MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS
Yang dibina oleh Ibu Sumirah Budi Pertami, S.Kep.Ns, M.Kep
Oleh : kelompok 3
1. Dila Rosita (P17210204157)
2. Dyachnoza Ayu Oktavianti (P17210204160)
3. Sukma Angela Rahmaningrum (P17210204166)
4. Adinda Ayu Sasadila (P17210204174)
5. Saidah Fitri (P17210204185)
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat
dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Tak
lupa penulis panjatakan shalawat serta salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW. semoga
syafatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Selama proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan semangat dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada:
Penulisan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada kasus Partus Kasep ” ini bertujuan
untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas.
Akhirul kalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Aminn
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 5
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi Partus Kasep 6
2.2 Etiologi Partus Kasep 6
2.3 Patofisiologi Partus Kasep 7
2.4 Pathway 8
2.5 Tanda gejala Partus Kasep 9
2.6 Pemeriksaan penunjang Partus Kasep 9
2.7 Penatalaksanaan Partus Kasep 9
2.8 Komplikasi Partus Kasep 10
2.9 Konsep Askep Partus Kasep 10
BAB III DOKUMENTASI KASUS 26
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan 41
3.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Bagaimana patofisiologi dari Ketuban Pecah Dini?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari Ketuban Pecah Dini?
5. Bagaimana pathway dari Partus Kasep?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari Partus Kasep?
7. Bagaimana komplikasi dari Partus Kasep?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari Partus Kasep?
5
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
Partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah berlangsung lama
dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya.
Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan
sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (pada primipara 20 jam,
multipara 14 jam) dan fase aktif (pada primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm perjam pada
multipara) atau kala pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara 1 jam), maka kemungkinan
dapat terjadi partus kasep.
2.1.2 Etiologi
Sebab-sebab terjadinya partus kasep ini multikompleks dan tidak terlepas dari pads
pengawasan saat hamil. Pertolongan persalinan yang baik dan benar penatalaksanaannya apabila
pada pemantauan kemajuan persalinan dijumpai partus kasep, maka harus di cari faktor
penyebabnya yang mungkin berasal dari salah satu faktor berikut:
1) Power (tenaga)
Power adalah kekuatan yang mendorong anak untuk keluar seperti:
a) Kelainan tenaga mengedan, tenaga ibu yang lemah sehingga tidak ada tenaga
untuk mengedan.
b) CPD (Cephalo Pelvic Dysproportion)
2) Passage (jalan akhir)
Passage yang menyebabkan partus kasep adalah:
a) Panggul sempit
b) Adanya tumor jalan lahir
c) Serviks yang kaku.
3) Passanger (janin)
a) Kelainan bentuk dan besar janin
b) Kelainan letak, seperti lintang, letak sungsang.
c) Presentasi rangkap/ganda
d) Kelainan kongenital (hydrochepalus).
4) Psikis (kejiwaan)
Personality kepribadian pada aspek kejiwaan ibu yang akan bersalin
5) Provider (penolong)
7
Penolong persalinan yang tidak terlatih dalam memimpin persalinan sehingga terjadi
kemacetan.
2.1.3 Patofisiologi
Terdapat beragam sebab terjadinya kemacetan dalam persalinan yang dapat menimbulkan
komplikasi (partus kasep) yaitu:
Pertama, pintu atad panggul dianggap sempit apakah konjugata vera kurang dari 10cm,
atau diameter transversa kurang dari 12cm. Pada panggul sempit, kesempitan besar kepala
tertahan oleh pintu atas panggul. Maka dalam hal ini dapat mengakibatkan Inersia Uteri serta
lambannya pendataran serviks.
Kedua, kesempitan panggul tengah, ukuran distansia spinarum 9,5cm, apabila kurang
dari 9,5cm kita perlu waspada terhadap kesukaran pada persalinan. Pada panggul tengah
yang sempit lebih sering ditemukan posisi Oksipitalis Posterior Persisten atau presentasi
kepala dalam posisi lintang tetap (Traverse Arrest).
