Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

EFEKTIVITAS SENAM YOGA PADA KONTROL TEKANAN DARAH


PENDERITA HIPERTENSI

LITERATURE REVIEW

EKO HERU SARMIONO


173210011

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Permasalahan pada penderita hipertensi adalah ketidak mampuan dalam

mengontrol atau mengendalikan tekanan darah dan hal ini merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat global utama (Dhungana et al., 2018). Hipertensi

dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur maupun kelompok

social ekonomi dan penyakit hipertensi seringkali juga dapat menjadi lebih parah

dengan adanya gangguan dari factor psikologis seperti stress, depresi dan

kecemasan (Tolbaños Roche et al., 2017). Masalah psikologis pada penderita

hipertensi dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga harus segera diberikan

penanganan baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi untuk mengontrol

tekanan darah penderita hipertensi (Baharuddin, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 30% penduduk dunia

tidak terdiagnosa adanya hipertensi (Underdiagnosed Candition). Institute For

Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, juga menyebutkan bahwa

dari total 1,7 juta kematian di indonesia didapatkan factor resiko yang

menyebabkan kematian adalah tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%,

hiperglikemia sebesar 18,4%, merokok sebesar 12,7% dan obesitas sebesar 7,7%.

Berdasarkan data Riskesdes tahun 2018 memperlihatkan bahwa bahwa prevalensi

hipertensi mengalami kenaikan dari 25,8% menjadi 34,1% dengan etimasi jumah

kasus hipertensi di Indonesia adalah sebesar 63.309.620 orang, dengan kematian

akibat hipertensi sebesar 427.218.


Stres juga menjadi salah satu pencetus timbulnya hipertensi, baik pada

lansia, dewasa muda dan usia pertengahan. Stress dalam jangka waktu yang

panjang akan menjadi prediktor dari hipertensi dimasa depan. Stress akan dapat

memicu meningkatnya adrenalin tubuh, stress akan menstimulasi saraf simpatis

sehingga akan meningkatkan tekanan darah dan curah jantung juga akan

meningkat (Oramas, 2017). Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan

berbagai komplikasi,bila mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi infrak

miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, bila mengenai otak terjadi

stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila mengenai ginjal terjadi gagal ginjal

kronis, sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati hipertensif (K &

Wirmawanti, 2018).

Senam yoga dapat meningkatkan kadar b-endorphine sampai lima kali

didalam darah. Semakin banyak melakukan senam maka akan semakin tinggi pula

kadar b-endorphine. Ketika seseorang melakukan senam maka endorphin akan

keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam hipotalamus dan sistem limbik yang

berfungsi untuk mengatur emosi (Baharuddin, 2017). Yoga dianjurkan pada

penderita hipertensi untuk melancarkan peredaran darah keseluruh tubuh, sirkulasi

darah yang lancar menunjukkan kerja jantung yang baik. Pengaruh senam yoga,

jantung, dan aerobik dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas

hidup pada penderita hipertensi (Elvira, 2018).

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana efektivitas senam yoga pada kontrol tekanan darah penderita

hipertensi berdasarkan studi empiris dalam lima tahun terakhir?


1.3 Tujuan penelitian

Mengidentifikasi efektivitas senam yoga pada kontrol tekanan darah

penderita hipertensi berdasarkan studi empiris dalam lima tahun terakhir.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep hiertensi

2.1.1 Definisi hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan fungsional, yaitu penyebab organik

yang tidak dapat ditentukan. Gangguan ini sangat berkaitan dengan gaya

hidup, sehingga strategi awal dalam pencegahan dan pengobatan harus

didasarkan pada penerapan dan pemeliharaan perilaku dan gaya hidup sehat

(Tolbaños Roche et al., 2017).

Hipertensi adalah salah satu penyakit paling umum didunia dan

faktor resiko utama untuk stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Hipertensi biasanya dianggap sebagai kondisi asimtomatik terutama pada

stadium ringan dan sedang (Wolff et al., 2017).

2.1.2 Jenis-jenis hipertensi

Menurut (Sari et al., 2018) Hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu

hipertensi primer dan sekunder yaitu:

1. Hipertensi primer adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi

sekitar 95% yang disebabkan factor gaya hidup seperti kurang

bergerak dan polamakan.

2. Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah

tinggi lebih jarang hanya sekitar 5% dan disebabkan oleh kondisi

medis (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi obat-obatan tertentu

(missal pil KB).


2.1.3 Etiologi

Menurut (Setiati, 2017) berdasarkan penyebab terjadinya hipertensi

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi primer : Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi

dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab

klinik yang dapat didefinisikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini

bersifat multifactor. Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, tetapi

bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik

mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan

bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara

bertahap selama bertahun-tahun.

2. Hipertensi sekunder : Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan

peningkatan tekanan darah dan disertai penyebab ysng spesifik, seperti

penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut,

yang menandakan bahwa adanya perubahanpada curah jantung.

2.1.4 Faktor-faktor terjadinya hipertensi

Menurut (Setiati, 2017) jika saat ini seseorang sedang perawatan

penyakit hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang

tersebut dalam keadaan normal hal itu tidak menutup kemungkinantetap

memiliki resiko besar mengalami hipertensi kembali.hipertensi memiliki

beberapa faktor resiko yaitu:

1. Tidak dapat diubah


a. Keturunan, factor ini tidak bias diubah. Jika didalam keluarga pada

orang tua atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dengan

hipertensi menjadi lebih besar.

b. Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambah usia semakin

besar pula resiko untuk menderita tekanan darah tinggi.

2. Dapat diubah

a. Konsumsi garam, terlalu banyak garam dapat menyebabkan tubuh

menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah tinggi.

b. Kolestrol, kandungan lemak yang berlebihan dalam darah

menyebabkan timbulnya kolestrol pada dinding pembuluh darah,

sehingga pembuluh darah menyempit, pada akhirnya akan

mengakibatkan tekanan darah tinggi.

c. Kafein, kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah.

d. Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah,

ini akan menyebabkan tekanan darah meningkat.

e. Obesitas, orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal,

memiliki peluang besar terkena hipertensi.

f. Kurang olahraga, kurang olahraga dan kurang gerak dapat

menyebabkan tekanan darah meningkat.

g. Stres, dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang

cenderung meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.

h. Kebiasaan merokok, nikotin dalam rokok dapat merangsang

pelapisan katekolamin, katekolaminyang meningkat dapat

mengakibatkan iritabilitas miokardika, peningkatan denyut jantung,


serta menyebabkan vasokontriksi yang kemudian meningkatkan

tekanan darah.

Walaupun hipertensi umum terjadi pada orang dewasa, tapi anak-

anak juga berisiko terjadinya hipertens. Untuk beberapa anak hipertensi

disebabkan oleh masalah pada jantung dan hati. Namun bagi sebagian anak-

nak bahwa kebiasaan gaya hidup yang buruk, seperti diit yang tidak sehat

dan kurangnya olahraga, berkontribusi pada terjadinya hipertensi.

2.1.5 Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa umur ≥18 tahun,

berbagi menjadi kelompok optimal, normal, high normal, hipertensi, drade

satu, grade dua, grade tiga, dan grade empat. seperti yang terlihat pada tabel

dibawah ini (Nurarif & Kusuma, 2016).

Tabel 2.1.5 klarifikasi hipertensi

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHd)


1 Optimal <120 <210
2 Normal 120-129 80-84
3 High Normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
5 Grade satu (ringan) 140-159 90-99
6 Grade satu (ringan) 160-179 100-109
7 Grade tiga (berat) 180-209 100-119
8 Grade empat (sangat ≥210 ≥210
berat)

2.1.6 Manifestasi klinis

Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak

memiliki tanda atau gejala khudsu. Gejala-gejala yang mudah diamati

seperti gejala ringan seperti pusing, atau sakit kepala, cemas marah, sulit
tidur dan mimisan. Selain itu hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat

terjadi (Setiati, 2017), diantaranya yaitu

1. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi ada tidaknya abnormalitas lain

selain hipertensi.

2. Fejala yang biasanyan mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling

berhubungan dengan system organ yang dialiri pembuluh darah yang

terganggu.

3. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri coroner atau infrark

miokardium

4. Terjadi hipertropi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal

jantung.

5. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN

serta kadar kreatinin)

6. Terjadi gangguan serebrovaskular.

2.1.7 Komplikasi hipertensi

Menurut (Nurarif & Kusuma, 2016), komplikasi di bagi menjadi:

1. Stroke

Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada didalam otak atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotok. Stroke bisa

terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi

otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga

aliran darah pada area tesebut berkurang.


2. Infark miokardiu

Infrak miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami miokardium

apabila bentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui

pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hiportrofi

ventrikel maka kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat terpenuhi

dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infrak.

3. Gagal ginjal

Kerusakan gagal ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada

kapiler-kapiler glomenurus. Rusaknya glomenurus menyebabkan

protein keluar melalui urine danterjadilah tekanan osmotic koloid

plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi

kronik

4. Ensefalopati

Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna

(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan

yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan

tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium

diseluruh susunan saraf pusat.

2.2 Terapi yoga

2.2.1 Definisi

Yoga adalah suatu sistem pelatihan guna mencapai keseimbangan

antara dua kekuatan yang berbeda di dalam tubuh, seperti tubuh bagian atas

dan bawah, tubuh bagian kiri dan kanan, tarikan nafas, energi positif dan
negatif yang dapat meningkatkan sirkulasi darah keseluruh tubuh (Muchlisin

Riaddi, 2019)

2.2.2 Macam-macam yoga

1. Hatha Yoga

Hatha yoga adalah jenis yoga dengan system pelatihan

menggunakan berbagai teknik membentuk sikap tubuh disertai dengan

teknik prnafasan guna mencapai keseimbangan antara dua kekuatan yang

berada didalam tubuh

2. Bhakti Yoga

Bhakti yoga adalah jenis yoga memfokuskan diri untuk menuju

hati.

3. Raja yoga

Raja yoga adalah jenis yoga yang menitik beratkan pada teknik

meditasi dan kontemplasi.

4. Jhana yoga

Jhana yoga adalah jenis yoga yang menerapkan metode untuk

meraih kebijaksanaan dan pengetahuan.

5. Karma yoga

Karma yoga adalah jenis yoga yang mempercayai adanya

raingkarnasi.

6. Tantra yoga

Tantra yoga adalah jenis yoga yang sedikit berbeda dengan yoga

lain, bahkan ada yang menganggap yoga ini mirip dengan ilmu sihir.
2.2.3 Manfaat senam yoga

Yoga dapat memberikan perasaan rileks, tenang,menjernihkan pikiran,

ceria, percaya diri, dan mengembangkan intuisi. Semua dapat diraih melalui

meditasi yoga yang dilakukan dengan mengatur nafas dan sikap yoga

sempurna. Manfaat berlatih yoga yang paling diinginkan para praktisi yoga

pemula adalah tubuh sehat. Manfaat yoga jika dilakukan secara rutin dan

teratur, yaitu:

1. Meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) di dalam tubuh.

2. Meningkatkan sirkulasi darah keseluruh sel tubuh dan otak.

3. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur

dan kuat.

4. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernafas.

5. Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi)

6. Meremajakan sel tubuh dan memperlambat penuaan.

7. Memurnikan saraf pusat yang terddapat ditulang punggung.

8. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran dan mental, serta membuatnya

lebih kuat saat menghadapi stress.

9. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam .

10. Meningkatkan kesadaran pada lingkungan.

11. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir positif.

2.2.4 Gerakan latihan utama yoga

Yoga merupakan seni relaksasi tradisional yang diwariskan secara turun-

temurun hingga menjadi trend dikalangan masyarakat modern yang

mendambakan kebugaran jiwa dan raga.(Basuki, 2019)


Terdapat tiga latihan utama dan manfaat yang terkandung dalam latihan

yoga:

1. Asunaa

Asana adalah gerakan yang berhubungan dengan posisi tubuh.

Gabungan antara gerakan kelenturan, gerakan memutar dan keseimbangan ini

membatu untuk membedakannya dengan jenis yoga lainnya. Yoga asuna

mengutamakan postur tubuh, focus pada pernafasan (brathing) dan konsentrasi

pada jalannya pikiran.

2. Pranayama

Pranayama adalah jenis latihan yoga yang berkaitan dengan fungsi

permafasan. Kata “prana” berarti nafas dan “ayama” yang artinya pengaturan.

Jadi, apabila digabungkan pranayama berarti pengaturan nafas. Bernafas

merupakan kebutuhan yang penting bagi tubuh. Apabila seseorang mampu

mengatur irama bernafasan hal ini tentu dapat membantu orang tersebut

memperoleh tubuh dan pikiran yang lebih sehat.

3. Meditasi

Tujuan dari yoga adalah menenangkan proyeksi pikiran seperti

khayalan yang sedang kita pikirkan. Pada dasarnya jenis yoga asana dan

pranayama diciptakan untuk membantu mempersiapkan tubuh dan pikiran

seseorang masuk dalam sebuah keheningan dan meditasi.

2.2.5 Aktifitas yang perlu diperehatikan selam yoga

1. Lakukan yoga dilingkungan yang bersih, tentang, udara segar, tempat

terbuka, serta perasaan bahagia.


2. Jangan makan minimal tiga jam sebelum melakukan latihan yoga dan

baru boleh makan tiga puluh menit setelah selesai melakukan yoga.

3. Selama latihan yoga berlangsung hendaknya tidak bergurau dan

tertawa.

4. Lakukan pemanasan sebelum berlatih yoga dengan berlari-lari kecil

ditempat sambal mengibaskan jari tangan dan kaki, serta mengayunkan

lengan beberapa saat.

5. Setelah pernafasan, lakukan peregangan tubuh, mulai dari leher, bahu,

tangan, pinggang, lutut hingga sendi pergelangankaki. Pergelangan

leher wajib dilakukan untuk menghindar pusing selama beryoga dan

menjaga kestabilan tubuh. Pergerangan dapat dilakukan sambal duduk

atau berdiri.

6. Pada saat melakukan yoga hendaknya selalu berpikiran positif dan

yakin akan menjadi lebih baik.

7. Jangan melakukan gerakan yoga dengan gerakan tingkat lanjut bila

sedang sakit berat, mentruasi, atau hamil, kecuali melakukangerakan

tertentu yang disarankan. Lebih baik konsultasikan keada instruktur

yoga sesuai dengan kondisi tubuh.

8. Setelah selesai yoga, lanjutkan dengan pemijatan dan relaksasi,

disarankan untuk tidak menyentuhair.


BAB 3

METODE

3.1 Strategi Pencarian Literature

3.1.1 Pencarian literature

1. Database

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari hasil

penelitian oleh peneliti sebelumnya dan melalui observasi langsung.sumber

sekunder berupa artikel ataupun jurnal yang berkaitan dengan topik melalui

database dari Science Direct, PuBMed, dan Google scolar.

2. Jurnal artikel

Jumlah artikel yang akan direview sejumlah 12 artikel (10

internasional dan 2 nasional) dengan menggunakan artikel 5 tahun terakhir.

3. Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyworddan Boolean

operator (AND, OR atau NOT) yang digunakan untuk memperluas dan

menentukan pencarian, sehingga mempermudah dalam pencarian artikel

atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu “yoga” AND “hypertension”.


3.2 Kriteria inklusi dan ekslusi

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS


Krieria Inklusi Ekslusi
Populasion/problem Jurnal internasional Jurnal internasional dan
dan nasional yang nasional yang
berhubugan dengan berhubungan dengan
topik penelitian control kepatuhan,profil lipid,
tekanan darah pada kepatuhan minum obat,
hipertensi
Intervension Senam yoga Pemberian obat, diet
obat, diet garam,
Comparation Tidak ada faktor Tidak ada faktor
pendamping pembanding
Outcame Kontrol tekanan darah Adanya peningkatan
pengetahuan dan
penurunan tekanan darah
Study design Participants study, Systematic
qualitative study, study review,literature review,
case, quasi exprimemnt,
pre experimental,
kuantitatif, kasual
kompratif.
Tahun terbit Artikel yang terbit Artikel yang terbit
setelahtahun 2016 sebelum tahun 2016
Bahasa Bahasa inggris dan Selain bahsa inggris dan
Bahasa Indonesia bahasa Indonesi
3.3 Seleksi Penelitian Kualitas

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui ScinceDirect,

Pubmed, Google scholar menggunakan kata kunci “yoga” AND

“hypertension”. peneliti menemukan 3.394 jurnal yang sesuai dengan kata

kunci tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak

1482 jurnal diekslusi karena terbitan tahun 2016 kebawah dan

menggunakan bahasa selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Assessment kelayakan terhadap 317 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal

yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan eksklusi, sehingga

didapatkan 12 jurnal yang dilakukan review kriteria inklusi dilakukan

eksklusi, sehingga didapatkan 7 jurnal internasional dan 5 jurnal nasional

yang akan dilakukan review.


Gambar 3.1 Diagram flow hasil pencarian dan sleksi study

Pencarian menggunakan
keyword melalui database ScienceDirect (n=3.020)
ScienceDirect, PubMed,
PubMed (n=232)
google Scholar
Google Scholar (n= 142)
n= 3.394

Exluded (n=667)

Seleksi jurnal 5 tahun Problem/populasi:


terakhir
-Tidak sesuai dengan topik (n=30)
n= 1482
Intervention:

Tidak sesuai dengan intervensi (n=165)

Outcome:
Seleksi keterkaitan topik
Tidak ada hubungan (n=156)
dan judul
3.4 Study design:
n= 984
3.5
-Systematic review (n=152)

-literature review (n=164)

Identifikasi abstrak

n= 317
Excluded (n=305)
- Hasil pencarian tidak enyebutkan mengenai
efektivitas senam yoga pada kontrol
tekanan darah penderita hipertensi
Jurnal akhir yang dapat ( n= 120)
danalisa sesuai rumusan - Tujuan penelitian tidak sesuai (n= 160)
dan tujuan - Metode penelitian yang tidak dijelaskan

N= 12 secara rinci (n= 25)


3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian

Tinjauan ini disusun secara naratif dengan mengelompokkan

ekstraksi serupa sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab topik.

Setelah itu, mengumpulkan jurnal penelitian yang memenuhi inkulsi dan

membuat ringkasan jurnal yang memuat nama peneliti, tahun terbit, volume,

judul, instrument, analisis, hasil dan database.


No Author Tahun Volume Judul Metode (Desain, Sampel, Hasil Literature Database Link
Angka Variabel, Instrumen, Review
Analisis)
1 Laura 2017 Volume Yoga and self- D: Efek diferensial ScienceDirect https://
Tolbanos 29, Pages regulation in Participants study pada meditasi HT Complementar www.sciencedirect.c
Roche,Mois 153-161 management of S: kelompok y therapies in om/science/article/
es essential arterial 100 participants, ditunjukkan, baik clinical abs/pii/
S1744388117303572
Betancort(T hypertension and both sexes, between 40 dalam practice
`
olbaños associated and 70 years old peningkatan
Roche et al., emotional VI: regulasi diri
2017) symptology: A YOGA and self- maupun dalam
randomized regulation in management perbaikan gejala
controlled trial VD: emosional, serta
essential arterial parameter
hypertension and fisiologis yang
associated emotional berhubungan
symptomatology: dengan penurunan
I: hipertensi
esensial.
A:
randomized controlled
trial
2 Holder 2018 V: 115 Yoga in Arterial D: Penelitian PubMed https://
Cramer, Hypertension experimental menemukan National pubmed.ncbi.nlm.nih
Charlotte S: bahwa hanya library of .gov/30722837/
Sellin, 75 patients taking yoga tanpa postur medicine
Dania medications for arterial yoga yang dapat
Schumann, hypertension (72% menyebabkan
Gustav women, mean age 58.7 ± penurunan
Dobos(Cram 9.5 years) tekanan darah
er et al., VI: sistolik rawat
2018) Yoga in arterial jalan dalam
hypertension jangka pendek
VD:

I:
Observasi
A:
randomized controlled
3 Moa Wolff 2017 Yoga-a laborious D: Para pasien PubMed https://
et al. Scand way to well-being: Qualitative menggambarkan National pubmed.ncbi.nlm.nih

J Prim patients’ qualitative study beberapa library of .gov/29124990/

Health experiences of S: pengalaman medicine


Care(Wolff yoga as a In 2013–2014, in positif dari
et al., 2017) treatment for southern Sweden, patients intervensi yoga;
hypertension in with hypertension, , eight terutama yang
primary care women and five men menyediakan rasa
(aged 35–79) ketenangan dan
itu meningkatkan
VI: ketangkasan.
Yoga
VD:
Hypertension treatment
I:
Interviewed expressd
A:
Randomized controlled
4 Shreya S 2018 Effect of yoga and D: Hasil penelitian PubMed https://
Revadi et al. naturopathy on Study case ini menunjukkan National pubmed.ncbi.nlm.nih

J liver, renal and S: bahwa INYT library of .gov/30024854/

Complement cardiorespiratory A39-year-old, married dikombinasikan medicine


Integr functions of a man was diagnosed with dengan
Med(Revadi patient with liver cirrhosis with portal pengobatan
et al., 2018) hepatic cirrhosis hypertension and ascites ayurveda dan
with portal in February 2016. konvensional
hypertension and VI: aman, layak,
ascites: a case Yoga and nahropathy dapat ditoleransi
report VD: dengan baik dan
Portal hypetension and efektif pada
asites pasien dengan
I: sirosis hati
observasion dengan hipertensi
A: portal dan asites.
randomized controlled
5 Yuni Wang, 2020 Immediate effect of D: Adanya PubMed https://
Kashinath G mind sound experimen penurunan National pubmed.ncbi.nlm.nih

Metri, Amit resonance S: tekanan darah library of .gov/30352036/

Singh, technique (MSRT - 30 peserta (13 sistolik dan medicine


Nagaratna a yoga-based perempuan) dengan HTN tekanan darah
Raghuram( relaxation VI: Mind sound diastolik setelah
Wang et al., technique) on resonance techinique dilakuakan sesi
2020) blood pressure, VD: Hypertension MSRT (mind
heart rate, and sound resonance
state anxiety in I: technique)
individuals with Spss versi 16
hypertension: a
pilot study A:
6 Raja Ram 2018 Impact of a D: Berdasarkan hasil PubMed https://
Dhungana, structured yoga Experiment penelitian bisa National pubmed.ncbi.nlm.nih

Mahesh program on blood S: ditarik bahwa library of .gov/29976188/

Kumar pressure reduction 140 hypertensive senam yoga bisa medicine


Khanal, among participants mencegah dan
Suira hypertensive VI: mengendalikan
Joshi(Dhung patients: study Structured yoga program hipertensi di
ana et al., protocol for a VD: nepal.
2018) pragmatic Random multicenter trial
randomized I:
multicenter trial in Participant observation
primary health A:
care settings in Qualitative
Nepal
7 Raja Ram 2021 Effects of a health D: Dalam uji coba PubMed https://
Dhungana, worker-led 3- Experiment terkontrol acak National pubmed.ncbi.nlm.nih

Zeljko month yoga S: berbagai pusat ini library of .gov/33743622/

Pedisic, intervention on We included all 121 kami menemukan medicine


Suira Joshi, blood pressure of study participants bahwa intervensi
Mahesh hypertensive VI: yoga selama tiga
Kumar patients: a month yoga intervention bulan mengurangi
Khanal(Dhu randomised VD: tekanan darah
ngana et al., controlled Hypertension patient sistolok dan
2021) multicentre trial in blood pressure diastolic di antara
the primary care pasien hipertensi .
setting I: ini menyiratkan
Interviews bahwa program
A: yoga dapat
Randomized controlled dipromosikan
melalui
pengaturan
prawatan primer
sebagai terapi
non-farmakologis
yang efektif untuk
mengobati
hipertensi.
8 Rohandi 2017 Pengaruh senam D: quasi expriment Berdasarkan hasil Google https://stikesmu-
Baharuddin( 1. No. 05, yoga savasana penelitian yang scoolar sidrap.e-journal.id/

Baharuddin, vol. 01 terhadap tekanan S: Besar sampel adalah diperoleh dapat Jurnal ilmiah JIKI/article/view/29
ISSN
2017) darah pada klien 40 responden ditarik kesehatan
2089-
9408 hipertensi primer kesimpulan IQRA
2.
V: tekanan darah pada bahwa ada
klien hipertensi primer penurunan rata-
rata tekanan darah
I: analisis bivariate dan sistolik secara
analisis multivariat bermakna antara
sebelum dan
A: uji statistik setelah latihan
senam yoga
savasana.
9 Erieska 2017 No. 02, Pengaruh senam D: pre experimental Hasil penelitian Google http://
Safitri Vol 10 yoga terhadap menunjukkan scoolar ejournal.stikesmajap

Hendarti, perubahan tekanan S: Sampel dalam bahwa setelah ahit.ac.id/


index.php/HM/
Ardiyanti darah pada lansia penelitian ini adalah dilakukannya
article/view/163
Hidayah(He yang mengalami sebagian lansia yang senam yoga dari
ndarti & hipertensi mengalami hipertensidi 50 responden
Ardiyanti Kabupaten yang mengalami
Hidayah, Sidoarjoberjumlah perubahan
2017) 50responden tekanan darah.

