KOMUNIKASI EFEKTIF
Disusun Oleh :
Kelompok 5
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH ICE
BREAKING KOMUNIKASI EFEKTIF” yang dibimbing oleh dosen Ibu Dr. Atti
Yudiernawati, S.Kp., M. Pd., sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa dari prodi D3 Keperawatan Malang sehingga banyak
pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima sehingga makalah ini menjadi
lebih baik lagi
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Kemampuan Komunikasi secara Efektif...............................................3
2.2 Aspek Kemampuan Komunikasi secara Efektif....................................4
2.3 Kriteria Kemampuan Komunikasisecara Efektif...................................6
2.4 Faktor-faktor Kemampuan Komunikasi secara Efektif.........................7
2.5 Strategi dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif........11
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13
3.1 Jalannya Kegiatan............................................................................13
3.2 Pembahasan......................................................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
4.1 Kesimpulan......................................................................................16
4.2 Saran.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Beberapa keterampilan berkomunikasi lebih penting untuk keberhasilan
pekerjaan dibandingkan dngan keterampilan teknis tertentu. Tidak ada keahlian yang
lebih penting untuk karir yang sukses dalam pelayanan jasa daripada komunikasi yang
baik. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
efektif, masih terdapat orang-orang yang kurang memiliki keterampilan komunikasi
yang baik (Bernadin, 2012 dalam Simamora, 2020). Dilandasi oleh latar belakang di
atas, penulis bermaksud untuk menyusun makalah ini dengan tujuan menambah
wawasan baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca mengenai komunikasi
efektif.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan hakikat komunikasi efektif
2. Memaparkan unsur-unsur dalam komunikasi efektif
3. Memaparkan teknik-teknik dalam komunikasi efektif
4. Memaparkan faktor atau hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi efektif
1.3 Manfaat
1. Bagi IPTEK
Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam memantapkan dan memberi informasi
mengenai keterampilan interpersonal perawat, khususnya komunikasi efektif
2. Bagi Perawat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keterampilan interpersonal,
khususnya komunikasi efektif
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Bagi dunia pendidikan keperawatan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan
keperawatan, khususnya komunikasi efektif
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu dan pengetahuan tentang
pengaruh hubungan interpersonal perawat dalam berkomunikasi secara efektif.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Seorang individu akan sukses apabila mempunyai kemampuan komunikasi
secara efektif yang baik. Komunikasi secara efektif merupakan salah satu aspek
kepribadian yang berperan besar bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan
tugas pada kehidupan individu. Banyak kerugian dan kegagalan yang akan terjadi
atau dialami oleh individu yang disebabkan karena tidak adanya kemampuan
komunikasi secara efektif.
Menurut Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto 2004: 23), komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau
tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri (2003: 4), Komunikasi adalah pengalihan
suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.Berdasarkan
definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian
pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Menurut Stewart L. Tubss – Sylvia Moss (dalam Dedy Mulyana: 2005: 69),
komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang
dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang
disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan
rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
2.2 Aspek Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak
penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapatditerima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu
memahami aspek-aspek komunikasi.
Menurut Supratiknya (1999:31) aspek-aspek dalam komunikasi adalah :
a) Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri
pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua itu menjadi awal bagi
perbuatan komunikatifnya, yakni mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi
tertentu.
4
b) Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan, perasaan
dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.
c) Proses pengiriman pesan oleh penerima
d) Adanya saluran (channel) atau media, melalui mana pesan dikirimkan.
e) Proses dekodifikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan atau
menafsirkan makna pesan.
f) Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang makna
pesan yang ditangkap.
g) Kemungkinan adanya hambatan (noise) tertentu.
Menurut Dedy Mulyana (2005: 68), untuk dapat berkomunikasisecara efektif kita
perlu memahami aspek-aspek komunikasi, antara lain :
a) Komunikator.
5
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan
denganmenggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh
dalamkomunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya
suatukomunikasi
b) Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,
kemudianmemahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
c) Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagaisarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal,wujudnya berupa
ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin,sandi dan lain
sebagainya.
d) Pesan
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan olehKomunikator
kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman danpenerimaan pesan sangat
berpengaruh terhadap kesinambungankomunikasi.
e) Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon ataspenerimaan pesan.
Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feedback) atau tindakan sesuai
dengan pesan yang diterima.
