Anda di halaman 1dari 2

7. apa yang dimaksud dengan budaya selalu simbolik?

8. Bagaimana bentuk kebudayaan Betawi yg dihadirkan dalam serial sinetron si doel ini? Jelaskan
secara deskriptif mengenai cara hidup, nilai-nilai hidup, cara berinteraksi, dan bentuk kebudayaan
lain yg mampu anda tangkap dalam serial ini.

Kebudayaan
Kata Kunci :

Di dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari yang namanya budaya. Budaya ini seolah-olah
menjadi melekat pada keseharian dan dianggap menjadi kebudayaan yang berlaku pada kelompok manusia
yang dikenal dengan masyarakat. Pada Sosiologi, kebudayaan diartikan sebagai hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat1. Secara luasnya Kebudayaan bisa dikatakan sebagai suatu perantara dimana masyarakat dapat
berkreasi, menyalurkan inisiatif dan sebagai suatu ciri khas. Sementara pada Antropologi sendiri, kebudayaan
merupakan keseluruhan kompleks yang termasuk di dalam keseluruhan kompleks itu berupa ilmu
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, norma dan hal-hal berkaitan dengan keseharian yang
diperoleh oleh seseorang sebagai anggota dalam masyarakat 2. Makna yang ada di dalam definisi ini yaitu
bagaimana Antropologi berfokus pada apa yang diperoleh masyarakat yaitu karakter. Bukan melalui warisan
biologis tetapi tentang bagaimana mereka berkembang di dalam masyarakat khusus, dimana mereka
memperlihatkan kearah tradisi budaya. Secara sederhana, Antropologi melihat kebudayaan melalui karakter
keseharian di dalam masyarakat. Proses yang dialami anak-anak untuk mempelajari hal tersebut secara agak
dipaksakan disebut dengan Enkulturasi. Bersifat agak memaksa agar mengedukasi anak-anak agar kelak saat
dewasa dapat lebih sadar untuk menilai dapat diterima atau ditolaknya nilai-nilai atau yang menjadi anjuran
dari dalam masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan pemikiran M.J. Herskovits bahwa Enkulturalisme ini
merupakan proses seseorang baik sadar maupun tidak sadar mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat 3.
Enkulturasi juga menjadi salah satu kajian atau tinjauan dalam antropologi yang memaparkan dan
menjelaskan maksud dari peristiwa interaksi sosial budaya selain sosialisasi (diseminasi atau persebaran) dan
akulturasi (percampuran budaya). Hal ini juga terjadi karena kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus
agar nantinya dapat melekat pada kehidupan masyarakat yang awalnya didapati perlakuan secara agak
memaksa untuk bisa terbiasa. Contoh dari Enkulturasi dari segi budaya sendiri ada pada salah satu suku yang
sangat ikonik di Indonesia yaitu suku Baduy, suku Baduy ini menerapkan perilaku dan sikap yang tertutup akan
perkembangan dan pengaruh globalisasi ataupun westernisasi. Mereka menagnggap jika pengaruh dari dunia
diluar suku tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan tidak akan memberikan dampak positif bagi
mereka, maka dari itu mereka selalu menanamkan hal itu pada generasi-generasi mendatang agar kebudayan
yang ada di dalam suku Baduy ini tidak hilang dan tergerus oleh orang luar maupun zaman modern.
Kembali pada Kebudayaan, pada kebudayaan tentunya memiliki wujud dan unsur agar Kebudayaan ini
ada dan nyata. Wujud kebudayaan ini bisa dikatakan sebagai struktur kelakuan dan juga melibatkan aktivitas
manusia yang berpola atau secara terus menerus melakukan hal yang sama. Wujud Kebudayaan dibagi menjadi
tiga.
Yang Pertama sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan lain-lain. Contoh dari wujud
kebudayaan ini ketika seseorang memperoleh pengecapan atau Labelling akibat dari perbuatannya dalam
dampak negatif berupa tindak kriminal sementara dampak positif jika rajin beribadah dan intelektual.

1
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Sosiologi suatu Pengantar. Hlm 149
2
Edward Tylor. Conrad Kottak, Anthropology Appreciating Human Diversity. Hlm 27
3
David Monte. Artikel Sosiologi, Enkulturasi Adalah? artikelsiana.com/enkulturasi-adalah-berikut-pengertian-
dan-contohnya. Diakses pada 2 April 2022 pukul 22.12
Yang Kedua sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dalam masyarakat. Contoh dari
wujud kebudayaan ini berupa upaya perkawinan atau pernikahan, biasanya hal yang paling sering dijelaskan
yaitu perkawinan atau pernikahan adat jawa dimana ada salah satunya yaitu malam midodareni. Malam
midodareni ini dilakukan tepat sehari sebelum prosesi pelaksanaan pernikahan. Manfaat atau dampak yang
ditimbulkan oleh prosesi ini diharapkan sang calon mempelai pengantin perempuan tampak mempesona
layaknya bidadari.
Yang Ketiga sebagai benda hasil karya manusia. Contoh dari wujud kebudayaan ini berupa hal-hal yang
bersifat konkrit dan ada hasil fisik karena aktivitas yang dilakukan manusia seperti Kain Batik, handphone
maupun yang lain-lain4.
Selain wujud, kebudayaan juga mempunyai unsur. Lebih tepatnya unsur-unsur kebudayaan yang
bersifat universal. Ada tujuh unsur 5, yang pertama Bahasa. Hal ini dapat ditemukan di berbagai belahan dunia,
mereka mempunyai ciri khas Bahasa masing-masing yang merepsentasikan bahwa mereka itu ada dan nyata
keberadaannya. Yang kedua ada sistem pengetahuan, sistem pengetahuan ini ada karena dorongan masyarakat
untuk mau berkembang dan mempersiapkan generasi selanjutnya untuk mempelajari serta tidak meninggalkan
apa yang telah ditemukan dan dipelajari. Contohnya adanya jenjang pendidikan di masing-masing negara dan
berbeda pula dalam cara pengajarannya. Yang ketiga ada organisasi sosial, meliputi asosiasi, perkumpulan atau
himpunan dan akhirnya dapat membentuk negara. Contohnya berupa organisasi partai politik dan sistem
perkawinan atau pernikahan. Yang keempat ada sistem peralatan dan teknologi, sistem ini berfokus pada cara
bertindak anggota masyarakat yang berhubungan dengan pengumpulan bahan mentah menjadi suatu hasil
wadah yang dapat berdampak. Contohnya berupa alat-alat produksi, senjata, pakaian, tempat berlindung dan
juga alat-alat transportasi. Yang kelima ada sistem mata pencaharian hidup, sistem mata pencaharian hidup ini
tentunya berbeda di setiap wilayah geografis dari masyarakatnya lalu mereka membiasakan dengan apa yang
diperoleh dari wilayah geografisnya. Hal itulah yang menjadikan mata pencaharian sebagai unsur dalam
kebudayaan. Yang keenam ada sistem religi atau kepercayaan, sistem religi yang dimaksud disini berupa agama
dan kepercayaan meliputi tata cara upacara yang bertujuan agar dapat berkomunikasi dengan Tuhan.
Contohnya sistem kepercayaan pada satu Tuhan saja dan lahirnya juga konsepsi agama berdasarkan wahyu
seperti Islam, Hindu, Buddha dan juga Kristen. Yang ketujuh ada kesenian, kesenian disini berfokus pada
ekspresi dan feeling manusia akan keindahan dan estetika dengan latar belakang tradisi maupun sistem budaya
pemilik karya tersebut.
Kebudayaan memiliki hubungan dengan individu dalam masyarakat, hal ini berhubungan karena
kehidupan sosial manusia merupakan sebuah proses dimana indvidu menghayati makna dari “pesan
masyrakat”. Pesan masyarakat disini bisa dikatakan sebagai kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam masyrakat,
kemudian masyarakat menyebarkan kebudayaan mereka dengan mengubah persepsi serta makna mereka
yang tadinya private atau hanya dia sendiri yang tahu menjadi open to public atau bisa dibilang menyebarkan
informasi secara bebas kepada masyarakat 6. Contohnya, ketika kita mempunyai ketertarikan pada music yang
tadinya hanya kita sendiri mengerti baik itu genre, alat-alat yang digunakan dan sudah pasti orang atau artis
yang dituju kemudian orang-orang mulai menanyakan dan akhirnya menemukan kesamaan.
Selain hubungan budaya dengan individu, budaya dianggap sebagai sesuatu yang harus dipelajari
sebagai sistem pengetahuan atau kognitif. Hal ini dikarenakan after effect atau dampaknya yaitu dapat
mengetahui cara orang berperilaku dengan masing-masing karakter yang dapat diterima di dalam masyarakat.
Pastinya ketika di dalam masyarakat pun pastinya kita akan mengalami proses perubahan seperti
menginterpretasi pengalaman (belajar atau mereflesikan diri dari pengalaman) dan pada akhirnya ketika proses
itu dijalani dengan benar makan akana menghasilkan sebuah pengetahuan dan pengalaman baru dalam
berinteraksi dengan orang lain secara tepat 7.

4
Zulkifli. Antropologi Sosial Budaya. Hlm 91
5
Zulkifli. Antropologi Sosial Budaya. Hlm 96
6
D’Andrade (1984). Conrad Kottak, Anthropology Appreciating Human Diversity. Hlm 37
7
Zulkifli. Antropologi Sosial Budaya. Hlm 85

Anda mungkin juga menyukai