Anda di halaman 1dari 4

KEPRIBADIAN

Kata Kunci: Personality, Masyarakat, Sosiologi, Antropologi

Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap dari manusia mempunyai karakternya masing-masing ketika
dinampakan pada lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, hal tersebut juga biasa disebut sebagai
kepribadian. Kepribadian ini berbeda-beda pada masing-masing individu, baik dibesarkan dalam lingkungan
yang sama sekalipun akan terlihat pula perbedaannya. Kepribadian (Personality) ini mengandung aspek yang
mencolok seperti ciri watak yang khas pada individu, bersifat konsisten atau statis dan berlangsung dalam
waktu yang lama. Kepribadian sendiri diartikan sebagai ciri-ciri karakter individu yang konsisten, memberikan
kepadanya suatu identitas sebagai individu khusus 1. Selain Koentjaraningrat, William. A. Haviland juga
berpendapat bahwa kepribadian ini merupakan ciri khas seseorang dalam berpikir, merasa dan berkelakuan 2.
Bisa dikatakan Antropologi ini melihat kepribadian individu dari dalam diri. Selain Antropologi, Psikologi juga
membahas tentang karakter atau kepribadian manusia. Meneliti apa yang ada di dalam diri individu, namun
sedikit berbeda dengan Antropologi, Psikologi memandang kepribadian sebagai jumlah total dari aktual atau
potensial yang ada di dalam organisme ditentukan oleh penurunan sifat genetic dari orang tua ke anak dan
lingkungan yang dimulai dan berkembang melalui interaksi fungsional dari faktor-faktor utamanya 3. Faktor-
faktor tersebut terdiri dari kognitif (Intelligence), sektor konatif (Character) biasanya berhubungan dengan
keinginan dan kemauan indvidu, sektor afeksi (Temperament) berhubungan dengan perasaan atau hati yang
dapat merasakan simpati, empati, cinta, emosi dan lain-lain lalu ada sektor somatic (Constitution) berhubungan
dengan perawakan atau fisiki individu. Perbedaan ini terletak pada apa yang diteliti masing-masing disiplin
ilmu, Antropologi dengan melibatkan pemikiran, perasa dan berkelakuan sementara Psikologi lebih
menjelaskan secara terperinci dan detail.
Layaknya teori-teori yang lain yang mempunyai unsur sebagai dasar atau pondasi. Kepribadian juga
memiliki hal tersebut. Unsur pertama yaitu Pengetahuan, pengetahuan disini berperan sebagai pengisi akal
pikiran dan alam jiwa orang yang sadar, banyak hal yang dapat diterima melalui panca indera kemudian otak
lah yang memproses hal itu semua. Dalam unsur Pengetahuan, ada 5 proses untuk mencapai pemahaman.
Yang pertama ada Persepsi, persepsi ini mempunyai definisi sebagai seluruh proses akal manusia yang sadar.
Ada saatnya suatu persepsi yang dibayangkan kembali menjadi terfokus terhadap lingkungan secara lebih
intensif. Hal ini dalam Psikologi biasa disebut dengan Pengamatan. Proses itu dalam Antropologi dikatakan
sebagai Apersepsi. Contoh Apersepsi berupa pemberlakuan hal-hal yang dapat merangsang otak untuk
berasumsi, berargumentasi dan sudah pasti berpikir. Hal-hal tersebut yaitu melakukan quiz atau teka-teki,
melakukan kegiatan bernyanyi ringan dan lain-lain. Setelah itu ada yang namanya Konsep, konsep ini diartikan
sebagai penggambaran yang abstrak di dalam ilmu. Secara sederhananya konsep merupakan
penggabungandan perbandingan atas bagian-bagian penggambaran dengan penggambaran pula yang sejenis
berdasarkan asas tertentu scara statis atau konsisten sehingga memunculkan penggambaran yang abstrak.
Kemudian proses terakhir yaitu Fantasi, fantasi ini bisa dikatakan sebagai penggambaran yang tidak realistik,
bisa dilebihkan ataupun dikurangi informasinya. Selain 5 hal itu pula, ada salah satu bagian yang hilang dari jiwa
manusia yaitu alam bawah sadar. Alam bawah sadar disini diartikan sebagai wadah atau tempat yang tidak
beraturan, bercampur dan tidak lengkap secara keseluruhan 4.
Unsur yang kedua yaitu Perasaan, perasaan merupakan suatu keadaan di dalam kesadaran manusia,
terpengaruh oleh pengetahuan yang dapat dinilai sebagai suatu keadaan positif atau negatif 5. Pada dasarnya
perasaan ini bersifat subjektif, artinya bahwa terjadinya penilaian dapat dipengaruhi oleh kehendak dalam
kesadaran sesorang yang bisa positif ataupun negatif. Contoh kehendak positif disini dapat berupa
mendapatkan

1
Koentjaraningrat, 1990, hlm 102
2
Sapardi, 2006, hlm 46
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (2007), hlm 319
4
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (2009), hlm 103 - 106
5
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (2009), hlm 107
kenikmatan atau hal yang disenangi sebaliknya contoh kehendak negatif lebih pada menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Unsur yang ketiga yaitu Dorongan Naluri, biasa disebut sebagai drive. Dorongan Naluri merupakan
suatu dorongan yang sudah ada dan dibawa sejak lahir tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan. Hal-hal yang
mengacu pada dorongan tersebut dapat berupa dorongan untuk bertahan hidup, dorongan untuk melakukan
seks, maksud dari dorongan ini adalah untuk mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi
kelanjutan keberadaannya di dunia ini, baik pada individu yang tidak dipengaruhi maupun dipengaruhi. Lalu
dorongan untuk melakukan usaha mencari makan, dorongan ini tidak perlu dipelajari karena sejak lahirnya
manusia pun mereka akan mencari puting susu ibunya atau botol susu. Kemudian dorongan untuk berinteraksi
dengan sesama manusia atau individu, dorongan untuk meniru tingkah laku atau sikap sesama/sebaya, asal
muasal beragamnya adat dimulai dari dorongan ini hingga akhirnya memiliki sifat memaksa untuk sama atau
seragam dengan manusia di sekelilingnya dan dorongan akan melihat keindahan dalam berbagai bentuk baik
audio, visual dan audio visual6.
Kepribadian tidak selamanya sama, meskipun individu itu mempunyai kembaran baik yang identic
maupun tidak identik. Ada hal yang mempengaruhi kepribadian, diantaranya yaitu :
Yang pertama ada Warisan Biologis, warisan biologis merupakan semua hal yang didapatkan
seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orang tuanya atau biasa disebut dengan sifat turunan dari kedua
orang tua. Contohnya dari sifat, ketika sang ayah memiliki tidak suka banyak bicara dan lebih suka menyendiri,
maka sifatnya tanpa disadari oleh anaknya. Contoh fisik berupa ketika sang ayah dan ibu memiliki tinggi diatas
rata-rata maka otomatis anaknya pun akan bertumbuh dengan gen yang diberikan.
Yang kedua ada Lingkungan Fisik, lingkungan fisik ini menjadi prioritas kedua setelah warisan biologis.
Walaupun banyak yang mengatakan lingkungan fisik ini tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus
seseorang, namun kenyataannya tumbuh kembang seseorang selalu berpengaruh pada linkungan yang
berubah-ubah. Entah itu dapat bersifat positif maupun negatif tergantung dari seseorang itu menyerap
pengaruhnya.
Yang ketiga ada Pengalaman Awal, menurut Sigmund Freud perlu ditekankan pada pentingnya
pengalaman awal (masa anak-anak) seiring berjalannya perkembangan kepribadian. Contoh hal yang
dapatmerusak pengalaman awal berupa trauma kelahiran dan pemisahan anak dari seorang ibu merupakan
pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
Yang keempat Pengaruh Budaya, perngaruh budaya disini bersifat memaksa seorang anak untuk
mengembangkan pola kepribadian sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya dan pada akhirnya anak
tersebut mengalami tekanan atas hal itu agar terbiasa dan terbentuk kepribadiannya.
Yang kelima ada Daya Tarik, seorang individu yang dinilai oleh linkungannya menarik cenderung
memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan daripada individu yang kurang menarik.
Kemudian ketika mereka yang memenuhi syarat atas karakteristik menarik mereka akan memperkuat sikap
sosial yang menguntungkan.
Yang keenam Inteligensi, perhatian yang lebih terhadap anak yang memilki kepintaran dapat
menjadikan anak itu menjadi sombong dan anak yang kurang pintar merasa akan bodoh. Hal ini menjadi krusial
karena orang-orang hanya melihat anak dari satu sisi kepintaran saja dan tidak melihat keterampilan yang
dipunyai anak kurang pintar. Contohnya ketika seorang guru hanya melihat anak didiknya yang memenangkan
olimpiade matematika dibandingkan yang memenangkan lomba seni musik.
Yang ketujuh ada Emosi, adanya ledakan Emosi tanpa sebab dikenal sebagai orang yang tidak matang
atau belum siap secara emosional. Penekanan ekspresi emosional dapat membuat individu murung dan
cenderung kasar, tidak mau mendengarkan, berkelakuan semaunya dan seibuk sendiri. Contohnya yaitu ketika
suami istri mengalami pertengkaran hebat akibat dari sikap istri yang selalu menyalahkan suami karena tidak
bekerja dengan baik, hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi yang kurang stabil.
Yang kedelapan Keberhasilan dan Kegagalan, dimana keberhasilan akan mempengaruhi bagaimana
individu berkembang dan Kegagalan dapat merusak individu.