VI:
Yoga gymnastics

VD:
Blood pressure changes

I:
observasion

A:
wilcokson teks

10 sviyanti 2020  No. 02, Pembinaan D: quasi experiment Setelah dilakukan Google http://
Isviyanti, I Vol 03 kegiatan pada kegiatan scoolar journal.ummat.ac.id/
Gusti Agung ISSN wanita menopause S: Dari data yang didapat pengabdian Jurnal index.php/jpmb/
Ayu Hari 2614- hipertensi dari Puskesmas Tanjung masyarakat pengabdian article/view/1644

Triandini, 5251 Karang terdapat jumlah berupa yoga masyarakat


Ni Made wanita menopause untuk wanita berkemajuan
Gita sebanyak 50 orang menoupouse
Gumangsari, hipertensi, maka
Diana VI: Pembinaan kegiatan dilakukan
Hidayati, yoga evaluasi kegiatan
Amelia VD: berupa
Kandisa, Ni Wanita menopause pengecekan
Luh Budi kembali
Astuti, Adib I: wawancara didapatkan hasil
Ahmad rata-rata tekanan
Shammakh(I A: uji welcoxon dan darah peserta
sviyanti et mann whitney test yoga menjadi
al., 2020) menurun
11 Mariza 2018 Vol. 2 Influence of yoga D: Sehingga dapat Google https://
elvira(Elvira No. 3 on the blood Kuantitatif disimpulkan scoolar ejournal.lucp.net/
, 2018) ISSN pressure of elderly S: bahwa senam Malaysian index.php/mjmr/
2550- with hypertensi Sampel diambil oleh yoga efektif pada journal of article/view/
1607 populasi penelitian penurunan medical influenceofyoga
sebanyak 12orang tekanan darah research
VI: pada lansia yang
Yoga mengalami
VD: hipertensi. Untuk
Tekanan darah orang tua itu program
I: senam yoga dapat
observasi dijadikan sebagai
A: salah satu
Dependen t-test program utam
bagi lansi.
12 Moch. Arif 2019 Vol 19, Pengaruh Latihan D: Terdapat Google https://
Romadlon, No 1 Kapha Yoga Kasual kompratif atau ex- pengaruh yng scoolar ejournal.upi.edu/
Eka (2019) terhadap postfacto signofikan dari Jurnal index.php/JER/
ISSN article/view/17142
Nugraha, Penurunan S: latihan kapha penelitian
2541-
Hamidie Tekanan Darah dan 15 orang lansia dengan yoga terhadap pendidikan
4135
Ronald Peningkatan rentahun usia 64-70 tahun penurunan
Daniel Kebugaran Lansia VI: tekanan darah
(Romadlon Latihan kapha yoga pada lansia .
et al., 2019) VD: artinya bahwa
Penurunan tekanan darah penerapan latihan
dan peningkatan metode dengan
kebugaran lansia kapha yoga
I: sangat bermanfaat
The senior fitness , karena yoga
A: dirancang untuk
Uji paried sampel test membawa
keseimbangan
bagi individu.
Baharuddin, R. (2017). Pengaruh Senam yoga savasana terhadap tekanan darah pada klien hipertensi primer. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra,

V(tidak ada), 1–9.

Cramer, H., Sellin, C., Schumann, D., & Dobos, G. (2018). OriginalArbeit: Yoga bei arterieller Hypertonie. Deutsches Arzteblatt

International, 115(50), 833–839. https://doi.org/10.3238/arztebl.2018.0833

Dhungana, R. R., Khanal, M. K., Joshi, S., Kalauni, O. P., Shakya, A., Bhrutel, V., Panthi, S., Ramesh Kumar, K. C., Ghimire, B., Pandey,

A. R., Bista, B., Sapkota, B., Khatiwoda, S. R., McLachlan, C. S., & Neupane, D. (2018). Impact of a structured yoga program on
blood pressure reduction among hypertensive patients: Study protocol for a pragmatic randomized multicenter trial in primary health

care settings in Nepal. BMC Complementary and Alternative Medicine, 18(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12906-018-2275-9

