Anda di halaman 1dari 6

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Oleh: Rahma Imelia


Kelompok 11

Abstract
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga dan masyarakat, oleh karenanya
manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok
atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari
‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup
bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk
sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Keyword: Individu, Keluarga, Masyarakat
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk individu, keluarga dan masyarakat, oleh karenanya
manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok
atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah
berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari
‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup
bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk
sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan
berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi
melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Hal itu
membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena
keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu
dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang
mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat
melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung individu akan menilai
hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu
berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka
ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam
kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin
yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan
mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin,
begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup
keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang
religius.
B. Pembahasan
Individu
Kata individu berasal dari bahasa latin yakni kata individuum, yang memiliki
arti “yang tak terbagi”, jadi individu adalah suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perorangan, demikian pendapat Dr.
A. Lysen. Sehingga manusia yang seperti itu sering disebut “orang seorang” atau
“manusia perorangan” ,individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak
hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya
melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik tentang
dirinya, akan tetapi dalam banyak hal ada pula persamaan disamping hal-hal yang
spesifik tentang dirinya dan orang lain.
Manusia dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah
bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang
umum.Dalam hubungan ini dapat dicirikan,apabila manusia dalam tindakan-
tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi,maka disebut manusia sebagai
makhluk individu. Sebaliknya,apabila tindakan-tindakannya merupakan hubungan
dengan manusia lainya,maka manusia itu dikatakan makhluk sosial.Selama
perkembangan manusia menjadi individu,ia pun mengalami bahwa pada dirinya
dibebani beberapa peranan.Peranan-peranan ini terutama dari kondisi kebersamaan
hidup dengan sesama manusia yang disebut makhluk sosial.Tidak jarang dapat
timbul konflik pada diri individu,karena tingkah laku yang spesifik dalam diri
bercorak atau bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat.
Tugas Individu
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
1. Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya
untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya
untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan
perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
2. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap
tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin
pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang berarti
“anggota”) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut.
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat.
Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan
wanita, perhubungan itu sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan sosial yang terdiri dari suami-istri dan anak-anak yang belum dewasa.
Di Indonesia sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau
undang-undang RI nomor 10 tahun 1992 yang mendefinisikan keluarga sebagai
berikut : ”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008)
adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung
dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia
d. Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal
katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa
Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada
bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan
antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur
sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar
anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar
sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat
1. Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
2. Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
3. Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban
lingkungan dan masyarakat
4. Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga
tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.
Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, keluarga dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak
bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila
tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya
sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu
media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta
menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku
sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat
disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki
peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat
merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya
secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar
atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
a. Individu dengan keluarga,
hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga,
tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan
membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan
resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencangkup
kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat,
kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama).
b. Individu dengan masyarakat,
hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah
mempelajari cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini,
individu memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu
yang berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat
makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya
terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai
macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial
dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus
seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat,
dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.
Kesimpulan
Individu adalah suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Keluarga adalah lingkungan yang terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Sementara masyarakat
adalah kelompok manusia yang telah lam bertempat tinggal di suatu daerah yang
tertentu dan mempunyai aturan (undang-undang) yang mengatur tata hidup mereka
untuk menuju kepada tujuan yang sama.
Untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuh kembangkan perilakunya.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah
sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Daftar Pustaka
Abi Fada‘ Ismail, Tafsir al-Quran al-‗adhim Libni Katsir, asSu‘udiyah: Dar Ibnu
al-Jauzi Jilid. I
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Ahmad Mukhtar Umar, Mu‘jam al-Lughah al-Arabiyah alMu‘ashirah, Kairo:
Daar al-Kutub, 2008
As-Suyuthi, Shohih al-Jami‘as-Shogir, Maktabah al-Islami, 1988.
As-Shawi, Hasyiah as-Shawi, Bairut: Dar Ibn ‗Ashashah, 2005
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta: UII press,
2001
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Analisa Fiqih para Mujtahid, terj. Drs. Imam
Ghazali Said, MA dan Drs. Achmad Zaidun, Pustaka Amani,
Jakarta, 2002
Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, Malang: UIN Malang Prees, 2008
Nur Yasin, Hukum Keluarga Islam Sasak, Malang: UIN Press, 2008
Wahyu Ms, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1986
Waryono Abdul Ghafur, Hidup Bersama al-Quran, Yogyakarta: Rihlah, 2006

Anda mungkin juga menyukai