6
1. Pemahaman
Arti pokok pemhaman adalah penerimaan yang cermat atas
kandunganrangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam
halini, komunikator dikatakan efektif apabila penerima
memperolehpemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya
(kadangkadang komunikator menyampaikan pesan tanpa disengaja, yang
jugadipahami dengan baik).
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksudtertentu.
Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalahsekadar
berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkankesejahteraan bersama.
3. Mempengaruhi sikap
4. Memperbaiki hubungan
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seorang dapat memilih kata yang
tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan
tepet pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun
keefektifan komuikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana
psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia
dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh
komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau
didiskreditkan.
5. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang
kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam komunikasi.
3.4 Faktor-faktor Kemampuan Komunikasi secara efektif
Tindak komunikasi harus melibatkan sedikitnya dua orang sebagai pengungkapan diri
untuk memperoleh informasi terhadap orang lain. Tetapi dalam kenyataannya komunikasi
sering mengalami hambatan baik itu secara teknis maupun nonteknis. Hal ini perlu
7
diminimalisir agar proses perkembangan komunikasi itu dapat berjalan secara baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi dalam pengungkapan diri
menurut Devito (1997:62) mengemukakan bahwa:
a. Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada
kelompok besar. Kelompok yang terdiri dari dua orang merupakan lingkungan
yang paling cocok untuk mengungkapkan diri dan disitulah orang dapat
meresapi tanggapan dengan cermat.
b. Perasaan menyukai akan mempengaruhi pembukaan diri seseorang terhadap
penentuan pilihan yang disukai atau pun dicintai.
c. Bila kita melakukan pengungkapan diri secara otomatis orang yang bersama
kita akan melakukan juga pengungkapan diri sebagai efek diadik.
d. Kompetensi disini diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan
diri karena orang yang lebih kompeten merasa diri mereka mempunyai rasa
percaya diri dan banyak hal yang positif yang semua itu lebih dimanfaatkan
sebagai pengungkapan dalam berkomunikasi.
e. Faktor kepribadian sebagai wujud orang-orang yang pandai bergaul dan
ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak dari pada orang yang
kurang pandai bergaul.
f. Faktor topik atau tema pembicaraaan tentang informasi yang bagus akan
cenderung membuka diri terhadap komunikasi yang ada.
g. Jenis kelamin merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
pengungkapan diri pada umumnya pria lebih kurang terbuka dari pada wanita.
A. Situasi
8
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi
saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah….
Tingkat pengetahuan pendengar, yaitu menyangkut latar belakang level
pengetahuan dari pendengar (audience).
Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah berbicara dalam suatu
situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau
kekeluargaan (informal)
Sedih atau gembira, yaitu berbicara di depan orang yang berada dalam
situasi sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita
tampil berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira.
Untuk itu seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi
pendengarnya.
B. Ruang
Hal ini tentang tempat dimana sedang berbicara, misalnya di dalam ruangan
gedung ataukah di lapangan.
C. Waktu
Dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya
yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan
dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
D. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga didalam
pembicaraan seorang pembicara dapat fokus atau terarah. Sangat disarankan
seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehinga didalam
pembicaraannya tidak ngawur atau mengambang yang dapat mengakibatkan isi
pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika terpaksa harus lebih
dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian pindah ke tema
yang lainnya.
E. Isi atau Materi
Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan
mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga
akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat
menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah:
9
- up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-
hangatnya di dalam masyarakat.
- merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
- masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.
- sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.
- Teknik Penyajian
Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam berbicara,
meliputi :
1. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang
pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi
yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang
tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
2. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat,
tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk
memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
3. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan
penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya,
misalnya dengan pengulanganpengulangan yang seperlunya, atau dengan
penekananpenekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
4. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan
intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang
berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau
sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini
dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan
kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
5. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai
pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana,
berpandangan baik, percaya “diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.
10
komunikaasi baik itu pesan verbal maupun nonverbal. Hal ini siswa dituntut untuk
belajar mengembangkan komunikasiseperti membaca, mampu mengkomunikasikan
pikiran dan perasaansecara jelas dan tepat guna mendukung kemampuan
bersosialisasi denganlingkungannya. Oleh karena itu, peran konseling kelompok
sangatlahdiperlukan untuk membantu indivudu meningkatkan
kemampuanberkomunikasi secara efektif.
11
rangka metode belajar yang disebutexperiential learning atau belajar melalui
pengalaman. Metode belajaryang oleh banyak ahli dipandang paling efektif untuk
belajar di bidangsalah satunya mempelajari kemampuan berkomunikasi efektif
ini,meliputi empat tahap yaitu:
12
BAB III
PEMBAHASAN
a. Sambung kata, games sambung kata ini mengharuskan para siswa membuat kalimat
dari kata yang disebutkan dari setiap siswa.
Cara bermainnya:
Kumpulkan seluruh siswa di dalam suatu ruangan atau bisa dilakukan di tempat
duduk masing-masing
Instruksikan 1 siswa pertama untuk mengucapkan satu kata
Lalu siswa setelahnya harus menyebutkan setiap kata yang telah diucapkan
sebelumnya dan mengeluarkan 1 kata baru hingga membuat 1 kalimat padu
Jika ada yang salah menyebutkan kata, maka dapat diberi hukuman
b. Bos Berkata, games bos berkata ini para siswa akan dilatih untuk menyimak dan juga
berkonsentrasi kepada 1 arahan suara. Games ini memerlukan 1 orang pemandu yang
bertugas menjadi seorang “raja”
Cara bermainnya:
Tunjuk 1 orang yang akan menjadi “Bos” bertugas untuk memberikan perintah
Siswa diminta untuk melakukan perintah dari Bos jika hanya di awal perintah
tersebut terdapat kata “Bos Berkata”
Contohnya, terdapat perintah “Bos Berkata pegang hidung” maka siswa harus
memegang hidungnya
Jika di awal perintah tidak terdapat kata “Bos Berkata” siswa tidak perlu
melakukan perintah tersebut.
3.2 Pembahasan
1. Karakteristik Peserta Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
13
Kegiatan promosi kesehatan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah mitra,
yaitu rendahnya tingkat pengetahuan remaja mengenai bahwa seks bebas dan infeksi
menular seksual. Kegiatan PkM dilakukan dengan memberikan edukasi yang
komprehensif melalui pemaparan materi, pemutaran film singkat, diskusi interaktif
dan story telling. Remaja sangat antusias menerima materi meskipun pada awalnya
merasa tabu atau malu.
2. Evaluasi Tingkat Pengetahuan Peserta tentang Budaya dan Bahaya Seks Bebas
Sebelum dan Sesudah Diberikan Ice Breaking Bos Berkata dan Sambung Kata
Penyampaian informasi tentang budaya dan bahaya seks bebas juga menjadi salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Informasi yang
mudah diakses dan didapatkan baik secara formal maupun informasi, dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengadopsi pengetahuan baru
(Mubarak, 2012). Selain itu, untuk meningkatkan konsentrasi dan mengembalikan
gairah peserta, pada bagian jeda antar ceramah tim promosi kesehatan melakukan
kegiatan ice breaking dan fun game yaitu Sambung Kata dan Bos Berkata. Diketahui
bahwa metode pembelajaran yang interaktif dengan suasana kelas yang gembira
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan (Samaria,
Sihombing, Theresia, & Yoche, 2018). Pembelajaran menggunakan basis ice
breaking dan fun game dilaporkan dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman
siswa di kelas (Rista & Andayani, 2018). Ice breaking dan fun game didesain untuk
melatih fokus siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan bos berkata
sambil mengucapkan perintah yang diberikan. Kegiatan tersebut serupa dengan
bagian ice breaking dan bagian evaluasi peserta yang dilaksanakan pada saat promosi
kesehatan budaya dan bahaya seks bebas. Para siswa diberikan perintah untuk
melakukan tindakan tertentu sambil pembawa acara memperagakan tindakan yang
salah untuk menguji kefokusan peserta. Beberapa siswa masih melakukan tindakan
14
yang salah pada saat memperagakan kegiatan di awal ice breaking dan fun game.
Namun, berikutnya mereka mampu berkonsentrasi pada kegiatan tersebut. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi kesehatan dengan diselingi
ice breaking dan fun games yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman siswa.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan. apabila menggunakan bahasa tubuh,
gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat orang yang sedang
berkomunikasi dengan kita tidak tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/27326/2/04._BAB_1.pdf
Samaria, D., Sihombing, R. M., Theresia, & Yoche, M. M. 2018. Training of capillary blood
drawing technique and medical waste management to committee of health commission in
church x. Jurnal Sinergitas PKM & CSR, 3(1), 58–66.
Rista, K., & Andayani, A. 2018. Pembelajaran Budaya dengan Basis Ice Breaking dan Fun
Game. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 01(1), 1–3.
17