PERSALINAN DISTOSIA
DISUSUN OLEH:
1. TANIA HARTATI R
2. NITA SULASTIA W
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perdarahan pasca persalinan”
Makalah ini telah kami susun denganmaksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
KELOMPOK I2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian persalinan distosia............................................................3
2.2 Penyebab persalinan distosia……………………………………..3
2.3 Resiko kejadian persalinan distosia………………………………5
2.4 Angka kejadian persalinan distosia di Indonesia dan NTB………6
2.5 Anatomi persalinan distosia………………………………………8
2.6 Patofisiologi dan pathway distosia……………………..............14
2.7 Tanda dan gejala persalinan distosia……………………………..16
2.8 Penatalaksanaan persalinan distosia………………………………16
2.9 Pencegahan persalinan distosia…………………………………...17
2.10 Askep persalinan distosia.................................................................18
BAB III PENUTUP........................................................................................24
3.1 Kesimpulan.........................................................................................24
3.2 Saran………………………………………………………………24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
3
3) Distosia karena kelainan tenaga/ His
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia
uteri sering dijumpai pada multi gravid, factor herediter, emosi dan
kekuatan, salah pimpinan persalinan pada kala II atau salah pemberian
obat seperti oksitosin dan obat penenang.
4) Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau
keabnormalan saluran reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau
pengeluaran janin.
5) Distosia karena kelainan janin
1) Bayi besar
a. Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir
mencapai 4000-5000 gram atau lebih
b. Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan
bayi besar
c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia
sebelumnya, maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali
melahirkan makrosomia dibandingkan wanita yang belum pernah
melahirkan bayi makrosomia karena umumnya berat seorang bayi
yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-120 gr.
2) Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan
tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid.
3) Anencephalus
Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur
ibu, factor hormonal.
4) Kembar siam
4
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya
bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal
terpisah secara sempurna. Karena terjadinya pemisahan yang lambat,
maka pemisah anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD
1998).
5) Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus
plasenta dalam waktu singkat) berupa : aktivitas uterus, yang
berlebihan, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin,
hipotensi ibu, kompresi vena kava, posisi terlentang, perdarahan
ibu, solusio plasenta, plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus
plasenta dalam waktu lama) berupa penyakit hipertensi.
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan
mengalami hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami
toleransi glukosa terganggu, dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi
(penekanan) tali pusat.
a. Maternal
1) Kelainan anatomi panggul
2) Diabetes Gestational
3) Kehamilan postmatur
4) Riwayat distosia bahu
5) Tubuh ibu pendek
b. Fetal
Dugaan makrosomia
c. Masalah persalinan
5
1) Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)
2) “Protracted avtive phase” pada kala I persalinan
3) “Protracted” pada kala II persalinan
Tabel 1. Distribusi Pasien Distosia Remaja setiap tahun di BLU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2013
Umur n %
13-15 tahun - -
16-19 tahun 12 100
Total 12 100
6
Tabel 3. Distribusi Pasien Distosia pada Remaja Menurut Etiologi di BLU
RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2012 - 31 Desember
2013
Etiologi n %
Power 2 16,67
Passanger 7 58,33
Passage 3 25
Total 12 100
Pada tabel 4 ditemukan tindakan utama yang paling banyak dilakukan pada
kasus distosia yaitu operasi seksio (66,67%).
Tindakan n %
Partus spontan :
Ekstraksi forcep 3 25
Ekstraksi vakum 1 8,33
Abdominal
Operasi seksio 8 66,67
Total 12 100
7
2.5 Anatomi
TULANG-TULANG PANGGUL
Bidang atas saluran ini normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu-
atas panggul (pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu
bidang seperti pintu-atas panggul, akan tetapi terdiri atas dua bidang,
disebut pintu-bawah panggul (pelvic outlet).
8
Pintu-atas panggul
9
Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian Caldwell dan
Moloy, 121), yang mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut.
1. Jenis ginekoid : panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas
panggul hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior kira-kira
sama dengan diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 45%
wanita.
2. Jenis android : bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Jenis ini
ditemukan pada 15% wanita.
3. Jenis antropoid : bentuk pintu atas panggul agak lonjong, seperti telur.
Panjang diameter antero-posterior lebih besar daripada diameter
transversa. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
4. Jenis platipelloid : sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang
menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih
besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5%
wanita.
10
11
Pintu-bawah panggul
12
dengan ujung os sakrum dan segi tiga lainnya yang alasnya juga garis
antara kedua tubera ossis iskii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir-
bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut (arkus
pubis). Dalam keadaan normal besarnya sudut ini ± 90˚ atau lebih sedikit.
Bila kurang sekali dari 90˚, maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan
karena memerlukan tempat lebih banyak dorsal. Dalam hal ini perlu
diperhatikan apakah ujung os sakrum tidak menonjol ke depan hingga
kepala janin tidak dapat dilahirkan. Jarak antara kedua tuber ossis iskii
(distansia tuberum) – diambil dari bagian dalamnya – adalah ± 10,5 cm.
Bila lebih kecil, jarak antara tengah-tengah distansia tuberum ke ujung
sakrum (diameter sagitalis posterior) harus cukup panjang agar bayi
normal dapat dilahirkan.
13
Ruang panggul (pelvic cavity)
14
2.6 Patofisiologi dan Pathway
15
Pathway
DISTOSIA PERSALINAN
serviks
persalinan
Gangguan rasa
nyaman
1. Gelisah
16
2. Letih
3. Suhu tubuh meningkat
4. Nadi dan pernafasan cepat
5. Edem pada vulva dan serviks
6. Bisa jadi ketuban berbau janin
Gejala lain :
2.8 Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
b. Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
c. Kolaborasi dalam pemberian :
1) Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
2) Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau
morvin 10 mg (IM)
3) Perbaiki keadaan umum
4) Dukungan emosional dan perubahan posisi
5) Berikan cairan
2. Penanganan Khusus
a. Kelainan His
1) TD diukur tiap 4 jam
2) DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
3) Pemeriksaan dalam :
- Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
17
- Berikan analgetik seperti petidin, morfin
- Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
b. Kelainan janin
1) Pemeriksaan dalam
2) Pemeriksaan luar
3) MRI
4) Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun
sekunder pada akhir persalinan.
c. Kelainan jalan lahir
Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium)
persalinan dengan SC (seksio caesarea).
2.9 Pencegahan Distosia
1. Status gizi ibu saat hamil
2. Senam hamil secara teratur
3. Mengontrol kehamilan
4. Persiapan mental menjelang persalinan
5. Asuhan persalinan yang baik
18
a. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama,
suku/bangsa.
b. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya
keluhan nyeri dan cemas.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami distosia sebelumnya, apakah
ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia,
panggul sempit, apakah ada riwayat DM, apakah ada riwayat kembar
dll.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan
letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah,
DM, eklamsi dan pre eklamsi.
4) Pengkajian pola fungsional (Dongoes)
a) Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan, kurang energi, letargi, penurunan
penampilan
b) Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat, mungkin menerima magnesium
sulfat untuk hipertensi karena kehamilan
c) Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
d) Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
19
sedang, dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah
persalinan terjadi, fase laten dapat memanjang,
f) Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap, pemerisaan vagina dapat
menunjukkan janin dalam malposisi, penurunan janin mungkin
kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam
pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan, dapat mengalami versi
eksternal setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
g) Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara, uterus mungkin distensi
berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel, janin besar atau
grand multiparis.
20
keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaan
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
5) Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem
pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya
kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa.
6) Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk
panggul dan kelainan tulang belakang.
e. Analisa Data
21
postur tubuh berubah serviks
Penekanan bahu
pada panggul
menuju vagina
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakseimbangan cairan b/d prosedur pembedahan mayor
b. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan stimulus lingkungan
c. Resiko cedera pada janin bd malposisi janin
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. Risiko NOC NIC
ketidakseimbangan Fluid balance Fluid management
cairan b/d prosedur Hydration a. Pertahankan
pembedahan mayor Nutritional status : catatan intake dan
Definisi : berisiko Food and Fluid output yang
mengalami penurunan, Intake akurat
peningkatan atau Kriteria Hasil : b. Monitor status
22
percepatan Mempertahankan dehidrasi
perpindahan cairan urine output sesuai (kelembaban
dari intravaskuler, dengan usia dan BB, membran
interstisial atau BJ urine normal, HT mukosa, nadi
intraseluler normal adekuat, tekanan
Faktor risiko Tekanan darah, nadi, darah ortostatik),
a. Kehilangan volume suhu tubuh dalam jika diperlukan
cairan aktif batas normal c. Monitor vital sign
b. Kurang Tidak adatanda- d. Kolaborasikan
pengetahuan tanda dehidrasi, pemberian cairan
c. Penyimpangan Elastisitas turgor IV
yang kulit baik, membran e. Monitor status
mempengaruhi mukosa lembab, gizi
absorbs cairan tidak ada rasa haus f. Kolaborasi
d. Penyimpangan yang berlebihan dengan dokter
yang g. Atur
mempengaruhi kemungkinan
akses cairan transfusi
e. Penyimpangan Hypovolemia
yang management
mempengaruhi a. Monitor status
asupan cairan cairan termasuk
f. Kehilangan intake dan output
berlebihan melalui cairan
rute normal (mis., b. Pelihara IV line
diare) c. Monitor tingkat
g. Usia lanjut Hb dan
h. Berat badan hematokrit
ekstrem d. Monitor tanda
i. Faktor yang vital
mempengaruhi e. Monitor respon
kebutuhan cairan pasien terhadap
23
(mis., status penambahan
hipermetabolik) cairan
f. Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
2. Gangguan rasa NOC NIC
nyaman b/d gangguan Ansiety Anxiety Reduction
stimulus lingkungan Fear Leavel (penurunan
Definisi : merasa Sleep Deprivation kecemasan)
kurang senang, lega, Comfort, Readines a. Gunakan
dan sempurna dalam for Enchanced pendekatan yang
dimensi fisik, Kriteria Hasil: menenangkan
psikospiritual, Mampu mengontrol b. Nyatakan dengan
lingkungan, dan sosial. kecemasan jelas harapan
Batasan karakteristik Status lingkungan terhadap pelaku
a. Ansietas yang nyaman pasien
b. Menangis Mengontrol nyeri c. Jelaskan semua
c. Gangguan pola Kualitas tidur dan prosedur dan apa
tidur istirahat adekuat yang dirasakan
d. Takut Agresi pengendalian selama prosedur
e. Ketidakmampuan diri d. Pahami prespektif
untuk rileks Respon terhadap pasien terhadap
f. Iritabilitas pengobatan situasi stres
g. Merintih Kontrol gejala e. Temani pasien
h. Melaporkan Status kenyamanan untuk memberikan
merasa meningkat keamanan dan
dingin/panas Dapat mengontrol mengurangi takut
i. Melaporkan ketakutan f. Bantu pasien
perasaan tidak Support social mengenal situasi
nyaman Keinginan untuk yang
j. Gelisah hidup menimbulkan
Faktor yang kecemasan
berhubungan g. Dorongan pasien
24
a. Gejala terkait untuk
penyakit mengungkapkan
b. Sumber yang perasaan,
tidak adekuat ketakutan, persepsi
c. Kurang h. Instruksikan
pengendalian pasien
lingkungan menggunakan
d. Kurang privasi teknik relaksasi
e. Kurang kontrol Environment
situasional Management Confort
f. Stimulasi Pain Management
lingkungan yang
mengganggu
g. Efek samping
terkait terapi
(mis.,medikasi,ra
diasi)
3. Resiko cedera janin NOC NIC
berhubungan dengan DJJ 120-160 Electronic fetal
malposisi janin Frekuensi monitoring :
perpindahan janin Antepartum
Nonstress test a. Kaji riwayat
kehamilan,
tentukan faktor
resiko yang
memerlukan
pemeriksaan
kehamilan untuk
mengetahui
keadaan janin
b. Periksa TTV ibu
c. Kaji status janin
sebelumnya
25
d. Periksa TD ibu
dan DJJ sebelum
memulai
memonitor
keadaan janin
e. Lakukan
maneuver leopard
untuk mengetahui
posisi janin
f. Memberikan
edukasi maternal
yang berkaitan
dengan tes
antepartum
seperti : nonstress
test
g. Pada kehamilan
kembar
dokumentasi hasil
temuan kontraksi
yang simultan
h. Untuk
membedakan janin
yang kembar
gunakan hasil
temuan dari dua
monitor fetal
(kontraksi yang
simultan) sebagai
perbandingan data
i. Kolaborasi dengan
dokter dan bidan
26
j. Berikan panduan
antisipasi untuk
hasil yang
abnormal dari
nonstress test
k. Ingatkan klien
untuk pemeriksaan
selanjutnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi. Ada beberapa penyebab distosia antara lain
kelainan tenaga/his, kelainan jalan lahir, kelainan letak dan bentuk janin.
27
Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat
membantu mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang
berhubungan dengan resiko tinggi persalinan pada distosia. Dimana dengan
perencanaan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
28
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3.Jogjakarta:
Mediaction
29