Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tidak
terbagi. Ia merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai
pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Kata individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi antara jiwa
dan raganya, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai
manusia perseorangan.

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan
mempunyai organisme yang terbatas di bandingkan dengan mahluk lain
ciptaan Tuhan. Manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul,
berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan
manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat.
Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan
atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, dan adanya
pandangan beserta norma yang ada di lingkungannya, misalnya di Indonesia
yang menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam
bersosialisasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya Nilai budaya
adalah nilai-nilai kebudayaan yang ada secara turun-temurun dari
nenek moyang yang sudah melekat pada diri setiap orang. Maka, nilai
budaya merupakan arahan serta dorongan pada perilaku manusia.
Nilai budaya ini berawal dari individu yang dikembangkan secara luas
sehingga menimbulkan ikatan dengan individu lain sehingga dapat
mempengaruhi masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep individu, keluarga dan masyarakat?


2. Apa hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat?
3. Bagaimana perkembangan nilai budaya terhadap individu, keluarga
danmasyarakat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep individu, keluarga, dan masyarakat.


2. Untuk mengetahui hubungan antara individu, keluarga, dan
masyarakat.
3. Untuk mengetahui perkembangan nilai budaya terhadap individu,
keluarga, dan masyarakat.
4. Untuk lebih memahami materi tersebut dalam bentu kasus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Individu, Keluarga, dan Masyarakat

1. Individu

Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh


tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial.
Individu adalah seseorang yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya dan mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpada ada suatu masyarakat yang
menjadi latar belakang keberadaannya. Manusia sebagai individu slalu
berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya
untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat
membentuk pribadinya. Kemampuan individu merupakan hal yang utama
dalam hubungannya dengan manusia.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang saling


ketergantungan. Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama yang mempunyai
hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki


tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati
dalam lingkungannya yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam

3
kehidupan mereka , sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia
yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.

2.2 Hubungan Individu, Keluarga, dan Masyarakat

1. Hubungan individu dengan keluarga

Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan


ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat
dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang
bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya
memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

2. Hubungan individu dengan lembaga

Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-


menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan
keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan
pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.
Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur,
ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh
lingkungan pekerjaannya.

3. Hubungan individu dengan komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup


sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan
terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling
berhubungan secara independen.

4. Hubungan individu dengan masyarakat

4
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling
menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia
sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak
masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat
daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan
rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang
semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.

2.3 Berkembangan Nilai Budaya terhadap Individu, Keluarga, dan


Masyarakat

1) Perkembangan Nilai Budaya terhadap Individu

Nilai budaya yang dianut individu merupakan masukan nilai-nilai yang


berasal dari era global yang sangat luas. Nilai pada hakikatnya mengarahkan
perilaku dan pertimbangan seseorang namun tidak menghakimi apakah
perilaku itu salah atau benar. Nilai pada individu akan mengikuti
perkembangan dan perubahan yang ada pada masyarakat. Sebagai contoh
makin maraknya sinetron di televisi yang menampilkan artis-artis dengan
pakaian yang agak terbuka maka akan mempengaruhi nilai-nilai budaya yang
ada pada individu. Dahulu di masyarakat terdapat nilai bahwa selayaknya
mengenakan pakaian yang menutup aurat. Begitu juga pada aspek
lingkungan, bila individu tersebut bergaul di lingkungan yang baik maka sikap
baik juga yang akan ditunjukkan dalam kesehariannya. Kini nilai-nilai itu
mengalami pergeseran atau perubahan yakni wanita telah dianggap lazim
mengenakan pakaian yang mini.

5
Selama nilai-nilai itu mengalami perubahan yang masih relative positif maka
tidak berdampak buruk bagi integritas individu itu sendiri dan begitu pula
sebaliknya.

2) Perkembangan Nilai Budaya terhadap Keluarga

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat yang


juga merupakan suatu system. Sebagai system keluarga mempunyai
anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tiunggal di
dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi
dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan
system yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu
linkungan dan masyarakat dan sebaliknya sebagai subsistem dari lingkungan
(masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (suprasistem). Oleh
karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk
manusia sebagai anggota masyarakat yang bernilai budaya positif.

3) Perkembangan Nilai Budaya terhadap Masyarakat

Nilai dan masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan. Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan
telah lenyap dari masyarakat itu. Perkembangan nilai dalam suatu masyrakat
sangat dipengaruhi oleh warga masyarakat atau bangsa yang memiliki nilai
itu sendiri.

Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan


perkembangan kebudayaan. Suatu tindakan atau perbuatan warga
masyarakat dianggap sah apabila sesuai atau serasi dengan nilai-nilai yang
berlaku atau dijunjung tinggi oleh suatu masyarakat. Misalnya suatu
masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, maka bila terdapat
anggota masyarakat yang selalu berbuat jujur dalam berperilaku sehari-hari

6
di masyarakat maka ia akan di hormati oleh warga masyarakat itu sendiri.
Namun sebaliknya, bila ia suka berbuat curang, tidak berkata sebenarnya
maka warga masyarakat akan menjadikan ia sebagai bahan pergunjingan.

Pada jaman dahulu, ibu yang mengandung dianggap aib bagi


masyarakat bahkan keluarga. Ibu yang mengandung sampai melahirkan di
Papua melahirkan anaknya di gubuk kecil yang sangat jauh dari pemukiman.
Setelah melahirkan pun ibu itu tidak langsung kembali kerumahnya
melainkan harus tetap mengasingkan dirinya di gubuk itu sampai anaknya
lebih besar usianya. Ibu yang melahirkan, anaknya dibiarkan saja secara
alamiah tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu sampai pada proses
melahirkan pun masih menggunakan cara sederhana misalkan dengan
membuat ibu itu takut agar dia ketakutan dan memperlancar anaknya lahir
tanpa alat-alat aman yang dapat digunakan. Cara itu cukup kejam dan sadis
untuk membantu ibu itu melahirkan, dan merugikan banyak orang khusunya ibu
dan bayinya. Seiring berjalannya waktu para ahli terus melakukan penelitian
sehingga mulai timbul teori-teori dan penemuan baru mengenai kelahiran anak.
Teori-teori dan penemuan ini dikumpulkan sehingga menghasilkan suatu cara dan
dapat membuat alat-alat yang lebih aman untuk digunakan.

Jaman sekarang, bidan pun sudah memiliki cara-cara aman dan alat-
alat yang mendukung agar ibu dan anak selamat dalam proses persalinan.
Sehingga ibu yang akan melahirkan tidak merasakan sakit yang kejam lagi
dan lebih tertangani. Dan bukan merupakan aib melainkan suatu hal yang
membahagiakan bagi keluarga. Dan ini pun berdampak positif pada
masyarakat dimana masyrakat tidak mengikuti budaya jaman dulu yang
sangat berbahaya. Semua perubahan ini dipengaruhi karena teknologi yang
tiap tahun semakin berkembang dan dapat merubah budaya yang buruk
menjadi lebih baik

7
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Sistem nilai budaya (atau suatu sistem budaya) adalah rangkaian


konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar suatu warga
masyarakat. Hal itu menyangkut apa dianggapnya penting dan bernilai. Nilai
budaya yang dianut individu merupakan masukan nilai-nilai yang berasal dari
era global yang sangat luas. . Nilai pada individu akan mengikuti
perkembangan dan perubahan yang ada pada masyarakat. . Keluarga
merupakan system yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra
sistemnya yaitu linkungan dan masyarakat dan sebaliknya sebagai subsistem
dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat
(suprasistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga
dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang bernilai
budaya positif. Perkembangan nilai dalam suatu masyrakat sangat
dipengaruhi oleh warga masyarakat atau bangsa yang memiliki nilai itu
sendiri.

Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan


perkembangan kebudayaan. Selama nilai-nilai itu mengalami perubahan
yang masih relative positif maka tidak berdampak buruk bagi integritas
masyarakat namun bila di masyarakat yang berkembang adalah nilai-nilai
yang negative maka dapat mengancam kesinambungan masyarakat itu
sendiri.

8
3.2 Saran

Perlu adanya peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi agar tercipta
nilai budaya baru yang lebih baik yang aman dan menguntungkan baik
secara individu, keluarga, maupun masyarakat.

9
10

Anda mungkin juga menyukai