Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL ICE BREAKING

KOMUNIKASI EFEKTIF

Dosen Pembimbing: Ibu Dr. Atti Yudiernawati, S.Kp., M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Sheila Faradilla B. P. W. P17210201017

Desi Lestari P17210201018

Bella Ananda Sonia P17210201022

Aulia Rifata Nisa P17210201032

Eja Digda Abdita P17210201037

Nisa Tria Indriani P17210201041

Kylla Afalia Ningrum P17210201048

Fara Septy Anggraeni P17210201050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH ICE
BREAKING KOMUNIKASI EFEKTIF” yang dibimbing oleh dosen Ibu Dr. Atti
Yudiernawati, S.Kp., M. Pd., sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami juga berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa dari prodi D3 Keperawatan Malang sehingga banyak
pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima sehingga makalah ini menjadi
lebih baik lagi

Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam
makalah ini.

Malang, 13 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Kemampuan Komunikasi secara Efektif...............................................3
2.2 Aspek Kemampuan Komunikasi secara Efektif....................................4
2.3 Kriteria Kemampuan Komunikasisecara Efektif...................................6
2.4 Faktor-faktor Kemampuan Komunikasi secara Efektif.........................7
2.5 Strategi dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif........11
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13
3.1 Jalannya Kegiatan............................................................................13
3.2 Pembahasan......................................................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................16
4.2 Saran.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi dianggap sebagai keterampilan paling dasar yang dimiliki
seseorang sejak pertama kali lahir ke dunia. Manusia yang hakikatnya adalah makhluk
sosial dapat hidup rukun dan bekerja sama dengan orang lain melalui komunikasi
(Khemesh, 2017). Menurut Sibiya (2018), komunikasi adalah komponen inti dari
hubungan yang baik, kolaborasi dan kerja sama yang merupakan aspek pentingdari
praktik profesional di segala bidang kehidupan.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh
komunikator kepada komunikan, baik verbal maupun non-verbal melalui suatu
saluran (channel) kemudian ditanggapi oleh komunikan sehingga terjadi kesepahaman
antara keduanya. Komunikasi berjalan dengan baik apabila terjadi saling pengertian
antara komunikator dengan komunikan, dimana sudah terjadi kesepahaman makna
pesan antara komunikator dangan komunikan. Dalam hal seperti inilah komunikasi
dapat dikatakan komunikatif. Dengan komunikasi kita dapat meminimalisir konflik
yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik itu konflik antar individu, antar kelompok
maupun konflik antar organisasi (Murdoyo, 2013).
Dunia layanan kesehatan membutuhkan orang-orang dengan kemampuan
komunikasi yang baik, karena melalui komunikasi, apa yang dibutuhkan oleh pasien,
dan apa yang akan diberikan dapat tersampaikan dengan aman dan nyaman.
Komunikasi sebenarnya dapat dikembangkan dan dilatih, ketika individu terbiasa
untuk melakukan komunikasi yang efektif maka kebiasaan itu akan terus terbawa
(Jones, 2010 dalam Simamora, 2020). Untuk menjadi perawat profesional tentu
diperlukan keterampilan komunikasi yang baik. Perawat berbicara kepada orang-
orang dari berbagai pendidikan, budaya, dan latar belakang sosial yang berbeda-beda,
sehingga perawat harus melakukannya secara efektif, peduli, dan profesional,
terutama ketika berbicara dengan pasien dan keluarganya. Menurut Sibiya (2008),
kualitas komunikasi dalam interaksi antara perawat dan pasien memiliki peranan
utama pada hasil akhir proses keperawatan pasien. Oleh karena itu, perawat harus
terus berusaha meningkatkan keterampilan komunikasinya, karena keterampilan
komunikasi yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif bagi kedua belah pihak.

