Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

KOMUNIKASI

“KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


KELUARGA, KELOMPOK, DAN MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU MK: AGUSTINUS LANGITAN, SKM.,


S.SIT., M.KES.

DISUSUN OLEH
STEVIA P. R. BUJUNG
2017043

TINGKAT I A
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON
2018
PENDAHULUAN

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian


dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat


untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan
menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi
bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi
interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.

Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya


kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi
sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin
manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.

Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah


keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien
dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Salah satu aspek
terpenting dari keperawatan keluargaadalah pemberian asuhan pada unit keluarga.
Keluarga besama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien
keperawatan.

Menurut Burgess (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para anggota sebuah
keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau jika hidup secara
terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka, (3)
anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam
peran social. Keluarga seperti suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga sama-sama menggunakan kultur yang
sama, yaitu kultur diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang


berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak
berkomunikasi. Komunikasi seakan menjadi pengaruh dalam jasad sebuah kelompok.
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu
kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif
suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali ada
kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang


berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan,
konferensi, dan sebagainya. Definisi lain mengenai komunikasi kelompok adalah
suatu iteraksi dengan bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat.

Ada pula komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan permasyarakatan


terutama pada bidang kesehatan sangat diperlukan untuk kegiatan seperti saat
melakukan penyuluhan pada masyarakat.

Menurut Wikipedia, masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk


sebuah system semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Komunikasi masyarakat adalah proses penyampaian informasi kepada


khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi
masyarakat tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor
yang membentuk proses komunikasi masyarakat tersebut, yaitu sebagai alat atau
saluran.

Keyword: komunikasi, keluarga, kelompok, masyarakat.

PEMBAHASAN

Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang berlangsung antar anggota


keluarga, suami dan istri, ayah dan anak, ibu dan anak, serta anak dan anak.

Dalam keluarga ada pula dibagi menjadi beberapa bentuk. Bentuk keluarga
menggambarkan perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta gaya hidup. Dalam
asuhan keperawatan, bentuk keluarga inti perlu diperhatikan, terutama dalam hal
pelaksanaan asuhan keperawatan.

Sussman et al menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk:

1. Keluarga inti. Terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang istri (ibu rumah
tangga), dan anak-anak.
2. Keluarga besar tradisional, adalah bentuk keluarga yang pasangan suami istri
sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang
tua, sanak saudara, dan kerabat dalam keluarga tersebut
3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu kepala
rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja
yang tidak menikah akhir-akhir in cendrung meningkat karena berbagai
alasan antara lain kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan di luas
pernikahan).
4. Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat di
masyarakat. Mereka hidup berkelompok, seperti dip anti wreda, tetapi ada
juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan
professional karena tidak mempunyai sistem pendukung.
5. Keluarga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang
tua menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak,
penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan
terhadap pemikatan hati.
6. Keluarga binuclear, merujk pada pada bentuk keluarga setelah cerai sehingga
anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri dari dua rumah
tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbadaan diantara
keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap sitem rumah
tangga.
7. Bentuk variasi keluarga nontradisional, meliputi bentuk keluarga yang sangat
berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya.

Keluarga juga memiliki perannya tersendiri. Peran dalah seperangkat perilaku


interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunya peran masing-masing. Ayah
sebagai pemimpin keluaga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan
pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu anggota
masyarakat/kelompok social tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku
psikososial sesuai dengan perkembangan fisik mental, social, dan spiritual.
Selain peran, keluarga memiliki beberapa fungsi. Menurut Friedman dan
Undang-Undang No.10 tahun 1992, membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:

1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan


dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif,
peran dijalankan dengan baiak, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisai. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi social, dan individu tersebut melaksanakan perannya
dalam lingkungan social. Keluarga merupakan tempet individu melaksanakan
sosialisai dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan
di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dan memberikan


asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:

1. Keluaga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.


2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran sertaaktif seluaruh keluargadalam merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan peawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemcahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/
perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa


langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan cara;


a. Mengadakan kontak dengan keluarga.
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
d. Membina komunikasi du arah dengan lembaga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
3. Menganalisa data keluarga ntuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan
perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
a. Ancaman kesehatan.
b. Keadaan sakit atau kurang sehat.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, dengan mempertimbangkan;
a. Sifat masalah.
b. Kemungkinan masalah untuk diubah.
c. Potensi menghindari masalah.
d. Persepsi keluarga terhadap masalah.
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana
yang disusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.

Selain pada keluarga tentunya komunikasi juga diterapkan pada suatu


kelompok. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat,
pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Definisi lain mengenai komunikasi kelompok
adalah suatu iteraksi dengan bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:


1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka.
2. Kelompok memiliki partisipan.
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin.
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama.
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor situasional


atau karateristik kelompok dan faktor personal atau karateristik para anggota
kelompok. Faktor situasional meliputi: ukuran kelompok, jaringan komunikasi,
kohesi kelompok, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor personal meliputi:
kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan peranan.

Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi


kelompok sebagai berikut:

1. Ukuran kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok atau


performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh
kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu
tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing
anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada
tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi
untuk menghasilkan produk, atau keputusan.

2. Jaringan Komunikasi

Pada jaringan komunikasi model roda, seseorang (biasanya pemimpin)


menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota
kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan
pemimpinnya

3. Kohesi kelompok

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi,


hubungan interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita”
yang dalam. Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok dapat diukur dari: keterikatan
anggota secara interpersonal antara satu sama lain, ketertarikan anggota
pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan sejauh mana anggota tertarik pada
kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi


kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah
faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga
gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan


sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi
kelompok.
 Kelompok Primer dan Sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

 Kelompok Keanggotaan Dan Kelompok Rujukan


Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan
fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,
fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

 Kelompok Deskriptif Dan Kelompok Preskriptif


John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi
dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok
dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran,
dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok
tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan
memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye
politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka
sebagai acara pokok.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh
anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright
mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar,
simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Tidak hanya pada keluarga dan kelompok, penting untuk melakukan


komunikasi dengan masyarakat. Komunikasi kesehatan masyarakat adalah sebuah
pendekatan berbagai segi dan disiplin untuk menjangkau pendengar yang berbeda
dan membagi informasi kesehatan dengan tujuan mempengaruhi, melibatkan, dan
mendukung individu, komunitas, tenaga kesehatan, kelompok khusus, pembuat
kebijakan dan masyarakat untuk memperjuangkan, memperkenalkan, melakukan,
atau mempertahankan menjadi kebiasaan, praktis, atau kebijakan yang pada
akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil-hasil kesehatan.
Komunikasi tentu tidak dilakukan bukan tanpa tujuan. Selain menyampaikan
pesan, kegiatan komunikasi masyarakat memiliki tujuan lainnya, yakni sebagai
berikut:
1. Relay information – meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber
kepada pihak lain secara berangkai (hunting).
2. Enable informed decision making – memberi informasi akurat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan.
3. Promote Healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan hidup sehat.
4. Promote peer information exchange and emotional support – mendukung
pertukaran informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran
informasi kesehatan.
5. Promote self care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage demand for health service – memenuhi permintaan layanan
kesehatan.

KESIMPULAN

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian


dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam kadaan saling tergantung. Tujuan dari komunikasi terapeutik
yaitu supaya setiap anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya secara
mandiri ataupun bersama dengan anggota keluarga yang lain secara maksimal.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara


beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat,
pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Dalam komunikasi kelompok ada prinsip
dasar, yang terdiri dari empat elemen yaitu elemen pertama interaksi dalam
komunikasi kelompok merupakan hal yang sangat penting, elemen yang kedua
adalah waktu, elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam
komunikasi kelompok, elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian
bahwa keanggotaan akan membantu individu dalam anggota kelompok dapat
mewujudkan satu atau lebih tujuannya.Pengaruh kelompok pada komunikasi yaitu
konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi. Faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi kelompok yaitu ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi
kelompok, kepemimpinan. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok yaitu kelompok
primer dan sekunder, kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan, kelompok
deskriptif dan kelompok presikriptif.

Komunikasi pada masyarakat dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami


perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan
masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif
dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai