OLEH
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KEPALA RUANGAN
PA PA PA
1. Dokter 1
2. Apoteker 1
3. Asisten apoteker 1
4. Ahli gizi 1
1. Admnistrasi 1 Swasta
2. Asisten perawat 0 -
Jumlah = 6 jam
= 1460
2023
= 0,721 orang
= 1 orang
7 jam
2. Siang : 0 x 100% = 0%
3. Malam : 0 x 100% = 0%
2.2.2 M2 (Materials)
1) Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Ruangan
Contoh :
Ruang PICU RSUD Kota Mataram terdapat 4 bed pasien, ruang perawat,
ruang karu, toilet, ruang diskusi, spoel hoek, gudang picun ruang linen.
D B
F E
C
A K
G
H I
J
Keterangan :
A : Ruang PICU
B : Ruang Perawat
C : Ruang KARU
D : Toilet
E : Ruang Diskusi
F : Gudang ICU
G : Spoel hoek
H : Gudang PICU
I : Ruang Linen
J : Ruang Isolasi
K: Ruang ICU
: Bed Pasien
: Konter Perawat
1. 4 1 1
Sesuai dengan tabel tersebut jumlah tempat tidur, toilet dan jumlah
kamar mandi di Ruang PICU Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram terdiri dari 4 tempat tidur pasien, 1 toilet dan 1 kamar
mandi.
3) Peralatan Medis
Indeks peralatan medis di Ruangan PICU Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram.
No Jenis Alat Jumlah Jumlah Kondisi Usulan
Ideal
1. Stetoskop 3 2 Baik -
6. Monitor 4 4 Baik -
1. Kulkas 1 1 Baik -
3. Komputer 1 1 Baik -
5. Wastafel 1 1 Baik -
6. Meja 4 4 Baik -
8. Timbangan 2 2 Baik -
2. Toilet 1 Baik
3. Komputer 1 Baik
4. Telepon 1 Baik
5. Kasur 1 Baik
6. Kulkas 1 Baik
9. Loker 6 Baik
7) Administrasi Penunjang
a) Lembar medication chart
b) Lembar standard emergency trolly
c) Buku hand over
d) SOP
e) SAK
f) Leflet/benner
g) Rekam medis
h) Buku injeksi
i) Buku observasi
8) Pencahayaan dan Ventilasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kondisi
pencahayaan dan ventilasi di ruang PICU sudah memenuhi standar. Di
ruang PICU pencahayaan yakni pada ketinggian minimal 2 meter dan
ruangan menggunakan AC.
9) Alur Pengadaan Alat Kesehatan
Pengadaan alat kesehatan dilakukan pada tim pengadaan melalui
bersurat dari ruangan ke Direktur untuk meminta alat kesehatan
kemudian dari Direktur dilaporkan pada bagian yanmet dan
keuangan.
10) Kalibrasi dan Maintenance Alat Kesehatan
Sistem kalibrasi masuk bagian sarana dan prasana dilakukan sesuai
jadwal. Untuk masing-masing alat rata-rata 3 bulan sekali. Bagian
sarana akan mengontrak teknisi medis dan kemudian teknisi medis
akan melakukan kalibrasi alat kesehatan. Untuk pembersihan alat
kesehatan secara berkala, hanya dilakukan pada saat pasca kontak
dengan infeksius disease. Warming up alat-alat hanya dilakukan untuk
alat besar saja, misalnya syring pump, infus pump, dan lain-lain.
11) Pengelolaan Sampah
Tempat sampah telah dibedakan antara limbah medis dan non-medis.
Terdapat pula tempat sampah dengan label sampah medis dan label
sampah botol kaca benda tajam.
No Pertanyaan Ya Tidak
2.2.3 M3 (Method)
1) Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Berdasarkan hasil wawancara dan pembagian checklist
sebanyak 10 orang yang diberikan kepada perawat di ruang PICU
dengan 14 point pertanyaan. Dari 14 pertanyaan perawat
menjawab iya semua, sedangkan 1 pertanyaan dijawab tidak
semua. Didapatkan hasil bahwa model asuhan keperawatan yang
digunakan perawat di ruang PICU Rumah Sakit Umum Kota
Mataram yaitu menggunakan metode MAKP TIM. Semua perawat
mengerti/memahami tentang metode asuhan keperawatan yang
digunakan saat ini. Alasan menggunakan metode tersebut
dikarenakan metode ini sangat cocok untuk di terapkan di ruang
PICU yang sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Penggunaan
metode saat ini menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi
pasien, untuk memungkinkan memberikan perawatan yang
menyeluruh sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap ruangan serta tidak menyulitkan ataupun menjadi beban
berat saat bekerja. metode ini juga tidak memberatkan dalam
pembiayaan. komunikasi antar tim dan tim kesehatan lain adekuat.
Kontiunitas rencana tindakan keperawatan terlaksana sesuai
dengan kegiatan sesuai dengan standar. Menurut perawat, Job
description yang dijalankan oleh perawat selama ini jelas,
sedangkan perawat yang mempunyai tugas sudah sesuai dengan
model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan saat ini.
Perawat masing-masing mengenal dan mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien masing-masing.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di ruangan PICU (
Peadric Intensive didapatkan hasil bahwa perawat memahami
Metode Asuhan Keperawatann Profesional ( MAKP ) dalam hal
ini dengan metode TIM yang juga di terapkan dalam penerapan
asuhan keperawatan yang bersifat intensive di ruang PICU.
2) Timbang Terima
Berdasarkan hasil dari pembagian checklist kepada 10 orang
yang diberikan kepada perawat di ruang PICU, Dari 14 point
pertanyaan didapatkan hasil pada soal no 3 terdapat 4 orang yang
menjawab tidak dan 6 orang menjawab iya. Pada soal no 9 ada 4
perawat menjawab tidak dan 6 perawat menjawab iya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara timbang terima
dilakukan selama 3 kali dan dilaksanakan dengan tepat waktu yang
dipimpin oleh ketua tim namun tidak dihadiri oleh semua anggota perawat
yang bertugas. Komunikasi efektif yang dilakukaan saat melakukan
timbang terima ialah komunikasi SBAR. Timbang terima hanya dilakukan
pada saat di nurse station akan tetapi tidak dilakukan pada pasien. Proses
timbang terima dilaksanakan dengan tepat waktu. Waktu yang dibutuhkan
untuk timbang terima per pasien kurang lebih 2-3 menit. Tidak ada
kesulitan dalam pendokumentasian timbang terima, timbang terima
dilakukan secara manual dan menggunakan metode lisan dan tulisan. Isi
timbang terima adalah untuk melihat perkembangan kondisi pasien dan
kemampuan pasien.
3) Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli
gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Dari
hasil wawancara dan pembagian kuesioner kepada 10 perawat diruang
PICU Rumah Sakit Umum Kota Mataram rata-rata perawat menjawab Iya
didapatkan bahwa ronde keperawatan dilakukan berdasarkan
perkembangan pasien. Pembahasan pada kasus pasien dilakukan untuk
mencari solusi terhadap penyakitnya yang dilakukan terpisah/tidak
bersamaan dengan menghadirkan para praktisi ahli yang berkompeten
yang terlibat dalam tim perawatan pasien yang bersangkutan dari berbagai
disiplin ilmu (medis, paramedic senior, ahli gizi, apoteker, atau praktisi
kesehatan lain yang diperlukan). Selama ini hanya dibahas antara perawat
dan dokter diruangan pasien dan di Nurse station.
Kesimpulannya ronde keperawatan di ruang PICU selalu dilakukan
pada pasien yang mengalami kasus yang berat atau intervensi keperawatan
yang belum teratasi.
1) Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil dari pembagian dengan menggunakan lembar
kuesioner kepada 10 orang yang diberikan kepada perawat di ruang
PICU didapatkan bahwa pada soal no 1 sub a ada 4 perawat menjawab
tidak dan 6 menjawab iya, pada no no 1 sub c ada 4 perawat menjawab
tidak dan 6 perawat menjawab iya. Pada soal no 1 sub e ada 4 orang
perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no 1 sub f ada 4
orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no 2 sub a
4 perawat menjawab tidak 6 perawat menjawb iya, Pada soal no 2 sub
b ada 4 orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no
3 sub a ada 4 orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan menggunakan
lembar kuesioner menunjukkan bahwa pengetahuan petugas kesehatan
terkait pengendalian sentralisasi obat di ruangan dilakukan dengan tepat
dan menggunakan format daftar di tiap-tiap obat, untuk cara penyimpanan
obat menggunakan loker berdasarkan nama pasien, ruangan khusus untuk
penyimpanan obat dan tempat melakukan persediaan obat yang akan
diberikan ke pasien tidak ada, dan cara penyiapan obat dengan
menggunakan format pada setiap jenis-jenis obat.
2) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil dari lembar ceklist yang telah dibagikan di 10
perawat terdapat 13 jawaban Ya dan 1 jawaban Tidak yang terdiri dari 14
point pertanyaan. Dari hasil Observasi pelaksanaan supervisi keperawatan
didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi diruangan PICU Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Mataram maksimal. Untuk pelaksanaan
supervisi sudah sesuai dengan alur dan format baku supervisi di Rumah
Sakit dan sesuai dengan format standar keperawatan, sedangkan untuk
perawat pelaksana diruangan PICU belum mendapatkan pelatihan tentang
supervisi.
3) Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil dari lembar ceklist yang telah dibagikan di 10
perawat terdapat 4 jawaban iya dan 1 jawab tidak yaitu pada poin no 5
karena berdasarkan hasil observasi perawat tidak pemberian brosur/leaflet
saat melakukan penerimaan pasien baru. Berdasarkan hasil observasi
penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh 10 perawat didapatkan bahwa
pelaksanaan pasien baru sudah berjalan dengan baik.
4) Discharge Planning
Pada mengkajian ini menggunakan angket yang menanyakan kepada
tenaga kesehatan (perawat) yang ada di ruangan terkait pelaksanaan
discharge planning kepada pasien, dimana hasilnya sebagai berikut:
a) Hasil angket yang digunakan
Didapatkan hasil bahwa dari 10 perawat yang mengisi angket
didapatkan hasil:
(1) Semua perawat mengerti mengenai SOP discharge planning
(2) Semua perawat menjelaskan tentang sakit yang dialami pasien,
mengajarkan pasien cara perawatan pasien dan memberikan KIE
terkait penyakit kepada pasien dan keluarga dengan meggunakan
bahasa Indonesia dan tidak ada kendala dalam melakukan
discharge planning
(3) Semua perawat melakukan discharge planning dengan teknik
lisan dan tulisan
(4) Semua perawat melakukan screening pasien baru untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan discharge planning
(5) Semua perawat melakukan pendokumentasian discharge planning
setelah melakukan tindakan
5) Edukasi terintegrasi
Dari hasil wawancara kepada tenaga kesehatan yang ada di ruangan
PICU RSUD KOTA MATARAM didapatkan hasil bahwa komunikasi
terintegrasi selalu dilakukan kepada pasien atau keluarga pasien oleh
semua tim kesehatan yang ada. Dokumentasi komunikasi terintegrasi
selalu dituliskan.
a) Diskusi refleksi kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti: isolaso, intensivecare. karna perawat lebih memahami kasus
per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah maka
dari itu perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
b) Pedokumentasian asuhan keperawatan
(1) System pendokumentasian sudah optimal, menggunakan metode
manual untuk mengisi status pasien
(2) Beberapa pendokumentasian tidak secara lansung diisi, biasanya
dilengkapi ketika pasien ingin pulang atau ketika keadaan
memungkinkan.
(3) Catatan perkembangan pasien cukup lengkap dan
berkesinambungan
Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual akan tetapi
pendokumentasian administrasi sudah menggunakan sistem komputerisasi
2.2.4 M4 (Money)
1. RINCIAN PENGELOLAAN KEUANGAN RUANG PICU RS
KOTA MATARAM
A. Daftar Biaya Tindakan di ruang PICU RSUD Kota Mataram
2 BSN Rp . 22.000.00
4 PASANG DC Rp . 16.500.00
5 LAVEMEN Rp . 16.500.00
13 NEBULAIZER Rp . 38.500.00
14 EKG Rp . 38.500.00
16 BGA Rp . 16.500.00
21 OHC Rp . 104.500.00
22 CPAP Rp . 209.000.00
23 PASANG VENTILATOR Rp . 209.000.00
24 INTUBASI Rp . 231.000.00
) berasal dari pasien BPJS & DINSOS yang dalam hal ini pengelolaan
BHP ( Barang Habis Pakai ) pasien, serta pemberian obat sesuai dengan
NO PEMERIKSAAN TARIF
Rp.30.000.00
8 Asam urat
Rp. 381.500.00
14 PSA
2) Kepuasan Pasien
Kepuasan keluarga pasien rawat inap didapatkan
dengan menyebarkan angket yang berisi 22 item pertanyaan
pada 2keluarga pasien yang ada di ruang Pediatric Intensiv
Care Unit (PICU).
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan
kuesioner yang berisi 25 pertanyaan dengan pilihan
jawaban : “sangat puas” dengan score 4, “Puas” dengan
score 3, “tidak puas” dengan score 2, “sangat tidak puas”
dengan score 1. Selanjutnya tingkat kepuasan klien
dikategorikan sebagai berikut :
No Karakteristik 1 2 3 4
1 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat mampu menangani masalah √
perawatan Anda dengan tepat dan
√
profesional.
b. Perawat memberikan informasi √
tentangfasilitasyang tersedia, cara
√
penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang harus dipatuhi √
dalam perawatan Anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang dilarang dalam
perawatan Anda.
e. Ketepatan waktu perawat tiba di
ruangan ketika Anda membutuhkan.
3 RESPONSIVENESS (TANGGUNG
JAWAB)
√
a. Perawat bersedia menawarkan
√
bantuan kepadaAnda ketika
mengalami kesulitan walautanpa √
diminta.
√
b. Perawat segera menangani Anda
ketika sampai di ruangan rawat inap. √
c. Perawat menyediakan waktu khusus
untuk membantu Anda berjalan, √
BAB, BAK, ganti posisi tidur, dan
lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk
memperoleh obat.
e. Perawat membantu Anda untuk
pelaksaan pelayanan foto dan
laboratorium di RS ini.
4 ASSURANCE (JAMINAN)
3) Kenyamanan / Nyeri
Instrument IntensitasNyeri
Responden Jawaban
/ Skala Nyeri dirasakan
1 Nyeri sedang (5)
2 Nyeri sedang (6)
No Variable Tanggal
14 15 16 Total
Februa Febru Febru
ri ari ari
1 Makan *porsi diet I I I I
2 Mandi : Gigi dan
Bersih pada mulut
Mata
Rambut
Kulit
Kuku 0 0 0 0
Telinga
Tidak bau
badan
Perineal
3 Berpakaian Baju bersih
dan dan kering
berpenampil Wajah segar 0 0 0 0
an
4 Eliminasi Berkemih
Defekasi
Perawatan diri tidak - 31 5 0 36
terpenuhi
Jumlah pasien dirawat - 31 5 0 36
dengan
ketergantungan total
Sumber : Data Primer
Berdasar kan hasil observasi, ada 36 Pasien parsial/dibantu total dan tidak
ada pasien self care/mandiri dari total 36 pasien.