6
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (2009), hlm 108 - 110
Dan yang terakhir yaitu Penerimaan Sosial, anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat
mengembangkan rasa percaya diri dan tingkat kepandaiannya dalam berbagai hal baik akademik maupun hal-
hal lain yang menunjang seperti public speaking dan crtical thinking dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya
ketika anak itu tidak diterima dalam linkungannya maka ia akan membenci orang lain, memiliki sifat acuh dan
mudah tersinggung7.
Ada salah satu tokoh Antropologi perempuan Bernama Margaret Mead, ia membuat suatu rangka
teori tentang Antropologi yang bercampur dengan Psikologi. Untuk menguji teorinya tentang perubahan
biologis masa remaja dapat dicapai tanpa adanya tingkatan stress baik sosial maupun psikologis, Margaret
berangkat ke pulau Samoa pada tahun 1925. Ia juga menyimpulkan dalam bukunya berjudul Coming of Age in
Samoa: A Psychological Study of Primitive Youth for Western Civilization, masa remaja tidak harus menjadi saat
stress dan ketegangan tetapi kondisi budaya mungkin membuatnya begitu 8. Dalam penelitiannya ia
mengemukakan bahwa dalam budaya mereka masyarakat berbeda peran yang dikaitkan dengan pria maupun
wanita, perbedaan biologis antara kedua jenis kelamin tidak menentukan fungsi sosialnya tetapi pendidikan
dan transmisi budayalah yang menghasut adanya perbedaan sosial. Teori ini dianggap bahwa kekakuan peran
gender harus dikurangi dan perbedaan-perbedaan yang disyaratkan sehingga kedua jenis kelamin dapat
berkembang sepenuhnya. Contoh penerapannya pada suku tchambuli yang mana wanita itu didedikasikan
untuk mencari rezeki dalam kegiatan seperti memancing dan mengelola komunitas dan masyarakat sementara
laki-laki melakukan tugas-tugas rumah dengan diasumsikan perilaku lalu dikaitkan dengan jenis kelamin lain di
masyarakat lain dan menunjukan pada mereka dimana sensitivitas yang lebih besar dalam aspek-aspek seperti
seni dan pencarian rupa. Dengan kata pengertian lain, peran gender masyarakat itu dianggap sebagai kebalikan
dari barat.

