Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN
“Konsep Komunikasi Efektif”

Disusun Oleh :
Kelompok II
• Andi Saputra (201560111003)
• Amanda Aurellia Sitepu (201560111004)
• Astrid Mudiyasita (201560111006)
• Dea Fitri Ananda (201560111007)
• Mellysa (201560111021)
• Trisya Putri Dinanti (201560111038)
Kelas : 1A Keperawatan
Semester II
Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia Raya No. 88A Kel. Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi
Tlp. (021) 82431375, fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail : stikesmi@yahoo.com
TA. 2020/2021

1
NAMA NPM JABATAN
ANDI SAPUTRA 201560111003 KETUA
ASTRID MUDIYASITA 201560111006 SEKRETARIS
TRISYA PUTRI DINANTI 201560111038 MODERATOR
MELLYSA 201560111021 PRESENTATOR I
DEA FITRI ANANDA 201560111007 PRESENTATOR II
AMANDA AURELLIA SITEPU 201560111004 NOTULEN

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….5

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………...5


1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..6
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………6

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...7

2.1. Pengertian Komunikasi Efektif………………………………………………………..7

2.2. Fungsi Komunikasi Efektif……………………………………………………………7

2.3. Teknik Komunikasi Efektif……………………………………………………………7

2.4. Tujuan Komunikasi Efektif……………………………………………………………10

2.5. Syarat Komunikasi Efektif……………………………………………………………..10

2.6. Kiat Komunikasi Efektif………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………..13

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………...13

3.2. Saran……………………………………………………………………………………..13

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………14

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Komunikasi Efektif”. Tugas ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan. Kami menyadari bahwa tugas ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami
menyampaikan terimakasi atas bantuannya kepada teman-teman kelompok 2
yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini. Kami juga menyadari
bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penting sebagai masukan bagi penyusun.

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan perawat
sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu
komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara
tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit,
tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau
partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui
perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih
baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari
kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan alat untuk
membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup pencapaian informasi,
pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi
kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat untuk membantuk klien mencapai
keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi yang berlangsung di tatanan kelompok
ataupun komunitas biasanya lebih efektif dalam mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh
petugas kesehatan seperti perawat salah satunya.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi adalah proses
kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan
nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.Kebisuan juga merupakan
sebuah makna komunikasi. Misalnya seorang perawat yang yang menyimak kesedihan
seorang suami yang ditinggal mati istrinya. Komunikasi menyampaikan informasi dan

5
merupakan suatu aksi saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting,
yang digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif ?


2) Apa fungsi dari komunikasi efektif ?
3) Bagaimana teknik dari komunikasi efektif ?
4) Apa tujuan dari komunikasi efektif ?
5) Apa saja syarat komunikasi efektif ?
6) Bagaimana tahap orientasi kiat komunikasi yang efektif ?

1.3. Tujuan

1) Agar mahasiswa mengetahui apa pengertian dari komunikasi efektif


2) Agar mahasiswa mengetahui apa saja fungsi dari komunikasi efektif
3) Agar mahasiswa mengetahui apa saja teknik dari komunikasi efektif
4) Agar mahasiswa mengetahui apa tujuan komunikasi efektif
5) Agar mahasiswa mengetahui apa saja syarat dari komunikasi efektif
6) Agar mahasiswa tahap orientasi kiat komunikasi yang efektif

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOMUNUKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif adalah pengembangan hubungan antara tenaga kesehatan (dokter,


perawat, fisioterapis, bidan, nutrisionis, atau tenaga kesehatan lain) dengan pasien secara
efektif dalam kontak sosial yang berlangsung secara baik, menghargai kemampuan dan
keunikan masing-masing pihak, dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh pasien secara bersama. Pengembangan hubungan berkaitan erat dengan
kepercayaan, yang dilandasi keterbukaan, kejujuran, saling menghargai, serta memahami
kebutuhan dan harapan masing-masing. Dengan terjalinya hubungan saling percaya, pasien
akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap berkaitan dengan kondisinya,
sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan
memberi terapi yang tepat bagi pasien. Demikian juga dengan tenaga kesehatan lain,
apabila sudah terjalin hubungan saling percaya, maka tindakan keperawatan akan lebih
mudah untuk dilaksanakan.

Pasien dan tenaga kesehatan sama-sama memperoleh manfaat dari hubungan saling
percaya. Setiap pihak merasa dimengerti dan dihargai, sehingga apa yang diinginkan dapat
tercapai. Pasien ingin segera mendapat pertolongan dari dokter karena penyakitnya, segera
ditangani dan lekas sembuh. Sebaliknya dokter membutuhkan informasi yang jelas berkaitan
dengan gejala dan keluhan yang dihadapi oleh pasien, dan saat dilakukan pemeriksaan
pasien kooperatif. Kedua tujuan ini baik dari pasien maupun dokter dapat tercapai apabila
didasari keinginan yang kuat untuk terus menjalin dan mempertahankan hubungan saling
percaya. Komunikasi efektif harus terus dipertahankan mulai awal kontak dengan pasien,
selama proses pengobatan/perawatan, sampai akhir dari terapi atau pasien dinyatakan
sembuh.

2.2. FUNGSI KOMUNIKASI EFEKTIF

Melalui komunikasi efektif perawat dapat menjelaskan mengenai prosedur proses


keperawatan secara jelas kepada pasien maupun ke keluarga pasien agar pasien dapat lebih
mudah memahami penyampaian informasi oleh perawat.

Peningkatan mutu pelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui komunikasi efektif


untuk penerapan kebijakan keselamatan pasien. Komunikasi efektif akan memberikan
informasi yang jelas dan dapat dimengerti oleh pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis
lainnya sehingga akan mengurangi kesalahan dalam pemberian informasi dan dapat
meningkatkan derajat keselamatan pasien melalui hubungan interpersonal yang efektif.
Melalui hubungan interpersonal tersebut komunikasi efektif akan membangun rasa percaya
dan rasa menghargai sehingga akan mempermudah peningkatan keselamatan pasien.

2.3. TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF


1. Mendengarkan Secara Aktif

7
Ketika berbicara dengan pasien, perawat hendaknya menunjukkan sikap terbuka,
memandang atau menatap pasien, melakukan kontak mata, menghindari gerakan yang tidak
perlu, tubuh lebih dicondongkan ke arah pasien, dan menganggukkan kepala saat pasien
membutuhkan umpan balik atau membicarakan hal yang dirasa sangat penting.

2. Memperlihatkan Sikap Menerima


Teknik dalam komunikasi keperawatan selanjutnya adalah memperlihatkan sikap
menerima. Sikap menerima adalah sikap bersedia untuk mendengarkan apa yang ingin
disampaikan oleh pasien tanpa keraguan. Ketika menerapkan teknik ini hendaknya perawat
mengindari bahasa tubuh dalam komunikasi yang menunjukkan ketidaksetujuan.
3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan
Ketika memberikan pertanyaan yang berkaitan, hendaknya perawat hanya menanyakan
satu pertanyaan dan menggali lebih dalam topik yang ditanyakan tersebut sebelum beranjak
ke topik selanjutnya. Memberikan pertanyaan kepada pasien dapat dilakukan dengan
pertanyaan terbuka maupun tertutup.
4. Mengulang
Teknik ini dilakukan dengan cara mengulang kembali apa yang dikatakan oleh pasien
dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri. Misalnya, pasien mengatakan, “Perut saya
perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu memiliki sejarah sakit maag?”.
5. Klarifikasi
Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan dilakukan dengan cara menyatakan
kembali pesan yang ambigu atau tidak jelas oleh perawat dengan tujuan mengklarifikasi
makna yang dimaksud oleh pasien. Misalnya, “Saya tidak paham dengan apa yang dimaksud
dengan ‘lebih sakit dari yang biasanya’, apa bedanya dengan sekarang?”
6. Memfokuskan
Teknik dalam komunikasi keperawatan berikutnya adalah memfokuskan pembicaraan
antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan perhatian pada
satu topik gagasan atau bahkan hanya satu kata saja. Misalnya, “Pada skala 1 sampai 10,
bagaimanakah rasa sakit yang Anda alami di kaki Anda?”.
7. Merefleksikan
Teknik refleksi pertama kali diterapkan dalam komunikasi pendidikan atau komunikasi
pembelajaran terkait dengan interaksi antara guru dan peserta didik.
Dalam komunikasi perawatan, teknik ini menitikberatkan pada interaksi yang terjadi
antara perawat dan pasien dan merupakan jalan untuk memahami kepercayaan dan nilai-nilai
pasien.
Tujuan teknik refleksi dalam komunikasi keperawatan adalah untuk memberikan
umpan balik kepada pasien dengan cara menyampaikan hasil pengamatan perawat kepada
pasien sehingga dapat diketahui pesan diterima dengan baik oleh pasien. Misalnya, “Adik
kok sedih?”.
8. Menyediakan atau Memberi Informasi

8
Teknik menyediakan atau memberi informasi adalah teknik yang digunakan oleh
perawat untuk memberikan jenis-jenis informasi yang berkaitan atau sesuai dan sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan, mengurangi kecemasan, dan memberikan rasa
aman bagi pasien.
9. Diam
Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu pada
waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu sama lain,
memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari apa yang telah
dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya memberikan kesempatan kepada pasien
untuk berpikir dan mengekspresikan dirinya.
10. Mengidentifikasi Tema
Mengidentifikasi tema dalam komunikasi keperawatan adalah membuat kesimpulan
mengenai topik yang dibicarakan. Teknik ini bertujuan untuk membantu pembahasan topik
tertentu sebelum beranjak untuk membahasa topik berikutnya. Biasanya teknik ini dilakukan
sebelum pembicaraan mengenai topik yang berkaitan dilanjutkan.
11. Memberikan Penghargaan
Teknik memberikan penghargaan kepada pasien dalam komunikasi keperawatan adalah
teknik yang diterapkan oleh perawat dengan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada
pasien.
Penghargaan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hendaknya tidak menjadi beban
tersendiri bagi pasien. Hal ini dimaksudkan agar pasien tidak melakukan berbagai macam hal
untuk memperolah pujian dari perawat. Misalnya, “Selamat, ya. Bapak sudah pulih dan bisa
pulang hari ini”.
12. Menawarkan Diri
Menawarkan diri merupakan salah satu contoh komunikasi interpersonal dalam
keperawatan. Menawarkan diri adalah teknik dalam komunikasi keperawatan yang mengacu
pada menyediakan diri kepada pasien tanpa pamrih. Teknik ini dilakukan ketika pasien dirasa
belum siap untuk berkomunikasi dengan perawat secara verbal. Misalnya, “Saya ingin Ibu
merasa tenang”.
13. Memberi Kesempatan kepada Pasien untuk Memulai Pembicaraan
Teknik selanjutnya dalam komunikasi keperawatan adalah memberi kesempatan kepada
pasien untuk memulai pembicaraan. Melalui teknik ini perawat memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memilih topik pembicaraan dan memulai pembicaraan. Misalnya,
“Apakah Ibu ingin menyampaikan sesuatu?”.
14. Menganjurkan untuk Meneruskan Pembicaraan
Teknik menganjurkan kepada pasien untuk meneruskan pembicaraan adalah salah satu
teknik mendengarkan dengan aktif. Melalui teknik ini perawat menganjurkan dan
mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini juga sekaligus menunjukkan bahwa
perawat mengikuti apa yang dibicarakan oleh pasien dan tertarik dengan apa yang
disampaikan oleh pasien. Misalnya, “Bagaimana kelanjutan ceritanya, Bu?”
15. Membuka Diri
Membuka diri atau self-disclosure adalah salah satu konsep penting dalam teori penetrasi
sosial yang diterapkan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi maupun
komunikasi keperawatan. Membuka diri mengacu pada pengalaman pribadi tentang diri yang

9
dikemukakan kepada orang lain dengan tujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan
pengalaman masing-masing orang yang berkomunikasi.
Dalam komunikasi keperawatan, pertukaran pengalaman ini ditawarkan sebagai bentuk
ekspresi kesopanan dan kejujuran perawat kepada pasien.
16. Konfrontasi
Teknik konformasi hanya digunakan setelah pasien memberikan kepercayaan kepada
perawat dan harus dilakukan secara baik, sopan, dan peka. Misalnya, “Anda telah
memutuskan apa yang akan dilakukan namun Anda masih berbicara tentang berbagai pilihan
yang Anda miliki”.

17. Menyimpulkan
Teknik dalam komunikasi keperawatan yang terakhir adalah menyimpulkan. Yang
dimaksud dengan menyimpulkan adalah mengumpulkan seluruh informasi dari percakapan
yang telah dilakukan antara pasien dan perawat.
2.4. TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang kemungkinan timbul
akibat hubungan antara perawat/tenaga kesehatan dengan pasien. Keberhasilan komunikasi
antara perawat dan pasien pada umumnya akan menimbulkan rasa nyaman dan puas bagi
kedua belah pihak.
2.5. SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1.Karakter yang kokoh, yang dibangun dari fondasi
Integritas pribadi yang kuat
2.Rasa percaya diri yang tinggi
3.Sopan santun, baik hati, jujur, memenuhi komitmen
2.6. KIAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Pra Interaksi
a.Merupakan masa apersepsi dimana terjadi pencerapan dari hasil renungan untuk
menata kata-kata yang akan diucapkan
b.Merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan
orang lain
c.Perawat perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan dan pengalaman yang
dimiliki terkait dengan percakapan yang akan dilakukan.
1) Bila tidak siap
a) Membaca standar atau literatur
b) Berdiskusi dengan teman, atasan ataupun supervisior
2) Bila sudah siap
A) Membuat rencana interaksi atau komunikasi dengan orang lain.

10
Hal-hal yang perlu dipersiapkan atau dilakukan pada tahap pra-interaksi adalah
sebagai berikut:
a. Evaluasi pada diri sendiri
1) Pengetahuan dan kemampuan tentang kondisi klien
2) Apa saja yang diucapkan saat bertemu
3) Respons selanjutnya atau tindak lanjut yang akan dilakukan
4) Mengingat kembali pengalaman yang baik maupun pengalaman yang tidak baik
5) Evaluasi tingkat kecemasan
b. Penetapan tahapan interaksi atau hubungan
1) Tujuan pertemuan, spesifik, dapat diukur (measurable) dapat di raih
(achieveable), realitas dan memiliki waktu atau time.
2) Tindakan yang akan dilakukan
3) Cara melakukan
c. Rencana interaksi
1) Rencana percakapan tertulis
2) Teknik komunikasi
3) Teknik observasi
4) Langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan disesuaikan dengan standart
operasional prosedur.

2) Perkenalan/Orientasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat pertama kali bersama atau kontak
dengan orang lain.
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Salam terapeutik yang disertai dengan perkenalan.
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan, baik nama lengkap maupun nama panggilan
yang disukai.
3) Mengulurkan tangan untuk bersalaman
4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
5) Jelaskan tujuan pertemuan
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7) Jujur dan menepati janji
B. Evaluasi validasi
1) Menanyakan perasaan-perasaan yang dirasakan.
2) Menanyakan kondisi emosional yang dialami saat ini.

11
Contohnya : “bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
C. Kontrak
Kegiatan dalam konrak meliputi kontrak topik, waktu, dan tempat. Pada
pertemuan yang pertama kegiatan dalam kontrak ini untuk menentukan
kesepakatan bersama topik apa yang akan didiskusikan, tempatnya di mana, dan
kapan pelaksanaanya. Setelah tercapai kesepakatan perawat dan klien akan
memulai diskusi.
Apabila kontrak yang telah disepakati ternyata ada halangan karena sesuatu
hal, perawat harus tetap datang ke klien sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat dan membuat kontrak baru. Hal ini dilakukan agar klien tetap percaya
kepada perawat baik dipandang dari sudut kapasitas dan kemampuan.

3) Kerja/Implementasi
Fase kerja merupakan inti hubungan perawat dan klien yang terkait erat dengan
pelaksaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a.Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan tindakan yang akan
dilakukan, tujuan tindakan keperawatan, dampak yang terjadi bila klien menolak
atau tindak kooperatif dalam tindakan keperawatan, perasaan yang dihadapi dan
pikiran-pikiran yang mengganggu. Tujuan ini sering disebut sebagai tujuan
kognitif dalam tindakan keperawatan.
b.Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan klien untuk
penerimaan diri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan harapan ada
kerjasama yang baik antara klien dan perawat dalam menyelesaikan masalah klien.
c.Melaksanakan pendidikan kesehatan
d. Melaksanakan teknikal keperawatan sesuai dengan diagnosis keperawatan yang
ada.
e.Melaksanakan tindakan kolaborasi.
f. Melaksanakan observasi dan monitoring.
Dalam melaksanakan teknikal keperawatan perawat perlu melihat dulu acuan
tindakan keperawatan yang telah ada di ruangan. Biasanya disetiap ruangan
mempunyai Standart Operasional Prosedur. Agar tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan dengan benar dan tepat dengan tingkat penerimaan yang tinggi dari
klien, dalam melaksanakan tindakan perawat selalu berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan pasien. Prinsip pada tahap ini adalah perawat menggunakan
diri secara terapeutik yang tampak dari teknik komunikasi terapeutik dan sikap
terapeutik dalam pelaksanaan langkah-langkah tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana.

4.Terminasi

12
Merupakan akhir dari pertemuan, dimana perawat mengakhiri proses interaksi
dengan harapan klien mengetahui bahwa hubungan yang dilakukan tersebut sebatas
hubungan profesional antara perawat dan klien. Ada dua macam dari terminasi
yaitu : pertama, terminasi sementara merupakan akhir dari tiap pertemuan,
contohnya dinas pagi melakukan terminasi sebagai operan dengan dinas siang, dst.
Kedua, terminasi akhir yaitu terminasi yang dilakukan setelah klien keluar dari
rumah sakit, (pulang sembuh atau pindah rumah sakit)berisi penyampaian pesan
meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan di rumah (discharge planning),
antara lain sebagai berikut :
a.Jadwal kontrol
b.Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
c.Tindak lanjut rehabilitasi
d.Obat-obatan yang perlu dilanjutkan maupun obat yang dihentikan.
e.Kontrol sewaktu-waktu bila ada yang membahayakan tidak perlu menunggu
jadwal yang telah ditetapkan.

BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi adalah proses
kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya.
Yang paling penting dalam komunikasi efektif bukan sekedar pada apa yang kita tulis
atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan kepada
penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita di bangun dari teknik hubungan manusia
yang dangkal (etika kepribadian) dan bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter),
orang lain akan melihat tau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif
adalah karakter yang kukuh yang di bangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Kita
bisa menggunakan pada syistem pelayanan keperawatan di unit pelayanan kesehatan yang
ada, seperti puskesmas, rumah sakit, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
3.2. SARAN
Diharapkan semua mahasiswa mampu berkomunikasi efektif yang benar dalam
keperawatan. Dan komunikator dapat memahami etika kepribadian atau karakter dari
komunikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://milapurnamasari123.blogspot.com/2017/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

https://osf.io/5m3s7/download#:~:text=Komunikasi%20menjadi%20kunci%20yang
%20penting,memahami%20penyampaian%20informasi%20oleh%20perawat.

https://pakarkomunikasi-com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/teknik-dalam-
komunikasi-keperawatan/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16109061287060&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fpakarkomunikasi.com%2Fteknik-dalam-
komunikasi-keperawatan

http://eprints.ners.unair.ac.id/668/1/ah_yusuf%20Kx%20Efektif%20dalm
%20Keperawatan.pdf

14
15

Anda mungkin juga menyukai