5) Keselamatan Pasien
a. Kejadian resiko jatuh
Tabel 1 : Resiko jatuh pada pasien yang beresiko tinggi pada bulan oktober-
desember 2021.
januari februari
1. Umur
a. < 3 tahun
b. 3-7 tahun 4 4 14 2
c. 7-13 tahun
d. 13-18 tahun 6 1
4 1
4 -
2 Jenis kelamin
a. Laki- laki 2 22 4
b. Perempuan
1 6 -
3 Diagnosis
a. Kelainan neurologi 1 6 -
b. Gangguan oksigenasi
(gangguan pernafasan, 12 -
dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, sakit
kepala, dan lain-lain) Sumber
c. Kelemahan fsik/kelainan
psikis : Data
d. Ada diagnosis tambahan Primer
terpasang IV
line/pemberian
antikoagulan
(heparin)/obat lain yang
digunakan mempunyai 3 - 4
side effcts jatuh
a. Tidak
b. Ya
10 -
4 Cara berjalan/berpindah
a. Normal/bedrest 1 -
b. Kelelahan dan lemah
c. Keterbatasan/tergannggu 2 20 4
5 Status mental
a. Normal/sesuai
kemampuan diri 2 2 12 2
b. Lupa keterbatasan
diri/penurunan
kesadaran
16 2
TOTAL SKOR
14 8
Keterangan :
Didapatkan jumlah skor resiko jatuh pada bulan januari sebesar 14 dengan
jumlagh pasen 28 orang, dan pada bulan febroari didapatkan jumlah skor resiko
jattuh sebesar 8 dengan jumlah pasen 4 oreng pada tahun 2022 di ruang PICU
1. Kondisi fisik
a. baik
b. cukup baik - -
c. buruk
d. sangat buruk 21 4
2 7 -
1 - -
2 Kondisi mental
a. waspada 25 4
b. apatis
c. bingung - -
d. pingsan/ tidak sadar
2 - -
1 3 -
3 Kegiatan
a. dapat berpindah -
b. berjalan dengan
bantuan 10 2
c. terbatas dikursi
d. terbatas ditempat
tidur
2 2 -
18 2
4 Mobilitas
a. penuh - -
b. agak terbatas
c. sangat terbatas 25 2
d. sulit bergerak
2 2 - 2
3 -
5 Inkotinesial
a. tidak mengompol
b. kadang-kadang - -
c. biasanya yang
keluar urin 28 4
1 1 - -
TOTAL SKOR 9 7
Rumus : Rumus :
0 X 100% = 0 0 X100% = 0
28 4
Keterangan :
Lampiran 1
A. MAKP
No Pertanyaan Ya Tidak
B. TIMBANG TERIMA
No Pertanyaan Ya Tidak
RONDE KEPERAWATAN
No Pertanyaan Ya Tidak
D. SENTRALISASI OBAT
NO Pertayaan Ya Tidak
1 Pengadaan sentralisasi obat
a) Apakah anda mengtahui tentang sentralisasi
obat ?
b) Apakah di ruangan anda terdapat sentralisasi
obat ?
c) Jika ya, apakah sentralisasi obat yang ada
sudah dilaksanakan secara optimal ?
d) Apakah selama ini anda pernah diberi
wewenang dalam sentralisasi obat ?
e) Jika tidak, menurut anda apakah di ruangan
perlu diadakan sentralisasi obat ?
f) Apakah ada format daftar pengadaan tiap-tiap
macam obat ?
(oral,injeksi,sipositoria,infus,insulin,obat gawat
darurat)
2 Cara penyimpanan obat
a) Apakah di ruangan ini terdapat ruangan khusus
untuk sentralisasi obat ?
b) Apakah kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung sentralisasi obat ?
c) Apakah selama ini anda memisahkan
kepemilikikan antar obat-obat pasien ?
d) Apakah selama ini anda memberi etiket dan
alamat pada obat-obat pasien ?
3 Cara penyiapan
a) Apakah selama ini sebelum memberikan obat
kepada pasien anda selalu menginformasikan
jumlah kepemilikan obat yang telah
digunakan ?
b) Apakah ada format setiap jenis obat sebelum
anda memberikan obat ke pasien ?