Ketiga, kesempitan pintu bawah panggul merupakan bidang yang datar, tetapi terdiri
dari segitiga depan dan belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia
spinarum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dari biasanya, maka sudut arkus pubis
mengecil (kurang dari 80°), agar kepala janin dapat lahir diperlukan ruangan yang lebih besar
pada bagian belakang pintu bawah panggul dengan diameter sagitalis posterior yang cukup
panjang. Persalinan pervagina fapat dilaksanakan walaupun dengan permukaan luas pada
perinium. Dengan distansia spinarum dengan diameter sagitalis posterior kurang dari 15cm
timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa. (Marthoesodo,dkk,1994).
b. Faktor Anak
Kelainan letak janin misalnya letak sungsang, letak lintang janin besar, kelainan
kongenital.
c. Faktor Tenaga
Kelainan ini sering dijumpai pada primigravida tua, sedangkan Inersia Uteri
sering dijumpai pada Multigravida dan grandemultipara. (Rustam M,1998)
8
Pathway
Factor penyebab
Kelainan
Salah dalam
bentuk panggul Proses persalinan Inersia uteri Inkoordinat
memimpin
tak lancar uteri
persalinan
contraction
Menyebabkan
cefalo pelvic
Pesalinan tak Tidak ada koordinasi Proses persalinan
disproporsi
maju / macet antara bagian atas menjadi lama dan
dan bagian bawah terhenti/ macet
pinggul
Proses persalinan
Fundus lebih dulu
menjadi lama/macet
berkontraksi dari
bagian lain Persalinan tak
maju distolsia
pelvik
Sering timbul pada wanita yang
tidak diberi pengarahan yang
baik tentang proses persalinan
Partus kasep
Dx. Kep
kecemasan 1. Gelisah
2. Suhu badan meningkat Dx. Kep gangguan
3. Berkeringat hubungan ibu dan
Dx. Kep kurang 4. Nadi cepat janin
volume cairan 5. Pernafasan cepat dan mataorismus
6. Didaerah tokal sering dijumpai : ring bandel
Dx. Kep 7. Oedama vulus
Dx. Kep resiko
nyeri akut 8. Oedama serviks
infakal
9. Cairan ketuban berbau, terdapat makorium
- Rehidrasi
- Antibiotika
- Terminasi persalinan : parvaginamatausactiocaesarla
9
1) Pada ibu
Gelisah, letih
Suhu badan meningkat
Berkeringat
Nadi cepat
Pernafasan cepat dan meteorismus
Di daerah lokal sering dijumpai: Ring bendel
Oedema vulva
Oedema serviks
Cairan ketuban berbau, terdapat mekonium
2) Pada janin
Denyut jantung janin cepat/tidak teratur bahkan negatif, sir ketuban terdapat
mekonium, kental kehijauan, berbau
Occiput yang besar
Moulage kepala yang hebat
Kematian janin dalam kandungan
Kematian janin intrapartal. (Rustam M,1998)
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi penderita yang terjadi pada partus kasep dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit, seperti:
a. Pada ibu: Infeksi sampai sepsis, asidosis, dan gangguan elektrolit, dehidrasi sampai syok
dan kegagalan fungsi organ, robekan jalan lahir, fistula vesiko, dan fistula retro vaginalis,
Hemoragi postpartum dan ruputura uteri.
b. Pada bayi: Gawat janin sampai terjadi kematian, infeksi pada janin, kerusakan otak.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas klien
Yang perlu dikaji adalah umur (partus macet biasanya terjadi pada umur 15 – 44
tahun)
b. Identitas penanggung jawab
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan partus kasep biasanya nyeri
berkurang akibat his yang sudah hilang atau melemah akibat proses persalinan yang
lamadan tidak maju, dehidrasi akibat pembatasan cairan, febris, syok.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien merasakan nyeri karena proses persalina yang berjalan lebih dari 24
jam sehingga dapat menimbulkan syok, dehidrasi, rupture uteri, febris, infeksi sampai
sepsis bahkan menimbulkan gawat janin dalam rahim sampai meninggal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Menyangkut riwayat penakit yang pernah diderita yang ada hubungannya dengan
penyakit sekarang.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
11
g. Aktivitas
Pada klien partus kasep aktivitasnya terganggu, pekerjaan atau kegiatan sehai hari
tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin melemah.
h. Gerak dan Keseimbangan
Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalankarena nyeri akibat proses persalinan
memanjang.
i. Kebutuhan Berpakaian
Klien dengan partus kaseptidak mengalami gangguan dalammemenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan
terlindngi oleh kelarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien tetap menjalankan ajaran
agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan persalinan lama biasanya tidak dapa memenuhi kebutuhan bermain
dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
n. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
yang mengarah padaperkembangan yang normal,kesehatan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
8. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada klien denga partus macet adalah :
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien biasanya lemah.
b. Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis.
13
C. RENCANA KEPERAWATAN
terhadap kualitas
hidup : pola tidur,
nafsu makan,
aktivitas, mood,
relationship,
pekerjaan, tanggung
jawab peran.
- Berikan informasi
tentang nyeri
seperti : penyebab,
berapa lama terjadi,
dan tindakan
pencegahan.
- Kontrol factor
lingkunga yang dapat
mempengaruhi
respon klien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya :
temperature ruangan,
penyinaran dan lain –
lain).
- Tingkatkan istirahat
yang cukup saat
kontraksi tidak ada.
- Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi
(misalnya: teknik
relaksasi nafas
dalam, massase).
17
- Evaluasi keefektifan
dari tindakan
mengontrol nyeri.
- Modifikasi tindakan
mengontrol nyeri
berdasarka respon
klien.
- Monitor kenyamanan
klien terhadap
manajemen nyeri.
- Ajarkan keluarga
penggunaan tindakan
non farmakologi saat
nyeri dating.
2. Kurang volume cairan Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan (fluld
berhubungan dengan keperawatan diharapkan management):
pemanjangan persalinan volume cairan seimbang - Pertahanan intake da
dan pembatasan cairan (fluld balance) dengan output yang adekuat.
yangditandai dengan criteria: - Monitor status
dehidrasi, syok, a. Tekanan darah, nadi, hidrasi (kelembaban
pendarahan, nadi lemah suhu tubuh dalam membrane, nadi
dan cepat batas normal. akurat dan tekanan
b. Tidak ada tanda darah).
dehidrasi. - Monitor tanda – vial
c. Turgor kulit normal sesuai kebutuhan.
d. Membrane mukosa - Berikan
lembab makanan/cairan dan
e. Tidak ada rasa haus hitung intake kalori
berlebihan. harian.
- Motivasi keluarga
atau orang terdekat
18
untuk membantu
klien minum.
- Kolaborasi
dalampemberian
cairan intravena.
Monitor Cairan ( Fluld
monitoring)
- Monitor intake dan
output
- Monitor tekanan
darah denyut nadi
dan status respirasi
- Monitor membran
mukosa dan turgor
kulit
- Kelola cairan sesuai
kebutuhan
- Pertahankan
kecepatan pemberian
cairan intravena
3. Gangguan hubungan ibu Setelah dilakukan tindakan Perawatan kehamilan resiko
dan janin berhubungan keperawatan selama... X 24 tinggi (high risk pregnancy
dengan memanjangnya jam jam jam diharapkan kan care) :
proses persalinan status Maternal Ante partum - Kaji ulang riwayat
ditandai dengan air dalam batas normal dengan obstetri yang
ketuban bercampur criteria: berhubungan dengan
mekonium, gerak janin a. Tekanan darah faktor risiko
berkurang atau hiperaktif dalam batas normal kehamilan ( misalnya
b. Nadi dalam batas prematur postmatur
normal preeklamsia
c. Respirasi dalam kehamilan multipel
19
intervensi selama
proses persalinan
(misalnya :
monitoring DJJ
selama persalinan
induksi persalinan
pemberian obat-
obatan dan sectio
caesaria)
- Dokumentasikan
hasil lab, hasil janin,
dan respon klien
Perawatan kehamilan
( prenatal care)
- Monitor berat badan
- Monitor adanya
penurunan tekanan
darah
- Monitor bunyi
jantung
- Ukur tinggi fundus
uteri dan bandingkan
dengan usia
kehamilan
4. Kelelahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi ( Energy
dengan status emosional keperawatan diharapkan Management) :
dan adanya rasa nyeri klien dapat beradaptasi - Kaji frekuensi
dengan kelelahan dengan kelelahan, aktivitas
kriteria : yang berhubungan
a. Klien dapat dengan peningkatan
mempertahankan kelelahan dan waktu
21
terhadap infeksi
- Anjurkan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan suatu
masuk dan
meninggalkan
ruangan klien
- Ajarkan klien an dan
keluarga tentang
tanda-tanda dan
gejala dari infeksi
- Ajarkan klien dan
anggota keluarga
Bagaimana
mencegah infeksi
- Ajarkan klien dan
keluarga tanda atau
gejala infeksi dan
kapan Harus
melaporkan ke
petugas kesehatan
- Bersihkan
lingkungan secara
tepat setelah
digunakan oleh klien
- Ganti peralatan klien
setiap selesai
tindakan
- Batasi jumlah
pengunjung
- Gunakan sabun
24
D. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhankeperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada
tahap implementasiadalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan salingpercaya dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik
psikomotor, kemampuan melakukanobservasi sistematis, kemampuan memberikan
pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi,dan kemampuan evaluasi.
Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama merupakan
fasepersiapan yang mencakup pengetahuan tentang validasi rencana, implementasi
rencana,persiapan klien dan keluarga. Fase kedua merupakan puncak implementasi
keperawatan yangberorientasi pada tujuan. Pada fase ini, perawat berusaha
menyimpulkan data yangdihubungkan dengan reaksi klien. Fase ketiga merupakan
terminasi perawat-klien setelahimplementasi keperawatan selesai dilakukan. Langkah
selanjutnya adalah menyimpulkan hasilpelaksanaan intervensi keperawatan tersebut.
25
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pernyataan kesimpulan yang menunjukkan tujuan dan
memberikan indikator kualitas dan ketepatan perawatan yang menghasilkan hasil pasien
yang positif. Standar perawatan pasien dapat digunakan oleh perawat pelaksanaan untuk
referensi bila merawat pasien yang dirawat di rumah sakit: perawat primer, manajer
kasus, kepala ruangan atau spesialis klinis.Menurut Wilkinson (2007), secara umum
evaluasi diartikan sebagai proses yangdisengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat
mengenai kualitas, nilai atau kelayakandari sesuai dengan membandingkan pada kriteria
yang diidentifikasi atau standarsebelumnya. Serta Dalam proses keperawatan, evaluasi
adalah suatu aktivitas yangdirencanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana
klien, keluarga dan perawattenaga kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson
(2007).
26
BAB III
DOKUMENTASI KASUS
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
B. Riwayat Kesehatan
1) Kehamilan Saat Ini :
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami distosia, mengeluh
kenveng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase
laten memanjang 15 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 6 November 2020
dan HPL : 13 Agustus 2021
b) Kehamilan Dahulu :
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum pernah mengalami
abortus
c) Keluhan Utama :
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya
d) Riwayat Ginekologi :
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Teratur / tidak teratur : teratur
Sifat darah : encer
Banyak : 3 ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe
e) Riwayat Medis :
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV, Diabetes, kanker,
ginjal, jantung
f) Riwayat Medis Keluarga :
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan karena kelainan HIS
g) Riwayat Pekerjaan :
Klien merupakan Wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus menjaga toko setelah
pulang bekerja
C. Pemeriksaan Fisik
1) Umum
a) Tinggi badan : 155 cm
b) Berat badan : sebelum : 48 kg, sekarang : 58 kg
c) TTV : TD : 140 /100 Nadi : 80x/menit
28
5) Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah ada keluhan nyeri pada bagian kiri dan tidak mudah Lelah saat
beraktivitas
6) Dada
a) Letak payudara simetris
b) Hyperpigmentasi areola mamae
c) Puting susu menonjol
d) Terdapat colostrum
e) Bunyi napas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
7) Abdomen
a) Inspeksi
i. Tidak terdapat bekas luka operasi
ii. Terdapat linea nigra di garis tengah perut
iii. Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan
iv. Terdapat striae albican
v. Bising usus 6x/menit
29
b) Palpasi
i. Leopold I : pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
ii. Leopold II : punggung kanan
iii. Leopold III : presentasi kepala, bagian terbawah janin belum turun, letak kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak diatas pintu atas panggul
iv. Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
v. Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold I-IV : teraba 1 bokong, 1 bagian besar di
bagian kanan dan 1 kepala
vi. Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 153 x/menit
c) Perkusi
Perkusi : reflek lutut +/+
8) Genitalia
a) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban
b) Pengkajian genitalia eksterna : warna kemerahan dan meningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan (tanda Chahandwick)
c) Pengkajian vagina dan serviks : tidak adanya rabas vagina, servisitis mukopurulen dan
lesi.
9) Dengan inersia sekunder
a) Subjektif : pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan menjalar sampai
kepinggang disertai pengeluaran lender campur darah dari alat kelamin itu.
b) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke pinggang serta his
tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7 menit dengan lama 32 detik
c) Anemia ringan
Sibjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
Penunjang : Hb 9,5 gr %
d) Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada rectum
1. Aktivitas / istirahat
a) Melaporkan keletihan, kurang energi
30
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah
Kebersihan Rumah pasien bersih
Bahaya kecelakaan Tidak terdapat bahaya kecelakaan
Polusi Terdapat Polusi sedikit
Ventilasi Ventilasi baik
Pencahayaan pencahayaan baik
31
F. Pola Aktifitas-Latihan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Makan/minum 0.................................................... 0............................................
Mandi 0.................................................... 0............................................
Berpakaian/berdandan 0.................................................... 0............................................
Toileting 0.................................................... 0............................................
Mobilitas di tempat tidur 0.................................................... 0............................................
Berpindah 0.................................................... 0............................................
Berjalan 0.................................................... 0............................................
Naik tangga 0.................................................... 0............................................
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang
lain, 4 = tidak mampu
H. Pola Eliminasi
I. Pola Tidur-Istirahat
( ) Kos/asrama
( ✓) Bersama orang lain, yaitu:suami
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut-
b. Pantangan & agama yg dianut:kristen protestan
c. Penghasilan keluarga:Rp.1.000.000-2.000.000 perbulan
N. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (✓) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:tidak ada
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ......................................................
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
1) Kelelahan kelelahan.
ditingkatkan dari 2) Monitor pemberian
skala 2 cukup berat obat stimulan dan
ke skala 4 ringan. depresan.
2) Menggunakan 3) Monitor respon
teknik konservasi oksigen pasien
energi ditingkatkan (misalnya tekanan
dari skala 2 jarang nadi, tekanan darah,
menunjukkan ke respirasi).
skala 4 sering 4) Monitor kalori dan
menunjukkan. asupan makan.
3) Menunjukkan 5) Tawarkan makanan
tingkat energi yang ringan yang padat
stabil ditingkatkan gizi.
dari skala 2 jarang
menunjukkan ke
skala 4 sering
menunjukkan.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1) Pahami situasi krisis
asuhan keperawatan selama yang terjadi dari
1x24 jam diharapkan rasa perspektif pasien
cemas pasien mengalami 2) Dorong keluarga
penurunan dengan kriteria untuk mendampingi
hasil: pasien dengan cara
1) Perasaan gelisah yang tepat
ditingkatkan dari 3) Gunakan
skala 2 cukup berat pendekatan yang
ke skala 5 tidak ada. tenang dan
2) Mengurangi meyakinkan
penyebab 4) Dukung kemampuan
kecemasan mengatasi situasi
ditingkatkan dari secara berangsur-
skala 4 sering angsur
dilakukan ke skala 2 5) Bantu pasien untuk
jarang dilakukan. menyadari bahwa
3) Menggunakan perawat siap
strategi koping yang membantu tapi tidak
efektif ditingkatkan mendorong
dari skala 2 jarang ketergantungan
dilakukan ke skala 5 tingkah laku
dilakukan secara
konsistensi.
3 Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan 1) Diskusikan mengenai
pada janin asuhan keperawatan selama latihan kontraksi
1x24 jam diharapkan proses yang benar dan
kelahiran bias berjalan tepat
dengan lancer tanpa adanya 2) Monitor gerakan
cedera janin dengan kriteria janin
36
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
A : Masalah teratasi
Sebagian
P : Pertahankan intervensi
1-4
Lanjutkan Intervensi 5
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
1-5
Risiko cedera pada 06/08/2021 S : pasien mengatakan
janin kontraksi lemah
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
2-5, dan 7
Lanjutkan intervensi 1 dan
6
F. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap
39
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan pernyataan kesimpulan yang menunjukkan tujuan dan
memberikan indikator kualitas dan ketepatan perawatan yang menghasilkan hasil pasien
yang positif. Standar perawatan pasien dapat digunakan oleh perawat pelaksanaan untuk
referensi bila merawat pasien yang dirawat di rumah sakit: perawat primer, manajer
kasus, kepala ruangan atau spesialis klinis.Menurut Wilkinson (2007), secara umum
evaluasi diartikan sebagai proses yangdisengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat
mengenai kualitas, nilai atau kelayakandari sesuai dengan membandingkan pada kriteria
yang diidentifikasi atau standarsebelumnya. Serta Dalam proses keperawatan, evaluasi
adalah suatu aktivitas yangdirencanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana
klien, keluarga dan perawattenaga kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson
(2007).
40
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa partus kasep adalah persalinan
yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi. Bila
persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi- komplikasi baik terhadap
ibu maupun terhadap anak. Dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
Adapun gejala dari partus kasep ini yang berdampak pada ibu adalah ibu
mengalami gelisah,letih,suhu badan meningkat,berkeringat,nadi cepat, pernafasan cepat,
dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai lingkaran Bandle tinggi, edema
vulva ,edema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium. Dan pada bayi adalah
denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur, bahkan negatif. Air ketuban terdapat
mekonium, kental kehijauan, berbau. Caput sucsadaneum yang besar. Moulage kepala
yang hebat, kematian janin dalam kandungan (KJDK) ,Kematian janin intra partal (KJIP)
3.2 Saran
Melihat besarnya efek yang ditimbulkan dengan adanya partus lama yang dapat
berdampak pada ibu maupun janinnya baik pada kala I dan kala II memanjang maka perlu
diberikan tindakan yang tepat dan segera untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu
untuk mencegah kejadian partus kasep diperlukan peningkatan kualitas pelayanan ANC dan
pertolongan persalinan yang cepat dan tepat, sehingga dapat diantisipasi kemungkinan masalah
lain yang dapat timbul
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Reny Yuli Aspiani.2017.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA,
NIC, dan NOC.Jakarta Timur: CV. TRANS INFO MEDIA
https://id.scribd.com/document/367232946/Intervensi-Implementasi-Evaluasi-Keperawatan
41