jatuh pasien dewasa
(morse)
5. Pengkajian dan intervensi resiko jatuh pasien gangguan
jiwa (edmonson)
6. Pengkajian mutu klinik keperawatan
7. Monitor pasien transfuse darah
8. Lembar laporan kejadian reaksi tranfusi
9. Lembar pemantauan oksigen
10. Persetujuan Tindakan kedokteran dan pemberian
informasi Tindakan dokter
11. Penolakan upaya Tindakan kedokteran
12. Lembar permintaan pelayanan kerohanian
13. Timbang terima
14. Skrining gizi dewasa
15. Pengkajian pasien menjelang akhir hayat
16. Lembar konsultasi
17. Surat rujukan
18. Surat balasan rujukan
19. Persetujuan dan penolakan rujukan
20. Persetujuan second opinion
21. Formulir penundaan pelayanan
22. Do not resusitasi
Farmasi 1. CPO 1 (Obat)
2. CPO 2 (HAM)
3. CPO 3 (ALKES)
4. CPO 4 (Obat Pulang)
5. Rekonsiliasi Obat
Pemeriksaan 1. Rangkuman hasil Laboratorium
penunjang 2. Hasil Laboratorium
3. Hasil Bacaan Radiologi
4. Penunjang Lain
5. Penempelan Hasil Pemeriksaan EEG, EKG,
Audiometri, dll.
Pasien operasi Lembar wajib pasien operasi dengan Tindakan
anastesi regional, dan umum (general anastesi / GA)
1. Status pre operasi pembedahan
2. Pemberian informasi Tindakan kedokteran /
persetujuan Tindakan kedokteran
3. Formulir penandaan lokasi operasi
4. Status pra-anastesi visit
5. Status intra-anastesi
6. Status pasca anastesi
7. Permintaan pemakaian kamar bedah
8. Transfer pasien intra rumah sakit
9. Ceklist verifikasi observasi pre operasi
10. Formulir pengumpulan data survilans infeksi darah
operasi ( IDO ) pasien rawat inap
11. Ceklist keselamatan pasien operasi
12. Laporan operasi
Lembar wajib pasien operasi dengan anastesi local
1. Pemberian informasi Tindakan kedokteran /
persetujuan Tindakan kedokteran
2. Monitoring intra operatif local anastesi
3. Permintaan pemakaian kamar bedah
4. Transfer pasien intra rumah sakit
5. Ceklist verifikasi observasi pre operasi
6. Ceklist keselamatan pasien operasi
7. Laporan operasi
Lembar optional pasien operasi
1. Penolakan upaya Tindakan kedokteran
2. Penolakan Tindakan tranfusi darah
3. Monitoring pasien tranfusi darah
4. Penundaan pelayanan

2.5 M4- MONEY


Sistem pembiayaan yaitu pertukaran produk dan jasa antar petugas dan pasien.
Sistem pembiayaan pada Ruang Bima sekaligus pendapatan RS dari medis pelayanan
maupun farmasi.
Tabel 2.21 Jasa layanan keperawatan tindakan yang paling sering dilakukan di ruang
Bima RSUD Jombang.
No Deskripsi layanan Kelas 3 Isolasi
1 Administrasi ruangan 35.000 60.000
2 Total care 75.000 75.000
4 Memasang infus 57.500 71.900
5 Perawatan luka/ganti balut
Besar 60.000 75.000
Kecil 24.000 50.000
Sedang 40.000 60.000
6 Skin test 15.000 -
7 Jahit luka
Besar 56.250 75.000
Sedang 37.500 50.000
Kecil 30.000 40.000

8 Pemakaian oksigen
Masker 130.000 162.000
Nasal kanul 40.000 50.000
9 Nebulizer 25.000 50.000
Mengambil darah vena
50.000 50.000
10 dewasa
11 Observasi ruang HCU - -
12 EKG 45.000 64.000
EKG Monitor 59.500 79.200

1. Tarif Akomodasi, Administrasi, Visite dan Konsultasi Dokter


Tabel 2.22 Tarif Adkomodasi, Administrasi, Visite dan Konsultasi dokter
No TARIF KELAS 3 ISOLASI
I Sewa kamar 35.000 60.000
2 Visite dokter spesialis 35.000 50.000
3 Konsultasi dokter
35.000 50.000
spesialis

2. Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan Oktober - Desember 2021


Tabel 2.23 Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan Oktober – Desember 2021
No JENIS PASIEN JUMLAH PASIEN KELUAR
1. Umum (Non BPJS) 48
2. KJS (Non BPJS) 10
3. Jasa Raharja (Non BPJS) 4
4. KIS Konfirmasi (Non BPJS) 14
5. BPJS (BPJS) 434
6. Jasaraharja BPJS (BPJS) 53
Jumlah 563
2.6 M5 – MARKETING
2.6.1 Indikator Mutu Nasional

Kasus Terbanyak pada bulan Oktober 2022


No Daignosa Jumlah
1. COR 10
2. CA Mamae 5
3. Batu Renal 5
4. Cos 4
5. Tetanus 3
6. Cholelitiasis 3
7. BPH 3
8. STT 3
9. Batu Ureter 3
10. Tonsilitis Kronis 2

Kasus Terbanyak pada bulan November 2022


No Diagnosa Jumlah
1. COR 16
2. STT 9
3. Hil 8
4. BPH 7
5. Batu Renal 7
6. Appendik 6
7. Ulkus Pedis 5
8. Batu Ureter 4
9. Fraktur Cruris 4
10. Fraktur Radius Ulna 3
Kasus Terbanyak pada bulan Desember 2022
No Diagnosa Jumlah
1. COR 18
2. CA Mamae 12
3. Tetanus 7
4. Hil 6
5. Fraktur Femur 5
6. Fraktur Distal Radius 4
7. BPH 4
8. Post Laparatomi Eksplorasi 3
9. Post Laparatomi Appendik 3
10. GrossHematuri 3

2.6.1 Tingkat kepuasan pasien pre-penerapan model asuhan keperawatan


profesional (MAKP) di BIMA
Tingkat kepuasan pasien di BIMA diinput oleh bagian humas dan hasilnya
difeedback kembali ke BIMA. Pelaksanaan evaluasi di kelas 3 ( A,B,C,D) dan
ruang Isolasi. Pernyataan pilihan mencakup :
Tabel 2.25 Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat pada tanggal 17-29 Januari
2022

JAWABAN
NO DAFTAR PERTANYAAN KETERANGAN
YA TIDAK
A TANGABLE (Bukti Nyata)
1. Ners Muda memberikan penjelasan tentang
peraturan dan tata tertib
2. Ners Muda menjaga kerapian dan kebersihan
Ruangan
3. Ners muda menjaga kerapian, ramah, sopan
4. Ners Muda menjaga kebersihan dan kerapian
alat –alat yang digunakan
B REALIBILITY (Keandalan)
3. Ners muda datang jika anda perlukan
4. Ners Muda memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia dan cara
Penggunaannya
C RESPONSIVNESS (Cepat tanggap)
1. Ners muda selalu menawarkan bantuan
walau tidak diperlukan
4. Ners Muda membantu anda untuk pelayanan
foto laboratorium di RS dll
5. Ners Muda menyediakan waktu untuk
rubah posisi pasien, melatih mobilisasi
D ASSURANCE (Jaminan)
1. Ners Muda memberi perhatian terhadap
keluhan anda
2. Ners Muda memberikan salam dan
senyum dalam pelayanan
E EMPHATI (Empati)
1. Ners Muda memberikan penjelasan tentang
tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan
2. Ners Muda mudah dihubungi dan ditemui
jika dibutuhkan
3. Ners Muda melakukan
observasi/pengukuran tensi, nadi, suhu,
pernafasan, dan cairan infus secara teratur
4. Ners Muda tidak membedakan dalam
merawat pasien
5. Ners Muda perhatian dan memberi
dukungan moril terhadap anda
Kriteria :
0-20 : Tidak puas
21-40 : Cukup puas
41-60 : Baik
61-80 : Puas
81-100 : Sangat Puas

2.6.2 Keselamatan pasien (Pasien Safety) dan 6 SKP


Tabel 2.29 Kejadian Dekubitus
N Tanggal
Variabel Total
o 17-01-22 18-01-22 19-01-22
1 Jumlah kejadian Dekubitus 0 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko Dekubites 0 0 0 0

Tabel 2.30 Kejadian Flebitis dan Resiko Jatuh


Tanggal
No Variabel Total
17-01-22 18-01-22 19-01-22
1 Jumlah kejadian Flebitis 0 0 0 0
2 Jumlah kejadian resiko jatuh 0 0 0 0

Sasaran Keselamatan Pasien


a. Identifikasi pasien dengan benar
1. Identifikasi pasien dengan benar sudah diterapkan dengan baik
2. Perawat menanyakan nama pasien dengan kalimat tanya aktif sebelum
mengidentifikasi pasien dengan cara melihat gelang
3. Cara perawat mengidentifikasi pasien yaitu, melihat gelang pasien yang
berisi nama, nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
4. Setelah perawat mengidentifikasi pasien dengan benar, perawat akan
melanjutkan tindakan sesuai dengan SOP
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
1. Perawat menggunakan bahasa yang baik dan benar
2. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan
keluarga pasien
3. Perawat tidak menggunakan bahasa medis kepada pasien maupun keluarga
pasien yang dapat membingungkan mereka.
4. Perawat memberikan KIE sesuai dengan prosedur
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
1. Untuk obat-obatan khusus atau obat dengan pengawasan ketat oleh perawat
disimpan di lemari high allert dan sudah diinformasikan ke keluarga pasien.
2. Setelah pencampuran obat diruang bersih, label obat ditempel ke spuit
sesuai dengan masing-masing nama pasien
d. Pastikan lokasi pembedahan dan prosedur pada pasien dengan benar
1. Ada pasien operasi selama 3 hari pengkajian
e. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
1. Di ruang Bima sudah terdapat pengaman disetiap bed
2.6.3 Kesimpulan
Dari perhitungan data BOR pada tanggal 17 Januari 2022 di Ruang Bima
RSUD Jombang didapatkan hasil 43% selain itu promosi dilakukan melalui
kesehatan (PKRS)
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 17 Januari 2022 didapatkan hasil
bahwa di ruang Bima dalam satu bulan terakhir tidak ada kejadian dekubitus,
flebitis dan pasien resiko jatuh.
2.6.4 Produk
Ruang rawat inap Bima memiliki keunggulan dalam menangani kasus
penyakit trauma akut. Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik
mahasiswa kesehatan di wilayah jombang dan sekitarnya.

2.7 ANALISA SWOT


2.7.1 ANALISA SWOT M1-MAN
Kode
No. Bobot Rating Skor Keterangan
Analisa SWOT
1 Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
Adanya tugas, peran dan 0,3 3 0,9 S-W:
wewenang yang 4,2-
jelas(KARU,PP,PA) 2,4=1,8
Perawat sudah mengikuti 0,3 3 0,9
pelatihan BTCLS sebesar 100%
Jenis ketenagaan: 0,3 3 0,9
Dokter:
S1 keperawatan:
D3 keperawatan:
D3 kebidanan:
Asper:
Admin:
Panduan asuhan keperawatan 0,3 3 0,9
lengkap
Tenaga perawat sesuai dengan 0,2 3 0,6
perhitungan DEPKES
Total 1,7 4,2
WEAKNESS(KELEMAHAN)
Kebanyakan perawat masih 0,3 3 0,9
lulsan D3 keperawatan
Kurangnya pelatihan MAKP 0,3 5 1,5
untuk perawat
Total 0,5 2,4
EKSTERNAL FACTOR (EFAS) OPPORTUNITY (PELUANG)
Adanya kesempatan melanjutkan 0,4 4 1,6 O-T=3,4-
pendidikan bagi perawat lulusan 2,4=1
D3 keperawatan kejenjang yang
lebih tinggi
Adanya program 0,3 3 0,9
pelatihan/seminar khusus untuk
meningkatkan kualitas SDm
Kepala ruangan dan staff 0,3 3 0,9
menerima dengan baik dan
memfasilitasi mahasiswa praktik
diruangan Bima RSUD
JOMBANG
Total 1 3,4
TREATHEENED(ANCAMAN)
Adanya situasi pandemi yang 0,4 2 0,8
membuat mempengaruhi
kebutuhan perawat
Semakin tinggi pengetahuan 0,2 2 0,4
masyarakat tentang kesehatan
Adanya akreditasi RSUD 0,4 3 1,2
Total 1 2,4
2.7.2 ANALISA SWOT M2-MATERIAL
2. M2(SARANA PRASARANA) INTERNAL FAKTOR IFAS
Mempunyai sarana dan prasarana 0,2 4 0,8 S-W=3,7-
yang memadai untuk 2,2=1,5
pasien,tenaga kesehatan dan
tenaga pasien
Hampir semua alat terdapat 0,3 4 1,2
petunjuk penggunaannya
Pemilahaan sampah sudah 0,2 3 0,6
dibedakan berdasarkan medis,non
medis, dan benda tajam
Tersediannya ners station 0,2 4 0,8
Hampir semua kasus terdapat 0,1 3 0,3
panduan askep untuk
memudahkan perawat dalam
melakukan askep
Total 1 3,7
WEKNESS
Akses pintu yang dapat dilewati 0,3 4 1,3
keluarga pasien diluar jam
kunjung
Peralatan yang kondisinya kurang 03, 3 0,9
baik dan nilai standart
kecukupannya kurang:alat
pemeras pel
Total 0,6 2,2
EKTERNAL FACTOR (EFAS)
OPPORTUNITY
Kunci pintu diluar jam kunjung 0,1 4 0,4 O-T=3,8-
hanya mengizinkan satu orang 2,4=1,4
penunggu yang membawa kartu
tunggu
Memberikan stiker petunjuk jam 0,1 4 0,4
kunjung untuk keluarga pasien
yang ditempelkan didepan
/samping pintu masuk
Kolaborasi dengan pusat 0,1 4 0,4
informasi untuk memberikan
informasi waktu jam kunjung dan
peringatan jam kunjung yang
sudah habis
Memiliki kesempatan untuk 0,3 2 0,6
mengganti alat-alat yang sudah
lama dipakai dan menggantikan
dengan yang terbaru atau lebih
baik
Total 1 3,8
TREATHENED
Adanya tuntunan yang tinggi dari 0,3 2 0,6
masyarakat akan saran dan
prasarana yang memadai
Adanya fasilitas RS lain yang 0,2 3 0,6
lebih memadai dalam hal sarana
dan prasarana
Sebagai syarat akreditasi 0,4 3 1,2
Total 1 2,4

2.3.1 ANALISA SWOT M3-METHODE

Anda mungkin juga menyukai