Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN

KOMUNIKASI KELEMPOK
Digunakan Untuk Memenuhi Sebagai Dari Tugas Makalah Komunikasi Kebidanan

Disusun Oleh:

Nia Aquarius 2350331049


Tanisa Salsabila 2350331066
Sania Azhar Febriana 2350331060
Resty Amalia 2350331039
Elis Fitriyani 2350331045
Irma Pariah 2350331037
Nashwa Alya Eishafina 2350331050
Salsha Maylina 2350331041

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN PRODI D3


KEBIDANAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Komunikasi terauputik".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Cimahi, 6 Oktober 2023

Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pendahuluan

BAB II

PEMBAHASAN

A. 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik


2. Fungsi Komunikasi Terapeutik
3. Tujuan Komunikasi Terapeutik
4. Jenis Komunikasi Terapeutik
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi
6. Komponen dalam Komunikasi
7. Karakteristik Komunikasi terapeutik
8. Fase-fase Komunikasi Terapeutik
9. Sikap dan Teknik Komunikasi Terapeutik
10. Kebutuhan Komunikasi Terapeutik
B. 11. Pengertian Komunikasi Kelompok

12. Proses Komunikasi Kelompok 13. Perkembangan Kelompok

14. Manfaat dari Menbentuk Kelompok yang Efektif


15. Tahap Perkembangan Kelompok Efektif

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diera zaman yang sangat moderen ini banyak orang-orang yang mengacuhkan

arti kebersamaan, kekompakan, dan rasa tolong menolong. Banyak orang merasa

dirinya tidak membutuhkan orang lain atau lebih baik hidup secara individu.
Kecanggihan alat komunikasi menjadikan intensitas dan keakraban orang bertatap

muka menjadi berkurang, sehingga tidak terjadi interaksi yang baik. Saat seseorang

responden ditanya tentang komunikasi kelompok primernya yang dilakukan apa

saja, dia hanya menyebutkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anggota
keluarganya.Bukan menceritakan komunikasi yang dilakukan didalam kelompok
tersebut.

Begitupun saat berkomunikasi kelompok dengan kelompok sekunder, banyak

orang yang canggung saat diminta untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan

yang lainya. Serta binggung dengan apa yang dilakukan saat harus membentuk
kelompok serta menyelesaikan permasalahan didalam kelompok tersebut.

B. Rumusan Masalah
1.apa yg dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
2.apa tujuan komunikasi terapeutik?
3. apa saja karakteristik dan komunikasi terapeutik?
4. apa saja tahap komunikasi terapeutik ?

C. Tujuan Pendahuluan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi kelompok yang saat ini

dilakukan, dan bagaimana menciptakan komunikasi kelompok yang baik didalam

suatu kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Terapeutik

1. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi adalah proses manusiawi yang melibatkan hubungan


interpersonalKomunikasi mencakup hubungan yang lebih luas dari sekedar
wawancaraSemua bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, itu disebut
juga sebagai bentuk komunikasi (Swanburg, 2003). Komunikasi terapeutik adalah
suatu sarana bagi perawat dalam menjalin hubungan saling percaya, sehingga dapat
meningkatkan citra yang baik bagi tenaga kesehatan khususnya untuk profesi
keperawatanKomunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perawat dalam
berinteraksi dengan pasienKomunikasi menjadi tidak efektif karena terjadi kesalahan
dalam menafsirkan pesan yang diterimanya. Kesalahan dalam menafsirkan pesan
dapat disebabkan karena persepsi yang berbeda, hal ini sering terjadi dalam institusi
pelayanan kesehatan (Mustikasari, 2006)

Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam
pelayanan keperawatan disebut juga sebagai komunikasi terapeutik perawat yang
merupakan komunikasi profesional perawat (Purwaningsih dan Karlina, 2012).
Komunikasi termasuk dalam komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan pasien dengan tujuan untuk membantu
pasien memperjelas dan mengurangi beban pikiran serta diharapkan dapat
mengurangi atau menghilangkan kecemasan pasien. Disimpulkan komunikasi
terapeutik adalah hubungan interpersonal antara perawat dengan klien untuk membina
hubungan saling percaya sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien.
2. Fungsi Komunikasi Terapeutik

tidak diterapkan akan mengganggu hubungan terapeutik yang akan berdampak


pada ketidakpuasan pasienKomunikasi terapeutik dapat digunakan sebagai terapi
untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien atau meningkatkan rasa percaya pasien
terhadap perawatnya (Pohan, 2007)Dengan pemberian komunikasi terapeutik
diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien karena pasien merasa bahwa
interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan,
perasaan dan informasi dalam rangka mencapai tujuan perawatan yang optimal,
sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat

Pemberian komunikasi terapeutik yang diberikan oleh perawat pada pasiennya berisi
tentang diagnosa penyakitmanfaaturgensinya tindakan medis, resiko, komplikasi yang
mungkin dapat terjadi, prosedur alternatif yang dapat dilakukan, konsekuensi yang
dapat terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis, prognosis penyakit, dampak
yang ditimbulkan dari tindakan medis serta keberhasilan atau ketidakberhasilan dari
tindakan medis tersebutDengan begitu pasien dapat mengetahui informasi tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter ketika pasien dalam posisi tidak sadarKarena yang
menangani tindakan tersebut adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya pasien
akan merasa lebih nyaman dan tenang dalam menjalani tindakan invasif bedah
sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan yang dialaminya (Asmadi, 2008)

3. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Tujuan komunikasi terapeutik adalah untuk menegakkan hubungan terapeutik


antara petugas kesehatan dengan pasien atau klien, mengidentifikasi kebutuhan pasien
atau klien yang penting (client-centeredgoal) dan menilai persepsi pasien atau klien
terhadap masalahnyaTujuan komunikasi terapeutik untuk membantu pasien
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran pasien; membantu
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien; membantu memengaruhi seseorang,
lingkungan fisik dan diri sendiri (Ester2003
4. Jenis Komunikasi Terapeutik

Uripnietal (2002) jenis komunikasi terapeutik dapat dibedakan respon klien sebagai
berikut:

a. Mendengar dengan penuh perhatian


Hal ini perawat harus mendengarkan masalah yang disampaikan oleh klien untuk
mengetahui perasaan, pikiran dan persepsi klien itu sendiri Sikap yang dibutuhkan
untuk menjadi pendengar yang baik adalah menatap matanya saat Recklesse tidak
menyilangkan kaki dan tangan, hindari gerakan yang tidak perlu dan condongkan
tubuh kearah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan Mendukung dan menerima dengan tingkah laku yang


menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Menerima bukan berarti menyetujui.
Menerima berarti mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaita Tujuan perawat bertanya adalah untuk


mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang telah disampaikan oleh
klienOleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah
yang sedang dihadapi oleh klien.

d. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri Melalui pengulangan kembali


kata-kata klien, seorang perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti
pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.

e. Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi pada saat perawat menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau
pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klienTujuan dari teknik ini untuk.
menyamakan pengertian

f. Memfokuskan
Tujuan dari memfokuskan untuk membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan
menjadi lebih spesifik dan dimengertiHal yang perlu diperhatikan adalah tidak
memutuskan pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang sedang dihadapi.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Arwani (2003), faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah:

a. Postur dan gaya berjalan


Postur dan gaya berjalan juga mempengaruhi dalam proses komunikasi Cara orang
berdiri atau bergerak adalah bentuk ekspresi diri yang dapat dilihat, karena postur dan
gaya berjalan dapat mencerminkan emosi, konsep diri dan kondisi fisik seseorang
Untuk itu penting sekali sebagai perawat memperhatikan postur dan gaya berjalan
dalam berkomunikasi dengan klien.

b. Pandangan mata
Pandangan mata dalam komunikasi mempunyai peran yang sangat penting karena
pandangan mata mengartikan kesederhanaan dan perawat yang dapat menjaga kontak
mata selama komunikasi berlangsung dapat diartikan sebagai dapa dipercaya. ITA

c. Isyarat tangant
Didalam pemberian gerakan tangan dapat juga diartikan sebagai usaha, pemberian
tanda baca, klarifikasi kata yang harus diucapkan. Isyarat dapat menjelaskan arti
khusus dalam sebuah komunikasi.

d. Pengaturan jarak dan wilayah komunikasi


Selama seseorang melakukan interaksi sosial, orang secara sadar aka
mempertimbangkan jarak antara meraka. Seorang perawat serin mempertimbangkan
dan menjadikan ruang sebagai faktor yang amat pentin dalam komunikasi. Jarak
antara perawat dengan pasiennya dapat ditetapkan sesu dengan kondisi dan situasi
yang ada, jarak intim antara perawat dengan pasi an situasi yang ada, jarak in kurang
lebih 45 cm atau kurang dari itu dan dalam posisi duduk biasanya han membutuhkan
jarak antara 18 inchi atau kurang lebih 1,5 m
6. Komponen dalam Komunikasi

Komponen dasar komunikasi terapeutik menurut Perry dan Potter (2005) adal sebagai
berikut:

a. Kerahasiaan
b. Keterbukaan diri (selfdisclosure)
c. Privasi
d. Sentuhan
e. Mendengarkan aktif
f. Melakukan pengamatan

7. Karakteristik Komunikasi terapeutik

Maulana (2009) dalam bukunya menjelaskan bahwa karakteristik komunikas


terapeutik dibagi menjadi tiga, yaitu keikhlasan (genuineness), empati (empathy)dar
kehangatan (warmth)

a. Keikhlasan (genuineness)

Dalam rangka membantu klien, perawat harus menyadari tentang nilai, sikap dan
perasaan yang dimiliki terhadap keadaan klien. Apa yang perawat pikirkan dan hadap
rasakan tentang individu dan dengan siapa dia berinteraksi selalu dikomunikasikan
pada individu, baik secara verbal maupun nonverbalPerawat yang mampu
menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dipunyai
terhadap pasien sehingga dapat belajar untuk mengomunikasikannya secara
tepatSehingga perawat dapat menyampaikan segala perasaan yang dimiliki dengan
cara yang tepat tanpa menyalahkan atau menghukum klien
b. Empati (empathy)

Empati merupakan perasaan "pemahaman" dan "penerimaan" perawat terhadap


perasaan yang dialami klien dan kemampuan merasakan "dunia pribadi pasien".
Empati adalah suatu perasaan yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (objektif)
yang didasarkan atas apa yang dialami orang lainEmpati cenderung bergantung
dengan kesamaan pengalaman diantara orang yang terlibat komunikasiEmpati dapat
diekspresikan melalui berbagai cara yang dapat dipakai ketika dibutuhkan seperti
memperlihatkan kesadaran tentang apa yang saat ini sedang dialami oleh
pasienPerawat yang berempati dengan orang lain dapat menghindarkan penilaian
berdasarkan kata hati (impulsivejudgement)

c. Kehangatan (warmth).

Hubungan yang saling membantu (helpingrelationship) dilakukan untuk memberikan


kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya secara bebasDengan
kehangatan perawat akan mendorong pasien untuk mengekspresikan ide-ide dan
menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau di
konfrontasiSuasana yang hangat, permisif, dan tanpa adanya ancaman menunjukkan
adanya penerimaan perawat terhadap klien

8. Fase-fase Komunikasi Terapeutik

Arwani (2003) dalam bukunya fase komunikasi terapeutik dapat dibagi menjadi
empat, diantaranya sebagai berikut:

a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi. Dalam fase pengkajian perawat menyatu dengan pasien,
keluarga pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi kebutuhan
kesehatan dan menentukan prioritas tindakan keperawatan

b. Rencana keperawatan Perawat berinteraksi dengan klien untuk menentukan


tindakan keperawatan yang tepat pada klien.
c.Tindakan keperawatan

Tahap tindakan keperawatan perawat aktif dalam tindakan keperawatan yang


diberikan kepada pasienMembutuhkan keterampilan komunikasi perawat untuk
memenuhi kebutuhan psikososial dan fisik pasien.

d. Menilai kemajuan dan hasil akhir dari tindakan yang diberikan Komunikasi sangat
penting dalam tindakan keperawatan, tanpa komunikasi perawat akan kesulitan untuk
menilai apakah tindakan keperawatan yang telah diberikan berhasil atau tidak. Dalam
tahap ini perawat harus mendiskusikan perubahan tindakan, NG rasional dari usulan
perubahan tindakan.

9. Sikap dan Teknik Komunikasi Terapeutik

Teknik komunikasi terapeutik menurut Perry dan Potter (2005) meliputi interaksi
sosial, menyimak dengan penuh perhatianmenunjukkan penerimaan, mengajukan
pertanyaan yang berhubungan, parafrase, menjelaskan, fokus, menetapkan observasi,
memberikan informasi yang dibutuhkan, mempertahankan ketenangan, dan
memberikan kesimpulan.Teknik komunikasi terapeutik yang dapat diterapkan kepada
pasien, (Suryani, 2005)

a. Mendengarkan dengan aktif (activelistening)


Menjadi pendengar yang baik adalah keterampilan dasar dalam melakukan hubungan
antara perawat dengan klien. Dengan demikian perawat dapat mengetahui perasaan
dan pikiran pasien. Selama mendengarkan perawat secara aktif mengikuti apa yang
dibicarakan oleh pasiennya.

b. Memberi kesempatan pada pasien untuk memulai pembicaraan. Memberi


kesempatan kepada pasien untuk mengambl inisiatif dalam memilih topik
pembicaraan. ciptakan suasana dimana pasien merasa terlibat penuh dalam
pembicaraan.
c. Memberi penghargaan.

Memberi salam kepada pasien dengan menyebutkan namanya, menunjukkan


kesadaran tetang perubahan yang terjadi dan menghargai pasien sebagai manusia
seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggungjawab atas dirinya sendiri sebagai
individu. ADI

d. Mengulang kembali.
Perawat mengulang sebagai pertanyaan pasien dengan menggunakan kata-kata
sendiri, yang menunjukkan bahwa perawat mendengar apa yang dikatakan atau yang
dikemukakan oleh pasien.

e. Refleksi.

Perawat mengulang kembali apa yang telah dibicarakan oleh pasien untuk
menunjukkan bahwa perawat mendengar dan mengerti apa yang dibicarakan oleh
pasien.

10. Kebutuhan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik dapat dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi,


komunikasi juga dapat dilakukan oleh perawat dengan pasien, dengan keluarga pasien
dan dengan tim kesehatan lainnyaDalam hal ini komunikasi antara perawat dengan
pasien sangat dibutuhkan karena dengan proses komunikasi perawat mendapatkan,
informasi tentang kondisi pasien secara signifikan dan perawat juga dapat
memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan informasi yang telah didapatan.
Seorang perawat juga dapat menyimpulkan rasional dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan secara tepat.
B. Komunikasi Kelompok

11. Pengertian Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang


berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan.

Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari dua kata komunikasi dan
kelompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011)
kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan, interdependensi,
dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu
makna didalam suatu kelompok. Pengertian kelompok berdasarkan diatas dapat
diartikan atas dasar:

a) Motivasi dikemukakan Bass (dalam Hariadi 2011), menyatakan bahwa kelompok


adalah kumpulan individu yang keberadaanya sebagai kumpulan memberikan reward
kepada individu-individu.

b) Atas dasar tujuan yang dikemukakan oleh mills (dalam Hariadi 2011), kelompok
dipandang Mills adalah suatu kesatun yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu.

c) Segi interdependensi, Fiedler (dalam Hariadi 2011) Mengatakan bahwa kelompok


adalah sekumpulan orang yang saling bergantung satu dengan yang lainya. Pengertian
yang sama juga dikemukakan olej Cartwright dan Zander (1968), bahwa kelompok
adalah kumpulan beberapa orang orang yang berhubungan satu dengan yang lainya
dan membuat mereka saling ketergantungan.
d) Dasar interaksi yang dikemukakan oleh Bouner (dalam Hariadi 2011), menyatakan
bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu dengan yang lain
dan saling mempengaruhi

Dari pengertian yang ada diatas menurut Hariadi, 2011 bahwa pengertian
kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi diantara
anggotanya, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di
antara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta
groupnees, merupakan satu kesatuan.

Menurut A. Maslow Pengertian kelompok agar lebih jelas, diawali dengan


pores pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai mahluk hidup mempunyai
kebutuhan (Santosa, 2009), yakni adanya:

1. Kebutuhan fisik,

2. Kebutuhan rasa aman,

3. Kebutuhan kasih sayang,

4. Kebutuhan prestasi dan pretise, serta

5. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.

Dengan kebutuhan tersebut Sehingga komunikasi kelompok berarti menyamakan


makna dalam satu kelompok. Komunikasi kelompok menyamakan suatu makna
secara bersamaan, saling mempengaruhi satu sama yang lain untuk mencapai tujuan
kelompok secara bersamaan.
Pengertian komunikasi menurut Michael Burgoon Dan Michael Ruffner (dalam
komala,2009) : komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari 3 atau lebih
individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti erbagai
informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat : 4 elemen yang
tercakup dalam definisi tersebut: Interaksi tatap muka, Jumlah partisipan yang terlibat
dalam interaksi, Maksud dan tujuan yang dikehendaki, Kemampuan anggota untuk
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya.

12. Proses Komunikasi Kelompok

Setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya
dan harus dapat mengukur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari setiap
anggotanya Jumlah Partisipan yang terlibat dalam interaksi 3-20 Orang (>20 Orang
kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi)

13. Perkembangan Kelompok

Dalam perkembangan kelompok ada 4 Tahap Perkembangan Suatu Kelompok, yakni:

1. Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri berhubungan
secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahabat, dan mencoba melihat
manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.

2. Storming, tahap ini mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik mulai
terjadi karena masalah keppemiminan, tujuan, norma atau perilaku interpersonal,
namun konflik belum tentu terjadi manakala kelompok dapat bekerja efektif dan
mampu mengatasi problem.

3. Norming, tahap ketiga ini anggota kelompok belajar bekerjasama, mengembangkan


norma dan kekompakan. Kerjaasama dan rasa tanggung jawab berkembang pada
tahap ini.
4. Tahap terakhir adalah performing, tahap ini kerjasama yang efektif dalam
menjalankan tugas. Dari tahap ini beberapa keolmpok dapat terus berkembang,
adapula yang kemudian mengalami kemunduran

14. Manfaat dari membentuk kelompok yang efektif

a) Saling bertukar informasi antar anggota untuk mencapai tujuan bersama

b) Menambah pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam sebuah persoalan yang


belum pernah dihadapi

c) Membuat setiap anggota menjadi lebih sigap dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi sebuah kelompok

d) Mengembangkan mental setiap individu untuk berani mengungkapkan sebuah


pendapat dalam kelompok

e) Meningkatkan kesadaran setiap anggota untuk tetap bersatu dalam menghadapi


sebuah masalah

15. Tahap Perkembangan Kelompok efektif

juga melalui 4 tahap yakni:

1. Forming, Perkenalan dalam kelompok cukup baik dengan saling menegur dan
berbincang satu sama lain

2. Storming, Membuat sebuah kesepakatan bersama tentang mengerjakan sebuah


tugas kelompok pada jam yang ditentukan

3. Norming, Menetukan sebuah hukuman yaitu namanya tidak ditulis dalam makalah
apabila salah satu anggota kami tidak menghadiri tugas yang telah disepakati
sebelumnya

4. Performing, hasil dari kesepakatan dan sebuah penerapan hukuman yang telah
disepakati tersebut adalah semua anggota dapat berkumpul dan menyelesaikan tugas
bersama-sama
BAB IV

PENUTUPAN

1.1 Kesimpulan

Komunikasi kelompok yang efektif dapat tercipta dengan mengenal anggota-


anggota satu dengan yang lainya terlebih dahulu dengan baik. Kelompok yang
efektif selain di
pengaruhi saling mengenal satu dengan yang lain juga dipengaruhi oleh posisi
tempat duduk yang ditempati para anggota. Posisi tempat duduk ini
mempengaruhi adanya interaksi
komunikasi antara anggota satu dengan yang lain, posisi tempat yang tepat yang
menjadikan anggota didala kelompok merasa mempunyai hak yang sama untuk
mengeluarkan pendapat. Selain posisi tempat duduk kelompok yang
berkomunikasi dengan efektif adalah kelompok yang dapat menyelesaikan
permasalahan dengan baik dan melalui 4 tahap perkembangan kelompok
DAFTAR PUSTAKA

1. http://eprints.umm.ac.id/49036/4/BAB%20II.pdf

2. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/96790122/4209-8367-1-SM-libre.pdf?
1672815664=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DPERSEPSI_ANAK_MUDA_TENTANG_RADIO_MUSLIM.pdf&Expires=
1696605081&Signature=YbucRZ-
w1IN~MbMlEczWnE4O6gQbWf4sLkYkEZK~FnxSb~J98hrgSL5EFT2Y1QMY
vQPiIVD0CcIkORlyjFVbdjdvf4fTCwZk1zGY8WkHWl-
3XsuVjsMkMf0VrBHygrsAZWx8mi2~-
MES1BrwLqj~I93tQ0qjLMSXPqbZLHCGWcc-
Dcm5Vd9TARJsP7mnXaxFsJBQubMcF36XazCdMZgSqPFhJXiAKvby4d-
V6a96lj7TaJY3zzabZvvmhoGAXNUdWdAvSyQ13-
CWxn1qpOS1LHCkpXqrI5pBw3s11I2zs8EI0XvNHfZJIJmAfoc2UjHMoNlQ-
dhNQx0OOImSkIo6ug__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Anda mungkin juga menyukai