PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak
berkomunikasi. We cant not communicate begitupun halnya saat kita
berkelompok. Dari sejak kita di lingkungan keluarga hingga kita di
lingkungan kelompok dan masyarakat kita pasti akan selalu berkomunikasi.
Komunikasi seakan menjadi pengaruh dalam jasad sebuah lingkungan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung
pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat
dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali ada kegiatan penting yang
sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut adalah
kegiatan Diskusi Kelompok.Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di
kalangan sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya
komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja
tapi juga eksternalnya.
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi
dengan orang lain, niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Banyak pakar
menilai bahwa komunikasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Teori dasar Biologi
menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penting kiranya penulis yang
berkutat di dalam beberapa kelompok, mengkaji dan mencarikan solusi
terbaik untuk semua pihak. Maka dari itu, penulis mencari informasi dan
menyusun makalah mengenai komunikasi kelompok yang mudah-mudahan
bisa menjadi solusi. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan
tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Apa pengertian keluarga ?
3. Apa fungsi dari keluarga ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam keluarga ?
5. Bagaimana langkah-langkah perawatan kesehatan keluarga ?
6. Apa pengertian komunikasi kelompok ?
7. Apa tujuan dari komunikasi kelompok ?
8. Bagaimana penggunaan komunikasi dalam kelompok ?\
9. Apa saja manfaat komunikasi kelompok.
10. Bagaimana komunikasi dalam hubungan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui pengertian apa itu keluarga.
3. Untuk mengetahui fungsi keluarga.
4. Untuk mengetahui prinsip dalam keluarga.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah perawatan kesehatan keluarga.
6. Untuk mengetahui apa itu komunikasi kelompok.
7. Untuk mengetahui tujuan komunikasi kelompok.
8. Untuk mengetahui penggunaan komunikasi kelompok.
9. Untuk mengetahui manfaat komunikasi kelompok.
10. Untuk mengetahui komunikasi dalam hubungan masyarakat.
D. Manfaat
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan
2. Dapat mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dalam lingkungan
keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam hal komunikasi
keperawatan pada lingkungan tersebut.
BAB II
ISI
A. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada
tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini
difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi
interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau
menyampaikan
komunikasinya.
Komunikator
dapat
pesan
dilihat
dari
untuk
mewujudkan
jumlahnya
terdiri
motif
dari
Saru orang
Banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang
Massa ( banyak orang )
b. Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada
siapa pesan komunikator ditujukan.Peran antara komunikator dan
komunikan bersifat dinamis, saling bergantian.
c. Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa
suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain : Oral
(komunikasi
yang
dijalin
secara
lisan)
dan
masalah.
Keunikan
dilihat
dari
cara
berkomunikasi,
mempunyai
siklus
perkembangan
sebagaimana
layaknya
anak , memiliki anak remaja, memiliki anak dewasa, sampai keluarga yang
salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia. Menurut tapia,
perkembangan keluarga juga mengikuti tahap-tahap seperti tahap bayi,
tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap dewasa, keluarga dewasa. Keluarga
dewasa adalah keluarga sendiri yang sanggup memikul tanggung jawab dan
menentukan perannya yang baik.
Di bawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
a) Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional
serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang
reguler dan ditandai adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum.
b) Departemen Kesehatan RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
kadaan saling tergantung.
c) Bailon dan Maglaya (1989). Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga
adalah dua tau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, dan adobsi dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.
d) Menurut Burgess dan kawankawan (1963) bahwa :
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, dan ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu
rumah tangga atau jika hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang
lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah dan
ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
menghasilkan
interaksi
social,
dan
individu
tersebut
dan
kebutuhan
keluarga
dalam
mengatasi
masalah
kesehatannya
5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
6) Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga
7) Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan peawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemcahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
9) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/ perawatan di rumah
10) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
d. Langkah-Langkah Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:
1) Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan cara;
a) Mengadakan kontak dengan keluarga
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhankebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga
d) Membina komunikasi du arah dengan lembaga
2) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3) Menganalisa
data
keluarga
ntuk
menentukan
masalah-masalah
dan
juga
melibatkan
komunikasi
antarpribadi.
Karena
itu
Tujuan Personal
Hubungan sosial
Komunikasi ini dilakukan agar kita dapat bergaul dengan orang
lain. Tujuannya adalah memperkuat hubungan interpersonal dan
menaikkan kesejahteraan
Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya
pertukaran pikiran atau atau dalam diskusi keluarga, dimana
keterbukaan diri sangat dibutuhkan. Tujuan ini juga cenderung
memfokuskan komunikasi kepada masalah personal daripada
hubungan interpersonal.
Kelompok terapi
Komunikasi kelompok ini juga dapat bertujuan untuk terapi.
Biasanya digunakan untuk memabantu orang menghilangkan sikapsikap buruk mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek
kehidupan mereka. Misalnya, suatu kelompok terapi mencakup
orang-orang yang suka minum-minum keras, obat-obatan atau
masalah lainnya. Biasanya kelompok terapi ini dibimbing oleh
tenaga profesional yang terlatih untuk melakukan psikoterapi
kelompok atau bimbingan dengan baik. Dalam keperawatan hal ini
b)
sama
akan
lebih
ringan
dari
pada
dikerjakan
sendiri-sendiri.
masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk
mempengaruhi perilaku dalam suatu masyarakat. Dengan bahasa yang
lebih sederhana, proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer
informasi atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai
komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam
proses komunikasi tersebut bertujuan (feedback) untuk mencapai
saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.
Komunikasi
ditinjau
pada
lima
unsur
utama
(bauran
adalah
sarana
untuk
menyalurkan
pesan-pesan
yang
tercapainya
citra
yang
positif
bagi
suatu
menyangkut
kepentingan
orang
yang tepat dan terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target
sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan berbeda pula
efeknya. Dengan demikian seorang PR harus dapat memahami
perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.
g.
Capability
Memperhitungkan
of
the
kemampuan
Audiens
yang
(kapabilitas
dimiliki
oleh
khalayak).
khalayak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang perawat serta
salah satu upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses
keperawatan yang diberikan kepada klien. Untuk dapat melakukannya dengan
baik dan efektif diperlukan strategi yang tepat dalam berkomunikasi sehingga efek
terapeutik yang menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat tercapai.
Peranan komunikasi dalam pembangunan dan dalam proses keperawatan
sangatlah penting. Komunikasi yang digunakan dalam proses keperawatan adalah
komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama
antara perawat klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang
mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah
pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan berbagai
tekhnik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah positif seoptimal
mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus
mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang dirinya.
B. Saran