1
Beberapa keterampilan berkomunikasi lebih penting untuk keberhasilan
pekerjaan dibandingkan dngan keterampilan teknis tertentu. Tidak ada keahlian yang
lebih penting untuk karir yang sukses dalam pelayanan jasa daripada komunikasi yang
baik. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
efektif, masih terdapat orang-orang yang kurang memiliki keterampilan komunikasi
yang baik (Bernadin, 2012 dalam Simamora, 2020). Dilandasi oleh latar belakang di
atas, penulis bermaksud untuk menyusun makalah ini dengan tujuan menambah
wawasan baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca mengenai komunikasi
efektif.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan hakikat komunikasi efektif
2. Memaparkan unsur-unsur dalam komunikasi efektif
3. Memaparkan teknik-teknik dalam komunikasi efektif
4. Memaparkan faktor atau hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi efektif
1.3 Manfaat
1. Bagi IPTEK
Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam memantapkan dan memberi informasi
mengenai keterampilan interpersonal perawat, khususnya komunikasi efektif
2. Bagi Perawat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keterampilan interpersonal,
khususnya komunikasi efektif
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Bagi dunia pendidikan keperawatan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan
keperawatan, khususnya komunikasi efektif
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu dan pengetahuan tentang
pengaruh hubungan interpersonal perawat dalam berkomunikasi secara efektif.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif


1) Pengertian Kemampuan
Menurut Robbins (dalam Suratno, 2013: 1), kemampuan adalah sebagai suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua
perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
mental. Sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
keterampilan serupa.
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan
diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menurut Soelaiman (2007:112) kemampuan
adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang
dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability)
adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian
dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau
suatu penilaian atas tindakan seseorang.
2) Pengertian Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Menurut Fajar (2009: 78-80), dari semua pengetahuan dan keterampilan yang
kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk
di antara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intra pribadi kita
berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri
tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil
dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.
Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal
mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain.
Apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman seprofesi, kekasih, atau anggota
keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-
kadang merusak (dan ada kalanya memperbaiki) hubungan pribadi kita.

3
Seorang individu akan sukses apabila mempunyai kemampuan komunikasi
secara efektif yang baik. Komunikasi secara efektif merupakan salah satu aspek
kepribadian yang berperan besar bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan
tugas pada kehidupan individu. Banyak kerugian dan kegagalan yang akan terjadi
atau dialami oleh individu yang disebabkan karena tidak adanya kemampuan
komunikasi secara efektif.
Menurut Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto 2004: 23), komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau
tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri (2003: 4), Komunikasi adalah pengalihan
suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.Berdasarkan
definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian
pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Menurut Stewart L. Tubss – Sylvia Moss (dalam Dedy Mulyana: 2005: 69),
komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang
dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang
disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan
rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
2.2 Aspek Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak
penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapatditerima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu
memahami aspek-aspek komunikasi.
Menurut Supratiknya (1999:31) aspek-aspek dalam komunikasi adalah :
a) Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri
pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua itu menjadi awal bagi
perbuatan komunikatifnya, yakni mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi
tertentu.

4
b) Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan, perasaan
dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.
c) Proses pengiriman pesan oleh penerima
d) Adanya saluran (channel) atau media, melalui mana pesan dikirimkan.
e) Proses dekodifikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan atau
menafsirkan makna pesan.
f) Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang makna
pesan yang ditangkap.
g) Kemungkinan adanya hambatan (noise) tertentu.

Menurut Mulyana dan Jalaluddin (2003:14) mengemukakan aspekaspek komunikasi


yakni:

a) Sumber (source). Suatu sumber adalah orang yang mempunyaikebutuhan


sosial untuk diakui sebagai individu hingga kebutuhanberbagai informasi
dengan orang lain dapat terpenuhi
b) Penyandian (encoding) adalah suatu kegiatan internal seseorang untukmemilih
dan merancang perilaku verbal dan nonverbal yang sesuaidengan aturan-
aturan guna menciptakan suatu pesan
c) Pesan (massage) merupakan informasi yang harus sampai dari sumberke
penerima
d) Saluran (channel) adalah alat fisik yang menjadi penghubung antarasumber
dengan penerima
e) Penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan
f) Penyandian balik (decoding) yaitu proses internal penerima danpemberian
makna kepada perilaku sumber yang mewakilinya
g) Respon penerima (receiver response) hal ini menyangkut tindakan apayang
penerima lakukan setelah menerima pesan dari sumber
h) Umpan balik (freedback) adalah informasi yang tersedia bagi sumberyang
memungkinkan menilai keefektifan komunikasi yang sudahberlangsung.

Menurut Dedy Mulyana (2005: 68), untuk dapat berkomunikasisecara efektif kita
perlu memahami aspek-aspek komunikasi, antara lain :

a) Komunikator.

5
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan
denganmenggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh
dalamkomunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya
suatukomunikasi
b) Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,
kemudianmemahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
c) Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagaisarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal,wujudnya berupa
ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin,sandi dan lain
sebagainya.
d) Pesan
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan olehKomunikator
kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman danpenerimaan pesan sangat
berpengaruh terhadap kesinambungankomunikasi.
e) Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon ataspenerimaan pesan.
Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feedback) atau tindakan sesuai
dengan pesan yang diterima.

Berdasarkan dari ke tiga sumber di atas maka aspek-aspek yangpaling penting


dalam kemampuan komunikasi secara efektif terdiri darikomunikator, komunikan,
media yaitu alat untuk menyampaikan danpesan sesuatu yang disampaikan. Karena
selain dari tiga aspek tersebutsemuanya sudah mengacu kepada kurikulum yang
berlaku (kompetensiinti dan kompetensi dasar) baik yang berupa pesan/materi
pelajaranataupun efek komunikasi yang biasanya berupa nilai prestasi belajar.

3.3 Kriteria Kemampuan Komunikasi secara Efektif


Keefektifan komunikasi dapat dinilai apabila tujuannya yang ingindicapai jelas,
menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Moss (2005: 69) ada 5hal yang dapat dijadikan
ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:pemahaman, kesenangan, mempengaruhi
sikap, memperbaiki hubungan, tindakan.

Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut :

6
1. Pemahaman
Arti pokok pemhaman adalah penerimaan yang cermat atas
kandunganrangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam
halini, komunikator dikatakan efektif apabila penerima
memperolehpemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya
(kadangkadang komunikator menyampaikan pesan tanpa disengaja, yang
jugadipahami dengan baik).
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksudtertentu.
Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalahsekadar
berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkankesejahteraan bersama.
3. Mempengaruhi sikap

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupansehari-


hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikaporang lain, dan
berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. Proses mengubah dan
merumuskan kembali sikap, atau pengaruh sikap(attitude influence),
berlangsung terus seumur hidup.

4. Memperbaiki hubungan
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seorang dapat memilih kata yang
tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan
tepet pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun
keefektifan komuikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana
psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia
dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh
komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau
didiskreditkan.
5. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang
kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam komunikasi.
3.4 Faktor-faktor Kemampuan Komunikasi secara efektif
Tindak komunikasi harus melibatkan sedikitnya dua orang sebagai pengungkapan diri
untuk memperoleh informasi terhadap orang lain. Tetapi dalam kenyataannya komunikasi
sering mengalami hambatan baik itu secara teknis maupun nonteknis. Hal ini perlu

7
diminimalisir agar proses perkembangan komunikasi itu dapat berjalan secara baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi dalam pengungkapan diri
menurut Devito (1997:62) mengemukakan bahwa:
a. Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada
kelompok besar. Kelompok yang terdiri dari dua orang merupakan lingkungan
yang paling cocok untuk mengungkapkan diri dan disitulah orang dapat
meresapi tanggapan dengan cermat.
b. Perasaan menyukai akan mempengaruhi pembukaan diri seseorang terhadap
penentuan pilihan yang disukai atau pun dicintai.
c. Bila kita melakukan pengungkapan diri secara otomatis orang yang bersama
kita akan melakukan juga pengungkapan diri sebagai efek diadik.
d. Kompetensi disini diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan
diri karena orang yang lebih kompeten merasa diri mereka mempunyai rasa
percaya diri dan banyak hal yang positif yang semua itu lebih dimanfaatkan
sebagai pengungkapan dalam berkomunikasi.
e. Faktor kepribadian sebagai wujud orang-orang yang pandai bergaul dan
ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak dari pada orang yang
kurang pandai bergaul.
f. Faktor topik atau tema pembicaraaan tentang informasi yang bagus akan
cenderung membuka diri terhadap komunikasi yang ada.
g. Jenis kelamin merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
pengungkapan diri pada umumnya pria lebih kurang terbuka dari pada wanita.

Dalam pengungkapan diri terhadap orang lain dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu, salah satunya kepribadian seseorang. Di sini maksud dari
kepribadian yang ekstrovert adalah orang yang menyukai keterbukaan terhadap siapa
saja, tentu saja ini akan mempengaruhi penerimaan informasi-informasi yang lebih
banyak daripada orang yang menutup diri dari lingkungan.

Menurut Dedy Mulyana (2005: 61), faktor-faktor yang mempengaruhi


keberhasilan kemampuan menggunakan bahasa lisan sangat ditentukan oleh: situasi,
ruang, waktu, tema, isi atau materi, teknik penyajian

Adapun penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut:

A. Situasi

8
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi
saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah….
 Tingkat pengetahuan pendengar, yaitu menyangkut latar belakang level
pengetahuan dari pendengar (audience).
 Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah berbicara dalam suatu
situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau
kekeluargaan (informal)
 Sedih atau gembira, yaitu berbicara di depan orang yang berada dalam
situasi sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita
tampil berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira.
Untuk itu seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi
pendengarnya.
B. Ruang
Hal ini tentang tempat dimana sedang berbicara, misalnya di dalam ruangan
gedung ataukah di lapangan.
C. Waktu
Dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya
yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan
dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
D. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga didalam
pembicaraan seorang pembicara dapat fokus atau terarah. Sangat disarankan
seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehinga didalam
pembicaraannya tidak ngawur atau mengambang yang dapat mengakibatkan isi
pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika terpaksa harus lebih
dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian pindah ke tema
yang lainnya.
E. Isi atau Materi
Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan
mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga
akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat
menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah:

9
- up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-
hangatnya di dalam masyarakat.
- merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
- masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.
- sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.
- Teknik Penyajian

Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam berbicara,
meliputi :

1. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang
pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi
yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang
tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
2. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat,
tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk
memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
3. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan
penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya,
misalnya dengan pengulanganpengulangan yang seperlunya, atau dengan
penekananpenekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
4. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan
intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang
berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau
sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini
dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan
kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
5. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai
pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana,
berpandangan baik, percaya “diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.

Dari uraian di atas komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapafaktor yang


harus diperhatikan untuk mewujudkan berbicara yang efektif,baik itu dari faktor
intern maupun ekstern. Dalam lingkungan sosial tidakbisa dilepaskan dengan

10
komunikaasi baik itu pesan verbal maupun nonverbal. Hal ini siswa dituntut untuk
belajar mengembangkan komunikasiseperti membaca, mampu mengkomunikasikan
pikiran dan perasaansecara jelas dan tepat guna mendukung kemampuan
bersosialisasi denganlingkungannya. Oleh karena itu, peran konseling kelompok
sangatlahdiperlukan untuk membantu indivudu meningkatkan
kemampuanberkomunikasi secara efektif.

Komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasilmenyampaiakan apa yang


dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektifapabila rangsangan yang disampaikan
dan dimaksudkan oleh pengirimatau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang
ditangkap dandipahami oleh penerima.

3.5 Strategi dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif


Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan berkomunikasidengan siapa saja. Hal
inilah yang perlu dipikirkan untuk mengatasihambatan-hambatan yang ada dalam
komunikasi. Dengan menerapkanstrategi atau metode dalam pembelajaran akan sangat
membantupengembangan potensi kemampuan komunikasi secara efektif. Olehkarena itu,
perlu adanya upaya dari berbagai pihak seperti orang tua, guruguna mewujudkannya.
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1999:12) ada beberapa kiatkemampuan dasar
komunikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Sadari mengapa keterampilan berkomunikasi ini penting dikuasai danbermanfaat
- Pahami arti keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilakukomponen
untuk mewujudkan keterampilan tersebut, Rajin mencariatau menemukan situasu-
situasi di mana dapat mempraktikkanketerampilan tersebut
- Minta bantuan orang lain untuk memantau usaha kita sertamemberikan evaluasi
terhadap kemajuan dan kekurangan yangdimiliki
- Keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam bagian-bagian tertentutujuannya
agar bisa merasakan keberhasilan usaha yang telahdilakukan. Misalnya, berlatih
bangun sikap percaya, mengungkapkanpikiran secara jelas, dan sebagainya
- Akan sangat menolong bila ada teman sebagai lawan dalam prosesberlatih
- Mengkomunikasi dengan seluruh komponen tersebut terus menerusdilatih dan
dipraktikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari dirisendiri.

Kiat pengembangan keterampilan berkomunikasi di atas jugaditambahkan oleh


Johnson (dalam Supratiknya, 1999:13) bahwa seluruhlangkah dapat dilakukan dalam

11
rangka metode belajar yang disebutexperiential learning atau belajar melalui
pengalaman. Metode belajaryang oleh banyak ahli dipandang paling efektif untuk
belajar di bidangsalah satunya mempelajari kemampuan berkomunikasi efektif
ini,meliputi empat tahap yaitu:

1. Mencari kesempatan untuk mendapatkan pengalaman pribadi


kongkretberkaitan dengan hal yang ingin dipelajari. Misalnya, ingin
belajarmengungkapkan perasaan secara jelas dan tepat yang mengajakseorang
teman untuk berkomunikasi dengan fokus salingmengungkapkan perasaan.
2. Melakukan refleksi, observasi atau pemeriksaan atas pengalamanpribadi yang
baru diperoleh.
3. Merumuskan prinsip-prinsip, menemukan konsep-konsep. Misalnya,ungkapan
perasaan menjadi mudah ditangkap lawan komunikasidengan cara
menyebutkan nama perasaan itu. Tentu saja hal itumenuntut keberanian.
4. Membuat kesimpulan-kesimpulan pribadi untuk dipraktikkan. Kadang-kadang
kesimpulan ini masih berupa hipotesis. Benar tidaknya dapatdibuktikan
dengan mempraktikannya.

Dari beberapa teori di atas dapat di disimpulkan bahwa strategipeningkatan


kemampuan komunikasi efektif dapat dikembangkan oleh peneliti yaitu dengan cara
mengadakan diskusi dan latihan komunikasisecara terus menerus. Disamping itu,
pemberian latihan juga harusdisesuaikan dengan kondisi siswa setempat agar
mendapat porsi yangseimbang. Strategi peningkatan kemampuan komunikasi ini juga
dapatdilakukan kerja sama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,karena
pelajaran ini menekankan pada aspek belajar berkomunikasi.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jalannya Kegiatan


Kegiatan promosi kesehatan dilakukan terhadap 36 siswa remaja dari SMAN 6 di
Depok. Kegiatan tersebut dilaksanakan menggunakan metode ceramah disertai
pemutaran film singkat, diskusi interaktif, dan true story telling. Kegiatan dilakukan
secara interaktif dan menstimulus siswa untuk berpendapat tanpa rasa malu atau tabu.
Pada kegiatan promosi kesehatan ini diselingi dengan menggunakan game “Bos Berkata”
dan ice breaking “Sambung Kata”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 02 April
2020.

a. Sambung kata, games sambung kata ini mengharuskan para siswa membuat kalimat
dari kata yang disebutkan dari setiap siswa.
Cara bermainnya:

 Kumpulkan seluruh siswa di dalam suatu ruangan atau bisa dilakukan di tempat
duduk masing-masing
 Instruksikan 1 siswa pertama untuk mengucapkan satu kata
 Lalu siswa setelahnya harus menyebutkan setiap kata yang telah diucapkan
sebelumnya dan mengeluarkan 1 kata baru hingga membuat 1 kalimat padu
 Jika ada yang salah menyebutkan kata, maka dapat diberi hukuman
b. Bos Berkata, games bos berkata ini para siswa akan dilatih untuk menyimak dan juga
berkonsentrasi kepada 1 arahan suara. Games ini memerlukan 1 orang pemandu yang
bertugas menjadi seorang “raja”
Cara bermainnya:

 Tunjuk 1 orang yang akan menjadi “Bos” bertugas untuk memberikan perintah
 Siswa diminta untuk melakukan perintah dari Bos jika hanya di awal perintah
tersebut terdapat kata “Bos Berkata”
 Contohnya, terdapat perintah “Bos Berkata pegang hidung” maka siswa harus
memegang hidungnya
 Jika di awal perintah tidak terdapat kata “Bos Berkata” siswa tidak perlu
melakukan perintah tersebut.
3.2 Pembahasan
1. Karakteristik Peserta Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)

13
Kegiatan promosi kesehatan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah mitra,
yaitu rendahnya tingkat pengetahuan remaja mengenai bahwa seks bebas dan infeksi
menular seksual. Kegiatan PkM dilakukan dengan memberikan edukasi yang
komprehensif melalui pemaparan materi, pemutaran film singkat, diskusi interaktif
dan story telling. Remaja sangat antusias menerima materi meskipun pada awalnya
merasa tabu atau malu.

Pada kegiatan ini didominasi siswa perempuan sebanyak 19 orang (52,7%).


Meskipun begitu, kedua golongan peserta sama-sama antusias dan aktif mengikuti
kegiatan promosi kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan peserta yang aktif bertanya
serta memberikan komentar atau jawaban atas pertanyaan memiliki jumlah yang
sepadan antara murid perempuan dan laki-laki. Beberapa siswa laki-laki bahkan lebih
percaya diri untuk bertanya dan menceritakan pengetahuan atau pengalamannya di
depan kelas.

2. Evaluasi Tingkat Pengetahuan Peserta tentang Budaya dan Bahaya Seks Bebas
Sebelum dan Sesudah Diberikan Ice Breaking Bos Berkata dan Sambung Kata
Penyampaian informasi tentang budaya dan bahaya seks bebas juga menjadi salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Informasi yang
mudah diakses dan didapatkan baik secara formal maupun informasi, dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengadopsi pengetahuan baru
(Mubarak, 2012). Selain itu, untuk meningkatkan konsentrasi dan mengembalikan
gairah peserta, pada bagian jeda antar ceramah tim promosi kesehatan melakukan
kegiatan ice breaking dan fun game yaitu Sambung Kata dan Bos Berkata. Diketahui
bahwa metode pembelajaran yang interaktif dengan suasana kelas yang gembira
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan (Samaria,
Sihombing, Theresia, & Yoche, 2018). Pembelajaran menggunakan basis ice
breaking dan fun game dilaporkan dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman
siswa di kelas (Rista & Andayani, 2018). Ice breaking dan fun game didesain untuk
melatih fokus siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan bos berkata
sambil mengucapkan perintah yang diberikan. Kegiatan tersebut serupa dengan
bagian ice breaking dan bagian evaluasi peserta yang dilaksanakan pada saat promosi
kesehatan budaya dan bahaya seks bebas. Para siswa diberikan perintah untuk
melakukan tindakan tertentu sambil pembawa acara memperagakan tindakan yang
salah untuk menguji kefokusan peserta. Beberapa siswa masih melakukan tindakan

14
yang salah pada saat memperagakan kegiatan di awal ice breaking dan fun game.
Namun, berikutnya mereka mampu berkonsentrasi pada kegiatan tersebut. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi kesehatan dengan diselingi
ice breaking dan fun games yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman siswa.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kesimpulan

Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai


keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.

Seorang individu akan sukses apabila mempunyai kemampuan komunikasi secara


efektif yang baik. Komunikasi secara efektif merupakan salah satu aspek kepribadian
yang berperan besar bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pada
kehidupan individu. Banyak kerugian dan kegagalan yang akan terjadi atau dialami
oleh individu yang disebabkan karena tidak adanya kemampuan komunikasi secara
efektif.

4.2 Saran

Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan. apabila menggunakan bahasa tubuh,
gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat orang yang sedang
berkomunikasi dengan kita tidak tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/27326/2/04._BAB_1.pdf

Khemesh, Sireen. (2017). Effective Communication Techniques.


https://www.researchgate.net/publication/331745017_EFFECTIVE_COMMUNICATION_T
ECHNIQUES, diakses pada 30 Septembber 2021.

Sibiya, M. Nokhutula. (2018). Effective Communication in Nursing.


Doi:10.5772/Intechopen.74995.
https://www.researchgate.net/publication/327783706_Effective_Communication_in_Nursing,
diakses pada 30 September 2021.

Wahyu, Widiyanto (2015) HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI


EFEKTIF DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V DI
SDN SEGUGUS DIPONEGORO KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN
BANJARNEGARA. S1 thesis, PGSD.

Samaria, D., Sihombing, R. M., Theresia, & Yoche, M. M. 2018. Training of capillary blood
drawing technique and medical waste management to committee of health commission in
church x. Jurnal Sinergitas PKM & CSR, 3(1), 58–66.

Rista, K., & Andayani, A. 2018. Pembelajaran Budaya dengan Basis Ice Breaking dan Fun
Game. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 01(1), 1–3.

17

Anda mungkin juga menyukai