E. SUPERVISI KEPERAWATAN
No Pertanyaan Ya Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Lampiran 2
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih, jika perlu
b. Bantal
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
7. Monitor frekuensi nadi dan tekanan darah sebelum memulai pengaturan poss
8. Elevasikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30-45°
9. Letakkan bantal di bawah kepala dan leher
10. Pastikan pasien dalam posisi nyaman
11. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
12. Lepaskan sarung tangan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
2. PEMASANGAN KATETER
a. Pemasangan kateter untuk pasien laki-laki
DEFINISI : Memasukkan selang katator urine ke dalam kandung kemih melalui uretra pada
pasien laki-laki
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Gangguan Eliminasi Urine d. Nyeri Akut
b. Gangguan Rasa Nyaman e. Retensi Urine
c. Inkontinensia Urine f. Risiko Infeksi
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan steril
b. Kateter urine sesuai ukuran
c. Urine bag dan penggantungnya
d. Spuit yang berisi 20 mL aquades/NaCl atau sesuai anjuran pabrik
e. Jeli lidokain 2%
f. Cairan antiseptic
g. Sarung tangan bersih
h. Kom bersih
i. Wadah sampel urine, jika perlu
j. Kapas/kasa dan cairan antiseptic
k. Pengalas
l. Bengkok
m. Sampiran
4. Jaga privasi dengan memasang sampiran
5. Atur posisi dorsal recumbent (kedua lutut dilipat diregangkan/dibuka)
6. Letakkan pengalas di bawah
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area perineum dengan kapas/kasa dan cairan antiseptik
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril dan alat-alat steril lainnya dan tempatkan di atas storl dengan tetap
mempertahankan teknik aseptic
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urine bag
15. Lumasi ujung kateter 2,5-5 cm dengan jeli
16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan nondominan
17. Masukkan kateter 5-7,5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan sambal menganjurkan
tarik napas dalam
18. Perhatikan adanya aliran urine dalam selang urine bag
19. Lakukan fiksasi internal dengan memasukkan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon
kateter
20. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan
baik dalam kandung kemih
21. Lepaskan sarung tangan steril
22. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam
23. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
24. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari unine bag, jika perlu
25. Lepaskan sarung tangan bersih 26. Rapihkan pasien dan alat yang digunakan
26. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
27. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah
aquades/NaCl untuk mengembangkan balon, tanggal/waktu dipasang) dan respons pasien
3. TRANSFER PASIEN
DEFINISI : Menyiapkan dan mengirimkan pasien ke ruangan lain.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
a. Tingkat Cedera Menurun b. Tingkat jatuh menurun
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperluka:
a. Sarung tangan
b. Brankar atau kursi roda, sesuai kebutuhan
c. Tabung oksigen, jika perlu
d. Emergency kit, jika perlu
e. Formulir transfer pasien
f. Rekam medis pasien
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Periksa keadaan umum pasien
7. Lengkapi formulir transfer pasien
8. Koordinasi dengan perawat ruangan yang dituju bahwa pasien telah siap ditransfer
9. Transfer pasien ke ruangan yang dituju dengan alat transfer yang sesuai (seperti brankar,
kursi roda)
10. Monitor kondisi pasien selama proses transfer
11. Lakukan dukungan ventilasi selama transfer, jika perlu
12. Pindahkan pasien dari brankar atau kursi roda ke tempat tidur ruangan yang dituju
13. Lakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan yang dituju
14. Lepas sarung tangan
15. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
16. Dokumentasi prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
4. KEBERSIHAN TANGAN
a. Kebersihan Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir
DEFINISI : Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir untuk
menghilangkan kotoran dan/atau mikroorganisme ditangan.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Resiko infeksi
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Resiko infeksi
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
5. PERAWATAN KOLOSTMI
DEFINISI : Mengidentifikasi dan merawat pasien yang memiki stoma dengan membersihkan
stoma dan kulit sekitar stoma, serta mengganti kantung secara berkala.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Kantung kolostomi
c. Kassa/ kapas/ tisu
d. Cairan fisiologis
e. Plastic hitam
f. Pinset sirurgis
g. Pinset anatomis
h. Kom steril
i. Stomahaesive pasta, jika perlu
j. Stomahaesive powder, jika perlu
k. Guntung
l. Pengalas
m. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Jaga privasi pasien
7. Pasang pengalas dan gulung dibawah lokasi stoma
8. Letakkan bengkok yang telah dilapisi plastic diatas pengalas
9. Buka klip kantung klip kantong kolostomi diatas plastic hitam dengan hati-hati
10. Buka kantong stoma, buang feses/urine dan masukan ke kantong plastic
11. Angkat base plate perlahan –lahan menggunakan cairan fisiologis (dimulai dari bagian yang
ajuh dari jahitan luka terlebih dahulu) dan masukan kedalam kantong plastic hitam.
