Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTIK

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH

1. BAIHAKI 10. TANIA HARTATI R


2. REZA SEPTIANA H 11. ROSTITAWATI
3. SULHIANI ANGGRAINI 12. REZMA RAHAYU A
4. AGUS SETIA BUDI 13. TITI RAHMAWATI
5. IWAN SUSANTO 14. PUTU ANGGA S
6. ROSDIATUN 15. M. WANDI ASHAR
7. IIN PUTRI AULIA 16. NURHAEDAH
8. KAMALIA 17. I GUSTI PUTU BUDI
9. BANU WIRYAWAN 18. IMAM MUJAHIDIN MARWAN
19. DEWI SRI WISUDAWATI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS MATARAM
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya
yang dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam
sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara
berkembang. Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari
sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan
disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual
(Depkes, 2002 dalam Nursallam, 2015).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat.
Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan
ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi
tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia
dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara
spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya
dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005 dalam Nursallam, 2015).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya
saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di
dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga
seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih
rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen
keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan
aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002 dalam
Nursallam, 2015).
Dengan melihat kenyataan tersebut di atas maka mahasiswa calon Ners
perlu diberikan keterampilan manajemen yang akan digunakan untuk
pengelolaan pasien, tenaga keperawatan, tenaga non keperawatan dan
lainnya. Pada tahap profesi praktikan senior keperawatan Manajemen,
mahasiswa ditekankan untuk menggunakan keterampilan manajemen dan
kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan upaya yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa
STIKES YARSI MATARAM yaitu dengan mengaplikasikan secara
langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang PICU RSUD Kota Mataram
dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
akademik yang intensif. Pelaksanaan praktek tersebut memberikan masukan
yang positif, sehingga mahasiswa mampu melakukan perbaikan yang efektif
dalam mengelola asuhan keperawatan di Ruang PICU RSUD Kota
Mataram dengan pendekatan proses manajemen.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui manajemen di Ruang PICU RSUD Kota Mataram dan
mengaplikasikan model asuhan keperawatan Time
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari praktek manajemen keperawatan ini adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian mengenai unsur-unsur yang ada di Ruang
PICU RSUD Kota Mataram, meliputi:
1) Mengidentifikasi unsur input (man, money, material, methode,
mutu) yang ada di Ruang PICU RSUD Kota Mataram
2) Mengidentifikasi unsur proses (penerapan proses keperawatan,
penerapan proses manajemen pelayanan/operasional
keperawatan, penerapan proses manajemen bimbingan PKK bagi
mahasiswa praktikan di Ruang PICU RSUD Kota Mataram
3) Mengidentifikasi unsur output (efisiensi ruang rawat, hasil
evaluasi penerapan SAK, hasil evaluasi bimbingan PKK,
kepuasan kerja karyawan, kepuasan pasien rawat inap, kepuasan
mahasiswa praktek di Ruang PICU RSUD Kota Mataram.
b. Menganalisa permasalahan yang muncul dari hasil pengkajian di
Ruang PICU RSUD Kota Mataram
c. Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada di Ruang
PICU RSUD Kota Mataram
d. Mengimplementasikan perencanaan yang telah disusun bersama
untuk mengatasi masalah yang ada di Ruang PICU RSUD Kota
Mataram
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dalam
mengatasi masalah yang ada di Ruang PICU RSUD Kota Mataram.
f. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan di Ruang
PICU RSUD Kota Mataram
g. Mengaplikasikan model asuhan keperawatan primer di Ruang PICU
RSUD Kota Mataram
1.3 Waktu dan Tempat
1. Waktu
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan selama 2
minggu terhitung tanggal 14 Februari – 26 Februari 2022.
2. Tempat
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dilaksanakan di Ruang
PICU RSUD Kota Mataram.
1.4 Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa yang melaksanakan praktik manejemen keperawatan adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Reguler. Tahun
Akademik 2021-2022 oleh kelompok 9 (Sembilan) dengan nama-nama
sebagai berikut:
1. Baihaki
2. Reza septianah H
3. Sulhiani anggraini
4. Agus setia budi
5. Iwan susanto
6. Rosdiatun
7. Iin putri aulia
8. Kamalia
9. Banu wiryawan
10. Tania hartati R
11. Rostitawati
12. Rezma rahayu A
13. Titi rahmawati
14. Putu angga swandana
15. M. wandy ashar
16. Nurhaedah
17. I gustu putu B
18. Dewi sri wisudawati
19. Imam Mujahidin Marwan
BAB 2
TINJAUAN LAHAN RUMAH SAKIT
2.1 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN RUANG PRAKTEK
2.1.1 Sejarah Singkat
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan sunda kecil atau
Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh selat Lombok dari Bali disebelah
barat dan selat alas disebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih
berbentuk bulat dengan semacam ekor disisi barat daya yang panjangnya
kurang lebih 70 Km luas pulau ini mencapai 5.435 km2 menempatkan
pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota
utama pulau ini adalah kota mataram.
RSUD Kota Mataram merupakan rumah sakit milik Pemerintah
Kota Mataram dengan luas lahan 20.472 m2. RSUD Kota Mataram
beroperasional mulai maret 2010 berdasarkan surat keputusan
operasional nomer: 163/II/2010 tentang izin penyelenggaraan operasional
pelayanan. Kemudian sejak 1 desember 2010 RSUD menerapkan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
berdasarkan SK Walikota Mataram no 565/XII/2010. RSUD Kota
Mataram dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat khususnya masyarakat di
Kota Mataram. Pada tanggal 27 juni 2012 RSUD Kota Mataram lulus
akreditasi 5 Pelayanan Dasar, kemudian di tahun 2013 menjadi rumah
sakit kelas B dan tahun 2016 lulus akreditasi versi 2012. Pada tahun 2013
Rumah Sakit Umum Kota Mataram ditetapkan menjadi Rumah Sakit tipe
B dengan total sumber daya manusia yang dimiliki 631 orang termasuk
PNS dan pegawai kontrak.
RSUD Kota Mataram bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan intensive, pelayanan ruang
operasi, pelayanan rawat inap, pelayanan ruang bersalin dan nifas, center
hemodialisis, MEMS PSC 119, Unit Stroke,BDRS (Bank Darah Rumah
Sakit), Terapi Hyperbarik Chamber ,Cathlab, Laboratorium Inseminasi,
Pendaftaran Online, Layanan Home Care, Evakuasi Medis dan Pelayanan
rawat jalan (Poli), Poli eksekutif, pelayanan penunjang, parkir dan
cleaning service.
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan bagian dari rumah
sakit yang terpisah, suatu ruangan khusus yang memiliki staf dan alat alat
khusus yang ditujukan untuk mengelola penderita dengan penyakit yang
mengancam jiwanya (Prijianto Poerjoto,2007). PICU adalah ruang
pelayanan intensif yang dikelola untuk merawat bayi dan anak sakit berat
serta kritis, yang mengancam jiwa dengan melibatkan tenaga terlatih
serta didukung dengan perlengkapan peralatan yang khusus. PICU
menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi fungsi vital dengan menggunakan keterampilan
staf medik.
PICU adalah unit pelayanan kesehatan untuk pasien usia 29 hari
sampai 15 tahun yang dalam kondisi kritis dan membutuhkan perawatan
intensif guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ vital.
Adapun kriteria pasien yang dirawat di PICU adalah pasien dengan:
1. Gangguan pernapasan serius, seperti asma berat, tersedak benda
asing, pneumonia, dan sindrom gagal napas akut (ARDS).
2. Infeksi serius, seperti meningitis bakteri dan sepsis.
3. Syok dan cedera berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh
dari ketinggian, dehidrasi, perdarahan berat, luka bakar, atau
tersengat listrik.
4. Gangguan pada otak, seperti tumor, koma, epilepsi, dan status
epileptikus.
5. Gangguan metabolik berat, seperti gangguan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa darah (alkaliosis dan asidosis),
serta ketoasidosis diabetik.
6. Gangguan darah, seperti anemia berat dan kanker darah (leukemia).
7. Keracunan obat-obatan atau zat kimia lain, misalnya minyak tanah.
8. Kerusakan organ berat, seperti gagal ginjal dan gagal hati, atau
kelainan jantung yang parah
9. Cacat bawaan lahir
Ruang PICU dijaga 24 jam oleh tim medis yang bekerja secara
bergantian secara shift, untuk memonitor dan merawat pasien. PICU
memiliki 4 bed yang dilengkapi dengan peralatan medis seperti ventilator
mekanik, infus pump, syringe pump, nebulizer, heacting set, ambubag,
resusitasi kit, defibrilator, warm air, oksigen central, monitor TTV, vena
viewer dan layanan rontgen ruangan.

2.1.2. Motto, Visi, Misi dan Tujuan Ruang PICU


a. Motto
Melayani dengan SMILE ( Senyum, Mutu, Inovatif, Lengkap dan
Efisien)
b. Visi dan Misi Ruang PICU
Visi:
Menjadikan ruangan PICU sebagai salah satu unit pelayanan unggulan
dengan fasilitas yang lengkap dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien kritis.
Misi :
1) Memberikan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pasien
safety.
2) Memberikan asuhan keperawatan secara professional
3) Memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan dengan
tingkat kepedulian yang tinggi
4) Mengembangkan SDM yang berkompeten
2.2 PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Bagian ini menjelaskan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data M1-M2 (Man, Matherials, Method, Money, Mutu),
identifikasi, dan prioritas masalah.
2.2.1 M1 (Man)
1. Ketenagaan
a. Struktur Organisasi Ruangan
Ruang PICU adalah Ruang Perawatan Khusus bagi pasien
yang membutuhkan perawatan Intensif. Ruang PICU
dipimpin oleh Kepala Instalasi yaitu seorang Dokter
Spesialis Anak (SpA). Di bawah Kepala Instalasi adalah
Kepala Ruangan, dan membawahi 3 Ketua Tim/PPJA. Dan
masing-masing PPJA mempunyai 2 Perawat Associate (PA),
di samping itu Ruang PICU memiliki Tenaga Non Medis
yaitu 1 orang Tenaga Administrasi serta 1 orang cleaning
service (CS). Adapun struktur organisasinya, yaitu:

DIREKTUR

Dr. Hj Eka Nurhayati,SpOG

WAKIL DIREKTUR

Drg. Ahmad Zulfikar,MM

KABID PELAYANAN MEDIS KABID KEPERAWATAN

Drg. Andre Sabastian.MARS Srianingsih,SST,M.Kes

KEPALA INSTALASI PICU

Dr. Azizah SPA

KEPALA RUANGAN

Ika Asni Susanti,S.Kep.Ns

KATIM I KATIM II KATIM III

Probo Kusuma Nurlaeli,S.Kep.Ns Yeni Irmasuryani,S.Kep.Ns


W,S.Kep.Ns

PA PA PA

1. Nanik Try Kusuma 1. Novy Permata 1. Ni Wayan Aprilia


W,S.Kep.,Ns Sary,Amd.Kep N.,Amd.Kep
2. Eka Wahyu Ningsih, 2. Nurwahidatullah,S.Kep. 2. Hulviana,S.Kep.,Ns
Amd.Kep ,Ns

Pasien Pasien Pasien


b. Jumlah SDM Keperawatan di Ruang PICU RSUD Kota Mataram
1) Tabel ketenaga kerjaan di Ruang PICU RSUD Kota Mataram
Tabel 1 komposisi tenaga keperawatan di Ruang PICU RSUD Kota Mataram

JENJANG MASA PELATIHAN


NO NAMA STATUS JABATAN PK PENDIDI KERJA
KEPEGAWA KAN
IAN
1 Ika Asni PNS Kepala PK 2 Ners 12 tahun BTCLS, Aktivasi
Susanti,S. Ruangan Code blue, Ventilasi
Kep,.Ns Mekanik,
Keperawatan
Intensif Anak, BHD,
Webinar Basic
Ventilator Pediatric
2 Probo Kontrak Katim I PK 2 Ners 10 tahun BTCLS,
Kusuma Keperawatan
W,S.Kep. Intensif, Aktivasi
Ns Code Blue, BHD
3 Nurlaeli, Kontrak Katim II PK 2 Ners 8 tahun Aktivasi Code Blue,
S.Kep.Ns BHD, Asfiksia Pada
Bayi, Webinar
Ventilator Pediatric
4 Nanik Kontrak PA PK 1 Ners 3 tahun 5 BTCLS, BHD
Try bulan
Kusuma
W,S.Kep.
,Ns
5 Eka Kontrak PA PK 1 D3 6 tahun 8 BHD
Wahyu bulan
Ningsih,
Amd.Kep

