Anda di halaman 1dari 5

BAGAIMANA CARA KEBUDAYAAN MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

Budaya adalah suatu kebiasaan cara hidup sekelompok manusia yang diciptakan oleh
suatu kelompok manusia tersebut maupun oleh suatu sistem seperti agama atau politik.
Kebiasaan yang dipakai sebagai cara hidup ini lambat laun akan berkembang membentuk
norma-norma, etika, dan adat istiadat. Lalu bagaimana budaya bisa mempengaruhi konsep
diri?
Budaya merupakan sebuah tradisi manusia yang melekat pada diri sendiri dan tradisi
tersebut sudah ada sejak manusia itu sendiri dilahirkan,serta budaya itu sendiri berkaitan
dengan budi dan akal manusia,dan kita tidak sadari bahwa budaya yang melekat pada diri kita
dapat diperoleh dari kehidupan kita sehari-hari.Budaya juga dapat berperan dalam
membentuk pola pikir dan pola pergaulan dalam bermasyarakat dan kebudayaan itu sendiri
terbagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung contoh budaya tidak langsung
yaitu didalam keluarga dan tanpa kita sadari adalah disitulah terjadinya tradisi atau budaya
dari setiap keluarga yaitu pada saat mengambil suatu makanan orang yang harus pertama
mengambilnya adalah orang yang tua terlebih dahulu ( AYAH) atau pemimpin dalam
keluarga.Pada saat selesai sholat orang yang merasa umrnya lebih muda harus memberi
salam terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua untuk itu hal tersebut telah melekat dalam
diri kita dan dapat mempengaruhi kehidupan dalam bermasyarakat.
Dalam setiap budaya memiliki aturan dan norma-norma agar terpeliharanya
keharmonisan dari setiap budaya yang ada dan ketika seseorang tidak mengikuti aturan dan
norma-norma yang telah ada maka akan timbulnya kehancuran dalam budaya tersebut.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Stuart dan Sudeen, 1998). Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan
bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional intelektual , sosial dan spiritual. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan
tokoh-tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan kemampuan
seseorang membentuk, menggambarkan, memahami, menyadari, mengevaluasi, dan

mengenali dirinya sendiri secara keseluruhan sehingga dirinya bisa menempatkan posisinya
dalam berinteraksi di lingkungan sosialnya.
Konsep diri tentu tidak bisa hadir secara tiba-tiba dalam diri seseorang begitu saja.
Konsep diri juga merupakan sesuatu yang tercipta berkat adanya proses. Ada berbagai macam
cara membentuk konsep diri dengan berbagai latar belakang pribadi orang tersebut. Latar
belakang pribadi seseorang tentu sangatlah penting dalam tahapan proses membentuk konsep
diri
Ketika seseorang lahir, konsep diri belumlah terbentuk. Seseorang yang masih disebut
bayi itu belumlah mengetahui apapun tentang dunianya hingga tiba saatnya kedua orang
tuanya mengenalkan dunia atau lingkungan sekitarnya pada dirinya dan membuatnya
mengenali dirinya sendiri. Dalam melakukan kegiatannya, individu tersebut diajari mengenali
lingkungannya melalui bahasa, pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya, dan
hubungan interpersonal. Pada tahap ini yang merupakan tahap penting dimana dia dikenalkan
mana benar mana salah. Ketika dia membuang sampah pada tempatnya dengan disambut
sorakan atau pujian dari orang tuanya yang membuatnya senang pertanda yang dilakukannya
adalah hal yang benar, begitu pula ketika dia dimarahi karena membuang sampah
sembarangan biasanya akan membuat dia mengerti bahwa itu perbuatan salah. Setidaknya
dasar-dasar pengenalan etika itulah yang akan tertanam hingga tua nanti. Lalu apa kaitannya
dengan budaya?
Apa yang diajarkan orang tuanya mengenai dasar-dasar etika tentunya merupakan etika
yang berlaku pada budaya lingkungannya. Respon yang diberikan orang tuanya baik itu
postif (pujian) atau negatif (marah) akan diingatnya dan tentunya bisa dijadikan modal ketika
dia mulai mengenal lingkungannya lebih luas. Reaksi yang diberikan orang lain apalagi bagi
orang yang dikenalnya tentunya akan membuat dirinya paham kondisi budaya
dilingkungannya. Cooley (dalam hardy dan hayes, 1998) membuktikan bahwa dengan
mengamati pncerminan perilaku diri sendiri terhadaap respon yang di berikan oleh orang lain
maka individu dapat mempelajarinya dirinya sendiri. Orang-orang yang memiliki arti pada
diri individu sangat brengaruh dalam pembentukan konsep diri.
Selain budaya yang dihasilkan berdasarkan suatu kebiasaan cara hidup oleh sekelompok
masyarakat dilingkungannya, budaya yang dihasilkan dari suatu sistem juga bisa dibilang

berpengaruh untuk pembentukan konsep diri. Sistem yang dimaksud bisa berupa agama
maupun ideologi politik.

Dari agama misalnya, individu bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah
melalui apa yang diajarkan agamanya. Dalam Kristen contohnya yang selain mengajarkan
apa yang benar dan yang salah, agama ini juga mengajarkan gaya hidup didalamnya.
Contohnya adalah ketika Kristen mengajarkan untuk menyapa seseorang dengan ucapan
Syaloom, atau dengan ucapan lain Salam Sejahtera. Contoh masyarakat yang
menerapkan budaya yang berdasarkan sistem agama yang dalam contoh kasus ini berupa
budaya Kristen yakni adalah sebagian besar Negara di Eropa dan Barat dan sebagian di Asia
seperti Filipina, Singapura dan Indonesia. Kebudayaan di Indonesia sangat beraneka ragam
macamnya, disetiap pulau dan daerah di Indonesia memiliki sebuah budaya yang berbedabeda, dengan pesatnya teknologi dan pengaruh luar yang kini sangat mempengaruhi
berkembangnya budaya Indonesia, banyak orang yang lupa akan budayanya sendiri dan lebih
mengutamakan perkembangan budaya baru yang lebih modern dan lebih menarik
dibandingkan sebuah kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun di dalam
lingkungannya.

Perumusan mengenai batasan kebudayaan banyak sekali. Diantara batasan batasan itu
terdapat suatu kesepakatan bahwa kebudayaan itu dipelajari dan bahwa kebudayaan
menyebabkan orang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan lingkungan
sosialnya. Dapat diartikan bahwa manusia hidup dalam suatu lingkungan alam dan
lingkungan social, hal mana berarti juga bahwa kebudayaan tidak semata-mata merupakan
unsure gejala biologis. Kebudayaan mencakup semua umur yang diciptakan manusia dari
kelompoknya, dengan jalan mempelajarinya secara sadar atau dengan suatu proses
penciptaan keadaan keadaan tertentu. Hal itu semua mencakup pelbagai macam teknik,
lembaga-lembaga social, kepercayaan, maupun pola perilaku.
Konsep kebudayaan yang dipergunakan sebagai sarana untuk menganalisa manusia,
mempunyai arti yang berbeda dengan pengertian berbudaya (cultured). Pengertian berbudaya
menunjuk pada kemampuan manusia (yang berbudaya) untuk memanfaatkan pelbagai unsure

peradaban masyarakat. Bagi mereka yang ingin memahami esensi hakekat kebudayaan, harus
dapat memecahkan paradoks-paradoks dalam kebudayaan.
Budaya lainnya yang diciptakan melalui sistem lainnya adalah Ideologi politik. Contoh
kasus yang diambil dalam sistem politik ini adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat yang
memiliki ideologi liberalisme dan demokrasi ini mengajarkan suatu kebebasan individu.
Kebebasan individu yang diterapkan Amerika Serikat ini menyebabkan timbulnya budaya
kebebasan yang kini terlihat seperti kebebasan kebablasan. Meskipun budaya yang berasal
dari agama maupun sistem politik ini cukup berpengaruh bagi pembentukan konsep diri,
namun kondisi lingkunganlah yang jadi pemeran utama pembentukan karakter seseorang atau
konsep diri seseorang.
Semakin bertambahnya umur sang individu semakin besar peluang bagi individu tersebut
terjun dalam masyarakat. Dalam perkembangannya, konsep diri dipelajari melalui kontak dan
pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan
cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak
sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan
dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya
dan sosialisasi.
Perkembangan ini mau tidak mau membuat individu harus lebih mengenali
lingkungannya dan mengenali lingkungannya berarti tidak lepas dari budaya itu sendiri.
Bagaimana individu melakukan proses sosialisasi dengan lingkungannya melalu pergaulan
dengan teman-temannya turut membantu terbentuknya karakter atau konsep diri. Apabila
seseorang tersebut bergaul dengan orang-orang religius maka besar kemungkinan dia akan
menjadi orang yang religius pula, begitupun sebaliknya apabila dia bergaul dengan preman
maka besar kemungkinan dia akan ikut-ikutan menjadi preman pula. Namun siklus ini
kemungkinan bisa berubah-ubah sesuai pengalaman yang dihadapi hingga akhirnya berujung
pada terbentuknya karakter.
Berbagai peristiwa yang dialami sesuai dengan pengalaman yang telah didapatnya akan
sangat membantu terbentuknya suatu presepsi diri. Yaitu persepsi individu terhadap diri
sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi
tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif.
Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku

individu. Perkembangan ini adalah sebuah tahapan dimana individu mulai bisa memandang
bagaimana dunia, bagaimana lingkungannya, dan bagaimana dirinya sendiri sesuai
pandangannya. Ketika hal itu terjadi maka semakin besar kemungkinan dirinya menyadari
dan memahami dirinya sendiri hingga membuat drinya paham bagaimana menempatkan
dirinya dalam masyarakat. Ketika dia mampu menganalisis sekitarnya dan dirinya sendiri
maka dia bakal mampu memahami apa yang dibutuhkan sekitar dan dirinya. Setelah
melewati tahap itu makan besar kemungkinan individu telah membentuk konsep dirinya
sebagai bentuk penentu perilaku individu atau penentuan karakternya.
Sesuai penjelasan diatas maka bisa disimpulkan bahwa budaya menjadi salah satu factor
yang paling penting atas terciptanya suatu konsep diri. Bagaimana suatu individu
mempelajari etika, memahami norma, belajar dari orang-orang disekitarnya, melakukan
kontak dengan orang lain, dan lain sebagainya sebagaimana yang telah dijelaskan merupakan
suatu bukti bahwa individu tersebut mau tidak mau harus terlibat langsung dengan
lingkungan yang dimana lingkungan tersebut pastinya memiliki budaya sehingga bisa
disimpulkan lagi bahwa budaya memiliki peranan besar terbentuknya konsep diri.

Anda mungkin juga menyukai