12. Ganti sarung tangan
13. Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma menggunakan kapas/kassa dan cairan fisiologis
dengan diameter 10-15 cm
14. Bersihkan jahitan di sekeliling stoma menggunakan lidi kapas yang di beri cairan fisiologis
15. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kassa kering
16. Tutup lubang stoma menggunakan kassa lembab dan siapkan pada pola pada base plate baru
yang akan dipasang menggunakan stoma guide
17. Gunting base plate sesuai pola dan rapikan tepian guntingan base plate dengan jari
18. Buka kertas pengalas dan berikan pasta di sekeliling pinggiran lubang pola tersebut,
kemudian dirapikan menggunakan jari telunjuk yang telah dicelupkan dalam cairan fisilogis
19. Pasang base plate pada kulit sekitar stoma dimulai dari posisistoma bagian bawah
20. Tekan dengan hati-hati sekeliling bade plate menggunakan jari-jari tangan
21. Pasang kantung stoma sambil mengangkat kassa yang berada di atas lubang stoma
22. Pasangkan klipnya dibagian bawah kantung stoma sekitar 2 cm
23. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
24. Lepaskan sarung tangan
25. Lakukan cuci tangan 6 langkah
26. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Mesin syringe pump
c. Spuit 50 cc, 20 cc, 10 spuit, atau 5 cc
d. Perfusor line
e. Tree way, jika perlu
f. Obat sesuai program
g. Cairan pelarut (NaCl 0,9 %, water for injection, atau D5W), jika perlu
h. Standar infus
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Campurkan obat dengan pelarut
7. Sambungkan perfusor line ke spuit dan pastikan tidak ada gelembung udara
8. Pasang three-way jika belum dipasang
9. Atur three-way untuk menutup aliran intravena ke pasien
10. Sambungkan perfusor line ke three-way
11. Atur three-way untuk membuka aliran intravena ke pasien
12. Hubungkan syring pump ke sumber litrik
13. Hidupkan mesin syringe pump dan pastikan mesin berfungsi dengan baik
14. Pasang spuit ke mesin syringe pump
15. Atur kecepatan aliran sesuai dosis obat yang diprogramkan
16. Tekan tombol start untuk memulai mengalirka obat
17. Pastikan obat mengalir dengan baik
18. Lepaskan sarung tangan
19. Lakukan cuci tangan 6 langkah
20. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien mengunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir atau
rekamedis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah2 prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
a. Sarung tangan bersih
b. Handuk mandi 2 buah
c. Selimut mandi
d. Sabun mandi
e. Waskom 2 buah berisi air hangat (43-46 C)
f. Pakaiyan bersih
g. Linen tambahan, jika pernu
h. Lotion jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarungtangan bersih
6. Jaga perivasi pasien
7. Buka pakaiyan pasien dan perhatikan adanya luka, selang infus, atau alat-alat kesehatan
lainya
8. Tutup bagian tubuh yang terbuka dengan selimut mandi
9. Bersihkan area wajah dan kepala
a. Letakan handuk di bawah kepala hingga leher
b. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
c. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lalu di keringkan
d. Menggulung handuk
10. Bersihkan area lengan
a. Letakan handuk memanjang dibawah lengan
b. Bersihkan lengan terjauh terlebih dahulu
c. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian dibilas dengan air
hangat
11. Letakan handuk di atas dada dan abdomen
12. Bersihkan area dada
a. Lipat handuk di area dada kea rah umbilicus
b. Bersihkan dada dengan usapan memanjang dan tegas, lalu leringkan
13. Bersihkan area abdomen
a. Lipat handuk area abdomen kea rah dada
b. Bersihkan abdomen dengan usapan memanjang dan tegas lalu keringkan
14. Bersihkan area kaki
a. Tutp kaki dengan selimut mandi
b. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
c. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun, dibilas dengan
air bersih, kemudian dikeringkan
d. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
15. Bersihkan area punggung
a. Memiringkan pasien kearah perawat
b. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
c. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, kemudian dibilas dengan air
hangat dan dikeringkan
d. Lakukan pengkajian pada punggung dan beri lotion pada punggung
e. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien mengenakan pakaian
16. Bersihkan area genitalia
a. Tawarkan apakah akan membersihkan secara mandiri atau difasiliasi perawat
b. Letakan handuk pada area dada dan perutserta selimut mandi pada area kaki
c. Bersihkan area genetalia lalu keringkan
17. Fasilitasi penggunaan pakaiyan
18. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
19. Lepaskan sarung tangan
20. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
21. Dokumentasikan prosedur yang telah diberikan dan respon pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/
atau rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan
b. Cairan antiseptic
c. Jam atau pengukur waktu
d. Oksimetri nadi
e. Spigmomanometer
f. Stetoskop
g. Termometer
h. Selimut penghangat, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Atur pasien dalam posisi aman dan nyaman (seperti semi fowler, fowler, berbaring miring,
atau posisi lainnya sesuai kebutuhan)
7. Monitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen (setiap 15 menit pada jam pertama, setiap 30
menit pada 2 jam berikutnya, setiap jam selama 4 jam berikutnya, dan akhirnya setiap 4 jam)
8. Berikan selimut penghangat, jika perlu
9. Periksa warna dan kondisi kulit
10. Periksa balutan (meliputi warna, bau, adanya drainase, dan jumlah drainase)
11. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
12. Lepaskan sarung tangan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
14. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitass (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Siapkan alat dan bahan yag diperlukan:
a. Mesin Ventilator
b. Bag Valve Mask
c. Set Sirkuit Ventilator
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Hubungkan mesin ventilator dengan sumber oksigen
5. Rangkai set sirkuit pada ventilator
6. Hidupkan mesin entilator
7. Lakukan kalibrasi ventilator dengan tes kebocoran
8. Atur mode ventilator, sesuai kebutuhan
9. Hubungkan alat bantu napas (ETT, LMA, masker CPAP) dengan sirkuit ventilator
10. Siapkan BVM di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin
11. Monitor respons pasien terhadap ventilator mekanik
12. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
14. Dokumentasikan mode ventilator yang diberikan dan respons pasiren terhadap venntilasi
mekanik
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Sarung tangan steril
c. Cairan antiseptic
d. Alat cukur rambut,jika perlu
e. Set perawatan luka
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Monitor karakteristik luka (meliputi drainase, warna, ukuran dan bau)
7. Monitor tanda-tanda infeksi
8. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
9. Cukur rambut sekitar daerah luka, jika pelu
10. Lepaskan sarung tangan bersih dan pasang sarung tangan steril
11. Bersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nontoxic, sesuai kebutuhan
12. Bersihkan jaringan nekrotik, jika ada
13. Berikan salep yang sesuai dengan kondisi luka, jika perlu
14. Pasang balutan sesuai jenis luka
15. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
16. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
17. Anjurkan konsumsi makanan tinggi kalori dan protein
18. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
19. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
20. Lepaskan sarung tangan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau No RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Obat IV sesuai program
c. Alcohol swab
d. Sfuit sesuai kebutuhan
e. Cairan pelarut, jika perlu
f. Safety box
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pastikan ketepatan dan kepatenan akses IV
9. Lakukan double check, terutama untuk obat high alert
10. Bersihkan akses IV dengan menggunakan alcohol swab
11. Sambungkan sfuit dengan injeksi site selang infus
12. Hentikan aliran infus dengan mengunci roller clamp pada selang infus
13. Tarik sedikit plunger sfuit sampai terlihat darah pada selang infus
14. Injeksikan obat dengan kecepatan yang direkomendasikan
15. Monitor respon pasien selama injeksi obat
16. Lepaskan sfuit dari injection site selang infus
17. Buang jarum dan sfuit kedalam safety box tanpa recapping (menutup kembali jarum)
18. Atur kecepatan tetesan infus seperti semula atau sesuai kebutuhan
19. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
20. Lepaskan sarung tangan
21. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
22. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minima dua identitas (nama lengkap.tanggal lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen sentral)
b. Selang nasal kanul Flowmeter oksigen
c. Humidifier
d. Cairan steril
e. Stetoskop
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Tuangkan cairan steril ke humidifier kesumber oksigen
6. Pasang flowmeter dan humidifier ke sumber oksigen
7. Sambungkan selang nasal kanul ke humidifier
8. Atur aliran oksigen 2-4 L/menit, sesuai kebutuhan
9. Pastikan oksigen mengalir melalui selang nasal kanul
10. Tempatkan cabang kanul pada lubang hidung
11. Lingkarkan selang mengitari belakang telinga dan atur pengikatnya
12. Monitor cuping, septum, dan hidung luar terhadap adanya gangguan integritas mukosa/kulit
hidung setiap 8 jam
13. Monitor kecepatan oksigen dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya napas, bunyi paru,
saturasi oksigen) setiap 8 jam atau sesuai indikasi
14. Pasang tanda "Oksigen sedang Digunakan" di dinding di belakang tempat tidur dan di pintu
masuk kamar, jika perlu
15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan
b. Pengalas
c. Tiang infus
d. Air hangat
e. Kateter
f. Cone-tip
g. Jeli
h. Sabun
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Letakkan pengalas dibawah kolostomi
7. Isi kantung irigasi dengan air yang tersedia( air hangat atau air khusus untuk irigasi)
8. Gantung kantung irigasi pada tiang infus
9. Air kedalam selang dan hindari adanya udara dalam plastik
10. Lepaskan kantung stoma lalu pasang plastic irigasi dan masukkan ujung selang ke stoma
11. Letakkan plastic irigasi ke dalam kloset atau kantung pembuangan
12. Hubungan cone-tip kateter dengan kateter dan beri jeli
13. Masukkan cobe-tip ke dalam stoma dan tangan tetap memegang cone-tip
14. Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit)
15. Lambatkan aliran jika terdapat tanda-tanda kram abdomen
16. Klem kateter dan tutup stoma 15-20 menit
17. Biarkan sampai semua feses keluar setelah 40-60 menit
18. Bersihkan area stoma dengan sabun dan air
19. Pasang kembali kantung stoma
20. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
21. Lepaskan sarung tangan
22. Lakukan bersihkan tangan 6 langkah
23. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 11. Risiko gangguan sirkulasi spontan
2. Penurunan curah jantung 12. Risiko perfusi gastronintestinal tidak el
3. Hipervolemia 13. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
4. Risiko penurunan curah jantung 14. Hipovolemia
5. Risiko ketidakseimbangan cairan 15. Risiko infeksi
6. Risiko perfusi miokard tidak efektif 16. Risiko hipovolemia
7. Diare 17. Risiko perfusi perifer tidak efektif
8. Perfusi perifer tidak efektif gangguan sirkulasi spontan
9. Ikterik neonatus 18. Risiko syok
10. Risiko perfusi renal tidak efektif
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Torniket
a. Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/anak no. 24, dewasa no. 20 atau 22.
b. geriatri no. 22 atau 24)
c. Alcohol swab
d. Balutan transparan (transparent dressing) atau kasa
e. Plester
f. Set infus atau injection plug
g. Cairan infus, jika perlu
h. Pengalas
i. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan);
a. Sambungkan set infus dengan wadah cairan
b. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan infuse
c. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
d. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Pilih vena yang akan diinsersi:
a. Vena pada ektremitas non-dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat luka,
fistula, untuk dialisis, riwayat mastektomi)
b. Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian
4. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Dilatasikan vena dengan memasang torniket 15-20 cm di atas vena yang akan diinsersi,
dan/atau beberapa metode ini:
a. Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
b. Kepalkan telapak tangan
c. Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari
d. Masase dari arah distal ke proksimal di bawah vena yang akan diinsersi
e. Kompres hangat pada area insersi
7. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan alcohol swab
8. Regangkan kulit di bawah vena yang akan diinsersi deng
9. Insersikan kateter pada vena dengan sudut 10-30° dengan tangan dominan
10. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan tarik sedikit stilet
11. Dorong kateter hingga mencapai pangkalnya
12. Lepaskan torniket
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Bengkok berisi cairan desinfektan
c. Tisu
d. Suplai oksigen, jika perlu
e. Set suction, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Periksa status pernapasan (meliputi frekuensi napas, kedalaman napas, karakteristik sputum,
bunyi napas tambahan)
7. Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan sputum
8. Gunakan bantal untuk mengatur posisi
9. Lakukan perkusi dengan posisi tangan ditangkupkan selama 3-5 menit
10. Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, daerah insisi, tulang rusuk
yang patah
11. Lakukan vibrasi dengan posisi tangan rata bersamaan dengan ekspirasi melalui mulut
12. Lakukan pengisapan sputum, jika perlu
13. Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
14. Rapikan pasien dan alat-alat yang di gunakan
15. Lepaskan sarung tangan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
17. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan, karakteristik sputum dan respon pasien
Definisi :
Melatih kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan faring, trakea dan
bronkus dari sekret atau benda asing di jalan napas.
Diagnosis Keperawatan
Luaran Keperawatan
Prosedur
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan steril (untuk nasofaring, trakea dan ETT) atau sarung tangan bersih
(untuk mulut)
b. Masker dan google, jika perlu
c. Selang suction, sesuai ukuran
d. Selang penyambung
e. Mesin suction
f. Kom steril berisi cairan steril
g. Tisu
h. Pengalas
i. Sumber oksigen
j. Stetoskop
k. Oksimetri nadi
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Posisikan semi fowler
6. Auskultasi suara nafas
7. Pasang oksimetri nadi
8. Letakkan pengalas dibawah dagu atau dada
9. Hubungkan selang penyambung ke mesin suction
10. Hubungkan selang penyambung dengan ujung selang suction
11. Nyalakan mesin suction dan atur tekanan negative, sesuai kebutuhan (dewasa 120-150
mmHg, anak 100-120 mmHg, bayi 60-100 mmHg)
12. Berikan oksigenasi 100% minimal 30 detik dengan selang oksigen
13. Pasang sarung tangan steril
14. Lakukan penghisapan tidak lebih dari 15 detik
15. Lakukan penghisapan pada ETT terlebih dahulu lalu hidung dan mulut, jika pasien terpasang
ETT
16. Bilas selang suction dengan cairan steril
17. Berikan kesempatan bernafas 3-5 kali sebelum penghisapan berikutnya
18. Monitor saturasi oksigen selama penghisapan
19. Lepas dan buang selang suction
20. Matikan mesin suction
21. Auskultasi kembali suara nafas
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan warna, jumlah, konsistensi sputum, kemampuan batuk, saturasi oksigen,
dan suara nafas, serta respons pasien
Definisi :
Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti napas dan henti jantung
dengantehnik kombinasi kompresi pada dada dan bantuan napas pada pasien anak.
Diagnosis Keperawatan
Luaran Keperawatan
Prosedur
9. Bukan dan bersihkan jalan nafas dengan tehnik head tilt-chin lift atau jaw
thrust (jika curuga cedera servikal)
10. Berikan bantuan napas (ventilasi ) 2 kali dengan menggunakan BVM
11. Lakukan komresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2(untuk 1 orang
penolong) atau 15:2 (untuk 2 orang penolong) sebanyak 5 siklus atau sekitar
2 menit
12. Periksa nadi karotis dan napas setiap 2 menit atau 5 siklus
a. Lakukan RJP kembali jika nado karotis belum terba
b. Lakukan rescue breathing 10-12 kali/menit jika nadi akrotisteraba dan
napas tidak ada
13. Berikan posis pemulihan (recovery position) jika nadi karotis teraba dan pasa
ada tetapi belum sadar( jika pasien dilantai ) atau berikan posisi semi fowler
(jika ditempat tidur)
14. Lepas sarung tangan
15. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
16. Dokumentai prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.