Dalam review kali ini disertakan juga sebuah film, dibahas berdasarkan tema kepribadian yang
berjudul “Ali dan Ratu-Ratu Queens”. Bergenre drama komedi dan juga mengangkat cerita tentang
permasalahan keluarga, adaptasi terhadap gaya hidup dan tentunya emosionalisme antar sesama karakter
yang diperankan. Karakter yang ada di dalam sini diantaranya, Ali yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, Mia
atau Ibu dari Ali yang diperankan oleh Marissa Anita. Lalu ada rombongan ibu-ibu dari Indonesia yaitu Party
yang diperankan oleh Nirina Zubir, Biyah yang diperankan oleh Asri Welas, Ance yang diperankan oleh Tika
Pangabean dan Chinta yang diperankan oleh Happy Salma. Menceritakan tentang seorang Ali yang berangkat
ke Queens, New York, Amerika Serikat untuk mencari ibu kandungnya yang Bernama Mia, meninggalkan Ali
sejak umur 5 tahun atas dasar permasalahan perceraian dengan ayahnya Ali. Ketika disana Ali bertemu
beberapa rombongan ibu-ibu rimpung yang sudah disebutkan diatas. Berbeda dari kebanyakan orang Indonesia
yang selalu menganggap bahwa di negara Amerika harus mengikuti gaya hidup disana, namun tidak dengan Ali
dan 4 ibu-ibu rimpung itu. Mereka masih terbawa kepribadian yang selalu ada di Indonesia. Kebiasaan selalu
menyapa duluan, memulai percakapan dan ramah tamah orang Indonesia masih kuat disana. Hal yang
mempengaruhi kebiasaan itu masih melekat pada diri mereka masing-masing dan juga faktor utamanya yaitu
hidup Bersama sesama WNI. Kebudayaan pada film tersebut tentunya sudah bercampur dimana pada saat
acara Thanksgiving yang seharusnya menggunakan makanan utama berupa ayam kalkun diubah menjadi
rendang. Lalu juga ada anak dari ibunya Ali yaitu Eva, Eva ini memiliki kepribadian yang lebih orang luar karena
tumbuh dan berkembang di Amerika, hal ini ditunjukan dari bagaimana ia berbicara, sifatnya yang lebih liberal
atau bebas dalam bergaul.
Dalam pendalaman beberapa karakter dan kepribadiannya, seperti Ali yang memiliki kepribadian yang
kalem, tenang dan mudah dalam beradptasi ketika lingkungannya berubah. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa ia juga merasa kesulitan untuk mengelola emosinya ketika ia dibawah tekanan yang sangat berat. Lalu
ada Mia atau ibu dari Ali, ia meiliki karakter yang sangat mau menang sendiri atau ambisius dan juga keras
kepala, hal ini diperlihatkan sewaktu ia masih dengan ayah kandung Ali dan beragumen tentang bagaimana ia
bisa sukses di New York tanpa menghiraukan apa nasehat yang dilontarkan. Kemudian ada Party, karakter ini

7
Alex Sobur, Psikologi Umum, hlm 313
8
William. A. Haviland, Cultural Anthropology, chapter V, Part 2, page 139
memiliki sifat yang cenderung mengarah pada keibuan dan memilki kepribadian seorang pemimpin dalam grup
WNI, hal itu diperlihatkannya ketika ia dapat menunjukan rasa kepeduliannya terhadap teman-temannya dan
juga Ali, dapat juga menjadi seorang penengah diantara yang lainnya. Lalu ada Biyah, karakter ini lebih
cenderung tengil, sangat ceplas-ceplos atau bisa dibilang dapat mengatakan apa yang seharusnya dikatakan
dan juga memilki gaya yang terbilang nyentrik dan tidak memperdulikan apa kata orang dalam perkumpulan
tersebut. Kemudian Ance, karakter ini bisa dikatakan memiliki kepribadian yang cenderung tegas, galak dan
protektif, hal ini diperlihatkan ketika Ali sedang berada di sekitar Eva, makai akan hadir disana untuk memantau
dan mengawasi jika dirasa ada yang tidak beres ketika Ali ada di sekitaran Eva. Lalu ada Chinta, hamper sama
dengan karakter Biyah, karakter Chinta ini juga memiliki gaya yang nyentrik, namun dalam cara ia berbicara dan
bertutur kata cenderung lebih kemayu seperti menarik perhatian laki-laki, sedikit bertele-tele dalam
penyampaian pendapatnya dan sangat mempercayai hal-hal yang berbau dengan spiritual atau bisa dibilang
percaya akan hal yang berbau ghaib dan mitos-mitos yang beredar. Contohnya ketika ia menaruh sebuah Kasur
dan diarahkan ke arah timur, searah dengan bagimana matahari itu terbit yang dipercaya akan memberikan
pancaran sinar matahari pagi dan membuat sehat.

Anda mungkin juga menyukai