Anda di halaman 1dari 16

TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

KELUARGA DAN KELOMPOK

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi II


dalam keperawatan

disusun oleh:
Kelompok 3

Dita Trisnawati 302018006


Lulu Fauziah Qisti 302018039
Neng Siska Sari 302018009
Risma 302018028
Redista Rahmayanti 302018011
Suci Rumaisya Miltan 302018008
Vera Permata Dewi 302018052
Widya Indah Nirwana 302018029

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
Jl. K.H Ahmad Dahlan No.6 Bandung
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi mahasiswa lainnya.
Dalam makalah ini saya sadar masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Saya
mengucapkan terimakasih dan semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.

Bandung, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Pengertian Keluarga dan Kelompok.............................................................4
B. Karakteristik Keluarga dan Kelompok..........................................................5
C. Fungsi komunikasi dalam kelompok............................................................6
D. Indikator / fungsi dari komunikasi keluarga.................................................8
E. Penerapan Strategi Komunikasi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan
Kelompok...........................................................................................................10
F. Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok..........................11
BAB III.....................................................................................................................12
KESIMPULAN..........................................................................................................12
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada
orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup
masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan
mengembangkan keberadaan suatu masyarakat tersebut (Pearson dan
Nelson dalam Mulyana, 2009:5)
Perawat merupakan salah satu ujung tombak dalam pemberian
pelayanan kesehatandi rumah sakit. Hal ini menjadi sebuah tuntutan peran
perawat untuk memberikan sebuah pelayanan asuhan keperawatan yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien. Di dalam memberikan
pelayanan keperawatan perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
kemampuan berkontribusi yang baik sebagai awal dari terciptanya sebuah
proses yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Perawat yang
memiliki kemampuan dan keterampilan baik dalam hal berkontribusi akan
mudah menjalin hubungan dengan pasien maupun keluarga (Liljeroos,
Snellman, & Ekstedt, 2011)
Komunikasi baik dan benar – benar merupakan poin penting yang
harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat.
Komunikasi dibutuhkan oleh perawat memberikan pelayanan asuhan
keperawatan baik kepada pasien maupun keluarga. Kemampuan seperti ini
penting dan harus ditumbuh kembangkan oleh perawat, sehingga menjadi
suatu kebiasaan dalam menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.

1
2

Menurut Suryani (2014), komunikasi berperan dalam kesembuhan


klien, berhubungan dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan juga berpengaruh pada kepuasan klien dan keluarga.
Hal tersebut menjadikan komunikasi dibutuhkan di setiap bentuk pelayanan
yang ada di Rumah Sakit.
Komunikasi baik dan benar – benar merupakan poin penting yang
harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan, khususnya perawat.
Komunikasi dibutuhkan oleh perawat memberikan pelayanan asuhan
keperawatan baik kepada pasien maupun keluarga. Kemampuan seperti ini
penting dan harus ditumbuh kembangkan oleh perawat, sehingga menjadi
suatu kebiasaan dalam menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
Menurut Suryani (2014), komunikasi berperan dalam kesembuhan
klien, berhubungan dalam kolaborasi yang dilakukan perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan juga berpengaruh pada kepuasan klien dan keluarga.
Hal tersebut menjadikan komunikasi dibutuhkan di setiap bentuk pelayanan
yang ada di Rumah Sakit.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan pertanyaan yang akan
diajukan dalam makalah. Adapun rumusan masalah dalam makalh ini
sebagai berikut.
1. Bagaimana yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok?
2. Bagaimana karakteristik terhadap komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok?
3. Apa saja fungsi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok?
4. Bagaimana penerapan strategi komunikasi terapeutik pada keluarga
dan kelompok?
5. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik
pada keluarga dan kelompok?
3

C. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah.
Adapun tujuan penulisan makala ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok.
2. Untuk mengetahui karakteristik terhadap komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok.
3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi terapeutik pada keluarga dan
kelompok.
4. Untuk mengetahui penerapan strategi komunikasi terapeutik pada
keluarga dan kelompok.
5. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi
terapeutik pada keluarga dan kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga dan Kelompok
Lestari (2012) menjelaskan pengertian keluarga ditinjau dari tiga
sudut pandang, yaitu keluarga secara struktural, fungsional, dan
transaksional.
Pengertian keluarga secara struktural didasarkan pada kehadiran atau
ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat
lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari
keluarga. Dari perspektif ini, Komunikasi dalam Keperawatan dijelaskan
bahwa keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of
procreation), sebaga asal usul (families of origin), dan keluarga batih
(extended family).
Pengertian keluarga secara fungsional menekankan pada terpenuhinya
tugastugas dan fungsi-fungsi psikososial meliputi perawatan, sosialisasi
pada anak, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peran-peran
tertentu.
Pengertian keluarga secara transaksional menekankan bahwa keluarga
sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-
perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family
identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa
depan.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (1997), adalah sekumpulan
individu yang cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu
para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan
yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur di antara mereka.
Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang
mengidentifikasi apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi
semua anggotanya.

4
5

B. Karakteristik Keluarga dan Kelompok


Keluarga merupakan satu kesatuan yang ciri-cirinya, yaitu
antaranggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat, face to
face, kooperatif, serta anggota keluarga memperlakukan anggota yang lain
sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut teori R.M. Iver dan C.H. Page dalam Lestari (2012),
karakteristik dan ciriciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga sebagai
berikut.
a. Hubungan batiniah melalui perkawinan.
b. Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan
tertentu.
c. Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku.
d. Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya.
e. Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan
membesarkan anak.
f. Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya
anggota keluarga.
Sementara itu, karakteristik kelompok sebagai berikut.
a. Terdiri atas dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik.
b. Masing-masing anggota mempunyai pengaruh satu sama lain
supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
c. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat
menjaga anggota kelompok scara bersama dan berfungsi sebagai
suatu unit.
d. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau
minat sama.
e. Individu yang tergabung dalam kelompok saling mengenal satu
sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan
anggota kelompoknya.
6

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit


sosial (masyarakat) terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan
organisasi sosial yang lain dan mempunyai arti yang lebih mendalam.
Keluarga di masyarakat merupakan satu kesatuan anggota yang hidup
bersama dan berkelompok yang didasarkan pada hubungan persaudaraan
atau hubungan darah. Keberhasilan dalam keluarga/kelompok sangat
ditentukan dari pola komunikasi dan interaksi yang terjalin di antara
mereka.
Berdasarkan pemahaman ini, diketahui bahwa komunikasi adalah hal
yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Dapat disimpulkan bahwa
komunikasi keluarga/masyarakat adalah proses penyampaian ide/pernyataan
dalam lingkup masyarakat (keluarga atau kelompok) yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.

C. Fungsi komunikasi dalam kelompok


1. John Dewey dalam littlejohn menjelaskan bahwa fungsi komunikasi
kelompok itu terbagi menjadi 6 hal, antara lain :

a. Mengungkapkan kesulitan.
b. Menjelaskan permasalahan.
c. Menganalisis masalah.
d. Menyarankan solusi.
e. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan
dan kritertia berlawanan.
f. Mengamalkan solusi yang terbaik.
2. Keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan
oleh adannya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya
a. Fungsi pertama adalah menjalin hubungan sosial dalam artian
bagaimana kelompok tersebut dapat membentuk dan
memelihara hubungan antara para anggotanya dengan
memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas rutin
yang informal, santai, dan menghibur.
7

b. Fungsi kedua adalah pendidikan yang mana mempunyai makna


bagaimana sebuah kelompok baik secara formal maupun
informal berinteraksi untuk saling bertukar pengetahuan.
Fungsi pendidikan ini sendiri sangat bergantung pada 3 faktor,
yaitu :
1. adalah jumlah informasi yang di kontribusikan oleh setiap
anggota,
2. adalah jumlah partisipan yang ikut di dalam kelompok
tersebut,
3. adalah berapa banyak interaksi yang terjadi di dalam
kelompok tersebut.
Fungsi ini juga akan efektif jika setiap anggota juga dapat
memberikan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi
anggotanya.
c. Fungsi ketiga adalah persuasi, dalam fungsi ini, seorang anggota
berusaha mempersuasikan anggota kelompok lainnya untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang di inginkannya.
Seseorang yang terlibat dalam usaha usaha persuasif
didalam kelompoknya memiliki resiko untuk tidak diterima oleh
anggota kelompok nya yang lain, apabila hal yang di usulkannya
tersebut bertentangan dengan norma norma kelompoknya, maka
justru dia dapat menyebabkan konflik di dalam kelompok dan
dapat membahayakan posisinya di dalam kelompok tersebut.

d. Fungsi ke 4 adalah pemecahan masalah dan pembuatan


keputusan, disini kelompok berguna untuk mencari solusi dari
permasalahan permasalahan yang tidak dapat di selesaikan oleh
anggotanya, serta mencari alternatif untuk menyelasaikan,
sedangkan pembuatan keputusan bertujuan untuk memilih salah
satu dari banyak nya alternatif solusi yang keluar dari proses
pemecahan masalah tersebut.
8

e. Fungsi ke 5 adalah terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan


dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak
memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu
setiap individu mencapai perubahan persoalannya.

D. Indikator / fungsi dari komunikasi keluarga


1. Keterbukaan
Adalah kemampuan untuk membuka atau mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan reaksi kita kepada orang lain. Kita harus melihat bahwa diri
kita dan pembukaan diri yang akan kita lakukan tersebut diterima orang
lain, kalau kita
sendiri menolak diri kita (self rejectimg), maka pembukaan diri kita
akan kita rasakan terlalau riskan. Selain itu, demi penerimaan diri kita maka
kita harus bersikap tulus, jujur, dan authentic dalam membuka diri.
Pada hakekatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia
lain, karena itu tiap-tiap orang selalau berusaha agar mereka lebih dekat satu
sama lain. Faktor kedekatan atau proximity bisa menyatakan dua orang yang
mempunyai hubungan yang erat. Kedekatan antar pribadi mengakibatkan
seseorang bisa dan mampu menyatakan pendapat-pendapatnya dengan
bebas dan terbuka.
Keterbukaan di sini adalah bersikap terbuka dan jujur mengenai
perasaan/pemikiran masing-masing, tanpa adanya rasa takut dan khawatir
untuk mengungkapkannya. (Alo Liliweri, 1997 : 18)

2. Empati
Empati merupakan kemudahan dalam melakukan komunikasi yang
baik. Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak akan menjadikan
anak merasa dihargai sehingga anak akan merasa bebas mengungkapkan
perasaan serta keinginannya.
9

Hal ini dapat dijalankan dengan membuat komunikasi dalam keluarga


sportif dan penuh kejujuran, setiap pernyataan yang di utarakan realistis,
masuk akal dan tidak dibuat-buat, selain itu komunikasi di dalam keluarga
harus diusahakn jelas dan spesifik, setiap anggota keluarga benar-benar
mengenal perilaku masing-masing, dan semua elemen keluarga harus dapat
belajar cara tidak menyetuji tanpa ada perdebatan yang destruktif.

3. Dukungan
Untuk membangun dan melestarikan hubungan dengan sesama
anggota keluarga, kita harus menerima diri dan menerima orang lain.
Semakin besar penerimaan diri kita dan semakin besar penerimaan kita
terhadap orang lain, maka semakin mudah pula kita melestarikan dan
memperdalam hubungan kita dengan orang lain tersebut.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam mendukung
komunikasi keluarga, sehubungan komunikasi antar orang tua dengan anak-
anak.
a) Bersedia memberikan kesempatan kepada anggota keluarga
yang lain sehingga pihak lain berbicara.
b) Mendengarkan secara aktif apa yang dibicarakan pasangan
bicara.
c) Mengajari anak-anak untuk mendengarkan.
d) Menyelesaikan konflik secara dini sehingga terjalin komunikasi
yang baik
(Thomas Gordon dalam Farida Lestira 1991 : 5)

4. Perasaan positif
Bila kita berpikir positif tentang diri kita, maka kita pun akan berpikir
positif tentang orang lain, sebaliknya bila kita menolak diri kita, maka
kitapun akan menolak orang lain. Hal-hal yang kita sembunyikan tentang
diri kita, seringkali adalah juga hal-hal yang tidak kita sukai pada orang lain.
10

Bila kita memahami dan menerima perasaan-perasaaan kita, maka


biasanya kitapun akan lebih mudah menerima perasaan-perasaan sama yang
ditunjukkan orang lain. (Supratiknya, 1995 : 86)
5. Kesamaan
Sebuah komunikasi akan dikatakan sukses kalau komunikasi tersebut
menghasilkan sesuatu yang diharapkan yakni kesamaan pemahaman.
perselisihan dan perbedaan paham akan menjadi sumber persoalan bila tidak
ditangani dengan bijaksana, sehingga memerlukan usaha-usaha komunikatif
antara anggota keluarga. Dalam usaha untuk menyelesaikan persoalan maka
pemikiran harus dipusatkan dan ditujukan ke arah pemecahan persoalan,
supaya tidak menyimpang dan mencari kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan masing-masing. Oleh karena itu sebuah komunikasi
harus dilakukan secara konstruktif dan dengan dasar kasih sayang.
Keakraban dan kedekatan antara orang tua dengan anak-anaknya
membuat komunikasi dapat berjalan secara efektif dalam meletakkan dasar-
dasar untuk berhubungan secara akrab dan dekat. Kemampuan orang tua
dalam melakukan komunikasi akan efektif karena orang tua dapat membaca
dunia anaknya (selera, keinginan, hasrat, pikiran, dan kebutuhan).
E. Penerapan Strategi Komunikasi Komunikasi Terapeutik pada
Keluarga dan Kelompok
Melakukan komunikasi dalam keluarga/kelompok tidaklah mudah.
Komunikator harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar
tujuan komunikasi tercapai. Berikut upaya meningkatkan komunikasi
dalam keluarga/kelompok.
1. Saling memahami antar anggota kelompok agar dapat diketahui
komunikasi seperti apa yang harus ia lakukan demi lancarnya
komunikasi tersebut.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota
kelompok agar proses komunikasi antaranggota kelompok dapat
berkembang dengan baik.
11

3. Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku


agar tidak terjadi salah paham dan saling menyinggung antara
anggota kelompok.
4. Saling menghargai anggota kelompok lain.
5. Jangan menyela pembicaraan orang lain.
6. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara.
7. Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung
ketika ada yang mengajak bicara.
F. Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok
1. Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah
anggota yang tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
2. Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan
mudah dicapai karena semua anggota mempunyai tujuan yang
sama. Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat
individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan
bersama.
3. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena
menunjukkan kekuatan dan kekompakan kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk
mendapatkan peluang dalam mencapai tujuan bersama.
5. Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa
mengayomi seluruh anggota, tidak berpihak, dan akomodatif
sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.
BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan


hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran
pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi
pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyaraka
Fungsi komunikasi dalam kelompok :
a. John Dewey dalam littlejohn menjelaskan bahwa fungsi komunikasi
kelompok itu terbagi menjadi 6 hal, antara lain :
a. Mengungkapkan kesulitan.
b. Menjelaskan permasalahan.
c. Menganalisis masalah.
d. Menyarankan solusi.
e. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kritertia
berlawanan.
f.Mengamalkan solusi yang terbaik.
b. Keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan oleh
adannya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya
a. Fungsi pertama adalah menjalin hubungan sosial
b. Fungsi kedua adalah pendidikan
c. adalah persuasi
c. fungsi dari komunikasi keluarga
1) Keterbukaan
2) Dukungan
3) Perasaan positif
4) Kesamaan

12
Daftar Pustaka

Arni & Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara


Liljeroos, M., Snellman & Ekstedt. 2011. A Qualitative Study On The Rule Of
Patient-Nurse Communication In Acute Cardiac Care. Journal of Nursing
Education and Practive Vol 1 no. 1
Little John, F. 2011. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Medika
Mulyana, Deddy. 2006. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Pearson, Judy C, Paul E Nelson, Scott Titsworth dan Lynn Harter. 2008. Human
communication. New York: Mcgraw hill higher education.
Suryani. 2014. Komunikasi Terapeutik : Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai