Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF PETUGAS KESEHATAN

(Perawat dengan Klien)

Dosen Pengampu : Ulva Noviana, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1– KELAS 3B KEPERAWATAN

ACHMAD AKBAR ARIFIN (19142010046)


ALFAN FARID (19142010048)
DIMAS BAYU KRESNA (19142010056)
INDRA ADI WIJAYA (19142010062)
MAULIDATUL (19142010069)
NUR DIANA (19142010076)
NURUL HIDAYAT (19142010077)
SHINTA NURIYAH (19142010085)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2020

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan mata kuliah “Komunikasi Keperawatan 1”.
 Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah  ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Komunikasi efektif petugas
kesehatan (perawat dengan klien)” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
para pembaca.

Bangkalan, 05 Desember 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Mengenal Fondasi Komunikasi Efektif ......................................................................6
2.2 Pemahaman Umum.....................................................................................................6
2.3 Membangun Komunikasi Efektif................................................................................7
2.4 Karakteristik Komunikasi efektif................................................................................8
2.5 Elemen Komunikasi efektif.........................................................................................8
2.6 Strategi Komunikasi Efektif Asuhan Keperawatan...................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimpementasikan proses
keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesame memerlukan kemampuan
khusus dan kepedulian social yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian social yang mencakup ketrampilan
intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau
kasih saying / cinta (Johnson, 2989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja
akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, memberikan kepuasan
professional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesame manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja fondasi komunikasi efektif ?
2. Apa definisi komunikasi efektif secara umum ?
3. Apa saja karakteristik komunikasi efektif ?
4. Apa saja elemen komunikasi efektif ?
5. Bagaimana strategi komunikasi efektif dalam asuhan keperawatan ?
6. Bagaimana cara membangun komunikasi efektif ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memahami serta mampu menjelaskan kepada mahasiswa dan mahasiswi
terkait dengan materi mengetahui tentang komunikasi efektif petugas kesehatan (perawat
dengan klien).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami fondasi komunikasi efektif
2. Mengetahui dan memahami definisi komunikasi efektif secara umum
3. Mengetahui dan memahami cara membangun komunikasi efektif

5
4. Mengetahui dan memahami karakteristik komunikasi efektif
5. Mengetahui dan memahami elemen komunikasi efektif
6. Mengetahui dan memahami strategi komunikasi efektif dalam asuhan
keperawatan

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Umum
Mahasiswa mampu memahami kajian-kajian tentang komunikasi efektif petugas
kesehatan (perawat dengan klien).
1.4.2 Manfaat Khusus
a. Memberikan pemahaman tentang komunikasi efektif petugas kesehatan (perawat
dengan klien).
b. Mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa STIKes Ngudia Husada Madura
dalam menerapkan komunikasi efektif petugas kesehatan (perawat dengan klien).
c. Mampu meningkatkan keterampilan mahasiswa STIKes Ngudia Husada Madura
dalam komunikasi efektif petugas kesehatan (perawat dengan klien).

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Fondasi Komunikasi Efektif


Aktifitas komunikasi sudah menjadi pekerjaan manusia sehari-hari, mulai dari
komunikasi antar teman/pribadi, kelompok, organisasi, public hingga massa. Jika kita lebih
teliti, banyak kegagalan dari aktivitas komunikasi yang kita lakukan setiap hari. Bisa jadi
bentuknya karena tujuan yang kita inginkan atau harapkan belum tercapai sesuai yang
direncanakan. Tujuan komunikasi di sini lebih pada, tidak adanya saling kesepahaman, belum
bertambahnya informasi, belum dapatnya pengetahuan yang dinginkan, serta ada usaha
perubahan dan pergeseran tingkah laku pada orang tersebut.
Aktivitas komunikasi pada prinsipnya dan hakekatnya merupakan aktivitas pertukaran
idea tau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan
penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan
untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut. Pemahaman ini
seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Namun pada bab ini, dibahas secara khusus tentang fondasi komunikasi yang efektif.
Semua manusia bisa berkomunikasi secara efektif belum tentu dimiliki semua manusia. Oleh
karena itu dipandang penting untuk memehami bagaimana cara berbicara atau berkomunikasi
secara efektif. (Maksimus, 2013).

2.2 Pemahaman Umum


Keterampilan menejemen komunikasi secara efektif mutlak diperlukakn dan
dilakukan oleh para perawat dan tenaga medis lainnya agar mereka bisa menjadi lebih
professional dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Menjadi lebih professional dalam
melaksanakan tugas asuhan keperawatan. Sebagai upaya untuk menjadi professional itulah
seorang perawat harus membekali diri dengan kemampuan berkomunikasi secara efektif akan
menempatkan seorang perawat untuk tidak hanya berperan sebagai penyembuh pasien/klien
yang bertindak sebagai teknisi komunikasi semata, namun juga akan mampu berperan
sebagai manejer komunikasi.
Teknisi komunikasi (communication technician) dalam pengertian menjalankan
pekerjaannya hanya berdasarkan keterampilan komunikasi yang dimiliki secara otodidak.
Sementara manajer komunikasi (communication manager) diartikan bahwa melakukan

7
penelitian secara sistematis dan melakukan perencanaan untuk setiap program komunikasi
dalam tugas pelayanan keperawatan.
Tujuan manajemen komunikasi ini adalah untuk meningkatkan hasil dan
menyelesaikan tujuan komunikasi yang ingin dicapai mengenalkan variasi dan gagasan baru
untuk pengembangan dan peningkatan tujuan, sasaran atau target serta hasil komunikasi yang
dilakukan. Komunikasi yang efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
Tujuannya adalah, memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara
pembeli/komunikator dan penerima/komunikan sehingga bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik
dan benar sehingga tidak menimbulkan gangguan/noise.
Dalam interaksi sehari-hari, manusia menjadikan komunikasi sebagai alat
bersosialisasi. Komunikasi telah menjadi unsure penentu keberhasilan dan kesuksesan
pergaulan dalam kehidupansosial kemasyaraktan. Semakin efektif komunikasi yang
dilakukan, maka akan semakin banyak tujuan hidup yang akan diwujudkan dan dicapai oleh
seseorang. (Maksimus, 2013).

2.3 Karakteristik Komunikasi efektif


Sebetulnya, kesulitan berkomunikasi yang paling besar berada dalam diri kita sendiri.
Kurang yakin, kurang percaya diri, memandang orang lain kurang, lebih medominasi, apalagi
tinggi hati adalah sesuatu yang harus di switch dan melatih kebalikannya.
“Anda akan mampu menyusun pikiran anda dengan leb mudah dan lebih efektif jika Anda
mengingat-ngingat struktur pembicaraan;  Apa yang akan dibicarakan dan apa yang telah
anda bicarakan”, (Larry King, Seni Berbicara, 2013)
Berkomunikasi tidak semudah yang kita bayangkan, atau dengan kata lain komunikasi
tidak segampang membalikan telapak tangan akan tetapi sesulit membalikan telapan kaki,
jika seseorang memahami benar elemen-elemen dasar komunikasi yang baik dan benar agar
komunikasi tersebut mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Tentu tidak mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan
kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi,
yakni terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan.
Upaya terus-menerus harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berkomunikasi. Namun demikian keterampilan saja belum cukup, keterampilan
tersebut perlu di asah terus-menerus dan senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana

8
lawan bicara. Komunikasi tidak dapat dipahami sepenggal-sepenggal. Oleh karena itu kita
perlu memahami dan mengetahui apa saja bentuk dan karakteristik komunikasi efektif.
Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif mencakup hal-hal berikut:
2.3.1 Komunikasi verbal efektif
Jelas dan ringkas Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah
dipahami
Mengulang bagian yang penting. Penerima pesan mengetahui “apa, siapa, mengapa, kapan,
dimana, bagaimana. Ringkas dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide
secara sederhana. Perbedaan kata (sampaikan pesan dengan istilah yang dimengerti klien)/
Arti denotatif dan konotatif Intonasi Humor
2.3.2 Komunikasi nonverbal
Penampilan fisik (perawat yang memerhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan citra diri dan profesional yang positif). Sikap tubuh dan cara berjalan (perawat
dapat mengetahui informasi yang bermanfaat dengan memahami sikap tubuh dan langkah
klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat atau fraktur.)
Ekspresi wajah dan kontak mata. Sentuhan (kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian
diberikan melalui sentuhan dan sesuai dengan norma sosial.) (Maksimus, 2013)

2.4 Elemen Komunikasi efektif


Untuk mencapai komunikasi yang efektif juga ada bebrapa elemen penting yang perlu
diperhatikan dengan baik. Elemen-elemen atau unsur-unsur dalam komunikasi efektif
tersebut antara lain adalah: Komunikator (pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol dan
mimik yang menarik simpati dan empati dari komunikannya.) Pesan (cara penyampaian, isi
pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh komunikan). Saluran/channel (sesuai
dengan pesan yang ingin disampaikan dan sesuai dengan kebutuhan komunikan). Perhatikan
gangguan-gangguan yang mungkin akan menghambat proses komunikasi. Komunikan (latar
belakang sosial budaya komunikan). Pengaruh/umpan balik (yang diharapkan/tujuan
penyampaian pesan/informasi). Beberapa elemen komunikasi tersebut saling berhubungan
dalam menyampaikan pesan sehingga tercapainya komunikasi yang efektif. (Maksimus,
2013).

2.5 Strategi Komunikasi Efektif Asuhan Keperawatan

9
Sebagaimana diketahui bahwa setiap pasien/klien selalu menuntut pelayanan perawat
yang prima dan bahkan setiap saat perawat harus ada di dekatnya saat pasien membutuhkan
pertolongan medis. Tidak jarang juga pasien membuat ulah yang beranekamacam bentuknya
dengan berbagai maksud baik untuk mencari perhatian perawat dan orang sekitarnya maupun
hanya sekedar menciptakan sensasional. Pada konteks ini, strategi yang dilakukan perawat
dalam menghadapi macam ragam keadaan pasien penting diharapkan. Strategi komunikasi
mempunyai andil yang sangat besar. Dengan menunjukkan perhatian yang sepenuhnya, sikap
ramah dalam bertutur kata yang lembut diharapkan seorang perawat dalam menjalankan
asuhan keperawatan. Ada beberapa strategi penting yang dilakukan perawat dalam
menghadapi berbagai macam keadaan/kondisi di antaranya:
a. Perawat perlu menciptakan suasan/iklim komunikasi yang baik dan tepat sesuai dengan
kategori pasiennya.
b. Perawat harus memperhatikan secara penuh apa yang sedang dibicarakan pasien agar tidak
bertindak diluar harapannya.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus sejalan antara perkataan dan
tindakan sehingga tidak menimbulkan interprestasi negatif dari pasien.
Perawat harus yakin dan percaya dengan tindakan yang dilakukan karena hanya dengan
keyakinan kebenaran atas tindakan akan terwujud. Demi tercapainya strategi tersebut ada
empat penting yang harus dimiliki perawat sebagai rangkaian dalam komunikasi. Keempat
keharusan yang dimiki perawat itu  yakni:
1) Pengetahuan/kognitis
Perawat harus mengetahui pokok permasalahan yang akan dibicarakan dan
disampaikan dalam komunikasi tersebut. Perawat perlu memiliki pengetahuan yang
memadai sehingga mudah dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan. Meskipin
pasien tidak mengetahui dengan baik tentang rencana asuhan keperawatan (nursing care
plan), namun jika perawat mendiskusikannya dan mengajak kerja sama dengan pasien
tentang tahapan-tahapn yang dilalui dalam proses perawatan maka tindakan medis berjalan
dengan baik.
2) Ketulusan
Dalam asuhan keperawatan, sekedar hanya mengenal pasien dan kebutuhannya saja
tidak cukup, tanpa adanya rasa ketulusan dalam melayani pasien. Penampilan perawat dari
aspek nonverbal tercermin dari sikapnya yang sederhana dan mau mendengarkan keluhan-
keluhan pasien.
3) Semangat

10
Pengetahuan dan ketulusan dalam asuhan keperawatan belum cukup dalam
membangun komunikasi yang efektif dengan pasien, tanpa adanya semangat dari dalam
diri perawat. Sikap semangat yang ditujukan perawat dapat memengaruhi semangat juang
dan hidip pasien. Melalui sikap semangat yang diperagakan perawat juga membuat pasien
semakin percaya diri, optimis dan menguatkan harapan hidupnya bila pasien tersebut
dalam kondisi kritis.
Ketiga faktor prnting di atas tidak ada makna dan artinya tanpa diseretai dengan tindakan
konkret. Pngetahuan, ketulusan dan semangat harus disertai dengan tindakan sehingga
tidak terkesan hanya mengenal teori dan praktik. (Maksimus, 2013)
2.6 Cara Membangun Komunikasi Efektif
Secara berulangkali kita mengakui bahwa komunikasi merupakan aktivitas penting
dalam hidup manusia tanpa kecuali dalam menjalankan roda kehidupannya. Keterampilan
berkomunikasi yang baik, benar dan terarah secara efektif merupakan kemampuan penting
yang harus dimiliki setiap manusia terutama pada perawat atau profesi lainnya dalam
melaksanakan tindakan medis.
Thomas leech, yang dikutip Nunung Nurhasanah (2010), mengatakan, untuk
membangun komunikasi yang efektif kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam
berkomunikasi, yakni : Membaca (reading), Menulis (writing), Mendengar (listening),
Berbicara (speaking).
Kemampuan berkomunikasi secara efektif tidak cukup dengan ketrampilan membaca,
menulis, mendengar, dan kemampuan berbicara. Keempat elemen dasar keterampilan
berkomunikasi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menopang dan
mendukung proses komunikasi yang efektif.
Dalam membangun komunikasi yang efektif ada lima pondasi/dasar yang penting
dipahami dan dipelajari oleh pelaku-pelaku komunikasi dalam setiap aktivitas
komunikasinya. Kelima pondasi membangun komunikasi efektif tersebut diantaranya adalah :
a. Berusaha secara maksimal benar-benar mengerti orang lain/lawan bicara (emphatic
communication)
b. Memenuhi atau menepati komitmen/janji
c. Menjelaskan atau mendeskripsikan harapan/peluang
d. Meminta maaf dengan tulus saat melakukan kesalahan dengan lawan bicara
e. Memperlihatkan integritas personal
Menurut kumar (2000), komunikasi efektif memiliki cirri-ciri diantaranya :
1) Keterbukaan

11
2) Empati
3) Dukungan
4) Rasa positif
5) Kesetaraan
Kelima ciri tersebut merupakan dasar pondasi dalam meletakkan dan membangun
komunikasi efektif antara komunikator dengan komunikator dengan komunikan atau antara
perawat dengan pasien/klien.
Pada saat berkomunikasi, seseorang pasti memiliki presepsi./pandangan tertntu pada
pendengar begitu pun sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam aktivitas
berkomunikasi adalah saat seseorang menyampaikan informasi/pesan dengan ukurannya
sendiri tanpa melihat dan memahami orang lain. Hal seperti ini perlu dihindari karerna
komunikasi senantiasa melibatkan orang lain dan kita harus memahami orang lain tersebut.
Jika ingin aktivitas komunikasi berhasil, maka kita perlu memegang kunci sederhana dalam
proses komunikasi yakni (Know your audience) ketahuilah siapa yang anda ajak bicara.
Johannes (1983) bukunya Ethics in Human Comunitation, mengatakan bahwa, seseorang
komunikator yang dialogis harus mencoba mengenali dan memperkecil kecendrungannya
terhadap manipulasi, keegoisan, dan obyektivasi orang lain
Saat berinteraksi dengan orang lain pastinya ada tujuan yang diharapkan. Tujuan
tersebut dapat dicapai bilamana komunikasi dapat berjalan dengan baik, tidak ada
miskomunikasi. Komunikasi merupakan sebuah aset penting sebafai nilai tambah kepribadian
seseorang, oleh karena itu cara berbicara membuat aktivitas komunikasi efektif. Berikut
merupakan langkah-langkah cara membangun komunikasi efektif yakni:
a. Mengatur Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan
bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu
cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara.
b. Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan
pikiran yang melintas pada diri seseorang.
c. Postur Fisik
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan yang
dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal.
d. Gaya Busana

12
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan pesan. Orang yang berbusana
sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.
e. Respek (Respect)
Sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang menjadi sasaran
pesan yang kita sampaikan.
f.Empati (Emphaty)
Empathi adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi orang lain.
g. Audible
Makna dari audible antara lain; dapat di dengarkan atau dimengerti dengan baik.
h. Clarity
Selain bahwa pesan harus dimengerti dengan baik, maka yang terkait dengan itu
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan.
i.Humble
Sikap rendah hati. Sikap membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. (Maksimus, 2013).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemampuan menerapkan tehnik komunikasi yang efektif memelukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi
dalam di mensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi
bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat. Komunikasi juga akan memberikan dampak bila
dalam penggunaanya di perhatikan sikap dan tehnik komunikasi. Hal lain yang cukup penting
di perhatikan adalah di mensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan hubungan komunikasi.
3.2 Saran
Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien untuk
mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan. Dalam berkomunikasi dengan klien
hendaknya perawat menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak
terjadi kesalah pahaman komunikasi. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat
selalu memegang teguh etika keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lalongkoe Maksimus Ramses. 2013. Komunikasi Keperawatan. Jogjakarta; Graha Ilmu.


Larry, King. 2012. Seni Berbicara (kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Wanto, Paju. 2018. Upaya Meningkatkan Komunikasi efektif Perawat-Pasien. Semarang:
Undip. Jurnal keperawatan volume 10 no1, Hal 28-36.

15

Anda mungkin juga menyukai