Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGGANTI

UAS PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian D2

Disusun Oleh :
Khoirunnisa Rohimatussholeha NIM 190910301003

Dosen Pengampu :
Drs. Syech Hariyono.M.Si.
NIP 195904151989021001

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020.2
Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud


dan ppara pengikutnya. Konsep ini dimaknai oleh beragam definisi, salah satunya
adalah konsep keprbadian dari aliran psikoanalisis oleh Sigmund Freud. Teori
psikoanalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-
aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang
ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologi tersebut.
Pemahaman mengenai aliran psikologi ini didapatkan Freud tentang teori
ini didasarkan pada pengalaman pasien-pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan
bacaan dari literalur mengenai ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-
pengalaman ini yang mendasari data untuk evolusi teorinya. Teori ini menurutnya,
mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.
Freud menggunakan gunung es sebagai anaologi dari alam sadar dan tak
sadar untuk teorinya. Ia memaparkan bahkan sebuah gunung es yang terapung di
mana bagian yang muncul ke permukaan air (alam sadar) jauh lebih kecil daripada
bagian yang tenggelam (alam tak sadar). Hal ini sesuai dengan teorinya, bahwa
kesadaran itu hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental sedangkan bagian
yang terbesarnya adalah ketidaksadaran atau alam tak sadar.
Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak berbicara mengenai
kepribadia, khususnya dari segi struktur, dinamika dan perkemabangannya.
1. Struktur Kepribadian
Awalnya, pada awal perkembangan teori ini hingga tahun 1920-an, Freud
berpendapat bahwa kehidupan jiwa memiliki 3 tingkatan yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconsicious), dan tidak sadar (unconscious).
Namun pada tahun 1923, Freud mengenalkan model struktural yang lain
yairu das Es, das Isch, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris
dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan the Super Ego)
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian adalah bagaimana energy psikis didistribusikan dan
dipergunakan oleh Id, Ego dan Super Ego. Freud juga menyatakan bahwa
energy yang ada pada individu berasal dari sumber yang sama yaitu
makanan yang dikonsumsi.
3. Mekanisme Pertahanan Ego
Ego defence mechanism sebagai strategi yang digunakan individu untuk
mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan Ego ataupun
tekanan dari Super Ego.

Hubungan Psikoanalisis Freud dengan


Perkembangan Kepribadian Seseorang

Teori psikoanalisis adalah teori yang berusaha mejelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
seseorang dapat berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek psikologis
seperti motivasi, emosi, dan aspek internal lainnya. Konflik-konflik ini umumnya
terjadi pada usia dini seseorang. Freud juga menjelaskan kepribadian dan
perkembangan seeorang melalui 5 fase, yaitu :
1. Fase Oral  berlangsung 0-18 bulan. Bagian tubuh yang sensitif terhadap
rangsangan adalah mulut.
2. Fase Anal  berlangsung 18 bulan-3 tahun. Bagian tubuh yang sensitive
terhadap rangsangan adalah anus.
3. Fase Falis  berlangsung 3-6 tahun. Bagian tubuh yang sensitive
terhadap rangsangan adalah alat kelamin.
4. Fase Laten  berlangsung 6 tahun sampai pubertas. Dorongan seks pada
fase ini cenderung bersifat laten.
5. Fase Genital  berlangsung pada masa pubertas hingga selanjutnya.
Bagian tubuh yang mengalami kematangan adalah organ reproduksi.
Teori Eksistensial Humanistik
dari Abraham Maslow dan Rollomay

Psikologi humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul pada


tahun 1950-an. Teori ini bersumber dari pemikiran kalangan eksistensialisme
yang berkembang pada abad pertengahan, salah satnya aalah Abraham Maslow
dan Rollomay. Psikologi humanistik sangat memperhatikan dimensi manusia
yang berhubungan dengan lingkungannya secara manusawi dan menitikberatkan
pada kebebasan individu unuk mengungkapan pendapat dan menentukan
pilihanya, nilai-nilai dan tangung jawab personal, otonomi, tujuan dan
pemaknaan.
Psikologi eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia.
Pendekatan ini adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman manusia,
bukan suatu sistem atau teknik-tekni yang digunakan untuk mempengaruhi klien.
Pendekatan eksistensial dalam prakteknya, bukan merupakan pendekatan tunggal,
namun didalamya mencakup terapi-terapi yang berbeda dan semuanya
berdasarkan pada konsep mengenai manusia.
Pendekatan ini berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup
kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib
sendiri, kebebasan dan bertanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar,
pencarian akna yang unik didalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan
berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan
kecenderungan mengaktualkan diri. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang
besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualias
manusia terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik.