6 Novy Kontrak PA PK 2 D3 5 tahun Aktivasi Code Blue,


Permata BHD, Asfiksia Pada
Sary,Am Bayi
d.Kep

7 Nurwahid Kontrak PA PK 1 Ners 5 tahun 10 -


atullah,S. bulan
Kep.,Ns

8 Ni CPNS PA PK 1 D3 5 tahun 10 Aktivasi Code Blue,


Wayan bulan BHD, Asfiksia pada
Aprilia bayi
N.,Amd.
Kep

9 Hulviana, Kontrak PA PK 1 Ners 3 tahun 5 BTCLS, BHD


S.Kep.,N bulan
s
Data kepegawaian Ruang PICU RSUD Kota Mataram
(terlampir)
Berdasarkan data diatas dapat di uraikan ketenagaan dari pada
pegawai PICU RS Kota Mataram adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan data di atas bahwa seluruh pegawai di Ruang
PICU berjenis kelamin perempuan
b) Berdasarkan pendidikan
Dari 9 orang pegawai ruang PICU Kota Mataram,
sebanyak 6 orang yang berpendidikan Ners dan 3 orang
berpendidikan D3
c) Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja, pegawai ruang PICU Kota
Mataram, sebanyak 2 orang dengan masa kerja >10 tahun,
5 orang dengan masa kerja ≥5 tahun, dan 2 orang dengan
masa kerja <5 tahun.
d) Berdasarkan status kepegawaian
Dari 9 orang pegawaian hanya 1 orang yang PNS, 1 orang
CPNS, dan 7 orang adalah pegawai kontrak atau non PNS
e) Berdasarkan pelatihan
Dari 9 orang tenaga kesehatan di PICU yang telah
mengikuti pelatihan wajib yaitu BTCLS sebanyak 4 orang.
2) Tenaga medis non perawat
No Kualifikasi Jumlah

1. Dokter 1

2. Apoteker 1

3. Asisten apoteker 1

4. Ahli gizi 1

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tenaga medis non


perawat yaitu terdiri dari dokter yang berjumlah 1 orang dan
apoteker berjumlah 1 orang, asisten apoteker berjumlah 1
orang dan ahli gizi berjumlah 1 orang.
3) Tenaga non- Kesehatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis

1. Admnistrasi 1 Swasta

2. Asisten perawat 0 -

3. Cleaning service 1 Swasta


Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tenaga kerja non
kesehatan yaitu terdiri dari Cleaning service yang berjumlah 1
orang dan administrasi berjumlah 1 orang.
4) Kebutuhan tenaga kerja
a) Menentukan jumlah/terlebih dahulu jam keperawatan yang
dibutuhkan pasien perhari yaitu :
- Jumlah pasien mandiri : 0
- Jumlah pasien parsial : 0
- Jumlah pasien total :1
- Jumlah pasien intensive care :0
1. Keperawatan langsung
(1) Self care : 0 orang pasien
0 x 2 jam = 0 jam
(2) Partial care : 0 orang pasien
0 x 3 jam = 0 jam
(3) Total care : 1 orang pasien
1 x 6 jam = 6 jam
(4) Intensive care : 0 orang pasien
0 x 8 jam = 0 jam

Jumlah = 6 jam

2. Keperawatan tidak langsung = 1 orang pasien


1 orang pasien x 1 jam = 1 jam
3. Penyuluhan kesehatan
0,25 x 1 orang pasien = 0,25 jam
Total keseluruhan = 7,25 jam
b) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang
dibutuhkan per pasien perhari adalah 7,25 + 1 pasien =
7,25 jam/pasien/hari
c) Menentukan jumlah kebetuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan
rumus Gillies diatas sehingga dapat hasil sebagi berikut :

4 jam/pasien/hari x 1 pasien/hari x 365 hari

(365 hari – 76) x 7 jam

= 1460

2023
= 0,721 orang

= 1 orang

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus di


tambah 20% (untuk mengantisipasi kekurangan/cadangan)

20% x 4 bed = 0,8 orang atau 1 orang

Jadi, jumlah keseluruhan tenaga perawat yang dibutuhkan secara


keseluruhan adalah 1 + 1 = 2 orang/hari.

d) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang


dibutuhkan perhari yaitu :
1 orang pasien x 4 jam

7 jam

= 0,57 atau 1 orang perawat

5) BOR ( Bed Occupacy Rate)


Tanggal 14 Februari 2022

1. Pagi : x 100% = 50%

2. Siang : x 100% = 50%

3. Malam : x 100% = 50%

Tanggal 15 Februari 2022

1. Pagi : x 100% = 25%

2. Siang : 0 x 100% = 0%
3. Malam : 0 x 100% = 0%

Tanggal 18 Februari 2022


10. Pagi : 0 x 100% = 0%

11. Siang : x 100% = 25%

12. Malam : x 100% = 25%

2.2.2 M2 (Materials)
1) Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Ruangan
Contoh :
Ruang PICU RSUD Kota Mataram terdapat 4 bed pasien, ruang perawat,
ruang karu, toilet, ruang diskusi, spoel hoek, gudang picun ruang linen.

D B
F E
C
A K
G

H I
J
Keterangan :
A : Ruang PICU
B : Ruang Perawat
C : Ruang KARU
D : Toilet
E : Ruang Diskusi
F : Gudang ICU
G : Spoel hoek
H : Gudang PICU
I : Ruang Linen
J : Ruang Isolasi
K: Ruang ICU
: Bed Pasien

: Konter Perawat

2) Peralatan dan Fasilitas


a) Kapasitas Tempat Tidur Pasien
Indeks jumlah tempat tidur, toilet dan kamar mandi ruangan PICU Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
No Jumlah Tempat Jumlah Jumlah Kamar
Tidur Toilet Mandi

1. 4 1 1

Sesuai dengan tabel tersebut jumlah tempat tidur, toilet dan jumlah
kamar mandi di Ruang PICU Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram terdiri dari 4 tempat tidur pasien, 1 toilet dan 1 kamar
mandi.
3) Peralatan Medis
Indeks peralatan medis di Ruangan PICU Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram.
No Jenis Alat Jumlah Jumlah Kondisi Usulan
Ideal

1. Stetoskop 3 2 Baik -

2. Timbangan pampers 1 1 Baik -

3. Bak instrument sedang 1 2 Baik Ditambah 1

4. Infus pump 6 6 Baik -


5. Syiring pump 4 6 Baik Ditambah 2

6. Monitor 4 4 Baik -

7. Ambu bag dewasa 4 4 Baik -

8. Ambu bag anak 3 4 Baik Ditambah 1

9. Ambu bag bayi 2 4 Baik Ditambah 2

10. Gunting plester 1 1 Baik -

11. Timbangan bayi 1 1 Baik -

12. Lemari alat (kaca) 2 2 Baik -

13. Box obat emergensi 2 2 Baik -

14. Troli alat 3 2 Baik -

15. Nebulizer 1 2 Baik -

16. Termometer suhu 4 4 Cukup -

17. Alat GDS stick 1 1 Baik -

18. Box bayi 1 2 Baik Ditambah 1

19. Gunting kasa 4 3 Baik -

20. Turniquet 1 2 Baik -

21. Buli-buli 1 1 Baik -

22. Suction 1 2 Baik Ditambah 1

23. Box emergensi 1 2 Baik Ditambah 1

24. Humidifier oksigen 2 2 Baik -


25. Resusitasi kit 1 2 Baik Ditambah 1

26. Korentang & tempat 1 2 Baik Ditambah 1

27. Bak instrument kecil 4 2 Baik -

28. Pinset anatomi 3 3 Baik -

29. Pinset chirurgis 2 3 Baik Ditambah 1

30. Gunting jaringan 3 3 Baik -

31. Gunting klem 8 Secukupnya Baik -

32. Gunting heating 1 2 Baik Ditambah 1

33. Gunting klem panjang 3 2 Baik -

34. Gunting klem bengkok 4 2 Baik -

35. Ganggang mes 3 2 Baik -

36. Masker/sungkup 1 4 Baik Ditambah 3


nebulizer

37. Lumpang 1 1 Baik -

38. Kom kecil tanpa tutup 2 2 Baik -

39. Kom sedang bertutup 2 2 Baik -

40. Pispot anak 1 2 Baik Ditambah 1

41. NIV (Ventilasi Non- 4 4 Baik -


Invasif)

42. Lampu tindakan 1 1 Baik -

43. Tensimeter anak 2 2 Baik -

44. Meja mayo 1 1 Baik -


45. Penlight 1 2 Cukup Ditambah 1

46. Defib/DC shock 1 1 Baik -

47. Warm Air 2 2 Baik -

48. SPO2 Mobile 9 4 Baik -

49. Fototerapi - 1 - Diadakan

50. Oksigen 1 2 baik Ditambah 1

4) Sarana dan Prasarana


Tabel fasilitas di ruang PICU RSUD Kota Mataram
No Jenis Alat Jumlah Jumlah Kondisi Usulan
Ideal

1. Kulkas 1 1 Baik -

2. Tiang infus 4 8 Baik Ditambah 4

3. Komputer 1 1 Baik -

4. Lemari alat 1 2 Baik Ditambah 1

5. Wastafel 1 1 Baik -

6. Meja 4 4 Baik -

7. Meja kayu 1 1 Baik -

8. Timbangan 2 2 Baik -

9. Apar 1 2 Baik Ditambah 1

10. Handrub 6 Secukupnya Baik -

11. Ac 1 2 Baik Ditambah 1

12. Ember linen 2 2 Baik -


13. Lemari kayu 1 1 Baik -

14. Tempat sampah 6 6 Baik -

15. Ember linen 1 2 Baik Ditambah 1


infeksius

16. Buku ttv 1 1 Baik -

17. Celmek 4 Secukupnya Baik -

18. Bantal 4 4 Baik -

19. Tempat tidur 4 4 Baik -

20. Jam dinding 1 1 Baik -

21. Box Obat 1 2 Baik Ditambah 1

22. Meja 4 4 Baik -

23. Kipas angin 2 2 Baik -

24. Label/papan 4 4 Baik -


nama pasien

25. Rak sepatu 1 2 Baik Ditambah 1

26. Sepatu bood 4 4 Baik -

27. Troli alat 3 2 Baik -

28. Lemari obat 1 2 Baik Ditambah 1

29. Sentralisasi obat - 1 - Diadakan

5) Fasilitas perawatan di Ruang PICU RSUD Kota Mataram


No Nama Barang Jumlah Barang Kondisi
1. Nurse station 1 Baik

2. Toilet 1 Baik

3. Komputer 1 Baik

4. Telepon 1 Baik

5. Kasur 1 Baik

6. Kulkas 1 Baik

7. Meja operan 1 Baik

8. Meja kepala ruangan 1 Baik

9. Loker 6 Baik

10. Ruang jaga perawat 1 Baik

6) Comsumable (Obat Dan Bahan Habis Pakai)


No Nama Obat Jumlah Jumlah Kondisi Usulan
Ideal

1. Inj Ephineprine 10 Baik 2 -

2. Inj Amiodarone 6 Baik 2 -

3. Inj Water for injection 3 Baik 2 -

4. Inj Norepinefrin 3 Baik 2 -

5. Ijn Atropine 10 Baik 2 -

6. Inj Calci gluconas 4 Baik 2 -

7. Inj Diphenihidramine 5 Baik 2 -


8. Inj Dopamine 4 Baik 2 -

9. Inj Dobutamine 5 Baik 2 -

10. Inj Isosorbid dinitrate 2 Baik 2 -

11. Inj Ketamin hamelin 2 Baik 2 -

12. Inj Lidocain 2% 5 Baik 2 -

13. Inj 2 Baik 2 -


Methylpredinesolone

14. Inj Nitrogylserin 2 Baik 2 -

15. Otsu D40 3 Baik 2 -

16. Otsu meylon 3 Baik 2 -

17. Otsu MGSO4 2 Baik 2 -

18. Spuit 3 cc 5 Baik 2 -

19. Spuit 5 cc 1 Baik 2 -

20. Spuit 10 cc 1 Baik 2 -

21. Spuit 20 cc 1 Baik 2 -

22. Spuit 50 cc 2 Baik 2 -

23. Alkohl swab 5 Baik 2 -

24. Bacterial filter 1 Baik 2 -

25. Ceftrofix FR 720 1 Baik 2 -

26. ETT NO 2.0 1 Baik 2 -

27. ETT NO 2.5 1 Baik 2 -

28. ETT NO 3.0 1 Baik 2 -


29. ETT NO 4.5 1 Baik 2 -

30. ETT NO 5.0 1 Baik 2 -

31. ETT NO 6.0 1 Baik 2 -

32. ETT NO 6.5 1 Baik 2 -

33. ETT NO 7.0 1 Baik 2 -

34. ETT NO 7.5 1 Baik 2 -

35. Glukosa 10% INF 4 Baik 2 -

36. Nacl 0,9% 500 ml 3 Baik 2 -

37. Ringer laktat 3 Baik 2 -

38. Widanes INF 2 Baik 2 -

39. Jelly 1 Baik 2 -

40. Sungkup oksigen 1 Baik 2 -


dewasa

41. Nasal canula dewasa 1 Baik 2 -

42. Nasal canula anak 1 Baik 2 -

43. Nasalpharingeal no 6.0 2 Baik 2 -

44. Nasalpharingeal no 6.5 2 Baik 2 -

45. Oxygen supplay 1 Baik 2 -


accessories

46. Suction catheter no 6.0 1 Baik 2 -

47. Suction catheter no 10.0 1 Baik 2 -


48. Suction catheter no 12.0 1 Baik 2 -

49. Suction catheter no 16.0 1 Baik 2 -

50. Abbocath 18 2 Baik 2 -

51. Abbocath 20 2 Baik 2 -

52. Abbocath 22 2 Baik 2 -

53. Abbocath 24 2 Baik 2 -

54. Blood set 1 Baik 2 -

55. Hypafik 1 Baik 2 -

56. Handscoon steril 3 Baik 2 -

7) Administrasi Penunjang
a) Lembar medication chart
b) Lembar standard emergency trolly
c) Buku hand over
d) SOP
e) SAK
f) Leflet/benner
g) Rekam medis
h) Buku injeksi
i) Buku observasi
8) Pencahayaan dan Ventilasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kondisi
pencahayaan dan ventilasi di ruang PICU sudah memenuhi standar. Di
ruang PICU pencahayaan yakni pada ketinggian minimal 2 meter dan
ruangan menggunakan AC.
9) Alur Pengadaan Alat Kesehatan
Pengadaan alat kesehatan dilakukan pada tim pengadaan melalui
bersurat dari ruangan ke Direktur untuk meminta alat kesehatan
kemudian dari Direktur dilaporkan pada bagian yanmet dan
keuangan.
10) Kalibrasi dan Maintenance Alat Kesehatan
Sistem kalibrasi masuk bagian sarana dan prasana dilakukan sesuai
jadwal. Untuk masing-masing alat rata-rata 3 bulan sekali. Bagian
sarana akan mengontrak teknisi medis dan kemudian teknisi medis
akan melakukan kalibrasi alat kesehatan. Untuk pembersihan alat
kesehatan secara berkala, hanya dilakukan pada saat pasca kontak
dengan infeksius disease. Warming up alat-alat hanya dilakukan untuk
alat besar saja, misalnya syring pump, infus pump, dan lain-lain.
11) Pengelolaan Sampah
Tempat sampah telah dibedakan antara limbah medis dan non-medis.
Terdapat pula tempat sampah dengan label sampah medis dan label
sampah botol kaca benda tajam.
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah tata letak gedung ruangan


sudah sesuai dengan standar pelayanan? √

2. Apakah fasilitas di ruangan anda sudah


lengkap untuk perawatan pasien sesuai √
dengan standar yang berlaku?

3. Apakah peralatan kesehatan di ruangan √


anda sudah lengkap untuk perawatan?

4. Apakah jumlah alat yang tersedia


sesuai dengan rasio pasien? Apakah Anda √
berencana untuk menambah peralatan?

5. Apakah semua perawat mengerti cara √


menggunakan semua alat-alat perawatan?

6. Apakah persediaan consumable (alat habis


pakai) selalu tersedia sesuai yang √
dibutuhkan pasien ?

7. Apakah administrasi penunjang sudah √


memadai?

2.2.3 M3 (Method)
1) Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Berdasarkan hasil wawancara dan pembagian checklist
sebanyak 10 orang yang diberikan kepada perawat di ruang PICU
dengan 14 point pertanyaan. Dari 14 pertanyaan perawat
menjawab iya semua, sedangkan 1 pertanyaan dijawab tidak
semua. Didapatkan hasil bahwa model asuhan keperawatan yang
digunakan perawat di ruang PICU Rumah Sakit Umum Kota
Mataram yaitu menggunakan metode MAKP TIM. Semua perawat
mengerti/memahami tentang metode asuhan keperawatan yang
digunakan saat ini. Alasan menggunakan metode tersebut
dikarenakan metode ini sangat cocok untuk di terapkan di ruang
PICU yang sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Penggunaan
metode saat ini menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi
pasien, untuk memungkinkan memberikan perawatan yang
menyeluruh sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap ruangan serta tidak menyulitkan ataupun menjadi beban
berat saat bekerja. metode ini juga tidak memberatkan dalam
pembiayaan. komunikasi antar tim dan tim kesehatan lain adekuat.
Kontiunitas rencana tindakan keperawatan terlaksana sesuai
dengan kegiatan sesuai dengan standar. Menurut perawat, Job
description yang dijalankan oleh perawat selama ini jelas,
sedangkan perawat yang mempunyai tugas sudah sesuai dengan
model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan saat ini.
Perawat masing-masing mengenal dan mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien masing-masing.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di ruangan PICU (
Peadric Intensive didapatkan hasil bahwa perawat memahami
Metode Asuhan Keperawatann Profesional ( MAKP ) dalam hal
ini dengan metode TIM yang juga di terapkan dalam penerapan
asuhan keperawatan yang bersifat intensive di ruang PICU.

2) Timbang Terima
Berdasarkan hasil dari pembagian checklist kepada 10 orang
yang diberikan kepada perawat di ruang PICU, Dari 14 point
pertanyaan didapatkan hasil pada soal no 3 terdapat 4 orang yang
menjawab tidak dan 6 orang menjawab iya. Pada soal no 9 ada 4
perawat menjawab tidak dan 6 perawat menjawab iya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara timbang terima
dilakukan selama 3 kali dan dilaksanakan dengan tepat waktu yang
dipimpin oleh ketua tim namun tidak dihadiri oleh semua anggota perawat
yang bertugas. Komunikasi efektif yang dilakukaan saat melakukan
timbang terima ialah komunikasi SBAR. Timbang terima hanya dilakukan
pada saat di nurse station akan tetapi tidak dilakukan pada pasien. Proses
timbang terima dilaksanakan dengan tepat waktu. Waktu yang dibutuhkan
untuk timbang terima per pasien kurang lebih 2-3 menit. Tidak ada
kesulitan dalam pendokumentasian timbang terima, timbang terima
dilakukan secara manual dan menggunakan metode lisan dan tulisan. Isi
timbang terima adalah untuk melihat perkembangan kondisi pasien dan
kemampuan pasien.
3) Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli
gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Dari
hasil wawancara dan pembagian kuesioner kepada 10 perawat diruang
PICU Rumah Sakit Umum Kota Mataram rata-rata perawat menjawab Iya
didapatkan bahwa ronde keperawatan dilakukan berdasarkan
perkembangan pasien. Pembahasan pada kasus pasien dilakukan untuk
mencari solusi terhadap penyakitnya yang dilakukan terpisah/tidak
bersamaan dengan menghadirkan para praktisi ahli yang berkompeten
yang terlibat dalam tim perawatan pasien yang bersangkutan dari berbagai
disiplin ilmu (medis, paramedic senior, ahli gizi, apoteker, atau praktisi
kesehatan lain yang diperlukan). Selama ini hanya dibahas antara perawat
dan dokter diruangan pasien dan di Nurse station.
Kesimpulannya ronde keperawatan di ruang PICU selalu dilakukan
pada pasien yang mengalami kasus yang berat atau intervensi keperawatan
yang belum teratasi.
1) Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil dari pembagian dengan menggunakan lembar
kuesioner kepada 10 orang yang diberikan kepada perawat di ruang
PICU didapatkan bahwa pada soal no 1 sub a ada 4 perawat menjawab
tidak dan 6 menjawab iya, pada no no 1 sub c ada 4 perawat menjawab
tidak dan 6 perawat menjawab iya. Pada soal no 1 sub e ada 4 orang
perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no 1 sub f ada 4
orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no 2 sub a
4 perawat menjawab tidak 6 perawat menjawb iya, Pada soal no 2 sub
b ada 4 orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya. Pada soal no
3 sub a ada 4 orang perawat menjawab tidak dan 6 perawat iya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan menggunakan
lembar kuesioner menunjukkan bahwa pengetahuan petugas kesehatan
terkait pengendalian sentralisasi obat di ruangan dilakukan dengan tepat
dan menggunakan format daftar di tiap-tiap obat, untuk cara penyimpanan
obat menggunakan loker berdasarkan nama pasien, ruangan khusus untuk
penyimpanan obat dan tempat melakukan persediaan obat yang akan
diberikan ke pasien tidak ada, dan cara penyiapan obat dengan
menggunakan format pada setiap jenis-jenis obat.
2) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil dari lembar ceklist yang telah dibagikan di 10
perawat terdapat 13 jawaban Ya dan 1 jawaban Tidak yang terdiri dari 14
point pertanyaan. Dari hasil Observasi pelaksanaan supervisi keperawatan
didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi diruangan PICU Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Mataram maksimal. Untuk pelaksanaan
supervisi sudah sesuai dengan alur dan format baku supervisi di Rumah
Sakit dan sesuai dengan format standar keperawatan, sedangkan untuk
perawat pelaksana diruangan PICU belum mendapatkan pelatihan tentang
supervisi.
3) Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil dari lembar ceklist yang telah dibagikan di 10
perawat terdapat 4 jawaban iya dan 1 jawab tidak yaitu pada poin no 5
karena berdasarkan hasil observasi perawat tidak pemberian brosur/leaflet
saat melakukan penerimaan pasien baru. Berdasarkan hasil observasi
penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh 10 perawat didapatkan bahwa
pelaksanaan pasien baru sudah berjalan dengan baik.
4) Discharge Planning
Pada mengkajian ini menggunakan angket yang menanyakan kepada
tenaga kesehatan (perawat) yang ada di ruangan terkait pelaksanaan
discharge planning kepada pasien, dimana hasilnya sebagai berikut:
a) Hasil angket yang digunakan
Didapatkan hasil bahwa dari 10 perawat yang mengisi angket
didapatkan hasil:
(1) Semua perawat mengerti mengenai SOP discharge planning
(2) Semua perawat menjelaskan tentang sakit yang dialami pasien,
mengajarkan pasien cara perawatan pasien dan memberikan KIE
terkait penyakit kepada pasien dan keluarga dengan meggunakan
bahasa Indonesia dan tidak ada kendala dalam melakukan
discharge planning
(3) Semua perawat melakukan discharge planning dengan teknik
lisan dan tulisan
(4) Semua perawat melakukan screening pasien baru untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan discharge planning
(5) Semua perawat melakukan pendokumentasian discharge planning
setelah melakukan tindakan
5) Edukasi terintegrasi
Dari hasil wawancara kepada tenaga kesehatan yang ada di ruangan
PICU RSUD KOTA MATARAM didapatkan hasil bahwa komunikasi
terintegrasi selalu dilakukan kepada pasien atau keluarga pasien oleh
semua tim kesehatan yang ada. Dokumentasi komunikasi terintegrasi
selalu dituliskan.
a) Diskusi refleksi kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti: isolaso, intensivecare. karna perawat lebih memahami kasus
per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah maka
dari itu perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
b) Pedokumentasian asuhan keperawatan
(1) System pendokumentasian sudah optimal, menggunakan metode
manual untuk mengisi status pasien
(2) Beberapa pendokumentasian tidak secara lansung diisi, biasanya
dilengkapi ketika pasien ingin pulang atau ketika keadaan
memungkinkan.
(3) Catatan perkembangan pasien cukup lengkap dan
berkesinambungan
Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual akan tetapi
pendokumentasian administrasi sudah menggunakan sistem komputerisasi
2.2.4 M4 (Money)
1. RINCIAN PENGELOLAAN KEUANGAN RUANG PICU RS
KOTA MATARAM
A. Daftar Biaya Tindakan di ruang PICU RSUD Kota Mataram

NO NAMA TINDAKAN BIAYA

1 PAKET PERAWATAN Rp . 200.000.00

2 BSN Rp . 22.000.00

3 PASANG / LEPAS NGT Rp . 27.000.00

4 PASANG DC Rp . 16.500.00

5 LAVEMEN Rp . 16.500.00

6 KUMBAH LAMBUNG Rp . 66.000.00

7 RECTAL TOUCH Rp . 27.500.00

8 SKIN TEST Rp . 16.500.00

9 VISITE DOKTER Rp . 100.000.00

10 DOUBLE LUMEN Rp . 3.080.000.00

11 VTP / RJP Rp . 200.000.00

12 TRANSFUSE DARAH Rp . 16.500.00

13 NEBULAIZER Rp . 38.500.00

14 EKG Rp . 38.500.00

15 SPOOLING MEKONIUM Rp . 66.000.00

16 BGA Rp . 16.500.00

17 RAWAT LUKA Rp . 38.500.00

18 DEBRIDEMEN BEDAH Rp . 104.500.00

19 MANTOUX TEST Rp . 27.500.00

20 RAWAT LUKA BAKAR Rp . 60.000.00

21 OHC Rp . 104.500.00

22 CPAP Rp . 209.000.00
23 PASANG VENTILATOR Rp . 209.000.00

24 INTUBASI Rp . 231.000.00

B. Daftar Gaji Perawat Di Ruang PICU RSUD Kota Mataram

NO GOLONGAN JUMLAH GAJI

1 KONTRAK 9 orang Rp . 800.000.00

2 PNS 1 orang Rp 3.900.000.00

3 CPNS 1 orang Rp .2.000.000.0


0

C. Sumber Pendapatan Di Ruang PICU RSUD Kota Mataram

Sumber pendapatan di ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit

) berasal dari pasien BPJS & DINSOS yang dalam hal ini pengelolaan

keuangannya di atur oleh adminitrasi, rata-rata pendapatan yang

diperoleh di ruangan PICU adalah sejumlah ± Rp. 2.000.000.00 selama 1

minggu, sedangkat untuk pendapatan bulanan yang diperoleh oleh

ruangan adalah ± Rp. 8.000.000.00, sumber pendapatan ruangan

diperoleh dari setiap tindakan yang dilakukan pada pasien, pemakaian

BHP ( Barang Habis Pakai ) pasien, serta pemberian obat sesuai dengan

advice/intruksi oleh dokter.

D. Alur Standar Pelayanan Rawat Inap di Ruang PICU RS Kota Mataram


A. PASIEN UMUM
1. KTP
2. Bukti Pendaftaran
A. PERSYARATAN B. Pasien BPJS-Dinsos
1. Bukti Pendaftaran Dan Persayratan
Kelengkapan Jaminan (Ktp, Foto
Copy Kartu Bpjs, Surat Rujukan)
1. Pasien/Keluarga Menyampaikan Ke
Petugas Loket Kasir Bahwa Pasien
Akan Pulang.
2. Membuka SIMRS RS Untuk
Melihat Status Pasien Umum BPJS.
3. Mengecek Jumlah Pembayaran Pada
Simrs Untuk Pasien Umum
4. Konfirmasi Ke Instalasi Farmasi
Apakah Ada Return Obat Atau
Tidak
B. PROSEDUR 5. Memberitahu Kepada Keluarga
Pasien Atas Jumlah Pembayaran
6. Print Bukti Pembayaran :
 Lembara Putih Ke Pasien
 Lembar Merah Ke Bandahara
 Lembar Kuning Untuk Arsip
7. Menerima Pembayaran Tunai
Maupun Non Tunai ( Mesin EDC)
Dan Mengitung Jumlah Uang Yang
Diterima.
8. Menyerahkan Bukti Pembayaran
C. WAKTU 5 Menit

Sesuai Tarif Ruang PICU RS Kota


D. BIAYA PELAYANAN
Mataram
Tanda Bukti, Kuitansi Dan Bukti
E. PRODUK LAYANAN
Pembayaran/Rincian

E. Tarif Medical Check-Up RS Kota Mataram

NO PEMERIKSAAN TARIF

1 Pemeriksaan dokter umum dan pendaftaran Rp. 313.500.00

2 RO Thorax Rp. 119.000.00

3 Darah lengkap Rp. 75.000.00

4 Urine lengkap Rp. 44.000.00

5 Gula darah puasa Rp. 22.000.00

6 Gula darah 2JPP Rp. 22.000.00

7 Ureum / kreatinin Rp. 53. 000.00

Rp.30.000.00
8 Asam urat

9 SGOT / SGPT Rp. 60.000.00

10 Protein total Rp. 25.000.00

11 Bilirubin total dan direct Rp. 70.000.00


12 HbsAg Rp. 44.000.00

13 VDRL Rp. 44.000.00

Rp. 381.500.00
14 PSA

15 Cholesterol total Rp. 27.500.00

16 LDL Rp. 40.000.00

17 Trigliserida Rp. 38.000.00

18 Feces Lengkap Rp. 33.000.00

19 Hba1c Rp. 225.000.00

20 Albumin Rp. 25.000.00

2.2.5 M5 (Mutu dan Pelayanan)


1. Gambaran Karakteristik Pasien diruangan
Tabel Gambaran Karakteristik Pasien diruangan berdasarkan Asal pada bulan
Januari dan Februari 2022
No Asal Jumlah
1 Cakra 2
2 Pejeruk 1
3 KLU 2
4 Terong Tawah 3
5 Ampenan 6
6 Jempong 1
7 Telaga Waruk 1
8 Karang Bedil 1
9 Jati Sela 1
10 Pagesangan 2
11 Montong Are 1
12 Karang Bengkel 1
13 Seganteng 2
14 Midang 1
15 Mekarsari Gerung 1
16 Masbagi 1
17 Babakan 2
18 Pajeruk 1
19 Pagutan 1
Total 31 pasien
Sumber: data primer
Berdasarkan Karakteristik Pasien diruangan berdasarkan Asal
pada bulan Januari 2022 di ampenan 6 orang, terong tawah 3 orang
dan ada 5 daerah masing-masing 2 orang, 13 daerah masing-masing 1
orang total pasien di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
sebanyak 31 pasien.

Tabel Gambaran Karakteristik Pasien diruangan berdasarkan Asal pada bulan


Februari 2022
No Asal Jumlah
1 Dasan Agung 1
2 Bima 1
3 Sandik 1
4 Ampenan 1
5 Dusun bengkel Timur 1
Total 5 pasien
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Karakteristik Pasien diruangan berdasarkan Asal


pada bulan Februari 2022, 5 daerah masing-masing 1 orang total
pasien di ruang Pediatric Intensiv Care Unit (PICU) sebanyak 5
pasien.
a. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur, proses dan outcome sistem pelayanan RS
tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu
pelayanan dan tingkat efisiensi RS.Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumen,instrument,audit (EDIA).
b. Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah
RS yang meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3
(metode asuhan keperawatan) , M4 (dana), M5 (Mutu) dan
lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin
mutu pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari masing-
masing komponen struktur.
c. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat,dan tenaga
profesi lain yang mengadakan interaksi secara professional
dengan pasien. Interaksi ini di ukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien,penegakan diagnosis,rencana
tindakan pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi tindakan,
penanganan penyakitdan prosedur pengobatan.
d. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan
tenaga profesi lain terhadap pasien.
e. Hasil kajian
1) BOR Pasien ( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien / jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14-16 Februari
2022diruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 4
tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1: Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Mataram Tanggal 14
Februari 2022.
No Shif Ruangan Bor
1 Pagi 4 Bed (2 Kosong) 2/4 x 100% = 50%
2 Siang 4 Bed (2 Kosong) 2/4 x 100% = 50%
3 Malam 4 Bed (2 Kosong) 2/4 x 100% = 50%

Tabel 2: Ruang Pediatric Intensiv Care Unit (PICU) Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Mataram Tanggal 15
Februari 2022.
No Shif Ruangan Bor
1 Pagi 4 Bed (3 Kosong) 1/4 x 100% = 25%
2 Siang 4 Bed (4 Kosong) 4/4 x 100% = 100%
3 Malam 4 Bed (4 Kosong) 4/4 x 100% = 100%

Tabel 3: Ruang Pediatric Intensiv Care Unit (PICU) Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Mataram Tanggal 16 Februari 2022.
No Shif Ruangan Bor
1 Pagi 4 Bed (4 Kosong) 4/4 x 100% = 100%
2 Siang 4 Bed (4 Kosong) 4/4 x 100% = 100%
3 Malam 4 Bed (4 Kosong) 4/4 x 100% = 100%

2) Kepuasan Pasien
Kepuasan keluarga pasien rawat inap didapatkan
dengan menyebarkan angket yang berisi 22 item pertanyaan
pada 2keluarga pasien yang ada di ruang Pediatric Intensiv
Care Unit (PICU).
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan
kuesioner yang berisi 25 pertanyaan dengan pilihan
jawaban : “sangat puas” dengan score 4, “Puas” dengan
score 3, “tidak puas” dengan score 2, “sangat tidak puas”
dengan score 1. Selanjutnya tingkat kepuasan klien
dikategorikan sebagai berikut :

No Karakteristik 1 2 3 4

1 TANGIBLES (KENYATAAN)

a. Perawat memberi informasi tentang √


administrasi yang berlaku bagi

pasien rawat inap di RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan
dan kerapihan ruangan yang Anda

tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan √
kesiapan alat-alat kesehatan yang
digunakan. √
d. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi
dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
2 RELIABILITY (KEANDALAN)

a. Perawat mampu menangani masalah √
perawatan Anda dengan tepat dan

profesional.
b. Perawat memberikan informasi √
tentangfasilitasyang tersedia, cara

penggunaannya dan tata tertib yang
berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang harus dipatuhi √
dalam perawatan Anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang dilarang dalam
perawatan Anda.
e. Ketepatan waktu perawat tiba di
ruangan ketika Anda membutuhkan.
3 RESPONSIVENESS (TANGGUNG
JAWAB)

a. Perawat bersedia menawarkan

bantuan kepadaAnda ketika
mengalami kesulitan walautanpa √
diminta.

b. Perawat segera menangani Anda
ketika sampai di ruangan rawat inap. √
c. Perawat menyediakan waktu khusus
untuk membantu Anda berjalan, √
BAB, BAK, ganti posisi tidur, dan
lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk
memperoleh obat.
e. Perawat membantu Anda untuk
pelaksaan pelayanan foto dan
laboratorium di RS ini.
4 ASSURANCE (JAMINAN)

a. Perawat memberi perhatian terhadap √


keluhan yang Anda rasakan.

b. Perawat dapat menjawab pertanyaan
tentang tindakan perawatan yang √
diberikan kepada Anda.

c. Perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan Anda. √
d. Perawat selalu memberi salam dan
senyum ketika bertemu dengan √
Anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
kepada Anda.
5 EMPATHY (EMPATI)

a. Perawat memberikan informasi √


kepada Anda tentang segala tindakan

perawatan yang akan dilaksanakan.
b. Perawat mudah ditemui dan √
dihubungi bila Anda membutuhkan.
c. Perawat sering menengok dan
memeriksa keadaan Anda seperti
mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus.

d. Pelayanan yang diberikan perawat
tidak memandang pangkat/status tapi
berdasarkan kondisi Anda.

e. Perawat perhatian dan memberi
dukungan moril terhadap keadaan
Anda (menanyakan dan berbincang-
bincang tentang keadaan Anda).

1. Sangat tidak puas


2. Tidak puas
3. Puas
4. Sangat puas

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang di sebarkan, pasien yang


berada di ruangan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) merasa puas
dengan pelayanan dan fasililitas yang diberikan oleh Perawat ataupun
tenaga pekerja yang ada. Pembahasan tentang penyakit yang diderita
pasien di jelskan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.
Perawat melakukan observasi/ mengecek tanda-tanda vital setiap 1 jam
sekali serta mendengarkan keluhan yang dirasakan/disampaikan dan oleh
pasien. Saat pemberian obat Perawat menjelaskan fungsi obat dan efek
samping dari obat tersebut. Perawat mampu menangani keluhan yang
disampaikan oleh pasien dengan professional dan tanpa membeda-bedakan
pasien. Perawat menjelaskan kepada pasien hal-hal yang harus dipatuhi
oleh pasien dan berusaha membantu pasien secepat mungkin bila pasien
membutuhkan/meminta bantuan kepada perawat.

3) Kenyamanan / Nyeri
Instrument IntensitasNyeri

Responden Jawaban
/ Skala Nyeri dirasakan
1 Nyeri sedang (5)
2 Nyeri sedang (6)

Berdasarkan hasil angket kepada pasien, didapatkan data yakni 1


responden merasakan nyeri sedang dan 1 responden merasakan nyeri
ringan.
1) Self Care

No Variable Tanggal
14 15 16 Total
Februa Febru Febru
ri ari ari
1 Makan *porsi diet I I I I
2 Mandi : Gigi dan
Bersih pada mulut
Mata
Rambut
Kulit
Kuku 0 0 0 0
Telinga
Tidak bau
badan
Perineal
3 Berpakaian Baju bersih
dan dan kering
berpenampil Wajah segar 0 0 0 0
an
4 Eliminasi Berkemih
Defekasi
Perawatan diri tidak - 31 5 0 36
terpenuhi
Jumlah pasien dirawat - 31 5 0 36
dengan
ketergantungan total
Sumber : Data Primer

Berdasar kan hasil observasi, ada 36 Pasien parsial/dibantu total dan tidak
ada pasien self care/mandiri dari total 36 pasien.

4) AVLOS (Average Length of Stay)


Tabel 1 : AVLOS pada bulan Februari

Hari/Tgl Jenis Penyakit Lama Jumlah AVLOS


Rawat Pasien
Keluar
Senin 14 Susp. Hisprung 3 Hari 0 3/0
Februari
2022
3 Hari 0 3/0
Selasa P.O Kolostomi 5 Hari 0 5/0
15
Februari
2022
P.O Kolostomi 5 Hari 0 5/0
Rabu 16 Meningo 2 Hari 1 3/0
Februari Ensopalitis
2022
Meningo 2 Hari 0 2/0
Ensopalitis

Berdasarkan table AVLOS diatas pada bulan Februari 2022 didapatkan


bahwa jumlah lama dirawat pasien di Pediatric Intensive Care Unit
(PICU) yaitu , jumlah pasien pulang hidup dan meninggal yaitu, sehingga
rata-rata lama pasien dirawat yaitu 3 hari.

5) Keselamatan Pasien
a. Kejadian resiko jatuh
Tabel 1 : Resiko jatuh pada pasien yang beresiko tinggi pada bulan oktober-
desember 2021.

No Variable Januari Febuari Maret


1 Resiko jatuh pada yang 28 4 -
beresiko tinggi

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kejadian


pasien resiko jatuh pada bulan januari – febuari sebanyak 32 pada
2 bulan terakhir di tahun 2022.
6). Resiko jatuh pasien

Tabe1 1. Resiko jatuh pasien anak skala humpty dumpty


No Parameter Skor hasil Perawatan Ke-

Skor Skor Januari Februari

januari februari

1. Umur
a. < 3 tahun
b. 3-7 tahun 4 4 14 2
c. 7-13 tahun
d. 13-18 tahun 6 1

4 1

4 -

2 Jenis kelamin

a. Laki- laki 2 22 4
b. Perempuan
1 6 -

3 Diagnosis

a. Kelainan neurologi 1 6 -
b. Gangguan oksigenasi
(gangguan pernafasan, 12 -
dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, sakit
kepala, dan lain-lain) Sumber
c. Kelemahan fsik/kelainan
psikis : Data
d. Ada diagnosis tambahan Primer
terpasang IV
line/pemberian
antikoagulan
(heparin)/obat lain yang
digunakan mempunyai 3 - 4
side effcts jatuh
a. Tidak
b. Ya
10 -

4 Cara berjalan/berpindah

a. Normal/bedrest 1 -
b. Kelelahan dan lemah
c. Keterbatasan/tergannggu 2 20 4

5 Status mental
a. Normal/sesuai
kemampuan diri 2 2 12 2
b. Lupa keterbatasan
diri/penurunan
kesadaran
16 2

TOTAL SKOR
14 8
Keterangan :

Didapatkan jumlah skor resiko jatuh pada bulan januari sebesar 14 dengan

jumlagh pasen 28 orang, dan pada bulan febroari didapatkan jumlah skor resiko

jattuh sebesar 8 dengan jumlah pasen 4 oreng pada tahun 2022 di ruang PICU

RSUD Kota Mataram.

7. Penilaian resiko dokubitus

Tabel 2. Penilaian resiko dekubitus menggunakan Norton scale

No Indikator Skor Skor Skor hasil Perawatan Ke-


februari
januari Januari Februari

1. Kondisi fisik
a. baik
b. cukup baik - -
c. buruk
d. sangat buruk 21 4

2 7 -

1 - -

2 Kondisi mental

a. waspada 25 4
b. apatis
c. bingung - -
d. pingsan/ tidak sadar
2 - -

1 3 -

3 Kegiatan

a. dapat berpindah -
b. berjalan dengan
bantuan 10 2
c. terbatas dikursi
d. terbatas ditempat
tidur
2 2 -

18 2

4 Mobilitas

a. penuh - -
b. agak terbatas
c. sangat terbatas 25 2
d. sulit bergerak
2 2 - 2

3 -

5 Inkotinesial
a. tidak mengompol
b. kadang-kadang - -
c. biasanya yang
keluar urin 28 4

1 1 - -

TOTAL SKOR 9 7

BULAN JANUARI BULAN FEBRUARI

Rumus : Rumus :

0 X 100% = 0 0 X100% = 0

28 4
Keterangan :

Didapatkan jumlah skor resiko dikubitus pada bulan januari


sebesar 0 dengan jumlah pasen 28 orang, dan pada bulan febuari
didapatkan jumlah skor resiko dikubikubitus sebesar 0 dengan jumlah
pasien 4 orang pada tahun 2022 di ruang PICU RSUD Kota Mataram.

Lampiran 1

A. MAKP

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Model Asuhan Keperawatan yang digunakan

a. Apakah model asuhan keperawatan yang Tim


digunakan perawat diruangan saat ini?
1) Fungsional
2) Kasus
3) Tim
4) Primer
5) Moduler
b. Apakah perawat mengerti/memahami 
dengan model asuhan keperawatan yang
digunakan saat ini?
c. Menurut anda, apakah model tersebut cocok 
digunakan di ruangan anda?
d. Apakah model yang digunakan sesuai 
dengan visi dan misi ruangan?
2. Efektivitas dan efisiensi model asuhan
keperawatan

a. Apakah dengan menggunakan model saat ini 


menjadikan semakin pendek lama rawat inap
bagi pasien?
b. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan 
pasien terhadap ruangan?
c. Apakah model yang digunakan saat ini tidak 
menyulitkan dan memberikan beban berat
kerja bagi anda?
d. Apakah model saat ini memberatkan dalam 
pembiayaan?
3. Pelaksanaan model asuhan keperawatan

a. Apakah telah terlaksana komunikasi yang 


adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lain?
b. Apakah kontinuitas rencana keperawatan 
terlaksana?
c. Apakah anda menjalankan kegiatan sesuai 
standar?
4. Tanggung jawab dan pembagian tugas

a. Apakah job description untuk anda selama 


ini sudah jelas?
b. Apakah tugas anda sesuai model asuhan 
keperawatan yang saat ini digunakan di
ruangan?
c. Apakah anda mengenal atau mengetahui 
kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan?

B. TIMBANG TERIMA
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Berapa kali timbang terima dilakukan di


ruangan Anda?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
C.
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan
tepat waktu?
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh
semua
perawat yang berkepentingan?
4. Siapa yang memimpin kegiatan timbang
terima?
a) Kepala ruangan
a) Ketua tim/perawat primer
b) Perawat pelaksana/perawat associate
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam
pelaksanaan timbang terima?
6. Tahukah Anda, apa saja yang harus
disampaikan dalam pelaporan timbang
terima?
7. Adakah buku khusus untuk mencatat
hasil laporan timbang terima?
8. Adakah kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan timbang
terima?
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat
timbang terima berlangsung?
10. Tahukan Anda, bagaimana teknik
pelaporan timbang terima ketika berada
di depan pasien?
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengunjungi masing-masing pasien?
a) 2-3 menit
a) 10 menit
b) 30 menit
12 Tahukah Anda, bagaimana persetujuan
atas
penerimaan timbang terima?
13 Apakah Anda (sif pengganti) di evaluasi
kesiapannya oleh kepala ruangan?
14. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan
timbang terima?

RONDE KEPERAWATAN
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ruangan ini mendukung adanya √


ronde keperawatan ?

2 Apakah sebagian besar perawat di ruang √


rawat inap mengerti adanya ronde
keperawatan ?

3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di √


ruangan ini telah optimal ?

4 Apakah ronde keperatawan selalu √


dilakukan ?

5 Apakah keluarga pasien mengerti tentang √


adanya ronde keperawatan ?

6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan √


ronde keperawatan sudah dibentuk ?

7 Apakah tim yang telah dibentuk √


melaksanakan kegiatan ronde dengan
optimal ?

D. SENTRALISASI OBAT

NO Pertayaan Ya Tidak
1 Pengadaan sentralisasi obat
a) Apakah anda mengtahui tentang sentralisasi
obat ?
b) Apakah di ruangan anda terdapat sentralisasi
obat ?
c) Jika ya, apakah sentralisasi obat yang ada
sudah dilaksanakan secara optimal ?
d) Apakah selama ini anda pernah diberi
wewenang dalam sentralisasi obat ?
e) Jika tidak, menurut anda apakah di ruangan
perlu diadakan sentralisasi obat ?
f) Apakah ada format daftar pengadaan tiap-tiap
macam obat ?
(oral,injeksi,sipositoria,infus,insulin,obat gawat
darurat)
2 Cara penyimpanan obat
a) Apakah di ruangan ini terdapat ruangan khusus
untuk sentralisasi obat ?
b) Apakah kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung sentralisasi obat ?
c) Apakah selama ini anda memisahkan
kepemilikikan antar obat-obat pasien ?
d) Apakah selama ini anda memberi etiket dan
alamat pada obat-obat pasien ?
3 Cara penyiapan
a) Apakah selama ini sebelum memberikan obat
kepada pasien anda selalu menginformasikan
jumlah kepemilikan obat yang telah
digunakan ?
b) Apakah ada format setiap jenis obat sebelum
anda memberikan obat ke pasien ?

E. SUPERVISI KEPERAWATAN

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda mengerti tentang Supervisi? 

2 Apakah Supervisi telah dilakukan di ruangan? 

Berapa kali supervisi di lakukan diruangan ? 


3 a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
4 Apakah kepala ruangan yang melakukan supervisi ? 

5 Apakah sudah sesuasi alur supervisi yang telah √


digunakan?

6 Apakah sudah ada format buku supervisi? √

7 apakah format untuk supervisi sudah sesuai standar √


keperawatan?

8 Apakah alat (instrumen) untuk supervisi tersedia √


secara lengkap?

9 Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada 


perawat pelaksana?

10 Apakah selalu ada feed back dari supervisor untuk 


setiap tindakan?

11 Apakah anda puas dengan hasil dari feed back tersebut 


?

12 Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari 


supervisi ?
13 Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap 
tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi?

14 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dan 


sosialisasi tentang supervisi?

F. PENERIMAAN PASIEN BARU

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda menyambut kedatangan pasien dengan hangat KIE


dan terapeutik ?

2 Apakah sudah ada pembagian tugas tentang penerimaan 


pasien baru

3 Apakah setiap selesai melakukan penerimaan pasien baru 


anda melakukan pendokumentasian

4 Bagaimana tekhnik yang digunakan saat pemberiaan 


penerimaan pasien baru pada pasien ?
a. Lisan
b. Tulisan
c. Lisan dan tertulis

5 Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan √


penerimaan pasien baru

Lampiran 2

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR KEPERAWATAN

1. PENGATURAN POSISI SEMI FOWLER


DEFINISI : Memberikan posisi setengah duduk untuk meningkatkan kesehatan dan/atau
psikologis
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 6. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial


2. Gangguan Menelan Gangguan Rasa Nyaman
3. Gangguan Pertukaran Gas Pola Napas 7. Gangguan Penyapihan Ventilator Risiko
Tidak Efektif Aspirasi
4. Gangguan Mobilitas Fisik 8. Perlambatan Pemulihan Pascabedah
5. Gangguan Ventilasi Spontan Risiko Intoleransi Aktivitas
9. Hipervolemia

LUARAN KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Napas Meningkat f. Ventilasi Spontan Meningkat Penyapihan


b. Status Menelan Meningkat Ventilator Meningkat
c. Mobilitas Fisik Meningkat g. Rasa Nyaman Meningkat Pemulihan
d. Pertukaran Gas Meningkat Pola Napas Pascabedah Meningkat
Membaik h. Toleransi Aktivitas Meningkat
e. Kapasitas Adaptif Intrakranial Meningkat i. Tingkat Aspirasi Menurun Status Cairan
Membaik

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih, jika perlu
b. Bantal
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
7. Monitor frekuensi nadi dan tekanan darah sebelum memulai pengaturan poss
8. Elevasikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30-45°
9. Letakkan bantal di bawah kepala dan leher
10. Pastikan pasien dalam posisi nyaman
11. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
12. Lepaskan sarung tangan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

2. PEMASANGAN KATETER
a. Pemasangan kateter untuk pasien laki-laki

DEFINISI : Memasukkan selang katator urine ke dalam kandung kemih melalui uretra pada
pasien laki-laki

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Gangguan Eliminasi Urine d. Nyeri Akut
b. Gangguan Rasa Nyaman e. Retensi Urine
c. Inkontinensia Urine f. Risiko Infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Eliminasi Urine Membaik d. Tingkat Infeksi Menurun


b. Tingkat Nyeri Menurun e. Status Kenyamanan Meningkat
c. Kontinensia Urine Membaik

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien minimal menggunakanminimal dua identitas ( nama lengkap, tanggal


lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan steril
b. Kateter urine sesuai ukuran
c. Urine bag dan penggantungnya
d. Spuit yang berisi 20 mL aquades/NaCl atau sesuai anjuran pabrik
e. Jeli lidokain 2%
f. Cairan antiseptic
g. Sarung tangan bersih
h. Kom bersihWadah sampel urine, jika perlu
i. Kapas/kasa dan cairan antiseptic
j. Pengalas
k. Bengkok
l. Sampiran
3. Jaga privasi dengan memasang sampiran
4. Atur posisi telentang dengan kaki abduksi
5. Letakkan pengalas di bawah bokong
6. Tutup area pinggang dengan selimut
7. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
8. Pasang sarung tangan bersih
9. Bersihkan area genitalia dengan kapas/kasa dan cairan antiseptik
10. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
11. Buka set kateter steril dan alat-alat steril lainnya dan tempatkan dengan tetap
mempertahankan teknik aseptik
12. Pasang sarung tangan steril
13. Sambungkan kateter dengan urine bag
14. Pegang penis tegak lurus dengan tangan nondominan dan masukkan 10 mL jeli meatus uretra
dengan tangan dominan
15. Tutup meatus uretra dengan jari telunjuk selama 1-2 menit
16. Masukkan kateter ke dalam meatus uretra secara perlahan dengan tangan dominan sampai
pangkal kateter sambil menganjurkan tarik napas dalam
17. Lakukan fiksasi internal dengan memasukkan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon
kateter
18. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan
baik dalam kandung kemih
19. Lepaskan sarung tangan steril
20. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area abdomen bawah dengan penis mengarah ke
dada
21. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
22. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine bag, jika perlu
23. Lepaskan sarung tangan bersih
24. Rapihkan pasien dan alat yang digunakan
25. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
26. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah
aquades/NaCl untuk mengembangkan balon, tanggal/waktu dipasang) dan respons pasien

b. Pemasangan Kateter Urine Pasien Perempuan


DEFINISI : Memasukkan selang katator urine ke dalam kandung kemih melalui uretra pada
pasien perempuan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan Eliminasi Urine 4. Nyeri Akut


2. Gangguan Rasa Nyaman 5. Retensi Urine
3. Inkontinensia Urine 6. Risiko Infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Eliminasi Urine Membaik d. Tingkat Infeksi Menurun


b. Tingkat Nyeri Menurun e. Status Kenyamanan Meningkat
c. Kontinensia Urine Membaik

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan steril
b. Kateter urine sesuai ukuran
c. Urine bag dan penggantungnya
d. Spuit yang berisi 20 mL aquades/NaCl atau sesuai anjuran pabrik
e. Jeli lidokain 2%
f. Cairan antiseptic
g. Sarung tangan bersih
h. Kom bersih
i. Wadah sampel urine, jika perlu
j. Kapas/kasa dan cairan antiseptic
k. Pengalas
l. Bengkok
m. Sampiran
4. Jaga privasi dengan memasang sampiran
5. Atur posisi dorsal recumbent (kedua lutut dilipat diregangkan/dibuka)
6. Letakkan pengalas di bawah
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area perineum dengan kapas/kasa dan cairan antiseptik
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril dan alat-alat steril lainnya dan tempatkan di atas storl dengan tetap
mempertahankan teknik aseptic
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urine bag
15. Lumasi ujung kateter 2,5-5 cm dengan jeli
16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan nondominan
17. Masukkan kateter 5-7,5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan sambal menganjurkan
tarik napas dalam
18. Perhatikan adanya aliran urine dalam selang urine bag
19. Lakukan fiksasi internal dengan memasukkan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon
kateter
20. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan
baik dalam kandung kemih
21. Lepaskan sarung tangan steril
22. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam
23. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
24. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari unine bag, jika perlu
25. Lepaskan sarung tangan bersih 26. Rapihkan pasien dan alat yang digunakan
26. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
27. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah
aquades/NaCl untuk mengembangkan balon, tanggal/waktu dipasang) dan respons pasien

3. TRANSFER PASIEN
DEFINISI : Menyiapkan dan mengirimkan pasien ke ruangan lain.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko Cedera 2. Resiko jatuh

LUARAN KEPERAWATAN
a. Tingkat Cedera Menurun b. Tingkat jatuh menurun

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperluka:
a. Sarung tangan
b. Brankar atau kursi roda, sesuai kebutuhan
c. Tabung oksigen, jika perlu
d. Emergency kit, jika perlu
e. Formulir transfer pasien
f. Rekam medis pasien
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Periksa keadaan umum pasien
7. Lengkapi formulir transfer pasien
8. Koordinasi dengan perawat ruangan yang dituju bahwa pasien telah siap ditransfer
9. Transfer pasien ke ruangan yang dituju dengan alat transfer yang sesuai (seperti brankar,
kursi roda)
10. Monitor kondisi pasien selama proses transfer
11. Lakukan dukungan ventilasi selama transfer, jika perlu
12. Pindahkan pasien dari brankar atau kursi roda ke tempat tidur ruangan yang dituju
13. Lakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan yang dituju
14. Lepas sarung tangan
15. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
16. Dokumentasi prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

4. KEBERSIHAN TANGAN
a. Kebersihan Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir

DEFINISI : Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir untuk
menghilangkan kotoran dan/atau mikroorganisme ditangan.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Resiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

Tingkat infeksi menurun

PROSEDUR

1. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir


2. Tuangkan sabun cair 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan sebatas pergelangan
tangan
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6. Putar jari-jari sisi dalam dari kedua tangan dengan posisi saling mengunci
7. Gosok ibu jari berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue sekali pakai
11. Gunakan handuk atau tissue untuk menutup keran dan buang ditempat sampah yang benar

b. Kebersihan tangan dengan Handrub

DEFINISI : Membersihkan tangan dengan menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol


untuk menghilangkan kotoran dan/atau mikroorganisme ditangan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Resiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

Tingkat infeksi menurun

PROSEDUR

1. Tuangkan 3-5 cc handrub untuk ketelapak tangan


2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5. Putar jari-jari sisi dalam dari kedua tangan dengan posisi saling mengunci
6. Gosok ibu jari berputar dalam menggengam tangan kanan dan sebaliknya
7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya

5. PERAWATAN KOLOSTMI
DEFINISI : Mengidentifikasi dan merawat pasien yang memiki stoma dengan membersihkan
stoma dan kulit sekitar stoma, serta mengganti kantung secara berkala.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan integritas kulit/ jaringan 2. Resiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Integritas kulit dan jaringan meningkat b. Tingkat infeksi menurun

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Kantung kolostomi
c. Kassa/ kapas/ tisu
d. Cairan fisiologis
e. Plastic hitam
f. Pinset sirurgis
g. Pinset anatomis
h. Kom steril
i. Stomahaesive pasta, jika perlu
j. Stomahaesive powder, jika perlu
k. Guntung
l. Pengalas
m. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Jaga privasi pasien
7. Pasang pengalas dan gulung dibawah lokasi stoma
8. Letakkan bengkok yang telah dilapisi plastic diatas pengalas
9. Buka klip kantung klip kantong kolostomi diatas plastic hitam dengan hati-hati
10. Buka kantong stoma, buang feses/urine dan masukan ke kantong plastic
11. Angkat base plate perlahan –lahan menggunakan cairan fisiologis (dimulai dari bagian yang
ajuh dari jahitan luka terlebih dahulu) dan masukan kedalam kantong plastic hitam.
12. Ganti sarung tangan
13. Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma menggunakan kapas/kassa dan cairan fisiologis
dengan diameter 10-15 cm
14. Bersihkan jahitan di sekeliling stoma menggunakan lidi kapas yang di beri cairan fisiologis
15. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kassa kering
16. Tutup lubang stoma menggunakan kassa lembab dan siapkan pada pola pada base plate baru
yang akan dipasang menggunakan stoma guide
17. Gunting base plate sesuai pola dan rapikan tepian guntingan base plate dengan jari
18. Buka kertas pengalas dan berikan pasta di sekeliling pinggiran lubang pola tersebut,
kemudian dirapikan menggunakan jari telunjuk yang telah dicelupkan dalam cairan fisilogis
19. Pasang base plate pada kulit sekitar stoma dimulai dari posisistoma bagian bawah
20. Tekan dengan hati-hati sekeliling bade plate menggunakan jari-jari tangan
21. Pasang kantung stoma sambil mengangkat kassa yang berada di atas lubang stoma
22. Pasangkan klipnya dibagian bawah kantung stoma sekitar 2 cm
23. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
24. Lepaskan sarung tangan
25. Lakukan cuci tangan 6 langkah
26. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien

6. PEMASANGAN SYRING PUMP


DEFINISI : Memanfaatkan perangkat pompa mekanis unntuk memberikan cairan, elektrolit atau
agen faemakologi dengan takaran yang akurat dalam jangka waktu tertentu

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung 9. Resiko ketidakseimbangan cairan


2. Resiko penurunan curah jantung 10. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
3. Resiko perfusi miokard tidak efektif 11. Ikterik neunatus
4. Resiko perifer tidak efektif 12. Risiko syok
5. Resiko perfusi perifer tidak efektif 13. Resiko perfusi renal tidak efektif
6. Gangguan sirkulasi spontan 14. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
7. Risiki gangguan sirkulasi spontan 15. Penurunan kapasitas adaptif intracranial
8. Hypervolemia 16. Resiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Curah jantung meningkat g. Integritas kulit dan jaringan meningkat


b. Perfusi miokard meningkat h. Tingkat syok meningkat
c. Perfusi perifer meningkat i. Perfusi renal meningkat
d. Sirkulasi spontan meningkat j. Perfusi gastrointestinal meningkat
e. Keseimbangan cairan meningkat k. Tingkat infeksi menurun
f. Keseimbangan elektrolit miningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Mesin syringe pump
c. Spuit 50 cc, 20 cc, 10 spuit, atau 5 cc
d. Perfusor line
e. Tree way, jika perlu
f. Obat sesuai program
g. Cairan pelarut (NaCl 0,9 %, water for injection, atau D5W), jika perlu
h. Standar infus
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Campurkan obat dengan pelarut
7. Sambungkan perfusor line ke spuit dan pastikan tidak ada gelembung udara
8. Pasang three-way jika belum dipasang
9. Atur three-way untuk menutup aliran intravena ke pasien
10. Sambungkan perfusor line ke three-way
11. Atur three-way untuk membuka aliran intravena ke pasien
12. Hubungkan syring pump ke sumber litrik
13. Hidupkan mesin syringe pump dan pastikan mesin berfungsi dengan baik
14. Pasang spuit ke mesin syringe pump
15. Atur kecepatan aliran sesuai dosis obat yang diprogramkan
16. Tekan tombol start untuk memulai mengalirka obat
17. Pastikan obat mengalir dengan baik
18. Lepaskan sarung tangan
19. Lakukan cuci tangan 6 langkah
20. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien

7. DUKUNGAN PERAWATAN DIRI : MANDI


DEFINISI : Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan pembersihan tubuh dengan air.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Defisit prawatan diri 2. Gangguan mobilitas fisik


LUARAN KEPERAWATAN

a. Perawatan diri meningkat b. Mobilitas fisik meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien mengunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir atau
rekamedis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah2 prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
a. Sarung tangan bersih
b. Handuk mandi 2 buah
c. Selimut mandi
d. Sabun mandi
e. Waskom 2 buah berisi air hangat (43-46 C)
f. Pakaiyan bersih
g. Linen tambahan, jika pernu
h. Lotion jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarungtangan bersih
6. Jaga perivasi pasien
7. Buka pakaiyan pasien dan perhatikan adanya luka, selang infus, atau alat-alat kesehatan
lainya
8. Tutup bagian tubuh yang terbuka dengan selimut mandi
9. Bersihkan area wajah dan kepala
a. Letakan handuk di bawah kepala hingga leher
b. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
c. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lalu di keringkan
d. Menggulung handuk
10. Bersihkan area lengan
a. Letakan handuk memanjang dibawah lengan
b. Bersihkan lengan terjauh terlebih dahulu
c. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian dibilas dengan air
hangat
11. Letakan handuk di atas dada dan abdomen
12. Bersihkan area dada
a. Lipat handuk di area dada kea rah umbilicus
b. Bersihkan dada dengan usapan memanjang dan tegas, lalu leringkan
13. Bersihkan area abdomen
a. Lipat handuk area abdomen kea rah dada
b. Bersihkan abdomen dengan usapan memanjang dan tegas lalu keringkan
14. Bersihkan area kaki
a. Tutp kaki dengan selimut mandi
b. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
c. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun, dibilas dengan
air bersih, kemudian dikeringkan
d. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
15. Bersihkan area punggung
a. Memiringkan pasien kearah perawat
b. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
c. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, kemudian dibilas dengan air
hangat dan dikeringkan
d. Lakukan pengkajian pada punggung dan beri lotion pada punggung
e. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien mengenakan pakaian
16. Bersihkan area genitalia
a. Tawarkan apakah akan membersihkan secara mandiri atau difasiliasi perawat
b. Letakan handuk pada area dada dan perutserta selimut mandi pada area kaki
c. Bersihkan area genetalia lalu keringkan
17. Fasilitasi penggunaan pakaiyan
18. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
19. Lepaskan sarung tangan
20. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
21. Dokumentasikan prosedur yang telah diberikan dan respon pasien

8. PERAWATAN PASCA OPERATIF


DEFINISI : Mengidentifikasi dan memberikan asuhan pada pasien yang telah menjalani
tindakan operasi untuk meningkatkan pemulihan kondisi dan mencegah terjadinya komplikasi..

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Perlambatan pemulihan pascabedah 3. Gangguan integritas kulit/ jaringan


2. Resiko perlambatan pemulihan pascabedah

LUARAN KEPERAWATAN

a. Pemulihan pasca bedah meningkat b. Integritas kulit dan jaringan meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/
atau rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan
b. Cairan antiseptic
c. Jam atau pengukur waktu
d. Oksimetri nadi
e. Spigmomanometer
f. Stetoskop
g. Termometer
h. Selimut penghangat, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Atur pasien dalam posisi aman dan nyaman (seperti semi fowler, fowler, berbaring miring,
atau posisi lainnya sesuai kebutuhan)
7. Monitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen (setiap 15 menit pada jam pertama, setiap 30
menit pada 2 jam berikutnya, setiap jam selama 4 jam berikutnya, dan akhirnya setiap 4 jam)
8. Berikan selimut penghangat, jika perlu
9. Periksa warna dan kondisi kulit
10. Periksa balutan (meliputi warna, bau, adanya drainase, dan jumlah drainase)
11. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
12. Lepaskan sarung tangan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
14. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien

9. PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)


DEFINISI : Mempersiapkan dan memasang selang yang dimasukkan melalui hidung,
tenggorokan sampai kedalam lambung.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Defisit Nutrisi 4. Gangguan menelan


2. Risiko Defisit Nutrisi 5. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
3. Risiko Aspirasi 6. Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal

LUARAN KEPERAWATAN

a. Status Nutrisi membaik c. Status Menelan Membaik


b. Tingkat Aspirasi Menurun d. Motilitas Gastrointestinal Membaik

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan menimal dua dua identitas (nama lengkap,tanggal


lahir,dan/atau nomer rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Selang nasogastrik sesuai ukuran
c. Jeli
d. Catheter tip atau spuit sesuai kebutuhan
e. Stetoskop
f. Plester
g. Tisu
h. Bengkok
i. Pengalas
j. Kertas pH jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Posisikan semi-Fowler
7. Letakkan pengalas di dada pasien
8. Tentukan panjang selang nasogastric dengan mengukur dari ujung hidung ke telinga lalu ke
prosesus xiphoideus
9. Tandai panjang selang yang telah diukur
10. Periksa kepatenan lubang hidung
11. Lumasi ujung selang nasogastrik sekitar 10 cm dengan jeli
12. Masukkan selang perlahan tapi tegas melalui lubang hidung sampai batas yang telah diukur
13. Anjurkan menundukkan kepala saat selang nasogastrik mencapai nasofaring
14. Anjurkan menelan saat selang nasogastrik dimasukkan
15. Periksa posisi ujung selang dengan cara :
a. Memasukkan selang sekitar 10 mL udara ke dalam selang dan auskultasi bunyi udara
pada lambung
b. Aspirasi cairan lambung
c. Cek keasaman cairan lambung dengan kertas pH
16. Fiksasi selang nasogastrik pada hidung dengan plester
17. Rapikan pasien dan alat-alat yang telah digunakan
18. Lepaskan sarung tangan
19. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
20. Dokumentasi ukuran NGT, Panjang NGT yang dimasukkan, lubang hidung yang digunakan,
pengecekan posisi NGT yang dilakukan oleh respons pasien selama prosedur

10. PENGATURAN VENTILASI MEKANIK


DEFINISI : Mengelola pemberian sokongan napas buatan, baik melalui alat bantu napas non
invasive maupun invasive

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif 4. Gangguan Ventilasi Spontan


2. Gangguan Pertukaran Gas 5. Gangguan Penyapihan Ventilator
3. Pola Napas Tidak Efektif

LUARAN KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Napas Meningkat d. Ventilasi Spontan Meningkat


b. Pertukaran Gas Meningkat e. Penyapihan Ventilator Meningkat
c. Pola Napas Membaik

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitass (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Siapkan alat dan bahan yag diperlukan:
a. Mesin Ventilator
b. Bag Valve Mask
c. Set Sirkuit Ventilator
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Hubungkan mesin ventilator dengan sumber oksigen
5. Rangkai set sirkuit pada ventilator
6. Hidupkan mesin entilator
7. Lakukan kalibrasi ventilator dengan tes kebocoran
8. Atur mode ventilator, sesuai kebutuhan
9. Hubungkan alat bantu napas (ETT, LMA, masker CPAP) dengan sirkuit ventilator
10. Siapkan BVM di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin
11. Monitor respons pasien terhadap ventilator mekanik
12. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
14. Dokumentasikan mode ventilator yang diberikan dan respons pasiren terhadap venntilasi
mekanik

11. PERAWATAN LUKA


DEFINISI : Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi luka

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan integritas kulit/jaringan 3. Nyeri kronis


2. Nyeri akut 4. Resiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Integritas kulit dan jaringan meningkat c. Tingkat infeksi menurun


b. Tingkat nyeri menurun

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Sarung tangan bersih
b. Sarung tangan steril
c. Cairan antiseptic
d. Alat cukur rambut,jika perlu
e. Set perawatan luka
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Monitor karakteristik luka (meliputi drainase, warna, ukuran dan bau)
7. Monitor tanda-tanda infeksi
8. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
9. Cukur rambut sekitar daerah luka, jika pelu
10. Lepaskan sarung tangan bersih dan pasang sarung tangan steril
11. Bersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nontoxic, sesuai kebutuhan
12. Bersihkan jaringan nekrotik, jika ada
13. Berikan salep yang sesuai dengan kondisi luka, jika perlu
14. Pasang balutan sesuai jenis luka
15. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
16. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
17. Anjurkan konsumsi makanan tinggi kalori dan protein
18. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
19. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
20. Lepaskan sarung tangan

12. PEMBERIAN TERAPI OBAT INTRAVENA MELALUI SELANG INFUS


DEFINISI : Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui
kateter intravena

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Hipovolemia 7. Resiko perfusi serebral tidak efektif


2. Resiko hipovolemia 8. Resiko perfusi renal tidak efektif
3. Resiko penurunan curah jantung 9. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
4. Resiko perfusi perifet tidak efektif 10. Resiko infeksi
5. Resiko perfusi miokard tidak efektif
6. Rsiko syok

LUARAN KEPERAWATAN

a. Status cairan membaik f. Perfusi serebral meningkat


b. Curah jantung meningkat g. Perfusi renal tidak meningkat
c. Perfusi perifer meningkat h. Perfusi gastrointestinal meningkat
d. Perfusi miokard meningkat i. tingkat infeksi menurun
e. Tingkat syok menurun

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau No RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Obat IV sesuai program
c. Alcohol swab
d. Sfuit sesuai kebutuhan
e. Cairan pelarut, jika perlu
f. Safety box
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pastikan ketepatan dan kepatenan akses IV
9. Lakukan double check, terutama untuk obat high alert
10. Bersihkan akses IV dengan menggunakan alcohol swab
11. Sambungkan sfuit dengan injeksi site selang infus
12. Hentikan aliran infus dengan mengunci roller clamp pada selang infus
13. Tarik sedikit plunger sfuit sampai terlihat darah pada selang infus
14. Injeksikan obat dengan kecepatan yang direkomendasikan
15. Monitor respon pasien selama injeksi obat
16. Lepaskan sfuit dari injection site selang infus
17. Buang jarum dan sfuit kedalam safety box tanpa recapping (menutup kembali jarum)
18. Atur kecepatan tetesan infus seperti semula atau sesuai kebutuhan
19. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
20. Lepaskan sarung tangan
21. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
22. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

13. PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL


DEFINISI : Memberikan tambahan oksigen dengan selang nasal mengatasi kondisi kekurangan
oksigen jaringan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 7. Risiko Syok


2. Gangguan Pertukaran Gas 8. Resiko perfusi periper tidak efektif
3. Penurunan Curah Jantung 9. Resiko perfusi serebral tidak efektif
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif 10. Resiko gangguan sirkulasi spontan
5. Risiko Penurunan Curah Jantung 11. Intoleransi aktivitas
6. Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif 12. Resiko intoleransi aktivitas

LUARAN KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Napas Meningkat f. Tingkat syok menurun


b. Pertukaran Gas Meningkat g. Perfusi serebral meningkat
c. Curah Jantung Meningkat h. Sirkulasi spontan meningkat
i. Toleransi aktivitas meningkat
d. Perfusi Perifer Meningkat
e. Perfusi Miokard Meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minima dua identitas (nama lengkap.tanggal lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen sentral)
b. Selang nasal kanul Flowmeter oksigen
c. Humidifier
d. Cairan steril
e. Stetoskop
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Tuangkan cairan steril ke humidifier kesumber oksigen
6. Pasang flowmeter dan humidifier ke sumber oksigen
7. Sambungkan selang nasal kanul ke humidifier
8. Atur aliran oksigen 2-4 L/menit, sesuai kebutuhan
9. Pastikan oksigen mengalir melalui selang nasal kanul
10. Tempatkan cabang kanul pada lubang hidung
11. Lingkarkan selang mengitari belakang telinga dan atur pengikatnya
12. Monitor cuping, septum, dan hidung luar terhadap adanya gangguan integritas mukosa/kulit
hidung setiap 8 jam
13. Monitor kecepatan oksigen dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya napas, bunyi paru,
saturasi oksigen) setiap 8 jam atau sesuai indikasi
14. Pasang tanda "Oksigen sedang Digunakan" di dinding di belakang tempat tidur dan di pintu
masuk kamar, jika perlu
15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

14. IRIGASI KOLOSTOMI


DEFINISI : Mengeluarkan isi kolon (feses) secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air
dengan suhu sama dengan tubuh/hangat.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan eliminasi fekal 2. Risiko infeksi

LUARAN KEPERAWATAN

a. Eliminasi fekal membaik b. Tingkat infeksi menurun

PROSEDUR
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan
b. Pengalas
c. Tiang infus
d. Air hangat
e. Kateter
f. Cone-tip
g. Jeli
h. Sabun
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Letakkan pengalas dibawah kolostomi
7. Isi kantung irigasi dengan air yang tersedia( air hangat atau air khusus untuk irigasi)
8. Gantung kantung irigasi pada tiang infus
9. Air kedalam selang dan hindari adanya udara dalam plastik
10. Lepaskan kantung stoma lalu pasang plastic irigasi dan masukkan ujung selang ke stoma
11. Letakkan plastic irigasi ke dalam kloset atau kantung pembuangan
12. Hubungan cone-tip kateter dengan kateter dan beri jeli
13. Masukkan cobe-tip ke dalam stoma dan tangan tetap memegang cone-tip
14. Alirkan air dengan aliran yang cukup (10-15 menit)
15. Lambatkan aliran jika terdapat tanda-tanda kram abdomen
16. Klem kateter dan tutup stoma 15-20 menit
17. Biarkan sampai semua feses keluar setelah 40-60 menit
18. Bersihkan area stoma dengan sabun dan air
19. Pasang kembali kantung stoma
20. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
21. Lepaskan sarung tangan
22. Lakukan bersihkan tangan 6 langkah
23. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

15. PEMASANGAN AKSES INTRAVENA


DEFINISI : Menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah vena perifer untuk pem cairan,
obat-obatan, dan produk darah.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif 11. Risiko gangguan sirkulasi spontan
2. Penurunan curah jantung 12. Risiko perfusi gastronintestinal tidak el
3. Hipervolemia 13. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
4. Risiko penurunan curah jantung 14. Hipovolemia
5. Risiko ketidakseimbangan cairan 15. Risiko infeksi
6. Risiko perfusi miokard tidak efektif 16. Risiko hipovolemia
7. Diare 17. Risiko perfusi perifer tidak efektif
8. Perfusi perifer tidak efektif gangguan sirkulasi spontan
9. Ikterik neonatus 18. Risiko syok
10. Risiko perfusi renal tidak efektif

LUARAN KEPERAWATAN

a. Curah jantung meningkat g. Status cairan membaik


b. Integroitas kulit dan jaringan h. Kapasitas adaptif intrakranial meningkat
c. Perfusi miokard meningkat perfusi perifer i. Tingkat infeksi menurun
meningkat j. Keseimbangan cairan meningkat
d. Tingkat syok menurun k. Eliminasi fekal membaik
e. Sirkulasi meningkat
f. Perfusi renal meningkat perfusi
gastronintestinal meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Torniket
a. Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/anak no. 24, dewasa no. 20 atau 22.
b. geriatri no. 22 atau 24)
c. Alcohol swab
d. Balutan transparan (transparent dressing) atau kasa
e. Plester
f. Set infus atau injection plug
g. Cairan infus, jika perlu
h. Pengalas
i. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan);
a. Sambungkan set infus dengan wadah cairan
b. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan infuse
c. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
d. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Pilih vena yang akan diinsersi:
a. Vena pada ektremitas non-dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat luka,
fistula, untuk dialisis, riwayat mastektomi)
b. Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian
4. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Dilatasikan vena dengan memasang torniket 15-20 cm di atas vena yang akan diinsersi,
dan/atau beberapa metode ini:
a. Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
b. Kepalkan telapak tangan
c. Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari
d. Masase dari arah distal ke proksimal di bawah vena yang akan diinsersi
e. Kompres hangat pada area insersi
7. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan alcohol swab
8. Regangkan kulit di bawah vena yang akan diinsersi deng
9. Insersikan kateter pada vena dengan sudut 10-30° dengan tangan dominan
10. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan tarik sedikit stilet
11. Dorong kateter hingga mencapai pangkalnya
12. Lepaskan torniket

16. FISIOTERAPI DADA


DEFINISI : Memobilisasi sekresi jalan napas melalui perkusi, getaran dan drainase postural.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif 3. Gangguan ventilasi spontan


2. Gangguan pertukaran gas

LUARAN KEPERAWATAN

a. Bersihan jalan napas meningkat c. Ventilasi spontan meningkat


b. Pertukaran gas meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir, dan/atau
nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Bengkok berisi cairan desinfektan
c. Tisu
d. Suplai oksigen, jika perlu
e. Set suction, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Periksa status pernapasan (meliputi frekuensi napas, kedalaman napas, karakteristik sputum,
bunyi napas tambahan)
7. Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan sputum
8. Gunakan bantal untuk mengatur posisi
9. Lakukan perkusi dengan posisi tangan ditangkupkan selama 3-5 menit
10. Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, daerah insisi, tulang rusuk
yang patah
11. Lakukan vibrasi dengan posisi tangan rata bersamaan dengan ekspirasi melalui mulut
12. Lakukan pengisapan sputum, jika perlu
13. Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
14. Rapikan pasien dan alat-alat yang di gunakan
15. Lepaskan sarung tangan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
17. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan, karakteristik sputum dan respon pasien

17. BATUK EFEKTIF


Latihan batuk efektif

Subkategori : fisiologis Kategori : Respirasi

Definisi :

Melatih kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan faring, trakea dan
bronkus dari sekret atau benda asing di jalan napas.

Diagnosis Keperawatan

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 3. Perlambatan pemulihan


2. Gangguan Pertukaran Gas pascabedah
meningkat 4. Disrefleksia otonom

Luaran Keperawatan

a. Bersihan Jalan Napas Meningkat c. Perlambatan pemulihan


b. Pertukaran Gas Meningkat pascabedah
d. Status neurologis membaik

Prosedur

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap,


tangga lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
c. Sarung tangan bersih, jika perlu
d. Tisu
e. Bengkok dengan cairan disfektan
f. Suplai oksigen ,jika perlu
g. Pengalas atau underpad
14. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
15. Pasang sarung tangan bersih ,jika perlu
16. Identifikasi kemampuan batuk
17. Atur posisi semi fowler dan fowler
18. Anjurkan menarik napas melalui hidung selama 4 detik menahan napas
selama 2 detik, kemudian menghembuskan napas dari mulut dengan bibir
dibulatkan (mencucu) selama 8 detik
19. Anjurkan mengulangi tindakan menarik napas dan hembuskan selama 3 kali
20. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
21. Kolaboraso pemberian mukolitik dan ekspektoran, jika perlu
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien .

18. PENGHISAPAN JALAN NAPAS


DEFINISI : Membersihkan sekret dengan memasukkan kateter suction bertekanan negative ke
dalam mulut, nasofaring, trakea dan/atau endotracheal tube (ETT)

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


2. Gangguan Ventilasi Spontan
3. Gangguan Penyapihan Ventilator
4. Risiko Aspirasi
5. Gangguan Menelan
6. Gangguan Sirkulasi Spontan
7. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan

LUARAN KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Napas Meningkat


b. Ventilasi Spontang Meningkat
c. Penyapihan Ventilator Meningkat
d. Tingkat Aspirasi Menurun
e. Status Menelan Meningkat
f. Sirkulasi Spontan Meningkat

PROSEDUR

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tangga lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan steril (untuk nasofaring, trakea dan ETT) atau sarung tangan bersih
(untuk mulut)
b. Masker dan google, jika perlu
c. Selang suction, sesuai ukuran
d. Selang penyambung
e. Mesin suction
f. Kom steril berisi cairan steril
g. Tisu
h. Pengalas
i. Sumber oksigen
j. Stetoskop
k. Oksimetri nadi
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Posisikan semi fowler
6. Auskultasi suara nafas
7. Pasang oksimetri nadi
8. Letakkan pengalas dibawah dagu atau dada
9. Hubungkan selang penyambung ke mesin suction
10. Hubungkan selang penyambung dengan ujung selang suction
11. Nyalakan mesin suction dan atur tekanan negative, sesuai kebutuhan (dewasa 120-150
mmHg, anak 100-120 mmHg, bayi 60-100 mmHg)
12. Berikan oksigenasi 100% minimal 30 detik dengan selang oksigen
13. Pasang sarung tangan steril
14. Lakukan penghisapan tidak lebih dari 15 detik
15. Lakukan penghisapan pada ETT terlebih dahulu lalu hidung dan mulut, jika pasien terpasang
ETT
16. Bilas selang suction dengan cairan steril
17. Berikan kesempatan bernafas 3-5 kali sebelum penghisapan berikutnya
18. Monitor saturasi oksigen selama penghisapan
19. Lepas dan buang selang suction
20. Matikan mesin suction
21. Auskultasi kembali suara nafas
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan warna, jumlah, konsistensi sputum, kemampuan batuk, saturasi oksigen,
dan suara nafas, serta respons pasien

19. RESUSITASI JANTUNG PARU PADA PASIEN ANAK


Resusitasi jantung paru pada pasien anak
Subkategori : fisiologis Kategori : sirkulasi

Definisi :

Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti napas dan henti jantung
dengantehnik kombinasi kompresi pada dada dan bantuan napas pada pasien anak.

Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan sirkulasi spontan


2. Gangguan ventilasi spontan

Luaran Keperawatan

a. Sirkulasi spontan meningkat


b. Gangguan ventilasi meningkat

Prosedur

1. Periksa respon pasien dengan memanggil, menepuk bahu dan/atau


memberikan rangsangan nyeri
2. Aktifkan emergency medical system atau berteriak meminta tolong
3. Pasang sarung tangan bersih, jika memungkinkan
4. Posisikan pasien ditempat datar dan keras
5. Atur posisi penolong berlutut di samping dada pasien (jika pasien dilantai)
atau berdiri disamping dada pasien (jika pasien ditempat tidur)
6. Periksa nadi karotis dan napas secara bersamaan dalam waktu <10 detik
7. Lakukan rescue breathing jika nadi karotis teraba tapi tidak ada napa
8. Lakukan kompresi dad jika nadi karotis tidak teraba:
a. Posisikan timit telapak tangan pada pertengahan dada atau seperdua bawah
sternum
b. Lakukan kompresi dad dengan dengan kecepatan 100-120 kali/menit dan
kedalam 4 cm atau sepertiga ketinggian dada

9. Bukan dan bersihkan jalan nafas dengan tehnik head tilt-chin lift atau jaw
thrust (jika curuga cedera servikal)
10. Berikan bantuan napas (ventilasi ) 2 kali dengan menggunakan BVM
11. Lakukan komresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2(untuk 1 orang
penolong) atau 15:2 (untuk 2 orang penolong) sebanyak 5 siklus atau sekitar
2 menit
12. Periksa nadi karotis dan napas setiap 2 menit atau 5 siklus
a. Lakukan RJP kembali jika nado karotis belum terba
b. Lakukan rescue breathing 10-12 kali/menit jika nadi akrotisteraba dan
napas tidak ada
13. Berikan posis pemulihan (recovery position) jika nadi karotis teraba dan pasa
ada tetapi belum sadar( jika pasien dilantai ) atau berikan posisi semi fowler
(jika ditempat tidur)
14. Lepas sarung tangan
15. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
16. Dokumentai prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.

Anda mungkin juga menyukai