Dhungana, R. R., Pedisic, Z., Joshi, S., Khanal, M. K., Kalauni, O. P., Shakya, A., Bhurtel, V., Panthi, S., Ramesh Kumar, K. C., Ghimire,

B., Pandey, A. R., Bista, B., Khatiwoda, S. R., McLachlan, C. S., Neupane, D., & de Courten, M. (2021). Effects of a health worker-

led 3-month yoga intervention on blood pressure of hypertensive patients: a randomised controlled multicentre trial in the primary care

setting. BMC Public Health, 21(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12889-021-10528-y

Elvira, M. (2018). Influence of Yoga on the Blood Pressure of Elderly With Hypertension. Malaysian Journal of Medical Research, 2(3),

30–35. https://doi.org/10.31674/mjmr.2018.v02i03.004

Hendarti, E. S., & Ardiyanti Hidayah. (2017). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami

Hipertensi Di Kabupaten Sidoarjo. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9).

Isviyanti, I., Hari Triandini, I. G. A. A., Gumangsari, N. M. G., Hidayati, D., Kandisa, A., Astuti, N. L. B., & Shammakh, A. A. (2020).

Pembinaan Kegiatan Yoga Pada Wanita Menopause Hipertensi Di Lingkungan Bendega. SELAPARANG Jurnal Pengabdian

Masyarakat Berkemajuan, 3(2), 186. https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.1644

K, B., & Wirmawanti, W. (2018). Upaya Pemeliharaan Tekanan Darah Bagi Pasien Hipertensi Di Rsud Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 13(1), 9. https://doi.org/10.32382/medkes.v13i1.93

Muchlisin Riaddi. (2019). Pengertian, Jenis,Tujuan dan Manfaat Yoga. https://www.kajianpustaka.com/2018/04/pengertian-jenis-tujuan-

dan-manfaat-yoga.html

Nurarif, & Kusuma. (2016). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia. 2011, 8–25.

Oramas, C. V. (2017). HUBUNGAN KEJADIAN STRES DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA. 4, 2017.

Revadi, S. S., Kavitha, V., & Mooventhan, A. (2018). Effect of yoga and naturopathy on liver, renal and cardiorespiratory functions of a

patient with hepatic cirrhosis with portal hypertension and ascites: A case report. Journal of Complementary and Integrative Medicine,

15(4), 1–6. https://doi.org/10.1515/jcim-2017-0098

Romadlon, M. A., Nugraha, E., & Daniel, H. R. (2019). Pengaruh Latihan Kapha Yoga terhadap Penurunan Tekanan Darah dan

Peningkatan Kebugaran Lansia. Jurnal Penelitian Pendidikan, 19(1), 68–73. https://doi.org/10.17509/jpp.v19i1.17142

Sari, T. W., Sari, D. K., Kurniawan, M. B., Syah, M. I. H., Yerli, N., & Qulbi, S. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Hipertensi Pada

Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Kota Pekanbaru. Collaborative Medical Journal, 1(3), 55–65.

Setiati, 2017. (2017). Hipertensi http://repository.unimus.ac.id. Medical Bedah, 9–42.

Tolbaños Roche, L., Miró Barrachina, M. T., Ibáñez Fernández, I., & Betancort, M. (2017). YOGA and self-regulation in management of
essential arterial hypertension and associated emotional symptomatology: A randomized controlled trial. Complementary Therapies in

Clinical Practice, 29, 153–161. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2017.09.012

Wang, Y., Metri, K. G., Singh, A., & Raghuram, N. (2020). Immediate effect of mind sound resonance technique (MSRT- A yoga-based

relaxation technique) on blood pressure, heart rate, and state anxiety in individuals with hypertension: A pilot study. Journal of

Complementary and Integrative Medicine, 17(2), 1–7. https://doi.org/10.1515/jcim-2017-0177

Wolff, M., Brorsson, A., Midlöv, P., Sundquist, K., & Strandberg, E. L. (2017). Yoga–a laborious way to well-being: patients’ experiences

of yoga as a treatment for hypertension in primary care. Scandinavian Journal of Primary Health Care, 35(4), 360–368.

https://doi.org/10.1080/02813432.2017.1397318

Anda mungkin juga menyukai