Hubungan Eksistensial Humanistik


dengan Pengembangan Kepribadian

Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada


berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit”. Pendekatan ini melihat kejadian
bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada
pembangunan kemampuan positif ini.
Tahapan Tahapan
Perkembangan Kepribadian Seseorang

Setiap orang memiliki fase-fase perkembangan yang berbeda-beda, namun


secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Fase Pertama
Fase ini dimulai sejak anak berusia satu hingga dua tahun dimana anak
tersebut mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase ini ada dua bagian yang
membedakan kepribadian eseorang :
 Bagian pertama  unsur-unsur dasar atas berbagai sikap
(attitudes) yaitu basic personality structure dan capital personality.
Unsur ini adalah warisan biologis dari orang tua.
 Bagian kedua  unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan atau
anggapan yang bersifat fleksibel dan sifatnya mudah berubah
dikemudian hari
Contoh : anak mulai mengerti siapa dirinya, orang tuanya, dan dimana ia
tinggal serta telah mempunyai kepribadian dasar yang diturunkan dari
warisan biologis orang tuanya.

2. Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang efektif dalam membentuk dan
mengembangkan bakat pada seorang anak. Fase ini terjadi pada usia dua
hingga tiga tahun. Pada fase ini pula anak akan berkembang sesuai dengan
tipe pergaulan yang ada di lingkungannya, termasuk struktur tata nilai
maupun struktur budayanya.
Contoh : Jika seorang anak berada pada lingkungan yang baik, maka sifat
yang dimilikinya akan positif. Sebaliknya, jika seorang anak berada pada
lingkungan yang buruk, misalnya geng motor yang tidak taat aturan, maka
sifat yang dimiliknya akan negatif.
Adapun tipe-tipe perilaku yang akan tampak pada fase ini adalah sebagai
berikut :
 Dorongan-Dorongan (Drives)  pusat dari kehendak individu
untuk melakukan suatu aktivitas yang akan membentuk motif-
motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
 Naluri (Intinct)  yaitu dorongan yang bersifat kodrati yang

melekat pada hakikat mahluk hidup. .


 Getaran hati (emosi)  sesuatu yang abstrak dan menjadi sumber
perasaan manusia.
 Perangai  merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan
pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik
seseorang.
 Intelegensi  yaitu tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh
seseorang.
 Bakat  sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena
warisan biologis yang diturunkan oleh leluhur.
3. Fase Ketiga
Fase ini merupakan fase terakhir yang ditandai dengan semakin stabilnya
perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga ini terjadi
perkembangan yang relative tetap yakni dengan terbentuknya perilaku-
perilaku yang khas sebagai kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah
kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga
tipe kepribadian yakni kepribadian normative, kepribadian otoriter dan
kepribadian perbatasan.
Contoh : seseorang dengan kepribadian ekstrovert akan terus seperti itu
hingga kedepan, misalnya dari umur 20 tahun hingga kedepan sikap-sikap
yang dimilikinya cenderung stabill, misalnya gampang berbaur dengan
lingkungannya, menyukai kegiatan-kegiatan diluar dan berkelompok, serta
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi didepan umum.
DAFTAR PUSTAKA

Helaluddin, Syahrul Syawal., “Psikoanalisis Sigmund Freud dan Impilkasinya


dalam Pendidikan”

http://konselingindonesiabaru.blogspot.com/2013/05/eksistensial-humanistik. (Diakses
pada tanggal 11 Juni 2020)

https://www.gurupendidikan.co.id/fase-perkembangan-kepribadian/ (Diakses pada


tanggal 11 Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai