Anda di halaman 1dari 6

BAB V

INDIVIDU,KELUARGA,MASYARAKAT, DAN INTERAKSI SOSIAL

A.INDIVIDU

1.Pengertian individu

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu
sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan
bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.
Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah,
dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak
maka akan merusak aspek lainnya.

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti
juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian
yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam
satuan yang lebih kecil.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling
bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki
karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung.

Makna Individu : manusia sebagai makhluk individu yang dapat mengalami kegembiraan
atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan,
kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan
suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
b.Perkembangan Nilai Budaya terhadap Individu
Nilai budaya yang dianut individu merupakan masukan nilai-nilai yang berasal dari era global
yang sangat luas. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang
namun tidak menghakimi apakah perilaku itu salah atau benar. Nilai pada individu akan
mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada pada masyarakat. Sebagai contoh makin
maraknya sinetron di televisi yang menampilkan artis-artis dengan pakaian yang agak terbuka
maka akan mempengaruhi nilai-nilai budaya yang ada pada individu. Dahulu di masyarakat
terdapat nilai bahwa selayaknya mengenakan pakaian yang menutup aurat. Begitu juga pada
sapek lingkungan, bila individu tersebut bergaul di lingkungan yang baik maka sikap baik juga
yang akan ditunjukkan dalam kesehariannya. Kini nilai-nilai itu mengalami pergeseran atau
perubahan yakni wanita telah dianggap lazim mengenakan pakaian yang mini.
Di era sebelum tahun 1990-an masih banyak wanita yang memliki rambut yang panjang
(sampai lutut) namun pada kenyataannya akhir-akhir ini sudah sedikit sekali kita dapat
menjumpai seorang wanita yang berambut panjang. Hal itu karena bila seorang wanita berambut
panjang maka dianggap tidak fleksibel atau ribet dalam beraktifitas dan mungkin ada anggapan
wanita berambut panjang sudah ketinggalan jaman.
Selama nilai-nilai itu mengalami perubahan yang masih relative positif maka tidak berdampak
buruk bagi integritas individu itu sendiri dan begitu pula sebaliknya.

B.KELUARGA
a.Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu
kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang
kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1)Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2)Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
dan Maglaya,1978 ).
3)Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Makna Keluarga : makna keluarga termasuk juga dengan pengertian keluarga yang saya
ketahui seperti berikut yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak serta beberapa orang lain yang
masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama
lain.

b.Fungsi Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga berfungsi sebagai pelindung dan pencipta rasa aman,
nyaman dalam kehidupan atau dalam satu rumah. Keluarga juga memiliki fungsi untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti biologis, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, dan
masih banyak lagi. Mengapa? Karena keluarga adalah salah satu dasar terbentuknya kehidupan
sosial bermasyarakat.
Berikut macam – macam fungsi keluarga :
1.)Fungsi Secara Biologis
 Untuk Meneruskan Keturunan.
 Memelihara dan membesarkan anak.
 Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga
2.)Fungsi Secara Psikologis
 Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.
 Memberikan perhatian untuk anggota keluarga.
 Membina kepribadian.
 Memberikan identitas keluarga.
3.)Fungsi Sosialisasi
 Mengajarkan sosialisasi kepada anak.
 Membentuk norma-norma yang baik kepada anak.
 Meneruskan nilai-nilai budaya.
4.)Fungsi Secara Ekonomi
 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.
 Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan anak di masa depan, sebagai jaminan hari tua.
5.)Fungsi Secara Pendidikan
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk anak
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan anak untuk
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c.Perkembangan Nilai Budaya terhadap Keluarga


Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat yang juga merupakan suatu
system. Sebagai system keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua
individu yang tiunggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan system yang
terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu linkungan dan masyarakat dan
sebaliknya sebagai subsistem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (suprasistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang bernilai budaya positif.
Keluarga memiliki lima fungsi dasar yang telah diuraikan oleh Friedman (1986) sebagai
berikut:
1.Fungsi afektif ; berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan pelaksanaan
funsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang
positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih saying dan dukungan dari anggota yang lain
maka kemapuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar dalam member hubungan dengan orang lain diluar keluarga.
b) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
c) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

2.Fungsi sosialisasi: sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar displin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

3.Fungsi Reproduksi: keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.

4.Fungsi ekonomi: fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

5.Fungsi perwatan keluarga: keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau merwat anggota keluarga yang
sakit.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap keluarga lainnya, yaitu :
1)Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada anggotakeluarga
sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dankebutuhannya.
2)Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selaluterpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial,
danspiritual.
3)Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

C.MASYARAKAT
a.Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari
kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Masyarakat merupakan sebuah gabungan dari beberapa individu. Masyarakat juga panggilan
lain dari penduduk dimana setiap individu bertempat di suatu daerah yang saling membantu dan
bergotong royong.
Makna Masyarakat merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan suatu komuniti
manusia yang tinggal bersama-sama. Dapat juga dikatakan bahwa masyarakat merupakan
jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu
yang dibuat atau tidak dibuat oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama
dalam pengkajian sains sosial.

b.Golongan-Golongan Masyarakat
Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1)Masyarakat sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak
dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria
dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
2)Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan.

c.Perkembangan Nilai Budaya terhadap Masyarakat


Nilai dan masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan telah lenyap dari masyarakat itu.
Perkembangan nilai dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh warga masyarakat atau
bangsa yang memiliki nilai itu sendiri.
Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan perkembangan kebudayaan.
Suatu tindakan atau perbuatan warga masyarakat dianggap sah apabila sesuai atau serasi dengan
nilai-nilai yang berlaku atau dijunjung tinggi oleh suatu masyarakat. Misalnya suatu masyarakat
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, maka bila terdapat anggota masyarakat yang selalu
berbuat jujur dalam berperilaku sehari-hari di masyarakat maka ia akan di hormati oleh warga
masyarakat itu sendiri. Namun sebaliknya, bila ia suka berbuat curang, tidak berkata sebenarnya
maka warga masyarakat akan menjadikan ia sebagai bahan pergunjingan.Selama nilai-nilai itu
mengalami perubahan yang masih relative positif maka tidak berdampak buruk bagi integritas
masyarakat namun bila di masyarakat yang berkembang adalah nilai-nilai yang negative maka
dapat mengancam kesinambungan masyarakat itu sendiri.
Dulu kita sering mendengar bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kegotongroyongan, namun kini nilai-nilai itu telah bergeser menjadi nilai-nilai
yang mengarah pada individualis, yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada
kepentingan bersama. Kita juga punya nilai-nilai kepedulian sosial yang tinggi, namun kini telah
mengalami pergeseran menjadi “cuek is the best”. Hal ini sangat berbahaya bila kita tidak
mengantisipasinya. Jangan sampai integritas masyarakat terkoyak karena kita tidak mampu
mengarahkan perkembangan atau perubahan nilai yang berlangsung di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai